1 Tia Nurjanah, 2014
Penerapan Model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk Meningkatkan Keteramplan Menulis Pantun Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk membangun kepercayan diri yang kuat, sebuah bangsa memerlukan
identitas. Identitas tersebut dapat diwujudkan diantaranya melalui bahasa. Adanya
sebuah bahasa yang dapat menyatukan berbagai suku bangsa yang berbeda
merupakan suatu kebanggaan Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa bangsa
Indonesia sanggup mengatasi perbedaan dan kemungkinan perpecahan yang
terjadi.
Sejak kecil kita telah diperkenalkan dengan bahasa. Walaupun pada
awalnya bahasa yang kita kenal dan kita gunakan adalah bahasa ibu. Setelah itu
barulah kita mengenal bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Mengingat betapa
pentingnya peranan bahasa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan, maka
mata pelajaran bahasa Indonesia diajarkan sejak sekolah dasar (SD) sampai
dengan perguruan tinggi. Depdiknas (2009, hlm. 100) mengemukakan:
...bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari bidang studi. Dengan pembelajaran bahasa, diharapkan dapat membantu peserta didik untuk mengenal dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Selain itu juga, bahasa digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Untuk dapat menguasai bahasa Indonesia dengan baik kita perlu memiliki
sejumlah keterampilan. Keterampilan tersebut diantaranyaketerampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan membaca
merupakan keterampilan yang bersifat reseptifsedangkan berbicara dan menulis
Tia Nurjanah, 2014
Penerapan Model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk Meningkatkan Keteramplan Menulis Pantun Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan.
Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yanag paling rumit di
anatara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini sejalan dengan yang
diungkapkan Cahyani & Hodijah (2007, hlm.10) bahwa menulis bukanlah sekedar
menyalin kata-kata dan kalimat kalimat, melainkan juga mengembangkan dan
menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang penting
dalam kehidupan manusia. Menurut Tarigan (2008, hlm. 4). “Dalam kehidupan
modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Dapat dikatakan
bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau
bangsa yang terpelajar”. Sangat disayangkan minat bangsa Indonesia dalam hal menulis terbilang rendah. Rendahnya minat menulis dapat dilihat dari sedikitnya
buku yang diterbitkan di Indonesia dibandingkan dengan negara lain seperti
Amerika Serikat yang rata-rata menerbitkan 75.000 eksemplar per tahun
sedangkan Indonesia hanya 12.000 eksemplar. (Kompas, 14/4/2010).
(http://m.hatta-rajasa.info)
Bukti lain menyebutkan bahwa rendahnya minat menulis berdampak pada
jumlah publikasi karya imliah yang masih kalah dengan negara-negara lain.
Jumlah karya ilmiah Indonesia bahkan hanya sepertujuh dari negara tetangga
yaitu Malaysia (Dirjen Dikti. 2012). Demikian pula jika dilihat dari jumlah
penduduknya pertumbuhan karya tulis Indonesia sejak tahun 1996 hingga 2010
masih dibawah negara-negara lain. (http://muhaiminanashir.blogspot.com)
Selain itu menulis merupakan suatu sarana mengungkapkan perasaan.
Mengungkapkan perasaan tidak hanya dapat diceritakan dan ditulis dalam bentuk
prosa. Ungkapan perasaan pun dapat dinyatakan dalam bentuk puisi, seperti puisi
lama yang disebut pantun.Pantun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008,
hlm. 1017), yaitu:
Tia Nurjanah, 2014
Penerapan Model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk Meningkatkan Keteramplan Menulis Pantun Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi; peribahasa sindiran.
Pantun merupakan hasil karya sastra asli bangsa Indonesia. Dimasa dahulu
hampir kehidupan sehari-hari berkomunikasi sesama manusia dilakukan dengan
berpantun. Sebagai bangsa yang menghargai kebudayaan, maka kita wajib
melestarikan semua kebudayaan Indonesia dari manapun asalnya. Jangan sampai
budaya kita di curi oleh bangsa lain atau diakui bangsa lain.
