• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN A (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN A (1)"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh : Santi Sukaisi NIM. 201510105063

PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG DIPLOMA III FAKULTASILMU KESEHATAN

(2)

i

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Kebidanan Jenjang Diploma III di

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : Santi Sukaisi NIM. 201510105063

PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG DIPLOMA III FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(3)
(4)
(5)

iv

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokaatuh

Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT karena telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul :

”Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di Puskesmas Kraton

Yogyakarta”.

Penulis menyadari terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini karena adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Warsiti, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta waktu untuk menguji, membimbing maupun mengarahkan pada penulis 5. Hanifa Andisetyana Putri, S.ST., M.Kes selaku pembimbing yang telah

banyak mencurahkan waktu, memberikan banyak pengarahan, dukungan dan pemikirannya untuk memberikan bimbingan pada penulis

6. Eni Purdiyanti, S.KM selaku kepala puskesmas kraton yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian

7. Bidan Puskesmas Kraton Yogyakarta yang telah berkenan member masukan, saran dan bantuan sehingga kebingungan dalam melakukan penelitian dapat terpecahkan

8. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang senantiasa membimbing, mengarahkan dan memberikan dorongan

Semoga amal kebaikan dari semua pihak diterima Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun demi perbaikan laporan ini.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Yogyakarta, 08 Agustus 2016 Penulis,

(6)

v DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

C. Kewenangan bidan terhadap anemia kehamilan ... 51

D. Teori asuhan kebidanan... 56

G. Rencana Jalannya Penelitian ... 87

H. Etika penelitian... 89

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 90

B. Gambaran Subyek Penelitian ... 91

C. Hasil Penelitian ... 92

D. Pembahasan ... 102

E. Pandangan IslamTentang Ibu Hamil Dengan Anemia Ringan . 109 F. Keterbatasan Penelitian ... 111

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 112

(7)

vi

DAFTAR TABEL

(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

(9)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Time schedule pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2. Surat izin studi pendahuluan

Lampiran 3. Surat balasan izin studi pendahuluan Lampiran 4. Surat izin penelitian

Lampiran 5. Surat balasan izin penelitian

Lampiran 6. Surat permohonan menjadi responden Lampiran 7. Informed Consent

Lampiran 8. Asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia ringan Lampiran 9. Catatan perkembangan

Lampiran 10. Hasil wawancara Lampiran 11. Lembar bimbingan

(10)

ix

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA1

Santi Sukaisi2, Hanifa Andisetyana Putri3

INTISARI

Latar Belakang: Anemia merupakan suatu kondisi dimana hemoglobin kurang dari normal yaitu < 14 gr% yang dapat menyebabkan komplikasi dalam kehamilan. Menurut Data Departemen Kesehatan Rakyat Indonesia tahun 2014 melaporkan AKI di Indonesia sebesar 214/100.000 kelahiran hidup, salah satu penyebabnya adalah anemia. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Kraton Yogyakarta tahun 2015 terdapat 67 ibu hamil dengan kejadian anemia 11 kasus. Tujuan: Agar mampu mengidentifikasi kasus, penatalaksanaan dan faktor penyebab anemia ringan terhadap ibu hamil trimester III di Puskesmas Kraton Yogyakarta.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang dilaksanakan dalam waktu 2 bulan.Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan dengan manajemen Varney yang didokumentasikan dalam bentuk SOAP. Subjek penelitian yaitu Ny. S umur 30 tahun G1P0A0AH0 ibu hamil dengan anemia ringan. Analisis data yang dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

Simpulan hasil penelitian dan saran: Terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik yaitu saat follow up II terjadi peningkatan Hb 0,2 gr% yang seharusnya mengalami peningkatan Hb ± 1gr% dengan interval waktu 28 hari. Dengan faktor yang berpengaruh pada kejadian anemia ringan pada Ny. S yaitu faktor genetik,riwayat anemiadan aktivitas. Saran: Ibu hamil dapat memperhatikan kehamilannya dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sehingga dapat melakukan deteksi dini apabila terdapat kasus anemia.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan,anemia ringan

Kepustakaan : 30 buku (2005-2015), 2 jurnal, 6 website, 3 KTI, 3 ayat Al-Qur’an, 1 Hadis

Jumlah Halaman : i-x halaman, 114 halaman, 2 tabel, 1 gambar, 11 lampiran. 1Judul Karya Tulis Ilmiah

2Mahasiswa Program Studi Kebidanan Jenjang Diploma III Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

(11)

x

MIDWIFERY CARE ON A PREGNANT MOTHER WITH MILD ANEMIA AT KRATON PRIMARY HEALTH CENTER OF YOGYAKARTA1

Santi Sukaisi2, Hanifa Andisetyana Putri 3 ABSTRACT

Background: Anemia is a condition when the hemoglobin is less than normal namely <14 gr% which causes a complication during pregnancy. According to the data of Health Department of Indonesia in 2014,the Maternal Mortality Rate in Indonesia 214/100,000 live births,one of the causes was anemia. Based on the preliminary study atKraton Primary Helath Center of Yogyakarta in 2015, there were 67 pregnant mother and 11 of theme suffered from anemia. Objective: The study aimed to identify the case, the midwifery care and the causative factors of

mild anemia on a trimester III pregnant mother at Kraton Primary Health Center

of Yogyakarta.

Method: The research employeddescriptive qualitativemethod with study case approach that was conductedfor 2 months. The data were collected through interview,observation,physical examination, documentation study, and literature study with Varney management that was documented usingdocumentation. The subject of the study was Mrs. S aged 30 yearsold G1P0A0AH030 week pregnancy with mild anemia. Thedata were analyzedusing data reduction, data presentation, and conclusion.

Result Conclusionand Suggestion: Therewas a difference between the practice from the theory namely infollowup II there was a Hb increase 0.2 g% that should have increased Hb ± 1 g% with time interval 28 days. Factorsinfluencing the mild anemia of Mrs. Swere the genetic factors, the anemia history, and herdaily activities. Suggestion: The pregnant mother are suggested to care about their pregnancy by checking the pregnancy regularly in order to have an early detection of anemia.

Keywords : Midwifery Care,Mild Anemia

References : 30 books (2005-2015), 3 journal,6 website, 3research papers, 3 Al-Qur’an, 1 hadis

Page Numbers : i-x pages, 114 pages, 13 attachments 1Research Title

2Students of Diploma III Midwifery Program Faculty of Health Sciences of 'Aisyiyah University of Yogyakarta

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan peristiwa alamiah dimana terdapat pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. Dalam proses kehamilan ibu memerlukan pemeriksaaan kehamilan secara rutin untuk mendeteksi adanya komplikasi dalam kehamilan. Menurut Rukiyah (2010) pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama hamil yaitu satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu), satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu), dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28- 40 minggu ).

Pada masa kehamilan volume darah akan bersirkulasi secara bertahap dan progresif dari umur kehamilan 6 minggu akan terus meningkat pada umur kehamilan 14-27 minggu dan puncaknya pada umur kehamilan 32-34 minggu. Peningkatan volume darah ini terjadi untuk menyuplai darah ke uterus, payudara, ginjal, kulit dan ke sejumlah kecil organ lainnya, serta memfasilitasi pertukaran gas dan gizi pada ibu dan janin (Wylie dan Bryce, 2010).

