• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Juwandi BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Juwandi BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan manusia seutuhnya merupakan tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 menyebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(2)

Pembelajaran merupakan sebuah sistem yang memiliki komponen-komponen yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Menurut Sanjaya (2010:58), komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut diatas jika dilaksanakan dengan baik dan sistematis, maka proses pembelajaran menjadi terarah dan fokus pada target yang akan dituju serta diharapkan meningkatkan motivasi pendidik maupun peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat dan orang tua yang kesemua itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Somantri (Winarno, 2014:6).

(3)

lingkungannya) menjadi warga Negara yang baik dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang disusun di setiap rencana atau skenario pembelajaran harus bersumber dan turunan dari tujuan pembelajaran di atasnya, yaitu dalam silabus, standar kompetensi lulusan dari tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu membentuk warga negara yang cerdas, berkarakter dan terampil. Tujuan tersebut pada akhirnya juga berhulu pada tujuan pendidikan nasional Indonesia yang guyut dengan Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu dalam rangka membentuk warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, memiliki semangat kebangsaan, dan cinta tanah air. Dalam rangka membentuk warga negara cerdas, berkarakter dan terampil inilah tujuan setiap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu mencerminkan 3 (tiga) kategori tujuan Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu pengembangan civic knowledge, civic disposition, dan civic skill.(Winarno,2014:60).

(4)

Menurut Tulus (2004:31) disiplin merupakan ketaatan terhadap peraturan dan norma kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara yang berlaku, yang dilaksanakan secara sadar dan ikhlas lahir batin, sehingga timbul rasa malu terkena sanksi dan rasa takut terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku tersebut diikuti berdasarkan dan keyakinan bahwa hal itulah yang benar dan keinsyafan bahwa hal itu bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Pada sisi lain disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata tertib manusia sebagi pribadi maupun sebagai kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, disiplin di sini berarti hukuman atau sanki yang berlaku mengatur dan mengendalikan perilaku. Adapun Menurut Mulyasa (2011:170-171) “dalam menanamkan disiplin guru bertanggung jawab mengarahkan,

dan berbuat baik, menjadi contoh, sadar dan penuh perhatian”.

Suatu sekolah memiliki hubungan yang sangat erat dengan suatu sikap yang harus dimiliki oleh semua peserta didik yaitu sikap disiplin. Menurut Soegeng (Tulus ,2004:31):

Disiplin adalah kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman.

SMK Ma‟arif 1 Kroya merupakan salah satu sekolah menengah

(5)

disiplin. Terutama dalam hal ini adalah ketepatan peserta didik untuk hadir tepat waktu. Hal tersebut dapat dilihat masih banyaknya peserta didik yang datang kesekolah terlambat, yang seharusnya 10 menit sebelum bel masuk berbunyi yaitu pukul 07:00 peserta didik harus sudah hadir dilingkungan sekolah, akan tetapi masih banyak peserta didik yang datang terlambat. Keterlambatan tersebut bukan berarti tanpa alasan seperti alasan kesiangan, menunggu teman, santai-santai dulu sambil nongkrong, dan masalah transportasi yang menyebabkan mereka terlambat.

Selain keterlambatan, hal lainnya yang menyangkut kurangnya kedisiplinan peserta didik di SMK Ma‟arif 1 Kroya seperti: tidak masuk

sekolah tanpa alasan, tidak mengikuti KBM sampai selesai (membolos), tidak mengerjakan tugas, tidak tertib dalam mengikuti upacara bendera, berpakaian seragam tidak lengkap atau tidak benar atau tidak semestinya, anak putra dengan rambut panjang di tindik, membawa HP ke sekolah, mengucapkan kata-kata tidak sopan, melompat pagar sekolah. Data tersebut peneliti peroleh dari hasil wawancara (Senin 4 Januari 2016, pukul 08:50 di ruang guru SMK Ma‟arif 1 Kroya) dengan guru BK Bapak Drs.Bambang Dwi Raharjo yang

(6)

Table 1.1

Data Rekapitulasi Point Pelanggaran Tata Tertib Peserta Didik SMK Ma‟arif 1 Kroya Selama 3 (Tiga) Tahun Terakhir

No Jenis Pelanggaran Jumlah Peserta Didik yang Melanggar (%)

