MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN
NSPK
Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
PETUNJUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN PAUD BERBASIS
PENDIDIKAN AL-QURAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NSPK
Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
PETUNJUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN PAUD BERBASIS
PENDIDIKAN AL-QUR AN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
NONFORMAL DAN INFORMAL
KATA SAMBUTAN
Cita-cita besar pembangunan Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) di Indonesia adalah untuk mengantarkan anak
Indonesia menjadi insan yang cerdas komprehensif. Program
PAUD merupakan salah satu bentuk investasi pengembangan
sumber daya manusia. Mereka kelak akan menjadi penggerak
pembangunan bangsa dan negara menuju kehidupan yang lebih
baik.
Permasalahan PAUD masih sangat mendasar, baik
masalah pemerataan akses maupun mutu. Dari aspek
pemerataan, data tahun 2011/2012 menunjukkan APK PAUD
untuk kelompok usia 3-6 tahun baru mencapai 60,33 %.
Padahal target APK Tahun 2013 sebesar 67,4% dan tahun 2014
sebesar 72,9 %. Dari aspek mutu, masih banyak layanan yang
belum sesuai standar. Selain itu, data menunjukkan masih
terdapat 30.124 desa yang belum memiliki layanan PAUD atau
baru sekitar 39,11% dari 77.013 desa/kelurahan/nama lain di
seluruh Indonesia. Hal ini memerlukan kerja keras dan dukungan
semua pemangku kepentingan.
Dalam rangka meningkatkan mutu pengelolaan dan
layanan PAUD, pemerintah terus mendorong dan memperluas
mengembangkan layanan PAUD. Salah satu bentuknya adalah
PAUD berbasis Pendidikan Al-Quran merupakan salah satu
jenis Satuan PAUD Sejenis (SPS).
PAUD Berbasis Pendidikan Al-Quran tidak
dimaksudkan untuk menggantikan program pendidikan
Al-Quran yang sudah melembaga di masyarakat saat ini,
melainkan untuk memperkuat dan melengkapinya dengan
substansi PAUD.
Ucapan terima kasih dan penghargaan saya sampaikan
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan petunjuk ini. Kritik dan saran dari para pemangku kepentingan untuk perbaikan petunjuk ini di masa yang akan
datang, sangat kami harapkan.
Jakarta, Januari 2013
Direktur Jenderal,
KATA PENGANTAR
Pemerintah terus mendorong dan memperluas kesempatan
bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengembangkan
layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) melalui pendirian
berbagai jenis satuan PAUD. Salah satu satuan PAUD adalah
Satuan PAUD Sejenis (SPS) yang salah satu bentuknya adalah
PAUD berbasis pendidikan Al-Qur an.
PAUD berbasis pendidikan Al-Qur an merupakan PAUD
yang berbasiskan keagamaan, sehingga peruntukkannya bagi
anak yang seagama. Di masyarakat PAUD berbasis pendidikan
Al-Qur an muncul dalam berbagai nama, seperti Taman Asuh
Anak Muslim (TAAM), TK Al-Qur an, PAUD-TPQ, Taman
Bina Anak (TBA), Bina Anak Muslim Berbasis Masjid
(BAMBIM), dll. Sampai awal tahun 2013 ini jumlah lembaga
SPS termasuk di dalamnya PAUD berbasis pendidikan
Al-Qur an yang terdata di aplikasi pendataan online ada sebanyak
24. 243 lembaga (data masih terus berkembang).
Dalam rangka meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan
PAUD, pemerintah berupaya untuk memfasilitasi, membina dan
mengarahkan masyarakat agar memahami apa, mengapa, dan
bagaimana menyelenggarakan pendidikan anak usia dini yang
berbasis pendidikan AL-Qur an diterbitkan Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan PAUD Berbasis Pendidikan Al-Qur an.
Petunjuk ini berisikan: pertama pendahuluan yang
mencakup latar belakang, landasan, pengertian, tujuan, dan ruang
lingkup; kedua, syarat dan tatacara pendirian yang mencakup
syarat pendirian lembaga, tata cara pendirian, dan izin
operasional penyelenggaraan program satuan; ketiga,
penyelenggaraan program yang mencakup tujuan, prinsip,
komponen, proses, evaluasi, pembinaan dan pelaporan.
Akhirnya melalui kesempatan ini kami mohon kepada
para pembaca/pengguna petunjuk ini untuk memberikan
koreksi atau saran demi penyempurnaan di masa yang akan
datang. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah ikut andil demi tersusunnya petunjuk ini.
Jakarta, Januari 2013 Direktur Pembinaan PAUD
DAFTAR ISI
BAB II SYARAT DAN TATA CARA PENDIRIAN 8 A. Syarat Pendirian Lembaga ... 8
B. Tata Cara Pendirian... 8
C. Izin Operasional Penyelenggaraan Program Satuan PAUD ... 25
BAB III PENYELENGGARAAN PROGRAM ... 29
A. Tujuan Program Layanan ... 29
B. Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini ... 29
C. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan ... 40
D. Komponen Penyelenggaraan ... 41
4. Pengelolaan Proses Kegiatan ... 54
F. Evaluasi, Pelaporan dan Pembinaan ... 68
1. Evaluasi ... 68
2. Pelaporan ... 71
3. Pembinaan ... 72
DAFTAR LAMPIRAN
Contoh APE untuk Main Balok dan Bahan Alam ... 90
Lampiran 1e
Contoh Resep untuk Membuat Bahan Main ... 82
Lampiran 2a
Contoh Jadwal Pembekalan Pendidik PAUD Berbasis
Pendidikan Al-Qur an Tahap I... 87 Lampiran 2b
Contoh Jadwal Pembekalan Pendidik PAUD Berbasis
Pendidikan Al-Qur an Tahap II ... 88 Lampiran 3a
Contoh Buku Induk Anak ... 88 Lampiran 3b
Contoh Buku Data Pengelola dan Pendidik ... 89
Lampiran 3c
Contoh Daftar Hadir Pengelola dan Pendidik ... 90
Lampiran 3d ...
Contoh Daftar Hadir Anak ... 91 Lampiran 3e
Contoh Rencana Kegiatan Harian ... 92 Lampiran 3f
Contoh Catatan Perkembangan Anak ... 94
Lampiran 3g
Contoh Kartu Infaq Bulanan ... 95 Lampiran 3h
Lampiran 3i
Contoh Buku Kas ... 97 Lampiran 3j
Contoh Format Buku Inventaris... 99 Lampiran 3k
Contoh Format Buku Tamu ... 100 Lampiran 4a
Contoh Jadwal Kegiatan Harian ... 101 Lampiran 4b
Contoh Jadwal Kegiatan Harian ... 102 Lampiran 4c
Contoh Jadwal Kegiatan Harian ... 103 Lampiran 5
Acuan Evaluasi Keberhasilan Program ... 104
Lampiran 6
Contoh Formulir Pendaftaran Peserta Didik ... 105
Lampiran 7
Contoh Laporan Perkembangan Anak ... 106
Lampiran 8
Contoh Format Surat Tanda Serta Belajar ... 108
Lampiran 9
Contoh Pengaturan Jadwal Masuk ... 109
Lampiran 10
Pemenuhan Layanan Kesehatan, Gizi, dan Stimulasi Pendidikan Bagi Anak Usia Dini Sesuai dengan kebutuhan Esensial Anak... 110 Lampiran 11
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Usia dini merupakan masa yang sangat penting dalam
keseluruhan tahap perkembangan manusia. Pada masa itu,
terjadi lonjakan perkembangan anak yang tidak terulang pada
periode berikutnya, sehingga para ahli menyebutnya sebagai
usia emas perkembangan. Oleh karena itu pembentukan
dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan, serta pembentukan
watak/karakter, sangat tepat jika dilakukan sejak usia dini.
Untuk melejitkan potensi perkembangan tersebut, setiap anak
membutuhkan asupan gizi seimbang, kesehatan, perlindungan,
asuhan penuh kasih sayang, dan rangsangan pendidikan yang
sesuai dengan tahap perkembangan dan nilai-nilai serta potensi
yang akan dikembangkan masing-masing anak.
