• Tidak ada hasil yang ditemukan

Annual Report 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Annual Report 2010"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Tahunan 2010

Annual Report 2010

Bangkok Bank

Public Company Limited

(2)

DAFTAR ISI

Table of Contents

Ringkasan Keuangan

1

Financial Highlights

Rasio Keuangan

2

Financial Ratios

Profile Perusahaan

4

Corporate Profile

Laporan Good Corporate Governance

5

Good Corporate Governance Report

Perekonomian Indonesia 2010

18

Indonesia Economy in 2010

Laporan Manajemen

19

Management Report

Kinerja Bangkok Bank

24

Bangkok Bank’s performance

Manajemen

25

The Management

Struktur Organisasi

29

Organization Chart

Lampiran

Attachment

Laporan Keuangan 2010 yang telah diaudit

(3)

RINGKASAN KEUANGAN BANGKOK BANK

Bangkok Bank’s Financial Highlights

Unit dalam jutaan Rupiah

(Unit

in million Rupiah)

Pertumbuhan pada Akhir Periode Tahun

Progress at Year-End

2010

2009

% change

Total Aktiva

Total Assets

4.416.887

4.310.410

+2,47

Giro pada Bank

Demand Deposits with Banks

33.346

100.234

-66,73

Kredit yang diberikan

Credits granted

3.169.840

2.955.003

+7,27

Aktiva Tetap dan Inventaris – net

Premises and Equipment

5.018

5.695

-11,84

Aktiva Produktif

Productive Assets

4.446.150

4.390.913

+1,25

Dana Pihak Ketiga

Third Party Fund

1.032.902

942.750

+9,56

Simpanan

Deposits

447.940

640.480

-30,04

Pinjaman yang diterima

Loans received

1.982.200

2.109.674

-6,04

Dana dari Kantor Pusat

Head Office Account

991.100

1.033.450

-4,10

Pertumbuhan untuk Tahun

Progress for the year

Pendapatan Operational

Operational Revenue

259.927

333.830

-22,14

Beban Operational

Operational Expenses

77.712

164.721

-52,82

Laba Operasi

Operating Profit

182.216

169.109

+7,75

Pajak Penghasilan

Income Tax

66.226

89.804

-26,25

Laba (Rugi) Bersih

Net Profit (Loss)

109.331

93.890

+16,45

Laba Bersih per Saham

Earning per share

(4)

Rasio Keuangan

Financial Ratios

PermodalanCapitalization

31 Dec 2010

(%)

31 Dec 2009

(%)

% change

Kewajiban Modal Minimum

Capital Adequacy Ratio (CAR)

49,93

55,67

-5,74

Aktiva Tetap terhadap Modal

Fixed Assets to Capital

1,07

1,06

+0,01

Aktiva Produktif

Productive Assets

Aktiva Produktif Bermasalah

Troubled Productive Assets

5,33

5,49

-0,16

Kredit Bermasalah

NPL

0,45

1,96

-1,51

PPAP terhadap Aktiva Produktif

Reserves to Productive Assets

5,64

5,08

+0,56

Pemenuhan PPAP

Reserves Adequacy

107,23

120,72

-13,49

Rentabilitas

Profitability

Tingkat Pengembalian Aktiva

Return on Assets

4,17

3,93

+0,24

Tingkat Pengembalian Modal

Return on Equity

5,18

4,49

+0,69

Pendapatan Bunga Bersih

Net Interest Margin

4,70

5,20

+0,50

Beban Operasional Pendapatan Operasional

Operational Expense to Operational Income

30,18

31,37

-1,19

Kredit terhadap Deposito Rasio

Loan to Deposit Ratio

(5)

Kepatuhan

Compliance

31 Dec 2010

(%)

31 Dec 2009

(%)

% change

Persentase Pelanggaran BMPK

Percentage of LLL Violation

a.

Pihak Terkait

Related Parties

0,00

0,00

0,00

b.

Pihak Tidak Terkait

Non related Parties

0,00

0,00

0,00

Persentase Pelampauan BMPK

Percentage of exceeding LLL

a.

Pihak Terkait

Related Parties

0,00

0,00

0,00

b.