(13)

hamil salah satunya dengan pemberian tablet besi (Wylie dan Bryce, 2010).

Kejadian anemia dalam kehamilan yang tidak terdeteksi secara dini dapat menimbulkan komplikasi bagi ibu dan janin. Kadar Hb < 7 g/dL mengakibatkan kebutuhan oksigen untuk janin tidak tercukupi dan ibu dapat mengalami gagal jantung. Selain itu jika anemia tidak segera tertangani dengan baik juga dapat menyebabkan pertumbuhan sel tubuh dan sel otak janin terhambat, terjadi abortus, IUFD, dapat terjadi cacat bawaan, inersia uteri, ibu tidak kuat meneran saat proses persalinan, syok, atonia uteri (Nugraheny, 2010).

Menurut Saifuddin (2009), anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil merupakan penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi dalam kehamilan, persalinan, serta masa nifas. Dimana salah satu penyebab terbesar Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah perdarahan. AKI juga salah satu indikator yang menunjukkan derajat kesehatan suatu bangsa.

(14)

Yembise menambahkan, target penurunan AKI secara global pada tahun 2030 adalah 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Zuraya, 2015).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 terdapat 37,1% ibu hamil dengan anemia. Tahun 2014 prevalensi ibu hamil dengan anemia di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat 28,1%. Angka ini menunjukkan terjadinya peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya mencapai 24,11% dan ini merupakan permasalahan yang harus di atasi bersama. (Dinkes DIY, 2014) Upaya Pemerintah untuk menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil salah satunya dengan dilakukan Program Kelas Ibu Hamil. Dalam program ini ibu hamil dapat belajar bersama tentang kesehatan, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. Selain itu, kelas ibu hamil juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, sikap, dan perilaku ibu hamil termasuk dalam pengaturan gizi melalui pemberian tablet besi untuk penanggulangan anemia (Depkes RI, 2011).

(15)

Program tersebut bertujuan untuk mencegah dan menangani masalah anemia pada ibu hamil (Depkes RI, 2009).

Cakupan pelaksanaan program Fe di kota Yogyakarta mengalami peningkatan yaitu dari 86,59% di tahun 2011 menjadi 89,55% pada tahun 2012. Penanggulangan anemia telah banyak dilakukan, namun masih banyak ibu hamil yang belum mau mengkonsumsi tablet Fe. Sebagian besar ibu hamil belum menyadari pentingnya pencegahan dini pada anemia serta bahaya yang akan ditimbulkan, karena masyarakat berpendapat bahwa anemia adalah hal normal yang dialami oleh semua ibu hamil. Mereka berfikir bahwa keadaan itu akan membaik pasca melahirkan sehingga tidak membutuhkan penanganan khusus. Padahal apabila anemia tidak ditangani secara benar akan sangat berbahaya bagi kesejahteraan ibu dan janin yang dikandungnya. Hal ini yang menyebabkan prevalensi anemia ibu hamil dari tahun ke tahun masih belum banyak mengalami perubahan. Kasus ini juga menjadi pertimbangan dalam program dan intervensi yang akan dilaksanakan (Dinkes DIY, 2013).

Menurut Hadist yang berhubungan dengan studi kasus pada ibu hamil dengan anemia ringan adalah, pada Hadis Bukhari yang berbunyi :

(HR Bukhari)... ًءافش هل لزْنأ اّإ ًءاد ه لزْنأ ام Artinya:“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali, Dia juga

menurunkan penawarnya.” (HR Bukhari). (Kitab Bulughul Marrom)

(16)

dilakukan dengan berbagai cara. Penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh petugas-petugas kesehatan, serta pemberian suplemen tablet besi-folat atau tablet tambah darah yang dikonsumsi secara teratur telah dilakukan oleh pemerintah sejak tahun 1974 (Depkes RI, 2009).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kraton Yogyakarta pada tanggal 23 November 2015 didapatkan 67 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Kraton Yogyakarta pada bulan oktober 2015 dan dari jumlah tersebut terdapat 11 ibu hamil (16%) menderita anemia yaitu 8 ibu hamil menderita anemia ringan dan 3 ibu hamil dengan anemia sedang dan tidak ada yang mengalami anemia berat. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Ringan Di Puskesmas Kraton Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah, maka penulis

membuat rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana Asuhan

Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di Puskesmas Kraton

Yogyakarta?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

(17)

2. Tujuan khusus

a. Mampu mengidentifikasi data kasus anemia ringan pada ibu hamil b. Mampu mengidentifikasi penatalaksanaan pada kasus anemia

ringan pada ibu hamil

c. Mampu mengidentifikasi faktor penyebab pada kasus anemia ringan pada ibu hamil di puskesmas kraton yogyakarta

D. Manfaat

1. Bagi Institusi Puskesmas Kraton Yogyakarta

Sebagai masukan dalam meningkatkan pelayanan dan asuhan kebidanan yang komperhensif dan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan. Sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi dalam kehamilan akibat anemia ringan.

2. Bagi Ibu Hamil

Sebagai salah satu sumber informasi untuk meningkatkan kesadaran pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin sehingga apabila terdapat kasus anemia dapat segera tertangani.

E. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Materi

(18)

menyebabkan terjadinya hemodilusi (pengenceran darah) sehingga kadar Hb menurun dari jumlah rata-rata yaitu 14 gr% dan menimbulkan anemia dalam kehamilan dengan keadaan dimana sel darah merah (kadar Hb) kurang dari normal yaitu Hb <11 gr% (Manuaba, 2010).

2. Ruang Lingkup Responden

Pada penelitian ini responden yang digunakan adalah ibu hamil trimester III yang melakukan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Kraton Yogyakarta dengan anemia ringan. Umur kehamilan 28-40 minggu (trimester III) merupakan puncak terjadinya peningkatan volume darah yang mengakibatkan konsentrasi Hb menurun, jika hal ini terjadi secara terus-menerus selama trimester III dan tidak diimbangi dengan peningkatan nutrisi (tablet Fe) dapat menurunkan kadar Hb sehingga menimbulkan anemia dalam kehamilan.

3. Ruang Lingkup Waktu

Proposal penelitian ini dimulai pada bulanNovember 2015 hingga Agustus 2016, yaitu mulai dari pengajuan judul, pengumpulan data, penyusunan proposal sampai dengan laporan hasil penelitian.

4. Ruang Lingkup Tempat

(19)

yaitu 8 ibu hamil menderita anemia ringan dan 3 ibu hamil dengan anemia sedang dan tidak ada yang mengalami anemia berat.

F. Keaslian penelitian

Beberapa penelitian sejenis yang dilakukan mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan pada ibu hamil :

1. Demmouche, A. Khelil, S. Moulessehoul, S. (2011). Journal An Epidemiologic Study. Anemia Among Pregnant Women in the Sidi Bel

Abbes Region (West Algeria) .Djillali Liabes University - Sidi Bel

Abbes AlgeriaJ Blood Disord Transfus Volume 2 • Issue 3 • 1000113ISSN: 2155-9864 JBDT. Hasil penelitiannya adalah dari 242 ibu hamil prevalensikeseluruhananemia(H <11g /dl) ditemukan menjadi40,08%. Diklasifikasikan dalamsetiaptrimester, prevalensinyaadalah TM I 17,3%, TM II 23,8% dan TM III 50,0% . Menurut klasifikasinya 36,08% anemia ringan, 49,48 anemia sedang dan 14,43 anemia berat. Dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yang dilakukan pada bulan Maret-Mei 2010.