Pantun merupakan salah satu karya sastra. Mengajarkan sastra merupakan
hal yang tak kalah penting. Bahkan Umar Bin Khattab pernah berpendapat yang
bunyinya: “Ajarilah anak-anakmu sastra karena satra dapat membuat anak yang
pengecut menjadi jujur dan pemberani.” Dengan kata lain karya sastra yang
dibaca ataupun yang dibuat siswa dapat berpengaruh terhapat karakter siswa
tersebut.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tertulis bahwa salah
satu kemampuan menulis yang harus dimiliki siswa kelas IV SD yaitu dapat
membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan,
ketekunan, kepatuhan, dll.) sesuai dengan ciri-ciri pantun.
Melalui pembelajaran ini siswa dilatih untuk menyusun pantun sesuai rima
yang ditentukan. Hal itu akan mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas
siswa dalam menyusun pantun secara benar.
Ternyata keterampilan siswa SD dalam menulis pantun masih terbilang
rendah. Fakta di lapangan mengenai rendahnya kemampuan siswa SD menulis
pantun terlihat dari hasil pantun yang dibuat oleh siswa SDN 1 Cibogo yang
sebanyak 50% belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Diantara
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa ketika menulis pantun yaitu, jumlah
baris yang tidak sesuai, jumlah suku kata dalam setiap baris yang belum sesuai,
bunyi rima dan juga makna yang disampaikan dalam pantun belum terlihat.
Hal tersebut dikarenakan siswa beranggapan bahwa menulis pantun
merupakan hal yang sulit karena terikat oleh berbagai aturan, sehingga minat
Tia Nurjanah, 2014
Penerapan Model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk Meningkatkan Keteramplan Menulis Pantun Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membuat pantun adalah kurangnya kosakata yang dimiliki siswa, padahal
Djuanda (2006, hlm. 15) mengungkapkan bahwa salah satu hal yang penting
dalam penulisan pantun adalah kekayaan kosakata. Selain itu pemahaman siswa
mengenai pantun masih rendah dan model pembelajaran yang digunakan di kelas
belum dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran menulis pantun.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai model pembelajaran
yang cocok untuk menumbuhkan minat dan keterampilan menulis pantun pada
siswa kelas IV. Bukan hanya itu tetapi juga sebuah model yang dapat
mengembangkan diri siswa baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Piaget (dalam Isjoni, 2011, hlm. 177) mengatakan bahwa siswa bekerja lebih baik
jika mereka berpikir secara bersama dalam kelompok, merekam pikiran, dan
menjelaskannya dengan mempresentasikan hasil karya mereka di dalam kelas.
Salah satu model pembelajaran yang memenuhi kriteria tersebut yaitu
model pembelajaran kooperatif. Salah satu tipe dari model pembelajaran
kooperatifadalah Model Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC).Slavin (2008, hlm. 200) mengungkapkan bahwa CIRC merupakan sebuah
program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan
seni berbahasa para kelas yang lebih tinggi sekolah dasar.
Model CIRC adalah model yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan sekaligus membina kemampuan
menulis reproduksi atas bahan bacaan yang dibacanya. (Abidin, 2012, hlm. 92).
Diharapkan dengan menggunakan model CIRC keterampilan siswa dalam menulis
pantun dapat meningkat.
Berdasarkanlatarbelakang yang dipaparkan di atas,
penulismencobamelakukanpenelitiandenganjudul, “Penerapan Model CIRC
(Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Pantun Siswa Sekolah Dasar”. Penelitian ini penting untuk
dilaksanakan karena dengan semakin berkembangnya zaman dihawatirkan
Tia Nurjanah, 2014
Penerapan Model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk Meningkatkan Keteramplan Menulis Pantun Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka secara
umum permasalahan yang akan diteliti adalah, “Bagaimanakah meningkatkan
keterampilan menulis pantun melalui penerapan model CIRC di kelas IV SDN 1
Cibogo?”Untuk menjawab masalah tersebut, disusun beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menerapkan model CIRCuntuk meningkatkan keterampilan menulis pantundi
kelas IVSDN 1 Cibogo?
2. Bagaimanakah pelaksanaanpembelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan
model CIRCuntuk meningkatkan keterampilan keterampilan menulis
pantundi kelas IVSDN 1 Cibogo?