2012/2013 2013/2014 2015/2016 1. Kehadiran (Datang kesekolah

terlambat, tidak mengikuti upacara bendera, tidak mengikuti kegiatan KBM sampai selesai atau membolos, tidak masuk sekolah tanpa keterangan (A), tidak mengikuti solat berjamaah)

19,54% 18,87% 19,70%

2. Pakaian (Berpakaian tidak sesuai ketentuan, rambut gondrong, pakai anting, gelang telinga ditindik)

25,20% 25,72% 27,61%

3. Sikap (Mengganggu

ketenangan belajar, mencemarkan nama baik sekolah, mengancam atau melawan guru dan karyawan, berkelahi dilingkungan sekolah, memfitnah teman, merubah buku absen, mencoret-coret sarana sekolah

14,94% 19,95% 20,28%

4. Membawa HP, membaca atau menyimpan atau mengedarkan ponografi baik melalui HP maupun buku, membawa senjata tajam, lalai mengembalikan benda-benda milik sekolah.

26.19% 28,77% 29,01%

Sumber: Data Bimbingan Konseling

Adanya beberapa masalah diatas menunjukan bahwa tingkat kedisiplinan di SMK Ma‟arif 1 Kroya rendah dan masalah tersebut penting

(7)

Pendidikan Kewarganegaraan dalam menanamkan kedisiplinan peserta didik di SMK Ma‟arif 1 Kroya. Dengan demikian peneliti ini mengambil judul

yaitu: Peran Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Menanamkan Kedisiplinan Peserta Didik di SMK Ma‟arif 1 Kroya.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “ Peran Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan Dalam Menanamkan Kedisiplinan Peserta didik di SMK Ma‟arif 1 Kroya”. Rumusan masalah tersebut dapat dirinci kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam menanamkan kedisiplinan peserta didik di SMK Ma‟arif 1 Kroya? 2. Apa saja kendala pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang

dihadapi dalam menanamkan kedisiplinan peserta didik di SMK Ma‟arif 1 Kroya?

(8)

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian berisi uraian tentang rumusan hasil yang akan dicapai oleh mahasiswa selaku penelti yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan mengapa penelitian ini dilakukan. Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam menanamkan kedisiplinan peserta didik di SMK Ma‟arif 1 Kroya.

Kemudian untuk lebih khususnya peneliti membagi tujuan penelitian menjadi 3 pokok, diantaranya yaitu:

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam menanamkan kedisiplinan peserta didik di SMK Ma‟arif 1 Kroya.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam menanamkan kedisiplinan peserta didik di SMK Ma‟arif 1 Kroya.

(9)

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat teoritis

a. Sebagai suatu karya ilmiah maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya bagi masyarakat pada umumnya mengenai peran pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam menanamkan kedisiplinan peserta didik.

b. Menjadi pedoman dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dengan lebih mendalam.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak antara lain:

a. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan pemikiran serta perbaikan dalam penanganan masalah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam menanamkan kedisiplinan pesert didik.

b. Bagi guru PKn, adanya penelitian ini diharapkan guru Pendidikan Kewarganegaraan SMK Ma‟arif 1 Kroya selalu menanamkan kedisiplinan kepada peserta didik

(10)

Gambar

Table 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Kendala apa saja yang dihadapi oleh Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort Banyumas dalam menanggulangi judi toto gelap di Kabupaten Banyumas3. Upaya apa saja

3. Upaya apa saja yang dilakukan guru PKn untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kesadaran hukum berlalu lintas siswa SMK Tujuh Lima 1

Untuk mendeskripsikan kendala apa saja yang dihadapi guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mencegah terjadinya bullying pada siswa SMK Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun 2013..

Cara apakah yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang dihadapi oleh kepolisian dalam mencegah dan menanggulangi tindak kekerasan geng motor di Kota Cirebon?.5.

Hambatan apa saja yang dihadapi guru dalam proses PAIKEM bagi anak tunarungu di kelas V Sekolah Dasar Dewi Sartika Kota Bandung ?... Bagaimana upaya guru dalam mengatasi

Untuk mengetahui kendala yuridis yang dihadapi kantor pertanahan dalam konversi hak atas tanah jika grant sebagai alat bukti hak. Untuk mengetahui upaya dalam mengatasi kendala

Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam mengatasi kendala ketika menggunakan media gambar pada mata pelajaran PKn materi

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Promosi Perpustakaan Pusat UPT IAIN Antasari Banjarmasin ada dua yaitu kendala dari dalam seperti dana, petugas