• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV Uji Coba Dan Analisis Sistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab IV Uji Coba Dan Analisis Sistem"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Bab IV

Uji Coba Dan Analisis Sistem

Pada bab ini akan dibahas pengujian dari sistem yang dirancang. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan dalam menentukan marker dari pengambilan gambar tanpa marker. Serta pada bab ini dilakukan analisis hasil berdasarkan hasil pengujian.

Gambar 4.1 Diagram blok sistem pengujian.

Pengujian dari sistem ini meliputi 3 tahap, yang pertama adalah pengujian perangkat lunak apakah fungsi-fungsinya dapat dioperasikan sebagaimana yang diharapkan, kemudian yang kedua pengujian sistem yang dilakukan pada gambar pasien dengan menggunakan marker untuk mengetahui sejauh mana ketepatan marker hasil prediksi dari perhitungan menggunakan metode kurva Bezier. Ketiga adalah pengujian hasil lintasan yang diperoleh dengan melakukan percobaan pada tiga orang subyek dengan perbedaaan cara berjalan, yang pertama adalah subyek normal, kedua subyek dengan kaki palsu, dan ketiga adalah subyek yang dengan kelainan. Diagram blok sistem uji coba dapat dilihat pada gambar 4.1.

4.1 Pengujian fungsi perangkat lunak

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perangkat lunak yang

Sistem yang dibuat Pengujian: 1. fungsional perangkat lunak 2. algoritma ketepatan marker

3. subyek untuk analisa gait

Hasil :

Sistem yang dibuat dapat digunakan untuk mengukur gait

(2)

1 Fungsi tombol Load

Tombol ini dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan, dengan melakukan pengaktifan dengan menggunakan tombol ini maka video yang akan dianalisa akan ditampilkan pada display di picturebox yang tersedia. Sebelum tombol ini diaktifkan maka tombol yang lain belum dapat berfungsi. Gambar 4.2 menunjukkan sebelum dan sesudah tombol load diakifkan setelah perangkat lunak dijalankan.

Gambar 4.2 (a) Sebelum dan (b) sesudah tombol load diakifkan

2 Fungsi tombol Play dan Stop

Tombol ini dapat berfungsi sebagai mana mestinya, jika dilakukan pengaktifan terhadap tombol play maka video akan memainkan gambar berurutan setiap framenya dan jika diaktifkan tombol stop maka video akan berhenti pada frame saat diaktifkannya tombol stop. Gambar 4.3 memperlihtkan ketika video di stop pada frame 35.

(3)

Gambar 4.3 Video di stop pda frame 35.

3 Fungsi tombol Def Ground

Tombol ini dapat berfungsi sebagai mana mestinya, jika dilakukan pengaktifan terhadap tombol def ground, maka garis merah yang berfungsi sebagi pendefinisi ground dapat diletakkan sesuai dengan ground dari gambar yang akan dianalisa. Gambar 4.4 memperlihatkan ground yang telah diletakkan untuk mendefinisikan letak ground pada video yang akan dianalisa.

(4)

4 Fungsi tombol pemilihan Marker

Tombol ini dapat berfungsi sebagai mana mestinya, jika dilakukan pengaktifan terhadap salah satu marker maka hanya marker tesebut yang akan aktif sampai terjadi pengaktifan pada tombol marker yang lain. Contohnya dapat dilaihat pada gambar 4.5

Gambar 4.5 Pengaktifan marker 1 yang berwarna merah

5 Fungsi tombol Maju Mundur dengan step 1 dan 10

Tombol ini dapat berfungsi sebagai mana mestinya, jika dilakukan pengaktifan terhadap tombol ini maka gambar video akan bergerak maju atau mudur dengan langkah 1 atau 10 frame ke depan atau ke belakang. Gambar 4.6 menunjukkan pergerakan 1 frame maju dan gambar 4.7 menunjukkan pergerakan 10 frame maju.

