209 TAHU SERASI DALAM PRESPEKTIF MODAL SOSIAL
( Studi Sosiologis Per an Modal Sosial Pada Usaha Tahu Ser asi di
Bandungan, Kabupaten Semar ang)
Furi Adinda
1Sri Suwartiningsih
2ABSTRACT
Amid t he onslaught of for eign cult ur es, especially r eady meals “fast food” causing fur t her mar ginalizat ion of t he local cul t ur e. Buildi ng a communit y at t it ude t o r et aining local know ledge possessed, especially t r adit ional food know s mat ching r equir es a ver y st r ong foundat ion on w hich t he social capi t al.
Wit h t he key issues above, t his st udy aims t o answ er t he main pr oblem, t hat is explained about t he r ole of social capit al i n t he business Tahu Ser asi in Kent eng, dist r ict Bandungan. This r esear ch used a quali t at ive appr oach and descr ipt ive r esear ch met hod. The unit of obser vat ion is a businessman t ahu ser asi, mar ket eer t ahu ser asi, KUB, buyer s and cust omer s. The unit of analysi s is t he r ole of social capi t al in t he business t ahu ser asi i n t he dist r ict Bandungan.
Result s of r esear ch on busi ness know mat ching is t he di mension of cooper at ion and t r ust . In t he cont ext of t he social capit al t hat t he r eal economic t r ansact ions do not alw ays t hink about t he pr ofit abil it y and pr ofi t , but al so t o build a cooper at ive r elat ionship. In t he capi t al t r ansfor mat ion, business act ivi t y know “t ahu ser asi ” t r ansfor mat ion of social capit al i nt o economic capit al. Social capit al is a st r ong foundat ion for business cont inuit y t ahu ser asi t o dat e.
Keywords : Tahu Ser asi, social capital, business continuit y.
1
M ahasisw a Fakult as Ilmu Sosial dan Ilm u Kom unikasi 2
210
1. PENDAHULUAN
Indonesia mer upakan negar a yang kaya akan keber agaman suku,
ser t a budayanya. Keber agaman budaya yang ada di Indonesia salah sat unya
adalah makanan t r adisional dar i ber bagai daer ah di penjur u Indonesia.
Makanan t r adisional mer upakan salah sat u pr oduk budaya yang pant as
unt uk di per lakukan set ar a dengan aset budaya yang lainnya, ant ar a lain
dengan car a diakui dan dilest ar ikan keber adaanya. Namun demikian, seir ing
dengan per kembangan zaman dan t er jadinya globalisasi menyebabkan
masuknya nilai–nilai budaya asing ke t anah air . Di sat u sisi, globalisasi
t er sebut menyebabkan makin t er ger usnya nilai-nilai budaya lokal.
Di t engah gempur an budaya luar t er ut ama makanan siap saji at au
“fast food” menyebabkan semakin t er sisihnya budaya lokal yang ada.
Membangun sikap masyar akat unt uk t et ap memper t ahankan kear ifan lokal
yang di miliki, t er ut ama makanan t r adisional t ahu ser asi membut uhkan
fondasi yang sangat kuat yait u dengan modal sosial.
Makanan t r adisional dar i Tahu Ser asi di Bandungan, Kabupat en
Semar ang sudah ada sejak kur ang lebih t ahun 1994 silam sampai saat ini
masih t et ap ber t ahan,3 sudah t ent unya bahw a ini bukanlah hal yang mudah
unt uk t et ap memper t ahankan pr oduk makanan t r adisional ini t anpa
membuat suat u fondasi yang kuat it u t er nyat a didalamnya t er kandung
modal sosial yang secar a sosiologis t er jadi ant ar a pengusaha Tahu Ser asi,
Kelompok Usaha Ber sama dan pedagang mempunyai hubungan yang
mut ualisme dalam hal shar e pr ofit .4
3
Hasil w aw ancara Bapak Eko (penjual Tahu Serasi) pada Rabu,04 Februari 2015. 4
211 Modal sosial mer upakan bagian dar i or ganisasi sosial, seper t i
keper cayaan, jar ingan, dan nor ma yang dapat memper baiki efisiensi
masyar akat dengan memfasilit asi t indakan t er koor dinasi (Field, 2010: 6).
Modal sosial hanya dapat dibangun ket ika tiap individu belajar dan mau
memper cayai individu lain. Adanya keper cayaan membuat mer eka mau
menghasilkan komit men yang dapat dipert anggungjaw abkan unt uk
mengembangkan bent uk-bent uk hubungan yang saling mengunt ungkan.
Modal sosial menunjuk pada jar ingan sosial, nor ma sosial, dan keper cayaan
yang ber pot ensi pada pr odukt ivit as masyar akat . Modal sosial ber per an
sebagai per ekat yang mengikat semua or ang dalam masyar akat at au
or ganisasi unt uk mengakses sumber -sumber keuangan, mendapat kan
infor masi, menemukan peker jaan, mer int is usaha, dan meminimalkan biaya
t r ansaksi. Adanya jar ingan sosial, keper cayaan, dan nor ma sosial pada usaha
Tahu Ser asi di Bandungan memungkinkan t er jalinnya ker ja sama ant ar
akt or pasar . Ker ja sama dilakukan unt uk mencapai t ujuan ber sama secar a
efisien. Sesuai dengan Fukuyama (2007: 38) yang mengat akan bahw a jika
or ang-or ang yang beker ja sama dalam sebuah per usahaan at au pasar saling
memper cayai dan beker ja menur ut ser angkaian nor ma et is ber sama, maka
ber bisnis hanya memer lukan sedikit biaya. Hal ini bisa t er gambar pada
pr oses penjualan Tahu Ser asi ket ika par a pedagang mengambil pr oduk
Tahu Ser asi dar i pabr ik dengan sist em set or an sehingga dar i kedua belah
212
Ker angka Pemikir an Penelitian
Dalam konsep t eor it is bahw a modal sosial mengut amakan adanya
at ur an/ nor ma, t r ust / keper cayaan, dan jar ingan. Seper t i konsep ker angka
pikir yang t er t er a diat as bahw a per an modal sosial mer upakan landasan /
fondasi yang kuat dalam usaha Tahu Ser asi di Bandungan.
