62
Muryati Sofyani, 2014
Penerapan bermain balok kayu untuk meningkatkan sikap sosial anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti dapat
menyimpulkan, bahwa:
1. Penerapan kegiatan bermain balok kayu di kelompok B2 Taman
Kanak-Kanak Sukaseuri dilakukan di dalam kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan di dalam rencana kegiatan harian (RKH).Kegiatan bermain
balok dilakukan diantara kegiatan pembelajaran yang yang dapat di
aplikasikan dengan kegiatan bermain balok kayu yang memiliki tema yang
sesuai contohnya “ Kehidupan di Kota dan di Desa” .
Anak yang dibagi dalam kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan
pekerjaan mereka secara bekerja sama. Mereka anak secara sederhana
membagi tugas, tiap anak akan bekerja sama baik secara spontan atau
dengan arahan guru untuk melakukan tugas masing-masing di tiap
kelompok. Mereka akan mengerjakan pekerjaan yang berbeda-beda sesuai
dengan kemampuan dan keinginan mereka masing-masing sehingga
mereka akan menjalankan sistem gotong royong dalam kerja kelompok.
Anak saling berdiskusi untuk menentukan balok kayu mana yang akan
digunakan untuk tiap tahap bentuk bangunan, saling bertukar pendapat
untuk menentukan ide siapa yang cocok untuk bentuk bangunan,saling
membagi tugas untuk membuat bangunan balok kayu. Mereka bekerja
bersama menyelesaikan bangunan balok kayu sehingga menjadi bentuk
bangunan yang mereka inginkan.
Guru memberikan penilaian pada bentuk bangunan balok kayu yang telah
selesai. Dan guru pun dapat memberikan apresiasinya kepada anak atas
hasil kerjanya berupa pemberian nilai yang bagus untuk kelompok dan
63
Muryati Sofyani, 2014
Penerapan bermain balok kayu untuk meningkatkan sikap sosial anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bangunan anak tiap-tiap kelompok. Setelah semua kegiatan bermain balok
kayu selesai, anak merapikan kembali balok kayu yang telah digunakan.
Anak pun mengembalikan balok yang telah digunakan ke dalam kotak
penyimpanan.
Di akhir kegiatan guru memberikan penilaian dan apresiasi atas hasil kerja
anak, menutup pembelajaran dengan memberikan kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran. Lalu menutupnya dengan do’a.
2. Sikap sosial yang muncul pada saat kegiatan bermain balok kayu pada
anak kelompok B2 TK Sukaseuri antara lain anak mau bekerja sama
dengan kelompok, bisa saling berdiskusi sesuai dengan sikap penerimaan
untuk menentukan jenis bentuk bangunan balok kayu, mau berbagi balok
kayu dengan teman dari kelompok lain sesuai dengan sikap kemurahan
hati, mau membantu teman dan adanya rasa persaingan untuk memilih
balok kayu yang diinginkan untuk membentuk bangunannya sendiri.
3. Profil kegiatan bermain balok secara berurutan dimulai dari:
a. Pembuka
Memulai kegiatan belajar dengan membagi kelompok.
b. Kegiatan Inti
Anak mulai kegiatan bermain balok kayu secara berkelompok.
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan apresiasi untuk tugas anak dan memberikan deskripsi
atas materi yang tengah dipelajari.
B. Rekomendasi
1. Bagi Lembaga
a. Meningkatkan kegiatan belajar sambil bermain untuk meningkatkan
64
Muryati Sofyani, 2014
Penerapan bermain balok kayu untuk meningkatkan sikap sosial anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Menambahkan alat dan media untuk bermain dan belajar khususnya untuk
kegiatan bermain balok kayu.
c. Membekali guru dengan banyak keterampilan bermain agar lebih kreatif
membimbing anak belajar dan bermain dan dapat menciptakan kegiatan
yang menyenangkan.
2. Bagi Guru
a. Menambah wawasan mengenai beragam kegiatan belajar dan bermain
yang lebih kreatif.
b. Terus menyemangati, membimbing dan memotivasi anak dalam kegiatan
bermain dan belajar.
c. Mengajar secara optimal dengan memberikan gestur, intonasi dan gaya
yang menarik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti penerapan bermain balok
kayu untuk meningkatkan sikap sosial anak dapat meneliti kegiatan bermain balok
65
Muryati Sofyani, 2014