TOPIKAL PAPER
Domestic Political Environment
OTORITAS PEMERINTAH:
KAITANNYA DENGAN PERTUMBUHAN BISNIS
Pengajar:
Hempry Suyatna, Ph.D.
Abul Aswad
13/360863/PEK/19147
Eks-B 27-A JKT
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
JAKARTA
1 I. Executive Summary
Dalam berbisnis sangatlah penting mempertimbangkan risiko politik dan pengaruhnya terhadap organisasi. Hal ini patut dipertimbangkan karena perubahan dalam suatu tindakan maupun kebijakan politik di suatu negara dapat menimbulkan dampak besar pada sektor keuangan dan perekonomian negara tersebut. Risiko politik umumnya berkaitan erat dengan pemerintahan serta situasi politik dan keamanan di suatu negara. Setiap tindakan dalam organisasi bisnis adalah politik, kecuali organisasi charity atau sosial. Faktor-faktor tersebut menentukan kelancaran berlangsungnya suatu bisnis. Oleh karena itu, jika situasi politik mendukung, maka bisnis secara umum akan berjalan dengan lancar. Dari segi pasar saham, situasi politik yang kondusif akan membuat harga saham naik. Sebaliknya, jika situasi politik tidak menentu, maka akan menimbulkan unsur ketidakpastian dalam bisnis.
Dalam konteks ini, kinerja sistem ekonomi-politik sudah berinteraksi satu sama lain, yang menyebabkan setiap peristiwa ekonomi-politik tidak lagi dibatasi oleh batas-batas tertentu Sebagai contoh, IMF, atau Bank Dunia, atau bahkan para investor asing mempertimbangkan peristiwa politik nasional dan lebih merefleksikan kompromi-kompromi antara kekuatan politik nasional dan kekuatan-kekuatan internasional. Tiap pembentukan pola bisnis juga senantiasa berkait erat dengan politik. Budaya politik merupakan serangkaian keyakinan atau sikap yang memberikan pengaruh terhadap kebijakan dan administrasi publik di suatu negara, termasuk di dalamnya pola yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi atau perilaku bisnis. Terdapat politik yang dirancang untuk menjauhkan campur tangan pemerintah dalam bidang perekonomian/bisnis. Sistemnya disebut sistem liberal dan politiknya demokratis. Ada politik yang bersifat intervensionis secara penuh dengan dukungan pemerintahan yang bersih. Ada pula politik yang cenderung mengarahkan agar pemerintah terlibat/ ikut campur tangan dalam bidang ekonomi bisnis.
Indonesia lebih mengacu pada pola terakhir, yakni pemerintah terlibat atau turut campur tangan dalam bisnis. Hal ini dapat dilihat dalam hukum maupun kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menunjang perekonomian dan bisnis. Dalam tulisan ini akan coba diuraikan potensi, risiko, dan transformasi bisnis yang terjadi akibat dari perubahan atau eskalasi politik dalam negeri Indonesia terkait dengan isu-isu mengenai legitimasi dan regulasi / kebijakan pemerintah.
II. Issues
2
dinamis dan komplek. Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan untuk membangun hubungan kooperatif dan tujuan yang saling menguntungkan. Dasar dari kerjasama ini terletak pada inti nilai-nilai sosial bangsa, bekerja secara bersama-sama sebagai sebuah keluarga mengarahkan dua kekuatan ini untuk menghasilkan keuntungan bagi masyarakat (indicator pertumbuhan ekonomi) dan perusahaan (indicator corporate social responsibility).
Isu legitimasi.
Dalam berhubungan dengan ekonomi global, bisnis menghadapi pemerintah yang memiliki kekuasaan atau hak berkuasa. Para pemimpin politik dapat secara “illegal” membuat undang-undang atau membentuk kekuatan legislatif, yang dapat menjadi kekuatan ekonomi atas bisnis.
Regulasi / Kebijakan Pemerintah Terhadap Bisnis.
Regulasi adalah cara utama mendapatkan kebijakan public, pemerintah beroperasi pada banyak tingkatan (pusat, povinsi, kabupaten), bisnis modern menghadapi sejumlah regulasi yang komplek. Pengusaha mengandalkan pemerintah untuk menetapkan aturan tata kelola atau regulasi untuk kelangsungan bisnis. Kegagalan pasar, monopoli alami, argumentasi masalah etika dan lainnya merupakan perangkat dasar dari regulasi yang mengarah kepada perusahaan.
Kebijakan publik merupakan rencana tindakan yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan umum yang mempengaruhi segmen substansial warga negara. Senator
Amerika Patrick Moynihan berkata, “kebijakan publik adalah apa yang pemerintah pilih untuk dilakukan atau tidak dilakukan” secara umum ide ini masih konsisten. Kebijakan
publik, adalah ketetapan dasar tujuan, rencana, dan tindakan yang diikuti oleh pemerintahan negara dalam mencapai tujuannya. Pemerintah biasanya tidak memilih melakukan tindakan kecuali segmen substansial publik terpengaruh dan beberapa tujuan publik akan tercapai. Ini adalah esensi konsep pemerintahan yang bertindak atas kepentingan publik.
