• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBELUM DAN SESU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBELUM DAN SESU"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

8

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH KONSOLIDASI PADA PD.BPR ARTHA SUKAPURA CABANG PAGERAGEUNG

Asep Saeful Falah

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1).Rasio Keuangan Sebelum Konsolidasi2). Rasio Keuangan Sesudah Konsolidasi 3). Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Konsolidasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis studi kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Alat analisis yang digunakan adalah, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1).Rasio keuangan sebelum konsolidasi pada tahun 2009 dan 2010, rasio likuiditas pada quick ratio 3,02 % ,4,29 % , cash ratio 2.337%,1.332%, LDR 105.33 %, 156,7% , loan to asset ratio 86,82% ,74,17%, banking ratio 279%, rasio solvabilitas sebelum konsolidasi pada capital adequacy ratio (CAR) 15,7%,26%, risk asset ratio 23,8 %, 22,22%, primary ratio sebesar 19,11% , 20,73%, dan rasio profitabilitas pada gross profit margin 73,73% , 24,98% , net profit margin 10,90%, 18,41% ,ROE 10,90% , 18,41% ROA 2,496% , 3,48%, interest expense ratio 9,49%, 20,98%; 2) Rasio sesudah konsolidasi pada tahun 2011 dan 2012 untuk rasio likuiditas pada quick ratio 11,27 %, 13,4%, cash ratio 562%, 604%, LDR 5.402,9%, 1.622,9%, loan to asset ratio 111,28%, 114,04% , banking ratio 137,1% ,279%, rasio solvabilitas pada capital adequacy ratio (CAR) 1,34%, 6,13%, risk asset ratio 1,53% , 7,14%, primary ratio sebelum konsolidasi sebesar 1,50% , 7,02% . dan rasio pofitabilitas pada gross profit margin 5,75 %, 19,34%, net profit margin 6,52%, 26.80 %, ROE 12,66%, 685%, ROA setelah konsolidasi 1,50% , 7,01% interest expense ratio sebelum konsolidasi 44,7%, 41,09%;3).Rasio Keuangan sebelum dan sesudah konsolidasi untuk rasio likuiditas sesudah konsolidasi lebih besar hal ini terlihat pada Loan Deposit Ratio yang mana sebelum konsolidasi sebesar 105.33 %, 156,7% dan setelah konsolidasi sebesar 5.402,9%, 1.622,9%. rasio solvabilitas setelah konsolidasi lebih kecil dibandingkan sebelum konsolidasi terlihat pada rasio CAR sebelum konsolidasi 15,7%,26% dan sesudah konsolidasi 1,34%, 6,13%. Rasio profitabilitas sesudah konsolidasi lebih besar hal ini terlihat pada rasio ROA dan ROE terjadi peningkatan setelah konsolidasi yang disebabkan peningkatan nilai aktiva. Dari hasil penelitian sebelum dan sesudah konsolidasi maka dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan keuangan bank lebih baik setelah dilakukan konsolidasi.

(2)

9 PENDAHULUAN

Industri perbankkan telah mengalami perkembangan pasang surut sejak beberapa dekade terakhir ini. Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia meninggalkan dampak yang masih dirasakan sampai saat ini oleh industri perbankan.

Dengan keadaan seperti itu banyak industri-industri perbankan yang mengalami ketidaksehatan, untuk menyehatkan kembali industri perbankan nasional dan melanjutkan program restrukturisasi perbankkan maka diperlukan kebijakan untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien yang berguna dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam kebijakan tersebut, program konsolidasi industri perbankan merupakan salah satu inisiatif pokok yang mengarahkan gerak langkah industri perbankan nasional kedepan.

Konsolidasi perbankan merupakan salah satu prasyarat untuk mewujudkan struktur perbankan Indonesia yang sehat dan kuat. Dengan konsolidasi diharapkan terjadi peningkatan skala ekonomi sehingga dapat meningkatkan efektivitas pengawasan bank.

Dalam rangka konsolidasi dilakukan penataan kembali struktur

kepemilikan bank yang dimaksudkan untuk menciptakan struktur perbankan yang sehat sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat serta mendorong pembangunan ekonomi yang berkesinambungan.