Berdasarkan keaslian penelitian tersebut terdapat perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu klasifikasi anemia ringan, dengan responden satu ibu hamil, menggunakan rancangan penelitian deskriptif observasional, dengan pendekatan studi kasus.

2. Gwarzo, Y, M & Ugwa, A, E. (2013). Journal of Medicine and Medical Sciences. The pattern of anaemia in northern Nigerian

(20)

http:/dx.doi.org/10.14303/jmms.2013.097. Hasil Penelitiannya adalah dari 200 ibu hamil prevalensi keseluruhan anemia padakehamilan adalah24,5%. Dengan menggunakanuji chi square. Kasus anemia pada wanita terdapat perbedaansignifikan secara statistik(p <0,05) antarahamil(34,94 ±4,98%) dantidak hamil(38,11 ±6,47%).

Berdasarkan keaslian penelitian tersebut terdapat perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu klasifikasi anemia ringan, dengan responden satu ibu hamil, menggunakan rancangan penelitian diskriptif observasional, dengan pendekatan studi kasus.

3. Roeida, E,N. (2013). Dengan judul “Hubungan pola makan dengan

anemia ibu hamil trimester I di BPS Artiningsih Surabaya”. Rancangan

(21)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan

1. Pengertian

Menurut beberapa ahli menjelaskan :

a. Kehamilan merupakan proses yang alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis/abnormal. Kehamilan terjadi karena bertemunya antara sel sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan, peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Lama kehamilan antara ovulasi sampai melahirkan sekitar 40-42 minggu (Ratna, 2010).

b. Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu (Saifuddin, 2010)

c. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada setiap

(22)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah peristiwa alamiah yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir hingga permulaan persalinan.

2. Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan

Menurut Sulistyawati (2012), perubahan fisiologis kehamilan meliputi :

a. Uterus

Akan membesar dibawah pengaruh estrogen dan progesteron. b. Servik uteri

Akibat kadar estrogen yang meningkat dan adanya hiper vaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lebih lunak.

c. Vulva dan Vagina

Adanya pengaruh hormon estrogen. Vulva dan vagina menjadi hiper vaskularisasi sehingga tampak merah dan kebiruan.

d. Ovarium

Permukaan kehamilan masih terdapat corpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta kira-kira kehamilan 16 minggu. Luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang lambat laun fungsinya diambil alih oleh plasenta.

e. Mamae

(23)

f. Sirkulasi Darah

Bertambah besar volume darah ibu bertambah. Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadi semacam pengenceran (hemodilusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah besar 25-30%, sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Peningkatan volume darah total termasuk di dalamnya peningkatan volume plasma yang begitu signifikan (50%) dibandingkan peningkatan sel darah merah (18%) juga merupakan sebab peningkatan karbondioksida. Darah yang diperlukan uterus meningkat dari 100 ml/min pada akhir trimester pertama menjadi 500 ml/min selama kehamilan. Proses hemodilusi pada kehamilan dan kadar hemoglobin sering menyebabkan anemia fisiologis. Aliran darah vena balik yang sulit pada daerah kaki kadang-kadang dapat menyebabkan varises pada vena kaki dan vulva.

g. Sistem Respirasi

(24)

3. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Selama Kehamilan

Menurut Sulistyawati (2012), perubahan dan adaptasi psikologis kehamilan meliputi :

a. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian)

1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.

2) Kadang muncul rasa penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil.

3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah Ia benar-benar hamil hal ini dilakukan sekadar untuk meyakinkan dirinya. 4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu

mendapat perhatian dengan seksama.

5) Oleh karena perutnya masih kecil kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya.

6) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan. b. Perubahan Psikologis Trimester II (periode kesehatan yang baik )

1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi

(25)

4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran 5) Libido meningkat

6) Menuntut perhatian dan cinta

7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya

8) Hubungan social meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu

9) Ketertarikan dan aktivitas terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru

c. Perubahan Psikologis Trimester III (Periode Penantian dengan Penuh Kewaspadaan)

1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.

2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat akan melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

4) Khawatir bayi akan melahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatiran. 5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya

(26)

4. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Menurut Kusmiyati (2009) kebutuhan dasar ibu hamil meliputi: a. Nutrisi

(27)

Berikut ini daftar asupan gizi yang harus dipenuhi oleh ibu hamil :

1) Kalori

Pada masa kehamilan kebutuhan kalori naik antara 300-400 kkal perharinya. Kalori ini dapat dipenuhi dari sumber makanan

yang bervariasi, dengan menu 4 sehat 5 sempurna sebagai acuan nya. Sebaiknya 55% didapatkan dari umbi-umbian serta nasi sebagai sumber karbohidrat, lemak nabati dan hewani 35 %, serta 10 % berasal dari sayur dan buah-buahan.

2) Asam folat

Janin sangat memerlukan asam folat dalam jumlah cukup banyak

yang berguna untuk pembentukan syaraf. Pada trimester perta ma bayi membutuhkan 400 mikrogram setiap harinya. Jika kekurangan asam folat, maka perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan bisa membuat bayi lahir dengan kelainan, misalnya tanpa batok kepala, bibir sumbing, atau tulang belakang tidak tersambung. Asam folat diperoleh dari buah-buahan, sayuran hijau, dan beras merah.

3) Protein

(28)

adalah 60 gram setiap harinya, atau 10 gram lebih banyak daripada biasanya. Makanan berprotein didapat dari kacang-kacangan, tahu-tempe, putih telur, dan daging.

4) Kalsium

Zat ini berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Dengan pemenuhan kebutuhan kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari osteoporosis. Hal ini dikarenakan, jika kebutuhan kalsium sang ibu tidak mencukupi, kebutuhan kalsium janin diambil dari tulang ibunya. Makanan yang banyak mengandung kalsium diantaranya susu, dan produk olahan lain seperti vitamin A, D, B2, B3, dan C. Vitamin A sangat bermanfaat bagi mata, pertumbuhan tulang, dan kulit. Vitamin D dapat menyerap kalsium yang bermanfaat untuk pertumbuhan tulang dan gigi sang janin.

5) Zat besi

(29)

No Tidak Hamil Hamil Laksasi

Table 2.1 Kebutuhan Zat Ibu Hamil (Kusmiyati, 2009) b. Oksigen

(30)

hamil meningkat seiring dengan bertambahnya kebutuhan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya.

c. Personal Hygiene

Personal hygine yang perlu diperhatikan 1) Perawatan rambut

2) Perawatan gigi

3) Mandi untuk menjaga kebersihan kulit dan mencegah infeksi 4) Perawatan payudara

5) Perawatan vulva

Manfaat Personal Hygiene Dan Aktivitas Pada Ibu Hamil 1) Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi

kemungkinan adanya kuman yang masuk. Hal ini mengurangi terjadinya infeksi, khususnya sesudah melahirkan.

2) Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan. a) Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di huknah untuk

mengeluarkan feses.

b) Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang deka tanus yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata di episiotomi.

(31)

d) Ibu boleh minum dan makan makanan ringan, disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berbau menyengat seperti petai dan jengkol.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam personal hygiene pada ibu hamil adalah dimulai dari kebersihan rambut dan kulit kepala, gigi dan mulut, payudara, vulva, kuku tangan dan kaki, kulit, pakaian.

1) Kebersihan Rambut & Kulit Kepala

Selama kehamilan rambut akan lebih sering berminyak karena overactivity kelenjar minyak kulit kepala dan mungkin memerlukan keramas lebih sering. Rambut bisa tumbuh lebih cepat selama kehamilan dan mungkin memerlukan pemotongan lebih sering. Menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala pada ibu hamil sangatlah penting. Disarankan ibu hamil untuk mencuci rambut secara teratur guna menghilangkan segala kotoran, debu, dan endapan minyak yang menumpuk pada rambut. Keramas juga merupakan kegiatan pemijatan yang baik pada kulit kepala ibu hamil untuk menstimulasi dan menyediakan jalan rambut baru untuk tumbuh dengan mudah. 2) Kebersihan Gigi dan Mulut

(32)

kerusakan pada gigi dan bau mulut. Kebersihan dan perawatan gigi dapat dilakukan dengan oral hygiens dengan menggunakan sikat dan pasta gigi, sedangkan untuk kebersihan area mulut dan lidah bisa dilakukan dengan menggunakan kasa.

Penjadwalan untuk trimester I terkait dengan hiperemesis dan ptyalisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga, misalnya pencegahan karies pada gigi. Sedangkan untuk trimester III, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya karies dan gingivitis.

3) Kebersihan Payudara

(33)

Menurut Dr.Suririnah ada beberapa tips perawatan payudara selama kehamilan yaitu:

a) Bila BH anda sudah mulai terasa sempit, sebaiknya mengantinya dengan bh yang pas dan sesuai dengan ukuran anda untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang baik untuk payudara anda.

b) Bila anda berencana untuk menyusui anda dapat memulai menggunakan bh untuk menyusui pada akhir kehamilan anda. pilihlah bh yang ukurannya sesuai dengan payudara anda, memakai bh yang mempunyai ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran payudara dapat menyebabkan infeksi seperti mastitis (suatu infeksi pada kelenjar susu di payudara)

c) Persiapkan putting susu anda. Dengan lembut putar putting antara telunjuk dan ibu jari anda sekitar 10 detik sewaktu anda mandi. Jika anda mendapatkan kesulitan atau puting susu anda rata atau masuk kedalam, konsultasikan ke dokter anda, sehingga hal ini dapat diatasi dini untuk mencegah kesulitan nantinya.

(34)

tetes kolustrum (cairan kental bewarna kekuningan dari putting), untuk membantu membuka saluran susu.

e) Bersihkan payudara dan puting, jangan menggunakan sabun didaerah puting dapat menyebabkan daerah tersebut kering. Gunakan air saja lalu keringkan dengan handuk.

(www.infoibu.com) 4) Kebersihan Vulva

Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya saat mandi dan sesudah BAK, BAB. Hal-hal yang harus diperhatikan bagi ibu hamil adalah :

a) Celana dalam harus kering.

b) Jangan gunakan obat / menyemprot ke dalam vagina c) Sesudah BAB /BAK dilap dengan lap khusus

5) Kebersihan Kuku Tangan dan Kaki

(35)

Masalah/gangguan pada kuku :

a) Ingrown Nail

Kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan dirasakan sakit pada daerah tersebut.

b) Paronychia

Radang di sekitar jaringan kuku.

c) Ram's Horn Nail

Gangguan kuku yang ditIbui pertumbuhan yang lambat disertai kerusakan dasar kuku atau infeksi

d) Bau Tidak Sedap

Reaksi mikroorganisme yang menyebabkan bau tidak sedap. 6) Kebersihan Kulit

(36)

7) Kebersihan Pakaian

Selama kehamilan pakaian apa saja bisa dipakai, hendaknya tidak terlalu ketat, nyaman, mudah menyerap keringat dan hindari menggunakan jeans. Ada dua hal yang harus diperhatikan dan dihindari yaitu :

a) Sabuk dan stoking yang terlalu ketat, karena akan mengganggu aliran balik darah

b) Sepatu dengan hak tinggi, akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang akan bertambah.

d. Seksualitas

(37)

seksual selama kehamilan. Kasus-kasus kehamilan tersebut antara lain: riwayat kelahiran premature, ancaman keguguran, keluar cairan dari vagina yang tidak diketahui penyebnya, penyakit menular seksual, plasenta previa, dan lain-lain.

1) Faktor yang mempengaruhi hubungan seksual pada kehamilana.

a) Kelelahan

b) Morning sickness (mual dan muntah) c) Perut membesar

d) Ketegangan pada alat genitalia. e) Payudara tegang

f) Perdarahan

(38)

2) Faktor emosional yang mempengaruhi dorongan seksual : a) Takut keguguran

b) Takut infeksi Secara umum hubungan seksual tidak dianjurkan pada kasus-kasus kehamilan tertentu, misalnya : (1) Ancaman keguguran atau riwayat keguguran.

(2) Placenta letak rendah (plasenta previa). (3) Riwayat kelahiran premature

(4) Perdarahan vagina atau keluar cairan yang tak diketahui penyebabnya serta kram.

(5) Dilatasi /pelebaran servik.

(6) Penyakit seksual yang menular. Untuk kasus ini disarankan tidak melakukan hubungan seksual sampai disembuhkan.

(7) Kesehatan ibu dan janin. (8) Kebutuhan untuk bed rest. (9) Infeksi pada kemaluan.

3) Petunjuk aman untuk berhubungan seksual :

a) Penetrasi penis yang dalam tidak boleh membuat ibu tidak nyaman.

b) Tidak diperbolehkan untuk vaginal douching c) Pengertian dan empati

(39)

e) Pada HIV gunakan kondom

f) Bila gemelli (kehamilan kembar) jangan lakukan pada trimester III.

e. Senam Hamil

Senam hamil merupakan kebutuhan aktifitas fisik, pada kegiatan ini terjadi peningkatan metabolism yang pada dasarnya dengan peningkatan metabolism diperlukan peningkatan penyediaan oksigen sehingga senam hamil akan meningkatkan kebutuhan oksigen. Gerakan senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan seorang ibu hamil baik fisik maupun mental pada persalinan yang aman, spontan dan lancar sesuai waktu yang diharapkan.

Senam hamil penting bagi seorang ibu yang sedang mempersiapkan diri untuk persalinan terutama untuk ibu dengan usia kandungan lebih dari 20 minggu.

