LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI
STERILISASI DAN PENANAMAN
EKSPLAN PADA MEDIA
Dosen Pengampuh : Ir Yenisbar, M.SiOLEH
Nama : Giovani Chintara Diva NPM : 153112500150023
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NASIONAL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sterilisasi adalah segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril. Peralatan yang kami gunakan yaitu petridish yang berfungsi untuk media pemotongan hasilnya steril karena dalam mensterilisasi sesuai petunjuk. Alat yang kedua yaitu botol kultur yang berfungsi untuk menaruh penanaman eksplan hasilnya juga steril karena sangat hati-hati dalam melakukan sterilisasi. Peralatan yang ketiga yaitu Erlenmeyer yang berfungsi untuk pencucian,hasilnya juga steril karena dalam melakukan pensterilan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan menjaga kondisi lingkungan tetap steril. Peralatan yang keempat yaitu scalpel yang berfungsi untuk memotong eksplan,hasil alat tersebut juga steril karena praktikan dalam melakukan sterilisasi selalu dalam keadaan steril dan berhati-hati. Peralatan yang ke lima yaitu pinset yang berfungsi untuk mengambil eksplan,hasil alatnya juga steril karena dalam melakukan pensterilan dilakukan sesuai petunjuk dan keadaan lingkungan serta praktikan steril sehingga tidak ada bakteri yang masuk. Peralatan yang ke enam yaitu aluminium foil yang berfungsi untuk membungkus botol kultur,hasilnya alat tersebut juga steril karena praktikan menggunakan dengan hati-hati dan cermat.
dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang besar (Anonim,2009). Eksplan yang telah ditanam, agar dapat tumbuh menjadi kalus dan kemudian menjadi planlet, membutuhkan pemeliharaan yang rutin dan tepat. Artinya, eksplan atau kalus yang sudah waktunya untuk dipindahkan ke dalam media tanam yang baru harus segera dilaksanakan, tidak boleh sampai terlambat. Pemindahan yang terlambat dapat menyebabkan pertumbuahn eksplan atau kalus dapat terhenti atau dapat mengalami brownig atau terkontaminasi oleh jamur atau bakteri. Botol-botol eksplan yang sudah berisi medium setelah ditutup dengan alumunium foil, kemudian disterilisasi. Sterilisasi medium lebih sedikit waktunya dibandingkan dengan sterilisasi alat-alat, yakni 15 menit, tetapi suhu dan tekannya sama (Hendra,2007).
Menabur eksplan dilakukan di dalam Laminar Air Flow Cabinet dengan kondisi aseptik. Sebelum kita bekerja di dalam laminar air flow cabinet, semua perhiasan tangan harus dilepas, dan tangan dibasuh terlebih dahulu dengan alkohol 70%. Eksplan yang siap ditaman dipotng dengan menggunakan scalpel di dlam cawan petri. Potongan eksplan dimasukan kedalam erlenmeyer yang berisi media tumbuh, hingga permukaan yang teriris bersentuhan dengan medium. Setelah semua pekerjaan menabur selesai, kemudian alat-alat yang sudah dipakai dibersihkan (Wetherel,2008).
1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara pensterilan bahan tanam
BAB II METODOLOGI
2.1 Waktu Pelaksanaan
Praktikum dilaksanakan pada Jum’at 6 oktober 2017 pukul 08:00-selesai .Di Laboratorium Kultur jaringan Fakultas Pertanian Universitas Nasional Bambu kuning ,Pasar minggu,Jakarta .
