• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB. 7 (Relativitas Gerak Klasik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB. 7 (Relativitas Gerak Klasik)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB. 7

(2)

Untuk menetukan posisi dan gerak suatu benda perlu sistem koordinat.

Partikel dengan acuan A disebut diam tetapi dengan acuan B partikel bergerak, itulah sebabnya kecepatan memiliki arti relatif.

Suatu partikel dapat dikatakan diam atau bergerak tergantung pada acuan (sistem koordinat) yang di- gunakannya.

(3)

0

inersial,

Non

2.

0]

nol),

(boleh

tetap

[

Inersial,

1.

koordinat

Sistem

a

a

v

Dalam analisis penyelidikan (pengamatan), posisi acuan dapat diganti sebagai pengamat (artinya pengamatan adalah diri sendiri yang bergerak atau diam).

(4)

Keretapi yang bergerak dengan lintasan lurus de-ngan v = 40 m s-1. Seorang kondektur berjalan

dengan v = 5 m s-1, dari arah lokomotif menuju

gerbong terakhir. Berapakah kecepatan kondektur tersebut ?

Contoh.

Pertanyaan tersebut dapat dijawab, 5 m s-1.

v tersebut diacukan terhadap penumpang diam (penumpang duduk pada tempat duduknya).

Pertanyaan tersebut dapat dijawab, 35 m s-1.

(5)
(6)

Kerangka Acuan Inersial

1. Pengamatan Terhadap Dua Gerakan Translasi.

0 A

B

rA rB rAB

vA vB

Misal benda A dan B menggunakan kerangka acu-an (xyz) dan diacukan pada pengamat 0,

rAB = rB - rA

rBA = rA - rB

(7)

dt

d

B

A

AB AB

r

V

,

terhadap

relatif

partikel

Kecepatan

BA AB

V

V

dt

d

A

A A

r

V

0,

terhadap

relatif

Kecepatan

dt

d

B

A B

r

V

0,

terhadap

relatif

Kecepatan

dt

d

A

B

BA BA

r

V

,

terhadap

relatif

partikel

Kecepatan

(8)

AB A B A B AB

dt

d

dt

d

dt

d

V

V

V

r

r

r

dt

d

A

A A

V

A

,

0

terhadap

relatif

Percepatan

dt

d

B

B B

V

A

0,

terhadap

relatif

Percepatan

 AAB = AB - AA

(9)

Contoh.

Pesawat A, terbang ke utara dengan v = 300 m s-1

relatif terhadap tanah. Pada saat yang bersamaan pesawat lain (B) terbang dengan sudut 60o arah ke

timur laut, dengan kelajuan 200 m s-1 terhadap

tanah. Carilah v relatif pesawat A terhadap B dan

B relatif terhadap A ! Penyelesaian.

Kecepatan A relatif terhadap B (VAB), VBA = VA - VB

(10)

60o vA

vB

- vB

- vA

- vBA

vAB

B

T

Besar, VBA dihitung dengan menggunakan cara,

VBA = [VA2 + V

B2 - 2 (VA)(VB) cos 60o]1/2

= [3002 + 2002 - 2 (300)(200) cos 60o]1/2

= 264,6 m s-1

(11)

)

(

2

2 2 2 1

v

V

V

v

V

v

V

t

t

t

Contoh.

Pesawat terbang dengan kecepatan tetap V dari

AB dan kembali ke A lagi. Jarak A - B adalah

dan dalam perjalanan tersebut terjadi gerakan angin dengan arah tetap berkecepatan v (tetap). a. Hitung total waktu perjalanan pesawat

ter-sebut (arah angin sejajar arah terbang).

b. Hitung total waktu perjalanan jika arah angin tegak lurus arah terbang.

(12)

√(V2 – v2) sehingga waktu total t = t

1 + t2

A B

v v

V

Arah V diusahakan sehingga perjalan-an pesawat menuju

(13)

Contoh.

Seorang menyeberang sungai dengan perahu. Perahu ber-v 4 m s-1 dan arus air 3 m s-1. Perahu

diarahkan tepian sungai dan lebar sungai 20 m. Dalam berapa detik orang tersebut sampai ke seberang dan berapa jarak tempuh orang ?

