• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semu, sebelum treatment diadakan Pre-Test atau tes awal. Data hasil tes awal ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semu, sebelum treatment diadakan Pre-Test atau tes awal. Data hasil tes awal ini"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian

a. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel (Pre-Test)

Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen semu, sebelum treatment diadakan Pre-Test atau tes awal. Data hasil tes awal ini diberi simbol X1 (pre-test).

Tabel 3. Skor Tes Awal X1 (Pre-Test ) Penyesuaian diri siswa

No. Skor Pre-Test

1. 109 2. 113 3. 114 4. 115 5. 117 6. 120 7. 121 8. 122 9. 122 10. 123 11. 124 12. 124 13. 124 14. 125

(2)

15. 128

Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan untuk variabel ( Pre-Test), diperoleh skor tertinggi 128 dan skor terendah 109. Sedangkan skor rata-rata diperoleh sebesar 120,6 dan standar deviasi sebesar 5,30. ( untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9.)

b. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel (Post-Test)

Setelah pemberian treatmen dengan bimbingan kelompok kemudian diadakan Post-Test atau tes akhir terhadap penyesuaian diri siswa. Data hasil tes akhir ini diberi simbol X2 yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Skor Tes Akhir X2 (Post-Test) penyesuaian diri Siswa

No. Skor Post-Test

1. 148 2. 148 3. 151 4. 151 5. 152 6. 152 7. 155 8. 156 9. 156 10. 158 11. 162 12. 163 13. 163

(3)

14. 165

15. 166

Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan untuk variabel ( Post-Test), diperoleh skor tertinggi 166 dan skor terendah 148. Sedangkan skor rata-rata diperoleh sebesar 156,33 dan standar deviasi sebesar 6,66. (untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10).

4.1.2 Pengujian Normalitas Data Variabel Pre-Test dan Post-Test a. Pengujian Normalitas Data Variabel (Pre-Test)

Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa L0 = 0.1227 dan = 0.220

Dengan kriteria pengujian bahwa:

Jika, L0 maka data tidak berdistribusi normal

Jika maka data berdistribusi normal.

Berdasarkan uji kriteria tersebut didapatkan bahwa , 0,1227 atau < 0,220 sehingga dapat disimpulkan bahwa data pre-test berdistribusi normal. (untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11).

b. Pengujian Normalitas Data Variabel (Post-Test)

Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa L0= 0.1486 dan , = 0,220

Dengan kriteria pengujian bahwa:

Jika, L0 maka data tidak berdistribusi normal

(4)

Berdasarkan uji kriteria tersebut di dapatkan bahwa , atau 0,1486 < 0,220 sehingga dapat di simpulkan bahwa data post-test berdistribusi normal. (untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12).

1.1.3 Pengujian Hipotesis

Dari hasil perhitungan diperoleh harga thitung sebesar . Sedang dari

daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t(0.975;28) = 2,05. Ternyata harga

thitung lebih besar dari tdaftar, atau harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan

H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima H1. Artinya bahwa

hipotesis bimbingan kelompok teknik bermain peran berpengaruh terhadap penyesuaian diri siswa diterima, (perhitungan selengkapnya dapat di lihat pada lampiran 5), untuk jelasnya dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut:

H0

-17,04 17,04

H1 H1

(5)

Gambar 1: Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis (X1 dan X2)

1.1.4 Pelaksanaan Treatment Bimbingan Kelompok Teknik bermain peran Berikut ini akan dijelaskan tentang pelaksanaan treatment bimbingan kelompok teknik bermain peran dalam mengembangkan penyesuaian diri. Dalam Pelaksanaannya sebanyak 8 kali treatment, dimulai dari treatment 1 tentang pemahaman penyesuaian diri sampai treatment 8 tentang kesimpulan dari seluruh kegiatan.

a. Treatment 1

Peneliti memberikan materi “ Domba luar biasa “ dalam treatment pertama. Maksudnya adalah agar siswa memahami,mengetahi dan tau bagaimana menerima kekurangan yang di milikinya dan tidak hanya menerima kelebihan diri sendiri maupun orang lain, sehingga dalam kegiatan berikutnya akan lebih terarah. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pemimpin kelompok yang hanya mengarahkan dan siswa tetap aktif

