• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas BakmiVet Pertumbuhan Bakteri pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas BakmiVet Pertumbuhan Bakteri pada"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : 1. Mitahuddin Azis (B04150036) 2. Sutisno (B04150042) 3. Lee Xia Meen (B04158016) Hari/ tanggal : Rabu/ 5 Oktober 2016

Judul : Pertumbuhan Bakteri pada Berbagai Media LAPORAN PRAKTIKUM 1. Pertumbuhan Bakteri pada Media Cair

1.1 Uraian

Inokulasi merupakan pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada di dalam hubungannya dengan medium agar tetap sterli, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (dwijoeseputro 1998). Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptis ke dalam media steril baik pada media padat maupun media cair. Inokula merupakan bahan yang mengandung mikroba atau biakan baik dalam keadaan cair maupun padat.

Tujuan dari inokulasi yaitu biakan murni untuk keperluan diagnostik, karakterisasi mikroorganisme, industri farmasi atau kegiatan lain yang berkaitan dengan mikroorganisme. Nutrisi dan lingkungan yang menunjang pertumbuhan mikroorganisme serta suatu teknik kerja aseptis yang dapat mencegah adanya kontaminan dalam biakan diperlukan untuk mendapatkan kultur yang murni. Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan tekhnik aseptis untuk mempertahankan kemurnian biaka selama pemindahan berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan dalam suatu media cair menunjukan terjadinya pertumbuhan miroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sendimen, sedangkan pada permukaannya pertumbuhan terlihat seperti partikel. Teknik aseptis sangat diperlukan pada saat memindahkan biakan dari suatu tempat ke tempa lainnya. Penggunaanya teknik aseptis mencegah terjadinya kontaminasi dengan biakan yang mungkin bersifat patogen.

Teknik aseptis, teknik dekontaminasi, serta penyelesaian pekerjaan mikroorganisme. Semua pekerjaan pada praktikum ini dilakukan dengan memperhatikan prosedur aseptis. Teknik aseptis pada inokulasi : Pembuatan Area Aseptis. Dilakukan dengan bekerja diantara dua nyala api bunsen dengan jarak kurang lebih 20cm. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan kontaminasi. Bunsen dibiarkan selama10 menit bertujuan agar terjadi radiasi mikroorganisme menjauh.

Anti Septik yaitu suatu zat atau bahan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara selektif. Tujuannya yaitu memusnahkan semua kuman-kuman patogen, tetapi spora dan virus yang mempunyai daya tahan yang sangat kuat sehingga masih tetap hidup.

(2)

1. Ethyl alkohol. Larutan alkohol yang dipakai sebaiknya 65-85% karena daya kerjanya akan menurun bila dipakai konsentrasi yang lebih rendah atau lebih tinggi.

2. Jodium Tinctura. Larutan 2% jodium dalam alkohol 70% adalah suatu desinfeksi yang sangat kuat. Larutan ini dipakai untuk mendisinfeksi kulit dengan membasmi kuman-kuman yang ada pada permukaan kulit.

Alkohol dapat membunuh bakteri gram positif dan gram negatif, termasuk patogen yang multidrugresistent, Mycobacterium tuberculosis, virus, dan jamur.(Hasan, dkk., 2000)

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan inokulasi :

1. Menyiapkan ruangan

Ruangan tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadaannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan dalam laboratorium pembuatan serum vaksin dsb.

2. Pemindahan dengan pipet

Cara ini dilakukan dalam penyelidkikan air minum atau penyelidikian untuk diambil 1ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99ml murni.

3. Flambir

Dilakukan dengan cara memanaskan alat ke bunsen, pada jarum ose harus sampai berwarna merah , jika pada alat2 yang lain seperlunya saja. Ini dilakukan untuk menjaga kesterlian.

4. Penggunaan alkohol 70%

Dilakukan untuk membersihkan tempat agar terhindar dari mikroorganisme.