Lintasan penyeberangan orang dipengaruhi oleh dua kecepatan, (kecepatan perahu dan arus air). Penyelesaian.

Nilai kecepatan penyeberangan orang menjadi,

V2 = V

p2 + Va2 + 2 (Vp)(Va) cos 90o

(14)

Waktu mencapai seberang, lebar sungai dibagi v

penyeberangan (dalam hal ini kecepatan perahu).

Waktu untuk menyeberang t = x/V atau

t = 20 m/4 m s-1 = 5 detik.

Jarak ditempuh orang x = V! t, (V! = 5 m s-1)

x = (5 m s-1)(5 s) = 25 m.

(15)

Contoh.

Perjalanan perahu (v tetap) di sungai, melewati sebuah botol di titik A. Satu jam kemudian pe-rahu berbalik arah (abaikan perubahan pepe-rahu saat berbalik) dan bertemu dengan botol kem-bali di titik B, (jarak A – B = 6 km). Berapakan kecepatan arus air sungai ?

Penyelesaian.

A va B

C

(16)

10/28/18 16

v perahu relatif terhadap arus sungai, vp.

v arus sungai relatif terhadap tanah, va.

v perahu relatih terhadap tanah, vp + va, perjalanan A C, sedangkan perjalanan C B adalah vp - va .

Perahu, AC = AB + BC (vAC)(tAC) = AB + (vBC)(tBC)

(vAC)(tAC) = AB + (vBC)(tAB botoltAC perahu)

(vp + va)(1) = 6 + (vp - va)

1

)

jam

(

km

3

6

2

p a

p

v

v

v

v

1

6

a

v

(vp + va) = 6 + (vp - va)

(17)

Cara lain.

Waktu yang diperlukan perahu dari A C = 1 jam. Waktu dari C B = 1 jam

Jadi waktu dari A C B = 2 jam.

Waktu 2 jam = waktu yang diperlukan botol dari A B.

(18)

2. Dua Pengamat Yang Melakukan Gerak

Trans-lasi.

Dua pengamat 0 (pada sistem xyz) dan 0!

(pa-da sistem x!y!z!) yang

bergerak relatif satu de-ngan lainnya dede-ngan ge rak translasi (v) tetap.

0 0! x!

y!

z!

r! r

y

z

v A

x

Pada t = 0 antara 0 dan 0! berimpit.

(19)

Sumbu x dan x! berimpit sedang sumbu y, z dan y!, z! bergerak sejajar.

Pengamat 0 melihat 0! bergerak dengan

kece-patan (v) sebaliknya 0! melihat 0 bergerak

de-ngan kecepatan (- v).

Partikel A bergerak diamati oleh 0 dan 0!. serta

saat t = 0 kedua titik 00! berimpit.

Gerak 0! dinyatakan dengan 00! = v t dan v = v i.

Posisi partikel A dinyatakan sebagai,

0A = 00! + 0!A atau r! = r – v t.

x! = xv t, y! = y dan z! = z, t! = t.

(20)

Persm di atas disebut persamaan relativitas klasik (Galileo).

Relativitas Galileo (relativitas klasik) didasarkan pada postulat berikut:

1. waktu merupakan besaran mutlak 2. hukum gerak Newton invariant

v relatif A terhadap 0, V = dr/dt

dt

dz

dt

dy

dt

dx

k

j

i

V

v relatif A terhadap 0!, V! = dr!/dt

dt

dz

dt

dy

dt

dx

! ! ! ! !

!

!

i

j

k

(21)

z z

y y

x

x

V

v

V

V

V

V

! ! ! ! ! !

,

,

V

! ! ! ! ! !

,

,

balik,

si

Transforma

V

x

V

x

v

V

y

V

y

V

z

V

z

V! = V - v

Tetapi, bila partikel A bergerak sejajar dengan sumbu y maka persm di atas berlaku Vx = Vz = 0,

Vy = V kemudian,

,

0

dan

,

! ! ! ! !