Pemberian rangsangan pendidikan tersebut, dapat
dilakukan sejak lahir bahkan sejak anak masih dalam
kandungan. Rangsangan pendidikan ini dilakukan secara
bertahap, berulang-ulang, konsisten, dan tuntas (dengan
intensitas waktu yang cukup), sehingga memiliki daya ubah
Seiring bertambahnya usia, anak membutuhkan
rangsangan pendidikan yang lebih lengkap sehingga
membutuhkan tambahan layanan pendidikan di luar rumah
yang dilakukan oleh lingkungan maupun lembaga pendidikan
anak usia dini (PAUD).
Untuk menjangkau semua lapisan, di masyarakat
terdapat beragam layanan PAUD sesuai dengan kelompok
usia dan segmentasi sasaran yang berbeda. Penyelenggaraan
PAUD berbasis keagamaan salah satunya adalah layanan
PAUD yang dintegrasikan dengan pendidikan Al-Qur an di
agama Islam. PAUD berbasiskan keagamaan ini hanya
dikhususkan bagi anak-anak usia dini yang seagama.
PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an tidak
dimaksudkan untuk menggantikan program pendidikan
Al-Quran yang sudah melembaga di masyarakat saat ini,
melainkan untuk memperkuat dan melengkapinya dengan
substansi PAUD. Tujuannya untuk mengoptimalkan
perkembangan anak pada usia emasnya dan untuk memastikan
bahwa anak belajar melalui bermain yang disesuaikan dengan
tahap perkembangan dan potensi masing-masing anak (tidak
dipaksakan).
Lahirnya program PAUD berbasis Pendidikan
gerakan pendidikan Al-Quran yang dapat diintegrasikan
dengan PAUD, terutama dalam bentuk TKA/TKQ, TPA/TPQ
yang dimotori oleh lembaga/organisasi keagamaan Islam
seperti Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia
(BKPRMI), Muslimat NU, Aisyiyah, dan lainnya.
Di masyarakat muncul program PAUD Berbasis
Pendidikan Al-Qur an dengan berbagai nama, seperti Taman
Asuh Anak Muslim (TAAM) dan TK Al-Qur an yang
dikembangkan oleh BKPRMI, PAUD berbasis Taman
Pendidikan Al-Qur an (PAUD-TPQ) yang dikembangkan oleh
Muslimat NU, Taman Bina Anak (TBA) yang dikembangkan
oleh Aisyiyah, dan satuan PAUD sejenis lainnya. Semua
bentuk layanan PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an tersebut,
dalam pembinaannya dikategorikan ke dalam Satuan PAUD
Sejenis.
Buku petunjuk ini disusun sebagai acuan dalam
penyelenggaraan PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an, yang
mengacu pada kebijakan dan standar PAUD.
B. LANDASAN
1. Landasan Hukum
a. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak.
c. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak.
d. Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2004-2025.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007
tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan Penyelenggaraan
Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010.
h. Peraturan Presiden Nomor24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, tugas dan fungsi kementerian negara
serta susunan organisasi, tugas, dan fungsi eselon
1 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
i. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16
Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik
dan kompetensi guru.
j. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58
Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak
Usia Dini.
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Landasan Nilai
a. Al-Qur an Surat An Nisaa ayat 9, Surat Luqman
ayat 12 19, Surat At Tahrim ayat 6 dan Surat
Maryam ayat 59-60.
b. Sunnah Rasul dan Hadits-hadits terkait.
C. PENGERTIAN
1. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No 20 Tahun
2003)
2. Pendidikan Al-Qur an adalah pendidikan anak berbasis Al-Qur an yang terdiri dari Taman Kanak
Kanak Qur an (TKA/TKQ), Taman Pendidikan
Al-Qur an (TPA/TPQ), Ta limul Al-Quran lil Aulad (TQA),
dan bentuk lain yang sejenis (PP 55 2007).
3. PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an adalah salah satu bentuk satuan PAUD sejenis yang
penyelenggaraannnya diintegrasikan dengan
pendidikan Al-Quran seperti: TPQ (Taman Pendidikan
Al-Quran), TKQ (Taman Kanak-Kanak Al-Quran),
TBA (Taman Bina Anak); TAAM (Taman Asuh Anak
Muslim), dll
D. TUJUAN PETUNJUK TEKNIS
1. Menjadi acuan bagi para pejabat PAUD yang
berwenang di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota,
dan kecamatan dalam membina program PAUD
berbasis Pendidikan Al-Qur an.
2. Menjadi acuan bagi penyelenggara, pengelola, dan
pendidik dalam penyelenggaraan PAUD berbasis
3. Menjadi bahan rujukan teknis penyelenggaraan PAUD
berbasis Pendidikan Al-Qur anbagi semua pihak yang
berkepentingan.
E. RUANG LINGKUP
Petunjuk ini hanya mengatur teknis penyelenggaraan
PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an yang khusus mengatur
aspek penyelenggaraan pendidikannya saja, sedangkan yang
terkait dengan kurikulum disusun berdasarkan kompetensi dan
disesuaikan dengan kelembagaan induk organisasi
masing-masing dengan mengacu pada standar PAUD sesuai Permen
BAB II
SYARAT DAN TATACARA PENDIRIAN
A. SYARAT PENDIRIAN LEMBAGA
1. Memiliki kepala PAUD Berbasis Pendidikan Al-Qur an
yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi sebagai
pengelola satuan PAUD jalur pendidikan nonformal.
2. Memberikan pelayanan untuk anak usia 2-6 tahun yang
beragama Islam dengan jumlah sekurang-kurangnya 15
(lima belas) peserta didik dan berpotensi meningkatkan
daya tampung minimal menjadi 25 (dua puluh lima)
peserta didik.
3. Memiliki pendidik dengan kualifikasi akademik dan
kompetensi sesuai standar PAUD.
4. Memiliki APE luar sekurang-kurangnya terdiri dari
ayunan dan perosotan.
B. TATA CARA PENDIRIAN 1. Penentuan Tempat
PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an
diselenggarakan dengan menggunakan fasilitas
keagamaan Islam seperti masjid, musholla, surau,
langgar, atau fasilitas keagamaan lainnya seperti;
2. Dukungan Lingkungan
Dukungan lingkungan diperlukan untuk
menjamin keberlangsungan program. Dukungan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan PAUD berbasis
Pendidikan Al-Qur an, antara lain:
a. Dukungan dari pengelola rumah ibadah (masjid,
musholla, surau, langgar), madrasah, atau pondok
pesantren yang bersangkutan.
b. Tersedia calon peserta didik usia 2 - 6 tahun
beragama Islam yang belum terlayani PAUD
lainnya, minimal 15 anak.
c. Tersedia calon pengelola, dan pendidik minimal 3
orang.
d. Memperoleh dukungan dari orangtua, masyarakat,
tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pamong
desa/kelurahan.
e. Tersedia tempat yang layak untuk kegiatan.
f. Memiliki sumber pembiayaan yang tetap (iuran
orangtua, donatur, dana infaq).
3. Pengelompokan Anak
Pengelompokan anak bertujuan untuk
memudah-kan proses pembelajaran, dengan mengelompokmemudah-kan
juga sesuai dengan usia kronologis (usia kalender).
Artinya, jika ada anak yang usianya telah memenuhi
syarat untuk kelompok tertentu tetapi perkembangannya
belum mencapai, maka anak tersebut ditempatkan di
kelompok usia di bawahnya sampai memiliki kesiapan
mental yang diperlukan. Perpindahan ke kelompok
yang lebih tinggi dapat dilakukan setiap saat sesuai
kesiapan masing-masing.
Untuk anak-anak yang perkembangannya normal,
perpindahan ke kelompok yang lebih tinggi dapat
di-lakukan seiring dengan bertambahnya usia anak. Untuk
kanak-anak yang mengalami gangguan perkembangan,
disesuaikan dengan tingkat perkembangannya atau
berdasarkan rekomendasi ahli. Pengukuran tahap
perkembangan dapat menggunakan instrumen Deteksi
Dini Tumbuh Kembang Anak (DDTK).