2. LANDASAN TEORI
Keper cayaan dan nor ma yang di miliki ant ar pelaku usaha Tahu Ser asi
adalah w ujud modal sosial yang ada dalam usaha Tahu Ser asi. Modal Sosial
yang kuat t er lihat pada sist em penjualan. Teor isasi penelit ian yang
M odal Sosial
Keper cayaan “Tr ust ”
Jar ingan
Nilai Nor ma Sosial
KUB
Pedagang Pengusaha
213 mengar ah kepada per an modal sosial pada usaha Tahu Ser asi di Bandungan
menggunakan pemikir an t okoh – t okoh sosial ant ar a lain:
Menur ut Rober t D. Put nam, definisi modal sosial adalah bagian dar i
kehidupan sosial seper t i jar ingan, nor ma, dan kepercayaan yang mendor ong
par t isipan ber t indak ber sama secar a lebih efekt if unt uk mencapai t
ujuan-t ujuan ber sama (dalam Field, 2011: 51). James Coleman mendefinisikan
social capit al yait u kemampuan masyar akat unt uk beker ja ber sama-sama
demi mencapai t ujuan-t ujuan ber sama di dalam ber bagai kelompok dan
or ganisasi (dalam Fukuyama, 2007: 12).
Ist ilah modal yang digunakan oleh Bour dieu, bahw a social capit al
yang memuat elemen pent ing seper t i jar ingan yang t er bangun dar i
int er aksi-r elasi-jar ingan. Seper t i w ar ga desa Kent eng yang mer asa memiliki
identit as yang sama dalam usaha Tahu Ser asi. Kepemilikkan modal kolekt if
dar i modal sosial inilah yang akan mendapat kan kepemilikan modal
ber sama. Tanpa disadar i, r elasi yang t er bangun mencipt akan r asa memiliki
ant ar individu at au kelompok dan hal ini akan menjadi ikat an yang
ber langsung lama, ber ir ingan dengan it u pula, segala modal dan
kepemilikan disana menjadi milik ber sama (Bour dieu, 1984:127).
Fr ancis Fukuyama (2002: 22) mendefinisikan modal sosial secar a
seder hana sebagai ser angkaian nilai-nilai at au norma-nor ma infor mal yang
dimiliki ber sama di ant ar a par a anggot a-anggot a suat u kelompok
memungkinkan t er jalinnya ker ja sama di ant ar a mer eka. Jika par a anggot a
kelompok it u menghar apkan bahw a anggot a-anggot a yang lain akan
214
2.1. Keper cayaan
Kemampuan ber asosiasi menjadi modal yang sangat penting bagi
kehidupan ekonomi dan aspek eksist ensi sosial yang lain. Akan t et api,
kemampuan ini sangat t er gant ung pada sesuat u kondisi di mana komunit as
it u mau saling ber bagi unt uk mencar i t it ik t emu nor ma-nor ma dan
nilai-nilai ber sama. Jika t it ik t emu et is-nor mat if ini dit emukan, maka pada
gilir annya kepentingan-kepent ingan individual akan t unduk pada
kepent ingan-kepentingan komunit as kelompok. Nilai-nilai ber sama ini akan
bangkit apa yang disebut keper cayaan (Fukuyama, 2007: 13).
Fukuyama (2002: 24) mendefinisikan keper cayaan yait u nor
ma-nor ma kooper at if seper t i kejujur an dan kesediaan unt uk menolong yang
bisa dibagi-bagi ant ar a kelompok-kelompok t er bat as masyar akat dan bukan
dengan yang lainnya dar i masyar akat at au dengan lainnya dalam
masyar akat yang sama. Jika par a anggot a kelompok it u menghar apkan
bahw a anggot a-anggot anya yang lain akan ber per ilaku jujur dan t er per caya,
maka mer eka akan saling memper cayai. Fukuyama (2002: 72) mengat akan
bahw a keper cayaan adalah efek samping yang sangat pent ing dar i nor
ma-nor ma sosial yang kooper at if yang memunculkan social capit al. Jika
masyar akat bisa di andalkan unt uk t et ap menjaga komit men, nor ma-nor ma
saling menolong yang t er hor mat , dan menghindar i per ilaku opor t unist ik,
maka ber bagai kelompok akan t er bent uk secar a lebih cepat , dan kelompok
yang t er bent uk it u akan mampu mencapai t ujuan-t ujuan ber sama secar a
lebih efisien.
2.2. Jar ingan sosial
Jar ingan sosial mer upakan suat u jar ingan t ipe khusus, di mana ikat an
215 hubungan sosial (Ruddy Agusyant o, 2007: 13). Sedangkan, Fukuyama
(2002: 324) mendefinisikan jar ingan sebagai sekelompok agen-agen
individual yang ber bagi nor ma-nor ma at au nilai-nilai infor mal melampaui
nilai-nilai at au nor ma-nor ma yang pent ing unt uk tr ansaksi-t r ansaksi pasar
biasa. Jar ingan member ikan dasar bagi kohesi sosial kar ena mendor ong
or ang beker ja sama sat u sama lain dan t idak sekedar dengan or ang yang
mer eka kenal secar a langsung unt uk memper oleh manfaat t imbal balik
(Field, 2010: 18).
“Social capit al is defi ned as r esour ces embedded in one’s social net w or ks. Resour ces, t hat can be accessed or mobilized t hr ough t ies i n t he net w or ks”(Modal sosial didefinisikan sebagai sumber daya yang t er t anam dalam jar ingan-jar ingan sosial seseor ang, sumber daya dapat diakses at au dimobilisasi melalui hubungan dalam jar ingan-jar ingan).
Fukuyama (2002: 332) menjelaskan bahw a melalui hubungan
per sahabat an at au per t emanan pun, dapat dicipt akan jar ingan yang
member ikan salur an-salur an alt er nat if bagi alir an infor masi dan ke dalam
sebuah or ganisasi. Jar ingan dengan keper cayaan t inggi akan ber fungsi lebih
baik dan lebih mudah dar ipada dalam jar ingan dengan keper cayaan r endah
(Field, 2010: 103). Individu yang mengalami pengkhianat an dar i mit r a
dekat akan menget ahui bet apa sulit menjalin ker ja sama t anpa dilandasi
keper cayaan.
Pr oses unt uk pembent ukan jar ingan sosial adalah dengan t er jadinya
sebuah komunukasi. Jar ingan dibangun at as simpul yang ada yait u per an
modal sosial ant ar a pengusaha Tahu Ser asi, Kelompok Usaha Ber sama dan
pedagang t ahu ser asi di Bandungan, Kabupat en Semar ang dengan
216
2.3. Nor ma Sosial
Nor ma mer upakan kesepakat an ber sama yang ber per an unt uk
mengont r ol dan menjaga hubungan ant ar a individu dengan individu lainnya
dalam kehidupan ber masyar akat . Nor ma-nor ma masyar akat mer upakan
pat okan unt uk ber sikap dan ber per ilaku secar a pant as yang ber kait an
dengan pemenuhan kebut uhan dasar , yang mengat ur per gaulan hidup
dengan t ujuan unt uk mencapai suat u t at a t er t ib (Soer jono Soekant o, 2002:
198).