1.2 Hasil Pengamatan Gambar

pertumbuhan bakteri

Nama bakteri S. aureus B. cereus E. coli P. aeruginesa Jenis

pertumbuhan (anaerob)Sedimen (anaerob)Sedimen

Keruh (anaerob fakultatif)

Sedimen (anaerob) 1.3 Pembahasan

(3)

Bacteria Counter (Hemasitometer) atau dengan mengukur kepekatan (turbiditas) selnya menggunakan spektrofotometer. Jumlah sel dapat dihitung secara langsung jika jasad renik tersebut ditumbuhkan dalam media cair agar terhitung jumlah jasad renik yang mati maupun masih hidup.

Pertumbuhan juga dapat ditentukan secara tidak langsung dengan metode penuangan (platting) pada media padat. Jumlah sel pada metode penuangan ditentukan dengan menghitung jumlah koloni yang tumbuh dalam media padat sehingga yang terhitung hanya sel-sel yang masih hidup. Metode yang dipergunakan dalam menghitung bakteri kali ini adalah metode cawan sebar dan metode cawan tuang dengan pengenceran serial terlebih dahulu.

Metode penyebaran (Spread Plate Method) dilakukan dengan cara menyebarkan sampel yang telah diencerkan diatas permukaan pelat agar dalam cawan petri sedangkan metode penuangan (Pour Plate Method) merupakan metode penghitungan mikroba dengan mencampurkan sampel pada media agar cair (Harmita dan Maksum Radji 2008). Metode penyebaran lebih efektif dalam perhitungan cawan karena bakteri dapat tersebar merata ke seluruh cawan dengan minimnya penumpukan tetapi indikasi terkena kontaminannya tinggi. Sedangkan cawan tuang cenderung sulit dilihat koloninya jika penuangannya tidak sempurna dengan adanya koloni yan bertumpuk.

Metode untuk perhitungan ini menggunakan pengenceran berseri atau pengenceran serial dari sampel yang mengandung mikroorganisme. Koloni bakteri yang muncul akibat pertumbuhan mikroorganisme, diasumsikan berasal dari satu sel bakteri. Oleh karena itu, jumlah bakteri pada sampel asal dapat ditentukan dengan menghitung jumlah koloni dan memperhitungkan faktor pengenceran. Berikut cara perhitungan bakteri dengan cawan sebar ataupun cawan tuang (Hadioetomo dalam Sutanti 2009):

Gambar 1 Perhitungan jumlah sel bakteri

Kelemahan metode pengenceran adalah keselektifan hasil perhitungan yang kadang menjadi bias. Kondisi pertumbuhan kontaminan, termasuk komposisi media yang digunakan, waktu inkubasi, suhu dan pH sangat menentukan bakteri yang dapat tumbuh dari seluruh populasi yang ada (Harmita dan Maksum Radji 2008).

(4)

dua komponen utama yaitu peptidoglikan dan asam teikhoat. Metabolisme dapat dilakukan secara aerob dan anaerob. S. aureus merupakan bakteri berbentuk bulat (coccus), yang bila diamati di bawah mikroskop tampak berpasangan, membentuk rantai pendek, atau membentuk kelompok yang tampak seperti tandan buah anggur. Organisme ini Gram-positif. Beberapa strain dapat menghasilkan racun protein yang sangat tahan panas, yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.

Infeksi yang disebabkan di golongkan sebagai penyakit menular/lokal (biasanya) atau menyebar (jarang). Staphylococcus adalah sel yang berbentuk bola dengan garis tengah sekitar 1μm dan tersusun dalam kelompok tak beraturan. S.aureus menghasilkan koagulase,suatu protein mirip enzim yang dapat menggumpalkan plasma yang telah diberi oksalat atau sitrat dengan bantuan suatu faktor yang terdapat dalam banyak serum.