Pihak Tidak Terkait

Non related Parties

0,00

0,00

0,00

GWM Rupiah

Minimum Current Account Requirements Rupiah

9,23

6,15

+3,08

Posisi Devisa Netto (PDN)

0,18

0,09

+0,09

(6)

PROFIL PERUSAHAAN

Corporate Profile

Bangkok Bank yang didirikan pada tahun 1944 di Bangkok, Thailand adalah bank komersial terbesar di Thailand dan salah satu dari yang terbesar di Asia Tenggara dengan total aktiva pada akhir 2010 sebesar THB 1,949,687,766,443.

Adapun struktur kepemilikan 10 (sepuluh) pemegang saham terbesar Bangkok Bank Public Company Limited per tanggal 14 September 2010 adalah sebagai berikut:

- Thai NVDR Company Limited 25.75%

- Thailand Securities Depository Co. Ltd. 4.18% - State Street Bank & Trust Co 4.08% - HSBC Bank Plc- Abu Dhabi -

Investment Authority 2.81%

- State Street Bank & Trust Co, for

Australia 2.64% - HSBC Singapore Nominees Pte., Ltd. 2.44%

- Bangkok Insurance PCL 1.86%

- Nortrust Nominees Ltd. 1.84%

- Bank of New York (nominees) Ltd. 1.82% - The Bank of New York (nominees) Ltd 1.57%

Sampai akhir tahun 2010 Bangkok Bank telah memiliki lebih dari 500 kantor cabang di Thailand dan cabang luar negeri dan jaringan kantor yang tersebar di: Cina, Hongkong, Jepang, Laos, Filipina, Singapura, Taiwan, Inggris, Birma, Amerika Serikat, Vietnam, Myanmar, Malaysia dan Indonesia.

Bangkok Bank PCL Cabang Jakarta, berlokasi di Jl. MH Thamrin No. 3, Jakarta 10110, beroperasi dengan ijin usaha dari Menteri Keuangan Indonesia No. D.15.6.1.4.39 tanggal 21 Juni 1968, serta mendapat izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa pada tanggal 22 Juni 1968 dengan Surat Keputusan dari Direksi Bank Negara Indonesia No.4/12/KEP.DIR.

Bank secara berkesinambungan meningkatkan total asset dan kredit yang diberikan, memperbaiki manajemen kredit macet, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan efisiensi biaya dan terus membangun kebijakan usaha yang selaras dengan rencana strategis bank Di tahun mendatang, bank akan terus memajukan bisnis proses yang efisien dan mengefisiensikan model organisasi untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian organisasi dapat bekerja sama secara efisien dan harmonis.

Bangkok Bank, founded in year 1944 in Bangkok- Thailand, is the largest commercial bank in Thailand and also one of the largest bank in South East Asia, with total assets at the end of 2010 THB 1,949,687,766,443.

Top 10 (ten) shareholders of Bangkok Bank Public Company Limited, Thailand as of September 14, 2010 are as follows:

- Thai NVDR Company Limited 25.75%

- Thailand Securities Depository Co. Ltd. 4.18% - State Street Bank & Trust Co 4.08% - HSBC Bank Plc- Abu Dhabi -

Investment Authority 2.81%

- State Street Bank & Trust Co, for

Australia 2.64% - HSBC Singapore Nominees Pte., Ltd. 2.44%

- Bangkok Insurance PCL 1.86%

- Nortrust Nominees Ltd. 1.84%

- Bank of New York (nominees) Ltd. 1.82% - The Bank of New York (nominees) Ltd 1.57%

At the end of 2010, Bangkok Bank has more than 500 branches in Thailand and extensive overseas branches and office network in the following countries: People’s Republic of China, Hongkong, Japan, Laos People’s Democratic Republic, Republic of Philippines, Republic of Singapore, Taiwan, United Kingdom, Union of Myamar, United States of America, The Socialist Republic of Vietnam, Myanmar, Malaysia and Indonesia.

Bangkok Bank PCL Jakarta Branch, located at Jl. MH Thamrin No. 3, Jakarta 10110, operated under license from Finance Minister of Republic Indonesia No. D. 15.6.1.4.39 dated June 21, 1968 as a branch from Bangkok Bank PCL in Thailand. Received the license to operate as foreign bank on June 22, 1968 with the decree from Bank Indonesia No. 4/12/KEP.DIR.