!

y

z

x

v

V

V

V

V

Sehingga, V! = √V2 + v2

Percepatan partikel A relatif terhadap 0, (A) dan 0!, (A!) maka

(22)

Posisi partikel A diamati oleh seorang pengamat 0, memberikan informasi r = (6 t2 - 4 t) i – 3 t3 j + 3 k. Hasil pengamatan partikel A dari 0!

Meng-hasilkan r! = (6 t2 + 3 t) i – 3 t3 j + 3 k, (posisi

dinyatakan dalam satuan meter). Hitunglah v

relatif sistem 0! terhadap 0. Tunjukkan a partikel

dalam kedua sistem sama !

Contoh.

Penyelesaian.

v t = rr!

= [(6 t2 - 4 t) i – 3 t3 j + 3 k]

(23)

j

i

r

A

12

18

,

0

terhadap

Percepatan

t

dt

d

A

Kecepatan sistem 0! terhadap 0, v = - 7 i.

j

i

r

A

12

18

,

0

terhadap

Percepatan

! !

!

t

dt

d

(24)

Contoh.

Pesawat terbang pada ketinggian 1500 m di atas tanah dengan v tetap 100 m s-1 mendatar dan

menjatuhkan benda. Carilah bentuk-bentuk persm dari benda mengenai (1) gerak benda (2) v benda dan (3) a menurut pengamat di bumi dan pilot-nya.

Penyelesaian.

Pengamat bumi 0 [kerangka acuan (xyz)] dan pilot [pengamat 0! kerangka acuan (x!y!z!)] dalam soal

(25)

1. Persm gerak benda

Pengamat bumi 0 kerangka acuan (xyz) benda jatuh nampak terbawa mendatar dengan v 100 m s-1 sehingga persm gerak benda menjadi,

x = v t = (100 t) m dan

y = h - ½ g t2 = 1500 - ½ g t2

Pilot pengamat 0! [kerangka acuan (x!y!z!)],

Gerak benda jatuh dalam sb. y!, x! = 0 dan

(26)

2. Persm kecepatan gerak benda

Pengamat di bumi 0 [kerangka acuan (xyz)], persm kecepatan diperoleh dengan cara men-diferensialkan persm gerak (atau koordinat) ter-hadap t ,

Pilot pengamat 0! [kerangka acuan (x!y!z!)]

persm v gerak benda jatuh dalam sumbu y!, 1

s

m

100

V

v

dt

dx

x dan

t

g

V

dt

dy

y

(27)

3. Persm percepatan

t

g

V

dt

dy

y

! !

!

0

!

!

!

V

x

dt

dx

dan

Pengamat di bumi 0 [kerangka acuan (xyz)], Persm a diperoleh dengan mendiferensialkan persm v (atau koordinat) terhadap t,

2

s

m

0

x

x

A

dt

dV

(28)

Pilot pengamat 0! [kerangka acuan (x!y!z!)]

0

! ! ! !

x x

A

dt

dV

g

A

dt

dV

y y

Persm a gerak benda jatuh dalam sumbu y!

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi telur yang telah diovulasikan tersebut tidak akan dikeluarkan karena sistem duktus Muller pada unggas betina berkembang secara unilateral sehingga tidak

Setelah peneliti melakukan penelitian terhadap penerapan metode FIFO dalam penilaian persediaan akhir bahan baku dapat disimpulkan bahwa penerapan metode FIFO yang

Lukisan berjudul Women III adalah merupakan hasil karya yang dibuat oleh seniman yang menganut aliran lukisan abstrak ekspresionis willem de Kooning dan merupakan salah satu

Dalam perspektif komunikasi, dakwah termasuk dalam kategori komunikasi persuasif (persuasive communication), yakni komunikasi yang membujuk, mengajak, atau merayu,

Mampu mengambil sikap dan perilaku yang Bertanggungjawab ,Peduli dan Disiplin tentang hubungan timbal balik Kependudukan dan Lingkungan

Hasil ini dapat menunjukkan bahwa ikan mujair dapat terfermentasi dengan baik pada konsentrasi NaCl tersebut karena menghasilkan asam organik total dengan

Game Online memiliki sisi kompetitif yang tidak terelakkan di antara para pemainnya, komunikasi antar pemain pun terkadang menjadi memanas dan diselingi. dengan