• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

▸ Baca selengkapnya: kak jejaring dan jaringan puskesmas pdf

(2)

1 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

PT. MITREKA SOLUSI INDONESIA

Patra Office Tower18th Floor, Suite 1812
Jl. Gatot Subroto Kav. 32
34
Jakarta 12
950

(3)
(4)

guna meningkatkan kinerja sehingga dapat menjalankan fungsi sebagai penegak hukum, khususnya di bidang penuntutan.

Salah satu bentuk adaptasi yang dilakukan Kejaksaan Agung Republik Indonesia guna meningkatkan kinerja dan memenuhi kebutuhan keterbukaan informasi publik baik dari sisi perangkat keras, perangkat lunak aplikasi maupun jaringan.

Setelah membaca dan mempelajari kerangka acuan kerja, ada beberapa tanggapan umum yang diharapkan mendapat perhatian dari pemberi pekerjaan sebgai bahan pertimbangan dalam pelaksaan Pengembangan Perangka Lunak Aplikasi dan Basisdata SIMKARI Tahun 2
014
, yaitu :

1) Perlu adanya sebuah mengenai infrastruktur, karakteristik oraganisasi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk setiap masing-masing satuan kerja yang akan mengimplementasikan SIMKARI ini.

2
) Fasilitas (ruang meeting, perangkat keras, perangkat lunak, dsb) untuk sesi implementasi workshop, tranining for the user dan kegiatan lainnya disarankan dapat disediakan oleh PPK untuk meningkatkan efektivitas kinerja penggunaan aplikasi.i

3) Sistem ini digunakan oleh banyak pihak dan diharapkan diakses secara intensif baik oleh pihak yang bertugas mengupdate data maupun pihak pimpinan yang ingin memantau kegiatan dari SIMKARI ini. Oleh karena itu, tampilan yang menarik dan interaktif disertai informasi yang sesuai dengan kebutuhan tiap pengguna menjadi faktor penting penggunaan aplikasi ini.

4
) Membuat perangkat lunak yang user friendly sangat tergantung pada kebutuhan user yang terkadang bisa menjadikan tampilan aplikasi menjadi lebih komplek dan rumit seingga diperlukan persamaan persepsi terlebih dahulu sebelum mebangun program aplikasi. Kesamaan visi ini akan menjadi salah satu bagian penting dalam jadwal untuk menciptakan efesiensi.

1.1.1 Tanggapan Terhadap Pendahuluan

Pada KAK yang diberikan kepada pihak konsultan pada bagian Pendahuluan, terdapat beberapa hal yang perlu diperjelas agar dapat memudahkan pihak konsultan dalam memberikan usulan solusi terkait pekerjaan Pengembangan Perangkat Lunak Aplikasi dan Basisdata SIMKARI 2
014
, yaitu :

(5)

2
) Pada pendahuluan, point 1.2
 Maksud dan Tujuan, terdapat kalimat “Menjaga stabilitas dan konsistensi kinerja aplikasi pada Disaster Recovery Center (DRC)..”, pada point ini harus lebih diperjelas apakah tim pengembang harus ikut mengembangkan sistem pada DRC, atau hanya menjalakan prosedur yang telah ada mengenai penempatan aplikasi SIMKARI pada sistem DRC.

1) Pada Data Penunjang, point 2
.3 Aplikasi SIMKARI yang belum dioperasionalkan , pada aplikasi-aplikasi yang belum dioperasionalkan ini perlu lebih diperjelas, kendala yang dihadapi apakah dari sisi bisnis proses, sisi pengembang terlebih dahulu, perangkat yang tersedia atau sosialisasi. Jika point ini dapat lebih diperjelas, maka konsultan akan lebih mudah untuk menganalisis arsitek sistem dan solusi yang dapat ditawarkan.

2
) Pada Data Penunjang, point 2
.4
 Software Tools yang dipergunakan, terdapat kalimat “OS Windows Server 2
008 dan Linux”. Pada point ini perlu lebih diperjelas mengenai modul apa saja yang menggunakan platform OS Windows Server 2
008 dan mana yang berjalan diatas Linux Server. Perlu disebutkan pula, operating sistem Linux yang dipergunakan.

(6)

2
) Pada ruang lingkup KAK, point 3.2
 Penyempurnaan dan Pengembangan, perlu dibuat kesepakatan di awal mengenai scope penyempurnaan dan pengembangan aplikasi yang ada antara pengembangan dan pihak pemberi pekerjaan. Hal ini sangat penting untuk dilakukan, agar pengembangan aplikasi fokus dan terarah sesuai dengan keinginan dari pihak pemberi kerja.

3) Pada ruang lingkup KAK, point 3.2
 Penyempurnaan dan Pengembangan, terdapat kalimat “Melakukan penambahan dan penyempuranaan menu termasuk penambahan field baru sesuai dengan kebutuhan pihak kejaksaan”. Untuk penambahan atau pengeditan field baru di dalam database perlu dikaji ulang dengan baik, hal ini mengingat perubahan struktur database tentunya akan mempengaruhi kinerja aplikasi secara keseluruhan, terutama jika database tersebut diakases oleh berbagai aplikasi, hal ini kemungkinan akan mempengaruhi kinerja aplikasi lainnya.

4
) Pada ruang lingkup KAK, point 3.6 Lingkup Penyediaan Personil, terdapat kalimat “Penyedia wajib menyediakan personil sebanyak 16 (enam belas) orang untuk ditempatkan di Kejksaan Agung RI ”. Pada point ini, yang ingin diperjelas ada mengenai absensi tenaga ahli terutama Team Leader, hal ini dikarenakan pada setiap pekerjaan, team leader tidak dapat selalu hadir setiap hari di ruang kerja.

Konsultan memahami dalam pelaksanaan kegiatan ini tim pelaksana memegang peranan yang sangat penting. Untuk itu dalam organisasi tim pelaksana kegiatan ini, didukung oleh tenaga yang ahli di bidangnya baik sebagai Tenaga Ahli Pelaksana Utama maupun Tenaga Ahli Pelaksana Pendukung dan Asisten-Asisten Tenaga Ahli. Tersedianya tenaga yang ahli di bidangnya memungkinkan penyelenggaraan kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar. Pelaksanaan kegiatan ini dapat berhasil karena kendala-kendala yang timbul selama proses pelaksanaan dapat segera diatasi dengan keberadaan tenaga ahli tersebut. Tenaga-tenaga ahli tim pelaksana akan selalu terlibat langsung mulai tahap awal pelaksanaan kegiatan sampai tahap akhir penyelesaian kegiatan ini.