Pertama-tama peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, do’a, ucapan terima kasih, perkenalan dan di lanjutkan dengan menjelaskan tujuan, menyampaikan topik dan cara pelaksanaan kegiatan, serta komitmen siswa. Peneliti juga memberikan ice breaking untuk mencairkan suasana dan setelah itu menanyakan kesiapan siswa untuk melanjutkan kegiatan. Selanjutnya, pada tahap

(6)

kegiatan inti ada 4 (empat) langkah yang dilakukan yaitu eksperientasi, identifikasi, analisi, dan generalisasi

Langkah eksperientasi, peneliti meminta semua siswa untuk duduk melingkar senyaman mungkin dan menjelaskan tentang makna bermain peran . Kemudian peneliti memberitahu kepada siswa bahwa pertemuan kali ini akan melakukan kegiatan yang menarik. Peneliti membagikan naska cerita dan meminta anggota kelompok untuk mempelajari serta memilih peran masing-masing. Setelah anggota mempelajari dan membagi peran masing-masing anggotanya segera memerankan peran masing-masing anggotanya dengan sebaik mungkin. Langkah identifikasi, peneliti meminta seluruh siswa mengungkapkan perasaannya saat mengikuti kegiatan dan meminta siswa mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dalam kegiatan. Langkah analisis, peneliti meminta seluruh siswa untuk menjelaskan tentang makna apa yang terkandung dalam certa, hikmah apa yang di peroleh dari cerita tersebut. Peneliti juga meminta pendapat dari anggota kelompok tentang cara-cara untuk yang dapat dilakukan agar dapat meningkatkan bagaimana bersikap terhadap kemampuan dan kenyataan pada diri sendiri, Setelah itu peneliti meminta siswa untuk mengungkapkan hikmah yang dapat diambil dari pengalaman mengikuti kegiatan. Langkah generalisasi, peneliti meminta satu-persatu peserta untuk menyebutkan cara-cara yang akan mereka tempuh untuk meningkatkan penyesuaian diri. Pada tahap kegiatan ini anggota kelompok masih Nampak yang belum berani berpendapat dan masih malu-malu dalam mengikuti kegiatan serta masih kurang serius dalam mengikuti kegiatan.

(7)

Pada akhir kegiatan,peneliti melakukan refleksi dengan menyimpulkan keseluruhan kegiatan yang dilakukan dan menutup kegiatan. Tetapi sebelum kelompok dibubarkan . Peneliti meminta mengisi jurnal kegiatan harian dan absen sebagai bentuk keikut serta anggota kelompok pada kegiatan .

b. Treatment 2

Peneliti memberikan materi “ Obrolan Orang Tua “ dalam treatment kedua, yang maksudnya adalah agar siswa memahami, mengetahi bagaimana ketika mengungkapkan keinginan dan menerima ketika keinginan itu tidak harus terpenuhi. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pemimpin kelompok yang hanya mengarahkan dan anggota kelompok tetap aktif.

Pertama-tama peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, do’a, ucapan terima kasih, perkenalan dan dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan, menyampaikan topik dan cara pelaksanaan kegiatan, serta komitmen siswa. Peneliti juga memberikan ice breaking untuk mencairkan suasana dan setelah itu menanyakan kesiapan siswa untuk melanjutkan kegiatan. Selanjutnya, pada tahap kegiatan inti ada 4 (empat) langkah yang dilakukan yaitu eksperientasi, identifikasi, analisi, dan generalisasi

Langkah eksperientasi, peneliti meminta semua siswa untuk duduk melingkar senyaman mungkin dan menjelaskan tentang makna bermain peran . Kemudian peneliti memberitahu kepada siswa bahwa pertemuan kali ini akan melakukan kegiatan yang menarik yaitu dengan memerankan lakon sebagai seorang keluarga. Peneliti menjadi lima kelompok lebih kecil yang beranggotakan tiga

(8)

orang yang masing-masing akan memerankan peranan dalam keluarga. Yang konfliknya masing-masing yang menentukan.

