• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Chapter III VI"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori yang diuji secara

simultan dan parsial, dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini :

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Keputusan Investasi berhubungan tentang keputusan perusahaan dalam

mengalokasikan dana baik sumber dana yang berasal dari dalam dan dari luar

perusahaan maupun penggunaan dana untuk jangka pendek dan jangka panjang

Nilai Perusahaan (Y) Keputusan Investasi (X1)

Keputusan Pendanaan (X2)

Kebijakan Dividen (Z)

H1

H2 Ukuran Perusahaan (X3)

Likuiditas (X4)

Profitabilitas (X5)

(2)

perusahaan. Keputusan investasi yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan. Hal ini akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja

perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Sehingga

manajer dalam mengambil keputusan investasi harus dilakukan dengan

pertimbangan yang matang, karena salah dalam pengambilan keputusan investasi

akan berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan di masa yang akan datang,

jika investasi perusahaan bagus maka akan berpengaruh pada kinerja perusahaan,

pihak investor akan memberikan sinyal positif dengan memberi kepercayaan

untuk berinvestasi diperusahaan. Hal ini akan tercermin dari kenaikan harga

saham, dimana harga saham yang meningkat berarti nilai perusahaan dimata

publik atau investor juga meningkat (Sinar, 2014).

Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan yang penting bagi

perusahaan karena berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam memperoleh

sumber dana untuk membiayai kegiatan investasi dan menentukan komposisi

sumber pendanaan. Perusahaan dengan proporsi utang yang tinggi

mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu untuk membayar kewajiban-

kewajiban di masa yang akan datang sehingga akan mengurangi ketidakpastian

para investor terhadap perusahaan dalam memberikan pengambilan modal yang

telah diserahkan investor. Kepercayaan inilah yang ditunjukkan oleh para investor

melalui pembelian saham perusahaan tersebut yang nantinya akan meningkatkan

nilai perusahaan tersebut. (Wahyuni, et al., 2013).

Ukuran Perusahaan diukur melalui seberapa besar aset yang dimiliki oleh

(3)

para investor dalam berinvestasi. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan

meningkatkan keyakinan investor akan kemampuan perusahaan dalam

memberikan tingkat pengembalian yang besar. Perusahaan perusahaan yang besar

cenderung memberikan hasil operasi yang lebih besar sehingga memiliki

kemampuan yang lebih besar untuk memberikan timbal balik investasi yang lebih

menguntungkan dibanding dengan perusahaan yang berukuran kecil (Wahyuni, et al., 2013).

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

financialnya yang harus segera dipenuhi. Likuiditas akan mempengaruhi besar

kecilnya dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Tingkat

likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi

yang baik sehingga akan menambah permintaa akan saham, yang tentunya akan

menaikkan harga saham. Harga saham juga akan cenderung mengalami

penurunan jika investor menganggap perusahaan sudah terlalu likuid yang artinya

terdapat aktiva produktif yang tidak dimanfaatkan oleh perusahaan, dan tidak

dimanfaatkannya aktiva tersebut akan menambah beban bagi perusahaan karena

biaya perawatan dan biaya penyimpanan yang harus terus di bayar (Mahendra,

2011).

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Semakin tinggi profitabilitas akan menunjukkan semakin tinggi tingkat

pengembalian terhadap investasi yang dilakukan, dan semakin rendah

profitabilitas maka tingkat pengembaliannya akan semakin rendah pula. Calon

(4)

investasi supaya dapat mengetahui seberapa banyak yang akan dihasilkan dari

investasi tersebut. Semakin tinggi laba yang diperoleh, maka kemampuan

perusahaan untuk membayar dividen juga akan semakin tinggi dan harga saham

perusahaan semakin meningkat (Mahendra, 2011).

Semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan mengurangi perilaku

oportunistic manajer yang dapat mengurangi agency cost yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dengan kepemilikan institusi yang tinggi maka

masalah keagenan yang timbil antara pemegang saham dengan mamajer dapat

diminimalkan. Penilaian investor akan semakin baik pada perusahaan yang

dimiliki oleh investor institusi, dan akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan

(Wahyuni, et al., 2011).

Dividen adalah proporsi laba yng dibagikan kepada para pemegang saham

dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya

(Sunariyah, 2004 dalam Mahendra, 2011). Besarnya dividen dapat mempengaruhi

harga saham dan menaikkan nilai perusahaan. apabila dividen yang dibayarkan

tinggi, maka harga saham cenderung tinggi, sehingga nilai perusahaan juga tinggi.