The bank has continuously increased its total assets and loans, and improved the management of non-performing loans, of revenue, of costs efficiency and the bank will create policies that are alligned with its strategic plan.

(7)

LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANGKOK BANK CABANG JAKARTA TAHUN 2009

1. Ruang Lingkup Tata Kelola Perushaan (GCG)

Sebagai pedoman bagi pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, Bank telah mendeskripsikan peran dan tanggung jawab Komite Manajemen dalam pedoman Komite Manajemen bank. Seluruh aturan internal lainnya yang ditetapkan didasarkan dengan peraturan yang berlaku dan mengacu pada pinsip-prinsip GCG.

Dalam menjalankan bisnisnya, bank menjalankan Prinsip Good Corporate Governance sebagai dasar agar dapat mempertahankan pertumbuhannya. Bank juga telah menyebarkan kebijakan tersebut kepada tim manajemen, eksekutif, dan staf sebagai informasi dan ketaatan akan peraturan. Bank juga telah menugaskan setiap supervisor di semua tingkat untuk menjadi contoh yang baik dan mendorong agar kebijakan yang dibuat tersebut dipatuhi.

Dalam proses pengawasan operasional secara internal, Bank telah membentuk Unit Kepatuhan agar sesuai dengan peraturan yang ada di Indonesia dan Bank Indonesia.

Penerapan Prinsip Good Corporate Governance di Bangkok Bank dibagi menjadi 8 aspek sebagai berikut:

1.1 Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab dari

Dewan Komisaris dan Direksi.

Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Bangkok Bank, Thailand, oleh karena itu Dewan Komisaris yang dikenal dengan nama Non-Eksekutif Director bertempat di Kantor Pusat Thailand. Dewan Komisaris bertangggung jawab dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance dan mengawasi kebijakan dan arah bisnis bank.

Dalam hubungannya dengan Bangkok Bank kantor cabang Jakarta, International Banking Group (IBG) yang berlokasi di Kantor Pusat Bangkok, menjalankan fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris. Laporan fungsi pengawasan dari IBG tersebut untuk melihat pada fungsi Dewan Komisaris dalam mengevaluasi kinerja manajemen kantor cabang Jakarta dan laporan tersebut telah diterima setiap 3 bulan sekali.

REPORT ON BANGKOK BANK JAKARTA BRANCH ACTIONS IN COMPLIANCE WITH THE PRINCIPLES OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE FOR 2010.

1. Scope of Good Corporate Governance (GCG)

As guidance for Good Corporate Governance’s implementation, the Bank has already described role and responsibilities of Manangement Committee in the Management Committee guidelines. All other internal regulations are based on the operative regulation and referring to GCG principles.

The bank, therefore conducts its business in-line with the principles of Good Corporate Governance, which form a basis for sustainable growth. The bank has disseminated the policy to its management team, executives and staff for their knowledge and observance and has also assigned supervisors at all levels to encourage good example as well as compliance with the policy. The bank has established a Compliance Unit to oversee its internal operations to be in compliance with the regulation of the local authorities and Bank Indonesia.

There are 8 (eight) Good Corporate Governance aspects which reflect the implementation of bank’s Good Corporate Governance as follows:

1.1 Performance of duties and responsibilities of Board of Commissioners and Board of

Directors.

Bangkok Bank, Jakarta branch is a branch office of Bangkok Bank, Thailand, therefore Board of Commissioners who is known as Non- Executive Directors are domiciled at Bangkok Head Office, Thailand. This Board of Commissioners assumes responsibility for the implementation of Good Corporate Governance and oversees the business policy and direction of the Bank.