Langkah identifikasi, peneliti meminta seluruh siswa mengungkapkan perasaannya saat mengikuti kegiatan dan meminta siswa mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dalam kegiatan. Langkah analisis, peneliti meminta seluruh siswa untuk menjelaskan tentang makna apa yang terkandung dalam certa, hikmah apayang diperoleh dari cerita tersebut. Peneliti juga meminta pendapat dari anggota kelompok tentang cara-cara untuk yang dapat dilakukan agar dapat meningkatkan bagaimana bersikap terhadap kemampuan dan kenyataan pada diri sendiri, Setelah itu peneliti meminta siswa untuk mengungkapkan hikmah yang dapat diambil dari pengalaman mengikuti kegiatan. Langkah generalisasi, peneliti meminta satu-persatu peserta untuk menyebutkan cara-cara yang akan mereka tempuh untuk meningkatkan penyesuaian diri. Pada tahap kegiatan ini anggota kelompok masih Nampak yang belum berani berpendapat dan masih malu-malu dalam mengikuti kegiatan serta masih kurang serius dalam mengikuti kegiatan.

Pada akhir kegiatan,peneliti melakukan refleksi dengan menyimpulkan keseluruhan kegiatan yang dilakukan dan menutup kegiatan. Tetapi sebelum kelompok dibubarkan . Peneliti meminta mengisi jurnal kegiatan harian dan absen sebagai bentuk keikut serta anggota kelompok pada kegiatan .

c. Treatment 3

Peneliti memberikan materi “ Arloji “ dalam treatment ke tiga . Maksudnya adalah agar siswa tidak berfikir tergesa-gesa dalam menyelesaikan masalah atau

(9)

dalam keadaan pikiran sedang kacau. Sehingga masalah atau pun perkerjaan tidak terselesaikan. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pemimpin kelompok yang hanya mengarahkan dan siswa tetap aktif

Pertama-tama peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, do’a, ucapan terima kasih, perkenalan dan dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan, menyampaikan topik dan cara pelaksanaan kegiatan, serta komitmen siswa. Peneliti juga memberikan ice breaking untuk mencairkan suasana dan setelah itu menanyakan kesiapan siswa untuk melanjutkan kegiatan. Selanjutnya, pada tahap kegiatan inti ada 4 (empat) langkah yang dilakukan yaitu eksperientasi, identifikasi, analisi, dan generalisasi

Langkah eksperientasi, peneliti meminta semua siswa untuk duduk melingkar senyaman mungkin dan menjelaskan tentang makna bermain peran . Kemudian peneliti memberitahu kepada siswa bahwa pertemuan kali ini akan melakukan kegiatan yang menarik. Peneliti membagikan naska cerita dan meminta anggota kelompok untuk mempelajari serta memilih peran masing-masing. Setelah anggota mempelajari dan membagi peran masing-masing anggotanya segera memerankan peran masing-masing anggotanya dengan sebaik mungkin.Langkah identifikasi, peneliti meminta seluruh siswa mengungkapkan perasaannya saat mengikuti kegiatan dan meminta siswa mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dalam kegiatan. Langkah analisis, peneliti meminta seluruh siswa untuk menjelaskan tentang makna apa yang terkandung dalam certa, hikmah apayang diperoleh dari cerita tersebut. Peneliti juga meminta pendapat dari anggota kelompok

(10)

tentang cara-cara untuk yang dapat dilakukan agar dapat meningkatkan bagaimana menyeselsaikan masalah tanpa harus terburu-buru dan ketika mendapat masalah dengan tenang mencari jalan keluarnya., Setelah itu peneliti meminta siswa untuk mengungkapkan hikmah yang dapat diambil dari pengalaman mengikuti kegiatan. Langkah generalisasi, peneliti meminta satu-persatu peserta untuk menyebutkan cara-cara yang akan mereka tempuh untuk meningkatkan penyesuaian diri .Pada tahap kegiatan ini anggota kelompok sudah mulai terlihat berani mengungkapkan pendap atnya dan sudah mulai menghayati atau mendalami lakon yang mereka perankan dan nampakmulai serius menjalankan kegiatan .