Douglass Nor t h (dalam Fukuyama, 2002: 243) menjelaskan bahw a
nor ma-nor ma sangat pent ing unt uk mengur angi biaya-biaya t r ansaksi. Jika
kit a t idak memiliki nor ma, maka kit a mungkin har us mer undingkan at ur
an-at ur an kepemilikan an-at as dasar kasus per kasus, sebuah sit uasi yang t idak
kondusif bagi per t ukar an pasar , invest asi, maupun per t umbuhan ekonomi.
Dalam cabang ekonomi t er dapat t eor i per mainan yang menjelaskan
munculnya nor ma-nor ma sosial. Secar a seder hana t eor i per mainan dapat
digambar kan sebagai ber ikut :
“....bahw a kit a semua dilahir kan ke dunia bukan sebagai over sosialized communit ar iant-nya Dennis Wr ong dengan banyaknya ikat an-ikat an dan kew ajiban-kew ajiban sosial t er hadap yang lain, t et api lebi h sebagai indvidu yang t er isolasi dengan segulung hasr at at au pr efer ensi mement ingkan dir i sendir i. Dalam banyak hal, kit a bisa memuaskan pr efer ensi-pr efer ensi it u secar a lebih efekt if jika kit a beker ja sama dengan or ang lain, dan oleh kar enanya ahr us mengembangkan nor ma-nor ma negosiasi kooper at if yang mengat ur ber bagai int er aksi sosial” (Fukuyama, 2002: 244).
Dalam hal ini nor ma-nor ma menjaga hubungan sosial ant ar a penjual
dan pembeli. Kepat uhan pelaku pasar t er hadap nor ma-nor ma sosial yang
217 sama dengan mengacu pada nor ma-nor ma sosial yang menjadi pat okan dan
sesuai kesepakat an mer eka.
3. METODE PENELITIAN
Penelit ian ini menggunakan pendekat an konst rut ivisme, Salim
(2006:71-72) mengungkapkan bahw a konst r ukt ivisme mer upakan paham
yang digunakan unt uk menggambar kan r ealit as, kar ena set iap r ealit as
adalah unik ser t a khas, unt uk mendapat kan validit asnya lebih banyak
t er gant ung pada kemampuan penelit ian dalam mengkonst r uksi r ealit as
t er sebut . metode yang digunakan dalam penelit ian ini adalah met ode
kualit at if. Kualit at if mer upakan met ode alamiah yang melihat r ealit as
sebagai “apa adanya”, khusus, spesifik dan ber usaha mendiskr ipsikan
kenyat aan secar a lebih mendalam (Salim, 2006: 8).
Jenis penelitian menggunakan penelit ian diskr ipt if unt uk
menggambar kan secar a mendalam fenomena sosial yang ada di masyar akat .
Ber dasar kan ur aian Schult e it u, maka penggunaan jenis penelit ian deskr iptif
ber t ujuan unt uk menggambar kan per an modal sosial ant ar a pengusaha
Tahu Ser asi, Kelompok Usaha Ber sama, Pembeli/ Pelanggan dan pedagang
t ahu ser asi di Bandungan. Kabupat en Semar ang.
Unit amat an adalah sesuat u yang dar inya infor masi diper oleh at au
didapat guna menggambar kan at au menjelaskan sat u analisis. Sedangkan
unit analisa adalah bagian yang t ent angnya kesimpulan akan diber ikan
(Ihalauw , 2003: 174-178). Ber dasar kan penger t ian t er sebut di at as, maka
unit amat an dalam penelit ian ini adalah Pengusaha Tahu Ser asi, Kelompok
Usaha Ber sama, pedagang t ahu ser asi, dan pembeli/ pelanggan t ahu ser asi di
218
sosial pada usaha Tahu Ser asi di Kecamat an Bandungan. Unt uk memper oleh
infor masi maka dibut uhkan sumber infor masi , dengan menent ukan
infor man kunci (key infor man), diant ar anya adalah (1) Pengusaha Tahu
Ser asi, (2) Kelompok Usaha Ber sama (3) pedagang t ahu, (4)
Pembeli/ Pelanggan.
Penelit ian ini mengambil lokasi di Bandungan, Kabupat en Semar ang
dengan per timbangan bahw a, keber adaan salah sat u makanan khas yait u
t ahu ser asi ada sejak t ahun 1994 silam dan masih t et ap eksis sampai saat
ini. Penelit ian dilakukan di bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2015.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kegiat an dar i Tahu Ser asi melibat kan or ang per seor angan at au
keluar ga, at au beber apa or ang yang melaksanakan usaha ber sama unt uk
melakukan kegiat an ekonomi at as dasar keper cayaan dan kesepakat an,
kemudian keber adaan kegiat an ekonomi dar i Tahu Ser asi ini t idak dapat
dilepaskan dar i pr oses pembangunan, yang dimana Tahu Ser asi menjadi
sebuah pr oduk makanan khas t r adisional dar i w ilayah Bandungan. Dalam
Tahu Ser asi t er dapat kar akt er ist ik dar i pelaku usaha ber sama seper t i: 1.
Pengusaha Tahu Ser asi; 2. Kelompok Usaha Ber sama; 3. Pedagang Tahu
Ser asi; dan 4. Pembeli dan Pelanggan.
4.1 Siklus Usaha Tahu Ser asi
Eksist ensi dar i Tahu Ser asi hingga saat ini t ent unya didukung oleh
per an masing-masing pelaku usaha dar i Tahu Ser asi. Akt ivit as-akt ivit as dar i
usaha Tahu Ser asi ini dapat digambar kan dalam bagan siklus seper ti
219 Bagan: 4.1
Siklus Usaha Tahu Ser asi
Sumber : Hasil penelit ian, 2015, diolah.
Dalam bagan diat as bahw a siklus dar i usaha Tahu Ser asi mencapai t iga
t ahapan, dalam t iga t ahapan t er sebut diat as akan dijelaskan sebagai ber ikut :
1. Tahapan aw al
Sebagai t ahap aw al adalah penyediaan bahan baku ut ama yait u pemilik
pabr ik akan menet apkan supllier yang menyediakan bahan baku ut ama
seper t i kedelai dan bibit Tahu.