Menurut hemat Konsultan, Tenaga Ahli yang akan digunakan dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Perangkat Lunak Aplikasi dan Basisdata SIMKARI ini terdapat hal yang perlu diperjelas mengenai peran tanggung jawab dan masa kerja tiap tenaga ahli.

(7)

tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja dan Berita Acara Penjelasan;

2
) Tenaga Ahli Pelaksana Pendukung; merupakan Tenaga Ahli yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebagaimana kebutuhan yang dipaparkan setelah menyusun Pendekatan dan Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan nanti; dan

3) Asisten Tenaga Ahli Pelaksana; merupakan Asisten Tenaga Ahli Pelaksana Utama dan Tenaga Ahli Pelaksana Pendukung dalam pelaksanaan kegiatan ini.

1.1.4 Tanggapan Terhadap Ketentuan Laporan

Pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan kepada pihak konsultan ada yang perlu diperjelas mengenai Ketentuan Laporan yaitu pada banyak atau jumlah laporan yang harus di buat dalam masing-masing Laporan Pendahuluan dan Laporan Akhir. Pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) tidak disebutkan jumlah laporan yang harus diperbanyak disetiap tahap pelaporan.

1.2 Saran Terhadap Lingkup Pekerjaan

Berdasarkan pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengembangan Perangkat Lunak dan Basisdata SIMKARI Tahun 2
014
 maka PT. Mitreka Solusi Indonesia mengajukan beberapa saran terhadap Lingkup Pekerjaan.

Pada gambar di bawah ini diperlihatkan gambaran cakupan lingkup pekerjaan pengembangan aplikasi dan database SIMKARI. Setelah distrukturisasi, lingkup pekerjaan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Input yang meliputi tenaga ahli, sarana dan prasarana untuk pelaksanaan pekerjaan, serta dokumen dan studi pustaka untuk memahami proses bisnis KEJAKSAAN AGUNG RI.

2
) Item pekerjaan meliputi pengembangan aplikasi SIMKARI, pemeliharaan aplikasi SIMKARI, pengadaan ATS Oracle, pengadaan lisensi Kaspersky dan pekerjaan pendukung.

(8)

4
)

(9)

1.2.1 Stuktur Organisasi Kejaksaan Agung RI

Proses bisnis umum dan cakupan Kejaksaan Agung RI dapat diperlihatkan melalui struktur organisasi pada gambar di bawah ini. Pada gambar tersebut, hal-hal yang dapat kami pahami adalah sebagai berikut:

1) Kejaksaan terdiri atas Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri

2
) Bidang-bidang yang dikelola meliputi Pembinaan, Intelijen, Tindak Pidana Umum, Tindak Pidana Khusus, Perdata dan Tata Usaha Negara, dan Pengawasan.

3) Bidang pendukung meliputi Pendidikan dan Latihan, Penelitian dan Pengembangan, Penerangan Hukum, Pusat Informasi Data dan Statistik Kriminal.

Gambar 1-2 Struktur organisasi KEJAKSAAN AGUNG RI

(10)

Kejaksaan RI sebagai lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan dipimpin oleh Jaksa Agung yang membawahi enam Jaksa Agung Muda serta 31 Kepala Kejaksaan Tinggi pada tiap provinsi

1.2.2 Kondisi Eksisting Lingkungan Pengembangan Aplikasi

SIMKARI 2013

Gambar 1-3 Pemahaman Kondisi Kini Aplikasi SIMKARI

(11)

 Server data center  Server DRC

 Operating system untuk server berupaWindows Server 2
008 dan Linux  Software system pada server menggunakan XAMPP

 DBMS meliputi Oracle database Enterprise Edition 11g versi 2
 , PostgreSQL, MySQL  Environment pembangunan dan pengembangan aplikasi meliputi PHP, Symfony,

Jquery, dan Java.

 Pada pengembangan tahun 2
014
 ini membutuhkan pengadaan infrastruktur untuk

mendukung keberjalanan infrastruktur yang telah ada dan memaksimalkan pemanfaatan aplikasi. Pengadaan ini meliputi:

a. Pengadaan Annual Technical Support (ATS) untuk perangkat lunak (software) Oracle Database Enterprise Edition 11g release 2
 termasuk tuning, diagnostic dan ATS dengan lisensi 4
 (empat) processor yang dipasang di Data Center.  Pengadaan ini akan digunakan sebagai DBMS dukungan aplikasi.

b. Pengadaan lisensi antivirus Kaspersky untuk dipasang di 10 (sepuluh server)

1.2.3 Fungsi dan Pemanfaatan SIMKARI

Hasil pemahaman kami mengenai fungsi dan pemanfaatan SIMKARI adalah untuk mendukung hal-hal berikut:

 Tersedianya aplikasi Simkari yang dapat berfungsi sebagai alat bantu dan dapat

mempermudah dalam pengelolaan administrasi pada setiap bidang di lingkungan Kejaksaan Agung sampai dengan Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri

 Tersedianya aplikasi SIMKARI yang mendukung proses pengumpulan data yang

menjadi kepentingan Kejaksaan Agung dan memenuhi kebutuhan pimpinan Kejaksaan dalam proses pengambilan keputusan, terutama terkait data kepegawaian dan perkara (Pidum dan Pidsus).

 Tersedianya aplikasi Simkari untuk mewujudkan electronic administration system  Tersedianya data dan informasi sebagai keluaran aplikasi Simkari untuk pihak

internal yang bersumber dari data masukan yang valid dan lengkap

 Tersedianya data dan informasi pada situs Kejaksaan Agung RI yang diperuntukkan

untuk publik dan instansi terkait.

1.2.4 Permasalahan dan Kebutuhan Pengembangan SIMKARI

saat ini

Berdasarkan pemahaman kami terhadap KAK pekerjaan dan observasi di lingkungan Kejaksaan Agung RI , maka berikut kami kumpulkan beberapa masalah pengembangan dan pemanfaatan aplikasi SIMKARI pada saat ini.