Pengelompokan anak pada program PAUD
berbasis Pendidikan Al-Qur andiatur sebagai berikut:
a. Kelompok Alif: Usia 2 4 tahun (24 48 bulan), per
kelompok maksimal 10 anak. Jika jumlah anak lebih
dari 10, dapat dipecah menjadi beberapa kelompok
misalnya kelompok usia 2 3 tahun (24 36 bulan)
b. Kelompok Ba: Usia 4.0 5.0 tahun (49 60 bulan),
per kelompok maksimal 12 anak. Jika jumlah anak
lebih dari 12, dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok misalnya kelompok usia 4.0 4,5 tahun
(49 54 bulan) dan 4,5 5.0 tahun (55 60 bulan).
c. Kelompok Ta: Usia 5.0 6.0 tahun (61 72) bulan,
per kelompok maksimal 15 anak. Jika jumlah anak
lebih dari 15, dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok misalnya kelompok usia 5.0 5,5 tahun
(61 66 bulan) dan 5,5 6.0 tahun (67 72 bulan).
Penambahan kelompok hendaknya
memper-hatikan ketersediaan pendidik dan ruangan.Jika
jum-lah pendidik atau ruangan kurang, alternatif yang
dapat ditempuh antara lain:
a. Membuka kelas pagi dan sore.
b. Mengatur jadwal masuk bergantian hari.
c. Membatasi penerimaan peserta didik sebatas daya
tampung yang dimungkinkan.
4. Penyiapan Tempat dan Alat-alat
Tempat perlu ditata, dirapikan, dan dilengkapi
dengan alat-alat sesuai kebutuhan. Kebutuhan ruangan
seluas 30 m2 atau sekitar 6 x 5 m. Luas ruangan tersebut termasuk untuk penempatan alat-alat.
Alat-alat yang diperlukan antara lain:
a. Almari untuk menyimpan kelengkapan administrasi
dan buku-buku panduan.
b. Rak setinggi 120 cm untuk tempat APE sekaligus
sebagai sekat/pembatas antar kelompok.
c. Meja anak secukupnya.
d. Kursi lipat/plastik ukuran anak-anak sejumlah anak.
e. Kontainer/wadah plastik besar untuk menyimpan
APE (sesuai kebutuhan).
f. Papan tulis formika putih (white board) ukuran 70 x 90 cm (sejumlah kelompok).
g. Tiker/karpet berbentuk lingkaran dengan diameter
200 cm atau persegi dengan ukuran 180 x 220 cm
(sejumlah kelompok).
Jika penataan alat main menggunakan sistem
sentra, maka APE ditata berdasarkan kebutuhan sentra,
misalnya sentra balok, sentra main peran, sentra seni
dan kreativitas, sentra persiapan, dan sentra bahan alam.
Sentra digunakan secara bergilir oleh masing-masing
perlu dilengkapi dengan semua jenis APE untuk mendukung proses pembelajaran di masing-masing
kelompok.Masing-masing kelompok melakukan
kegiatan di tempatnya masing-masing secara menetap (kecuali saat kegiatan bersama atau bermain di luar).
Jika kebutuhan perabot seperti tersebut di atas belum dapat dipenuhi, minimal kelengkapan yang harus ada adalah sebagai berikut:
a. Tempat untuk menyimpan kelengkapan adminis-trasi dan buku-buku panduan;
b. Tempat APE (sejumlah kelompok);
c. Papan tulis formika putih (white board) ukuran 70 x 90 cm (sejumlah kelompok);
d. Karpet/tikar berbentuk lingkaran dengan diameter 200 cm atau persegi dengan ukuran 180 x 220 cm (sejumlah kelompok);
e. Meja gambar lipat milik masing-masing anak.
5. Penyiapan Alat Permainan Edukatif (APE)
Penggunaan APE baik yang sudah jadi maupun yang dikembangkan sendiri agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Menggunakan bahan yang aman bagi anak (tidak runcing/tajam dan tidak mengandung racun/zat yang membahayakan kesehatan anak).
b. Menarik buat anak dan dapat dimainkan oleh anak dengan berbagai cara.
Kerapian penataan APE akan membentuk kebiasaan rapi dan merangsang anak untuk memainkannya.
Pengelompokan APE sebagai berikut: a. APE untuk Kelompok Alif
Kelompok Alif merupakan kelompok
mem-bangun atau membentuk sesuatu dengan konsep yang jelas. Semua kegiatan dilakukan dengan mencoba-coba. Kepekaan yang terjadi pada masa ini antara lain kepekaan akan keteraturan, kepekaan akan detil, kepekaan penggunaan tangan, dan kepekaan akan bahasa.
detil, dan kepekaan akan bahasa masih terus berlanjut dan perlu memperoleh dukungan.
Contoh APE yang untuk kelompok Alif dapat dilihat pada Lampiran 1a.
b. APE untuk Kelompok Ba
Kelompok Ba adalah Kelompok anak usia 4 - 5 tahun. Pada usia ini anak-anak menyukai kegiatan
mencoret-coret, menggambar, membentuk,
menyusun, berimajinasi, bermain peran mikro dan makro, dan mulai mengenal keaksaraan. Anak-anak pada usia ini masih perlu diberikan kemerdekaan dalam bersikap dan bertindak. Kegiatan pembelajaran harus dilakukan melalui bermain dan menggunakan benda-benda konkrit. Kegiatan yang bersifat skolastik seperti baca-tulis-hitung masih bersifat pengenalan.
Contoh APE yang untuk Kelompok Ba dapat dilihat pada Lampiran 1b.
c. APE untuk Kelompok Ta
makro, dan mulai mengenal keaksaraan. Anak-anak pada usia ini masih perlu diberikan kemerdekaan dalam bersikap dan bertindak. Kegiatan pembelajaran harus dilakukan melalui bermain dan menggunakan benda-benda konkrit. Kegiatan baca-tulis-hitung juga semakin diminati. Biarkan kemampuan ini berkembang secara alami sesuai minat anak. Hindari adanya pemaksaan dalam bentuk latihan-latihan atau penugasan-penugasan terstruktur seperti menulis huruf, angka, atau bentuk-bentuk tertentu secara berulang-ulang. Alat tulis yang diperlukan adalah kertas kosong (tidak bergaris), pensil, spidol, dan krayon.
Contoh APE yang untuk Kelompok Ba dapat dilihat pada Lampiran 1c.
d. APE untuk Bermain Bahan Alam
Contoh APE Bahan Alam
e. APE Buatan Sendiri
Berbagai bahan dan alat main dapat dibuat sendiri oleh kader dan orangtua. Bahan-bahan tersebut antara lain playdough, ublek, cat jari, cat air, kuas dari busa, dll.
Contoh APE untuk main bahan alam dapat dilihat pada Lampiran 1e.
6. Pembekalan Pendidik dan Pengelola
Peningkatan mutu pendidik dan pengelola dapat dilakukan melalui:
a. Belajar secara mandiri dengan bahan bacaan atau media lain yang relevan seperti pedoman, petunjuk pelaksanaan program, modul, buku teks, video, dll. b. Pelatihan bagi pendidik dan pengelola secara
c. Diskusi interaktif dalam pertemuan rutin (bulanan) para pendidik dan pengelola guna saling berbagi ilmu atau mendengarkan materi dari narasumber. d. Magang dan/atau studi banding.
e. Seminar dan/atau lokakarya tentang PAUD.
Contoh pembekalan awal untuk pendidik dan pengelola PAUD Berbasis Pendidikan Al-Qur an dapat dilihat pada Lampiran 2a dan 2b.
7. Penyiapan Buku Administrasi
Kegiatan administrasi disesuaikan dengan kebutuhan setiap lembaga. Buku-buku administrasi yang diperlukan antara lain:
a. Buku Induk Anak.
b. Buku Data Pengelola dan Pendidik. c. Daftar Hadir Pengelola dan Pendidik. d. Daftar Hadir Anak per Kelompok. e. Buku Rencana Pembelajaran Harian. f. Buku Catatan Perkembangan Anak. g. Kartu Iuran Anak.
h. Daftar Rekapitulasi Penerimaan Infaq Bulanan. i. Buku Kas dan Buku Inventaris.
Contoh Buku Administrasi dapat dilihat pada lampiran 3a - 3k.
8. Kalender Pendidikan
Kalender Pendidikan PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an disesuaikan dengan kalender pendidikan nasional dan kalender kegiatan lembaga/yayasan, khususnya dalam kaitannya dengan hari libur dan pembagian buku laporan. Namun dalam hal penerimaan peserta didik dan perpindahan kelompok (kenaikan kelas) berbeda. Penerimaan peserta didik dapat dilakukan sepanjang waktu asalkan kapasitas daya tampung lembaga masih memungkinkan. Sedangkan perpindahan kelompok ke kelompok yang lebih tinggi dilakukan seiring dengan usia mentalnya. Bagi anak yang akan melanjutkan ke SD/MI, pendidik berkewajiban untuk memberikan pertimbangan kepada orangtua apakah secara mental yang bersangkutan sudah siap bersekolah. Pada usia 6 tahun anak sudah boleh mendaftar ke SD/MI. Tetapi jika belum siap sebaiknya digenapkan sampai usia 7 tahun.
