BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mutu adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi harapan dan memuaskan keinginan pelanggan. Mutu merupakan salah satu kriteria penting yang menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih produk. Dengan demikian mutu sangat perlu diperhatikan dan ditingkatkan pada sebuah industri manufaktur agar dapat bertahan dalam dunia bisnis yang kompetitif. Perusahaan yang menghasilkan produk yang lebih bermutu memiliki peluang yang lebih besar untuk memenangkan persaingan sekaligus keuntungan yang maksimal.
PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division, Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan daging ayam. Perusahaan ini memproduksi dua jenis produk berdasarkan proses produksinya, yaitu produk naget dan sosis. Produk naget dan sosis merupakan produk makanan untuk manusis. Sosis merupakan produk yang memiliki tingkat kecacatan yang lebih tinggi daripada naget sehingga dijadikan fokus penelitian untuk menyelesaikan masalah mutu.
Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan dengan bagian produksi, cacat dapat disebabkan parameter proses yang tidak tepat seperti suhu pengeringan, suhu pemasakan, tekanan uap, siklus penyemprotan air serta operator yang tidak melaksanakan prosedur dengan baik. Menghasilkan produk cacat menyebabkan kerugiaan bagi perusahaan. Produk cacat menyebabkan bahan baku dan energi yang digunakan dalam proses pembuatan tidak dihargai sebagaimana mestinya. Sosis yang mengalami reject cooking dan keriput tidak dapat dikirimkan kepada konsumen.
Data kecacatan produk sosis di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division, Medan pada bulan Oktober 2014 – Maret 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut.
Tabel 1.1. Jumlah Kecacatan Sosis pada Bulan Oktober 2014 – Maret 2015
Bulan
Jumlah Produksi
(Kg)
Jenis Kecacatan Total Cacat
Oktober 202600,725 7956,13 2376,51 10332,64 5,1 Nopember 220132,53 5932,57 1772,07 7704,64 3,5 Desember 227153,63 9238,34 1892,19 11130,53 4,9 Januari 225902,56 9819,98 4411,88 14231,86 6,3 Februari 210761,62 4645,19 1466,90 6112,09 2,9 Maret 231293,57 7459,22 2486,41 9945,62 4,3
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kecacatan produk sosis mencapai 4,5% sedangkan toleransi kecacatan yang ditetapkan perusahaan adalah sebesar 2,5%. Berarti kecacatan yang terjadi tersebut melebihi toleransi yang diperbolehkan. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah kecacatan reject
Produk sosis yang cacat akan diolah kembali mulai dari awal bersama bahan baku segar dengan komposisi maksimal produk cacat sebesar 2,5%. Kecacatan tersebut menyebabkan kerugian baik waktu maupun biaya untuk memproduksi kembali produk yang cacat tersebut dan dapat mengurangi mutu dari rasa produk sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang menyebabkan hasil produk tidak sesuai dengan standar spesifikasi perusahaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan solusi dari permasalahan ini adalah dengan menerapkan metode Taguchi dan Failure Mode and Effects Analysis (FMEA).
Penyebab kecacatan pada sosis dapat diketahui dengan melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mutu sosis selama proses produksi sosis. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mutu sosis dilakukan dengan menggunakan metode Diagram Sebab-Akibat yang akan menghasilkan faktor-faktor (variabel bebas) yang dianggap penting untuk diselidiki.
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan potensial pada faktor-faktor dan menganalisis efeknya serta memprioritaskan tindakan perbaikan yang dapat mengeleminasi kegagalan.
Penelitian terdahulu yang berjudul Optimization of EDM Parameters Using Taguchi Method and Grey Relational Analysis for Mild Steel IS 2026 oleh Raghuraman, dkk (2013) menunjukkan bahwa metode Taguchi digunakan untuk menghasilkan produk yang bermutu dengan biaya terendah. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaturan parameter proses yang optimal pada Electrical Discharge Machining (EDM) untuk mengidentifikasi variasi yang terdapat pada karakteristik performa, seperti tingkat pengikisan material, tingkat penggunaan alat, dan nilai kekasaran permukaan pada benda kerja untuk permesinan Mild Steel IS 2026 mengunakan elektroda tembaga. Eksperimen yang dilakukan dengan orthogonal array L9 dan analisis dengan Grey Relational
didapatkan level yang optimal untuk parameter pada proses EDM.