(12)

 Belum ada kemampuan teknis dalam mengembangkan aplikasi

 Basisdata belum dapat menghasilkan data dan informasi yang tepat dan akurat  Pengguna banyak dan tersebar

 Aplikasi yang dikelola banyak

 Preferensi pengguna tiap biro dapat berbeda-beda, sehinggu perlu adanya

standarisasi bersama tentang sajian data dan informasi  Stabilitas dan konsistensi server dan DRC belum tercapai  Stabilitas dan konsistensi aplikasi belum tercapai

 Aplikasi SIMKARI belum maksimal sebagai alat bantu untuk mengelola administrasi

pada masing-masing bidang dan menghasilkan report sesuai kebutuhan. Adapun permasalahan pada aplikasi ini meliputi:

o Pada aplikasi berjalan masih ditemukan error bug, field, sub menu, sub proces dan report

o manajemen security untuk setiap aplikasi yang ada di simkari.  Data untuk supply informasi pada situs internet Kejaksaan belum lengkap

Berdasarkan paparan lingkup aplikasi yang membutuhkan penyempurnaan dan pengembangan, serta pendefinisian masalah terhadap beberapa aplikasi, berikut dipetakan dalam tabel kebutuhan beberapa aplikasi untuk disempurnakan:

(13)

Keuangan

Berdasarkan KAK pekerjaan, berikut ini disampaikan tabel pemetaan status operasional dan kebutuhan penyempurnaan untuk tiap-tiap modul aplikasi SIMKARI.

No Modul Aplikasi OperasionalStatus PengembanganButuh

1. Aplikasi Manajemen Kepegawaian √ √ 2
. Aplikasi Manajemen Perkara Pidana Umum √ √ 3. Aplikasi Manajemen Perkara Pidana Khusus √ √ 4
. Aplikasi Manajemen Perkara Perdata dan Tata

Usaha Negara (Datun)

-5. Aplikasi Manajemen Intelijen Yustisi √ -6. Aplikasi Manajemen Supervisi (Pengawasan) √ √ 7. Aplikasi Manajemen Keuangan - √ 8. Aplikasi Manajemen Perlengkapan - -9. Aplikasi Manajemen Pendidikan dan Latihan - √ 10. Aplikasi Manajemen Otomatisasi Kantor - -11. Aplikasi Manajemen Perpustakaan √ -12
. Aplikasi SIE (Laporan Bulanan Online) √ √ 13. Aplikasi Portal Kejaksaan √ -14
. Website Kejaksaan dan email √ -15. Aplikasi Manajemen Security Aplikasi √ -16. Aplikasi Tindak Pidana Ringan - -17. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) √ -18. Aplikasi Offline Perkara Pidana Umum - -19. Aplikasi Instrumen Penilaian Kinerja Jaksa - -2
0. Aplikasi Instrumen Penilaian Kinerja Unit - -2
1. Aplikasi Instrumen Penilaian Kinerja Pejabat

Pengawas Fungsional

-

-2
2
. Aplikasi Denda Non Tilang dan Pidana Mati - -2
3. Aplikasi Manajemen Kesehatan - √

(pembangunan) 2
4
. Aplikasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintahan (LAKIP)

- √

(14)

Hasil pemetaan dari tabel di atas kemudian digambarkan ke dalam kelompok aplikasi yang menjadi prioritas pengembangan, pemeliharaan umum, dan implementasi pemanfaatan operasional.

a. prioritas pengembangan 1: aplikasi operasional dan butuh pengembangan, aplikasi yang dibangun dari awal

b. prioritas pengembangan 2
: aplikasi belum operasional dan butuh pengembangan c. prioritas pemeliharaan 1: aplikasi operasional

d. prioritas pemeliharaan 2
: aplikasi belum operasional

Gambar 1-4 Prioritas pemeliharaan, pengembangan dan operasionalisasi aplikasi

Berdasarkan pemetaan modul diatas maka yang menjadi lingkup pekerjaan pemeliharaan SIMKARI 2
014
 adalah modul-modul yang status sudah berjalan yaitu prioritas pengembangan 1 dan pemeliharaan 1.

1.3 Usulan Solusi Pengembangan SIMKARI 2014

(15)

pemanfaatan aplikasi SIMKARI saat ini. Pembahasan solusi terdiri atas konsideran solusi, arsitektur solusi pengembangan, dan usulan pembangunan aplikasi.

1.3.1 Konsideran Solusi

Konsideran yang menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan dan pengajuan solusi disampaikan pada.

Gambar 1-5 Konsideran Usulan Solusi

Setiap komponen di atas akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Tujuan utama pelaksanaan proyek

Tujuan pelaksanaan proyek untuk pekerjaan ini adalah ketersediaan aplikasi SIMKARI dalam mendukung pelaksanaan kerja dan entri data pada seluruh unit kerja di Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri. Poin ini menjadi konsideran karena merupakan dasar dan panduan pelaksanaan pekerjaan. Arahan solusi, baik fitur aplikasi, maupun metodologi pekerjaan pada akhirnya harus dapat memenuhi tujuan ini.

b. Kebutuhan pengguna terhadap aplikasi

(16)

 Kebutuhan pengembangan aplikasi operasional dan yang belum dioperasionalkan

 Kebutuhan terhadap aplikasi baru yang akan dibangun

 Kebutuhan sistem aplikasi SIMKARI yang terintegrasi dan tersedia untuk

membantu pelaksaan pekerjaan

c. Kondisi pemanfaatan DRC

Kondisi pemanfaatan DRC menjadi konsideran karena termasuk dalam lingkup pekerjaan untuk menjamin optimalisasi pemanfaaan aplikasi SIMKARI. DRC dimanfaatkan sebagai backup dengan kondisi yang harus selalu up-to-date, sehingga jika terjadi kegagalan fungsional pada server utama aplikasi akibat ada hal tidak terduga, maka aplikasi tetap dapat berjalan.

d. Kondisi pemanfaatan modul-modul

aplikasi SIMKARI

Kondisi ini dapat direpresentasikan dengan status operasional dan kebutuhan pengembangan. Solusi yang diberikan bergantung pada tiap-tiap status operasional dan pengembangan ini.

e. Struktur data, informasi, dan basisdata

Konsiderasi ini digunakan dalam pertimbangan solusi untuk sajian informasi (reporting) dari modul-modul aplikasi.

