• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pola Asupan Nutrisi Akibat Kehilangan Sebagian Gigi Pada Masyarakat Yang Tidak Dan Menggunakan Gigitiruan Sebagian Lepasan Di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pola Asupan Nutrisi Akibat Kehilangan Sebagian Gigi Pada Masyarakat Yang Tidak Dan Menggunakan Gigitiruan Sebagian Lepasan Di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Kehilangan sebagian gigi adalah hilangnya beberapa gigi asli dalam satu lengkung rahang.1,18 Kehilangan sebagian gigi yang dialami oleh pasien mempengaruhi kesehatan umum dan rongga mulut. Hal ini berpengaruh pada kualitas hidup secara keseluruhan, termasuk dalam hal menikmati makanan dan asupan nutrisi.8

2.1 Kehilangan Gigi

Kehilangan gigi disebabkan oleh beberapa faktor dan dapat menimbulkan berbagai dampak.3,6,10

2.1.1 Faktor Penyebab Kehilangan Gigi

Penyebab kehilangan gigi yang paling umum adalah penyakit periodontal, karies, dan trauma.3 Kehilangan gigi juga sering dihubungkan dengan penambahan usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.2,4 Data Oral Health US menujukkan bahwa prevalensi kehilangan gigi pada usia 22-44 tahun adalah 2%, prevalensi kehilangan gigi ada pada usia 45-60 adalah 10%, dan prevalensi kehilangan gigi pada usia 65-74 adalah 25%.19 Berdasarkan data Canandian Community Health Survey, kehilangan gigi lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria.20 Hal ini sesuai dengan penelitian Shamdol Z dkk di Malaysia yang melaporkan bahwa wanita memiliki resiko lebih besar mengalami kehilangan gigi daripada pria. Terdapat hubungan antara kehilangan gigi dengan tingkat pendidikan. Masyarakat dengan pendidikan tinggi dan berjenis kelamin perempuan cenderung memiliki kesadaran untuk memperbaiki kesehatan rongga mulut, menggunakan fasilitas kesehatan gigi dan mulut serta gaya hidup yang lebih baik untuk memperhatikan kesehatan rongga mulut.2,21

(2)

pada plak yang terakumulasi di antara gigi dan gusi dengan tanda-tanda klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak, dan berdarah pada tekanan ringan. Gingivitis akan berkembang menjadi periodontitis jika tidak dilakukan perawatan. Gejala yang dirasakan salah satunya adalah perdarahan gusi ketika menyikat gigi. Selain itu juga dapat terjadi halitosis, resesi gingiva, dan pembentukan saku gusi. Periodontitis yang tidak dirawat akan mengakibatkan kehilangan tulang alveolar di sekitar gigi dan pada akhirnya akan terjadi kehilangan gigi.22

Karies adalah suatu penyakit pada jaringan gigi yang ditandai kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi yang meluas ke arah pulpa. Karies dapat timbul pada satu permukaan gigi dan dapat meluas ke dentin atau ke pulpa. Apabila tidak dirawat, karies dapat menimbulkan rasa nyeri, infeksi, dan kehilangan gigi.23 Pada beberapa kasus, ditemukan bahwa karies juga dapat menyebabkan kematian.10

Trauma atau injuri baik yang langsung mengenai gigi maupun jaringan sekitarnya dapat membuat gigi terlepas dari soketnya. Kehilangan gigi akibat trauma dapat terjadi karena kecelakaan seperti kecelakaan bermotor, bersepeda, serangan pada wajah, dan kontak ketika berolahraga. Kehilangan gigi juga disebabkan oleh perawatan orthodonti. Penelitian yang dilakukan oleh Sanya BO dkk pada masyarakat di Kenya menunjukkan bahwa penyebab utama kehilangan gigi adalah karies 52,6%, penyakit periodontal 27,6%, dan secara umum akibat trauma dan alasan pencabutan karena perawatan ortodonti sebesar 2% dan 2,2%.24

2.1.2 Dampak Kehilangan Gigi

Kehilangan sebagian maupun seluruh gigi memiliki dampak seperti emosional, sistemik, dan fungsional.6,8,10

2.1.2.1 Dampak Emosional

(3)

emosional yang terjadi yaitu perasaan sedih dan depresi, merasa kehilangan bagian diri, dan merasa lebih tua. Penelitian Davis dkk menunjukkan 45% dari pasien di London sulit menerima kehilangan gigi dan mengungkapkan adanya dampak emosional akibat kehilangan gigi.6