(5)

6 Fungsi tombol Analyzing dan marker analyze

Tombol ini dapat berfungsi sebagai mana mestinya, jika dilakukan pengaktifan terhadap tombol ini, maka lintasan marker baik yang berasal dari marker manual ataupun dari perhitungan program akan ditampilkan. Sehingga lintasan akan berbentuk garis yang menghubungkan tiap marker dari tiap-tiap frame. Gambar 4.8 adalah gambar peletakan marker pada frame 50 sedangkan gambar 4.9 adalah hasil gambar lintasannya setelah dilakukan pengaktifan pada tombol analyzing.

Gambar 4.8 Marker pada frame 50 Gambar 4.9 Lintasan marker

Tombol ini juga memiliki fungsi menghubungkan marker yang ini dianalisa sudutnya. Dengan terlebih dahulu ditentukan marker mana saja yang ingin dihubungkan dengan cara menuliskan nomor marker yang ingin dihubungkan pada kotak marker analyze yang terdiri dari 4 chanel. Contoh penggunaanya dapat dilihat pada gambar 4.10, yaitu marker 1 dihubungkan dengan marker 2

(6)

Gambar 4.10 Marker 1 dihubungkan dengan marker 2

7 Fungsi display jarak

Display jarak dapat berfungsi sebagai mana mestinya, contohnya bila diletakkan marker 1 pada daerah lutut, maka akan terlihat jarak dari ground menuju lutut pada display jarak untuk marker 1. Contohnya dapat dilihat pada gambar 4.10, untuk lebih jelasnya maka akan diperbesar pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 Label jarak yang diperbesar tampilannya

4.2 Pengujian algoritma perangkat lunak

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah algoritma perangkat lunak yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Sistem pengujiannya ialah dengan menggunakan subyek yang diberi marker. Kemudian letak marker hasil perhitungan dari perangkat lunak dibandingkan dengan letak

(7)

marker yang terdapat pada subyek. Jika ada ketidakcocokan , ini artinya terjadi kesalahan pada perhitungan letak marker yang dilakukan oleh perangkat lunak yang dibuat yang nantinya akan dianalisa seberapa persen penyimpangan yang terjadi.

Pertama-tama pengujian dilakukan pada marker 1. Gambar 4.12 adalah gambar lintasan dari marker 1. Gambar video yang terdiri dari 101 frame diberi manual marker sebanyak 8 buah marker secara manual dan setelah dicocokkan dengan marker pada tubuh subyek maka diperlukan 8 frame koreksi agar lintasan yang dihasilkan sama dengan marker yang menempel pada tubuh pasien. Tabel 4.1 menunjukkan pada frame mana saja diletakkan marker manual dan juga adanya ketidakcocokan marker sehingga perlu adanya koreksi pada frame tersebut. Angka satu (1) berarti status pada saat tersebut yang aktif, sedangkan nol (0) berarti status pada saat tersebut tidak aktif.

(8)