6. Media prekondisi yang telah dibuat
2.3 Cara Kerja
1. Diambil biji pepaya muda varietas Burung Biji diambil dari buah pepaya muda
3. Didalam laminar air flow, biji direndam dalam larutan clorox 30% dan 20% masing-masing selama 10 menit dan dilanjutkan dengan alkohol 70% selama 10 menit
4. Dibilas biji 4-5 kali dengan akuades steril masing-masing 10 menit dan ditiriskan di kertas saring
5. Dimasukkan 2 buah biji pada botol kultur berisi media prekondisi ,sehingga menghasilkan 25 botol 30% perendaman clorox dan 25 botol 20%
perendaman Clorox
6. Ditutup boto dengan alumunium foil,plastik dan ikat dengan menggunakan karet kemudian diberi label
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Jurnal Terlampir
3.2 Pembahasan
Pada praktikum yang dilakukan dari total 50 botol kultur banyak terjadi kegagalan atau kontaminasi sebanyak ±34 baik pada eksplan yang di tanam maupun media yang telah di buat. Pada dasarnya semua jenis eksplan dapat disterilisasi dengan menggunakan bahan kimia. Hanya saja perlu diperhatikan konsentrasi larutan bahan kimia yang digunakan serta lamanya perendaman. Keras lunaknya eksplan berpengaruh terhadap penggunaan konsentrasi larutan dan lamanya perendaman. Eksplan yang lunak sebaiknya menggunakan konsentrasi bahan kimia yang rendah dan waktu yang tidak terlalu lama. Sebaiknya pada eksplan yang keras, dapat digunakan konsentrasi yang lebih tinggi dan waktu perendaman yang lama. Tanda bahwa kalus yang diregenerasikan dapat membentuk tunas antara lain terjadinya perubahan warna dari kecoklatan atau kuning menjadi putih kekuningan selanjutnya menjadi kehijauan. Perubahan warna tersebut merupakan tanda adanya morfogenesis (George 1993). Menurut George dan Sherrington (1984), menyatakan bahwa beberapa macam tanaman khususnya tanaman tropika mempunyai kandungan senyawa fenol yang tinggi yang teroksidasi ketika sel dilukai atau terjadi senesens. Akibatnya jaringan yang diisolasi menjadi coklat atau kehitaman dan gagal tumbuh. Menurut Lerch(1981), pencoklatan jaringan terjadi karena aktivitas enzim oksidase yang mengandung tembaga seperti polifenol oksidase dan tirosinase yang dilepaskan atau disintesis dan tersedia pada kondisi oksidatif ketika jaringan dilukai. Pencoklatan dalam kultur jaringandisebabkan karena meningkatnya produksi senyawa fenolat yang diikuti oksidasioleh aktivitas enzim oksidase (PPO) dan polimerasinya. Fenilalanin amonia liase(PAL) adalah salah satu enzim dalam fenilpropanoid yang sangat berpengaruhterhadap terjadinya pencoklatan.
Berdasarkan hasil praktikum kultur biji papaya yang telah dilaksanakan menunjukkan adanya kontaminasi jamur dan bakteri yang terjadi pada Biji papaya maupun media. Kemungkinan kontaminasi dapat terjadi karena proses sterilisasi alat dan media
yang kurang baik, kondisi ruangan yang kurang
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
A,Sutanto dan M,Aziz. 2006. Induksi dan Regenerasi Embriogenesis Somatik Pepaya. http://www.ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jhort/article/download/
973/842. J. Hort. 16(2):89-95, 2006
Abdurrachman,Lukman. 2013. Penanaman Eksplan Dan Sub Kultur.
https://www.academia.edu/8497675/Penanaman_Eksplan_dan_Sub_Kultur. Diakses pada 15 oktober 2017
Anonim. 2013. Teknik sterilisasi. http://tasumolangyance.blogspot.co.id/2013/06/teknik-sterilisasi.html. Diakses pada 15 oktober 2017
Damayanti,diyani, et all. 2007. Regenerasi Pepaya melalui Kultur In Vitro.
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/ja/article/download/3779/3128 . Jurnal AgroBiogen 3(2):49-54
Kholil. 2012. Sterilisasi Eksplan. http://kholilagro.blogspot.co.id/2012/12/sterilisasi-eksplan.html. Diakses pada 15 oktober 2017
Madi. 2012. Penanaman Eksplan. http://madi-cmos.blogspot.co.id/2012/04/laporan-penanaman-eksplan.html . Diakses pada 15 oktober 2017
Siregar. 2012. Kultur jaringan penanaman.