Abstrak—Teknologi jaringan komputer mengalami
perkembangan sangat cepat, dimana teknologi tersebut memungkinkan untuk saling bertukar informasi dan data melalui media suara yang dikenal dengan VoIP (Voice Over Internet Protocol). Komunikasi menggunakan VoIP tidak memiliki jaminan terhadap data paket di setiap komunikasi suara yang dilakukan, sehingga memungkinkan untuk pihak yang tidak mempunyai wewenang untuk melakukan penyadapan komunikasi yang sedang dilakukan. Penanggulangan dari penyadapan adalah implementasi protokol SRTP dan implementasi VoIP pada jaringan VPN yang mengimplementasikan protokol IPsec. Untuk mengetahui kinerja dari implementasi sistem keamanan pada VoIP ini dilakukan dua pengujian. Untuk mengetahui kinerja dari implementasi sistem keamanan pada VoIP ini dilakukan dua pengujian. Pengujian pertama adalah untuk mengetahui tingkat QoS (Quality of Service). Dan analisis yang kedua adalah survei untuk mengetahui nilai MOS (Mean Opinion Score).
Didapatkan kesimpulan bahwa kedua protokol yang dibangun (SRTP dan IPsec) sudah mampu berfungsi untuk mengamankan jaringan VoIP, sehingga penyadap tidak bisa merekam pembicaraan yang terjadi. Pada penggunaan IPsec mengamankan data sekaligus namun mengurangi kinerja dalam pengiriman data. Sedangkan pada SRTP hanya sedikit mempengaruhi kinerja, namun hanya melindungi media suara yang dikirimkan saja, tidak termasuk IP keseluruhan seperti IPsec.
Kata Kunci— IPsec, MOS, QoS, SRTP, VoIP, VPN
I. PENDAHULUAN
oIP adalah teknologi yang menawarkan layanan transmisi suara secara langsung melalui internet dengan menggunakan Internet Protocol. Dengan teknologi ini mengubah suara menjadi kode digital melalui jaringan paket-paket data, bukan melalui sirkuit analog telepon biasa atau yang biasanya disebut dengan PSTN (Public Switching Telephone Network). Teknologi ini dapat menghemat biaya komunikasi, karena teknologi ini bersifat gratis.
Namun, komunikasi menggunakan VoIP tidak memiliki jaminan keamanan terhadap data paket pada setiap komunikasi suara yang dilakukan. Hal tersebut disebabkan oleh media transmisi paket data yang melalui unprotected network pada jaringan internet, sehingga memungkinkan untuk pihak yang tidak berwenang untuk melakukan penyadapan komunikasi. Macam-macam gangguan yang
terjadi pada data yang melewati suatu jaringan antara lain: data disalah gunakan (abuse), pembajakan dari isi data (sniffing), Salah satu upaya penanggulangan terhadap usaha penyadapan yang dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang adalah menambah keamanan pada arsitektur VoIP. Beberapa metode pengamanan pada VoIP seperti menggunakan SRTP (Secure Real Time Protocol), atau dapat juga dengan menggunakan VPN (Virtual Private Network). Sebaliknya, dengan menggunakan beberapa metode keamanan dalam jaringan VoIP, maka semakin berat juga hambatan yang dilalui oleh data tersebut karena data akan melewati beberapa tahap keamanan sebelum pada akhirnya terkirim pada tujuannya yang menyebabkan Delay.Sehingga perlu ditambahkan proteksi pada arsitektur VoIP demi terjaganya privasi dari komunikasi, selain itu juga perlu sedikit dipertimbangkan terkirimnya data secara real-time agar tercapainya Quality Of Service (QoS) pada jaringan VoIP.