Tabel 4.1 Tabel status marker 1 pada setiap framenya. Marker 1 No frame Manual marker Koreksi marker Marker perhitungan program Marker 1 No frame Manual marker Koreksi marker Marker perhitungan program 0 1 0 0 51 0 1 0 1 0 0 1 52 0 0 1 2 0 0 1 53 0 1 0 3 0 0 1 54 0 0 1 4 0 0 1 55 0 0 1 5 0 0 1 56 0 1 0 6 0 0 1 57 0 0 1 7 0 0 1 58 0 0 1 8 0 0 1 59 0 0 1 9 0 0 1 60 1 0 0 10 0 0 1 61 0 0 1 11 0 0 1 62 0 0 1 12 0 0 1 63 0 0 1 13 0 0 1 64 0 1 0 14 0 0 1 65 0 0 1 15 0 0 1 66 0 0 1 16 0 0 1 67 0 1 0 17 0 0 1 68 0 0 1 18 0 0 1 69 0 0 1 19 0 0 1 70 1 0 0 20 0 0 1 71 0 0 1 21 0 0 1 72 0 0 1 22 0 0 1 73 0 0 1 23 0 0 1 74 0 0 1 24 0 0 1 75 0 0 1 25 0 0 1 76 0 0 1 26 0 0 1 77 0 0 1 27 0 0 1 78 0 0 1 28 0 0 1 79 0 0 1 29 0 0 1 80 1 0 0 30 0 0 1 81 0 0 1 31 0 0 1 82 0 0 1 32 0 0 1 83 0 0 1 33 0 0 1 84 0 0 1 34 0 0 1 85 0 0 1 35 0 0 1 86 0 0 1 36 0 0 1 87 0 1 0 37 0 0 1 88 0 0 1 38 0 0 1 89 0 0 1 39 0 0 1 90 1 0 0 40 1 0 0 91 0 0 1 41 0 0 1 92 0 0 1 42 0 0 1 93 0 1 0 43 0 0 1 94 0 0 1 44 0 0 1 95 0 0 1 45 0 1 0 96 0 1 0 46 0 0 1 97 0 0 1 47 0 0 1 98 0 0 1 48 0 0 1 99 0 0 1 49 0 0 1 100 1 0 0 50 1 0 0 total 8 8 85

(9)

Selanjutnya, uji coba dilakukan pada marker yang ke 2 dan 3. Hal yang sama juga dilakukan pada ke dua marker ini, dan hasilnya untuk marker 2 dilakukan 7 marker yang diletakkan secara manual dengan koreksi 6 buah marker sehingga didapat lintasan yang sesuai dengan marker pada subyek uji. Hasil lintasan dari marker 2 dapat dilihat pada gambar 4.13 sedangkan tabel status marker tiap framenya dapat dilihat pada tabel 4.2.

(10)

Tabel 4.2 Tabel status marker 2 pada setiap framenya. Marker 2 No frame Manual marker Koreksi marker Marker perhitungan program Marker 2 No frame Manual marker Koreksi marker Marker perhitungan program 0 1 0 0 51 0 0 1 1 0 0 1 52 0 0 1 2 0 0 1 53 0 0 1 3 0 0 1 54 0 0 1 4 0 0 1 55 0 0 1 5 0 0 1 56 0 0 1 6 0 0 1 57 0 0 1 7 0 0 1 58 0 0 1 8 0 0 1 59 0 0 1 9 0 0 1 60 1 0 0 10 0 0 1 61 0 1 0 11 0 0 1 62 0 0 1 12 0 0 1 63 0 0 1 13 0 0 1 64 0 0 1 14 0 0 1 65 0 1 0 15 0 0 1 66 0 0 1 16 0 0 1 67 0 0 1 17 0 0 1 68 0 0 1 18 0 0 1 69 0 0 1 19 0 0 1 70 1 0 0 20 0 0 1 71 0 0 1 21 0 0 1 72 0 0 1 22 0 0 1 73 0 0 1 23 0 0 1 74 0 0 1 24 0 0 1 75 0 0 1 25 0 0 1 76 0 0 1 26 0 0 1 77 0 0 1 27 0 0 1 78 0 0 1 28 0 0 1 79 0 0 1 29 0 0 1 80 1 0 0 30 0 0 1 81 0 0 1 31 0 0 1 82 0 0 1 32 0 0 1 83 0 0 1 33 0 0 1 84 0 1 0 34 0 0 1 85 0 0 1 35 0 0 1 86 0 0 1 36 0 0 1 87 0 0 1 37 0 0 1 88 0 1 0 38 0 0 1 89 0 0 1 39 0 0 1 90 1 0 0 40 0 0 1 91 0 0 1 41 0 0 1 92 0 0 1 42 0 0 1 93 0 0 1 43 0 0 1 94 0 0 1 44 0 0 1 95 0 1 0 45 0 0 1 96 0 0 1 46 0 0 1 97 0 1 0 47 0 0 1 98 0 0 1 48 0 0 1 99 0 0 1 49 0 0 1 100 1 0 0 50 1 0 0 total 7 6 88