1) Tujuan

a) Menguasai tehnik pernafasan

b) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut

c) Melatih sikap tubuh selama hamil

(40)

e) Ibu dapat melahirkan tanpa penyulit sehingga ibu dan bayi sehat setelah persalinan

2) Manfaat

a) Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar panggul yang penting dalam proses persalinan

b) Melatih sikap tubuh guna menghindari /memperingan keluhan-keluhan seperti sakit

c) Perempuan mengandung yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat menjalani persalinan secara lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan sebaik-baiknya sehingga proses persalinan normal langsung relatif cepat d) Membuat tubuh lebih rileks (membantu mengatasi stress

dan rasa sakit akibat his ketika bersalin f. Istirahat dan Tidur

Selama hamil, tubuh Ibu butuh tidur selama 6-8 jam sehari. Ini sama dengan tidur orang sehat pada umumnya. Hanya saja, berbagai perubahan tubuh kerap membuat ibu hamil gampang lelah dan mengantuk. Itu sebabnya, ibu hamil biasanya perlu tambahan waktu istirahat dan tidur sekitar 30 menit hingga 1 jam setiap rentang 3 hingga 4 jam.

(41)

banyak istirahat di tempat tidur (bed rest). Selama masa kehamilan, istirahat memegang peranan yang sama penting dengan kegiatan. Pada masa awal kehamilan, mungkin merasa lebih lelah dari biasanya, oleh sebab itu perbanyaklah istirahat/tidur. Tidur siang sangat dianjurkan, atau beristirahatlah beberapa kali disiang hari. Upayakan untuk menyederhanakan rutinitas sehari-hari dan jangan lupa untuk melakukan aktivitas fisik yang ringan, agar tubuh lebih sehat dan fit.

g. Eliminasi

Kebutuhan Eliminasi adalah suatu kebutuhan yang dialami oleh setiap Ibu hamil yang berhubungan dengan BAK dan BAB karena terjadinya perubahan kondisi fisik yang terjadi pada masa kehamilan. Salah satu alasan akan meningkatnya pembuangan air kemih adalah meningkatkan volume cairan tubuh dan membaiknya efisiensi ginjal, yang membantu produk sisa dari tubuh dengan cepat. Alasan lainnya adalah adanya penekanan dari Rahim yang berkembang, yangmasih terletak di rongga panggul di sebelah kandung kemih.

(42)

seringnya pengeluaran air kemih pada kehamilan juga bisa berbeda-beda. Supaya BAK dan BAB tidak bermasalah maka ada hal- hal tertentu yang harus dilakukan supaya tidak mengalami gangguan BAK dan BAB:

1) Eliminasi Urine

Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urine atau alvi (buang air besar). Kebutuhan elimin asi terdiridari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar). 2) Eliminasi Alvi (Defekasi)

Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk defekasi, yang terletak di medula dan sumsum tulang belakang. Secara umum, terdapat dua macam refleks yang membantu proses defekasi yaitu refleks defekasi intrinsik dan refleks defekasi parasimpatis.

Kebutuhan Eliminasi pada Ibu Hamil Eliminasi yang terjadi pada Ibu Hamil :

1) Trimester I : Frekuensi BAK meningkat karena kandung kencing tertekan oleh pembesaran uterus, BAB normal konsistensi lunak.

(43)

3) Trimester III : Frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala bayi, BAB sering konstipasi ( sembelit ) karena hormon progesteron meningkat.

h. Imunisasi

Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus. Imunisasi TT juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus. Terutama imunisasi tetanus untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan pada trimester I/II pada kehamilan 3-5 bulan, dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan suntikan secara IM (intramuscular) dengan dosis 0,5 mL. imunisasi yang lain dilakukan dengan indikasi yang lain. Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus, sedikitnya 2x injeksi selama kehamilan ( TT I pada saat kunjungan antenatal dan TT II pada 4 minggu kemudian ).

Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah : 1) TT 1 selama kunjungan antenatal pertama 2) TT 2 → 4 minggu setelah TT 1

(44)

Karena imunisasi ini sangat penting, maka setiap ibu hamil hendaknya mengetahui dan mendapat informasi yang benar tentang imunisasi TT. Petugas kesehatan harus berusaha program ini terlaksana maksimal dan cepat.

i. Aktivitas Dalam dan Luar Rumah

(45)

5. Tujuan Asuhan Kehamilan

Menurut Sulistyawati (2009) tujuan asuhan kehamilan adalah sebagai berikut :

a. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan tumbuh kembang janin.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu dan bayi.

c. Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan . d. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang aman baik ibu

maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif berjalan normal.

f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

(46)

6. Standar Asuhan Kehamilan

Menurut Rukiyah (2010) dalam memberikan asuhan kehamilan memiliki beberapa Standar Asuhan Kehamilan yang perlu diperhatikan meliputi :

a. Masa kehamilan dibagi menjadi 3 trimester:

1) Trimester I , mulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu) 2) Trimester II, dari bulan ke empat sampai 6 bulan (13-27

minggu)

3) Trimester III, dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu)

b. Kunjungan Antenatal Care (ANC) minimal :

1) Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu) 2) Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 13-27 minggu) 3) Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28- 40 minggu ) c. Pelayanan Standar Asuhan Kehamilan:

Sesuai dengan kebijakan departemen kesehatan, standar minimal pelayanan pada ibu hamil adalah empat belas bentuk yang disingkat dengan 14 T, antara lain sebagai berikut :

1) Timbang berat badan 2) Ukur tekanan darah 3) Ukur tinggi fundus uteri

(47)

5) Pemberian imunisasi TT lengkap 6) Test/Pemeriksaan Hb

7) Test/Pemeriksaan protein urine 8) Test/Pemeriksaan reduksi urine

9) Test terhadap penyakit menular seksual/VDRL 10)Perawatan payudara (tekan pijat payudara)

11)Pemeliharaan tingkat kebugaran (Senam ibu hamil) 12)Terapi obat malaria

13)Terapi kapsul minyak beryodium (khusus daerah endemic gondok)

14)Temu wicara/konseling (Pantikawati, 2010). B. Anemia dalam Kehamilan

1. Pengertian Anemia

(48)

Sedangkan menurut Proverawati (2011) Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria , anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita hemoglobin kurang dari 12,0 gram/100ml.

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kurang dari 10,0 gram/100ml. jika Hb kurang dari 11,5 gram/100ml pada awal kehamilan, wanita mungkin perlu diberikan obat profilaktik karena hemodilusi berikutnya biasanya mengurangi kadar Hb untuk kurang dari 10 gram/100ml. Anemia terjadi pada 1/3 dari perempuan selama trimester ketiga. Sekitar 95% kasus anemia selama kehamilan adalah kekurangan zat besi (Anemia Defisiensi Besi) (Proverawati, 2011). Ini tidak mengherankan sebab kekurangan protein menyebabkan berkurangnya pembentukan hemoglobin dan pembentukan sel darah merah. Sementara berkurangnya hemoglobin dalam darah menyebabkan hilang atau berkurangnya unsur zat besi dalam darah (Ratna, 2010).