Konsolidasi antar bank terjadi sesuai dengan permintaan bank yang bersangkutan, permintaan Bank Indonesia, maupun permintaan badan khusus yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan perbankan. Dengan adanya konsolidasi diharapkan bank yang bersangkutan dapat menunjukkan peningkatan. Peningkatan kesehatan keuangan bank dapat dilakukan dengan menggunakan suatu alat analisis keuangan yaitu rasio keuangan karena rasio keuangan merupakan alat analisis yang lebih sering di gunakan untuk menilai kesehatan keuangan.

Jumingan (2008;242) mengemukakan bahwa :

“Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun secara bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos tertentu, baik dalam neraca maupun laporan laba rugi”.

(3)

10 laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun.

Dengan demikian, laporan keuangan bisa melihat kesehatan keuangan tentunya dengan menggunakan alat analisis yaitu berupa rasio-rasio keuangan.

Kasmir (2008:110) menyatakan bahwa : “rasio Keuangan sangat penting dilakukan oleh bank agar dapat mengetahui perkembangan kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank tersebut, dimana rasio-rasio keuangan tersebut terdiri dari likuiditas, solvabilitas, dan Rentabilitas”.

PD. BPR Artha Sukapura kantor cabang Pagerageung sebagai bank perkreditan rakyat yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito serta menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

PD. BPR Artha Sukapura kantor cabang Pagerageung pada tahun 2011 melakukan konsolidasi yang berfungsi memenuhi modal disetor sebesar 1 milyar yang tentunya modal disetor tersebut tidak bisa dipenuhi oleh pemerintah daerah.

Bank Indonesia No.32/52/KEP/ DIR (1999;3) menyatakan bahwa: “Konsolidasi adalah penggabungan dari 2 BPR atau lebih , dengan cara mendirikan BPR baru dan

membubarkan BPR-BPR tersebut tanpa melikuidasi terlebih dahulu”.

Penggabungan BPR bertujuan untuk mempermudah pengawasan pemerintah daerah maupun oleh Bank Indonesia. Selain itu tujuan konsolidasi BPR juga untuk memperkuat modal BPR yang berfungsi untuk mencapai modal disetor bank sebesar 1 milyar setiap bank yang tentunya tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah daerah sehingga dengan dilakukannya konsolidasi target modal disetor tersebut dapat dicapai.

Untuk mengetahui kesehatan keuangan PD.BPR Artha sukapura kantor cabang pagerageung dapat dilakukan dengan menggunakan suatu analisis keuangan yaitu berupa analisis rasio keuangan, baik analisis untuk laporan keuangan sebelum konsolidasi maupun yang sesudah konsolidasi sehingga bank dapat mengetahui kondisi keuangan sebelum dan sesudah konsolidasi.

(4)

11 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana rasio keuangan pada PD.BPR Artha sukapura kantor cabang Pagerageung sebelum melakukan konsolidasi?

2. Bagaimana rasio keuangan pada PD.BPR Artha sukapura kantor cabang Pagerageung setelah melakukan konsolidasi?

3. Bagaimana perbedaan rasio keuangan sebelum dan sesudah konsolidasi pada PD.BPR Artha sukapura kantor cabang Pagerageung?

TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsolidasi

Keputusan konsolidasi dipandang dari dua sisi, yaitu keuangan perusahan (corporate finance) dan strategi manajemen (strategic management). Konsolidasi dipandang dari sisi keuangan perusahaan merupakan investasi jangka panjang yang harus dianalisis dari kelayakan bisnisnya. Jika dipandang dari strategi manajemen, Konsolidasi adalah strategi eksternal yang diambil perusahaan untuk menggabungkan nilai perusahaan sehingga tujuan perusahaan tercapai.

Konsolidasi adalah penggabungan dari 2 Bank atau lebih, dengan cara tetap cara mendirikan Bank baru membubarkan bank-bank lainnya tanpa melikuidasi terlebih dahulu.( Surat Edaran Bank Indonesia, 1999 : 3 ) 2. Syarat dan tata cara Konsolidasi

Konsolidasi Bank dapat dilakukan atas :

a. Inisiatif Bank yang bersangkutan Izin konsolidasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dapat diberikan apabila di penuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Telah memperoleh

persetujuan dari rapat umum pemegang saham

2) Permodalan Bank hasil Konsolidasi memenuhi ketentuan rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

(5)

12 1) Melakukan merger atau

konsolidasi dengan BPR lain atau

2) Menjual sebagian atau seluruh kepemilikannya kepada BPR atau pihak lain Sebagimana diatur dalam pasal 37 ayat(1) undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaiman diubah dengan undang-undang no 10 1998. 3.Analisis Rasio Keuangan

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah lain dengan menggunakan alat analisa berupa rasio yang akan menjelaskan atau

menggambarkan kepada

penganalisa baik buruknya posisi keuangan suatu perusahaan.