9. Penyusunan Rencana Pembiayaan
a. Perawatan sarana dan prasarana. b. Pembelian dan perawatan APE. c. Biaya operasional kegiatan.
d. Biaya beban (listrik, air, dan telepon)
e. Peningkatan keterampilan pengelola dan pendidik. f. Insentif pengelola dan pendidik.
g. Insentif petugas kebersihan.
h. Peningkatan kapasitas lembaga (penambahan ruang, lahan, dll).
Pembiayaan program PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an antara lain bersumber dari:
a. Iuran orang tua. b. Sumbangan donatur. c. Bantuan desa.
d. Bantuan Pemerintah (APBD II, APBD I, APBN). e. Bantuan pihak lain yang tidak mengikat.
10. Pendaftaran Calon Peserta Didik
dan pendaftaran calon peserta didik. Pendaftaran
peserta didik dapat menggunakan formulir sebagaimana
dalam lampiran 6. Untuk melengkapi data, peserta didik
lama dapat dilakukan registrasi ulang dengan
menggunakan formulir tersebut.
11. Penyusunan Rencana Kegiatan Pembelajaran
Tujuan penyusunan rencana kegiatan
pembelajaran adalah untuk mempermudah proses
pembelajaran. Rencana kegiatan pembelajaran disusun
dengan mengacu pada Standar PAUD.
Rencana kegiatan pembelajaran mencakup
tujuan, isi, dan rencana pengelolaan program dan
kegiatan. Rencana Kegiatan pembelajaran terdiri dari:
(1) Rencana Kegiatan Tahunan (RKT); (2) Rencana
Kegiatan Bulanan (RKB); (3) Rencana Kegiatan
Mingguan (RKM); dan (4) Rencana Kegiatan Harian
(RKH). RKT dan RKB disiapkan oleh pengelola
bersama pendidik, dengan memperhatikan masukan dari
para orangtua. RKM dan RKH disiapkan oleh pendidik
yang bersangkutan dengan mengacu pada RKT dan
Dalam menyusun rencana program
pembelajaran PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an
agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tahapan perkembangan anak.
b. Kemampuan yang akan dikembangkan.
c. Tema/topik dan kegiatan yang akan dilakukan.
d. Alat dan bahan main yang diperlukan.
e. Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan.
f. Metode/pendekatan yang akan digunakan.
g. Alat ukur/evaluasi ketercapaian perkembangan
anak.
Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) memuat
tingkat pencapaian perkembangan anak untuk
masing-masing kelompok usia (Permendiknas No. 58 Tahun
2009), alokasi waktu, dan temapembelajaran selama
satu tahun.
Rencana Kegiatan Bulanan (RKB) merupakan
penjabaran dari RKT. RKB memuat tema, indikator,
konsep, dan kosa kata yang akan dikembangkan. RKB
dapat berbentuk webbing, matrik, atau format lain sesuai kebutuhan.
Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan
Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) merupakan
pen-jabaran dari RKB. RKM memuat tujuan pembelajaran,
konsep yang akan dikenalkan, penambahan kosa kata,
indikator perkembangan, serta sentra/kegiatan main
yang akan dilakukan selama seminggu. Jika ada
kejadian tertentu yang perlu diketahui anak seperti
gempa, banjir, atau gerhana, tema dapat disesuaikan
sehingga proses pembelajaran lebih bermakna bagi
anak.
Rencana Kegiatan Harian (RKH) merupakan
penjabaran dari RKM. Rencana kegiatan harian memuat
satu topik yang dibahas pada hari tersebut, konsep yang
akan dikenalkan, penambahan kosa kata, serta kegiatan
main, alat dan bahan main yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
C. IZIN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PRO-GRAM SATUAN PAUD
Sesuai peraturan perundangan yang berlaku, setiap
pendirian lembaga pendidikan baik formal maupun
nonformal wajib memperoleh izin dari pemerintah. Tujuan
memberikan pelayanan terbaik serta perlindungan kepada
masyarakat.
Perizinan PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an
dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota. UPTD
Dinas Pendidikan Kecamatan wajib memfasilitasi proses
perizinan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila
masih terdapat persyaratan yang belum terpenuhi, maka
dilakukan pembinaan serta diberitahukan kekurangannya.
Bagi PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an yang telah
melapor tetapi belum memenuhi persyaratan, dapat
diberikan surat izin sementara untuk jangka waktu satu
tahun. Surat izin sementara dapat diperpanjang
sebanyak-banyaknya dua kali. Apabila setelah berakhirnya
perpanjangan kedua yang bersangkutan belum mampu
memenuhi persyaratan, agar diupayakan untuk dibantu.
Apabila tidak memungkinkan, dapat disarankan untuk
bergabung dengan PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an
terdekat yang memenuhi syarat.
Persyaratan perizinan PAUD berbasis Pendidikan
Al-Qur an antara lain mencakup:
1. Memiliki kepengurusan (pengelola kegiatan)
sekurang-kurangnya terdiri dari unsur Ketua, Sekretaris, dan
2. Memiliki pendidik sekurang-kurangnya 3 orang
(ter-masuk pengelola yang merangkap sebagai pendidik).
3. Sekurang-kurangnya 50% pendidik berpendidikan
minimal SMA/Aliyah atau sederajat.
4. Sekurang-kurangnya 50% pendidik telah mengikuti
pelatihan program PAUD (dibuktikan dengan sertifikat
pelatihan).
5. Memiliki tempat yang tetap dan layak untuk kegiatan
anak (dilampiri foto tempat kegiatan).
6. Surat pernyataan bahwa kegiatan diselenggarakan di
area tempat ibadah atau area pendidikan (pondok
pesantren/sekolah Islam).
7. Tersedia air bersih dan kakus untuk keperluan toileting
anak dan pendidik.
8. Memiliki halaman/area untuk bermain bebas.
9. Memiliki Alat Permainan Edukatif (APE) untuk
men-dukung kegiatan anak di masing-masing kelompok.
10. Memiliki administrasi pencatatan kegiatan.
11. Memiliki buku-buku panduan/pedoman kegiatan.
12. Memiliki sumber pembiayaan yang dapat menjamin
keberlangsungan program (dilampiri daftar perkiraan
penerimaan keuangan dan pengeluaran selama
13. Kegiatan telah berjalan aktif selama 6 bulan terakhir.
14. Jumlah peserta didik sekurang-kurangnya 15 anak.
15. Rekomendasi dari organisasi induk.
16. Berbadan hukum dari organisasi induk atau
yayasan/lembaga penyelenggara.
Teknis perizinan diatur lebih lanjut oleh Dinas
BAB III
PENYELENGGARAAN PROGRAM
A. TUJUAN PROGRAM LAYANAN
1. Memperluas jangkauan layanan PAUD khususnya di kalangan masyarakat muslim.
2. Memberikan wahana pendidikan anak usia dini yang berlandaskan nilai-nilai Al-Quran.
B. PRINSIP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Penyelenggaraan pendidikan pada PAUD berbasis
Pendidikan Al-Qur an berdasarkan prinsip-prinsip
Pendidikan Anak Usia Dini sebagai berikut:
1. Berorientasi pada kebutuhan anak
Pada dasarnya setiap anak memiliki kebutuhan
dasar yang sama, seperti kebutuhan fisik, rasa aman,
dihargai, tidak dibeda-bedakan, bersosialisasi, dan
kebutuhan untuk diakui. Anak tidak bisa belajar dengan
baik apabila dia lapar, merasa tidak aman/takut,
lingkungan tidak sehat, tidak dihargai atau diacuhkan
oleh pendidik atau temannya. Oleh karena itu dalam
pelaksanaan pendidikan anak usia dini guru harus
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan tidak
2. Sesuai dengan perkembangan anak
Anak usia Taman Kanak-kanak memiliki
karakteristik khusus di semua area perkembangannya. Di
aspek fisik, anak telah memiliki kekuatan otot dan
koordinasi visual motorik yang semakin matang. Di aspek
bahasa, anak telah memiliki kosa kata yang cukup sehingga
mampu membangun komunikasi dengan orang lain. Secara
kognitif, anak telah mampu melakukan hubungan logika
sebab akibat dan pemecahan masalah sederhana. Secara
sosial emosional, anak telah mempunyai kemampuan untuk
mengelola perasaannya sehingga memungkinkankan untuk
menjalin interaksi dengan teman dan orang dewasa. Secara
moral dan agama, anak mulai dapat membedakan hal-hal
yang baik dan buruk. Oleh karena itu, guru harus
memahami tahap perkembangan anak dan menyusun
kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak
untuk mendukung pencapaian tahap perkembangan yang
lebih tinggi.