II. URAIANPENELITIAN A. Teori Penunjang
a) VoIP (Voice Over Internet Protocol)
VoIP atau yang juga disebut dengan IP Telephony System melakukan transmisi suara sebagai paket data melalui private atau public internet protocol (IP). VoIP menjadi alternatif lain dari layanan telepon yang telah umum digunakan yaitu yang menggunakan jaringan PSTN. Evolusi layanan pengiriman suara dari PSTN ke VoIP dikarenakan kemampuan dari jaringan IP yang dapat mengirim bit data dengan lebih efektif baik dari segi biaya maupun performa. VoIP yang menggunakan paket-switcing protocol memungkinkan berjalan di berbagai jenis jaringan, seperti jaringan public, private, kabel, bahkan wireless. Keuntungan yang didapatkan dari penggunaan VoIP antara lain :
Harga perangkat keras yang lebih murah Efisiensi bandwidth
Biaya perawatan rendah
Perkembangan aplikasi klien yang tinggi b) SIP (Session Initiation Protocol)
SIP merupakan protokol yang didesain untuk dapat melakukan pembangunan sesi antar dua titik (user agent) sehingga kedua titik dapat berbagi resource. SIP yang
Analisis Layanan Kinerja Jaringan VoIP
Pada Protokol SRTP Dan VPN
Kadek Dwijaya Suryawan, Muchammad Husni, dan Erina Letivina Anggraini
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
▸ Baca selengkapnya: sebutkan jenis protokol penunjang voip apa saja
(2)merupakan protokol pada layer aplikasi dapat digunakan bersama dengan proxy server. SIP dapat menangani registrasi user, undangan sesi, dan permintaan lainnya yang bertujuan untuk membangun, memodifikasi, atau menutup sesi.
SIP bukanlah media transfer protocol, tapi signaling protocol. Sehingga paket voice dan video tidak dibawa oleh protokol ini, SIP hanya melakukan signaling.
c) SRTP (Secure Real Time Transport Protocol)
Secure Real Time Transport Protocol (SRTP) menyediakan fitur enkripsi pada profil RTP. Enkripsi disini dimaksudkan untuk menyediakan sistem keamanan data dengan otentikasi dan integritas pesan, dan perlindungan terhadap playback dengan data RTP dalam aplikasi baik unicast maupun multicast [6]. SRTP dikembangkan oleh sebuah tim kecil dari Cisco dan Ericsson yang merupakan ahli protokol IP dan kriptografi. SRTP pertama kali diterbitkan oleh IETF pada bulan Maret 2004 sebagai RFC 3711.
Pada RTP, terdapat RTCP yang digunakan sebagai protokol untuk mengontrol sesi RTP, SRTP juga memiliki protokol yang serupa yakni SRTCP atau Secure RTCP. SRTCP menyediakan keamanan yang berhubungan dengan fitur yang sama pada RTCP. SRTP menyediakan sebuah framework untuk proses enkripsi dan otentifikasi RTP dan RTCP stream. SRTP mendifinisikan sebuah himpunan cryptographic transform, dan memperbolehkan transformasi baru yang akan diimplementasikan di masa depan. SRTP dapat mencapai throughput yang tinggi dan low-packet di lingkungan yang beragam.
SRTP menggunakan algoritma AES sebagai metode enkripsi dalam pengiriman data. Pada aplikasi, SRTP memiliki 2 buah mode, yaitu Segmented Integer Counter, dan AES di f8-mode. Selain itu SRTP juga dapat berjalan pada mode null cipher, Mode ini adalah mode dimana pengiriman data tidak dilindungi dengan algoritma enkripsi [12]. SRTP pada kenyataannya hanya mengenkripsi payload (audio dan video) untuk kerahasiaan.
d) VPN (Virtual Private Network)
Menurut definisi standar yang dibuat oleh Internet Engineering Task Force (IETF), Virtual Private Network (VPN) adalah “Suatu emulasi dari [sebuah] Wide Area Network (WAN) privat menggunakan fasilitas IP public atau bagi-pakai (shared), seperti Internet atau jaringan IP backbone privat” [3]. VPN memungkinkan sebuah organisasi atau perusahaan besar untuk terhubung dengan kantor cabang atau perusahaan lain melalui jaringan publik seperti Internet, sementara tetap mempertahankan jalur komunikasi yang aman. VPN secara logika beroperasi seperti private link antara masing-masing jaringan privat (LAN). Pemakai VPN tidak melihat adanya perbedaaandengan akses jaringan privat (LAN) yang berada dalam satu area pada umumnya. Karenanya disebut sebagi “Virtual” Private Network.
