• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

Dini Nur Muharromah Yuniati

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang dapat menyebabkan penurunan pendengaran sensorineural dengan berbagai faktor risiko yang masih diteliti. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah kadar glikemik dapat meningkatkan risiko

penurunan pendengaran sensorineural pada penderita DM tipe 2 di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan kasus kontrol berpasangan dan matching

jenis kelamin serta umur. Kelompok kasus sebanyak 30 subjek adalah penderita DM tipe 2 dengan kadar glikemik tidak terkontrol sedangkan kelompok kontrol sebanyak 30 subjek adalah penderita DM tipe 2 dengan kadar glikemik terkontrol. Penelitian menggunakan data sekunder yang diambil di ruang rekam medis RSUP Sanglah sejak 1 Maret 2016 sampai 30 Agustus 2016.

Subjek 60 % berjenis kelamin wanita dan 40 % pria. Jumlah subjek penelitian berusia <50 tahun sebanyak 10 orang (16,67%) dan 50 subjek berusia >50 tahun (83,34%). Jumlah subjek penelitian dengan penurunan pendengaran bilateral sebanyak 28 orang (96,55 %) dan 1 subjek dengan penurunan pendengaran unilateral (3,44 %). Jumlah subjek penelitian dengan tanpan penurunan pendengaran sebanyak 31 orang (51,7%). Jumlah subjek penelitian dengan kendali glikemik baik atau HbA1C kurang dari dan sama dengan 6,5% disertai penurunan pendengaran sensorineural sebanyak sebanyak 10 orang (34,48%) dan 19 subjek dengan kendali glikemik buruk atau hbA1C lebih dari 6,5% disertai penurunan pendengaran sensorineural (65,52%). Analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square Mac Nemar pada dextra mendapatkan hasil (OR 4; p 0,010; CI 1,372-11,839), sinistra (OR 3,5; p 0,020; CI 1,195-9,990). Pasien dengan diabetes melitus tipe 2 tidak terkontrol lebih besar meningkatkan risiko gangguan pendengaran (p < 0.05). Diabetes melitus merupakan penyakit yang bersifat kronis dan risiko komplikasi gangguan pendengaran meningkat sejalan dengan kronisnya penyakit.

Kata kunci: diabetes melitus tipe 2, penurunan pendengaran sensorineural, glikemik terkontrol, HbA1C

(2)

ABSTRACT

Correlation Between Sensorineural Hearing Loss and Patient Type 2 Diabetes Mellitus with Controlled and Uncontrolled in Sanglah Hospital

Dini Nur Muharromah Yuniati

Diabetes mellitus (DM) is a disease that can cause sensorineural hearing loss with multiple risk factors are still under investigation. The purpose of this study was to determine whether glycemic load may increase the risk of sensorineural hearing loss in patients with type 2 diabetes Sanglah Hospital in Denpasar.

This study uses a case-control design in pairs and matching gender and age. The case group of 30 subjects were patients with type 2 diabetes uncontrolled glycemic control group of 30 subjects were patients with type 2 diabetes with glycemic control. The study used secondary data taken in the medical record room Sanglah Hospital since March 1, 2016 until August 30, 2016.

Subject to 60% of female sex and 40% of men. The number of research subjects aged <50 years as many as 10 people (16.67%) and 50 subjects aged> 50 years (83.34%). The number of research subjects with bilateral hearing loss of as many as 28 people (96.55%) and 1 subject with unilateral hearing loss (3.44%). Tanpan number of research subjects with a hearing loss of 31 people (51.7%). The number of research subjects with good glycemic control or HbA1C less than and equal to 6.5% with sensorineural hearing loss as many as 10 people (34.48%) and 19 subjects with poor glycemic control or HbA1c over 6.5% with a hearing loss sensorineural (65.52%). The bivariate analysis using Chi Square test dextra Mac Nemar on getting results (OR 4; p 0.010; CI 1.372 to 11.839), the left (OR 3.5; p 0.020; CI 1.195 to 9.990). Patients with type 2 diabetes mellitus not controlled larger increases the risk of hearing loss (p <0.05). Diabetes mellitus is a chronic disease and the risk of complications of hearing loss increases with chronic diseases.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERSETUJUAN USULAN PENELITIAN... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI USULAN PENELITIAN... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRAK... v

ABSTRACT... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.3.1 Tujuan Umum... 3 1.3.2 Tujuan Khusus... 3 1.4 Manfaat Penelitian... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penurunan Pendengaran... 4

2.1.2 Definisi & Etiologi ... 4

2.1.3 Epidemiologi... 4

2.1.4 Anatomi dan Fisiologi... 5

2.2 Diabetes Melitus... 8

(4)

2.2.2 Epidemiologi... 8 2.2.3 Klasifikasi... 9

2.2.4 Patofisiologi penurunan pendengaran sensorineural pada pasien diabetes melitus... 12

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka

Berpikir... 15 3.2 Konsep

Penelitian... 16 3.3 Hipotesis ... 17

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian... 18 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 18 4.3 Populasi dan Sampel... 18 4.3.1 Populasi... 18 4.3.2 Sampel... 19 4.3.2.1 Kriteria Inklusi... 19 4.3.2.2 Kriteria Eksklusi... 19 4.3.3 Teknik Penentuan Sampel... 19 4.3.4 Estimasi besar Sampel... 19

(5)

4.4 Variabel Penelitian... 20 4.4.1 Identifikasi Variabel... 20 4.4.2 Definisi Operasional Variabel... 20 4.5 Bahan dan Instrumen Penelitian... 21 4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data... 21

4.7 Alur Penelitian... 22

4.8 Cara Pengolahan dan Analisis Data... 23

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data... 24

5.2 Gambaran Subjek Penelitian... 24

5.3 Hasil Crosstabulation... 24

5.4 Hubungan Penurunan Pendengaran dengan DM tipe 2... 28

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 31

6.2 Saran... 31

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan

terjadinya hiperglikemi yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin dan atau kerja

insulin, sehingga terjadi abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein

(Infodatin, 2014).