2. Tahapan kedua
Pada t ahap ini adalah pr oses akt ivit as pengolahan dimulai dar i
per endaman kedelai sekt iar 4 sampai 5 jam, kemudian melakukan
pr oses penggilingan kedelai guna memisahkan kedelai dar i kulit nya,
pr oses pemecahan kedelai menjad dua kemudian dicuci ber sih dan
t ahu. Kemudian pr oses selanjut nya adalah dipindahkan
gumpalan-gumpalan t ahu t er sebut kedalam loyang unt uk dicet ak dan dipr ess
set elah dipr ess dapat didiamkan sampai dingin dan t ahap ber ikut
220
Ser asi ini adalah qualit y cont r ol yang dilakukan oleh pemilik pabr ik dan
kar yaw an agar t et ap menjaga kualit as dar i Tahu Ser asi.
3. Tahapan ket iga
Dalam t ahapan t er akhir pada siklus usaha Tahu Ser asi yait u penangan
lanjut an yang dapat menent ukan place at au salur an dist r ibusi dar i
pr oduk Tahu Ser asi ini. Mekanisme pendist r ibusian pr oduk Tahu Ser asi
dengan menggunakan sist em r et urn, ar t inya bahw a pr oduk Tahu Ser asi
ditit ipkan kepada pedagang dan super mar ket . Sist em t er sebut bagi
pedagang dan super mar ket t idak mendapat kan r esiko yang ber lebihan,
kar ena apabila bar ang pr oduk t idak laku t er jual dalam jangka w akt u 1
har i maka bar ang pr oduk t er sebut dapat dikembalikan ulang kepada
pengusaha Tahu Ser asi.
Tiga t ahapan diat as t idak boleh dipisahkan, kar ena ket iga t ahapan
it u bagian dalam sat u siklus dar i akt ivit as guna menopang keber langsungan
usaha Tahu Ser asi.
4.2 Usaha Tahu Ser asi Dalam Per spektif Modal Sosial
Modal sosial di sini diw ujudkan dengan hubungan yang ber langsung
ant ar a pelaku usaha, sehingga hubungan ini menjadi kunci dar i akt ivit as
ekonomi dar i Tahu Ser asi. Modal sosial di sini mempunyai 3 unsur , yait u
keper cayaan, jar ingan ser t a nilai dan nor ma.
Menur ut Fukuyama (2001), modal sosial adalah nor ma infor mal
yang di dalamnya ada ker jasama ant ar a individu at au lebih. Pada kont eks
Usaha Tahu Ser asi, modal sosial t er jalin ant ar a pengusaha t ahu ser asi,
Kelompok Usaha Ber sama, pedangan dan pembeli/ pelanggan.
Pada kont eks pr oduk makanan khas dar i Tahu Ser asi Bandungan
221 melalui sist em r et ur n5. Sist em r et ur n ini dapat memudahkan par a pedagang
yang menjual Tahu Ser asi. Tahu Ser asi yang dit it ipkan oleh pengusaha Tahu
Ser asi kepada pedagang, setiap har i Tahu Ser asi yang t idak laku akan di
kembalikan ke pabr ik t ahu. Set iap pedagang akan menulis ber apa bungkus
t ahu yang t er jual, kemudian set iap seminggu sekali pedagang menyet or
uang dar i hasil penjualan pada pengusaha Tahu Ser asi.
Dalam konsep Put nam modal sosial memiliki t iga komponen:
jar ingan, keper cayaan, nor ma. Pada kenyat aan yang ada pada Tahu Ser asi
memunculkan modal sosial yang t er jalin, memang membent uk sebuah
jar ingan ant ar a pelaku usaha. Tindakan ber sosialisasi yang dilakukan par a
pedagang juga memunculkan nilai dan nor ma, hal yang paling t er lihat yait u
munculnya nilai budaya dar i int er aksi ant ar a para pedagang diant ar anya
got ong r oyong, saling membant u, saling menyapa, peduli sat u sama lain,
sedangkan keper cayaan seper t i yang t er lihat di lapangan, keper cayaan
memang t er gant ung pelaku usaha sendir i yang memut uskan akan per caya
at aupun t idak kepada pelaku usaha yang lainnya.
Dalam konsep Put nam modal sosial memiliki t iga komponen:
jar ingan, keper cayaan, nor ma. Pada kenyat aan yang ada pada Tahu Ser asi
memunculkan modal sosial yang t er jalin, memang membent uk sebuah
jar ingan ant ar a pelaku usaha. Tindakan ber sosialisasi yang dilakukan par a
pedagang juga memunculkan nilai dan nor ma, hal yang paling t er lihat yait u
222
memang t er gant ung pelaku usaha sendir i yang memut uskan akan per caya
at aupun t idak kepada pelaku usaha yang lainnya.
Begit u pula dengan konsep yang di kembangkan oleh Bour dieu,
bahw a jar ingan sosial menjadi elemen pent ing dalam modal sosial yang
t er bangun dar i int er aksi-r elasi-jar ingan. Seper t i dalam penelit ian ini, bahw a
usaha Tahu Ser asi menjadi bagian ident itas bagi w ar ga Bandungan. Tanpa
disadar i, r elasi yang t er bangun mencipt akan r asa memiliki ant ar individu
at au kelompok, hal ini akan menjadi ikat an yang ber langsung lama. Di sisi
lain akan memunculkan pow er t er kait r asa kepemilikan yang sama oleh
masyar akat Desa Kent eng unt uk mengembangkan usaha Tahu Ser asi
sehingga sampai saat ini t et ap ber t ahan.
Modal sosial yang t er cipt a dalam usaha Tahu Ser asi adalah
ker jasama dan keper cayaan, adanya dimensi ker jasama dalam kont eks dar i
usaha Tahu Ser asi sendir i mengajar kan bahw a sesungguhnya kegiat
an-kegiat an t r ansaksi ekonomi t idak selalu memiki r kan pr ofit abilit as dan
keunt ungan ekonomi semat a, t et api juga membangun hubungan
kekeluar gaan dan per saudar aan t er hadap sesama. Dimensi ker ja sama
dalam kont eks usaha Tahu Ser asi ini t er lihat ket ika ada pembeli Tahu Ser asi
pada salah sat u pedagang t et api st ok dagangannya habis, maka pedagang
akan member ikan r ekomendasi pada pembeli untuk membeli Tahu Ser asi
pada pedagang yang lain. Pada segi inilah ker ja sama pada usaha Tahu
Ser asi t er lihat .
Dalam usaha Tahu Ser asi ini t elah t er jadi pr oses t ransfor masi social
capit al ke economic capit al. Pr oses t r ansfor masi ini mer upakan sumber
kekuat an dar i social capit al ser t a menjadi fondasi yang kuat dalam
keber langsungan usaha Tahu Ser asi. Tent unya per nyat aan ini di dukung
223 dat a lapang, bahw a aw alnya Tahu Ser asi di kenalkan oleh Bapak Sindor o,
beliau adalah pendir i ut ama dar i Tahu Ser asi. Seir ing ber kembangnya usaha
Tahu Ser asi, pabr ik Bapak Sindor o mengalami sebuah per masalahan t er kait
pencemar an limbah Tahu Ser asi, sehingga pabr ik milik bapak Sindor o
sempat t ut up.