e) IPsec (Internet Protocol Security)
Internet Protocol Security (IPsec) merupakan suatu set ekstensi protokol yang dikeluarkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) yang merupakan jenis protokol yang
mengintegrasikan fitur sekuriti meliputi proses autentifikasi, integritas, dan kepastian dalam IP . Dimana proses tersebut dilakukan pada network layer atau layer ketiga dalam model OSI. IPsec bisa digunakan untuk membuat apa yang disebut dengan VPN. Sebuah jaringan privat yang aman, bahkan lebih aman daripada jaringan LAN yang terisolasi, akan tetapi dibangun diatas jaringan yang tidak aman. Dengan IPsec, bisa dibangun VPN sesuai dengan kebutuhan sengan siapapun yang menggunakan standar IPsec yang sama.
IPsec menyediakan sederet layanan untuk mengamankan komunikasi antar computer dalam jaringan. Selain itu menambah integritas dan kerahasiaan, penerima jawaban opsional (penyortiran jawaban), dan otentifikasi data asal (melalui manajemen kunci SA).Oleh karena servis ini tersedia pada IP layer, IPsec dapat digunakan dapat dipergunakan oleh setiap layer protokol yang lebih tinggi seperti TCP, UDP, ICMP, BGP, dan lain-lain.
IPsec bekerja dengan 3 cara [7], yaitu: Network-to-Network
Menggunakan 2 buah security gateway sebagai lalu lintas data terhadap klien yang ada dibawahnya. Diimplementasikan pada jaringan yang luas dan pada jaringan publik.
Host-to-Network
Menggunakan 2 buah security gateway sama seperti Network-to-Network, namun salah satu sisi gateway tersebut adalah klien.
Host-to-Host
Menggunakan 2 buah security gateway yang merangkap sebagai klien yang akan saling terhubung, berjalan pada jaringan lokal.
f) QoS (Quality Of Service)
Quality of Service (QoS) dalam jaringan VoIP, kualitas (quality) secara sederhana diartikan mampu mendengarkan dan berbicara dengan jelas tanpa noise yang tidak diinginkan. Kualitas tergantung pada beberapa faktor, antara lain: kehilangan data (data loss), jitter, dan latency.
g) Parameter MOS (Mean Opinion Score)
Mean Opinion Score atau MOS memberikan nilai pengujan angka sebagi indikasi kualitas yang dirasakan dari suara yang diterima setelah dikirim dan dikompresi menggunakan codec [14]. Nilai pengukuran ini adalah hasil dari atribut jaringan yang mendasarinya, yang bertindak atas aliran data dan berguna dalam memprediksi kualitas dalam panggilan VoIP. Metode MOS merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kualitas suara dalam jaringan IP yang berdasarkan kepada standar ITU-T P.800. Metode ini bersifat subjektif karena berdasarkan pendapat perseorangan. Untuk mendapatkan nilai MOS, terdapat 2 macam cara pengujian yang dilakukan, yaitu conversation opinion test dan listening test. Rekomendasi nilai dari ITU-T P.800 [13] adalah sebagai yang ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1.
