Sarah Sumiati (1507210) perkembangan zaman dan teknologi yang semakin mencuat, kurikulum pendidikan pun harus menyesuaikan agar tujuan terciptanya insan yang mengikuti era terlaksana atau dalam istilah lain kurikulum haruslah berkembang. Landasan awal tadilah yang akan menjaga kurikulum agar tidak keluar dari titik tolak utama kurikulum tersebut. Dalam penerapan kurikulum sebagai ide, rencana, proses dan hasil, pada proses pengembangannya tetap mengacu pada landasan yang kuat dan kokoh. Hal ini bertujuan agar kurikulum tetap berfungsi dan berperan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Para ahli membagi landasan pengembangan kurikulum ini menjadi berbagai jenis. Diantaranya pendapat C Allan (1998) membagi menjadi philosophy, history, psychology, and sociology. Lain halnya dengan Tyler (1988) menurutnya aspek yang melandasi pengembangan kurikulum adalah ”use of philosophy, studies of learners, suggestions from subject specialist, studies of contemporary life, and use of psychology of learning.” Secara umum ada empat landasan pokok yang harus dijadikan dasar dalam setiap pengembangan kurikulum, yaitu: landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya, dan landasan teknologi.
Landasan filosofis merupakan asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, manusia, pengetahuan, dan nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi ini berimplikasi pada tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan pendidik. Landasan psikologis merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi. Ada dua jenis psikologi yang harus menjadi acuan yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan mempelajari proses dan karakteristik perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan, sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan kurikulum, yaitu teori belajar kognitif, behavioristik, dan humanistik. Landasan sosial budaya merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Karakteristik sosial budaya dimana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan yang akan dikembangakan. Landasan teknologi merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari berbagai kajian ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hardware maupun software sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat menyaesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ornstein, Allan C. and Francis P, Hunkins. (1998). Curriculum, Foundations, Principles, and Issues. Boston: Allyn and Bacon. [Online] https://scholar.google.com/scholar?
q=curriculum+foundations+principles+and+issues+by+allan+c+ornstein+and+fra ncis+p+hunkins&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart&sa=X&sqi=2&ved=0a hUKEwipsbm_w57SAhWBMo8KHe1-DbIQgQMIFzAA
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2016). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.