Analisa rasio keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi dalam hal menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan (profitabilitas) perusahaan dengan menghubungkan antara pos-pos dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya. Untuk dapat menginterprestasikan hasil penghitungan rasio keuangan,

maka di perlukan adanya pembanding.

Menurut Lukman Syamsudin (2000:39) bahwa:

“pada pokoknya ada dua cara yang dapat di lakukan di dalam membandingkan rasio financial perusahaan, yaitu cross-sectional approach dan time series analysis”.

“Yang dimaksud dengan cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan cara membandingkan ratio-ratio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan ratio-ratio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Pembandingkan antara rasio yang dicapai saat ini dengan ratio-ratio pada masa lalu akan memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran”.

(6)

13 PEMBAHASAN

Analisis Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Konsolidasi

1. Rasio likuiditas

Tabel 4.27

Rasio likuiditas Sebelum dan Sesudah Konsolidasi

Rasio Likuiditas Sebelum konsolidasi Setelah konsolidasi

2009 2010 2011 2012

Quick Ratio 3,02 % 4,29 % 11,27 % 13,4%

Cash Ratio 2.337% 1.332% 562% 604,3%

Loan to Deposit Ratio 105.33 % 156,7% 5.402,9% 1.622,9% Loan to Asset Ratio 86,82% 74,177% 111,28% 114,04%

Banking Ratio 137,1% 279% 818,5% 912,1%

Sumber:Data Sekunder diolah tahun 2013

Perkembangan Rasio Likuiditas

Perkembangan rasio likuiditas PD.BPR Artha Sukapura cabang Pagerageung dari Hasil analisis yang peroleh untuk rasio Likuiditas PD.BPR Artha Sukapura cabang Pagerageung sebelum konsolidasi dan sesudah konsolidasi berfluktuasi dari tahun 2009-2012 sebelum dan sesudah konsolidasi

a. Pada Quick ratio dari tahun 2009-2012 sebelum konsolidasi 3,02 % , 4,29 % setelah konsolidasi 11,27 %, 13,4%. Ini menyatakan Quick ratio PD.BPR Artha Sukapura

cabang Pagerageung semakin membaik setelah dilakukan konsolidasi

b. Pada LDR PD.BPR Artha Sukapura cabang Pagerageung sebelum konsolidasi sebesar 105.33 %, 156,7% dan setelah konsolidasi 5.402,9%, 1.622,9%

Terjadi kenaikan setelah konsolidasi, Hal ini disebabkan oleh peningkatan dana yang diterima bank dapat diimbangi oleh peningkatan kredit yang diberikan.

(7)

14

Tabel 4.28

Rasio Solvabilitas Sebelum dan Sesudah Konsolidasi

Rasio Solvabilitas

Sebelum konsolidasi Setelah konsolidasi

2009 2010 2011 2012

Capital Adequacy Ratio 15,7% 26% 1,34% 6,13% Risk Assets Ratio 23,8 % 22,22% 1,53% 7,14% Primary Ratio 19,11% 20,73% 1,50% 7,02% Sumber:Data Sekunder diolah tahun 2013.

Perkembangan Rasio Solvabilitas

Perkembangan rasio solvabilitas PD.BPR Artha Sukapura cabang Pagerageung dilihat dari

a. Capital Adequacy Ratio (CAR) sebelum konsolidasi sebesar 15,7%,26% dan setelah konsolidasi 1,34%, 6,13% Rasio CAR setelah konsolidasi mengalami penuruan Penurunan setelah konsolidasi disebabkan oleh peningkatan kredit yang tidak dapat diimbangi dengan modal inti. Peningkatan kredit dapat

menyebabkan peningkatan resiko aktiva yang dimiliki bank.

b. Pada risk asset sebelum konsolidasi sebesar 23,8 %, 22,22% dan setelah konsolidasi sebesar 1,53% , 7,14% terjadi penurun risk asset setelah konsolidasi

c. Untuk primary ratio sebelum konsolidasi sebesar 19,11% , 20,73% dan setelah konsolidasi sebesar 1,50% ,7,02% terjadi penurunan setelah konsolidasi. 3. Rasio Rentabilitas