Rekomendasi ITU-T P.800 untuk nilai kualitas berdasarkan MOS [14]
Nilai MOS Opini
5 Sangat jelas dan sangat jernih
4 Jelas dan jernih
3 Cukup jelas dan cukup jernih 2 Tidak jelas dan tidak jernih 1 Sangat tidak jelas dan tidak jernih Parameter Kualitas Jaringan
1. Jitter
Jitter adalah variasi dari delay atau variasi waktu kedatangan paket. Besarnya nilai jitter akan sangat dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya congestion antar paket yang ada dalam jaringan IP. Semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula terjadinya congestion dengan demikian, nilai jitter-nya semakin besar. Semakin besar nilai dari jitter akan menyebabkan penurunan nilai QoS. Terdapat empat kategori penurunan kinerja berdasarkan nilai dari peak jitter seperti Tabel 2, yaitu: Tabel 2. Kategori Jitter [11] KATEGORI DEGRADASI JITTER Good 0 s/d 20 ms Acceptable 0 s/d 50 ms Poor > 50 ms 2. Delay atau Latency
Delay adalah total waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik yang lain yang menjadi tujuannya. Beberapa kategori delay seperti Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Kategori Delay [11]
KATEGORI
DEGRADASI BESAR DELAY
Good < 150ms
Acceptable 150 s/d 300 ms
Poor 300 s/d 450 ms
3. Packet Loss
Packet Loss adalah merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang. Salah satu penyebab packet loss adalah antrian yang melebihi kapasitas buffer pada setiap node. Beberapa penyebab terjadinya packet loss, yaitu:
Congestion, disebabkan terjadina antrian yang berlebihan dalam jaringan.
Node yang bekerja melebihi kapasitas buffer. Memory yang terbatas pada node
Policing atau control terhadap jaringan untuk memastikan bahwa jumlah trafik yang mengalir sesuai dengan besarnya bandwidth. Jika besarnya trafik yang mengalir di dalam jaringan melebihi dari kapasitas bandwidth yang ada, maka policing control akan membuang kelebihan trafik yang ada.
Beberapa kategori packet loss seperti pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Kategori Packet Loss [11]
KATEGORI
DEGRADASI PACKET LOSS
Sangat Bagus 0
Bagus 3%
Sedang 15%
Jelek 25%
B. Perancangan Sistem
Untuk jaringan yang pertama adalah arsitektur jaringan VoIP dengan menggunakan protokol SRTP, yang dimana implementasi dari jaringan akan menggunakan 2 buah komputer yang menggunakan softphone sebagai klien dan sebuah server VoIP yang sebagai pengubung dari kedua klien yang akan terkoneksi satu sama lainnya. Untuk pengujian keamanan akan disisipkan sebuah aplikasi network sniffer untuk melakukan penyadapan terhadap komunikasi yang dilakukan. Ilustrasi arsitektur VoIP yang pertama seperti Gambar 1
WiFi Access Point
Klien A Klien B
VoIP Server Gambar 1. Ilustrasi jaringan VoIP dengan SRTP
WiFi Access Point
Klien A VoIP Server + Klien B
Gambar 2. Ilustrasi jaringan VoIP pada VPN IPsec
Pada Gambar 2 digambarkan sebuah koneksi tunnel yang akan dibangun diantara dua buah komputer menggunakan fasilitas keamanan dari IPsec yang akan mengenkripsi komunikasi data yang terjadi diantara kedua komputer tersebut. Pada kedua komputer tersebut akan dibangun sebuah komunikasi VoIP yang menggunakan fasilitas tunnel dari IPsec. Untuk menguji keamanannya, maka akan digunakan aplikasi network analyzer untuk mencoba menangkap komunikasi yang terjadi diantara kedua komputer tersebut. Jenis IPsec yang dibangun adalah tipe Host-to-Host yang dimana klien akan mendapat peran sebagai security gateway.