Kingdom : Eubacteria Phylum : Firmicutes Class : Bacilli Order : Bacillales

Family : Staphylococcaceae Genus : Staphylococcus

Species : Staphylococcus aureus

Pseudomonas aeruginosa adalah salah satu dari Pseudomonas sp yang sering terdapat pada infeksi opportunistik dan infeksi nosokomial pada pasien immunocompromise sebagai akibat dari luka bakar atau trauma yang berat, penyakit seperti kanker, diabetes, dan cystic fibrosis (CF), immunosuppresion, dan operasi besar. Pseudomonas aeruginosa meningkat secara klinik karena resisten terhadap berbagai antimikroba dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan tingkat Multi Drug Resistance (MDR) yang tinggi, termasuk pada penislin dan sefalosporin generasi pertama dan kedua, tetrasiklin, kloramfenikol, dan makrolid.

Antimikroba yang mempunyai aktivitas terhadap Pseudomonas aeruginosa meliputi: aminoglikosida (gentamisin, amikasin, tobramisin), quinolon (ciprofloxacin dan levofloxacin, tapi tidak moksifloxacin), sefalosporin (seftazidim, sefepime, sefpirome, tapi tidak sefuroksim, seftriakson, sefotaksim), ureidopenisilin (piperasilin, ticarsilin: Pseudomonas aeruginosa pada dasarnya resisten terhadap penisilin lain), carbapenem (meropenem, imipenem, tapi tidak ertapenem), polimiksin (polimiksin B dan colistin), monobaktam (aztreonam). Antimikrsoba-antimikroba ini harus diberikan secara injeksi, kecuali fluoroquinolon, karena di beberapa rumah sakit, penggunaan fluoroquinolon dibatasi hanya untuk infeksi berat untuk menghindari berkembangnya resistensi Pseudomonas aeruginosa.

(5)

Pseudomonas bisa menginfeksi darah, kulit, tulang, telinga, mata, saluran kemih, katup jantung dan paru-paru. Luka bakar juga bisa terinfeksi oleh Pseudomonas, menyebabkan infeksi darah yang sering berakibat fatal.

Pseudomonas aeruginosa Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria Order : Pseudomonadales Family : Pseudomonadaceae Genus : Pseudomonas

Species : Pseudomonas aeruginosa

Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein. Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.

Escherichia coli

Domain : Bacteria Filum : Proteobacteria

Kelas : Gammaproteobacteria Ordo : Enterobacteriales Famili : Enterobacteriaceae Genus : Escherichia

Spesies : E. coli 1.4 Kepustakaan

Hadioetomo R. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Didalam : Sutanti. 2009. Pengaruh pemberian bakteri probiotik Vibrio SKT-b Melalui Artemia dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan dan

kelangsungan hidup pasca larva udang windu [skripsi]. Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Harmita dan Maksum R. 2008. Analisis Hayati. Penerbit Buku

Kedokteran. Jakarta(ID): EGC.

Yuwono T. 2008. Biologi Molekular. Jakarta (ID): Erlangga. 2. Pertumbuhan pada Media Lempengan Agar

2.1 Uraian

(6)

biasanya digunakan untuk uji mortalitas (pergerakan) mikroorganisme dan kemampuan fermentasi, contohnya agar dengan konsentrasi 0.5%. Media untuk perhitungan spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba contohnya Plate Count Agar (PCA).

Pemindahan bakteri dari medium ke medium yang lain atau inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh didalam medium adalah benar-benar biakan murni (Dwidjoseputro 1990).