f. Infrastruktur dan lingkungan

implementasi aplikasi SIMKARI

Konsiderasi ini meliputi hardware dan software system tempat aplikasi SIMKARI berjalan.

g. Persebaran lokasi pengguna

Persebaran lokasi menentukan bagaimana cara akses aplikasi dari berbagai lokasi berbeda.

h. Struktur organisasi pengguna

(17)

Berdasarkan ruang lingkup yang ada di KAK Pengembangan Perangkat Lunak dan Basisdata SIMKARI 2
014
 dan pemahaman kondisi eksisting tentang operasionalisasi aplikasi SIMKARI , maka PT Mitreka Solusi Indonesia ingin memberikan usulan pengembangan jangka panjang demi memperlancar tugas pokok dan fungsi Kejaksaan Agung juga untuk meningkatkan pelayanan informasi ke publik. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor berikut :

 Pertumbuhan Volume Data yang dikelola SIMKARI yang tersimpan di basisdata DC

dan DRC dan terletak pada DBMS multi platform (Oracle, PostgreSQL, MySQL)

 Perkembangan kebutuhan pengambilan keputusan oleh pihak pimpinan Kejaksaan

Agung RI dari tingkat pusat sampai dengan daerah

 Perkembangan teknologi akses dan visualisasi aplikasi , baik secara mobile

 Perluasan akses aplikasi SIMKARI, tidak hasnya pihak internal Kejagung , namun

juga dari pihak instansi lain terkait

Maka usulan pengembangan SIMKARI kedepan diperlihatkan pada gambar di bawah ini . Dari gambar tersebut dapat diperlihatkan usulan pengembangan SIMKARI Kejaksaan Agung RI yang terdiri dari 3 domain pekerjaan :

1. Pengembangan di Domain Data , pada domain ini kami menyarankan ada nya pembangunan pangkalan data dari semua data yang tersebar di tiga DBMS (Oracle, PostgreSQL dan MySQL). Hal ini untuk mendapatkan informasi keluaran yang lebih akurat dan cepat, juga untuk mencegah adanya duplikasi data terutama untuk data master (Master Data Management).

2
. Pengembangan di Domain Aplikasi. Untuk domain aplikasi kami menyarankan dibangunnya aplikasi Datawarehouse ETL untuk menunjang penyajian informasi yang lebih akurat untuk mendukung pengambilan keputusan di lingkungan Kejaksaan Agung RI. Selain itu untuk mendukung integrasi informasi dengan instansi terkait kami menyarankan dibangun beberapa web service untuk data yang boleh diakses oleh pihak luar. Selain itu, mengingat aplikasi SIMKARI dibangun secara modular, penerapan konsep SOA dan SSO menjadi penting untuk mendukung integrasi data dan hak akses antar modul aplikasi SIMKARI.

(18)

Penerapan IT Security mulai dirasa perlu diterapkan di lingkungan pengembangan SIMKARI. Selain itu pemeliharaan berkelanjutan juga memegang peranan demi meningkatnya performansi dan operasionalisasi aplikasi SIMKARI jangka panjang.

1.3.2 Arsitektur Solusi Pengembangan Aplikasi dan Database

SIMKARI 2014

Gambar 1-6 Arsitektur Infrastruktur Pengembangan Aplikasi dan Database SIMKARI 2014

(19)

(SIMKARI). Modul Kepegawaian digunakan oleh Biro Kepegawaian untuk mendukung kegiatan operasional pengelolaan data pegawai, seperti perekrutan, pengembangan, pemberhentian, dan pensiun. Data pegawai ini dibuat untuk bisa menghasilkan laporan pegawai sesuai dengan kebutuhan. Selain SIMKARI, ada juga aplikasi Simpeg yang digunakan di lingkungan Biro Kepegawaian untuk mendukung kegiatan operasional yang belum diakomodasi SIMKARI.

Berdasarkan KAK, rencana pengembangan aplikasi manajemen Kepegawaian pada tahun 2
014
 ini meliputi :

1. Pembuatan report dan template dokumen adminsitrasi untuk membantu pengelolaan administrasi kepegawaian secara online untuk Bagian Kepangkatan, Bagian Pengembangan dan Bagian Hensiun pada Biro Kepegawaian Kejaksaan Agung RI, minimal 50 jenis template;

2
. Penyempurnaan sajian informasi bagi pimpinan dalam bentuk dashboard;

Selain poin pengembangan yang tercantum di KAK, pihak konsultan mengusulkan pengembangan fitur Aplikasi Kepegawaian antara lain :

1. Penyempurnaan dashboard aplikasi kepegawaian dengan menampilkan grafik interaktif yang menunjukkan informasi kini (current) maupun waktu sebelumnya (historis). 2
. Penyempurnaan fitur proses SK online dengan notifikasi berbentuk SMS kepada pegawai

yang sedang diproses SK

3. Penyempurnaan fitur pengadaan pegawai yang dilakukan oleh Bagian Pengadaan Pegawai

4
. Penyempurnaan fitur pensiun pegawai

5. Penyempurnaan laporan daftar urut kepangkatan dan laporan lainnya untuk kebutuhan biro kepegawaian dan pimpinan

6. Penyempurnaan fitur riwayat pegawai yang menunjukan data historis pegawai selama di kejaksaan

(20)
(21)

dengan form sederhana.

 Pendidikan Formal. Proses ini hanya melakukan modifikasi data tanpa ada alur proses

pendukung yang harus diakomodasi SIMKARI. Sehingga modifikasi bisa dilakukan dengan form sederhana.

 Diklat Struktur. Proses ini direncanakan akan mengambil data dari aplikasi Diklat sesuai

dengan kelas Pendidikan yang yang diikuti. Oleh karena itu, SIMKARI perlu menyediakan mekanisme untuk update data otomatis dari aplikasi Diklat.

 Jabatan. Proses ini terdiri dari beberapa subproses yang bisa dibagi jadi 2
 tahapan, yaitu

Pertelaan dan Pembuatan SK.

 Golongan dan Kepangkatan. Proses ini terdiri dari beberapa subproses yang bisa dibagi

jadi 2
 tahapan, yaitu Pertelaan dan Pembuatan SK.

 Kenaikan Gaji Berkala. Proses ini terdiri dari beberapa subproses yang bisa dibagi jadi 2


tahapan, yaitu Pertelaan dan Pembuatan SK.