Jika dividen dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham

perusahaan yang membagikannya tersebut juga rendah. Kemampuan sebuah

perusahaan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan

memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi, maka

kemampuan perusahaan akan membayarkan dividen juga tinggi (Mahendra,

(5)

3.2. Hipotesis Penelitian

Menurut Sularso (2003) hipotesis adalah suatu pernyataan dugaan yang

logis mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel yang diwujudkan dalam

bentuk pernyataan yang dapat diuji. Variabel keputusan investasi, keputusan

pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan

perusahaan dianalisis supaya dapat melihat nilai perusahaan suatu perusahaan.

Dari variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan,

likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan perusahaan dapat dilihat variabel yang

lebih dominan mengukur nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai

variabel moderating.

Dari uraian di atas, hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas,

profitabilitas, dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai

perusahaan secara simultan dan parsial pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Kebijakan dividen mampu memoderasi keputusan investasi, keputusan

pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan

institusional dengan nilai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

(6)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan melakukan

pengujian terhadap hubungan asosiatif dari variabel-variabel penelitian yang

terukur (parametrik). Penelitian dalam merumuskan masalah dalam penelitian

asosiatif adalah menghubungkan dua variabel atau lebih. Bentuk hubungan antara

variabel-variabel tersebut dapat dibedakan atas hubungan simetris dan hubungan

kausal (Erlina, 2008).

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah pada seluruh perusahaan manufaktur yang

menerbitkan laporan tahunan yang telah diaudit yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia untuk periode tahun 2010-2014. Waktu penelitian dimulai dari bulan

Maret 2016 sampai Agustus 2016.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014,

yaitu sebanyak 136 perusahaan. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangan yang diaudit secara

berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Adapun kriteria dalam

(7)

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2010-2014.

2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunannya dan

telah di audit dari tahun 2010-2014.

3. Perusahaan yang membagikan dividen selama 5 (lima) tahun berturut-turut

periode 2010-2014.

Jumlah perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian sebanyak 22

perusahaan, sehingga sampel observasi penelitian ini berjumlah 22 x 5 tahun =

110 sampel observasi.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Pengambilan Sampel

No. Karakteristik Sampel

Jumlah Perusahaan 1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2010-2014. 136

2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunan

pada periode 2010-2014. (18)

3 Perusahaan yang tidak membagikan dividen selama 5

(lima) tahun berturut-turut selama periode 2010-2014 (96)

Perusahaan yang menjadi sampel 22

Jumlah observasi (22 x 5 tahun) 110

(8)

Data yang digunakan peneliti adalah data sekunder, yaitu laporan tahunan

perusahaan pada seluruh perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Sumber data

tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan website setiap perusahaan yang menjadi sampel. Data penelitian disajikan dalam time series

(antar waktu) dan cross section (antar perusahaan).

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan (Y). Dan

variabel independen (X) yang digunakan adalah keputusan investasi (X1),

keputusan pendanaan (X2), ukuran perusahaan (X3), likuiditas (X4), profitabilitas

(X5), kepemilikan institusional (X6). Variabel moderating dalam penelitian ini

menggunakan kebijakan dividen (Z).

1. Nilai Perusahaan (Y) merupakan gambaran dari kesejahteraan pemegang

saham. Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin sejahtera pula

pemiliknya. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai

buku perusahaan dari ekuitasnya atau dapat dilihat dari harga saham

perusahaan. Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai

perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio Tobin’s Q

menunjukkan kesempatan bertumbuh perusahaan di masa yang akan

datang melalui kebijakan investasinya. Jika rasio Tobin’s Q di atas satu,

menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang

memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini

(9)

investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Herawaty, 2008). Menurut

luar perusahaan maupun penggunaan dana untuk jangka pendek dan

jangka panjang perusahaan. Pengukuran keputusan investasi dalam

penelitian ini adalah Price Earning Ratio (PER) .

3. Keputusan Pendanaan (X2) keputusan manajemen dalam menentukan

sumber-sumber pendanaan yang dipilih oleh perusahaan. Keputusan

pendanaan dalam penelitian ini diproksikan dengan Debt to Equity Ratio

(DER). Ratio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan

pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (Brigham

dan Houston, 2001). Adapun rumus perhitungan DER adalah sebagai

berikut :

(10)

4. Ukuran Perusahaan (X3) mencerminkan besar kecilnya aset suatu

perusahaan. Ukuran perusahaan diproksikan dengan total aset. Total aset

di logaritma naturalkan (Wahyuni, et al., 2013). Rumus ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah :

5. Likuiditas (X4) menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban financial yang harus segera dipenuhi. Likuiditas dalam penelitian diprosikan dengan Cash Ratio (CR) yaitu mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya

dengan kas yang tersedia dalam perusahaan (Mahendra, 2012). Adapaun

rumus perhitungan CR adalah sebagai berikut :

6. Profitabilitas (X5) menggambarkan kemampuan perusahan untuk

mengahasilkan laba selama satu peride. Profitabilitas dalam penelitian

ini diproksikan dengan menggunakan Return on Equity (ROE) yaitu perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri

(Wahyuni, et al., 2013). Adapun rumus perhitungan ROE adalah sebagai berikut :

7. Kepemilikan Institusional (X6) merupakan proporsi kepemilikan saham

perusahaan yang dimiliki oleh institusi berbadan hukum, institusi

(11)

dihitung dengan berdasarkan jumlah persentase saham yang dimiliki

institusi dengan banyaknya saham yang beredar dalam perusahaan.