3. Sesuai dengan keunikan setiap individu
Anak merupakan individu yang unik,
masing-masing mempunyai gaya belajar yang berbeda. Ada
anak yang lebih mudah belajarnya dengan
(visual) dan ada yang harus dengan bergerak
(kinestetik). Anak juga memiliki minat yang
berbeda-beda terhadap alat/bahan yang dipelajari/digunakan,
juga mem-punyai temperamen yang berbeda, bahasa
yang berbeda, cara merespon lingkungan, serta
kebiasaan yang berbeda.Guru seharusnya
mempertimbangkan perbedaan individual anak,
danmengakui perbedaan tersebut sebagai kelebihan
masing-masing anak. Untuk mendukung hal tersebut
guru harus meng-gunakan cara yang beragam dalam
membangun pengalaman anak, menyediakan
kesempatan bagi anak untuk belajar dengan cara yang
sesuai dengan kekuatannya, serta menyediakan ragam
main yang cukup.
4. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain
Pembelajaran dilakukan dengan cara yang
menye-nangkan, sehingga tidak boleh terjadi pemaksaan
(penekanan). Selama bermain, anak mendapatkan
pengalaman untuk mengembangkan aspek-aspek
nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan
sosial emosional. Pembiasaan dan pembentukan
kemandirian, sopan santun, dan lainnya ditanamkan
melalui cara yang menyenangkan.
5. Pembelajaran berpusat pada anak
Pembelajaran di PAUD hendaknya menempatkan
anak sebagai subyek pendidikan. Oleh karena itu guru
harus memberi kesempatan kepada anak untuk
menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan
aktif melakukan atau mengalami sendiri untuk
membangun pengetahuannya sendiri. Guru bertindak
sebagai fasilitator saja, bukan yang menentukan segala
sesuatu yang akan dikerjakan anak.
6. Anak sebagai pembelajar aktif
Anak bukanlah sebuah wadah kosong yang perlu
diisi guru dengan berbagai pengetahuan, tetapi anak
merupakan subjek/pelaku kegiatan dan guru merupakan
fasilitator (membantu dan mengarahkan sesuai
kebutuhan masing-masing anak). Anak mempunyai rasa
ingin tahu yang besar, mempunyai banyak ide, dan
tidak bisa berdiam dalam jangka waktu lama.
Izinkanlah anak untuk membangun pengetahuannya
sendiri melalui pengalaman dengan beraneka bahan dan
kegiatan. Oleh karena itu guru harus menyediakan
untuk memainkannya dengan berbagai cara, dan
memberikan waktu kepada anak untuk mengenal
lingkungannya dengan caranya sendiri. Guru juga harus
memahami dan tidak memaksakan anak untuk duduk
diam tanpa aktifitas yang dilakukannya dalam waktu
yang lama.
7. Anak belajar dari yang konkrit ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial
a. Anak belajar mulai dari hal-hal yang paling konkrit
yang dapat dirasakan oleh inderanya (dilihat,
diraba, dicium, dicecap, didengar) ke hal-hal yang
bersifat abstrak /imajinasi.
b. Anak belajar dari konsep yang paling sederhana ke
konsep yang lebih rumit, misalnya mula-mula anak
memahami apel sebagai buah kesukaan-nya,
kemudian anak memahami apel sebagai buah yang
berguna untuk kesehatannya.
c. Kemampuan komunikasi anak dimulai dengan
menggunakan bahasa tubuh lalu berkembang
menggunakan bahasa lisan. Guru harus me-mahami
bahasa tubuh anak dan membantu mengembangkan
d. Anak memahami lingkungannya dimulai dari
hal-hal yang terkait dengan dirinya sendiri, kemudian
ke lingkungan dan orang-orang yang paling dekat
dengan dirinya, sampai kepada lingkungan yang
lebih luas.
Dengan demikian guru harus menyediakan
alat-alat main dari yang paling konkrit sampai alat-alat main
yang bisa digunakan sebagai pengganti benda yang
sesungguhnya.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar
Lingkungan merupakan sumber belajar yang
sangat bermanfaat bagi anak. Lingkungan pembelajaran
berupa lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan
fisik berupa penataan ruangan, penataan alat main,
benda-benda yang ada di sekitar anak, perubahan benda
(daun muda menjadi daun tua lalu menjadi daun kering,
dst.), cara kerja benda (bola didorong akan
menggelinding, sedangkan kubus didorong akan
menggeser, dst.), dan lingkungan non fisik berupa
kebiasaan orang-orang sekitar, suasana belajar
(keramahan pendidik, pendidik yang siap membantu,
Karena itu, guru perlu menata lingkungan yang
menarik, menciptakan suasana hubungan yang hangat
dengan anak, dan hubungan antar anak dan antar guru.
Guru perlu memfasilitasi anak untuk mendapatkan
pengalaman belajar di dalam dan di luar ruangan secara
seimbang dengan menggunakan benda-benda yang ada
di lingkungan anak. Guru juga menanamkan kebiasaan
baik, nilai-nilai agama dan moral di setiap kesempatan
selama anak di lembaga dengan cara yang
menyenangkan.
9. Merangsang munculnya kreatifitas dan inovasi Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi
kreatifitas yang sangat tinggi. Karena itu berikan anak
kesempatan untuk menggunakan bahan dengan
berbagai jenis, tekstur, bentuk, dan ukuran dalam
kegiatan permainannya, dan kesempatan untuk belajar
tentang berbagai sifat dari bahan-bahan, cara
memainkan, bereksplorasi dan menemukan.
Guru perlu menghargai setiap kreasi anak apapun
bentuknya sebagai wujud karya kreatif mereka. Dengan
kreatifitas, nantinya anak akan dapat memiliki pribadi
yang kreatif sehingga mereka dapat memecahkan
Ide-ide kreatif dan inovatif mereka dapat menunjang untuk
menjadi seorang wirausaha yang dapat meningkatkan
perekonomian negara.
10. Mengembangkan kecakapan hidup anak
Kecakapan hidup merupakan suatu ketrampilan
dasar yang perlu dimiliki anak melalui pengembangan
karakter, yang berguna bagi kehidupannya kelak.
Karakter yang baik dapat dikembangkan dan dipupuk
sehingga menjadi modal bagi masa depannya kelak.
Kecakapan hidup diarahkan untuk membantu anak
menjadi mandiri, tekun, bekerja keras, disiplin, jujur,
percaya diri, menghargai, kerjasama dan mampu
membangun hubungan dengan orang lain. Guru harus
memberikan kesempatan kepada anak melakukan
sendiri kegiatan-kegiatan untuk menolong dirinya
(sesuai dengan kemampuan anak), misalnya membuka
sepatu dan meletakkan di tempatnya, membuka
bungkus makanan, mengancingkan baju sendiri, dan
lain-lain.
11. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar
Sumber dan media belajar anak usia dini tidak
menggunakan berbagai bahan dan alat yang tersedia di
lingkungan sepanjang tidak berbahaya bagi anak. Air,
tanah liat, pasir, batu-batuan, kerang, daun-daunan,
ranting, karton, botol-botol bekas, perca kain, baju
bekas, sepatu bekas, dan banyak benda lainnya dapat
dijadikan sebagai media belajar. Dengan menggunakan
bahan dan benda yang ada di sekitar anak, maka
kepedulian anak terhadap lingkungan terasah untuk ikut
serta menjaga dan melestarikan lingkungan alam
sekitarnya. Sumber belajar juga tidak terbatas pada guru
tetapi orang-orang lain yang ada di sekitarnya. Misalnya
anak dapat belajar tentang tugas dan cara kerja petani,
peternak, polisi, pak pos, petugas pemadam kebakaran,
dan lainnya dengan cara mengunjungi tempat kerja
mereka atau mendatangkan mereka ke sekolah untuk
menunjukkan kepada anak bagaimana mereka bekerja
dan menjadi sumber pengetahuan serta inspirasi.