Tabel 4.29

Rasio Rentabilitas Sebelum dan Sesudah Konsolidasi

Rasio Rentabilitas Sebelum konsolidasi Setelah konsolidasi

2009 2010 2011 2012

(8)

15 Perkembangan rasio profitabilitas

dilihat dari

a. Gross Profit margin sebelum konsolidasi sebesar 73,73% ,24,98% dan setelah konsolidasi sebesar 5,75 %, 19,34%, terjadi penurunan laba kotor setelah konsolidasi.

b. Untuk Net Profit Margin Ratio (NPM) sebelum konsolidasi sebesar 10,90%, 18,41% dan sesudah konsolidasi sebesar 6,52%, 26.80 %.

c. Return on Equity (ROE) BPR Artha Sukapura cabang Pagerageung sebelum konsolidasi 10,90%, 18,41%, setelah konsolidasi 12,66% 685% terjadi kenaikan setelah konsolidasi, d. Untuk ROA sebelum konsolidasi

2,496%, 3,48%, dan setelah konsolidasi 1,50%, 7,01% PD BPR Artha Sukapuara pagerageung setelah konsolidasi mengalami peningkatan dibanding sebelum konsolidasi Peningkatan nilai aktiva dapat diimbangi dengan peningkatan laba sebelum pajak. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin kecil bank dalam kondisi bermasalah.

e. Interest Expense Ratio sebelum konsolidasi 9,49%, 20,98% dan setelah konsolidasi sebesar 44,7%,

41,09% terjadi peningkatan setelah konsolidasi

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio Keuangan sebelum

konsolidasi

a. Rasio Likuiditas

PD.BPR Artha Sukapura cabang Pagerageung sebelum konsolidasi pada tahun 2009 dan 2010 pada quick ratio sebesar 3,02 % ,4,29 % , cash ratio sebesar 2.337%,1.332%, Loan to asset ratio (LDR) sebesar 105.33 %, 156,7% , loan to asset ratio sebesar 86,82%

,74,17%, banking ratio sebesar 279% yang paling tinggi pada rasio LDR (Loan to asset ratio).

b. Rasio Solvabilitas

PD.BPR Artha Sukapura cabang Pagerageung sebelum konsolidasi pada tahun 2009 dan 2010 pada capital adequacy ratio (CAR) sebesar 15,7%,26%, risk asset ratio sebesar 23,8 %, 22,22%,

primary ratio sebesar 19,11% ,

20,73% ratio yang paling tinggi pada rasio capital adequacy ratio (CAR)

c. Rasio Profitabilitas

(9)

16 konsolidasi pada tahun 2009 dan 2010 pada gross profit margin sebesar 73,73% , 24,98% , net profit margin sebesar 10,90%, 18,41%

,ROE sebesar 10,90% , 18,41%, ROA sebesar 2,496% , 3,48%, interest expense ratio sebesar 9,49%, 20,98% yang paling tinggi pada rasio gross profit.

2. Rasio Keuangan sesudah konsolidasi

a. Rasio Likuiditas

PD.BPR Artha Sukapura cabang Pagerageung sesudah konsolidasi pada tahun 2011 dan 2012 pada quick ratio sebesar 11,27 %, 13,4%., cash ratio sebesar 562%, 604%, LDR sebesar 5.402,9%, 1.622,9%, loan to asset ratio sebesar 111,28%, 114,04% ,

banking ratio sebesar 137,1%

,279% yang paling tinggi pada rasio LDR .

b. Rasio Solvabilitas

PD.BPR Artha Sukapura cabang Pagerageung sesudah konsolidasi pada tahun 2011 dan 2012 pada capital adequacy ratio (CAR) sebesar 1,34%, 6,13%, risk asset ratio sebesar 1,53% , 7,14%,

primary ratio sebesar 1,50% ,

7,02% ratio yang paling tinggi pada risk asset ratio.

c. Rasio Profitabilitas

PD.BPR Artha Sukapura cabang Pagerageung sesudah konsolidasi pada tahun 2011 dan 2012 pada gross profit margin sebesar 5,75 %, 19,34%, net profit margin sebesar 6,52%, 26.80 %,

ROE 12,66%, 685%, ROA sebesar 1,50% , 7,01% interest expense ratio sebesar 44,7%, 41,09% yang

paling tinggi pada rasio net profit margin.