Saat ini, data Perangkat Terakhir ini sekarang masih dientri manual dan tidak bisa terlihat di Riwayat Pegawai. Padahal datanya sendiri sudah tergabung di database Oracle. Oleh karena itu, target awal pengembangan adalah memunculkan data Riwayat Pegawai terakhir di Perangkat Terakhir dan sebaliknya.

Selain Perangkat Terakhir, ada juga proses Mutasi Penempatan kerja yang terdiri dari 2
 tahap (Pertelaan dan Pembuatan SK) dan Mutasi Nasional yang terdiri dari 1 tahap (Pembuatan SK).

1.3.3.2 Pengembangan Dashboard Kepegawaian

(22)

Gambar 1-8 Konten Informasi Fitur Dashboard Kepegawaian

Untuk pengembangan 2
014
, kami mengusulkan pembangunan dashboard kepegawaian dengan pendekatan pembangunan Executive Information System , dimana data dan informasi yang ditampilkan dibuat lebih user friendly, intuitif dan menarik sehingga mempermudah jajaran pimpinan Kejaksaan Agung melakukan analisa data untuk pengambilan keputusan.

Dashboard umumnya berisi summary informasi tertentu dengan tematik tertentu yang digunakan untuk monitoring performansi sesuatu, pada EIS terdapat fitur untuk visualisasi summary data guna memudahkan pengguna yaitu manajemen level atas dalam membaca kondisi performansi organisasi. Bentuk-bentuk visualisasi data meliputi:

1. Tabel

Tabel data merupakan bentuk reprensetasi visualisasi data paling sederhana. Tabel biasanya digunakan untuk menampilkan reporting mengenai rekapitulasi data yang ada. Visualisasi data yang ditampilkan menggunakan tabel sebaiknya tidak melibatkan terlalu banyak baris ataupun kolom untuk mempermudah melihat informasi apa yang terkandung di dalamnya dalam satu kilas pandang.

2. Scorecard

(23)

Indicator (KPI). KPI ini dapat diturunkan berdasarkan visi misi proses dan organisasi. Berdasarkan tujuan strategis ini kemudian diturunkanlah key success factor (KSF) yang merupakan faktor kunci keberhasilan atas tujuan strategis telah didefinisikan sebelumnya. Akhirnya dari KSF ini, ditentukanlah KPI yang digunakan untuk mengukur pencapaian keberhasilan secara langsung dan lebih lanjut, mengukur pencapaian tujuan. KPI meliputi hal-hal sebagai berikut: indikator pengukuran keberhasilan itu sendiri, satuan pengukuran, cara mengukur, dan target capaian, dan capaian riil untuk indikator tersebut.

Visualisasi capaian KPI pada scorecard dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk, baik menggunakan angka-angka, maupun pewarnaan untuk lebih memudahkan dalam memahami scorecard dalam sekilas lihat saja. Contoh scorecard akan dibahas pada bagian selanjutnya.

3. Grafik

Grafik merupakan bentuk umum rekapitulasi data yang digambarkan menggunakan grafik batang, pie-chart, maupun garis. Sajian informasi pada EIS menggunakan grafik dapat meliputi beberapa alternatif jenis informasi sebagai berikut:

a. Grafik Tren

Grafik ini dapat menampilkan informasi mengenai kecenderungan akan suatu hal dari waktu ke waktu (biasanya per tahun). Kecenderungan ini dapat berupa pertumbuhan nilai data tersebut maupun penurunannya. Grafik tren biasanya digambarkan menggunakan grafik garis.

b. Grafik Komposisi

Grafik komposisi dapat menampilkan proporsi beberapa nilai data tertentu terhadap total data keseluruhannya. Grafik komposisi dapat digambarkan menggunakan grafik pie (pie chart).

c. Grafik Komparasi

Grafik komparasi dapat menampilkan capaian nilai antara dua nilai data. Grafik ini biasanya digambarkan dengan grafik batang dengan dua pewarnaan.

d. Grafik Peringkat

Grafik peringkat digambarkan dengan grafik batang untuk memperlihatkan data dengan nilai tertinggi.

4. Peta Demografi

(24)

pewarnaan ini dapat dilihat lokasi apa yang perlu diperhatikan maupun tidak.

5. Dashboard

Dashboard dirancang agar para pengambil keputusan dapat melihat keberagaman data yang mempengaruhi bagian maupun institusi mereka. Dashboard merupakan semacam ‘wadah’ untuk menampung beberapa bentuk visualisasi yang telah di jelaskan sebelumnya berupa scorecard, grafik, tabel, dan lain-lain. Dashboard inilah yang merupakan hasil rancangan visualisasi summary data pada EIS secara keseluruhan. Dashboard ini dirancang khusus untuk setiap pengguna dan kebutuhan tertentu. Dashboard juga merupakan media navigasi utama sebelum melakukan drill-down menuju detail data.

Informasi yang disajikan pada dashboard lebih lengkap daripada yang ditampilkan pada scorecard, dimana seringkali scorecard menjadi bagian dari dashboard itu sendiri.

6. Reporting

Reporting dapat dipahami sebagai rekapitulasi data berdasarkan parameter-parameter masukan tertentu. Rekapitulasi data ini bersifat detail dengan menampilkan data lengkap. Representasi data yang digunakan seringkali menggunakan metode tabular.

Laporan (report) merupakan media paling sederhana untuk menyajikan informasi yang dapat dipahami dan digunakan oleh banyak jenis pengguna. Laporan ini selain ditampilkan di layar dapat pula dicetak ke dalam bentuk PDF, Excel, maupun teks file sesuai kebutuhan.

(25)

1.3.3.3 Manajemen Pengguna & Perluasan Hak Akses

(26)

1.3.3.4 Pengembangan Template dan Sistem Pelaporan Administrasi Kepegawaian

Pembuatan report dan template dokumen adminsitrasi untuk membantu pengelolaan administrasi kepegawaian secara online untuk Bagian Kepangkatan, Bagian Pengembangan dan Bagian Pensiun pada Biro Kepegawaian Kejaksaan Agung RI, minimal 50 jenis template;

Untuk pengembangan template dan sistem pelaporan ini , menggunakan konsep yang disebut

data driven – template document generator, dengan menggunakan tools pengolah dokumen standard seperti Microsoft Word, Microsoft Excel. Pada pengembangan SIMKARI 2
013, konsep ini sudah diterapkan untuk pembangunan aplikasi eLAKIP, dimana diawal akan dibuat template dokumen, namun kontennya tidak perlu diketik manual namun mengambil data dari basisdata aplikasi SIMKARI.