III. HASILPENGUJIAN
A. Pengujian Protokol SRTP Pada Komunikasi 2 Klien Untuk melakukan pengujian terhadap protokol SRTP yang telah dibangun pada server Asterisk, perlu menggunakan bantuan dari perangkat lunak network protocol analyzer seperti Wireshark. Karena tanpa bantuan perangkat lunak ini, maka kita tidak dapat mengetahui komunikasi kita sudah aman atau belum, karena pada Wireshark menyediakan fitur merekam komunikasi VoIP yang terjadi pada interface yang dianalisa oleh perangkat lunak ini. Untuk mengujinya perlu dilakukan komunikasi VoIP, bersamaan dengan dinyalakannnya Wireshark. Wireshark akan menganalisa protokol yang sedang berkomunikasi tersebut dan mencatatnya. Paket komunikasi yang menggunakan protokol SRTP akan secara otomatis terlihat ketika komunikasi VoIP dilakukan. Selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap komunikasi VoIP yang berhasil ditangkap oleh Wireshark. Komunikasi ini otomatis ditangkap oleh Wireshark ketika Wireshark mulai memonitor protokol yang sedang melakukan komunikasi. Hasil dari tangkapan komunikasi VoIP yang menggunakan SRTP seperti pada Gambar 3, dan sebagai perbandingan, dilakukan uji coba komunikasi VoIP tanpa menggunakan protokol SRTP, hasil dari tangkapan komunikasi VoIP tanpa sistem keamanan ini seperti pada Gambar 4.
Gambar 3. Wireshark menangkap komunikasi SRTP
Pada komunikasi RTP yang berhasil ditangkap seperti pada Gambar 4, komunikasi yang tersadap bisa dimainkan ulang dan dapat terdengar kembali semua komunikasi VoIP yang telah direkam sebelumnya oleh Wireshark secara otomatis.
Gambar 4. Wireshark menangkap komunikasi RTP
Namun, jika komunikasi menggunakan protokol SRTP.Setelah pendekodean dilakukan seperti pada Gambar 3 diatas, suara yang dimainkan kembali terdengan noise kasar
yang menutupi isi dari komunikasi VoIP yang asli, sehingga informasi yang tersimpan pada komunikasi VoIP tersebut tidak dapat dicuri.
B. Uji Coba Jaringan VoIP Pada VPN IPsec
Untuk melakukan pengecekan terhadap protokol IPsec apakah tetap berjalan melindungi komunikasi yang berlangsung, dilakukan pengecekan dengan menggunakan bantuan dari perangkat lunak Wireshark. Pada keluaran Wireshark, paket RTP yang membawa komunikasi VoIP selalu terlihat bersama dengan ESP, ini menandakan bahwa ESP yang merupakan fungsi keamanan yang disediakan oleh protokol IPsec telah berhasil mengamankan data berupa RTP yang digunakan berkomunikasi dalam uji coba komunikasi VoIP melalui tunnel IPsec.
Gambar 5. Hasil playback dari Wireshark pada VoIP melalui IPsec
Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa grafik suara yang tertangkap hanya berupa garis datar yang setelah di decode ternyata tidak mengeluarkan suara saat diputar ulang. Ini menunjukkan bahwa fungsi keamanan ESP pada IPsec telah berhasil mengamankan komunikasi VoIP
C. Uji Coba Kinerja Jaringan VoIP
Uji Coba kinerja disini akan melakukan pengujian terhadap parameter-parameter yang mempengaruhi QoS dari komunikasi VoIP yang telah menggunakan sistem keamanan yang telah diimplementasikan. Pengujian kinerja ini akan terdiri dari 3 tahapan, yaitu:
Pengujian Jitter
Pengujian Delay
Pengujian Packet Loss
Untuk pengujian jitter dilakukan uji coba komunikasi sebanyak lima kali dengan durasi 5 menit per komunikasi yang dilakukan oleh masing-masing jaringan VoIP, dan dalam komunikasi ini menggunakan codec G.711, baik yang menggunakan protokol keamanan maupun yang tidak menggunakan sistem keamanan.
Dari hasil pengujian jitter didapatkan nilai 4,40 ms pada VoIP tanpa sistem keamanan, pada VoIP dengan protokol SRTP diperoleh nilai sebesar 4,58 ms dan pada VoIP pada IPsec menunjukkan hasil yang lebih besar dengan jitter sebesar 5,96 ms. Hasil yang didapat dari pengujian jitter seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil pengukuran Jitter
Jenis VoIP Percobaan(ms) Rata-Rata 1 2 3 4 5 VoIP tanpa sistem keamanan 4.59 4.95 4.70 4.15 3.62 4.40 VoIP dengan SRTP 4.07 5.74 4.15 4.28 4.66 4.58 VoIP pada VPN IPsec 5.99 6.21 5.33 5.93 6.34 5.96
Dari hasil pengujian delay pada jaringan yang telah dibuat, didapatkan hasil seperti pada Tabel 6 dibawah.