(11)

Untuk marker yang ke 3, dilakukan 8 marker yang diletakkan secara manual dengan koreksi 3 buah marker agar didapat lintasan yang sesuai dengan marker pada subyek uji. Hasil lintasan dari marker 3 dapat dilihat pada gambar 4.14 sedangkan tabel status marker tiap framenya dapat dilihat pada tabel 4.3.

(12)

Tabel 4.3 Tabel status marker 3 pada setiap framenya. Marker 3 No frame Manual marker Koreksi marker Marker perhitungan program Marker 3 No frame Manual marker Koreksi marker Marker perhitungan program 0 1 0 0 51 0 0 1 1 0 0 1 52 0 0 1 2 0 0 1 53 0 0 1 3 0 0 1 54 0 0 1 4 0 0 1 55 0 0 1 5 0 0 1 56 0 0 1 6 0 0 1 57 0 0 1 7 0 0 1 58 0 0 1 8 0 0 1 59 0 0 1 9 0 0 1 60 1 0 0 10 0 0 1 61 0 0 1 11 0 0 1 62 0 0 1 12 0 0 1 63 0 0 1 13 0 0 1 64 0 0 1 14 0 0 1 65 0 0 1 15 0 0 1 66 0 1 0 16 0 0 1 67 0 0 1 17 0 0 1 68 0 0 1 18 0 0 1 69 0 0 1 19 0 0 1 70 1 0 0 20 0 0 1 71 0 0 1 21 0 0 1 72 0 0 1 22 0 0 1 73 0 0 1 23 0 0 1 74 0 0 1 24 0 0 1 75 0 0 1 25 0 0 1 76 0 0 1 26 0 0 1 77 0 0 1 27 0 0 1 78 0 0 1 28 0 0 1 79 0 0 1 29 0 0 1 80 1 0 0 30 1 0 0 81 0 0 1 31 0 0 1 82 0 0 1 32 0 0 1 83 0 0 1 33 0 0 1 84 0 0 1 34 0 0 1 85 0 0 1 35 0 0 1 86 0 0 1 36 0 0 1 87 0 0 1 37 0 0 1 88 0 0 1 38 0 0 1 89 0 0 1 39 0 0 1 90 1 0 0 40 0 0 1 91 0 0 1 41 0 0 1 92 0 0 1 42 0 0 1 93 0 0 1 43 0 0 1 94 0 0 1 44 0 0 1 95 0 1 0 45 0 0 1 96 0 0 1 46 0 1 0 97 0 0 1 47 0 0 1 98 0 0 1 48 0 0 1 99 0 0 1 49 0 0 1 100 1 0 0 50 1 0 0 Total 8 3 90

(13)

4.3 Pengujian analisa gait pada 3 orang subyek uji

Dalam uji coba ini, sistem pengukuran digunakan pada subyek uji. Tiga orang subyek uji dicobakan pada sistem ini, subyek pertama adalah orang normal, yang kedua subyek orang yang direhabilitasi dengan menggunakan kaki palsu dan yang terakhir adalah subyek dengan kelainan. Ada 2 jenis pengujian yaitu yang pertama adalah pergerakan CoG (Center of Gravitation) dan yang kedua adalah sudut pada saat fasa pre swing. Karakteristik umum gait normal adalah untuk orang dewasa Vertical Displacement CoG bergerak naik turun 2 inchi [1].