1.3.4 Pengembangan Fitur Pencarian Data Kepegawaian

(27)
(28)
(29)

1.3.6.1 Bisnis Proses Aplikasi e- LAKIP

Berikut ini adalah proses bisnis pemanfaatan aplikasi e-LAKIP. Proses bisnis digambarkan dengan diagram swimlane, dimana alur proses dibagi berdasarkan jenis usernya.

(30)

Gambar 1-13 Rencana Pengembangan Aplikasi e-LAKIP

1.3.6.2 Data Visibility

Pembangunan aplikasi e-LAKIP tahun 2
013 berfokus pada otomasi pembuatan laporan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2
013, khususnya LAKIP Kejaksaan Agung. Sehingga pada e-LAKIP 2
013 user tiap satker diharapkan dapat mencetak LAKIP untuk satkernya sendiri.

Saat ini, jika user ingin melihat data Satker di bawahnya, user harus logout dan login kembali sebagai user Satker di bawahnya, dengan konsekuensi ada data user dan password yang di-share antar beberapa personil. Misalnya, ketika user Kejati Jawa Barat ingin melihat data realisasi Kejaksaan Agung RI Kota Bandung, maka user Kejati Jawa Barat harus logout dan login kembali sebagai user Kejaksaan Agung RI Kota Bandung.

Kemudian, seperti proses pengisian data realisasi pada umumnya, user secara psikologis tentunya ingin melihat data realisasi untuk program kerja yang sama di tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, kebutuhan tersebut belum difasilitasi pada aplikasi e-LAKIP 2
013.

Monitoring

Automation

Setup

Melihat data

satker di

bawahnya

Melihat data

satker di

(31)

Gambar 1-14 Rencana Pengembangan Fitur e-Lakip

1.3.6.3 Drill Down

Fitur drill down adalah fitur yang memungkinkan user dapat melihat data dari unit-unit yang ada di bawah tanggung jawabnya tanpa harus melakukan login ulang sebagai user pada unit sub-ordinat yang bersangkutan.

Perubahan dan modifikasi yang akan dilakukan terhadap aplikasi eksisting, antara lain sebagai berikut :

1. Menambahkan filter kejati dan Kejaksaan Agung RI pada menu input realisasi anggaran, input realisasi kinerja, dan cetak lakip.

2
. Menambahkan menu baru, yaitu dashboard per satker, yang di dalamnya dapat melihat dashboard untuk satker-satker di bawahnya.

Perubahan yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan fasilitas dan fungsi baru yang dapat digunakan oleh user, antara lain :

1. User Kejagung dapat melihat data realisasi dan dapat mencetak LAKIP, serta melihat dashboard untuk:

a. Satker Kejagung b. Seluruh JAM

c. Seluruh satker Kejati

d. Seluruh satker Kejaksaan Agung RI 2
. User JAM dapat melihat data realisasi untuk :

a. JAM yang bersangkutan

b. Seluruh satker Kejati untuk program-program di bawah JAM yang bersangkutan c. Seluruh satker Kejaksaan Agung RI untuk program-program di bawah JAM yang

bersangkutan

3. User Kejati dapat melihat data realisasi dan dapat mencetak LAKIP, serta melihat dashboard untuk :

a. Satker Kejati yang bersangkutan

b. Satker-satker Kejaksaan Agung RI di bawah Kejati yang bersangkutan

(32)

pada tahun aktif / berjalan saja, report-report yang sudah dibuat pada tahun-tahun sebelumnya juga dapat dilihat namun sudah bersifat final / read only.

Perubahan yang dilakukan pada sistem eksisting, antara lain :

1. Menambahkan filter tahun pada menu input realisasi anggaran, input realisasi kinerja, dan cetak lakip.

Dengan adanya fitur historical report, diharapkan ada beberapa manfaat baru yang bisa didapatkan oleh user, antara lain :

1. User dapat melihat realisasi kinerja dan realisasi anggaran untuk tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun yang dipilih berbeda dengan tahun yang aktif, maka user hanya dapat melihat, tidak dapat mengubah data.

2
. User dapat mencetak LAKIP untuk tahun-tahun sebelumnya sesuai level usernya.

1.3.6.5 Report Improvement

Aplikasi e-LAKIP yang digunakan untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2
013 telah dirasakan manfaatnya oleh para pengguna. Terutama fungsi aplikasi untuk mengotomasi pembuatan dokumen. Pada pengembangan selanjutnya, aplikasi e-LAKIP diharapkan juga dapat membantu user dalam aspek pelaporan.

Aplikasi e-LAKIP eksisting (versi 2
013) sebenarnya sudah menyediakan fitur laporan, yaitu:

1. Pembuatan dokumen LAKIP itu sendiri, yang pada hakikatnya adalah sebuah laporan. 2
. Dashboard monitoring penyerapan anggaran satker yang bersangkutan dan penyerapan

anggaran satker-satker di bawahnya, dalam bentuk grafik.

(33)

bawahnya. Hal ini mengakibatkan user harus mengumpulkan dulu total realisasi dari satker-satker di bawahnya, menjumlahkannya secara manual, dan menginputkannya ke dalam sistem.

Selain itu, saat ini dashboard monitoring penyerapan anggaran hanya menampilkan realisasi anggaran untuk anggaran-anggaran yang berbasis kinerja. Hal ini menyebabkan adanya kebingungan dari beberapa pihak mengenai pagu dan realisasi anggaran yang tidak cocok dengan anggaran total mereka.

Gambar 1-15 Alur Fitur Otomasi Dokumen LAKIP

Kemudian, di fitur otomasi pembuatan dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, saat ini hanya mengakomodasi data-data yang bersifat kuantitatif, yaitu data mengenai target/pagu dan data realisasi; dan beberapa data-data yang bersifat program kerja, yaitu data visi, misi, program, kegiatan, dan output dari rencana kerja anggaran Kejaksaan. Data-data yang sifatnya kualitatif, seperti ikhtisar summary, latar belakang, struktur organisasi, penjelasan tentang pencapaian keberhasilan kinerja tiap sasaran kegiatan, kesimpulan, dan saran masih diinput secara manual ke dokumen hasil generate. Sehingga ketika dokumen LAKIP

(34)

Yang terakhir, selain dokumen LAKIP, sebenarnya masih ada beberapa dokumen yang dibutuhkan oleh Kejaksaan untuk dibuat secara otomatis, salah satunya adalah dokumen penetapan kinerja. Saat ini, pihak Kejagung harus membuat dokumen penetapan kinerja ini sebagai dasar bagi tiap satker kejaksaan dalam menjalankan operasional kerja untuk pencapaian kinerjanya.