2.2 Hasil Pengamatan

2.2.1 pertumbuhan pada lempengan agar Gambar

penyebaran koloni bakteri

Nama Bakteri S. aureus B. cereus

Ukuran Koloni Sedang Besar

Bentuk Koloni Bulat Tidak teratur

Permukaan

Koloni Keriput Halus

Aspek Koloni Mengkilat Tidak mengkilat

Tepi Koloni Berlekuk Berlekuk

Elevasi Koloni Cembung Cembung

Sifat Tembus

Cahaya Transparan Opaque

Pigmentasi Kuning keemasan Kuning pucat

Gambar penyebaran koloni bakteri

Nama Bakteri E. coli P. aeruginosa

Ukuran Koloni Kecil Kecil

Bentuk Koloni Bulat Bulat

Permukaan

Koloni Halus Kasar

Aspek Koloni Mengkilat Mengkilat

Tepi Koloni Rata Berlekuk

(7)

Sifat Tembus

Cahaya Transparan Transparan

Pigmentasi Putih susu Kuning kehijauan

2.2.1 pertumbuhan pada agar miring Gambar

pertmbuhan bakteri

Nama bakteri S. aureus B. cereus E. coli P. aeruginosa Pertumbuhan Rhizoid Spreeding Spreeding Spreeding Sifat tembus

cahaya Transparan Transparan Transparan Transparan Pigmentasi Kuning emas Putih pucat Putih pucat Hijau

2.3 Pembahasan

Pada pembuatan plat agar dengan media nutrient agar cair kedalam cawan petri digunakan untuk menghitung jumlah koloni bakteri pada plat agar tersebut. Pada pembuatan plat agar miring itu dilakukan untuk menumbuhkan bakteri yang bersifat aerob. Pada pembuatan plat agar tegak dilakukan untuk menumbuhkan bakteri yang bersifat anaerob. Bakteri aerobik adalah organisme yang membutuhkan oksigen. Bakteri anaerobik adalah organisme yang tumbuh tanpa oksigen molekular. Bakteri anaerobik terbagi 2:

- Anaerobik fakultatif adalah bakteri yang masih bisa hidup ditempat yang mengandung oksigen.

- Anaerobik obligat adalah bakteri yang sama sekali tidak bisa terkena oksigen.

Prosedur kerja aseptis dilakukan dengan prinsip seminimal mungkin tidak terjadi kontaminasi dan tercampurnya bahan yang tidak diinginkan. Digunakannya jarum ose lurus pada agar tegak dikarenakan pada inokulasi bakteri agar tegak lurus, menggunakan tabung, dan agar inokulan yang ada bisa masuk secara merata dalam media sampai menuju titik pusat tabung.

A. Bacillus cereus

(8)

mendapatkan oksigen, sehingga penampakan bakteri yang lebih banyak ada di atas permukaan media tegak, namun pada media tegak ini pertumbuhan baketri lebih sedikit di banding pada media miring atau media plat.

Bacillus pada agar medium agar cair: Pada media cair penampakan bakteri ditunjukkan dengan keruhnya warna yang terjadi pada media cair, seperti halnya pada media yang lain, pada media cair ini pun kebanyakan penampakan pertumbuhan bakteri terjadi diatas permukaan media cair, meskipun media ini berbentuk cair, tapi bakteri ini tetap saja bergerak ke atas untuk mendapatkan oksigen lebih banyak.

Bacillus pada cawan Petri: Pada penanaman inokula bakteri Bacillus subtilis ini, ditunjukkan dengan adanya penampakan bakteri di atas permukaan media, ini menunjukkan bahwa bakteri ini bersifat aerob, bakteri menuju keatas untuk mendapatkan oksigen lebih banyak. Pada media plat, pertumbuhan lebih banyak di banding dengan pertumbuhan pada media yang lain, ini disebabkan karena luas permukaan sentuh media plat dengan oksigen lebih banyak sehingga pada media plat, bakteri Bacillus subtilis ini lebih banyak tumbuh pada media plat.

B. Staphylococcus Aureus

Staphylococcus aureus pada agar miring : bakteri hanya tumbuh diatas permukaan yang diberi goresan saja tidak sampai menembus hingga dasar tabung ( merupakan bakteri yang bersifat aerob). Staphylococcus aureus pada agar tegak : bakteri tumbuh mulai dari atas permukaan hingga dasar tabung ( merupakan bakteri yang bersifat anaerob fakultatif ).