Gambar 4.15 Gambar CoG dan fasa pre swing [13]

1 CoG pada subyek normal

Pada gambar 4.16 dan 4.17 tampak bahwa CoG bergerak dari nilai terendah 69.68 cm sampai dengan 74.93 cm , yang artinya Cog bergerak naik turun sebanyak 5.25 cm. Dimana untuk karakteristik gait normal CoG bergerak turun naik sebesar 2 inchi atau 5.08 cm.

pre swing

(14)

Gambar 4.16 CoG terendah pada marker 3

(15)

2 CoG pada subyek dengan kaki palsu

(16)

Dari gambar 4.18 dan 4.19 yaitu pada subyek yang menggunakan kaki palsu CoG bergerak dari 58.812 cm sampai dengan 61.672 cm, ini berarti CoG bergerak naik turun sebesar 2.86 cm

3 CoG pada subyek dengan kelainan

Dari gambar 4.20 dan 4.21 yaitu pada subyek dengan kelainan CoG bergerak dari 54.23 cm sampai dengan 56.16 cm , ini berarti CoG bergerak naik turun sebesar 1.93 cm

(17)

Gambar 4.21 CoG tertinggi pada marker 1 4 Fasa pre swing pada subyek normal

(18)

Gambar 4.22 adalah gambar fase pre swing pada subyek normal. Sudut yang di hasilkan pada subyek normal adalah 142o. Sudut ini diukur dari tiga titik, yaitu mata kaki, sendi lutut, dan pinggul. Kemudian dilakukan pada 4 orang normal lainnya untuk mendapatkan standar sudut pre swing pada orang normal, gambar 4.23 adalah gambar sudut pre swing pada 4 orang normal, dan tabel 4.4 tabel hasil pengukuran sudut fasa pre-swing pada orang normal.

Gambar 4.23 Sudut fasa pre swing pada subyek normal (a) 138o, (b) 136o, (c)136o, (d) 142o

Tabel 4.4 Tabel sudut fasa pre swing pada subyek normal No Subyek Normal Susut fasa pre swing

1 142o 2 138o 3 136o 4 136o 5 142o Nilai rata-rata 138o (a) (b) (c) (d) α α α α

(19)

5 Fasa pre swing pada subyek dengan kaki palsu

Gambar 4.24 Fasa pre swing pada subyek dengan kaki palsu

Gambar 4.24 dalah gambar fase pre swing pada subyek dengan kaki palsu. Sudut yang di hasilkan pada subyek dengan kaki palsu adalah 160o. Sudut ini diukur dari tiga titik, yaitu mata kaki, sendi lutut, dan pinggul.

(20)

6 Fasa pre swing pada subyek dengan kelainan

Gambar 4.25 Fasa pre swing pada subyek dengan kelainan

Gambar 4.25adalah gambar fase pre swing pada subyek dengan kelainan. Sudut yang di hasilkan pada subyek dengan kelainan adalah 158o. Sudut ini diukur dari tiga titik, yaitu mata kaki, sendi lutut, dan pinggul.

4.4 Analisa sistem

Dalam sub-bab ini akan membahas dan menganalisis hasil dari pengujian yang telah dilakukan pada sub-bab sebelumnya. Pada pengujian ketepatan letak marker dilakukan uji coba pada subyek yang diberi marker. Kemudian letak marker hasil perhitungan dari perangkat lunak dibandingkan dengan letak marker yang terdapat pada subyek. Jika ada ketidakcocokan , ini artinya terjadi kesalahan

(21)

pada perhitungan letak marker yang dilakukan oleh perangkat lunak yang dibuat yang natinya akan dianalisa seberapa persen penyimpangan yang terjadi.

Dari hasil marker pertama, kedua, dan ketiga didapatkan persentasi penyimpangan sehingga perlu diadakan koreksi sebesar 7.92% untuk marker pertama , 5.94% untuk marker ke dua, dan 2.97% untuk marker ketiga. Perbedaan persentasi ini dikarenakan pergerakan bagian tubuh yang diberi marker berbeda. Marker satu yang terletak pada tungkai bagian bawah relatif memiliki potensi kesalahan yang cukup besar di bandingkan dengan 2 marker yang lain yang terletak di bagian tungkai tengah dan atas, karena pergerakan ujung kaki relatif lebih besar. Hasil perhitungan prosentase penyimpangan marker dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Tabel prosentase penyimpangan marker.