(49)

Pada wanita sehat, kehilangan zat besi sehari-hari adalah 1-2 mg (Wylie & Bryce, 2010)

2. Faktor penyebab anemia pada ibu hamil

Menurut Proverawati (2011) Anemia merupakan suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh bermacam-macam penyebab. Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan kadar Hb menurun seperti :

a. Meningkatnya aktivitas fisik

Seseorang yang memiliki berbagai macam aktivitas dapat mengakibatkaan tubuh menjadi kelelahan dan kurang mendapat istirahat. Hal ini dapat memicu Hb rendah hingga menjadi kadar Hb menurun dalam darah.

b. Dehidrasi

(50)

c. Kurangnya asupan nutrisi dalam tubuh

Kurangnya kebutuhnan nutrisi manusia yang penting dalam tubuh seperti makanan yang mengandung zat besi, folat, maupun vitamin B12, dapat meningkatnya resiko seseorang untuk mengalami gangguan gangguan kurang darah,. Karena nutrisi-nutrisi tersebut sangat penting untuk membantu proses pembentukan sel darah merah dalam tubuh.

d. Kehamilan

Selama kehamilan seorang wanita sangat rentan mengalami gangguan rendahnya tingkat Hb dalam darah. Hal ini dikarenakan kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi dan asam folat dalam tubuhnya. Selama 6 bulan pertama kehamilan, bagian cairan darah wanita (plasma) membutuhkan peningkatan jumlah sel darah merah dengan lebih cepat. Ini dapat mengencerkan darah dan dapat menjadi penyebab Hb menurun pada ibu hamil.

e. Perdarahan

(51)

f. Genetik

Gangguan herediter (bersifat turun temurun) dapat mempersingkat rentang hidup dari sel darah merah dan menyebabkan anemia. Gangguan herediter juga dapat menyebabkan jumlah sel darah yang diproduksi dapat menurun ketika terjadi kerusakan pada daerah sumsum tulang, atau bahan dasar produksi tidak tersedia. Tergantung pada derajat dari kelainan genetik, anemia herediter dapat menyebabkan anemia ringan, sedang, atau berat.

Beberapa kondisi yang menyebabkan anemia herediter melalui berbagai mekanisme genetik :

1) Anemia sel sabit

Yaitu penyakit turunan berupa kelainan dalam terbentuknya hemoglobin S yang fungsinya terganggu sehingga sel darah merah berbentuk bulan sabit. Anemia sel sabit merupakan kelainan genetik gen resesif. Awalnya anemia sel sabit banyak ditemukan pada daerah endemis malaria sebagai upaya tubuh mengatasi malaria, tapi akibatnya perpindahan manusia dan perkawinan silang, maka kasus ini semakin banyak ditemukan di luar area endemis malaria. 2) Talasemia

(52)

pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya penderita talasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu makan berkurang dan infeksi berulang. Talasemia terjadi akibat ketidak mampuan sumsum tulang membentuk protein yang dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin sebagai mana mestinya. Hemoglobin merupakan kaya akan zat besi yang berada didalam sel darah merah dan berfungsi sangat penting untuk mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh bagian tubuh yang dibutuhkan sebagai energi. Apabila produksi hemoglobin berkurang atau tdak ada maka energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuhpun terganggu dan tidak mampu lagi menjalankan aktifitas secara normal.

g. Infeksi penyakit tertentu

(53)

h. Ante Natal Care (ANC)

Kunjungan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilanya sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia. Hal tesebut sesuai dengan tujuan ANC menurut Saifuddin (2010) adalah mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan perdarahan, termasuk kejadian anemia. i. Usia Ibu

Menurut Proverawati (2011) wanita hamil pada usia terlalu muda yaitu <20 tahun belum siap untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan janin. Disamping itu akan terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam pertumbuhan dan adanya pertumbuhan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan ibu hamil yang terlalu tua yaitu >30 tahun cenderung mengalami anemia disebabkan karena pengaruh turunya cadangan zat besi dalam tubuh akibat masa fertilisasi. Pada kehamilan pertama pada wanita berusia >30 tahun juga akan mempunyai resiko penyulit persalinan dan mulai terjadinya penurunan fungsi-fungsi organ reproduksi. j. Konsumsi Tablet Fe

(54)

misalnya perdarahan. Sementara itu kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer ke janin, dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi hanya dengan melalui diet. Karena itu, suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan pada wanita yang bergizi baik (Arisman, 2010)

Menurut Nugraheny (2010) bahwa anemia dapat disebabkan oleh faktor-faktor lainnya seperti :

a. Kurang gizi

b. Kurang zat besi dalam diit

c. Malabsorpsi besi. Besi tidak dapat diabsorpsi dengan baik bila sedang diet tinggi serat.

d. Perdarahan, misalnya pada persalinan yang lalu, haid, ulkus, gastritis, atau tumor saluran pencernaan, serta malabsorpsi, terutama setelah reseksi gaster, perdarahan dan kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan banyak darah.

(55)

3. Tanda dan Gejala Anemia

Menurut Wylie & Bryce (2010), gejala anemia ditandai dengan pucat pada kulit dan membrane mukosa dapat dilihat, dan mungin tampak pada telapak tangan dan konjungtiva, meskipun tanda ini bersifat subjektif dan tidak dapat diandalkan. Pada anemia berat, tanda dan gejala klinis yang tampak secara langsung dihubungkan dengan ketidak adekuatan suplai oksigen dan mencakup takikardia dan palpitasi, angina dan klaudikasi intermiten.

Menurut Proverawati (2011), gejala awal biasanya tidak ada atau tidak spesifik (misalnya, kelelahan, kelemahan, pusing, dispnea ringan dengan tenaga) . gejala dan tanda lain termasuk pucat, dan jika terjadi anemia berat, akan mengalami takikardi atau hipotensi. Anemia meningkatkan resiko kelahiran peremature dan infeksi ibu postpartum. Banyak gejala anemia selama kehamilan yang mungkin anda alami, ini meliputi :

a. Merasa lelah atau lemah b. Kulit pucat

c. Pusing

d. Mata berkunang e. Denyut jantung cepat f. Sesak nafas

(56)

4. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

Menurut Proverawati (2011) klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut:

a. Anemia defisiensi besi

Adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam darah yang disebabkan oleh zat besi yang terlalu sedikit. Besi merupakan komponen utama dari hemoglobin dan penting untuk fungsi yang tepat. Pengobatannya yaitu bagi wanita hamil, tidak hamil dan dalam masa laktasi yang memerlukan asupan zat besi dianjurkan untuk diberikan tablet besi. Untuk menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg.

b. Anemia megaloblastik

Adalah gangguan darah dimana ukuran sel lebih besar dari sel darah merah normal yang disebabkan oleh kurangnya asam folat atau vitamin B12. Anemia ini biasanya dijumpai pada wanita yang tidak mengkonsumsi sayuran berdaun hijau, polong-polongan dan protein hewani (Prawirohardjo, 2007)

c. Anemia Hipoplastik

(57)

d. Anemia Hemolitik

Adalah suatu kondisi dimana tidak ada cukup sel darah merah dalam darah, karena kerusakan dini sel-sel darah merah. Anemia ini jarang terjadi karena masalah yang menyebabkan sel-sel darah merah untuk mati atau dihancurkan sebelum waktunya. Biasanya sel darah merah hidup dalam darah selama sekitar 4 bulan. Sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel darah merah baru dengan cepat untuk menggantikan mereka yang telah hancur, menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah dalam darah, yang pada gilirannya menyebabkan berkurangnya kapasitas untuk memasok oksigen untuk jaringan seluruh tubuh.