Pada akhir kegiatan,peneliti melakukan refleksi dengan menyimpulkan keseluruhan kegiatan yang dilakukan dan menutup kegiatan. Tetapi sebelum kelompok dibubarkan . Peneliti meminta mengisi jurnal kegiatan harian dan absen sebagai bentuk keikut serta anggota kelompok pada kegiatan .

d. Treatment 4

Peneliti memberikan materi “ Pengorbanan sahabat“ dalam treatment ke empat. Yang maksudnya adalah agar siswa hidup bersosial dan memiliki rasa empati terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari., Sehingga dalam kegiatan berikutnya akan lebih terarah. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pemimpin kelompok yang hanya mengarahkan dan siswa tetap aktif

Pertama-tama peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, do’a, ucapan terima kasih, perkenalan dan dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan, menyampaikan topik dan cara pelaksanaan kegiatan, serta komitmen siswa. Peneliti

(11)

juga memberikan ice breaking untuk mencairkan suasana dan setelah itu menanyakan kesiapan siswa untuk melanjutkan kegiatan. Selanjutnya, pada tahap kegiatan inti ada 4 (empat) langkah yang dilakukan yaitu eksperientasi, identifikasi, analisi, dan generalisasi

Langkah eksperientasi, peneliti meminta semua siswa untuk duduk melingkar senyaman mungkin dan menjelaskan tentang makna bermain peran . Kemudian peneliti memberitahu kepada siswa bahwa pertemuan kali ini akan melakukan kegiatan yang menarik. Peneliti membagikan naska cerita dan meminta anggota kelompok untuk mempelajari serta memilih peran masing-masing.setelah anggota mempelajari dan membagi peran masing-masing anggotanya segera memerankan peran masing-masing anggotanya dengan sebaik mungkin. Langkah identifikasi, peneliti meminta seluruh siswa mengungkapkan perasaannya saat mengikuti kegiatan dan meminta siswa mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dalam kegiatan. Langkah analisis, peneliti meminta seluruh siswa untuk menjelaskan tentang makna apa yang terkandung dalam certa,hikmah apayang diperoleh dari cerita tersebut. Peneliti juga meminta pendapat dari anggota kelompok tentang cara-cara untuk yang dapat dilakukan agar dapat meningkatkan bagaimana bersikap sosial dan empati terhadap lingkungan sekitar , Setelah itu peneliti meminta siswa untuk mengungkapkan hikmah yang dapat diambil dari pengalaman mengikuti kegiatan. Langkah generalisasi, peneliti meminta satu-persatu peserta untuk menyebutkan cara-cara yang akan mereka tempuh untuk meningkatkan penyesuaian diri. Pada tahap kegiatan ini anggota kelompok lebih berani dalam mengungkapkan

(12)

pendapat dan lebih terlihat keakrabannya satu dengan anggota yang lainnya serta lebih serius dalam mengikuti kegiatan.

Pada akhir kegiatan,peneliti melakukan refleksi dengan menyimpulkan keseluruhan kegiatan yang dilakukan dan menutup kegiatan. Tetapi sebelum kelompok dibubarkan . Peneliti meminta mengisi jurnal kegiatan harian dan absen sebagai bentuk keikut serta anggota kelompok pada kegiatan .

e. Treatment 5

Peneliti memberikan materi “Putri Tandampalik“ dalam treatment ke lima. Yang maksudnya adalah agar siswa dapat hidup tegas dan dapat mengambil keputusan dengan tepat.,sehingga dalam kegiatan berikutnya akan lebih terarah. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pemimpin kelompok yang hanya mengarahkan dan siswa tetap aktif

Pertama-tama peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, do’a, ucapan terima kasih, perkenalan dan dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan, menyampaikan topik dan cara pelaksanaan kegiatan, serta komitmen siswa. Peneliti juga memberikan ice breaking untuk mencairkan suasana dan setelah itu menanyakan kesiapan siswa untuk melanjutkan kegiatan. Selanjutnya, pada tahap kegiatan inti ada 4 (empat) langkah yang dilakukan yaitu eksperientasi, identifikasi, analisi, dan generalisasi

Langkah eksperientasi, peneliti meminta semua siswa untuk duduk melingkar senyaman mungkin dan menjelaskan tentang makna bermain peran . Kemudian peneliti memberitahu kepada siswa bahwa pertemuan kali ini akan melakukan