Dalam kont eks pengembangan usaha Tahu Ser asi saat ini
mer upakan hasil dar i pr oses int er aksi dan r elasi yang membent uk sebuah
jar ingan sosial, yait u sebagian besar kar yaw an Bapak Sindor o adalah w ar ga
Desa Kent eng. Hal inilah yang memunculkan social capit al pada usaha Tahu
Ser asi. Sehingga memunculkan r asa kepemilikan yang sama secar a kolekt if
bagi w ar ga Desa Kent eng unt uk menunjukkan ident it as mer eka dengan
mengembangkan usaha Tahu Ser asi. Usaha Tahu Ser asi dalam per spekt if
modal sosial dapat dilihat dalam bagan ber ikut dibaw ah ini.
Bagan: 4.2:
Usaha Tahu Ser asi Dalam Per spekt if Modal Sosial
Sumber : Hasil penelit ian, 2015, diolah.
4.2.1 Tr ust dalam Usaha Tahu Ser asi
Dengan sist em r et ur n yang dijalankan oleh pengusaha Tahu Ser asi
inilah sumber keper cayaan diber ikan kepada pedagang Tahu Ser asi. Pada
sisi inilah keper cayaan (t r ust) sangat lah nampak ant ar a pedagang dengan KUB
Supllier
Pedagang Pembeli/
224
pengusaha t ahu ser asi, begit u pula ant ar a pedagang dengan pelanggan at au
pembeli dimana pedagang bukan hanya sekedar menjual Tahu Ser asi
namun juga ada hubungan yang har monis t er jadi didalamnya.
Hubungan sosial yang ber ikut ini yait u ant ar a pedagang dengan
pembeli dapat t er gambar kan sit uasinya seper t i pelayanan dar i pedagang
kepada pembeli/ pelanggan yait u dengan car a melayani dengan sebaik
mungkin.
4.2.2 Nor ma dalam Usaha Tahu Ser asi
Dalam kelompok usaha ber sama ini ada at ur an-at ur an yang ber laku,
hal ini guna menjaga dan t et ap memper t ahankan eksist ensi usaha dar i Tahu
Ser asi ini.
Nilai mer upakan suat u ide t ur un t emur un dan dianggap benar dan
pent ing oleh anggot a masyar akat , nilai memiliki per an yang pent ing dalam
kehidupan manusia, modal sosial yang kuat juga akan sangat dit ent ukan
oleh konfigur asi nilai yang t er cipt a pada suat u masyar akat . At ur an-at ur an
at au nor ma-nor ma yang ber laku di masyar akat senant iasa mengandung
nilai-nilai baik, yang dilandaskan pada agama, kebudayaan at au yang lain.
Nor ma mer upakan suat u bent uk at ur an baik it u ber sifat t er t ulis
maupun t idak t er t ulis yang senant iasa dipat uhi dan dijalankan oleh individu
dalam set iap per ilakunya. Nor ma sosial mer upakan suat u bent uk nor ma
yang sifatnya lebih sosial, nor ma sosial ini lebih mengar ah kepada suat u
bent uk at ur an yang dipakai individu dalam melakukan hubungan sosial at au
225 Tabel: 1
Nor ma Yang Ber laku
Hubungan Sosial Norma Yang Berlaku
Pengusaha tahu serasi dengan pedagang Sistem penjualan
Pedagang dengan Pedagang 1. Tolong menolong
2. Sopan santun
Pedagang dengan Pembeli Pelayanan yang baik
Kelompok Usaha Ber sama Anggota mentaati aturan yang ber laku
Sumber : Hasil Penelit ian 2015, diolah.
4.2.3 Jar ingan dalam Usaha Tahu Ser asi
Jar ingan mer upakan t er jemahan dar i net w or k yang kalau di ber ar t i
secar a et imologik mungkin malah lebih jelas. Dasar nya adalah jar ingan
(seper t i anda bayangkan jala) yang ber hubungan sat u sama lain melalui
simpul-simpul (ikat an). Dasar ini (net ) dit ambah at au digabung dengan
ker ja (w or k). kalau di gabungan it u di ber i ar t i maka t ekanannya ada pada
ker janya, bukan pada jar ingannya, sehingga muncullah ar t i : ker ja (beker ja)
dalam hubungan ant ar simpul-simpul seper t i halnya jar ingan (net ). Ker ja
jar ing (jar ingan) kalau dipakai sebagai analogi untuk menjelaskan jar ingan
yang di gunakan dalam t eor i kapit al sosial, ar t inya kur ang lebih sebagai
ber ikut :6
a. Ada ikat an ant ar simpul (or ang at au kelompok) yang di hubungkan
dengan media (hubungan sosial)
b. Ada ker ja ant ar simpul (or ang at au kelompok) yang melalui media
hubungan sosial menjadi suat u ker jasama, bukan ker ja ber sama-sama.
6
226
c. Seper t i halnya sebuah jar ingan (yang t idak put us) ker ja yang t er jalin
ant ar simpul it u past i kuat menahan beban ber sama.
d. Dalam ker ja jar ing it u ada ikat an (simpul) yang t idak dapat ber diri
sendiri.
e. Media (benang at au kaw at ) dan simpul t idak dapat dipisahkan, at au
ant ar a or ang-or ang dan hubungannya t idak dapat dipisahkan.
f. Ikat an at au pengikat (simpul) dalam kapit al sosial adalah nor ma yang
mengat ur dan menjaga bagaimana ikat an dan medianya it u dipelihar a
dan diper t ahankan.
Tabel: 2
Jar ingan Sosial Usaha Tahu Ser asi
Aktivitas Jar ingan Sosial
Pr omosi Masyarakat luas
Pr oses Pemasar an Pedagang/ penjual dan supermarket
Memper oleh Bahan Baku Supllier
Sumber : Hasil Penelit ian 2015, diolah.