III. Analysis
Legitimasi dapat dianggap sebagai menyamakan persepsi atau asumsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas adalah merupakan tindakan yang diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara sosial (Suchman, 1995 dalam Kirana, 2009). Legitimasi dianggap penting bagi perusahaan dikarenakan legitimasi masyarakat kepada perusahaan menjadi faktor yang
3
memiliki manfaat untuk mendukung keberlangsungan hidup suatu perusahaan. Legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat (society), pemerintah, individu dan kelompok masyarakat, Gray et al. (1996: 46) dalam dalam Ahmad dan Sulaiman (2004).
Dari dasar pemikiran inilah perusahaan akan berlanjut eksistensinya jika masyarakat menyadari bahwa perusahaan beroperasi untuk system nilai yang sepadan dengan system nilai masyarakat itu sendiri. Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakini bahwa aktifitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat.
Kekuatan dasar untuk membuat kebijakan publik berasal dari sistem politik negara. Dalam masyarakat demokratis, warga negara memilih para pimpinan politik yang memiliki hak untuk menunjuk pihak lain dalam mengisi fungsi-fungsi public. Pemerintah melaksanakan peran vital dan penting dalam masyarakat modern. Masyarakat tidak dapat berfungsi secara baik tanpa aktivitas pemerintah. Masyarakat melihat pemerintah dalam hal pemenuhan kebutuhan-kebutuhan.
Alat dari kebijakan publik meliputi kombinasi insentif dan hukuman yang digunakan oleh pihak pemerintah untuk mendorong masyarakat, bisnis, untuk bertindak dalam mencapai tujuan kebijakan. Kekuatan peraturan pemerintah dimaksudkan untuk mencapai tujuan publik. Pengaruh kebijakan publik merupakan outcome yang muncul dari peraturan pemerintah.
Dalam setiap sistem perekonomian, apakah sistem perekonomian kapitalis atau sistem perekonomian sosialis, pemerintah senantiasa mempunyai peranan yang penting. Peranan pemerintah yang sangat besar dalam sistem perekonomian sosialis dan sangat terbatas dalam sistem perekonomian kapitalis murni seperti dalam sistem kapitalis yang dikemukakan oleh Adam Smith. AdamSmith mengemukakan teori bahwa pemerintah hanya mempunyai tiga fungsi yaitu: alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
Di negara maju, peran pemerintah dalam perekonomian hanya sebatas pembuat kebijakan dan peraturan namun tetap mengawasi secara sungguh-sungguh jalannya pelaksanaan kebijakan dan peraturan tersebut dengan harapan peran swasta dapat berjalan secara optimal.
IV. Final Oppinion
4
berada di peringkat 120 dari 189 negara yang disurvei oleh Bank Dunia (Ease of Doing Business Index 2014).
Reformasi regulasi dapat dipandang secara strategis, dalam iklim ekonomi global saat ini yang menghadapi tantangan dari berlanjutnya ketidakpastian di pasar, dalam mengkonsolidasikan proses penyusunan peraturan perundang-undangan yang lebih kearah mendorong dan mendukung peran swasta dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Negara memiliki peranan utama dalam memfasilitasi kesuksesan model kerjasama pemerintah dan swasta (Public-Private Partnership), menghapus rinrangan regulasi dan kebijkan administrative dalam pembentukan sector baru dan memfasilitasi keikutsertaan usaha-usaha mikro, kecil, dan menengah yang ada dalam ekonomi formal. Dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2015-2025 yang berakar pada penciptaaan keterbukaan pasar dan peningkatan investasi swasta ( Public-Private Pa rtnership) diharapkan dapat mengembangkan potensi ekonomi regional.
Untuk merealisasikan peluang ekonomi dapat ditempuh melalui peningkatan manajemen regulasi, penerapan kebijakan persaingan usaha yang efektif, membuat kebijakan-kebijakan yang konsisten mengenai keterbukaan pasar serta membenahi pengaturan peraturan perundang-undangan untuk memudahkan penanaman modal swasta.
V. Reference
Asian Development Bank. Public-Private Pa rtnership Handbook, Publication Stock No. 071107. Philippines.
Abidin, Said Zainal. Peran Pemerintah dalam Pembangunan. STIA LAN, Jakarta.
Blumberg, Elicia. (2003). Ip3 White Paper Series: The Top 5 Communications Challenges Faced By Regulators in Emerging Economies.
http://www.ip3.org/ip3_site/index.php/downloads/
Chang, Ha-Joon. (2003). Globalization, Economic Development and the Role of the State. NewYork: Zet Books Ltd, TWN.
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 – 2025.
OECD (2012). Kajian OECD mengenai Reformasi Regulasi Indonesia: Memperkua t Koordinasi dan Menghubungkan Pasar. http://www.oecd.org/indonesia/
5 VI. Exhibits
Ease of Doing Business Index 2014