Modifikasi Input Realisasi

Modifikasi yang dilakukan:

1. Menghilangkan input realisasi daerah pada modul input realisasi anggaran. 2
. Menghilangkan input realisasi daerah pada mobul input realisasi kinerja.

3. Pada modul input realisasi anggaran, dikeluarkan semua output satker tersebut, tidak terbatas hanya pada anggaran berbasis kinerja.

(35)

ditampilkan di kolom realisasi daerah.

Laporan Total Anggaran

Modifikasi yang dilakukan:

1. Pada modul dashboard, sistem tidak hanya menampilkan grafik penyerapan anggaran berbasis kinerja, melainkan grafik penyerapan total anggaran.

Input Data Kualitatif

Fitur dari modul baru ini adalah:

1. Melihat daftar data kualitatif 2
. Melihat detail data kualitatif 3. Mengubah isi data kualitatif

Halaman pengisian data kualitatif berupa halaman editor seperti halaman input berita di CMS (Content Management Sytem).

Modifikasi Generate Dokumen LAKIP

1. Pada saat melakukan cetak dokumen LAKIP, sistem akan merekap data realisasi kinerja dan anggaran satker-satker di bawahnya untuk ditampilkan di bab pengukuran kinerja di dokumen LAKIP.

2
. Pada saat melakukan cetak dokumen LAKIP, sistem akan membaca data-data kualitatif sebagai bagian dari otomasi dokumen LAKIP.

Generate Dokumen Penetapan Kinerja

Fitur dari modul baru ini adalah:

(36)

yang disajikan dalam bentuk grafik pada fitur dashboard. Sementara itu, untuk meningkatkan koordinasi antara suatu satker dengan satker-satker di bawahnya, pihak Kejaksaan membutuhkan sarana untuk memonitor pengisian realisasi satker-satker di bawahnya.

Sarana monitoring pengisian data realisasi ini akan dibuat di menu tersendiri, terpisah dengan dashboard. User dari fitur ini adalah user Kejagung dan Kejati. Fitur dari monitoring pengisian data realisasi sebagai berikut:

1. Melihat grafik persentase pengisian data realisasi kinerja satker-satker di bawahnya. 2
. Melihat grafik persentase pengisian data realisasi anggaran satker-satker di bawahnya. 3. Khusus untuk user Kejagung, akan ditambahkan filter satker Kejati, sehingga dapat

memonitor sampai ke level Kejaksaan Agung RI.

4
. Selain dalam format grafik, dapat pula ditampilkan dalam format tabel yang dapat

Karena aplikasi e-LAKIP 2
013 berfokus pada pembuatan LAKIP untuk tahun 2
013, maka belum tersedia fasilitas otomasi pengisian data-data yang berulang (atau minim perubahan) dari tahun sebelumnya.

(37)

Tentunya akan kontraproduktif bagi user jika mereka harus melakukan input ulang untuk data-data yang sifatnya minim perubahan tersebut. Oleh karena itu, untuk mempercepat proses pembuatan data-data tersebut di atas, maka akan disediakan fasilitas salin data dari tahun sebelumnya.

Modifikasi yang akan dilakukan antara lain:

1. Penambahan fasilitas salin data di halaman utama Profil. 2
. Penambahan fasilitas salin data di halaman utama Program. 3. Penambahan fasilitas salin data di halaman utama Kegiatan.

(38)
(39)

1.3.9.1 Infrastruktur Pengembangan Aplikasi

Pengembangan SIMKARI membutuhkan pengembangan infrastruktur pendukungnya, berupa server dan database. Oleh karena itu, pada pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan capacity planning yang berisi rencana pengembangan kapasitas infrastruktur pendukugng SIMARI. Gambaran kebutuhan diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Keperluan Tools

Operating System Linux – RHEL 64
 bit

Database Aplikasi Oracle 11g, PostgreSQL, MySQL

DB Client Toad atau Razor

User Directory LDAP

Centralized user repository OpenLDAP (Linux) karena memiliki fleksibilitas

yang lebih tinggi ketimbang Active Directory

Centralized Authentication Server

Jasig CAS

Mash up AJAX, REST, JSON, XML

Development Plaform PHP (MVC Framework), Java

1.3.9.2 Capacity Planning

Terdapat gap kapasitas di antara 2
 definisi itu. Gap disebabkan oleh:

 Adanya pertambahan pengguna

 Adanya pertambahan sumber data yang dikelola sebagai hasil sinkronisasi proses verifikasi dan validasi arsip daerah, serta hasil sinkronisasi dengan direktorat bea cukai dan dirjen pajak

 Adanya kebutuhan pengembangan report yang disajikan. Kebutuhan ini akan

meningkatkan jumlah data yang dikelola dalm datawarehouse.

Pelaksanaan capacity planning dilakukan menggunakan 3 langkah berikut:

1. Menetapkan layanan dan kualitasnya yang ingdin dicapaai

Hasil penetapan ini dijadikan acuan saat membuat capacity planning. Kualitas minimal yang ingin dicapai setidaknya dapat ditangani oleh infrastkruktur yang akan dikembangkan.

(40)

kapasitas.

3. Analisis rencana untuk masa yang akan datang

Analisis rencana untuk masa ayang akan datang dilakukan dengan mendefinisikan hal-hal berikut:

 Kebutuhan kapasitas hasil pengembangan

 Sisa ketersediaan kapasitas untuk mendukung pengembangan. Pengukuran

kapasitas dilakukan dengan machine sizing.

 Jika kapasitas kurang, maka dilakukan evaluasi apa yang masih kurang, kapasitas

server ataukah kapasitas database

 Melakukan optimasi menggunakan infrastruktur yang ada sekarang

 Jika tetap kurang, maka perlu dilakukan pengadaan untuk meningkatkan

kapasitas

 Konfigurasi kapasitas.

