• Tidak ada hasil yang ditemukan

Auditing Internasional untuk operasi lua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Auditing Internasional untuk operasi lua"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : EKA MAYLINDA N NPM : 21401082186 KELAS : AKUNTANSI M

Auditing Internasional untuk operasi luar negeri

1. Lingkungan Audit Internasional

A. Jerman

Profesi akuntansi di Jerman berciri-ciri, standar pendidikan yang tinggi untuk dapat diterima, ukuran yang kecil (sekitar 7.500 anggota), kendala-kendala peraturan yang sangat kompleks, dan kepemimpinan internasional yang penting, terutama berkaitan dengan EC.

Organisasi profesi di Jerman bercabang dua-oleh hokum semua Wirtschaftsprufer (WP) harus dimiliki oleh Chamber of Public Accountants. Sekitar 90% dari mereka juga merupakan anggota dari badan bebas, The Institute of WP. Chamber of Public Accountants mengeluarkan aturan-aturan etika dan meneliti keluhan-keluhan mengenai tingkah laku yang tidak profesional. Aturan-aturan etika yang dikeluarkan berkenaan dengan topik-topik seperti independensi status

istimewa dari klien, dan periklanan dan pengumpulan klien.

The Institute of WP melindungi kepentingan ekonomi dari profesi dan berfungsi sebagai partner dalam proses penyusunan standar. Dalam proses penyusunan standar, The Institute of WP berfungsi serupa dengan AICPA di AS. Berkaitan dengan auditing, The Institute of WP mempublikasikan pendapat-pendapat ahli, makalah-makalah, dan penjelasan-penjelasan. Biasanya, rekomendasi-rekomendasi ini diadopsi oleh badan-badan pemerintah dalam

mengajukan usulan-usulan perubahan bagi hokum perusahaan. Fungsi-fungsi proses ini sangat mirip dengan hubungan AICPA-SEC di AS.

Sejak 1977, The Institute of WP telah mempublikasikan “Standar-standar yang diterima umum bagi Audit Laporan Keuangan”. Standar-standar ini terkait erat dengan hukum-hukum korporasi dan perusahaan-perusahaan swasta. Hal ini membuat Jerman menjadi satu dari sedikit Negara yang memiliki standar-standar auditing yang telah terbentuk dan diterapkan secara nasional. Jerman saat ini juga memiliki badan auditor (statutori) tingkat kedua-Vereidigte Buchprufer. Para auditor statutory ini boleh mengaudit laporan keuangan perusahaan-perusahaan swasta

(GmbH). 1985 German Comprehensive Accounting Act mewajibkan audit tahunan bagi perusahaan-perusahaan swasta maupun perusahaan-perusahaan publik. Perusahaan-perusahaan kecil bebas dari kewajiban ini.

B. Jepang

(2)

Kesulitan utama yang kedua berhubungan dengan fakta bahwa profesi akuntan di Jepang memiliki berbagai peran. Segala hal tampaknya serba beragam. Ada hokum perusahaan yang berlaku bagi semua perusahaan Jepang dan pada saat yang sama berlaku hokum SEC bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan kepada publik. Korporasi-korporasi Jepang yang sebagian keperluan modal jangka panjangnya dibiayai dari luar Jepang biasanya mengikuti standar-standar pelaoran dan auditing Inggris-Amerika. Ini merupakan dimensi ke-3 dari auditing profesional di Jepang.

Sistem politik Jepang secara konsisten beranggapan bahwa setiap penyimpangan dari kode etik perdagangan atau ketetapan- ketetapan implementasi khusus-nya harus dipertimbangkan sebagai penyimpangan terhadap prinsip- prinsip akuntansi yang diterima umum. Standar ini dan perbedaan- perbedaan penerapannya menciptakan kesulitan yang tinggi bagi mereka yang berprofesi sebagai akuntan di Jepang.

Standar Auditing Jepang terdiri dari 10 Standar Auditing (Auditing Standards-AS), dan Ketentuan Pekerjaan Lapangan (Working Rules of Field Work-WRFW) dan Ketentuan Pelaporan (Working Rules of Reporting-WRR) yang dikeluarkan oleh Business Accounting Deliberation Council, yang dilengkapi oleh makalah-makalah yang diterbitkan oleh Komite Audit JICPA (ACP). Commercial Code, Special Measures Law Concerning Audit, Segala Hukum yang menyangkut Kabushiki Kaisha, Peraturan yang Berkenaan dengan Laporan Audit Korporasi Berskala Besar (Menteri Kehakiman), dan Ministerial Ordinance of Audit and Certification of Financial Statements, dsb. (MOA) (Menteri Keuangan juga mengatur Auditing.