3. Rasio Keuangan sebelum dan sesudah konsolidasi

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas sesudah konsolidasi lebih besar dibanding sebelum konsolidasi hal ini terlihat pada Loan Deposit Ratio yang mana sebelum konsolidasi sebesar 105.33 %, 156,7% dan setelah konsolidasi sebesar 5.402,9%, 1.622,9% namun pada cash asset setelah konsolidasi lebih kecil dibanding yaitu sebesar 2.337%, 1.332% sebelum konsolidasi dan setelah konsolidasi 562%, 604,3%

b. Rasio Solvabilitas

(10)

17 sesudah konsolidasi 1,34%, 6,13% peningkatan kredit yang diberikan dapat menyebabkan peningkatan resiko aktiva yang dimiliki bank.

c. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas sesudah konsolidasi lebih besar dibanding sebelum konsolidasi hal ini terlihat pada rasio ROA dan ROE terjadi peningkatan setelah konsolidasi yang disebabkan peningkatan nilai aktiva yang dapat diimbangi dengan peningkatan laba.

Dari hasil penelitian sebelum dan sesudah konsolidasi maka dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan keuangan bank lebih baik setelah dilakukan konsolidasi.

Saran

Berdasarkan pada kesimpulan maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Bank hendaknya lebih meningkatkan Cash ratio agar dapat mengimbangi penambahan total deposito.

2. Bank hendaknya meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR)

untuk mengimbangi penambahan modal yang dilakukan setelah konsolidasi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bank Indonesia. 1999. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor :

32/52/KEP/DIR Tentang

Persyaratan dan Tata Cara

Merger,Konsolidasi,Dan Akuisisi

Bank Perkeredtan Rakyat. Bank

Indonesia:Jakarta.

Bank Indonesia.2011. No.800/1A/ Kep.Dir;As/II/2011 : Tentang Perubahan Status Kantor

Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat pada tanggal 1

februari 2011. Bank Indonesia:Jakarta.

Bambang, Riyanto, 2000. Dasar-dasar

Pembelanjaan Perusahaan, Tiga

Cetakan Keenambelas, Penerbit

Universitas Gajah Mada, Yokyakarta.

---2007. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. edisi Keempat. Yogjakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu .2008.Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : Penerbit

(11)

18 Hastuti, Hesti. Analisis Kinerja

Kesehatan Bank Sebelum dan

Setelah Arsitektur Perbankan

Indonesia, Jurnal

Akuntansi.(Tidak dipublikasikan) Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) .2004.

Standar Akuntansi Keuangan.

Jakarta: Salemba Empat.

Jumingan.2008.Analisis Laporan Keuangan.Jakarta:PT Bumi Aksara.

Kasmir, 2008. Manajemen Perbankan, Jakarta : Raja Grafindo Persada. ---, 2012. Manajemen Perbankan,

Jakarta : Raja Grafindo Persada.. Munawir, 2007. Analisa Laporan

Keuangan, Edisi 4, Cetakan 5,

Penerbit Liberty Yogyakarta.

---2010. Analisis Laporan Keuangan. Jogyakarta: Liberti

Nuresya Meliyanti.2008. Analisis Kinerja Keuangan Bank :

Pendekatan Rasio NPL, LDR,

BOPO DAN ROA pada Bank

Privat dan Publik . Jurnal

Akuntansi Vol.2 No.2 Tahun 2008 : Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Masing-masing Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf b hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan saham yang ditempatkan dan disetor penuh; dan.

terhadap sengketa pajak penghasilan, Return on Asset (ROA) tidak terbukti berpengaruh negatif secara signifikan terhadap sengketa pajak penghasilan, Sales growth terbukti

Jika dikaitkan dengan jam tidur responden, jam tidur responden divisi warehouse dapat dikatakan kurang cukup ideal, karena beberapa responden jam tidurnya < 7

Identifikasi produk telah diberlakukan pada petani yang telah memenuhi standar pelaksanaan budidaya yang baik (GAP) berupa nomor registrasi. Kelompok Tani Cempaka

Profile website rumah bersalin Pradhita adalah website yang berfungsi sebagai media penyampaian informasi tentang proses persalinan dan dilengkapi sistem pemesanan

Meskipun hasil evaluasi pada siklus pertama sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) secara klasikal yaitu sebesar ≥ 75% namun,h asil tersebut belum

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi afektif dan kepuasan kerja terhadap turnover intentions dengan person organization

Penelitian ini hanya memfokuskan mengenai Bagi hasil, inflasi, suku bunga dan GDP berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah pada bank syariah dan kredit pada