3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan siswa kelas IV SDN 1
Cibogodalammenulispantunsetelahdilakukanpembelajarandengan
menerapkan model CIRC?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
menulis pantundi kelas IVSDN 1 Cibogo. Sedangkan secarakhusus,
penelitianinibertujuanuntukmemperolehinformasimengenai hal-hal berikut.
1. Mengetahuiperencanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan
model CIRCuntuk meningkatkan keterampilan menulis pantundi kelas
IVSDN 1 Cibogo.
2. Mengetahui pelaksanaanpembelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan
model CIRCuntuk meningkatkan keterampilan menulis pantundi kelas
Tia Nurjanah, 2014
Penerapan Model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk Meningkatkan Keteramplan Menulis Pantun Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Mengetahui peningkatan keterampilan siswa kelas IV SDN 1
Cibogodalammenulispantunsetelahdilakukanpembelajarandengan
menerapkan model CIRC.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu
sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan sebuah teori baru mengenai
model pembelajaran CIRC yang dapat meningkatkan keterampilan menulis pantun
pada siswa kelas IV. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam
pengembangan penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan upaya bersama
antara sekolah, guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses
pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan keterampilan anak dalam menulis
pantun, serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada beberapa konteks
kepentingan berikut.
a. Bagisiswa, penelitian dengan menerapkan model CIRC ini dapatmenambah
kosakata siswa, pemahaman siswa mengenai pantun dan juga
meningkatkanketerampilansiswadalammenulis pantun.
b. Bagi guru, dapatmenerapkanmodel
CIRCuntukmeningkatkanmotivasidanketerampilanmenulis pantunpadasiswa..
Serta menjadikan guru berperan sebagai fasilitator dan mediatordalam proses
pembelajaran karena siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
c. Bagipeneliti, hasilpenelitian inidapatmemberikanilmupengetahuanmengenai
keefektifanmodel CIRCdalam pembelajaran menulis pantundalam rangka
Tia Nurjanah, 2014
Penerapan Model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk Meningkatkan Keteramplan Menulis Pantun Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Hipotesis Tindakan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan
menulis pantun pada siswa yaitu dengan menerapkan model CIRC. Hal ini
dikarenakan partisipasi siswa dalam model CIRC terlihat dalam kegiatan
melakukan kerja sama untuk memecahkan masalah dalam kelompok. Sehingga
siswa dapat termotivasi dan terangsang pikirannya untuk menuangkan ide
(gagasannya) dalam bentuk pantun tulisannya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan,
“Apabila guru menerapkan model CIRC dalam pembelajaran menulis pantun, maka kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 1 Cibogo akan
meningkat”.
F. Penjelasan Istilah
Fokus utama penelitian ini adalah penerapan model CIRC untuk
meningkatkan keterampilan menulis pantun siswa kelas IV SD. Untuk
menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian, maka
istilah-istilah dalam judul penelitian ini dijelaskan masing-masing batasannya secara
operasional dalam uraian berikut.
1. Model CIRC
Model CIRC merupakan sebuah program yang komprehensif untuk
mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas tinggi di
sekolah dasar. Model CIRC yang digunakan dalam penelitian ini adalah kegiatan
yang diarahkan untuk meningkatkan keterampilan menulis pantun melalui
kegiatan yang diawali dengan kegiatan membaca, baik konsep maupun cerita,
menemukan kata dalam cerita secara berkelompok, melengkapi pantun, dan
setelah itu siswa membuat pantun secara individu.
Tia Nurjanah, 2014
Penerapan Model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk Meningkatkan Keteramplan Menulis Pantun Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang
harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar. Salah satu keterampilan menulis yang
harus dimiliki siswa kelas IV adalah menulis pantun. Hal tersebut tertera dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP): 8.3 Membuat pantun anak yang
menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dll.) sesuai
dengan ciri-ciri pantun.
3. Pantun
Pantun ialah puisi asli Indonesia yang tertua, terdiri atas empat baris tiap
baitnya, dua baris pertama berupa sampiran, dua baris berikutnya berupa isi,
berima a-b-a-b (silang), dengan setiap baris berjumlah 8-12 suku kata. Biasanya