1. Pr omosi
Unt uk kegiat an pr omosi, par a pengusaha Tahu Ser asi t idak
mengkhususkan sejumlah dana t er t ent u, kar ena kegiat an pr omosi yang
dijalankan oleh pengusaha Tahu Ser asi hanya ber gant ung pada akt ivit as
penjualan saja dan bent uk- bent uk pr omosi yang dilakukan adalah
seper t i member i sist em r et ur n sehingga hal ini menjadi bent uk
penguat an dalam pr omosi, lain hal juga bent uk pr omosi juga dapat
t er lihat ket ika ada pembeli yang sudah per nah membeli Tahu Ser asi di
Bandungan maka pembeli t er sebut juga dapat menyampaikan kepada
227 2. Pr oses Pemasar an
Pemilihan salur an dist r ibusi mer upakan fakt or yang pent ing dalam
melancar kan penyalur an bar ang yang di but uhkan dar i pr odusen kepada
konsumen. Dalam pemilihan salur an dist r ibusi, par a pengusaha Tahu
Ser asi menggunakan beber apa salur an dist r ibusi ant ar a lain :
pendist ribusian secar a langsung ini langsung di dist r ibusi dar i pabr ik ke
Super mar ket t er dekat di w ilayah Semar ang, kemudian secar a t idak
langsung/ dit itipkan kepada pedagang yang ada di w ilayah Bandungan.
3. Unt uk memper oleh Bahan Baku
Unt uk memper oleh bahan baku dar i Tahu Ser asi ini, ada hubungan
jar ingan sosial yang t er jalin ant ar a pr odusen Tahu Ser asi dengan
supplier bahan baku.
4.3 Keber langsungan Usaha Tahu Ser asi
Keber langsungan usaha dalam penelit ian ini adalah suat u keadaan
at au kondisi usaha, dimana didalamnya t er dapat car a-car a unt uk
memper t ahankan, mengembangkan dan melidungi sumber daya ser t a
memenuhi kebut uhan yang ada di dalam suat u usaha. Keber langsungan
Usaha dalam penelit ian dikaji dengan mengadapt asi beber apa aspek-aspek
pent ing dalam suat u usaha, ant ar a lain yait u : a. Per modalan; b. Sumber
Daya Manusia; c. Pr oduksi; d. Pemasar an.
4.3.1 Keber langsungan Per modalan
Per modalan mer upakan suat u aspek t er pent ing dalam menent ukan
suat u keber langsungan usaha, kar ena t anpa modal dalam hal ini modal uang
228
kembali . Sesuai hasil dilapangan bahw a sumber modal yang didapat it u
semua ber asal dar i milik sendir i.
St r at egi yang ser ing kali dijalankan pengusaha Tahu Ser asi unt uk
menjaga supaya sir kulasi per modalan t et ap ber jalan dengan lancar t anpa
ada hambat an, seper t i di ungkapkan infor man Ibu Biat i bahw a dalam
Kelompok Usaha Ber sama (KUB) DAMAI selalu ada kegiat an simpan pinjam
dan kemudian kew ajiban dar i setiap anggot a. Dalam kegiat an simpan
pinjam ini adalah mer upakan st r at egi dimana Kelompok Usaha Ber sama
(KUB) DAMAI guna dapat mengat asi setiap per soalan apabila ket ika anggot a
baik pengusaha Tahu Ser asi mengalami kesulit an soal modal, sepr t i pada
pihak pengusaha Tahu Ser asi biasanya selalu mengalami kesulit an dalam
membeli bahan baku seper t i kedelai dan kemudian seper t i hal yang lain juga
dialami pedagang ket ika membut uhkan dana unt uk kepent ingan mendadak
simpan pinjam menjadi alt er nat if unt uk dapat mengat asi per soalan yang
dihadapi. Bila dit ar ik lebih jauh aspek per modalan (keuangan) mer upakan
fakt or penunjang dan pendukung keber hasilan dalam ber w ir ausaha dalam
hal ini w ir ausaha Tahu Ser asi, per modalan dalam hal keuangan ini dapat
diper gunakan unt uk modal oper asional, pengolahan usaha, seper t i unt uk
pr oduksi, biaya pr oduksi, pembelian bahan baku, pr omosi, pemasar an,
membayar upah pegaw ai dan sebagainya.
4.3.2 Keber langsungan Sumber Daya Manusia
Keber langsungan sumber daya ini mer ajuk pada i ndividu-individu
yang ada dalam sebuah or ganisasi (Ruky, 2003). Sumber daya manusia at au
lebih ser ing disebut t enaga ker ja mer upakan suatu pot ensi, jika kekuat an
sumber daya manusia ini dit ingkat kan kualit as dan kompet isinya. Unt uk
meningkat kan pot ensi t enaga ker ja sangat per lu dilakukan suat u pelat
229 usaha, kar ena hal ini penting bagi kemajuan dar i usaha khususnya usaha
Tahu Ser asi.
Modal sosial yang dapat dilihat dalam keber langsungan sumber
daya manusia adalah keper cayaan (t r ust) yang cender ung mew ar nai dalam
hubungan sosial ant ar a pengusaha dengan par a t enaga ker ja, sehingga
ser ing t er jadi ker jasama ant ar a pengusaha dan t enaga ker janya dalam
r angka meningkat kan keahlian, pot ensi t enaga ker ja dan kualit as dar i
pr oduk Tahu Ser asi. Disisi lain pabr ik Tahu Ser asi sebagai suat u r anah
unt uk memper t emukan ant ar a pemilik pabr ik dan t enaga ker ja yang t idak
membuat per bedaan st at us sosial ant ar a pemilik pabr ik dengan par a t enaga
ker ja, sebagai simbol kekeluar gaan yait u ket ika jam ist ir ahat mer eka makan
ber sama ant ar a pemilik pabr ik dengan par a t enaga ker ja dengan lauk yang
sama. Hal inilah yang membuat t idak adanya per bandingan st at us sosial,
kar ena bagi pemilik pabr ik menganggap t enaga ker ja at au kar yaw an sebagai
family7. Ikat an at au t ali per saudar aan yang dir asakan adalah mer upakan
sebuah kekuat an dalam menopang keber langsungan dar i usaha Tahu Ser asi.
4.3.3 Keber langsungan Pemasaran
Keber langsungan pemasar an, dalam penelit ian ini dapat dilihat dar i
lensa modal sosial bahw a keper cayaan (t r ust ) cender ung mew ar nai
hubungan yang t er jadi ant ar a pemiliki pabr ik Tahu Ser asi dengan pedagang,
dan pedagang dengan pelanggan at au pembeli hal ini t er lihat dar i
mekanisme pengambilan bar ang yang diber ikan oleh pengusaha Tahu
Ser asi kepada pedagang dengan sist em r et ur n, yait u dengan car a bar ang
dagangan dar i Tahu Ser asi ini dit it ipkan pada pedagang yang di ger ai-ger ai
7
Sebuah ist ilah yang digunakan oleh salah sat u responden Pemilik Pabrik Tahu Serasi,
230
sepanjang jalan Bandungan dan set elah 1 minggu kemudian par a pedagang
akan melapor kan dalam pembukuan ber apa bar ang yang laku t er jual dan
menyet or hasil penjualan kepada pengusaha Tahu Ser asi. Sedangkan
hubungan sosial ant ar a pedagang dengan pembeli yait u sumber
keper cayaan meliput i pelayanan yang baik diber ikan oleh pedagang kepada
pembeli at au pelanggan dan kemudian fasilit as w arung yang selalu menjaga
keber sihannya pun dapat menopang. Tent unya par a pembeli mer asa
per caya akan kualit as pr oduk dar i Tahu Ser asi, bila dit opang dengan
pelayanan yang baik oleh par a pedagang.