C. Belanda

Orang Belanda merupakan profesional- profesional akuntansi yang mengagumkan. Mereka telah berada pada tingkat pengembangan profesional dan teknis yang tinggi secara internasional. Mereka telah mencapai status yang tinggi melalui penyusunan standard dan pembuatan

ketentuan yang minimum. Dutch Institute (NIVRA) telah mengeluarkan pedoman- pedoman dan interpretasi- interpretasi code of conduct, telah mengumumkann sekitar selusin pendapat audit sebagai tuntunan umum bagi anggota-anggotanya, telah menerbitkan sekitar 20 laporan studi mengenai berbagai topik, dan mempublikasikan seri Pilot berbahasa Inggris yang penting bagi profesi.

Meningkatnya kewajiban-kewajiban audit dari EC telah menciptakan bottleneck tidak hanya di Jerman, tetapi juga di semua Negara EC yang berbahasa non-Inggris. Tidak terkecuali Belanda. 1974 Act mengenai Accountants-Administratieconsulenten (AA) telah menciptakan segmen profesi akuntan tingkat kedua di Belanda, yang bias menawarkan jasa-jasa berikut:

1. Merancang dan memelihara catatan-catatan akuntansi, mengulas cara-cara pemeliharaan catatan-catatan tersebut, dan menyiapkan laporan keuangan.

2. Menganalisa dan menginterpretasikan dalam laporan-laporan penjelasan data-data yang diambil dari catatan-catatan perusahaan dan memberikan informasi dan nasehat berkaitan dengan data-data tersebut.

(3)

pendapat atas laporan keuangan. Meskipun begitu, kurangnya RA (CPA-nya Belanda) ditambah meningkatnya kewajiban audit telah memunculkan langkah-langkah tradisional terbatas untuk memudahkan kualifikasi AA tertentu menjadi RA.

Aspek unik lain dari profesi akuntan di Belanda adalah keeratannya dengan pendidikan di universitas-universitas. Banyak praktisi terkemuka juga menjabat sebagai staf pengajar di universitas dan begitu juga sebaliknya. Ini merupakan situasi yang jarang ditemui dalam profesi kedokteran dan hokum di AS. Di Belanda syarat-syarat pendidikan dan pengalaman praktik sangat tinggi ditinjau dari standar internasional.

2. Harmonisasi Global berkaitan dengan Auditing

2.1. Harmonisasi Global

 Dengan adanya berbagai variasi dalam pelaksanaan dan pelaporan audit di berbagai negara maka dirasa perlu melakukan harmonisasi agar laporan audit dapat digunakan di berbagai negara.

 Proses penyusunan standar auditing internasional saat ini dipelopori olehInternational Federation of Accountants (IFAC)

2.2. Manfaat diadakannya standar audit internasional

 Memberi keyakinan kepada pengguna dari laporan audit yang dihasilkan di luar negeri.  Membuktikan bahwa Standar Akuntansi Keuangan telah ditaati.

 Membantu pengguna laporan audit dalam membuat perbandingan keuangan internasional.  Membantu memperbaiki dan menyempurnakan Standar Akuntansi Keuangan Internasional.  Membantu arus investasi dari negara maju ke negara berkembang.

 Masukan bagi suatu negara untuk menyusun Standar Audit di negara mereka masing-masing.  Menjamin bahwa auditing yang efektif dan terpercaya bagi manajemen, pemegang saham, dan

kreditor

2.3. Prinsip Dasar Audit Internasional

 Integritas, obyektifitas, dan independensi, yaitu auditor internasional dalam mengaudit tidak oleh subjektif.

 Kerahasiaan, yaitu data-data perusahaan tidak boleh diberikan kepada pihak yang tidak seharusnya menggunakan

 Keahlian dan kompetensi, yaitu auditor internasional harus memiliki keahlian tertentu sebelum melakukan audit.

 Pekerjaan yang dilakukan orang lain, yaitu seorang auditor tidak mengaudit perusahaan miliknya sendiri.