Penelitian tentang aplikasi perbaikan mutu menggunakan FMEA telah dilakukan sebelumnya oleh Lily Octavia (2010) dengan judul Aplikasi Metode
Failure Mode And Effects Analysis (FMEA) Untuk pengendalian mutu pada Proses Heat Treatment PT. Mitsuba Indonesia. PT. Mitsuba Indonesia merupakan pabrikan komponen kelistrikan pada sepeda motor, salah satu permasalahan yang ada pada perusahaan ini adalah pada produk rotor boss. Kegagalan produk yang sering muncul adalah kondisi under hardness dan over hardness, persentase part
dengan menitik beratkan pada penanggulangan faktor-faktor yang memiliki potensi menyebabkan kegagalan produk.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang terdapat pada perusahaan adalah terjadinya tingkat kecacatan produk sosis yang melebihi toleransi kecacatan yang diperbolehkan perusahaan sehingga menyebabkan kerugian waktu dan biaya untuk mengolah kembali produk yang cacat. Sehubungan dengan itu maka perlu diketahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi persentase kecacatan.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengurangi persentase kecacatan sosis dengan melakukan identifikasi faktor-faktor penyebab kecacatan dengan metode Taguchi analysis dan memberikan usulan tindakan perbaikan pada proses dengan metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA).
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Mendapatkan faktor penyebab kecacatan yang signifikan
2. Mengusulkan nilai level dari faktor-faktor penyebab kecacatan untuk menurunkan persentase kecacatan.
3. Mengusulkan tindakan perbaikan terhadap penurunan persentase kecacatan berdasarkan nilai RPN.
1. Manfaat bagi mahasiswa
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh selama kuliah dan meningkatkan wawasan dalam menganalisis dan memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja khususnya dalam hal peningkatan mutu produk dengan menggunakan metode Taguchi.
2. Manfaat bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam membuat kebijakan peningkatan mutu produk bagi perusahaan.
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penerapan Taguchi dan failure mode and effects analysis (FMEA) untuk perbaikan mutu produk.
1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Objek yang diteliti adalah produk sosis di PT. Charoen Pokphand Indonesia
Food Division, Medan.
2. Proses produksi yang dijelaskan hanya proses produksi pada produk sosis. 3. Faktor-faktor yang digunakan adalah faktor-faktor yang dapat terukur dan
disetujui oleh kepala lantai produksi.
4. Pada penelitian ini tidak dibahas aspek biaya.
5. Penelitian ini hanya meneliti karakteristik mutu yang berlaku di perusahaan. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah:
2. Sistem dan fasilitas kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian. 3. Tidak ada perubahan prosedur pengendalian mutu selama penelitian.
4. Setiap mesin yang digunakan selama proses produksi dalam kondisi baik tanpa ada gangguan.
1.5. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan, perumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian dan sistematika penulisan tugas sarjana.
Bab II Gambaran Umum, menguraikan gambaran umum perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja karyawan, dan sistem pengupahan,
Bab III Landasan Teori menguraikan teori-teori tentang pengendalian mutu dan metode-metode yang dapat digunakan untuk perbaikan mutu yang meliputi metode Taguchi dan FMEA.
Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka berpikir, defenisi operasional, identifikasi variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, populasi, teknik
dan pengumpulan data, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran.
Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi data-data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap kecacatan produk di bagian produksi yang digunakan untuk pengolahan data sebagai dasar pemecahan masalah dengan metode Taguchi dan FMEA.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis pengolahan data untuk memperoleh langkah-langkah perbaikan yang dibutuhkan perusahaan.