Menurut Bodroastuti (2009) kepemilikan institusional yang baik apabila

memiliki kepemilikan yang lebih besar dari 5% dari jumlah saham yang

beredar, karena dapat mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor

manajemen.

8. Keputusan kebijakan dividen (Z) adalah keputusan tentang seberapa

banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada

ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan (Brigham dan

Houston, 2001). Kebijakan dividen dalam penelitian ini diproksikan

dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Adapun rumus perhitungan DPR adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

(12)

yang berasal dari

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

(13)

Kepemilikan

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif,

analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis) dan uji residual untuk moderating variabel. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan program

Statistical Package for Social Science (SPSS) 21. Analisis regresi berganda bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen bila

dihubungkan dengan dua atau lebih variabel independen. Untuk menguji variabel

moderating dipilih menggunakan uji residual. Dengan persamaan regresi berganda

pada model I dan uji residual pada model II.

(14)

Model II : Z = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + e (2)

X6 = Kepemilikan Institusional Z = Kebijakan Dividen e = standart error

4.6.1.Uji Asumsi Klasik

Analisis regresi berganda perlu dilakukan pengujian asumsi klasik sebagai

persyaratan dalam analisis agar data dapat bermakna dan bermanfaat. Pengujian

asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel residual memiliki distribusi normal. Pada penelitian digunakan uji

statistik untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Uji

statistik dapat digunakan adalah uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov

(K-S), analisis grafik, dan uji statistik. Data dikatakan normal apabila nilai

Asymp. Sig lebih besar dari 0,05 (Ghazali, 2012). Analisis grafik dengan melihat

grafik histogram dan normal P-P Plot. Untuk grafik histogram berbentuk lonceng

(15)

statistik untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Uji

statistik dapat digunakan adalah uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov

(K-S) (Ghazali, 2012).

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji korelasi antara variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara

variabel independen (Ghozali, 2012). Pengujian multikolinearitas dilakukan

dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear

terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah

ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu obsevasi

ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) (Ghozali, 2012). Dalam penaksiran model regresi linear mengandung asumsi bahwa tidak terdapat autokorelasi antara kesalahan penganggu. Pengujian

(16)

residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan

korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run Test

digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak

(sistematis) (Ghazali, 2012).

4. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2012). Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastis pada

suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut. Adapun dasar analisisnya adalah sebagai berikut :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.6.2.Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis berupa uji perbedaan antara nilai sampel dengan populasi atau

nilai data yang diteliti dengan nilai ekspektasi (hipotesis) peneliti (Erlina, 2008).

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan, uji F, uji t koefisien

Determinasi (R2), dan uji residual (moderating).

(17)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan

terdahap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan

keputusan untuk uji F adalah :

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0 , artinya keputusan investasi, keputusan

pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan

kepemilikan institusional secara simultan tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan secara simultan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha : b1≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5≠ b6≠ 0, artinya keputusan investasi, keputusan

pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan

kepemilikan institusional secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengujian :

P Value (Sig) < 0,05 = Ha dapat diterima P Value (Sig) > 0,05 = Ha tidak dapat diterima

2. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel

independen secara individual atau parsial dapat menerangkan variasi variabel

terikat. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah:

H0 : bi = 0 , artinya keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran

(18)

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

secara simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

Ha : bi≠ 0, artinya keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran

perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan institusional

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengujian :

P Value (Sig) < 0,05 = Ha dapat diterima. P Value (Sig) > 0,05 = Ha tidak dapat diterima.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghazali, 2012).

4. Uji Residual

Pengujian variabel moderating dengan uji residual digunakan untuk

mengatasi kecenderungan akan terjadi. Uji residual menguji pengaruh deviasi dari

(19)

ditunjukkan oleh nilai residual. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan

keputusan untuk uji residual adalah :

H0 : bi = 0 , Kebijakan dividen tidak mampu memoderasi hubungan keputusan

investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas,

profitabilitas, dan kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha : bi≠ 0, Kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan keputusan

investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas,

profitabilitas, dan kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(20)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan investasi,

keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan

kepemilikan institusional. Penelitian ini juga menguji pengaruh kebijakan dividen

mampu memdorasi hubungan kebijakan investasi, keputusan pendanaan, ukuran

perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan institusional dengan nilai

perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI selama periode 2010-2014, yaitu ada 136 perusahaan. Jumlah

sampel yang diperoleh adalah 22 perusahaan dengan jumlah observasi sebanyak

110 (22 perusahaan x 5 tahun).