No Klasifikasi Kadar Hb

1 Tidak Anemia 11 gr% 2 Anemia Ringan 9-10 gr% 3 Anemia Sedang 7-8 gr% 4 Anemia Berat < 7 gr%

Tabel 2.2 Klasifikasi kadar Hb (Manuaba, 2010) 5. Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan

Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama-tama pengenceran ini meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hidremia cardiac

output meningkat. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah

(58)

hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental (Saifuddin, 2008)

Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena adanya hemodilusi (Pengenceran darah), seperti yang dijelaskan diatas. Dimana hal ini mulai terjadi pada umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada umur kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jadi apabila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5 gr% sampai 10 gr%.

Sebagai suatu keadaan khusus, kehamilan, persalinan dan nifas cukup menguras cadangan besi ibu. Oleh karena itu jarak minimum antara persalinan yang satu dengan kehamilan berikutnya sebaiknya 2 tahun. Jarak ini di anggap adekuat untuk menggantikan kurang lebih 1000 mg zat besi yang terkuras selama kehamilan, persalinan dan nifas, dengan syarat diet harus seimbang.

6. Dampak Anemia Dalam Kehamilan

Menurut Proverawati (2010) akibat yang akan terjadi pada anemia kehamilan adalah :

a. Hamil muda (trimester pertama): abortus, missed abortion, dan kelainan kongenital

(59)

mudah terkena infeksi, IQ rendah, dekompensation kordis kematian ibu.

c. Saat inpartu : gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah, gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.

d. Bahaya selama postpartum : terjadi perdarahan post partum, mudah terjadi infeksi puerperium, dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest, sub infolusi uteri.

e. Bahaya terhadap janin : abortus, terjadi kematian intra uterin, persalinan prematureitas, berat dan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal, intelegensia rendah (Manuaba, 2010). 7. Pencegahan Anemia Kehamilan

(60)

dicek pada kunjungan pertama kehamilan untuk pemeriksaan anemia (Proverawati, 2011).

8. Penatalaksanaan Anemia Dalam Kehamilan

Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara pemberian tablet besi, asam folat, vitamin B12, serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari. Ibu hamil biasanya tidak hanya mendapat preparat besi tetapi juga asam folat. Dosis pemberian asam folat sebanyak 500 µg dan zat besi sebanyak 120 mg. Pemberian zat besi sebanyak 30 gram per hari akan meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,3 dl/gram/minggu atau dalam 10 hari. Menurut Sulistyoningsih (2011) untuk penatalaksanaan anemia ringan yaitu :

a. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.

(61)

b. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet tambah darah (tablet besi/tablet tambah darah) sebanyak 120 mg dalam sehari atau 2 kali sehari. Pemberian zat besi tersebut akan meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,3 dl/gram/minggu atau dalam 10 hari.

c. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu minum tablet besi dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu dan kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang. Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja berwarna hitam. Untuk mengurangi efek samping, minum tablet besi setelah makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum tablet besi disertai makan buah-buahan seperti : pisang, pepaya, jeruk, dan lain-lain.

Hasil penelitian Sood, SK membuktikan bahwa wanita hamil yang mendapat pil besi ditambah dengan asam folat dan vitamin B12 kadar Hb nya naik lebih tinggi dari pada wanita hamil yang mendapatkan pil besi saja. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi menurut Saifuddin, (2009) adalah :

(62)

b. Hindari mengkonsumsi kalsium bersama zat besi (susu, antasida, makanan tambahan prenatal).

c. Minumlah vitamin C (jus jeruk, tambahan vitamin C).

d. Masak makanan dalam jumlah air minimal supaya waktu memasak sesingkat mungkin.

e. Makanlah daging, unggas, dan ikan. Zat besi yang terkandung dalam bahan makanan ini lebih mudah diserap dan digunakan dibanding zat besi dalam bahan makanan lain.

f. Makanlah berbagai jenis makanan. Pemberian preparat 120 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr% / bulan.

C. Kewenangan Bidan terhadap Anemia Kehamilan

Menurut Sulistyoningsih (2011) peran bidan dalam mengatasi anemia yaitu harus memberikan KIE tentang :

1. Menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makan-makanan yang bergizi dan mengandung zat besi yang cukup seperti mengkonsumsi sayuran hijau yaitu bayam, kacang kedelai, dan makanan lainnya yang mengandung zat besi.

2. Memberi pasien tablet penambah darah yaitu pada ibu hamil normal tablet Fe dengan dosis 60 mg (1x1 perhari) dan pada kasus anemia ringan dengan dosis 120 mg (2x1 perhari).

(63)

4. Menganjurkan pasien untuk selalu menjaga kondisi dan selalu minum vitamin yang dapat menambah darah.

5. Menganjurkan kepada pasien untuk berolah raga secara teratur

6. Menganjurkan kepada pasien untuk menghindari aktifitas yang dapat menguras tenaga berlebih karena dapat menimbulkan kelelahan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan.

Kewenangan yang dimiliki bidan meliputi: 1. Kewenangan normal:

a. Pelayanan kesehatan ibu b. Pelayanan kesehatan anak

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah

3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter

Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi:

a. Pelayanan kesehatan ibu 1) Ruang lingkup:

(64)

d) Pelayanan ibu nifas normal e) Pelayanan ibu menyusui

f) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan 2) Kewenangan:

a) Episiotomi

b) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

c) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

d) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

e) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

f) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif

g) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum

h) Penyuluhan dan konseling

i) Bimbingan pada kelompok ibu hamil j) Pemberian surat keterangan kematian k) Pemberian surat keterangan cuti bersalin b. Pelayanan kesehatan anak

1) Ruang lingkup:

(65)

c) Pelayanan anak balita d) Pelayanan anak pra sekolah 2) Kewenangan:

a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat

b) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk c) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan d) Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah

e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah

f) Pemberian konseling dan penyuluhan g) Pemberian surat keterangan kelahiran h) Pemberian surat keterangan kematian

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan kewenangan:

1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

(66)

Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi:

1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit

2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)

3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan

4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan 5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan

anak sekolah

6. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas

7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya

8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi

9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah

(67)

Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.

Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter (Anonim, 2011)

D. Teori Asuhan Kebidanan 1. Pengertian asuhan kebidanan

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana (Sulistyoningsih, 2011).

2. Manajemen Kebidanan 7 Langkah Varney meliputi : Langkah I : Pengkajian.

(68)

fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan data obyektif serta data penunjang.

Pada dokumentasi SOAP langkah I meliputi data Subyektif dan Obyektif seperti :

a. Data Subyektif menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Meliputi :

1) Biodata

Identitas pasien dan penanggung jawab (suami, ayah, keluarga). Menurut Nursalam (2008) identitas meliputi :

a) Nama Pasien : Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap, untuk menghindari adanya kekeliruan atau untuk membedakan dengan klien atau pasiennya

b) Umur : Ditulis dalam tahun, untuk mengetahui adanya resiko karena umur kurang dan 20 tahun, alat reproduksi belum siap. Pada umur lebih dari dan 35 tahun kerja jantung meningkat karena adanya hemodilusi dan kemungkinan terjadi anemia.

c) Suku/Bangsa : Ditujukan untuk mengetahui adat istiadat yang menguntungkan dan merugikan bagi ibu hamil. d) Agama : Untuk mempermudah bidan dalam melakukan

(69)

e) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual karena tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang.

f) Pekerjaan : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan pasien terhadap permasalahan keluarga pasien/klien.

g) Alamat : Untuk mempermudah hubungan jika diperlukan dalam keadaan mendesak sehingga bidan mengetahui tempat tinggal pasien.