(13)

kegiatan yang menarik. Peneliti membagikan naska cerita dan meminta anggota kelompok untuk mempelajari serta memilih peran masing-masing . Setelah anggota mempelajari dan membagi peran masing-masing anggotanya segera memerankan peran masing-masing anggotanya dengan sebaik mungkin. Langkah identifikasi, peneliti meminta seluruh siswa mengungkapkan perasaannya saat mengikuti kegiatan dan meminta siswa mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dalam kegiatan. Langkah analisis, peneliti meminta seluruh siswa untuk menjelaskan tentang makna apa yang terkandung dalam cerita, hikmah apayang diperoleh dari cerita tersebut. Peneliti juga meminta pendapat dari anggota kelompok tentang cara-cara untuk yang dapat dilakukan agar dapat bersikap tegas dalam mengambil keputusan ketika harus dihadapi dalam pilihan. Setelah itu peneliti meminta siswa untuk mengungkapkan hikmah yang dapat diambil dari pengalaman mengikuti kegiatan. Langkah generalisasi, peneliti meminta satu-persatu peserta untuk menyebutkan cara-cara yang akan mereka tempuh untuk meningkatkan penyesuaian diri. Pada tahap kegiatan ini anggota kelompok sudah aktif dan tidak malu lagi untuk mengeluarkan pendapat serta serius dalam mengikuti kegiatan.

Pada akhir kegiatan,peneliti melakukan refleksi dengan menyimpulkan keseluruhan kegiatan yang dilakukan dan menutup kegiatan. Tetapi sebelum kelompok dibubarkan . Peneliti meminta mengisi jurnal kegiatan harian dan absen sebagai bentuk keikut serta anggota kelompok pada kegiatan .

(14)

Peneliti memberikan materi “kejujuran hati“ dalam treatment ke enam. Yang maksudnya adalah agar siswa dapat menepati janji dan lebih dapat menerima keadaan dengan iklas dan tidak memilih-milih. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pemimpin kelompok yang hanya mengarahkan dan siswa tetap aktif

Pertama-tama peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, do’a, ucapan terima kasih, perkenalan dan dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan, menyampaikan topik dan cara pelaksanaan kegiatan, serta komitmen siswa. Peneliti juga memberikan ice breaking untuk mencairkan suasana dan setelah itu menanyakan kesiapan siswa untuk melanjutkan kegiatan. Selanjutnya, pada tahap kegiatan inti ada 4 (empat) langkah yang dilakukan yaitu eksperientasi, identifikasi, analisi, dan generalisasi.

Langkah eksperientasi, peneliti meminta semua siswa untuk duduk melingkar senyaman mungkin dan menjelaskan tentang makna bermain peran . Kemudian peneliti memberitahu kepada siswa bahwa pertemuan kali ini akan melakukan kegiatan yang menarik. Peneliti membagikan naska cerita dan meminta anggota kelompok untuk mempelajari serta memilih peran masing-masing . Setelah anggota mempelajari dan membagi peran masing-masing anggotanya segera memerankan peran masing-masing anggotanya dengan sebaik mungkin. Langkah identifikasi, peneliti meminta seluruh siswa mengungkapkan perasaannya saat mengikuti kegiatan dan meminta siswa mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dalam kegiatan. Langkah analisis, peneliti meminta seluruh siswa untuk menjelaskan tentang makna apa yang terkandung dalam certa, hikmah apayang

(15)

diperoleh dari cerita tersebut. Peneliti juga meminta pendapat dari anggota kelompok tentang cara-cara untuk yang dapat dilakukan agar dapat bersikap menjadi orang yang dapat menerima kekurangan sendiri dan orang lain. Setelah itu peneliti meminta siswa untuk mengungkapkan hikmah yang dapat diambil dari pengalaman mengikuti kegiatan. Langkah generalisasi, peneliti meminta satu-persatu peserta untuk menyebutkan cara-cara yang akan mereka tempuh untuk meningkatkan penyesuaian diri. Pada tahap kegiatan ini semua anggota kelompok sudah aktif dan tidak malu lagi untuk mengeluarkan pendapat serta serius dalam mengikuti kegiatan.