5.1.1 Deskripsi Data Penelitian

Data deskriptif memberikan gambaran tentang data seperti nilai tertinggi

(maksimum), nilai terendah (minimum), rata-rata (mean), dan standar deviasi dari varians data yang diteliti baik itu variabel dependen, variabel independen maupun

variabel moderating. Pada Tabel 5.1 menunjukkan statistik deskriptif dari sampel

(21)

Descriptive Statistics

Berdasarkan Tabel 5.1 deskripsi statistik variabel penelitian menunjukkan

bahwa jumlah data penelitian (N) adalah 110 unit analisis. Masing-masing

variabel memiliki nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi yang bervariasi.

1. Nilai perusahaan (Y) yang ukur dengan nilai Tobin’s Q pada sampel

perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014 memiliki nilai minimum

sebesar 1,25 dan nilai maksimum sebesar 4,57. Rata-rata sampel perusahaan

manufaktur selama periode 2010-2014 memiliki nilai perusahaan sebesar

2,7274 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,77818.

2. Keputusan investasi (X1) yang ukur dengan Price Earning Ratio (PER) pada sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014 memiliki nilai

minimum sebesar 0,04 dan nilai maksimum sebesar 3,90. Rata-rata sampel

perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014 keputusan investasi yang

dimiliki perusahaan manufaktur sebesar 1,3042 dengan nilai standar deviasi

(22)

pada sampel sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014

memiliki nilai minimum sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 4,01.

Rata-rata sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014 yang

dimiliki perusahaan manufaktur sebesar 1,0509 dengan nilai standar deviasi

sebesar 0,81621.

4. Ukuran perusahaan (X3) yang ukur dengan total asset yang dilogaritma

naturalkan pada sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014

memiliki nilai minimum sebesar 25,87 dan nilai maksimum sebesar 31,70.

Rata-rata sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014 ukuran

perusahaan yang dimiliki perusahaan manufaktur sebesar 28,5207 dengan

nilai standar deviasi sebesar 1,49960.

5. Likuiditas (X4) yang ukur dengan Current Ratio (CR) pada sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014 nilai minimum sebesar

0,02 dan nilai maksimum sebesar 2,98. Rata-rata sampel perusahaan

manufaktur selama periode 2010-2014 memiliki likuiditas sebesar 1,1341

dengan nilai standar deviasi sebesar 0,84468.

6. Profitabilitas (X5) yang ukur dengan Return on Asset (ROA) pada perusahaan sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014

memiliki nilai minimum sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 3,37.

Rata-rata sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014

profitabilitas sebesar 1,3276 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,93543.

7. Kepemilikan institusional (X6) perusahaan sampel perusahaan manufaktur

(23)

periode 2010-2014 kepemilikan institusional yang dimiliki perusahaan

sebesar 0,5800 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,20019.

8. Kebijakan Dividen (Z) yang ukur dengan Deivdend Payot Ratio (DPR) pada perusahaan sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014

memiliki nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar 1,97.

Rata-rata sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014

kebijakan dividen sebesar 0,3135 dengan nilai standar deviasi sebesar

0,28281.

5.1.2 Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas .

1.1.2.1. Hasil Uji Normalitas

Pada penelitian ini uji normalitas residual dapat dilakukan dengan uji

statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), Histogram dan Normal P-P Plot. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :

H0 : Data residual terdistribusi normal

H1 : Data residual tidak terdistribusi normal

Untuk menentukannya maka kriterianya adalah :

H0 diterima apabila nilai signifikansi (Asymp. Sig) > 0,05

(24)

Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas

One -Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 110

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std.

Deviation

.41444448

Most Extreme Differences

Absolute .055

Positive .035

Negative -.055

Kolmogorov-Smirnov Z .581

Asymp. Sig. (2-tailed) .889

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan Tabel 5.2 nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,581 dan signifikansinya pada 0,889 nilainya lebih besar α = 0,05 (Asymp. Sig = 0,889 >

0,05) sehingga hipotesis H0 diterima, yang berarti data residual terdistribusi

normal.

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2016

(25)

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2016

Gambar 5.2 Normal P-P Plot

Berdasarkan Gambar 5.1 dan Gambar 5.2 dapat disimpulkan bahwa grafik

histogram berbentuk lonceng sempurna dan grafik normal P-P Plot tersebar

sepanjang garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa data terdistribusi

normal.

1.1.2.2. Hasil Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Data dikatakan tidak mengalami multikolinearitas apabila nilai Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat

(26)

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

KI_X1 .942 1.062

KP_X2 .751 1.331

UP_X3 .784 1.275

Liq_X4 .898 1.113

Pro_X5 .824 1.213

KIns_X6 .830 1.205

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2016

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa seluruh variabel independen

memiliki Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 sehingga data penelitian ini tidak

mengalami multikolinearitas.