4.3.4 Keber langsungan Pr oduksi
Salah sat u kegiat an yang paling penting bagi kelangsungan hidup
usaha yang menghasilkan pr oduk t er t ent u adalah bagaimana car a
ber pr oduksi agar diper oleh keunt ungan yang dikehendaki oleh indust r i.
Pada keber langsugan pr oduksi dapat dilihat dalam kacamat a modal
sosial yait u hubungan sosial ant ar a pengusaha Tahu Ser asi dan supllier ,
ket ika par a supllier dapat menyediakan kedelai sebagai bahan baku ut ama
yang ber kualit as maka hal t er sebut yang membuat par a pengusaha dar i
Tahu Ser asi mer asa per caya (t r ust) akan hal ini, kecocokan ant ar a kedua
belah pihak t er sebut yang membuat sebuah jar ingan sosial yang t er jalin
ant ar a pengusaha Tahu Ser asi dan Supllier , kemudian t indakan dar i par a
pengusaha t idak ber gant i-gant i supllier yang lain.
Bahan baku yang digunakan unt uk mempr oduksi Tahu Ser asi
ant ar a lain; kedelai impor dan sar i Tahu. Kar ena Tahu Ser asi t idak
menggunakan bahan pengaw et yang ber bahaya maka t ent unya penekanan
dar i pengusaha Tahu Ser asi ini lebih menjaga kualit as pr oduknya,
231 t r anspar an agar konsumen dapat melihat bahw a pr oduk dar i Tahu Ser asi
t ak menggunakan bahan pengaw et apapun yang ber bahaya bagi kesehat an.
Upaya unt uk menjaga dan memper t ahankan kualit as bar ang hasil pr oduksi
juga dilakukan oleh par a pengusaha Tahu Ser asi yait u dengan melakukan
qualit y cont r ol yang mer upakan sebuah at ur an at au nor ma yang ber laku
pada pengusaha Tahu Ser asi ket ika melakukan pr oses pr oduksi.
4.4 Faktor -faktor Yang Mempengar uhi Usaha Tahu Ser asi
Seper t i yang sudah dijelaskan ada beber apa hal dalam
keber langsungan usaha Tahu Ser asi menjadi hal pent ing unt uk
memper t ahankan usaha t er sebut , namun ada fakt or penghambat dan
pendor ong pula yang t ur ut mempengar uhi keber langsungan usaha dar i
Tahu Ser asi t er sebut seper t i dibaw ah ini:
4.4.1 Faktor Penghambat
Tahu ser asi Bandungan adalah jenis usaha makanan yang
pr ospeknya menjanjikan, apalagi unt uk w ilayah Bandungan dimana Tahu
Ser asi sudah menjadi image w isat a kuliner disana. Tapi pada per kembangan
usahanya, banyak t er dapat hambat an dalam pengembangannya baik
int er nal maupun ekst er nal yang dijabar kan sebagai ber ikut :
1. Secar a int er nal:
Tant angan pengembangan usaha Tahu Ser asi adalah t ahu ser asi
menggunakan bahan baku kedelai impor . Hal ini di lakukan kar ena
kedelai lokal kur ang cocok kar ena ber pengar uh t er hadap hasil t ahu.
2. Secar a ekst er nal
Unt uk fakt or ekst er nal sendir i banyak sekali hambat an yang dialami
ant ar a lain yait u kur ang optimalnya penjualan di ger ai/ w ar ung Tahu
232
t er hambat kemacet an jalan yang ber ada t epat didepan ger ai t ahu ser asi.
Saat ini t at a kot a Bandungan belum t er t at a dengan baik t er ut ama dar i
segi pengat ur an jalan r aya dan ar ea par kir . Posisi par kir mobil menjadi
masalah ut ama kar ena w ar ung unt uk Tahu Ser asi ber ada di pinggir jalan
dan dit ambah lagi lebar jalan yang sempit , selain it u jalan yang
digunakan unt uk sent r a w isat a kuliner t ahu ser asi adalah jalan pr ovinsi
yang mempunyai int ensit as lalu lint as kendar aan ber mot or yang cukup
banyak apalagi pada har i minggu at au akhir pekan.
4.4.2 Faktor Pendukung
1. Wilayah Bandungan menjadi sent r al w isat a yang mengembangkan
pr odu-pr oduk lokal yang ada, salah sat unya adalah pr oduk makanan
khas Tahu Ser asi yang menjadi cir i khas makanan t r adisioanl yang
ber asal dar i Bandugan, hal ini yang salah sat unya menjadi fakt or
pendukung keber langsungan dar i usaha Tahu Ser asi .
2. Dengan adanya pengembangan indust r i dar i Tahu Ser asi ini yang
mampu mencipt akan lapangan peker jaan bagi w ar ga sekit ar .
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ber dasar kan pembahasan yang t elah dilakukan, maka kesimpulan
dar i penelit ian ini adalah sebagai ber ikut
Per t ama, Tahu Ser asi mer upakan salah sat u makanan t r adisional
yang ber asal dar i daer ah Bandungan, Kabupat en Semar ang. Pr oduk
makanan t r adisioanl Tahu Ser asi ini memiliki per bedaan r asa ber beda
233 dengan r asa yang lembut dan gur ih, kemudian Tahu Ser asi t idak
menggunakan bahan pengaw et dan car a pengelolaan pun dengan
menggunakan alat yang masih t r adisional sehingga memiliki cir i khas
t er sendiri dar i pr oduk makanan t r adisional ini. Makanan t r adisional dar i
Tahu Ser asi di Bandungan, Kabupat en Semar ang sudah ada sejak kur ang
lebih t ahun 1994 silam sampai saat ini masih t et ap ber t ahan, sudah
t ent unya bahw a ini bukanlah hal yang mudah unt uk t et ap memper t ahankan
pr oduk makanan t r adisional ini t anpa membuat suat u fondasi yang kuat it u
t er nyat a didalamnya t er kandung modal sosial yang secar a sosiologis t er jadi
ant ar a pemilik usaha, kelompok usaha ber sama (KUB), pedagang dan
pembeli mempunyai hubungan yang mut ualisme dalam hal shar e pr ofit .