Tabel 6. Hasil pengukuran Delay
Jenis VoIP Percobaan(ms) Rata-Rata 1 2 3 4 5 VoIP tanpa sistem keamana n 3.72 3.97 2.99 3.27 2.13 3.21 VoIP dengan SRTP 3.92 2.84 3.90 4.19 5.77 4.12 VoIP pada VPN IPsec 6.88 5.45 5.39 8.13 7.78 6.72
Pada percobaan delay menunjukkan hasil yang diperoleh VoIP tanpa sistem keamanan adalah 3,21 ms, VoIP dengan SRTP sebesar 4,12 ms, dan VoIP pada IPsec sebesar 6,72 ms. Hasil uji coba menunjukkan VoIP pada IPsec menghasilkan delay yang lebih besar dibanding VoIP pada protokol SRTP dan tanpa sistem keamanan.
Untuk pengujian dari packet loss selama 5 menit sebanyak lima kali percobaan, Hasil yang didapatkan dari pengujian packet loss seperti pada Tabel 7 berikut. Hasil yang didapatkan menunjukkan hasil 0,07% packet loss pada uji coba pada VoIP tanpa sistem keamanan, pada VoIP pada protokol SRTP menunjukkan 0,09% packet loss dan pada VoIP pada IPsec menunjukkan nilai 0,108% packet loss. Ini menunjukkan bahwa banyak paket yang hilang saat melakukan uji coba VoIP pada VPN IPsec.
Untuk perbandingan total dari jitter, delay, dan packet loss dari ketiga kinerja dari protokol tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 7.
Hasil pengukuran Packet Loss
Jenis VoIP Percobaan(%) Rata-Rata 1 2 3 4 5 VoIP tanpa sistem keamanan 0.07 0.11 0.07 0.05 0.05 0.07 VoIP dengan SRTP 0.07 0.09 0.10 0.13 0.06 0.09 VoIP pada VPN IPsec 0.04 0.38 0.03 0.05 0.04 0.108 Tabel 8.
Hasil perbandingan kinerja VoIP
Jenis
VoIP Jitter(ms) Delay(ms)
Packet Loss(%) VoIP tanpa sistem keamanan 4.40 3.21 0.07 VoIP dengan SRTP 4.58 4.12 0.09 VoIP pada VPN IPsec 5.96 6.72 0.108
Dan grafik perbandingan dari uji coba keseluruhan seperti pada Gambar 6 berikut.
Gambar 6. Perbandingan hasil uji coba kinerja
C. Pengukuran Kualitas Menggunakan MOS
Untuk hasil dari MOS tiap-tiap jaringan VoIP yang diuji adalah seperti pada Tabel 9 berikut.
Tabel 9. Data MOS
Jenis Skenario VoIP Nilai Akumulasi MOS
VoIP tanpa sistem keamanan 86 4.3
VoIP tanpa sistem keamanan
beda subnet 75 3.75
VoIP menggunakan protokol
SRTP 79 3.95
VoIP menggunakan protokol
SRTP beda subnet 65 3.25
VoIP pada VPN IPsec 63 3.15
IV. SIMPULAN
Pengamatan yang telah dilakukan dari tahap perancangan, kemudian implementasi, hingga uji coba dan analisis, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.VoIP dengan penambahan arsitektur SRTP yang dapat digunakan sebagai sarana pengamanan media yang akan dikirimkan melalui komunikasi VoIP, VoIP pada VPN IPsec yang mendapatkan penambahan header sehingga keamanan pada IP dan payload yang akan dikirimkan ke tujuan menjadi aman.