2.1.2.2 Dampak Sistemik

Sistemik adalah pengaruh yang ditimbulkan akibat efek lokal.7 Dampak

sistemik antara lain penyakit kardiovaskular, kanker gastrointestinal, dan stroke diakibatkan status rongga mulut yang buruk .8,10,11 Penyakit-penyakit di atas terjadi karena ketidakcukupan nutrisi karena ketidakmampuan dalam mengunyah makanan sehubungan dengan kehilangan gigi. Hubungan lain kehilangan gigi dengan penyakit kardiovaskular adalah akibat infeksi peradangan pada rongga mulut yang disebabkan penyakit periodontal. Penyakit periodontal dapat menyebabkan disfungsi endotelial, pembentukan plak arteri karotid, dan dapat menyebabkan kemunduran kemampuan antiterogenik dari HDL.22 Ketidakseimbangan dari konsumsi makanan tersebut akan menimbulkan penyakit kardiovaskular, osteoporosis, dan keganasan gastrointestinal.10

Kurangnya konsumsi kalsium dan vitamin D yang berasal dari buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan terjadinya osteoporosis.25 Resiko timbulnya penyakit gastrointestinal seperti kanker esofagus dan kanker lambung dapat juga meningkat sehubungan dengan kehilangan gigi. Kehilangan gigi merupakan suatu gambaran yang buruk dari kondisi kesehatan rongga mulut yang memperantarai penumpukan bakteri pada gigi dan juga sebagai penanda adanya bakteri endogen, khususnya flora gastrointestinal. Penelitian Abnet dkk menunjukkan bahwa pasien yang kehilangan gigi memiliki jumlah flora mulut yang lebih banyak sehingga lebih selektif dalam mereduksi nitrat menjadi nitrit. Nitrit akan bereaksi secara langsung dengan amina dan akan diubah menjadi carsinogenik nitrosiamines. Nitrosiamin yang dihasilkan akan mengakibatkan keganasan pada gastrointestinal. Zat karsinogenik

(4)

2.1.2.3 Dampak Fungsional

Dampak fungsional dapat berupa gangguan bicara dan gangguan mengunyah.3,8

2.1.2.3.1 Gangguan Bicara

Dalam proses bicara, gigi geligi memilki peranan yang sangat penting. Menurut penelitian Hugo dkk menunjukkan adanya kesulitan bicara pada subjek yang

telah kehilangan gigi.4 Melalui bantuan bibir dan lidah yang berkontak dengan gigi geligi dihasilkan beberapa huruf tertentu. Huruf-huruf yang dibentuk melalui kontak gigi-geligi dan lidah adalah seperti huruf d, n, l, j, t, s, z, x, th, ch, dan sh yang merupakan huruf konsonan. Sedangkan huruf yang dibentuk melalui kontak gigi-geligi dan bibir yaitu f dan v. Pasien yang telah mengalami kehilangan gigi akan kesulitan dalam mengucapkan huruf-huruf tersebut. Hal inilah yang akan mengganggu proses bicara dan komunikasi dengan orang lain.9

2.1.2.3.2 Gangguan Mengunyah

Sistem pengunyahan adalah suatu unit fungsional yang terdiri dari gigi, jaringan pendukung gigi, rahang, sendi temporomandibular, otot-otot termasuk bibir, pipi, lidah, palatum, sekresi saliva, sistem peredaran darah, dan persyarafan.26 Proses pengunyahan merupakan fenomena yang melibatka diteruskan ke rongga makanan yang tadinya keras menjadi agak lembut dan lunak.26,27 Gigi anterior berfungsi untuk memotong makanan, sedangkan gigi posterior digunakan untuk mengunyah atau menghaluskan makanan.9

(5)

kehilangan gigi atau memiliki jumlah gigi yang sedikit disebabkan menurunnya kemampuan pengunyahan.13 Seseorang yang kehilangan gigi pada bagian posterior dan memiliki jumlah gigi yang sedikit cenderung memilih makanan yang lebih mudah dikunyah.8-9