No marker Manual marker Koreksi marker Marker perhitungan program

penyimpangan Persentase marker yang diberikan 1 8 8 85 8 / 101 * 100%= 7.92% (8+8) / 101 * 100% = 15.84% 2 7 6 88 6 / 101 * 100%= 5.94% (7+6) / 101 * 100% = 12.87% 3 8 3 90 3 / 101 * 100%= 2.97% (8+3) / 101 * 100% = 10.89%

Dalam uji coba sistem pengukuran dengan menggunakan subyek uji, yaitu tiga orang subyek uji, subyek pertama adalah orang normal, yang kedua subyek orang yang direhabiitasi dengan menggunakan kaki palsu dan yang terakhir

(22)

adalah untuk orang dewasa Vertical Displacement CoG bergerak naik turun 2 inchi, dan yang kedua adalah sudut pada saat fasa pre swing.

Tabel 4.6 Tabel hasil pengukuran parameter gait pada 3 subyek uji Subyek uji CoG (cm) % penyimpangan Sudut saat

fasa pre swing Subyek normal 5.25 [5.25-5.08] / 5.08 *100% = 3.34% 142 o Subyek dengan kaki palsu 2.86 [2.86-5.08] / 5.08 *100% = 43.70% 160 o Subyek dengan kelainan 1.93 [1.93-5.08] / 5.08 *100% = 62.00% 158 o

Dari hasil pengukuran yang terlihat pada tabel 4.6, subyek normal CoGnya menyimpang 3.4 % dari nilai normal, untuk subyek dengan kaki palsu CoG menyimpang sebanyak 43.70%, dan untuk subyek dengan kelainan CoG menyimpang 62.00%.

Untuk sudut yang terbentuk saat fasa pre swing, subyek normal membentuk sudut 142o , sedang subyek dengan kaki palsu dan yang memiliki kelainan membentuk sudut masing-masing 160o dan 158o . Artinya untuk subyek dengan kelainan memiliki sudut yang lebih besar dari subyek normal.

Gambar

Gambar 4.1  Diagram blok sistem pengujian.
Gambar 4.2  (a) Sebelum dan (b) sesudah tombol load diakifkan
Gambar 4.3  Video di stop pda frame 35.
Gambar 4.6  Frame bergerak 1 langkah       Gambar 4.7  Frame bergerak 10 langkah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok perlakuan, yaitu 1) membandingkan viabilitas embrio pada setiap tahap perkembangan (8 sel, morula, dan blastosis) setelah

Sinyal clock merupakan baud rate dari komunikasi data yang dibangkitkan oleh masing-masing baik penerima maupun pengirim data dengan frekwensi yang sama, jika nilai

Oleh karena itu penulis melihat, apakah manajemen konflik yang dikatakan baik tersebut hanya sebatas pada perwujudan perdamaian saja, bagaimana terkait manajemen

Selain menambah frekuensi penerbangan untuk rute yang sudah ada, Garuda Indonesia juga berencana membuka rute baru yaitu Semarang- Bandung dan Semarang-Balikpapan yang akan

Indikator Kinerja konsumsi ikan pada tahun 2019 sebesar 31,11 kg/kapita/thn atau mencapai 165,30% dari target RPJMD tahun 2019, capaian tersebut sudah mencapai

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Tuturan tersebut disampaikan pada acara ‘Islam Itu Indah’ yang dilaksanakan setiap pagi di Studio TransTV. Tuturan disampaikan secara lisan oleh pembicara kepada pendengar

Konversi minyak jelantah sawit menjadi bahan bakar setara diesel melalui reaksi dekarboksilasi dengan pretreatment saponifikasi menggunakan Kalsium Hidroksida telah