 Dokumentasi, yaitu segala yang berkaitan dengan proses audit harus didokumentasikan.  Perencanaan, yaitu proses audit harus direncanakan terlebih dahulu.

 Bukti audit, yaitu bukti audit yang relevan dengan proses pengauditan.

(4)

 Sehubungan dengan adanya perbedaan bentuk laporan audit di berbagai negara, dikeluarkanlah beberapa aturan oleh International Auditing Practice Committee (IAPC) yang merupakan komite senior dari IFAC.

 Hingga saat ini, dari hasil survey perbandingan antar negara didapatkan bahwa perbedaan laporan audit di beberapa negara adalah :

• alamat pihak yang dituju dalam laporan audit.

• tidak menentukan prinsip akuntansi yang mendasari laporan keuangan yang diuji. • Indeksasi laporan audit.

2.5. Independensi Auditor Internasional

 Auditor internasional harus independen dengan tujuan mempertahankan objektifitas dan integritas dari suatu laporan audit.

 Adapun organisasi KAP yang merupakan bagian dari perusahaan tertentu tidak dapat menjamin obyektifitas jika mengaudit perusahaannya sendiri.

3. Isu-isu penting berkaiatan dengan auditing internasional

4. Audit internal

4.1. Auditor Intern

A. Auditor intern adalah komite yang dibentuk dalam suatu organisasi dengan tugas mengaudit kegiatan operasional dalam organisasi tersebut.

B. Tujuannya adalah melakukan kontrol kinerja.

C. Auditor intern dibentuk dengan harapan akan lebih meningkatkan fungsi kontrol karena mereka adalah bagian dari organisasi itu pula dan mengetahui kegiatan operasional sehari-hari. Hal ini yang membuat auditor intern semakin dibutuhkan di samping auditor extern.

4.2. Faktor yang membuat audit intern makin dibutuhkan A. Akuntabilitas manajemen yang terus meningkat. B. Meningkatnya kompleksitas organisasi.

C. Adanya penggabungan usaha.

D. Meningkatnya pengakuan dari auditor independen kepada auditor intern. E. Kecepatan transfer dana.

F. Meningkatnya berbagai kewajiban penerapan aturan bagi pelaksanaan audit intern. G. Efek samping karena banyaknya organisasi yang sudah memiliki team audit intern sendiri

(5)

4.3. Organisasi Profesi Audit Internal

A. Di beberapa negara diadakan beberapa standar dan aturan bagi para auditor intern. B. Para auditor ini nantinya harus lulus kualifikasi sebagai Certified Internal Auditor.

C. Para internal auditor yang lolos kualifikasi inilah yang nantinya akan menjadi pengontrol dalam suatu perusahaan dan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan.

4.4. Peranan Auditor Intern dalam MNC

A. Memperkuat proses pengendalian keuangan dengan memperbaiki ketepatan waktu dan kualitas komunikasi dalam entitas MNC.

B. Membantu manajemen dalam proses perencanaan keuangan terutama bagi anak perusahaan di luar negeri.

C. Membantu manajemen dalam mengevaluasi hasil kinerja perusahaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan Sistem Pendukung Keputusan serta metode Fuzzy Multi Criteria Decision Making ini dapat digunakan pada kasus yang banyak menggunakan kriteria

Hasil penelitian meliputi data penetapan kadar NaCl pada telur Itik, data kadar kolesterol pada telur mentah, telur asin yang dijual dipasaran dan telur asin

Untuk proses pindah panas yang terjadi pada sistem kompor biomassa, berawal dari teradiasinya panas dalam bentuk nyala api dari hasil pembakaran kayu bakar ke

Hasil penelitian ini antara lain (1) kesiapan guru sebelum proses pembelajaran dimulai yaitu menyiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media dan sumber

Pada kategori rendah dimaksudkan bahwa pelaku UMKM dalam menjalankan usahanya tidak memerlukan banyak tenaga kerja karena produk yang dihasilkan bersifat umum

Tahun 2013 fokus pada Program Pendidikan Menengah dengan kenaikan anggaran sebesar 10,90 milyar, diserta dengan kenaikan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Rincian Pembagian Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi dalam rangka Otonomi Khusus Kurang Bayar Tahun 2013 dan Triwulan

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini dengan judul