DM dibagi menjadi DM Tergantung Insulin (DMTI) atau DM Tipe 1

dan DM Tidak Tergantung Insulin (DMTTI) atau DM Tipe 2. DM Tipe 1 adalah DM

yang pengobatannya mutlak memerlukan insulin. Sementara DM Tipe 2

pengobatannya tidak harus dengan insulin, tetapi dengan antidiabetik oral dan diet

(Perkeni, 2006; Darmono, 2007).

Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 mendapatkan

prevalensi diabetes melitus pada penduduk usia 25-64 tahun di Jawa dan Bali

sebesar 7,5%. Menurut prediksi yang dilakukan oleh WHO pada tahun 2030 prevalensi

diabetes melitus pada orang dewasa akan mencapai 430 juta (7,7%) yang mulanya

pada tahun 2010 prevalensi diabetes melitus berkisar 285 juta (6,4%) (WHO, 2003).

Diabetes melitus sendiri dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi seperti,

mikrovaskular (retina, renal), makrovaskular (hipertensi, pembuluh darah koroner dan

perifer), dan neuropati (autonom dan perifer) dan penurunan pendengaran namun

komplikasi ini sering terabaikan (Arief, dkk, 2009).

(7)

Secara klinis diabetes melitus merupakan gangguan metabolik yang dapat

mengganggu pendengaran secara langsung dengan cara mempengaruhi aliran

pembuluh darah koklea dan menurunkan transportasi nutrisi yang berakibat pada

degenerasi sekunder pada saraf-saraf kranial ke-VIII (Muyasarroh, 2012). Penelitian

yang dilakukan oleh National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases

(NIDDK) mengemukakan bahwa penderita diabetes memiliki kecenderungan untuk

menderita penurunan pendengaran dibandingkan orang normal (Arief, dkk, 2009).

Penurunan pendengaran atau sering disebut tuli dibagi menjadi tuli konduktif, tuli

sensorineural serta tuli campuran. Pada tuli konduktif gangguan terjadi pada

hantaran suara yang disebabkan oleh kelainan di telinga luar atau di telinga tengah.

Pada tuli sensorineural, kelainan terletak di koklea atau nervus VIII yang

mengakibatkan terhambatnya proses transmisi impuls saraf ke pusat pendengaran di

otak. Sedangkan tuli campuran disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli

sensorineural (Beatrice, 2013).

Penurunan pendengaran pada penderita DM Tipe 2 biasanya bilateral, berlangsung

bertahap, bersifat sensorineural terutama pada frekuensi tinggi, sampai akhirnya

terjadi gangguan dalam berkomunikasi verbal (Chartrand, 2003).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ohkubo et al (1995) dan The Diabetes

Control and Complications Trial Research Group menunjukkan bahwa kontrol

glikemik hingga mendekati nilai normal dapat mengurangi komplikasi jangka panjang

diabetes melitus. Ambang kontrol euglikemik untuk mencegah komplikasi yang

digunakan yaitu A1C6,5-7%. Sehingga dengan kontrol hipoglikemik yang baik maka

gangguan pendengaran penderita dengan diabetes melitus yang terkontrol dan tidak

(8)

terkontrol akan berbeda pula (arief, dkk, 2009).

Hubungan antara diabetes melitus tipe 2 dengan penurunan pendengaran sendiri

sampai saat ini masih menjadi perdebatan, masih belum didapatkan konsensus yang

adekuat. Beberapa peneliti melaporkan adanya hubungan yang kuat antara diabetes

melitus tipe dengan penurunan pendengaran, beberapa lagi melaporkan tidak ada

hubungan yang kuat antara diabetes melitus tipe 2 dengan penurunan pendengaran

(Lee, dkk, 2008).

I.2.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:

1.

Bagaimana hubungan penurunan pendengaran sensorineural dengan

pasien diabetes melitus tipe 2 terkontrol dan tidak terkontrol di RSUP

Sanglah?

1.3

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan penderita diabetes

melitus tipe 2 terkontrol dan tidak terkontrol terhadap penurunan pendengaran

sensorineural dengan cara menganalisis hubungan kontrol euglikemik pada penderita

diabetes melitus berdasarkan data sekunder rekam medis.

1.4

Manfaat Penelitian

Dapat memberikan data dan gambaran mengenai hubungan antara penuruna

pendengaran sensorineural dengan pasien diabetes melitus tipe 2 terkontrol dan

tidak terkontrol di RSUP Sanglah.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk peringkasan teks otomatis adalah TF-IDF, dimana metode ini menggunakan cara pembobotan untuk setiap kata dalam

memperoleh pengetahuan dan pemahaman serta informasi bagaimana memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai alternatif pembelajaran menulis puisi yang baik bagi siswa kelas V

Mulai dari mengembangkan perdagangan terbuka dan sistem keuangan berdasarkan aturan, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dengan media audio visual lebih baik daripada dengan metode ceramah pada materi

There are three key technologies in diffractive optical imaging system (about optics), including the configuration of the diffractive primary lens, the development

Melihat kesuksesan tersebut, maka perlu dilakukan suatu analisis mengenai hal apa yang dapat mendukung kelancaran proses produksi, konsep dan tipe manufaktur, serta aplikasi

[r]

Jumlah peserta yang memasukan Dokumen Penawaran untuk Pekerjaan tersebut di atas kurang dari 3 (tiga) peserta, sehingga Pokja 005 menyatakan pemilihan langsung gagal