2) Keluhan Utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan serta berhubungan dengan kehamilannnya (Nursalam, 2008). Keluhan-keluhan yang dirasakan ibu hamil dengan anemia ringan menurut Manuaba (2007), adalah pasien merasa pusing, cepat lelah, dan badan terasa lemas, sehingga pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi yang dirasakan.

3) Riwayat menstruasi

(70)

4) Riwayat perkawinan

Status perkawinan : jika menikah, apakah pernikahan ini yang pertama. Untuk mengetahui kawin umur berapa tahun, dengan suami umur berapa kali kali kawin, lama pernikahan, dan jumlah anak (Nursalam, 2008).

5) Riwayat kehamilan sekarang

Untuk mengetahui kapan hari pertama haid terkahir, dan perkiraan lahir, ANC dimana, berapa kali, teratur atau tidak, imunisasi TT berapa kali, masalah dan kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan, keluhan selama hamil (Manuaba, 2007).

6) Riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas yang lalu

Kehamilan : adakah gangguan seperti muntah-muntah berlebihan, hipertensi, perdarahan pada hamil muda.

Persalinan : waktu persalinan dimana tempat melahirkan, umur kehamilan, jenis persalinan, ditolong oleh siapa.

Nifas : apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi, dan bagaimana proses laktasi.

(71)

7) Riwayat keluarga berencana

Untuk mengetahui KB yang pernah dipakai, jenis dan lama berlangsungnya dan keluhan selama menjadi akseptor KB yang digunakan (Manuaba, 2007).

8) Riwayat Penyakit

a) Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu pada saat sekarang ini atau untuk mengetahui penyakit lain yang bisa memperberat keadaan ibu (Manuaba, 2007).

b) Riwayat penyakit sistemik

Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan penyakit menurun seperti hipertensi, Diabetes Melitus, jantung (Bickley, 2008). Kondisianemiaseringdiperparaholehadanya penyakitkronis lainnyaseperti malaria, TBC, HIV, dan diabetes.

c) Riwayat kesehatan keluarga.

(72)

d) Riwayat keturunan kembar

Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar, kehamilan kembar juga mempengaruhi terjadinya anemia ringan (Saifuddin, 2010).

e) Riwayat penyakit yang lain atau operasi.

Ada riwayat penyakit atau operasi yang pernah diderita yang sekiranya dapat mengganggu dalam proses persalinan dan memerlukan pengawasan yang intensif terutama pada pasien dengan riwayat pembedahan menggunakan anatesi epidural.

9) Kebiasaan sehari-hari.

Menurut Kusmiyati (2009) kebutuhan sehari-hari ibu hamil meliputi :

a) Nutrisi

(73)

b) Eliminasi

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan BAK untuk mengetahui keseimbangan antara intake dan output yang mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh ibu hamil.

c) Personal hygiene

Personal hygiene perlu dikaji untuk mempengaruhi tingkat kebersihan pasien meliputi kebersihan lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia), gigi dan mulut.

d) Istirahat dan tidur

Istirahat yang perlu dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur adalah berapa jam klien tidur dalam sehari dan apakah ada gangguan (Saifuddin, 2006). Pada ibu hamil anemia ringan perlu diperhatikan pola istirahat dan tidur dengan baik, agar dapat meningkatkan kesehatan ibu dan pertumbuhan janin.

e) Hubungan seksualitas

(74)

dengan anemia ringan sudah merasa lelah, letih sehingga dapat mengurangi libido pada masa kehamilan.

f) Data psikososial

Perlu dikaji untuk mengetahui tingkat pemahaman dan untu mengetahui tingkat kekhawatiran pasien, perasaan terhadap kehamilan ini, kehamilan ini direncanakan atau tidak, dukungan keluarga terhadap kehamilannya dan pantangan makanan. Ibu anemia ringan merasa ketegangan kecemasan pada kehamilannya, karena takut terjadi sesuatu pada bayinya (Kusmiyati, 2008).

g) Obat-obatan

Dikaji untuk mengetahui kebiasaan merokok, menggunakan obat-obatan dan alkohol yang dapat membahayakan selama hamil .

b. Data Obyektif menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik kilen, hasil laboratorium yang telah dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan.

Meliputi : Data Objektif

Data yang diobservasi dan diukur oleh perawat (Nursalam,2008). 1) Status Generalis

(75)

mempengaruhi keadaan umum yang menimbulkan rasa lemas .

b) Kesadaran : penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis, apatis, somnolen, sopor, koma. Pada ibu hamil dengan anemia ringan kesadarannya composmentis. c) Tanda vital

(1) Tekanan darah : untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi. Tekanan darah pasien hamil dengan temuan normal < 130/90 mmHg (Saifuddin, 2009).

(2) Suhu : untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan atau tidak. Normalya, suhu tubuh orang berfluktuasi dalam rentang yang relatif sempit. Suhu tubuh normal 35,6-37,60c. Ibu hamil dengan anemia ringan suhu tubuhnya akan mengalami peningkatan akibat dehidrasi.

Gambar

Tabel 2.2 Klasifikasi kadar Hb (Manuaba, 2010)  Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan
Gambar 2.1. Alur pikir Anemia Pada Ibu Hamil Sumber : Manuaba (2010)

Referensi

Dokumen terkait

Fraksi etil asetat mempunyai kadar hambat minimum pada konsentrasi 250 ppm, dengan zona bening yang terbentuk

Di era globalisasi menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di setiap tempat kerja. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas di suatu tempat kerja,

Dengan ini kami menyatakan bahwa dalam laporan tugas akhir yang berjudul “ Perencanaan Apartemen Atlas Sky Garden Jalan Pemuda No 33 &amp; 34 Semarang ” ini tidak terdapat

Potensi Kawasan Obyek Wisata Bahari lamongan Berdasarkan definisi dari pariwisata sendiri adalah perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau banyak orang dalam waktu tidak lebih

Saya juga mengucapkan ribuan terima kasih pada panitia yang telah berjuang dan mencurahkan segenap tenaga, waktu, serta pikiran untuk mensukseskan Konferensi

Kegiatan selanjutnya menyanyikan penggalan teks syair Wasiat Renungan Masa yang di pandu guru Bahasa Indonesia (Sumarni, S.Pd.). Kegiatan berikutnya penjelasan

 NM merupakan jenis Melanoma maligna kedua terbanyak (15-30%) pada orang kulit putih. Lesi ini lebih agresif dibanding SSM. Predileksi di punggung atas untuk laki-laki, dan

Akan tetapi kacang koro benguk mengandung asam sianida dalam bentuk glikosida sianogenik yang bersifat toksik dan asam fitat yang merupakan senyawa anti gizi