12. Anak belajar sesuai dengan kondisi sosial budayanya
PAUD merupakan wahana anak untuk tumbuh
dan berkembang sesuai potensi dengan berdasarkan
pada sosial budaya yang berlaku di lingkungannya.
seperti kesenian, bahasa, adat istiadat, permainan
tradisional anak, benda-benda budaya seperti alat
musik, baju,dan peralatan lainnya yang biasa digunakan
oleh daerah setempat, menjadi bagian dari pembelajaran
baik secara rutin maupun melalui kegiatan tertentu.
13. Melibatkan peran serta orangtua
Keberhasilan PAUD tidak bisa tercapai secara
optimal tanpa keterlibatan orangtua. Guru sebagai
pendidik kedua harus terus menjalin hubungan dengan
orangtua untuk mendapatkan informasi tentang anak
agar dapat menumbuh kembangkan semua potensi anak
secara optimal. Orangtua harus dilibatkan dalam
perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan di
sekolah, sehingga diharapkan dapat menjamin
terjadinya keberlangsungan dan kesinambungan
program antara apa yang dilakukan guru di sekolah
dengan orangtua di rumah. Selain itu, orangtua juga
dapat menjadi sumber informasi mengenai kebiasaan,
kegemaran, ketidaksukaan anak, dan lain-lain yang
digunakan pendidik dalam penyusunan program
pembelajaran dan evaluasi perkembangan anak. Untuk
itu, sekolah perlu memiliki program pendidikan
secara rutin, bukan sekedar pertemuan untuk
pengambilan laporan perkem-bangan anak. Dengan
demikian maka stimulasi yang dilakukan terhadap anak
di lembaga dan di rumah menjadi sejalan dan saling
menguatkan.
14. Stimulasi pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan
Saat anak melakukan sesuatu, sesungguhnya ia
sedang mengembangkan berbagai aspek
perkem-bangan/kecerdasannya. Sebagai contoh saat anak
makan, ia mengembangkan kemampuan bahasa (kosa
kata tentang nama bahan makanan, jenis makanan,
dsb.), gerakan motorik halus (memegang sendok,
membawa makanan ke mulut), kemampuan kognitif
(membedakan jumlah makanan yang banyak dan
sedikit), kemampuan sosial emosional (duduk dengan
tepat, saling berbagi, saling menghargai keinginan
teman), dan aspek moral (berdoa sebelum dan sesudah
makan). Program pembelajaran dan kegiatan anak yang
dikembangkan guru seharusnya ditujukan untuk
C. PRINSIP - PRINSIP PENYELENGGARAAN
Penyelenggaraan Program PAUD berbasis
Pendidikan Al-Qur an mengacu pada prinsip-prinsip
berikut ini:
1. Optimalisasi Program
Program PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an
dimak-sudkan untuk memperkuat lembaga pendidikan
Al-Quran yang sudah berjalan atau menggabungkan
penyelenggaraan PAUD dengan pendidikan Al-Quran
yang sudah ada sehingga hasilnya lebih optimal.
2. Optimalisasi Ketenagaan
Program PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur andapat
mengoptimalkan ketenagaan (ustadz/ustadzah TPQ)
yang ada untuk melaksanakan dua program secara
terpadu, yaitu PAUD dan Pendidikan Al-Quran.
3. Optimalisasi Sarana dan Prasarana
Program PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an dapat
memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia
seperti masjid, musholla, atau prasarana lain yang
dimiliki masyarakat, dengan memasang identitas (papan
nama lembaga PAUD yang berbasis Pendidikan
D. KOMPONEN PENYELENGGARAAN 1. Kurikulum
a. Kurikulum PAUD berbasis Pendidikan Al-Quran
digunakan oleh lembaga masing-masing dengan
mengikuti standar PAUD Permen Diknas Nomor
58 tahun 2009.
b. Panduan kurikulum PAUD berbasis pendidikan
Al-Qur an disusun oleh lembaga/organisasi induk
satuan PAUD berbasis pendidikan Al-Qur an
tingkat pusat.
2. Peserta Didik
a. Peserta didik PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an
adalah anak dari keluarga muslim mulai usia 2
sampai dengan 6 tahun.
b. Peserta didik PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an
diutamakan anak yang tidak/belum terlayani PAUD
lainnya.
3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik anak usia dini adalah tenaga profesional yang
bertugas merencanakan, melaksanakan proses
pem-belajaran, dan menilai hasil pempem-belajaran, serta
melakukan pembimbingan, pengasuhan dan
Pen-didikan Al-Qur an bertugas di berbagai jenis layanan
baik pada TAAM, TKA/TKQ, TPA/TPQ, TBA, dan
bentuk lain yang sederajat. Pendidik PAUD terdiri atas
guru dan guru pendamping.
Tenaga kependidikan terdiri atas pengawas/penilik,
kepala sekolah, pengelola, administrasi, dan petugas
kebersihan. Tenaga kependidikan bertugas
melak-sanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada lembaga PAUD berbasis
Pendidikan Al-Qur an.
a. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1) Standar Pendidik
a) Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Kualifikasi dan kompetensi guru PAUD
didasarkan pada peraturan menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.
16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi
Akademik dan kompetensi guru beserta
lampirannya.
b) Bagi guru PAUD jalur pendidikan non formal
( TPA, KB, TAAM TK Al-Qur an, TPQ dan
kualifikasi akademik dan kompetensi disebut guru pendamping dan pengasuh. Kualifikasi akademik dan kompetensi guru pendamping a) Memiliki ijazah D-II PGTK dari
per-guruan tinggi terakreditasi; atau
b) Memiliki ijazah minimal sekolah me-nengah atas (SMA/Aliyah) atau se-derajat dan memiliki sertifikat pelatih-an/pendidikan/kursus PAUD yang ter-akreditasi.
2) Standar Tenaga Kependidikan
a) Pengawas / Penilik
Kualifikasi dan kompetensi Penilik PAUD Jalur Pendidikan Nonformal didasarkan pada peraturan Penilik Pendidikan Nonformal pada umumnya.
b) Pengelola PAUD Jalur Pendidikan Nonformal
Pengelola PAUD Jalur Pendidikan Nonformal adalah penanggungjawab dalam satuan PAUD Jalur Pendidikan Nonformal dengan kualifikasi:
(1) Minimal memiliki kualifikasi dan kompetensi guru pendamping
(2) Berpengalaman sebagai pendidik PAUD minimal 2 tahun
(3) Lulus Pelatihan/magang/kursus penge- lolaan PAUD dari lembaga terakreditasi
4. Sarana dan Prasarana
digunakan dalam menyelenggarakan proses penye-lenggaraan PAUD.
Standar sarana prasarana adalah perlengkapan untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pengasuhan dan perlindungan. Pengadaan sarana prasarana perlu disesuaikan dengan jumlah anak, kondisi sosial, budaya dan jenis layanan PAUD.
Dalam mempersiapkan sarana dan prasarana harus memperhatikan hal berikut:
a. Prinsip.
1) Aman, nyaman, terang, dan memenuhi kriteria kesehatan anak.
2) Sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada dilingkungan sekitar, termasuk barang limbah/bekas layak pakai.
b. Persyaratan
1) Kebutuhan jumlah ruang dan luas lahan disesuaikan dengan jenis layanan, jumlah anak, dan kelompok usia yang dilayani dengan luas minimal 3m² per peserta didik.
ruang dalam dan ruang luar, dan kamar mandi/jamban yang dapat digunakan untuk kebersihan diri dan BAK/BAB (toileting) dengan air bersih yang cukup.
3) Memiliki sarana yang disesuaikan dengan jenis layanan, jumlah anak, dan kelompok usia yang dilayani.
4) Memiliki fasilitas permainan baik di dalam dan di luar ruangan yang dapat mengembangkan berbagai konsep.
5. Pengelolaan
Pengelolaan dimaksudkan untuk menjamin terpenuhinya hak dan kebutuhan anak, serta kesinambungan pelaksanaan PAUD.
a. Prinsip Pengelolaan.