Staphylococcus aureus pada agar cair : bakteri tumbuh dikeseluruhan plat agar dari atas hingga dasar tabung. Bakteri tumbuh sesuai tempatnya, warna keruh menandakan bakteri ini tumbuh, namun tidak bergerak ke atas mendekati permukaan media, karena sifat bakteri yang anaerobic fakultatif, meski dalam media cair, bakteri ini tetap akan tumbuh.

Staphylococcus aureus pada cawan Petri : bakteri tumbuh membentuk gelembung-gelembung yang bersatu mengikuti goresan-goresan yang telah dibuat pada prosedur awal. Penampakan pada plat ditunjukkan dengan adanya goresan bakteri yang berwarna kekuning-kuningan di atas permukaan plat, karena bakteri ini bersifat aerob dan anaerob fakultatif, maka bakteri ini dapat tumbuh baik di dalam media plat, media miring, media tegak, maupun media cair.

C. Pseudomonas Aeruginosa

(9)

pioverdin dan piosianin. Oleh karena itu dapat di simpulkan kenapa bakteri Pseudomonas auroginosa pada percobaan ini berwarna hijau-biru. Bakteri yang tumbuh menghasilkan pigmen tertentu yang menyebabkan warna media berubah menjadi hijau. Pada media plat, pertumbuhan bakteri lebih banyak yang ditunjukkan dengan adanya warna hijau yang lebih banyak di atas permukaan. Selain bakteri ini menghasilkan pigmen, bakteri ini bersifat aerob, ini berarti pertumbuhan bakteri yang paling banyak berada pada media yang aerob, seperti pada media plat dan media miring. Pada media tegak, pertumbuhannya relative sedikit, begitupula pada media cair, media cair yang warnanya terbentuk hijau berada pada bagian atas permukaan media cair. Pseudomonas aeruginosa pada agar miring : bakteri tumbuh diatas permukaan miring yang digores dan berwarna kebiru-biruan (merupakan bakteri yang bersifat aerob). Pseudomonas aeruginosa pada agar cair : bakteri tumbuh secara keseluruhan dan menyebar mulai dari atas permukaan hingga dasar tabung dan bakteri berwarna kebiru-biruan (merupakan bakteri yang bersifat aerob).

Pseudomonas aeruginosa pada agar tegak : bakteri tumbuh disekitar plat agar yang diberi tusukan mulai dari atas permukaan hingga dasar tabung tetapi tidak menyebar secara keseluruhan pada plat agar (merupakan bakteri yang bersifat aerob). Pseudomonas aeruginosa pada cawan petri : bakteri tumbuh membentuk warna biru tua kekuning-kuningan dan tumbuh dipermukaan plat agar (merupakan bakteri yang bersifat aerob).

E. Escherichia coli

E. Coli pada media agar miring : bakteri tumbuh disekitar agar yang posisinya miring mengikuti bentuk goresan ( merupakan bakteri yang bersifat aerob). Pertumbuhan bakteri ini akan tumbuh banyak, seperti halnya pada media plat, karena media miring ini memungkinkan tersentuh oksigen untuk mendapatkan nutrisi bagi bakteri ini.

E. Coli pada medium agar tegak : Pertumbuhan bakteri ditunjukan dengan adanya bakteri yang melintang ke dalam media tegak, namun pertumbuhan bakteri diatas permukaan media tegak lebih banyak, ini ditunjukkan karena bakteri yang bersifat aerob bergerak ke atas untuk mendapatkan oksigen, sehingga penampakan bakteri yang lebih banyak ada di atas permukaan media tegak, namun pada media tegak ini pertumbuhan baketri lebih sedikit di banding pada media miring atau media plat. E. Coli pada agar medium medium cair : Pada media cair penampakan bakteri ditunjukkan dengan keruhnya warna yang terjadi pada media cair, seperti halnya pada media yang lain, pada media cair ini pun kebanyakan penampakan pertumbuhan bakteri terjadi diatas permukaan media cair, meskipun media ini berbentuk cair dan berbusa, tapi bakteri ini tetap saja bergerak ke atas untuk mendapatkan oksigen lebih banyak.