Pada akhir kegiatan,peneliti melakukan refleksi dengan menyimpulkan keseluruhan kegiatan yang dilakukan dan menutup kegiatan. Tetapi sebelum kelompok dibubarkan . Peneliti meminta mengisi jurnal kegiatan harian dan absen sebagai bentuk keikut serta anggota kelompok pada kegiatan .

g. Treatment 7

Peneliti memberikan materi “sibuta membawa lentera“ dalam treatment ke tuju. Yang maksudnya adalah agar siswa dapat smengaling menghargai dirinya sendiri dan salaing menghargai sesama anggota kelompok maupun lingkungan sekitar, sehingga dalam kegiatan berikutnya akan lebih terarah. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pemimpin kelompok yang hanya mengarahkan dan siswa tetap aktif

Pertama-tama peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, do’a, ucapan terima kasih, perkenalan dan dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan, menyampaikan topik dan cara pelaksanaan kegiatan, serta komitmen siswa. Peneliti

(16)

juga memberikan ice breaking untuk mencairkan suasana dan setelah itu menanyakan kesiapan siswa untuk melanjutkan kegiatan. Selanjutnya, pada tahap kegiatan inti ada 4 (empat) langkah yang dilakukan yaitu eksperientasi, identifikasi, analisi, dan generalisasi

Langkah eksperientasi, peneliti meminta semua siswa untuk duduk melingkar senyaman mungkin dan menjelaskan tentang makna bermain peran . Kemudian peneliti memberitahu kepada siswa bahwa pertemuan kali ini akan melakukan kegiatan yang menarik. Peneliti membagikan naska cerita dan meminta anggota kelompok untuk mempelajari serta memilih peran masing-masing . Setelah anggota mempelajari dan membagi peran masing-masing anggotanya segera memerankan peran masing-masing anggotanya dengan sebaik mungkin.Langkah identifikasi, peneliti meminta seluruh siswa mengungkapkan perasaannya saat mengikuti kegiatan dan meminta siswa mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dalam kegiatan. Langkah analisis, peneliti meminta seluruh siswa untuk menjelaskan tentang makna apa yang terkandung dalam certa,hikmah apayang diperoleh dari cerita tersebut. Peneliti juga meminta pendapat dari anggota kelompok tentang cara-cara untuk yang dapat dilakukan agar dapat menghargai diri sendiri dan orang lain di sekitar. Setelah itu peneliti meminta siswa untuk mengungkapkan hikmah yang dapat diambil dari pengalaman mengikuti kegiatan. Langkah generalisasi, peneliti meminta satu-persatu peserta untuk menyebutkan cara-cara yang akan mereka tempuh untuk meningkatkan penyesuaian diri .Pada

(17)

tahap kegiatan ini anggota kelompok semua ikut berperan aktif dan tidak ada yang malu lagi untuk mengeluarkan pendapat serta serius dalam mengikuti kegiatan.

Pada akhir kegiatan, peneliti melakukan refleksi dengan menyimpulkan keseluruhan kegiatan yang dilakukan dan menutup kegiatan. Tetapi sebelum kelompok dibubarkan . Peneliti meminta mengisi jurnal kegiatan harian dan absen sebagai bentuk keikut serta anggota kelompok pada kegiatan .

h. Treatment 8

Peneliti memberikan materi “sikaya yang sombong dan pengemis rendah hati“ dalam treatment ke delapan. Yang maksudnya adalah agar siswa dapat saling menolong dan tidak sombong ketika mempunyai sesuatu yang lebih, serta tidak memandang orang lain sebelah mata. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pemimpin kelompok yang hanya mengarahkan dan siswa tetap aktif

Pertama-tama peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, do’a, ucapan terimakasih, perkenalan dan dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan, menyampaikan topik dan cara pelaksanaan kegiatan, serta komitmen siswa. Peneliti juga memberikan ice breaking untuk mencairkan suasana dan setelah itu menanyakan kesiapan siswa untuk melanjutkan kegiatan. Selanjutnya, pada tahap kegiatan inti ada 4 (empat) langkah yang dilakukan yaitu eksperientasi, identifikasi, analisi, dan generalisasi

Langkah eksperientasi, peneliti meminta semua siswa untuk duduk melingkar senyaman mungkin dan menjelaskan tentang makna bermain peran . Kemudian peneliti memberitahu kepada siswa bahwa pertemuan kali ini akan melakukan