1) Program dikelola secara partisipatoris
2) Menerapkan manajemen berbasis masyarakat b. Bentuk layanan.
Anak usia 2 6 tahun c. Perencanaan Pengelolaan
rangka pengelolaan dan peningkatan kualitas lembaga.
2) Visi, misi, dan tujuan lembaga dfijadikan cita-cita dan upaya bersama agar mampu mem-berikan inspirasi, motivasi dan kekuatan pada semua pihak yang berkepentingan.
3) Visi, misi dan tujuan lembaga dirumuskan oleh pimpinan lembaga bersama masyarakat, pen-didik dan tenaga kepenpen-didikan.
4) Program harus memiliki izin sesuai dengan jenis penyelenggaraan program.
d. Pelaksanaan Pengelolaan
1) Pengelolaan administrasi kegiatan meliputi: a) Data anak dan perkembangannya b) Data lembaga, dan
c) Administrasi keuangan dan program
2) Pengelolaan sumber belajar/media meliputi pengadaan, pemanfaatan, dan perawatan.
a) Alat bermain
6. Pembiayaan
Pembiayaan meliputi jenis, sumber, dan pemanfaatan serta pengawasan dan pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan dan pengembangan lembaga PAUD yang dikelola secara baik dan transparan.
a. Jenis dan Pemanfaatannya:
1) Biaya investasi, dipergunakan untuk pengadaan sarana prasarana, pengembangan SDM, dan modal kerja tetap.
2) Biaya operasional, digunakan untuk gaji pen-didik dan tenaga kepenpen-didikan serta tunjangan yang melekat, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai pakai dan biaya operasional pendidikan tak langsung.
3) Biaya personal, meliputi biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Sumber Pembiayaan
c. Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Lembaga memiliki mekanisme untuk melakukan pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
7. Kemitraan
PAUD berbasis pendidikan Al-Qur an bekerjasama/bermitra dengan orang tua/wali murid, instansi pemerintah, instansi swasta, lembaga swadaya masyarakat, yayasan, dan lembaga peduli PAUD, dalam maupun luar negeri.
Orangtua/wali peserta didik PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an merupakan bagian yang sangat penting sebagai pendidik pertama dan utama.
a. Komitmen orangtua/wali diperlukan untuk men-dukung proses pembelajaran PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an.
b. Keterlibatan orangtua/wali dalam mendukung proses pembelajaran antara lain dilakukan dengan: 1) Melanjutkan pembiasaan akhlakul karimah
(sikap dan perkataan positif) di rumah;
2) Melanjutkan pembiasaan sholat berjamaah di masjid atau di rumah;
4) Membiasakan membaca doa sehari-hari; 5) Membiasakan menghafal surat-surat pendek; 6) Mengikuti program parenting pertemuan rutin
yang diselenggarakan dilakukan oleh lembaga; 7) Membayar infaq bulanan secara tepat waktu dan
sesuai kemampuan dan kepatutan dengan prinsip gotong royong (bagi yang mampu membayar infaq lebih besar daripada yang kurang mampu), atau sesuai kesepakatan bersama;
8) Berpartisipasi aktif dalam memajukan program PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an.
E. PROSES KEGIATAN 1. Pendekatan
Kegiatan PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an meng-gunakan pendekatan:
a. Belajar melalui bermain.
b. Terintegrasi dengan pengembangan akhlak, Imtaq, dan karakter.
d. Proses kegiatan bersifat terpadu dan tematik, yaitu setiap kegiatan ditujukan untuk mengembangkan semua aspek yang dibungkus dengan tema tertentu.
2. Alur Kegiatan
Secara umum runtutan alur kegiatan PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an sejak kedatangan anak hingga anak pulang dapat digambarkan pada bagan berikut. Namun secara khusus dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing tempat dan waktu pelaksanaannya (pagi/sore).
KEDATANGAN
JURNAL(20 MENIT)
PEMBUKAAN (20 MENIT)
TRANSISI (10 MENIT)
PULANG
PEMBIASAAN AGAMA (60 MENIT)
Contoh jadwal kegiatan harian PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an dapat dilihat pada lampiran 4a dan 4b.
3. Proses Kegiatan
Proses kegiatan merupakan inti dari kegiatan PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an. Proses kegiatan merupakan wahana untuk memfasilitasi agar setiap anak dapat mencapai tingkat perkembangan sesuai dengan usia dan potensi masing-masing. Proses kegiatan PAUD mencakup bidang Pengembangan Kemampuan Perilaku/Pembiasaan, dan bidang Pengembangan Kemampuan Dasar.
Proses kegiatan anak usia dini pada program PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an diintegrasikan dengan pengembangkan akhlak dan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan dalam diri setiap anak sesuai ajaran Islam. a. Pengembangan Kemampuan Perilaku/Pembiasaan
Pengembangan Pembiasaan yang perlu dilakukan secara berkelanjutan, di antaranya:
1) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. 2) Mengikuti ibadah harian.
3) Senyum, salam, dan sapa.
5) Menggunakan kata-kata toyyibah seperti maaf, pe-rmisi, terimakasih, tolong, Subhanallah, Alham-dulillah, Allahu akbar, bismillah, dsb.
6) Hormat kepada orang dewasa dan sayang sesama teman.
7) Menjaga kebersihan diri dan lingkungan. 8) Saling tolong-menolong.
9) Aktif dan antisipatif. 10) Selalu ceria.
11) Senang membantu/menolong.
12) Berbicara dengan lembut dan santun. 13) Bersabar untuk antri atau menunggu giliran. 14) Menyegerakan urusan yang ditunggu teman/orang. 15) Berempati kepada teman yang sedih/kesusahan. 16) Bersikap jujur, adil, dan berani.
17) Mencintai lingkungan alam dan binatang sesuai ajaran agama.
18) Infaq, sadaqah, dan menyantuni anak yatim/fakir-miskin.
19) Bersyukur dan bertawakal. 20) Bersilaturahmi.
kesiapan anak. Bila anak belum mampu atau lupa melakukan, maka guru mengingatkan dengan memberi contoh apa yang seharusnya dilakukan anak. Contoh: ketika anak lupa mengucapkan terimakasih saat dibantu atau diberi sesuatu, maka pendidik yang mengucapkan terimakasih . Jika anak masih lupa atau belum mau mengucapkan, maka pendidik yang terus mengucapkan. Demikian seterusnya sampai hal tersebut dilakukan dan menjadi perilaku anak. Jadi dalam melakukan pembiasaan ini tidak cukup hanya diajarkan, tetapi dicontohkan secara terus-menerus oleh pendidik. Pendidik tidak perlu menegur apalagi menghukum anak yang belum melakukan, tetapi cukup mengajak, mencontohkan, atau mengingatkan.
b. Pengembangan Kemampuan Dasar
disesuaikan dengan potensi masing-masing anak serta tidak boleh dipaksakan.
c. Keterpaduan antara Program Pengembangan Kemam-puan Perilaku/Pembiasaan dan Program Pengembangan Kemampuan Dasar
Program pengembangan pembiasaan dan program pengembangan kemampuan dasar pada anak usia dini tidak bersifat terpisah/sendiri-sendiri, tetapi menyatu dan bersifat saling mendukung.Semua program tersebut ditujukan untuk membantu anak mencapai perilaku mulia (akhlaqul karimah) dan perkembangan optimal pada semua aspek, dalam rangka membentuk pribadi yang Islami, sehat/bugar, cerdas, dan kreatif sesuai dengan potensi masing-masing. Para pendidik dapat mengembangkan kegiatan lain yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan budaya masing-masing daerah.