2.2 Klasifikasi Kehilangan Sebagian Gigi

2.2.1 Daerah Gigi yang Hilang

Kehilangan gigi dapat diklasifikasikan berdasarkan daerahnya yaitu anterior, posterior, serta anterior dan posterior. Klasifikasi ini dibuat untuk mengetahui perbedaan kebutuhan akan pemakaian gigitiruan yaitu kebutuhan estetis atau fungsional. Kehilangan gigi anterior mencakup hilangnya minimal satu gigi anterior

dan memerlukan perbaikan estetis. Kehilangan gigi posterior mencakup hilangnya minimal tiga gigi posterior dan memerlukan perbaikan fungsional karena kehilangan

gigi posterior akan mempengaruhi kemampuan individu untuk mengunyah. Gigi premolar termasuk ke dalam kedua klasifikasi ini karena gigi premolar penting untuk fungsi estetis. Kehilangan gigi anterior posterior merupakan gabungan dari kedua klasifikasi di atas.28,29

2.2.2 Jumlah Gigi yang Hilang

Jumlah gigi-geligi yang memadai akan mempengaruhi fungsi pengunyahan, penampilan, berbicara, serta akan terbebas dari rasa sakit dan rasa tidak nyaman,

sehingga hilangnya gigi-geligi akan mempengaruhi banyak aspek dalam kualitas hidup seseorang.28 Dalam penelitiannya, Knezovic-Zlataric D dkk membagi kelompok jumlah kehilangan gigi menjadi tiga yaitu kehilangan satu sampai lima gigi, kehilangan enam sampai sepuluh gigi, dan kehilangan lebih dari sepuluh gigi.30

2.3 Nutrisi

Nutrisi merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan fisik,

(6)

status nutrisi dapat terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien.14

2.3.1 Jenis-jenis Zat Gizi

Menurut Almatsier S, zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh

untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun, dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Zat gizi terdiri dari

beberapa jenis, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.14

2.3.1.1 Karbohidrat

Karbohidrat atau disebut juga sakarida, berasal dari bahasa Yunani Sakcharon yang berarti gula, memiliki jumlah paling banyak diantara empat kelas biomolekul,

yang juga termasuk protein, lemak, dan asam nukleat. Unit dasar dari karbohidrat adalah monosakarida yang terdiri dari glukosa, galaktosa, dan fruktosa.

Monosakarida adalah sumber utama dalam metabolisme, khususnya sebagai sumber energi dan biosintesis. Dua monosakarida dapat bergabung membentuk disakarida, dan gabungan lebih dari dua monosakarida disebut polisakarida.14,31

Karbohidrat memegang peranan penting dalam beberapa proses, seperti sistem pertahanan tubuh, fertilisasi, patogenesis, pembekuan darah, dan perkembangan. Fungsi utama dari karbohidrat adalah sebagai sumber energi bagi tubuh. Karbohidrat mengandung empat kilokalori dalam tiap gramnya. Apabila kebutuhan karbohidrat tidak terpenuhi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi. Karbohidrat, khususnya jenis monoskarida dan disakarida, dapat berfungsi sebagai pemberi rasa manis pada makanan. Gula yang paling manis adalah fruktosa, disusul glutosa, maltosa, dan laktosa. Selain sebagai pemanis, laktosa juga membantu penyerapan kalsium dan menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan dalam saluran cerna. 14

(7)

jantung koroner dapat dicegah oleh serat. Karbohidrat membutuhkan lebih sedikit air untuk dicerna dibandingkan protein dan lemak. Beberapa makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi, roti, ubi, kentang, sereal, bihun, mie, tepung-tepungan dan sebagainya. 14,31

2.3.1.2 Protein

Protein berasal dari bahasa Yunani proteos, yang berarti yang utama atau

yang didahulukan. Protein merupakan bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar kedua di tubuh setelah air. Beberapa fungsi dari protein adalah untuk pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi, mengangkut zat-zat gizi, dan sebagai sumber energi. Seperti halnya karbohidrat, protein mengandung empat kilokalori dalam tiap gramnya. Beberapa makanan yang mengandung protein termasuk daging sapi, ayam, telur, tempe, tahu, ikan, kacang-kacangan, padi-padian, polong-polongan, dan keju.14,32