(18)

kegiatan yang menarik. Peneliti membagikan naska cerita dan meminta anggota kelompok untuk mempelajari serta memilih peran masing-masing . Setelah anggota mempelajari dan membagi peran masing-masing anggotanya segera memerankan peran masing-masing anggotanya dengan sebaik mungkin.Langkah identifikasi, peneliti meminta seluruh siswa mengungkapkan perasaannya saat mengikuti kegiatan dan meminta siswa mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dalam kegiatan. Langkah analisis, peneliti meminta seluruh siswa untuk menjelaskan tentang makna apa yang terkandung dalam certa, hikmah apayang diperoleh dari cerita tersebut. Peneliti juga meminta pendapat dari anggota kelompok tentang cara-cara untuk yang dapat dilakukan agar dapat saling menolong dan tidak melihat orang dari apa kekurangan yang dimilikinya tapi dari mana niat tulusnya. Setelah itu peneliti meminta siswa untuk mengungkapkan hikmah yang dapat diambil dari pengalaman mengikuti kegiatan. Langkah generalisasi, peneliti meminta satu-persatu peserta untuk menyebutkan cara-cara yang akan mereka tempuh untuk meningkatkan penyesuaian diri . Pada tahap kegiatan ini anggota kelompok lebih aktif dan tidak malu lagi untuk mengeluarkan pendapat bahkan mereka saling berebut untuk saling mengeluarkan pendapat serta serius dalam mengikuti kegiatan.

Pada akhir kegiatan,peneliti melakukan refleksi dengan menyimpulkan keseluruhan kegiatan yang dilakukan dan menutup kegiatan. Tetapi sebelum kelompok dibubarkan . Peneliti meminta mengisi jurnal kegiatan harian dan absen sebagai bentuk keikut serta anggota kelompok pada kegiatan .

(19)

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, menunjukkan adanya peningkatan penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batudaa setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok melalui teknik bermain peran . Dari hasil analisis data penelitian, diketahui bahwa rata-rata tingkat penyesuaian diri siswa sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok yakni sebesar 120,3 hal ini masih rendah jika dibandingkan dengan setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok yakni sebesar 156,33. Dengan demikian hipotesis penulis yang berbunyi ”Terdapat pengaruh bimbingan kelompok teknik bermain peran terhadap penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batudaa” diterima.

Dari hasil pengujian hipotesis kelompok eksperimen dalam hal ini menggunakan teknik bermain peran, diperoleh harga sebesar 17,04. Sedang dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh (28) = 2,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran terhadap penyesuaian diri siswa yaitu sebesar 15,5%. Melalui teknik bermain peran, siswa dituntut mampu untuk melakukan suatu peran tertentu sesuai dengan permasalahan yang tengah dialami. Teknik bermain peran juga memberikan bekal kepada siswa beberapa kecerdasan diantaranya kecerdasan emosional. Melalui

(20)

kecerdasan emosional tersebut siswa menjadi pribadi yang mampu mengambil keputusan dan memiliki kemampuan belajar dari pengalaman serta penyesuaian diri .

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Mulyasa (2005:141) yang mengemukakan bahwa “bermain peran terletak pada keterlibatan emosional pemeran dan pengamat dalam situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Melalui bermain peran dalam pembelajaran, diharapkan para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaannya, memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya, mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, serta mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara”.

Menurut Surya (2006:46) bahwa “teknik bermain peran adalah suatu jenis permainan yang dilakukan oleh beberapa orang anak untuk memainkan lakon tertentu atau mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial dengan membagi peran kepada masing-masing pemain”. Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi masalah yang dihadapinya

Berdasarkan beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa bermain peran menrupakan salah satu teknik yang dapat digunakan konselor meningkatkan penyesuaian diri siswa disekolah.

Penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk berinteraksi karena tuntutan dalam memenuhi dorongan /kebutuhan dan mencapai ketentraman batin dalam hubungannya dengan sekitar. Sundari (2005: 39). Dengan adanya layanan bimbingan kelompok khususnya pada teknik bermain peran dapat membantu siswa

(21)

dalam hal penyesuaian diri. Karena dalam pelaksanaanya, siswa yang terkandung dalam anggota kelompok pada teknik bermain peran mempunyai kesempatan untuk memerankan beberapa tokok yang memiliki kebribadian yang berbeda – beda sehingga dapat membuat inspirasi, dalam hal ini bagai mana seorang anggota berperan sebagai seekor domba yang sombong atau pun kelinci yang bijak, sehingga siswa dapat mengambil manfaat dari peran tersebut.

Bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batudaa yang menjadi sampel dalam penelitian ini, pada umumnya tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok dalam hal ini mengunakan teknik bermain peran. Hal ini dapat dilahat pada waktu pelaksanaan eksperimen yang menunjukan adanya keseriusan siswa dalam melakukan peran masing-masing dari awal pelaksanaan hingga selesai kegiatan,meskipun terlihat ada beberapa diantaranya masih bermain dalam kegiatan dan malu-malu. Serta dalam pengisian laisek yang serius untuk bertujuan penilaian siswa.

Dari hasil pelaksanaan eksperimen yang dilakukan, setiap siswa yang telah mengikuti layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran, pada umumnya telah mengalami peningkatan penyesuaian diri, hal ini dapat dilihat pada peningkatan sekor rata-rata penyesuaian diri pada pos-test . Kenyataan yang didapati yaitu bimbingan kelompok yang dilaksanakan selama ini turut memberikan dampak terhadap penyesuaian diri siswa. Serta siswa yang tadinya masih merasa malu dan ragu untuk tampil didepan umum kini menjadi lebih berani dalam mengungkapkan pendapat dan tidak ragu lagi dalam menunjukan bakat dan kemampuan yang mereka

(22)

miliki. Siswa sudah berani mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dipapan tulis, serta meraka menjadi lebih berani dalam menjawab pertanyaan yang telah diberikan guru kepadanya. Namun perlu ditunjang dengan kemauan dan kesadaran dari dalam diri siswa itu sendiri.

Meskipun demikian, pengaruh bimbingan kelompok teknik bermain peran terhadap penyesuaian diri siswa masih rendah yaitu hanya 15,5% dan sisanya 84,5% dipengaruhi faktor lain. Dalam hal ini, penelitian yang dilakukan memiliki keterbatasan. Kemungkinan-kemungkinan penyebabnya antara lain:

a. Suasana yang kurang mendukung, karena pelaksanaan treatmen pada saat mendekati ujian semester genap

b. Kejenuhan siswa yang hanya terus berada di dalam ruang kelas saat treatment; c. Pelaksanaan treatment yang dalam seharinya sampai 2 kali;

d. Keterbatasan waktu penelitian;

Saat pelaksanaan treatment, peneliti menghadapi beberapa kendala yaitu: berupa keterbatasan waktu, karena tidak adanya jam khusus untuk pelajaran BK di dalam kurikulum sekolah dan tidak adanya ruangan khusus untuk melaksanakan bimbingan kelompok, menyebabkan sulitnya mencari tempat pelaksanaan kegiatan. Meskipun demikian kendala-kendala yang ada dapat ditangani. Untuk mengatasi tidak adanya jam khusus BK di sekolah, peneliti meminjam jam mata pelajaran yang sudah menghabiskan materi kurikulum untuk melakukan bimbingan.

(23)

Gambar

Tabel 3. Skor Tes Awal X1 (Pre-Test ) Penyesuaian diri siswa  No.   Skor Pre-Test
Tabel 4. Skor Tes Akhir X2 (Post-Test) penyesuaian diri  Siswa  No.   Skor Post-Test

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut berdasarkan pengamatan pada perlakuan sistem sadap S/2 d2 kelima klon tersebut memiliki potensi produksi yang lebih tinggi dibanding rata-rata potensi

Metode yang digunakan adalah PAR (Participation Action Research), yaitu metoda penelitian dan pengembangan secara partisipasi yang mengakui hubungan sosial dan nilai

Oleh itu satau Projek Inovasi Trainer Kit Sistem Pemasangan Perpaipan Domestik (Trainer Kit SPPD) telah dibangunkan oleh pensyarah Unit Penyelenggaraan Bangunan,

Judul Penelitian : Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Apel Semi Organik dan Anorganik Desa Poncokusumo Kabupaten Malang Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa

30 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hukum terhadap Notaris atas pengambilan dokumen yang berada dalam penyimpanan protokol Notaris dan pemanggilan Notaris untuk kepentingan

Memberi manfaat bagi peneliti agar dapat mengaplikasikan teori-teori pemasaran dengan masalah yang dihadapi terutama mengenai pengaruh kualitas layanan terhadap

Penerapan program e- SPT pada KPP Pratama Medan Kota telah cukup efektif untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam hal penyampaian SPT Masa PPN karena

Salah satu faktor penyebab banjir adalah perubahan alih fungsi lahan dari lahan pertanian atau hutan berubah menjadi perumahan dan akan dapat menimbulkan dampak