1.3.9.3 Security

Klasifikasi keamanan pada penerapan teknologi informasi menurut David Incove meliputi:

1. Fisik (physical security)

2
. Manusia (people/personel security)

3. Data, media, teknik komunikasi

4
. Kebijakan dan prosedur (policy and procedures)

Sedangkan klasifikasi keamanan berdasarkan elemen sistem meliputi:

1. Network security

fokus kepada saluran (media) pembawa informasi.

2
. Application security

(41)

4
. Seluruh sistem aplikasi memiliki tingkat keamanan yang memadai sehingga setiap user hanya bisa mengakses menu aplikasi dan informasi yang disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawabnya.

5. Sistem keamanan harus dirancang untuk menghindari kemungkinan adanya gangguan dari hackers.

1.3.9.4 Penerapan Audit Trail

Aplikasi dilengkapi dengan fungsi audit trail dimana setiap perubahan dan penghapusan atas data dapat dilacak secara terinci.

Audit Trail merupakan salah satu fitur pelengkap sistem yang mencatat semua kegiatan yang dilakukan tiap user dalam suatu tabel log. Pencatatan kegiatan pada audit trail meliputihistori tentang suatu data (Dibuat, Diubah, atau Dihapus) dan oleh siapa serta bisa menampilkannya secara kronologis. Tujuan pemanfaatan audit trail adalah semua kegiatan dalam program yang bersangkutan diharapkan bisa dicatat dengan baik.

1) Fungsi Audit Trail

a. Audit Trail apabila diurutkan berdasarkan waktu bisa membentuk suatu kronologis kegiatan manipulasi suatu data. Audit trail membentuk suatu alur yang logis menghubungkan urutan peristiwa, yang digunakan untuk melacak transaksi yang telah mempengaruhi isi record.

b. Log Audit Trail dapat digunakan untuk melacak apabila ada kesalahan dalam data yang kemudian menimbulkan masalah, serta untuk statistik kontribusi pengguna terhadap data.

c. Audit Trail dapat digunakan untuk mengetahui kondisi data pada waktu tertentu, dan dibandingkan dengan data terbaru (current state).

d. Membentuk sistem komputerisasi yang aman dan terpercaya, juga tidak mengenal perlakuan khusus terhadap pengguna tertentu. Log Audit yang baik berlaku adil, menyimpan semua kegiatan yang dilakukan pengguna dalam level yang bertugas mengoperasikan database.

e. Menyimpan kronologis data tertentu, misalnya kapan sebuah item tertentu dibuat, diubah, terjadi transaksi, dan seterusnya. Log Audit yang baik mampu menampilkan keseluruhan data tersebut secara kronologis.

(42)

1. WHO: Pengguna yang melakukan aksi/kegiatan terhadap data pada aplikasi SIMPADU. 2
. WHERE: tempat akses pengguna terhadap data SIMPADU, dapat diwakili dengan IP

address device yang digunakan untuk mengakses maupun lokasi pengguna ketika mengakses.

3. WHEN: waktu pelaksanaan kegiatan/aksi yang dilakukan pengguna terhadap data SIMPADU.

4
. WHAT meliputi

a. Key/ID identifikasi data yang diakses. b. Isi perubahan data

c. Jenis kegiatan berupa menambah, merubah, dan menghapus.

Penyimpanan data untuk audit trail berupa log aksi yang dikenakan terhadap suatu data dapat dilakukan melalui dua alternatif berikut:

1. Menyisipkan kode program untuk mencatat log trail aplikasi.

2
. Menyisipkan perintah penambahan record pada setiap Query Insert, Update, Delete pada data yang dikenai aksi.

(43)

Data pelengkap berupa log dapat disimpan dalam bentuk:

a. Binary File (Ukuran tidak besar dan tidak bisa dibaca begitu saja). Binary file digunakan untuk menyimpan log akibat kebutuhan akan kapasitas yang besar. Penggunaan binary file mengharuskan adanya kegiatanpembuatan modul atau program untuk melakukan konversi file biner ini, menjadi format yang dapat dibaca dengan mudah.

b. Text File ( Ukuran besar dan bisa dibaca langsung)

Merupakan jenis log yang mudah digunakan oleh siapapun, Anda dapat langsung melihatnya pada text editor favorit Anda. Kerugiannya selain menyita kapasitas harddisk yang relatif besar, juga tidak terdapat keamanan yang memadai. Siapapun yang dapat mengakses file tersebut akan dapat melihat isi fi le log ini, dan bisa jadi dapat mengubahnya, jika memiliki hak untuk mengedit fi le tersebut.

c. Tabel

(44)

Gambar

Gambar 1-2 Struktur organisasi KEJAKSAAN AGUNG RI
Gambar 1-3 Pemahaman Kondisi Kini Aplikasi SIMKARI
Gambar 1-4 Prioritas pemeliharaan, pengembangan dan operasionalisasi aplikasi
Gambar 1-5 Konsideran Usulan Solusi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan terhadap Waktu pelaksanaan dan Struktur Organisasi sudah jelas disebutkan di dalam TOR yang diharapkan konsultan dapat melaksanakan pekerjaan SID perbaikan berat

Dokumen Data Dasar RPJMD Kabupaten Cilacap 2017 - 2022 adalah kajian hasil penelitian terhadap RPJMD yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kinerja masing-masing

Konsultan engawasan akan membuat suatu uraian mengenai prosedur dan Instruksi kerja untuk masing ) masing pekerjaan yang akan dilaksanakan target yang akan dicapai dan

Didalam penarikan desain alinemen horizontal dan vertical harus sudah diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi : galian/timbunan, bangunan

Fasilitas yang akan disediakan oleh penyedia jasa dalam pekerjaan ini adalah peralatan dan fasilitas yang menunjang setiap pekerjaan pada pekerjaan Penyusunan

Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan serta Pengawas Teknis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bulungan dalam melaksanakan tugas dan kewaji bannya

Tanggapan Membaca dan memahami paparan dari Kerangka Acuan Kerja KAK pada Jasa Konsultan Pekerjaan “Perencanaan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Long Buang” yang diberikan merupakan

| Bab 4 - 1 PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA Pada dasarnya Kerangka Acuan Kerja KAK yang diberikan telah menjabarkan uraian yang cukup lengkap, namun untuk menghindarkan