4. Pengelolaan Proses Kegiatan
a. Penyiapan/penataan Bahan dan Alat Main/APE
2) Penataan bahan dan alat main/APE hendaknya mencerminkan rencana pembelajaan yang sudah dibuat, yaitu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai anak selama bermain dengan bahan dan alat main tersebut.
b. Penyambutan Kehadiran Anak
Jika saatnya anak mulai datang, salah seorang pendidik menyambut kedatangan anak dengan ramah dan membimbing untuk menyimpan bekal dan peralatan yang dibawapada tempatnya.
c. Fasilitasi Kegiatan Jurnal Harian
1) Sambil menunggu anak-anak lainnya datang, anak yang sudah datang dipersilahkan melakukan jurnal pagi melalui kegiatan misalnya: menggambar, mencoret-coret bebas, atau kegiatan lain yang disukai anak.
d. Kegiatan Pembuka
Saat waktunya tiba, semua anak diminta berkumpul membentuk lingkaran besar untuk melakukan kegiatan pembuka. Kegiatan pembuka dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan. Salah seorang pendidik memimpin kegiatan pembuka dengan mengucapkan salam lalu menyebutkan kegiatan pembuka yang akan dilakukan. Pendidik lain membantu mengatur anak agar mengikuti kegiatan pembuka dengan tertib. Kegiatan pembuka dapat berupa permainan tradisional, gerak dan musik, mendongeng, bernyanyi, menirukan gerakan/suara hewan, atau kegiatan lain yang melibatkan gerakan kasar dan membangun emosi positif anak.
e. Transisi
1)Setelah mengikuti kegiatan pembuka, anak-anak diberi waktu untuk pendinginan dengan cara bernyanyi dalam lingkaran, atau membuat permainan tebak-tebakan, dan lain-lain. Tujuannya agar anak kembali tenang. Setelah anak tenang, anak secara bergiliran dipersilakan untuk minum dan ke kamar kecil/mencuci tangan. Kegiatan ini bertujuan untuk latihan kebersihan diri ke kamar mandi (toilet training). Masing-masing pendidik memimpin kelompok anak yang menjadi tanggung jawabnya. 2) Setelah selesai toilet training, anak-anak diminta
mengambil air wudhu untuk melakukan shalat dhuha dan pembiasaan agama.
3) Setelah semua anak siap, pendidik mengajak anak-anak menuju sentra/kelompoknya guna persiapan shalat dhuha.
f. Pembiasaan Agama
1) Jika waktunya pagi dapat dimulai dengan shalat dhuha yang diikuti seluruh anak atau di ke-lompoknya masing-masing.
membaca Iqra, doa harian, surat pendek, atau lagu-lagu Islami (nasyid).
g. Kegiatan di Kelompok 1) Pijakan sebelum bermain
a) Pendidik dan anak-anak duduk melingkar atau menggerombol berhadapan dengan pendidik. Pendidik memberi salam kepada anak-anak dan menyapa setiap anak dengan menanyakan kabarnya.
b) Pendidik meminta anak-anak untuk memper-hatikan siapa saja yang tidak hadir.
c) Mengajak anak membaca doa sebelum kegiatan dan meminta salah seorang anak untuk memimpin doa.
d) Pendidik menyampaikan kegiatan hari ini dan hal-hal yang dapat dilakukan anak.
e) Pendidik membacakan buku yang sesuai tema terintegrasi dengan nilai-nilai kehidupan ber-agama Islam.
g) Pendidik mengenalkan alat main yang sudah disiapkan.
h) Pendidik menjelaskan cara menggunakan alat-alat.
i) Agar tertib, anak-anak diminta mengusulkan dan menyepakati aturan bermain.
j) Pendidik mempersilakan anak untuk mulai bermain melalui kegiatan transisi, misalnya mempersilakan anak tertentu untuk bermain terlebih dahulu dengan menunjuk anak ber-dasarkan warna baju, usia anak, huruf depan nama anak, atau cara lainnya.
2) Pijakan Saat Anak Bermain
a) Pendidik berkeliling dan memastikan semua anak aktif bermain.
b) Memberi gagasan cara main pada anak yang belum memiliki pengalaman menggunakan bahan dan alat main yang disediakan.
c) Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang pekerjaan yang dilakukan anak.
dengan dijawab ya atau tidak saja, tetapi banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan anak.
Pendidik Sedang Memberikan Pijakan Saat Anak Bermain e) Memberikan bantuan pada anak yang
membutuhkan.
f) Mendukung anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memiliki pengalaman main yang kaya (densitas).
g) Mencatat dan mendokumentasikankegiatan, perilaku, dan perkataan anak.
i) Bila waktu tinggal 5 menit, pendidik mem-beritahukan kepada anak-anak untuk bersiap-siap menyelesaikan kegiatan mainannya. 3) Pijakan Setelah Bermain
a) Setelah waktu bermain selesai Pendidik mem-beritahukan saatnya mengembalikan mainan, alat dan bahan pada tempatnya dengan melibatkan anak-anak.
b) Bila anak belum terbiasa, Pendidik bisa mem-buat permainan atau lagu yang menarik agar anak senang merapikan.
c) Saat merapikan, Pendidik menyiapkan tempat yang berbeda untuk setiap jenis alat, sehingga anak dapat mengelompokkan alat main sesuai dengan jenisnya.
d) Bila peralatan dan bahan main sudah dirapikan kembali, pendidik merapikan tempat dan membantu anak-anak merapikan bajunya dan/atau menggantinya bila basah.
e) Setelah rapi dan semua anak duduk, pendidik menanyakan kembali kepada setiap anak kegiatan main yang telah dilakukannya. Ke-giatan menanyakan kembali (recalling) melatih kekuatan berpikir anak, melatih menggunakan kalimat untuk mengemukakan gagasan dan pengalaman mainnya, serta memperluas perbendaharaan kata anak.
f) Pendidik mengajak anak membaca do a setelah selesai kegiatan bermain.
h. Makan Bersama
1) Makan bersama bertujuan untuk membiasakan adab makan, mengenal jenis-jenis makanan, mensyukuri rizqi dari Allah, dan meningkatkan gizi anak. Jenis makanan berupa kue atau makanan bergizi lainnya. Agar menu makanan dapat diatur dan untuk menghindari makanan jajanan yang ku-rang sehat, disarankan agar makanan disediakan secara bergilir oleh orangtua untuk masing-masing kelompok. Untuk itu perlu disepakati menu/jenis makanan yang harus disiapkan oleh orangtua beserta patokan harga minimalnya (sesuai ke-sepakatan). Hari yang orangtuanya membawakan makanan dijadikan hari sodaqoh anak. Anak yang bersodaqoh dapat diberi kesempatan sebagai pemimpin pada hari itu.
Anak sedang makan bersama-sama
3) Pembiasaan tatacara/adab makan yang baik.
4) Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan yang tercecer atau bungkus makanan dibuang ke tempat sampah.
i. Kegiatan Penutup (diikuti seluruh anak)
1) Setelah semua anak berkumpul membentuk ling-karan besar, pendidik dapat mengajak anak bernyanyi atau membaca puisi. Pendidik menyam-paikan rencana kegiatan hari berikutnya dan menganjurkan anak untuk bermain yang sama di rumah masing-masing.
2) Pendidik meminta salah satu anak secara bergiliran untuk memimpin doa penutup.
3) Untuk menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan berdasarkan warna baju, usia, dan lain-lain. Selanjutnya berjabatan tangan sambil mengucapkan salam.
Pulang dengan tertib merupakan pijakan akhir yang mengesankan
j. Perencanaan Kegiatan Hari Berikutnya
bersama pendidiklain mendiskusikan kejadian hari ini dan menyiapkan rencana kegiatan hari berikutnya. k. Program Orangtua
1) Program orangtua dikembangkan dalam rangka menjembatani kesesuaian pemahaman akan pendidikan, dan pengasuhan anak yang diberikan di lembaga PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an dan pengasuhan di rumah.
2) Program orangtua dilaksanakan secara berkala. Waktu pertemuan disepakati bersama. Inisiatif kegiatan dapat datang dari orangtua, sedangkan lembaga PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an memfasilitasinya.
3) Kegiatan Program orangtua dapat berbentuk: kelas orangtua, keterlibatan orangtua di kelas/kelompok/sentra, keterlibatan orangtua dalam kegiatan bersama, hari konsultasi, kunjungan rumah, dan sebagainya.
5) Narasumber dapat berasal dari orangtua itu sendiri, lembaga PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an, atau ahli dari luar.
6) Program Orangtua sebaiknya disusun oleh orangtua bersama lembaga PAUD berbasis Pendidikan Al-Qur an.
7) Selain melalui kegiatan tatap muka, media yang dapat digunakan dalam bentuk: leaflet, koran dinding, atau siaran radio komunitas orangtua PAUD.
8) Pelaksanaan Program Orangtua mengikuti Petunjuk yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan PAUD Tahun 2013.
F. EVALUASI, PELAPORAN DAN PEMBINAAN 1. Evaluasi