1.1.2.3. Hasil Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi linier berganda ada terjadi korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dan dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Uji autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji Run Test. Uji Run Test dilakukan dengan membuat hipotesis : H0 : Data tidak mengalami autokorelasi

H1 : Data mengalami autokorelasi

Untuk menentukannya maka kriterianya adalah :

H0 diterima apabila nilai signifikansi (Asymp. Sig) > 0,05

H1 diterima apabila nilai signifikansi (Asymp. Sig) < 0,05

(27)

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea .02619

Cases < Test Value 55

Cases >= Test Value 55

Total Cases 110

Number of Runs 48

Z 1.533

Asymp. Sig. (2-tailed) .125

a. Median

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2016

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa nilai signifikansinya sebesar

0,125 dimana nilainya lebih besar α = 0,05 (Asymp. Sig = 0,125 > 0,05).

Sehingga data pada penelitian ini tidak mengalami autokorelasi.

1.1.2.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah yang homoskodesitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis grafik

scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya

SPRESID. Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak

di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, (Ghozali, 2012).

(28)

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2016

Gambar 5.3 Scatterplot

5.1.3 Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan, uji F, uji t,

koefisien determinasi ( R2), dan uji residual (moderating).

5.1.3.1. Hasil Uji F

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan

terhahap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 47.284 6 7.881 43.355 .000b

Residual 18.722 103 .182

Total 66.006 109

a. Dependent Variable: FV_Y

b. Predictors: (Constant), KIns_X6, UP_X3, KI_X1, Pro_X5, Liq_X4, KP_X2

(29)

dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa secara simultan variabel keputusan

investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan

kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

5.1.3.2. Hasil Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil

uji t dapat dilihat pada Tabel 5.7

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel

keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, dan profitabilitas

lebih kecil dari 0,05 sehingga secara parsial keputusan investasi, keputusan

pendanaan, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan. Sedangkan variabel likuiditas, dan kepemilikan institusional

(30)

Keputusan investasi, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan

institusional berpengaruh positif terhadap variabel nilai perusahaan. Keputusan

pendanaan, dan likuditas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Jadi

dapat diambil kesimpulan keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan, keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan, likuiditas berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan, dan kepemilikan institusional berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari nilai-nilai koefisien

tersebut, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -6,904 + 0,081 X1– 0,353 X2 + 0,342 X3– 0,041 X4 + 0,264 X5 + 0,064 X6

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta bernilai positif pada variabel keputusan investasi, ukuran

perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan institusional hal ini menandakan

bahwa persamaan regresi berganda tersebut memiliki hubungan yang

searah, artinya nilai perusahaan akan meningkat seiring dengan

meningkatnya keputusan investasi, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan

kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan suatu perusahaan.

Sedangkan pada keputusan pendanaan, dan likuiditas bernilai negatif hal ini

menandakan bahwa persamaan regresi berganda tersebut memiliki

(31)

perusahaan.

b. Konstanta sebesar -6,904 artinya bahwa perusahaan tetap dapat mengalami

penurunan nilai perusahaan sebesar konstanta meskipun variabel

independen bernilai nol.

c. Keputusan investasi (X1)

Berdasarkan nilai signifikan dengan alpha 0,05 variabel keputusan investasi

memiliki nilai signifikan 0,047 lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga secara

parsial variabel keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa

semakin meningkatnya keputusan investasi sebesar 1% maka akan semakin

meningkatkan nilai perusahaan sebesar 0,081. Demikian juga sebaliknya

semakin menurunnya keputusan investasi sebesar 1% maka akan semakin

menurunnya nilai perusahaan sebesar 0,081.

d. Keputusan pendanaan (X2)

Berdasarkan nilai signifikan dengan alpha 0,05 variabel keputusan

pendanaan memiliki nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05

sehingga secara parsial variabel keputusan pendanaan berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berpengaruh negatif menunjukkan

bahwa semakin meningkatnya keputusan pendanaan sebesar 1% maka akan

semakin menurunnya nilai perusahaan sebesar 0,353. Demikian juga

sebaliknya semakin menurunnya keputusan pendanaan sebesar 1% maka

(32)

Berdasarkan nilai signifikan dengan alpha 0,05 variabel ukuran perusahaan

memiliki nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga secara

parsial variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa

semakin meningkatnya ukuran perusahaan sebesar 1% maka akan semakin

meningkatnya nilai perusahaan sebesar 0,342. Demikian juga sebaliknya

semakin menurunnya ukuran perusahaan sebesar 1% maka akan semakin

menurunnya nilai perusahaan sebesar 0,342.

f. Likuiditas (X4)