(10)

pertumbuhan lebih banyak di banding dengan pertumbuhan pada media yang lain, ini disebabkan karena luas permukaan sentuh media plat dengan oksigen lebih banyak sehingga pada media plat, bakteri ini lebih banyak tumbuh pada media plat.

2.4 Kepustakaan

Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta (ID): Djambatan Pratiwi.

2.5 Pertanyaan

1. Jelaskan setiap perlakuan berikut:

- Ose dipijarkan sebelum dan setelah digunakan ?

Jawab : Pemijaran ose sebelum digunakan bertujuan untuk mematikan mikroorganisme yang melekat pada mata ose dan pemijaran ose, setelah digunakan bertujuan untuk mencegah pencemaran mikroorgnisme pada penggoresan daerah berikutnya. - Setelah dipijarkan, ose didinginkan sejenak baru digunakan untuk

meminfdahkan biakan ?

Jawab : Karena ose yang panas akan mematikan mikroorganisme sehingga tidak terjadi pertumbuhan paada berkas goresan.

- Mulut tabung dipanaskan diatas api pada waktu tabung dibuka dan sebelum ditutup kembali ?

Jawab : Untuk mematikan mikroorganisme yang ada di mulut tabung dan mencegah agar bakteri yang ada didalam tabung tidak terkontaminasi.

2. Mengapa tutup tabung tidak boleh dileakan di atas meja kerja ketika tabung tersebut sedang dibuka?

Jawab : Agar tutup tabung tetap steril dan tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme lain di lingkungan yang ada di meja atau mikrorganisme yng ada di tabung tidak mengkontaminasi meja. 3. Mengapa agar digunakan sebagai pemadat pada media?

Jawab : agar bisa membentuk medium miring yang di inginkan hingga memadat, mudah untuk mengamati koloni.

4. Apa keuntungan penggunaan ahgar miring dibandingkan dengan agar tegak?

Jawab : luas permukaan yang kecil sehingga peluang kontaminasi rendah dan dapat memperluas bidang untuk digunakan strain murni lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni.

5. Mengapa cawan petri berisi biakan selalu dieramkan dalam incubator dalam posisi terbaalik?

Jawab : untuk mencegah air kondensasi jatuh diatas permukaan agar, sehingga dapat terjadi perubahan koloni dan mengganggu

(11)

6. Berapa suhu yang digunakan untuk meginkubasi biakan bakteri? Jawab : suhu yang digunakan antara 35 oC – 37 oC

Gambar

Gambar pertumbuhan
Gambar penyebaran
Gambar pertmbuhan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang menjadi inti penelitian ini adalah “Bagaimanakah pertumbuhan bakteri pada media alternatif menggunakan

Telah dilakukan penelitian mengenai isolasi dan skrining bakteri termofil penghasil antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dari sumber air panas

yang tumbuh pada media TSA ( Tripple Sitrat Agar ) dan Bakteri Escherichia Coli. yang tumbuh pada media EMBA( Eosin Methylen Blue

Serbuk simplisia rumput laut dilakukan karakterisasi dan agar hasil isolasi diformulasi menjadi media pertumbuhan bakteri dengan dua macam nutrisi yaitu nutrient broth pada media

Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek bawang dayak sebagai zat antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli (E. coli) serta berapa lama

Berdasarkan uraian tersebut media edamame agar dengan penambahan ekstrak daging sapi dapat digunakan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan bakteri

Bahan-bahan yang digunakan yaitu Biakan murni bakteri Escherichia coli , Aquades steril, Aquades, Media Nutrient Agar (NA), Media Nutrient Broth (NB), Jeruk lemon

• Escherichia coli pada transfer bakteri dari media Agar pada cawan petri (agar plate) ke Agar miring.. Bakteri ini sedikit tumbuh di atas permukaan media dengan warna putih