Dalam proses pencernaan, protein dari makanan dihancurkan dengan menggunakan enzim prototase menjadi polipeptida yang lebih kecil. Polipeptida ini diperlukan untuk menghasilkan asam amino bagi organisme, termasuk asam amino esensial yang tidak bisa dibiosintesis oleh organisme itu sendiri. Ada dua puluh macam asam amino yang dibutuhkan tubuh dalam sintesis protein. Sebelas diantaranya termasuk asam amino nonesensial, yang mana asam amino jenis ini dapat disintesis oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup. Berbeda dengan asam amino nonesensial, sembilan jenis asam amino esensial tidak dapat disintesis oleh tubuh, namun dapat diperoleh dari makanan. Beberapa makanan yang mengandung asam amino esensial adalah susu, telur, daging, dan kedelai.32

Kebutuhan protein per harinya berbeda antara pria dan wanita. Wanita berusia 19-70 tahun membutuhkan 46 gram protein per hari, sedangkan pria berusia 19-70 tahun membutuhkan lebih banyak protein, yaitu 56 gram per hari. Perbedaan ini

(8)

tertentu. Kebutuhan jumlah protein meningkat pada individu dengan aktifitas fisik yang lebih, pada anak dalam masa pertumbuhan, ibu hamil dan menyusui, atau apabila tubuh dalam masa penyembuhan setelah trauma dan operasi. Tidak tercukupinya kebutuhan protein dapat menyebabkan penyakit serius seperti kwashiorkor dan marasmus, bahkan kematian di beberapa negara berkembang.

Dilaporkan sekitar 500 juta orang mengalami malnutrisi energi protein. Menurut Moynihan PJ, malnutrisi energi protein pada usia tua berhubungan dengan kehilangan jaringan otot, penurunan masa tulang, perusakan fungsi kognitif, penyembuhan luka yang buruk, dan meningkatkan insiden kecacatan dan kematian.32

2.3.1.3 Lemak

Lemak terdiri dari sekelompok ikatan yang dapat larut oleh pelarut organik namun tidak dapat dilarutkan oleh air. Lemak dapat berwujud cair dan padat pada suhu ruang. Dalam kehidupan, lemak atau yang disebut juga lipid berguna dalam fungsi struktural maupun fungsi metabolik. Beberapa fungsi lemak antara lain sebagai sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, pemberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan, memelihara suhu tubuh, dan pelindung organ seperti jantung, hati, dan ginjal. Lapisan lemak di bawah kulit akan mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh.14,33

Lemak bisa didapat dari hewan maupun tumbuhan. Beberapa contoh makanan yang mengandung lemak hewani adalah hati, ginjal, kuning telur, minyak ikan, mentega, susu, dan bagian bawah kulit hewan. Lemak nabati dapat diperoleh dari kacang tanah, kacang kedelai, cokelat, keju, biji-bijian, wijen, kelapa, zaitun, dan minyak sayuran. Lemak-lemak ini dapat dikategorikan menjadi lemak jenuh dan tak jenuh.14,33

2.3.1.4 Vitamin

(9)

metabolisme energi, peran vitamin sangat dibutuhkan. Pada umumnya, vitamin berfungsi sebagai koenzim atau bagian dari enzim.14

2.3.1.5 Mineral

Mineral berperan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada sel,

jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Sumber mineral dapat diperoleh dari makanan, baik hewani maupun nabati. Mineral hewani dapat diperoleh

dari daging, hati, ginjal, unggas, ikan kaleng, ikan kering, kerang, udang, telur, mentega/margarin, susu, dan ekstrak susu. Mineral nabati terdapat pada sayuran, buah-buahan seperti pisang dan tomat, biji-bijian, kacang-kacangan, tahu, tempe, dan cokelat. Sumber lain adalah garam dapur yang kaya akan natrium dan klor.14,34

2.4 Pola Asupan Nutrisi

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan

fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan. Pola asupan nutrisi adalah pola konsumsi makanan pasien dengan menilai perasaan pasien terhadap perubahan dalam pemilihan makanan dengan zat gizi tertentu akibat kesulitan mengkonsumsi makanan yang dinilai dengan merasa berubah dan tidak merasa berubah. Pasien yang kehilangan gigi akan mengalami gangguan pengunyahan, sehingga mereka lebih cenderung mengkonsumsi makanan yang lunak daripada makanan yang keras.14, 27

2.5 Dampak Perubahan Pola asupan Nutrisi

(10)