Berdasarkan nilai signifikan dengan alpha 0,05 variabel likuiditas memiliki

nilai signifikan 0,422 lebih besar dari alpha 0,05 sehingga secara parsial

variabel likuiditas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan. Berpengaruh negatif menunjukkan bahwa semakin

meningkatnya likuiditas sebesar 1% maka akan semakin menurunnya nilai

perusahaan sebesar 0,041. Demikian juga sebaliknya semakin menurunnya

likuiditas sebesar 1% maka akan semakin meningkat nilai perusahaan

sebesar 0,041

g. Profitabilitas (X5)

Berdasarkan nilai signifikan dengan alpha 0,05 variabel profitabilitas

memiliki nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga secara

parsial variabel profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa semakin

(33)

menurunnya profitabilitas sebesar 1% maka akan semakin menurunnya nilai

perusahaan sebesar 0,264.

h. Kepemilikan Institusional (X6)

Berdasarkan nilai signifikan dengan alpha 0,05 variabel kepemilikan

institusional memiliki nilai signifikan 0,774 lebih besar dari alpha 0,05

sehingga secara parsial variabel kepemilikan institusional berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berpengaruh positif

menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kepemilikan institusional

sebesar 1% maka akan semakin meningkatnya nilai perusahaan sebesar

0,064. Demikian juga sebaliknya semakin menurunnya kepemilikan

institusional sebesar 1% maka akan semakin menurunnya nilai perusahaan

sebesar 0,064.

5.1.3.3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar

variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Hasil uji koefisien

determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .846a .716 .700 .42634

a. Predictors: (Constant), KIns_X6, UP_X3, KI_X1, Pro_X5, Liq_X4, KP_X2 b. Dependent Variable: FV_Y

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2016

Berdasarkan Tabel 5.5 nilai Koefisien (R) sebesar 0,846 yang menunjukkan

(34)

keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan

kepemilikan institusional dapat menjelaskan variabel nilai perusahaan sebesar

70%. Sedangkan sisanya 30% dijelaskan oleh variabel lain diluar model estimasi

ini.

5.1.3.4. Hasil Uji Residual

Uji Residual dilakukan untuk melihat apakah variabel moderating dapat

memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Hasil uji residual dapat dilihat pada Tabel 5.8 dan Tabel 5.9.

Tabel 5.8 Hasil Uji Residual (Moderating)

Coefficientsa

Tabel 5.9 Hasil Uji Residual (Moderating)

(35)

Z = -1,134 – 0,043 X1 + 0,03 X2 + 0,043 X3 + 0,065 X4 – 0,072 X5 + 0,91 X6

| e | = 0,192 – 0,009 Y

Tabel 5.9 menggambarkan nilai signifikan 0,717 lebih besar dari alpha 0,05

dengan nilai koefisien parameter negatif yaitu - 0,009, maka variabel kebijakan

dividen tidak dapat memoderasi hubungan antara keputusan investasi, keputusan

pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan

institusional dengan variabel nilai perusahaan.

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan

investasi, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel nilai perusahaan, dan keputusan pendanaan berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap variabel nilai perusahaan. Variabel kepemilikan

institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel nilai

perusahaan. Sedangkan variabel likuiditas berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap variabel nilai perusahaan. Dan variabel kebijakan dividen

tidak terbukti sebagai variabel moderating sebab tidak dapat memoderasi

hubungan keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan,

likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan institusional dengan variabel nilai

perusahaan.

5.2.1.Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian variabel keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada

(36)

nilai signifikan 0,047 lebih kecil dari 0,05. Berpengaruh positif menunjukkan

bahwa keputusan investasi sejalan dengan nilai perusahaan. Dimana semakin

meningkatnya variabel keputusan investasi akan meningkatkan nilai perusahaan,

demikian juga sebaliknya semakin menurunnya variabel keputusan investasi maka

akan semakin menurunkan nilai perusahaan. Pengaruh signifikan menunjukkan

bahwa keputusan investasi mempunyai pengaruh penting terhadap nilai

perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni et al (2013), Prapaska dan Mutmainah (2012), Wijaya dan Wibaya (2006) yang menyatakan

bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

nilai perusahaan. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini keputusan

investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini

karena semakin positif PER (keputusan investasi) menandakan semakin bagus

investasi yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki PER positif akan

direspon positf oleh para investor dengan membeli saham tersebut sehingga akan

menaikkan nilai perusahaan (Wahyuni et al., 2013). Menurut Prapaska dan Mutmainah (2012) efek langsung dari keputusan investasi terhadap nilai

perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri

melalui pemilihan proyek atau kebijakan lainnya, seperti menciptakan produk

baru maupun penggantian mesin yang lebih efisien. Pengeluaran modal

perusahaan sangat penting untuk meningkatkan nilai perusahaan, karena jenis

investasi tersebut memberikan sinyal tentang pertumbuhan pendapatan

(37)

pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan dimasa

yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan

sebagai indikator nilai perusahaan. Keputusan investasi meliputi pengalokasian

dana, baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan

pada berbagai bentuk investasi. Perusahaan yang dapat meningkatkan

investasinya akan direspon positif oleh investor, sebagai suatu kemajuan atau

perkembangan perusahaan yang diharapkan pada masa yang akan datang

keputusan investasi tersebut akan menghasilkan pendapatan atau laba untuk

kemakmuran investor.