Kedua, Modal sosial yang t er cipt a dalam Tahu Ser asi adalah
ker jasama dan keper cayaan, adanya dimensi ker jasama dalam kont eks dar i
Tahu Ser asi sendir i mengajar kan bahw a sesungguhnya kegiat an-kegiat an
t r ansaksi ekonomi t idak selalu memikir kan pr ofitabilit as dan keunt ungan
ekonomi semat a, t et api juga membangun hubungan kekeluar gaan dan
per saudar aan t er hadap sesama.
Ket iga, dalam kont eks t r ansfor masi, pada usaha Tahu Ser asi t elah
t er jadi suat u t r ansfor masi yakni social capit al ke economic capit al, t et api
jika di t elisik berdasar kan fakt a dar i hasil penelit ian, bahw a social capit al
menjadi sumber kekuat an dan fondasi bagi keber langsungan usaha Tahu
Ser asi.
Keempat , Keber langsungan usaha pada Tahu Ser asi ini adalah suat u
keadaan at au kondisi usaha, dimana didalamnya t er dapat car a-car a unt uk
memper t ahankan, mengembangkan dan melidungi sumber daya ser t a
234
usaha dalam penelit ian ini dikaji dengan mengadapt asi beber apa
aspek-aspek pent ing dalam suat u usaha, ant ar a lain yait u :
a. Keber langsungan Per modalan;
b. Keber langsungan Sumber Daya Manusia;
c. Keber langsungan Pr oduksi;
d. Keber langsungan Pemasar an.
Kelima, Dalam mengident ifikasi keber langsugan usaha yang t er jadi
pada Tahu Ser asi di at as, minimalnya t er dapat beber apa fakt or yang t ur ut
ber pengar uh t er hadap keber langsugan usaha t er sebut . Adapun penjelasan
t er hadap fakt or -fakt or t er sebut adalah:
a. Fakt or penghambat secar a int er nal yait u menjadi t ant angan
pengembangan usaha Tahu Ser asi adalah bahan baku masih
menggunakan kedelai impor . Hal ini di lakukan kar ena kedelai lokal
kur ang cocok kar ena ber pengar uh t er hadap hasil t ahu. Sedangkan
unt uk fact or ekst er nal, banyak hambat an yang di alami ant ar a lain
kur ang opt imalnya penjualan di ger ai/ w ar ung t ahu ser asi di
kar enakan kemacet an jalan yang ber ada t epat di depan ger ai Tahu
Ser asi. Saat ini t at a kot a Bandungan belum t er tat a dengan baik,
t er ut ama dar i segi pengat ur an jalan r aya dan ar ea par kir . Posisi
par kir mobil menjadi masalah ut ama kar ena w ar ung unt uk Tahu
Ser asi ber ada di pinggir jalan dan dit ambah lagi lebar jalan yang
sempit , selain it u jalan yang digunakan unt uk sentr a w isat a kuliner
t ahu ser asi adalah jalan pr ovinsi yang mempunyai int ensit as lalu
lint as kendar aan ber mot or yang cukup banyak apalagi pada har i
235 b. Fakt or pendor ong yait u w ilayah Bandungan menjadi sent r al w isat a
yang mengembangkan pr oduk – pr oduk lokal yang ada, salah
sat unya adalah Tahu Ser asi yang menjadi cir i khas makanan
t r adisional dar i Bandungan. Adanya pengembangan indust r i dar i
Tahu Ser asi mampu mencipt akan lapangan peker jaan bagi w ar ga
sekit ar .
5.2 Rekomendasi Penelitian
Ber dasar kan analisis dan kesimpulan yang dilakukan, maka t er dapat
beber apa pokok pikir an yang dapat penelit i r ekomendasikan, diant ar anya:
1. Per lu adanya pengembangan var iet es kedelai lokal yang cocok unt uk
pr oduk Tahu Ser asi. Pengembangan ini menjadi hal yang pent ing
kar ena mengingat bahw a bahan baku dar i pr oduk Tahu Ser asi selalu
menggunakan kedelai impor .
2. Per lu adanya pengembangan lokasi w ar ung-w ar ung Tahu Ser asi, hal
ini menjadi pent ing kar ena kegiat an penjualan selalu menimbulkan
kemacet an di seput ar jalan desa Kent eng.
3. Modal sosial yang t er bangun dalam Usaha Tahu Ser asi ini dapat pula
236
DAFTAR PUSTAKA
Andiyant o Eko, 2010, “Pengembangan usaha t ahu ser asi kelompok t ani
damai dengan pendekat an value chain analysis (usulan
pengembangan w isat a kuliner di kecamat an bandungan kabupat en
Semar ang)”, Fakult as Ekonomi, pr ogdi Manejemen, Skr ipsi,
Univer sit as Sebelas Mar et , Sur akar t a
Anant a, dkk. 1985, “Sekt or Infor mal, Suat u Tinjauan Ekonomis”. Pr isma No.
3.
Agusyant o, Ruddy. 2007, “Jar ingan Soial Dalam Or ganisasi”. Jakar t a: PT Raja
Gr afindo.
Bour dieu, 1984, “Dist inct ion: A Social Cr it ique of t he Judgement of Tast e
(Tr anslat ed by Richar d Nice)”, Unit ed St at e Of Amer ica: Har var d
College.
But cher , Spies Benjamin, 2003, “Sosial Capit al in Economics : Why Sosial
Capit al Does Not MeanThe End of Ideology. School of Economics and
Polit ical Science”, Univer sit y of Sydney,Vol. 3, (No. 3).
Coleman, James S. 2009,“Dasar -Dasar Teor i Sosial”. Bandung: Nusamedia.
Field, John. 2011, “Modal sosial”. Yogyakar t a : Kr easi Wacana.
Fukuyama, 2002. “The Gr eat Disr upt ion: Hakikat Manusia dan Rekont r uksi
Tat anan Sosial”. Yogyakar t a : Qalam.
…………, 2007, “Tr ust : Kebajikan Sosial dan Pencipt aan Kemakmur an”.
237 Ihalauw , John J.O.I, 2003, “Bangunan Teor i”. Salat iga : Fakult as Ekonomi,
UKSW.
Ruky Achmad, 2003, “Sumber Daya Manusia Ber kualit as Mengubah Visi
Menjadi Realit as”, Edisi Per t ama: PT. Gr amedia Ut ama Pust aka.