Pada pasien yang telah memiliki usia lanjut, resiko terjadinya osteoporosis akan meningkat akibat kekurangan kalsium dan vitamin D yang berperan penting untuk absorbsi kalsium. Kurangnya asupan makanan yang mengandung vitamin C dapat menyebabkan defisiensi besi karena vitamin C yang berperan dalam pernyerapan besi. Konsumsi vitamin B yang adekuat, khususnya folat dan vitamin B12, dapat mencegah terjadinya demensia pada usia lanjut. 36

Makanan yang dikonsumsi juga mempengaruhi gigi-geligi seseorang. Dan sebaliknya, keadaan gigi-geligi juga mempengaruhi makanan yang dikonsumsi.31 Infeksi bisa menjadi faktor utama terjadinya infeksi dan inflamasi. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan disfungsi pada sistem imun dan mempengaruhi pertahanan diri terhadap infeksi. Infeksi dapat terjadi pada gigi-geligi, mukosa membran, gingiva, lidah, dan juga kelenjar saliva.37

Pertahanan terhadap infeksi didapatkan dengan mengkonsumsi beberapa jenis zat gizi yang diperoleh dari makanan, seperti protein, vitamin, asam lemak esensial, dan nutrient mikro.38 Kurangnya mengkonsumsi vitamin B kompleks dan zat besi mengakibatkan nyeri pada mulut atau lidah terasa panas. Cara mengatasinya bisa dengan memberi tambahan B kompleks. 39

2.6 Hubungan Penggunaan Gigitiruan Sebagian Lepasan dengan Pola Asupan Nutrisi

Banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang. Diantaranya yaitu : berkurangnya kemampuan mengunyah dan mencerna makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor penyerapan makanan. Pengunaan GTSL pada pasien yang telah mengalami kehilangan gigi akan memperbaiki kemampuan pengunyahan mereka.15-17

2.6.1 Hubungan Tidak Menggunakan Gigitiruan Sebagian Lepasan dengan Pola Asupan Nutrisi

(11)

bahwa makanan akan lebih sulit dikunyah dan proses penelanan akan menjadi tidak nyaman, serta kehilangan fungsi pengunyahan optimal yang berdampak pada makin sedikitnya pilihan diet, menurunnya asupan nutrisi, status gizi serta berat badan.8

Kehilangan gigi sering menyebabkan penurunan konsumsi sayur-sayuran, serat, makanan yang sulit dikunyah seperti apel, wortel, seledri, dan roti. Pada umumnya orang yang kehilangan gigi juga memiliki asupan energi yang rendah dan secara signifikan mengkonsumsi protein, kalsium, zat besi, niasin, dan vitamin C dalam jumlah sedikit. Kesulitan mengunyah merupakan indikator penting mengidentifikasi kemungkinan pasien edentulus mengalami resiko kekurangan nutrisi.15

2.6.2 Hubungan Menggunakan Gigitiruan Sebagian Lepasan dengan Pola Asupan Nutrisi

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini di peroleh balita yang tidak ASI Eksklusif dan perkembangan motorik yang menyimpang sebanyak 15 anak (26,8%), balita yang tidak ASI Eksklusif dan

Sensor arus akan mendeteksi adanya arus yang melewati konduktor penyalur petir (down conductor) ketika terjadi sambaran petir (lightning strike) yang mengenai penangkal petir

Komponen penerimaan Perpajakan sampai dengan 31 Oktober 2018 tercatat sebesar Rp1.016,52 triliun merupakan realisasi penerimaan Pajak, sedangkan realisasi dari

Dari ketiga jenis teripang lokal Paracaudina australis, Phyllophorus sp., dan Colochirus quadrangularis yang diujikan, jenis manakah yang paling berpotensi untuk meningkatkan

Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional, Kepala Bagian Penyusunan Rancangan.. Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan

“Strategi Bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam Mengembangankan Usahanya (Study Pada Industri Tenun Ikat di Parengan Kecamatan Maduran-Lamongan)”7. Dalam kesempatan

Hasil penelitian dapat disimpulkan berupa faktor – faktor pendorong pelaku dalam melakukan tindak pidana pemalsuan diantaranya adalah faktor ekonomi, faktor penegakan

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui total biaya perencanaan bahan dan upah kerja serta total biaya pelaksanaan bahan dan upah pada rangkaian pekerjaan