5.2.2.Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian variabel keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan

pada penelitian ini menunjukkan keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan. Negatif dilihat dari nilai koefisien regresi

-0,353 dan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Berpengaruh negatif

menunjukkan bahwa keputusan pendanaan tidak sejalan dengan nilai perusahaan.

Dimana semakin meningkatnya variabel keputusan pendanaan akan menurunkan

nilai perusahaan, demikian juga sebaliknya semakin menurunnya variabel

keputusan pendanaan maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan.

Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa keputusan pendanaan mempunyai

pengaruh penting terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni et al. (2013) yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan signifikan

(38)

dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan tidak sejalan juga dengan penelitian

yang dilakukan oleh Prapaska dan Mutmainah (2012) yang menyatakan bahwa

keputusan pendanaan berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan. Dari hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa

keputusan pendanaan berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Hal ini menurut Wahyuni et al. (2013) mendukung teori struktur modal optimal (optimal capital structure). Menurutnya jika pemenuhan kebutuhan dana perusahaan melalui modal internal masih kurang maka perlu

dipertimbangkan untuk melakukan pendanaan dari luar. Dalam pemenuhan

kebutuhan dana perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang

paling efisien utang yang optimal terjadi ketika manfaat penghematan pajak

mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya modal. Perusahaan akan terus

berutang sampai dengan tingkat tertentu dimana manfaat penghematan pajaknya

lebih besar daripada biaya modalnya. Namun, jika utang tersebut terus

ditingkatkan maka akan mengalami keadaan dimana biaya modalnya lebih besar

dari tingkat penghematan pajak karena semakin banyak uang yang dipinjamkan

oleh kreditur terhadap perusahaan maka kreditur akan menaikkan beban bunganya

sehingga biaya modalnya jadi lebih besar dibandingkan dengan penghematan

pajak.

5.2.3.Pengaruh Ukuran Perusahaan terhaap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian variabel ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada

penelitian ini menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan

(39)

ukuran perusahaan sejalan dengan nilai perusahaan. Dimana semakin

meningkatnya variabel ukuran perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan,

demikian juga sebaliknya semakin meningkatnya variabel ukuran perusahaan

maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan. Pengaruh signifikan

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh penting terhadap

nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni et al (2013), Hermuningsih (2012),Wihardjo (2014), Siahaan (2013) yang menyatakan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan

Wirajaya (2013) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian

ini ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan tingkat asset yang semakin

besar dianggap para investor lebih mampu untuk memberikan pengembalian atas

investasinya, sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian para investor

(Wahyuni et al., 2013).

5.2.4.Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian variabel likuiditas terhadap nilai perusahaan pada penelitian

ini menunjukkan likuiditas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan. Negatif dilihat dari nilai koefisien regresi -0,041 dan nilai tidak

signifikan 0,422 lebih besar dari 0,05. Berpengaruh negatif menunjukkan bahwa

(40)

semakin menurunnya variabel likuiditas maka akan semakin meningkatkan nilai

perusahaan. Pengaruh tidak signifikan menunjukkan bahwa likuiditas tidak

mempunyai pengaruh penting terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Mahendra (2012) yang

menyatakan likuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini likuiditas berpengaruh

negative dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan

bahwa likuiditas tidak terlalu dipertimbangkan oleh pihak eksternal perusahaan

dalam melakukan penilaian sebuah perusahaan dan memiliki pengaruh positif

tidak signifikan terhadap perubahan harga saham sebuah perusahaan. Semakin

kecil kepemilikan kas yang disesuaikan dengan kondisi yang dimiliki oleh

perusahaan maka akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan karena

dengan adanya nilai kas yang berlebihan atau kepemilikan kas yang tinggi pada

cenderung membuat penurunan akuisisi dan merger (Mahendra, 2012).