2.Pengujian komunikasi VoIP untuk mengukur QoS (Quality of Service) yang dilakukan dengan perangkat lunak Wireshark didapatkan bahwa untuk komunikasi pada VoIP tanpa sistem keamanan dan pada VoIP yang menggunakan protokol SRTP memiliki jitter, delay, dan packet loss yang lebih kecil dibandingkan dengan VoIP pada VPN IPsec. 3.Dari hasil survei untuk mengukur kualitas suara dan video ,
didapatkan skor MOS (Mean Opinion Score) Dari hasil pengujian dengan beberapa skenario didapatkan hasil MOS yang memuaskan terhadap penggunaan VoIP tanpa sistem keamanan dengan nilai MOS sebesar 4,3, dibandingkan dengan 4 skenario lainnya.
4.IPsec dapat dibangun pada jaringan lokal menggunakan metode Host-to-Host, sedangkan SRTP diimplementasikan pada Asterisk dan perlu dukungan softphone yang mendukung penggunaan SRTP.
5. Analisis MOS dengan menggunakan Metode Likert Scale dapat menunjukkan persentase nilai kepuasan pengguna dalam uji coba yang dilakukan, penggunaan metode ini juga menjadi acuan tidak langsung terhadap QoS.
DAFTARPUSTAKA
[1] Ahman Ghafarian, Randolph Draughorne, Steven Grainger, Shelly Hargraves, Stacy High, Crystal Jackson. Securing Voice Over Internet Protocol. North Georgia College & State University. United States of America.
[2] Johan Bilien, Erik Eliasson, Joachim Orrblad, Jon-Olov Vatn. Secure VoIP: Call Establishment And Media Protection. Royal Institute Of Technology. Stockholm, Sweden.
[3] Setiyawan, Dhane Pratignyo.2005.Perancangan Dan Implementasi Virtual Private Network Menggunakan Hirarki Multi Protocol Label Switching Dengan Sekuriti IPsec.Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
[4] M.Baugher,dkk.2004. The Secure Real-time Transport Protocol (SRTP). [Diambil 10 Mei 2012]. Tersedia di:
http://www.ietf.org/rfc/rfc3711.txt
[5] Real-Time Transport Protocol (RTP) [Internet].2012 [Diambil 15 Mei 2012]. Tersedia di:
http://en.wikipedia.org/wiki/Real-time_Transport_Protocol
[6] Secure Real Time Transport Protocol (SRTP) [Internet]. 2011 [Diambil 15 Mei 2012]. Tersedia di:
http://en.wikipedia.org/wiki/Secure_Real-time_Transport_Protocol [7] Dhiksie Fauzie. Tinjauan Mekanisme Dan Aplikasi IPsec: Studi Kasus
VPN.
[8] Unuth, Nadeem. Quality of Service - QoS and VoIP [Diambil 16 Mei 2012]. Tersedia di:
http://voip.about.com/od/voipbasics/a/qos.htm
[9] Priagusta, Agrinegara. Analisa Perbandingan Kinerja Protokol IAX2 Dan SIP Pada Jaringan VoIP. Jurusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Pepuluh Nopember, Surabaya.
[10] Setiyawan, Achmad Budi.2010.Rancang Bangun RTP Packet Chunk De-Encapsulator Data Av Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi Source Streaming Server. PENS, ITS, Surabaya.
[11] Saiful Haq, Fauzan.2006.Analisis Implementasi Aplikasi Video Call pada Sinkronisasi Learning Management System berbasis Moodle sebagai Metode Distance Learning dalam Institusi Pendidikan. Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. [12] Raditya, Albert.2006.Studi Algoritma Enkripsi Pada Protokol Secure
Real Time Protocol. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
[13] ITU-T Recommendation [Internet]. 2009 [Diambil 29 Februari 2012]. Tersedia di:
http://www.itu.int/itu-t/recommendations/index.aspx?ser=P [14] MOS (Mean Opinion Score) [Internet]. 2012 [Diambil 29 Februari