5.2.5.Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian variabel profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada

penelitian ini menunjukkan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan. positif dilihat dari nilai koefisien regresi 0,262 dan nilai

signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa

profitabilitas sejalan dengan nilai perusahaan. Dimana semakin meningkatnya

variabel profitabilitas akan meningkatkan nilai perusahaan, demikian juga

(41)

profitabilitas mempunyai pengaruh penting terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni et al. (2013), Hermuningsih (2012), Mahendra (2012), Prapaska dan Mutmainah (2012),

Tjandrakirana dan Monika (2014), Dewi dan Wirajaya (2013), yang menyatakan

bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini karena

return on equity menjadi sebuah tolak ukur pagi para investor akan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dengan efektif atau tidak

(Wahyuni et al., 2013). Dimana semakin meningkatnya return on equity

menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam menggunakan modalnya

sendiri untuk menghasilka laba yang ditanamkan oleh para investor ke

perusahaannya.

5.2.6.Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian variabel kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan

pada penelitian ini menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Positif dilihat dari nilai koefisien

regresi 0,064 dan nilai tidak signifikan 0,774 lebih besar dari 0,05. Berpengaruh

positif menunjukkan bahwa kepemilikan institusional sejalan dengan nilai

perusahaan. Dimana semakin meningkatnya variabel kepemilikan institusional

akan meningkatkan nilai perusahaan, demikian juga sebaliknya semakin

meningkatnya variabel kepemilikan institusional maka akan semakin

(42)

perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wahyuni et al. (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil penelitian ini kepemilikan

institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hal ini dikarenakan kepemilikan institusional mempunyai peranan penting untuk

memonitor manajemen dalam mengelola perusahaannya. Semakin tinggi

persentase kepemilikan saham oleh institusi maka akan semakin efisien fungsi

monitoring terhadap manajemen dalam pemanfaatan asset perusahaan serta

mencegah pemborosan oleh manajemen (Wahyuni et al., 2013).

5.2.7. Pengaruh Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderating

Kebijakan deviden yaitu keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini

yang akan dibayarkan dibayarkan sebagai deviden daripada ditahan ntuk

diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Dividend signaling theory menyatakan bahwa semakin tingi Dividend Payout Ratio (DPR) suatu perusahaan, maka nilai perusahaan tersebut akan semakin tinggi. Namun dari hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak terbukti sebagai variabel

moderating.

Berdasarkan hasil uji residual tersebut diketahui bahwa variabel kebijakan

dividen memiliki nilai signifikan 0,717 lebih besar dari 0,05 dan memiliki nilai

koefisien parameter negatif sebesar -0,09. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

(43)

kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian Mahendra (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan

dividen tidak mampu memoderasi hubungan keputusan investasi, keputusan

pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan

(44)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas,

profitabilitas, dan kepemilikan institusional secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial hanya variabel

keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan dan

profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan,

sedangkan likuiditas dan kepemilikan institusional tidak brpwengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Kebijakan dividen tidak mampu memoderasi hubungan keputusan investasi,

keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan

kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan karena memiliki nilai

parameter negatif dan tidak signifikan.

6.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut :

1. Variabel independen yang digunakan hanya mampu menjelaskan 70%

pengaruhnya terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI. Sehingga kemungkinan masih banyak variabel lain yang

(45)

2. Sampel dalam penelitian ini hanya mengggunakan perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI.

3. Kebijakan deviden tidak mampu memodrasi hubungan keputusan investasi,

keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan

kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan.

6.3. Saran

Berdasarkan keterbatasan peneliti, maka penyempurnaan yang disarankan

peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah :

1. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian terhadap

nilai perusahaan disarankan untuk menambah variabel penelitian, seperti

menambah variabel rasio keuangan lainnya, seperti leverage, ataupun

menambah unsur good corporate governanvce sebagai variabel independennya.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian

terhadap nilai perusahaan alangkah baiknya menggunakan populasi

perusahaan lain yang terdaftar di BEI seperti perusahaan pertambangan,

ataupun properti dan real estate.

3. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Tabel 4.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Tabel 5.1 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Gambar 5.1 Histogaram
+7

Referensi

Dokumen terkait

oral dosing, FLU concentrations in plasma were highest 3.1 m g r ml at 14 h after dosing; absorption and elimination half-lives were 4.9 and 22 h, respectively. The oral

complex SWC nutrient medium. In contrast, plasma from prawns previously injected with both live, non pathogenic Vibrio har Õ eyi strain DPEX and formalin-killed cells of V. coli

Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dilakukan untuk mendapatkan informasi dari responden. Responden yang mengisi kuisioner diharapkan merupakan representasi

[r]

menyerahkan kepada anggota rapat, apakah dipilih langsung oleh rakyat atau dipilih secara demokratis.[28]Pada akhirnya draft yang disepakati dan dibawa ke Rapat Paripurna ke-9,

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan pernyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kepatuhan Klien Napza

Walaupun hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan rerata kemampuan pemecahan masalah matematis baik pada model pembelajaran yang digunakan dan tingkatan kemampuan

Pelaksanaan Program Rehabilitasi perawat berperan penting sebagai provider, educator, advocator, dan role model dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat termasuk