(8)

Sementara itu, Direksi atau Pimpinan Bangkok Bank Cabang Jakarta yang dipimpin oleh General Manager dan wakil General Manager serta Direktur Kepatuhan. Pimpinan kantor akan memimpin Komite Manajemen yang bertanggung jawab atas pembentukan dan pelaksanaan atas sasaran strategis dan keuangan dari Bank dan juga mengkaji ulang serta mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan operational bank. Komite Manajemen Cabang juga bertanggung jawab untuk mengawasi:

a.Audit Internal dan Unit Control untuk memastikan pelaksanaan fungsi internal audit dan mengambil tindakan berdasarkan pada temuan-temuan dari audit internal.

b.Fungsi Unit Manajemen Risiko adalah untuk

pertanggungjawaban dalam rangka

pengembangan, pengukuran dan pemeliharaan kerangka kerja manajemen risiko.

c.Unit Kepatuhan untuk mengawasi penerapan praktek good corporate governance dan memastikan kepatuhan bank terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.

Komite Manajemen Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta terdiri dari:

• Ketua Komite Manajemen: General Manajer

• Wakil Ketua Komite Manajemen: Wakil General Manajer

• Anggota: Direktur Kepatuhan Kepala Unit Operasional

Kepala Unit Kredit and Marketing Kepala Unit Internal Audit dan Kontrol

Kepala Unit Treasury

Kepala Unit Manajemen Risiko Kepala Unit Support dan Servis

Komite Manajemen mengadakan pertemuan minimal 1 kali dalam sebulan dan hasil rapat didokumentasikan dengan baik, begitu juga dengan notulen pertemuan tersebut dikirimkan ke International Banking Group (IBG) Kantor Pusat, Bangkok.

1.2. Struktur, Keanggotaan, Tugas dan

Tanggung Jawab Komite

Di Kantor Pusat Bangkok Bank, Thailand, komite-komite tersebut telah diatur untuk memonitor dan mengawasi operasional bank dan melaporkan kemajuan yang terjadi ke Non-Executive Direksi secara periodik. Komite-komite ini terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Risk Monitoring, dan

Meanwhile, Board of Director or called Branch Management (Pimpinan) of Bangkok Bank Jakarta who is chaired by General Manager, and Deputy General Manager and Compliance Director. The Branch Management or Pimpinan shall lead the Branch Management Committee who is responsible for the formulation and execution of strategies and financial objectives of the bank as well as reviewing and discussing matters related to banking operation.

The Branch management is also responsible for overall accountability for the development, measurement and maintenance of the bank’s risk management framework.

c. Compliance Unit for overseeing the implementation of good corporate governance practices and ensuring bank’s compliance with the prevailing laws and regulations.

The Management Committee of Bangkok Bank Jakarta Branch is comprised as follows:

• Chairman : General Manager

• Vice-Chairman : Deputy General Manager

• Members : Compliance Director Head of Operation

Head of Credit and Marketing Head of Internal Audit and Control Head of Treasury

Head of Risk Management Head of Support and Services

The Management Committee is conducting a minimum monthly meeting and the minutes of meeting is properly documented as well as forwarded a copy of minutes to International Banking Group (IBG) Head Office, Bangkok.

1.2 Structures, Membership, Duties and

Responsibilities of the Committees.

(9)

Komite Manajemen.

Sementara itu Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta, sebagai kantor cabang bank asing tidak diharuskan untuk membentuk komite tersebut sejak Dewan Direksi di Kantor Pusat telah membentuknya.

Bagaimanapun di kantor pusat fungsi dari tiap komite-komite tersebut telah diterapkan dengan baik dan dibawah kontrol International Banking Group (IBG) untuk mengawasi kinerja manajemen dari kantor cabang Jakarta. Dan laporan fungsi pengawasan dari International Banking Group (IBG) juga telah diterima oleh kantor cabang Jakarta setiap 3 bulan sekali.

Fungsi dari masing-masing komite itu dapat dideskripsikan sebagai berikut:

• Komite Audit bertugas untuk membantu Dewan Komisaris dalam proses audit laporan keuangan, internal control dan audit, dan pemilihan dan penunjukkan eksternal audit bank.

• Komite Risk Monitoring bertugas untuk mengawasi dan memastikan profil manajemen risiko bank apakah sudah cukup memadai, sistematis, efisien, efektif dan memaksimalkan nilai terhadap kinerja bank, dan juga apakah sudah sejalan dengan rencana strategis bank dan kebijakan manajemen risiko secara keseluruhan.

• Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas untuk memilih dan menunjuk orang yang tepat untuk posisi pekerjaan yang ditentukan dan juga untuk mengevaluasi kinerja secara individu, dan kebijakan penggajian dan paket benefit yang diterima oleh level eksekutif dan staffnya.

Kinerja semua komite diatas telah diterapkan dengan baik di Kantor Pusat.

Sedangkan penerapan strategi dan rencana bisnis Bangkok Bank Jakarta diatur oleh komite sebagai berikut:

a. Komite Manajemen

Untuk memastikan efisiensi kinerja bank yang mencakup penelahaan secara periodik, pengarahan operasional bank, kebijakan, strategi, ALMA dan juga masalah kepegawaian serta bagian umum yang akan dibicarakan di dalam komite. Pertemuan secara rutin diadakan setiap 1 bulan sekali.

b. Komite Kredit

Komite ini bertanggung jawab untuk mengakses dan mempertimbangkan semua

Meanwhile, Bangkok Bank, Jakarta branch as foreign branch office in this regard does not have to form such committees since Board of Directors at Head Office has established them.

However, the functions of such committees have properly implemented in Head Office and it has been done under International Banking Group (IBG) to oversee the Jakarta’s branch management performance in respective committee function. The oversight function report from International Banking Group (IBG) has also been received by Jakarta branch on a quarterly basis.

The function of each committee can be described as follows:

• The objectives of the Audit Committee are to assist the Board of Commissioners with management risk profile is adequate, systematic, efficient, and effective and maximizes value to the bank and is also to be in-line with the bank’s strategic plan and overall risk management policy.

• The objective of Nomination and Remuneration Committee is to select and nominate suitable persons for appointment job position as well as to evaluate individual performance and policy of remuneration or benefit package for executive level and its staffs.

All performance of committees above has already been properly implemented in Head Office. However, in implementing the strategic and business plan of the bank, Bangkok Bank Jakarta is managed under following committees:

a. Management Committee

(10)

portfolio bank, yang tercakup di dalamnya nasabah kredit lancar maupun pinjaman kredit bermasalah.

Komite kredit akan bertemu secara periodik untuk menelaah dan mendiskusikan aktivitas dari aplikasi kredit yang masuk, suku bunga kredit, dan strategi marketingnya.

Fungsi dari Komite Kredit adalah bertanggung jawab untuk menyetujui atau menolak, merekomendasi aplikasi kredit berdasarkan kewenangan kantor cabang. Pertemuan rutin Komite kredit diadakan setiap 2 minggu sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan.

c. Komite Manajemen Risiko

Komite ini bertanggung jawab untuk mengawasi penerapan kerangka kerja dan strategi majemen risiko, komposisi risiko dari setiap tipe risiko itu dan juga memeriksa secara periodik prosedur dari manajemen risiko.

Bangkok Bank Jakarta menggunakan peringkat kredit yang handal sebelum menyetujui semua kredit baru ataupun perpanjangan fasilitas kredit. Penilaian ini menjadi alat yang penting bagi manajemen risiko kredit dan digunakan sebagai standar underwritting dan juga panduan penetapan harga. Pertemuan rutin setiap 1 bulan sekali.

1.3. Kinerja dari Departemen Kepatuhan

Unit Kepatuhan dibentuk untuk membantu manajemen dalam pengawasan internal operasional dan juga kepatuhan pada peraturan dari otoritas lokal.

Unit kepatuhan bertangung jawab dalam mengkoordinasi unit operasional dan mengumpulkan informasi guna tersedianya informasi dalam pengkinian panduan kerja. Unit kepatuhan harus bekerja secara independen dan berdampingan dengan manajemen dan staf di berbagai bisnis unit. Peraturan Bank Indonesia dan peraturan

perundangan yang berlaku telah

disosialisaikan keapda unit terkait dan dibahas dalam rapat komite manajemen terutama yang memiliki dampact terhadap kegiatan operational ,bisnis dan stategi bank.

Memastikan komitmen bank yang dibuat kepada Bank Indonesia telah dipenuhi secara tepat waktu. Satuan Kerja Kepatuhan /UKK juga mengkontrol pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC) dan aktifitas anti

active and non-performing loan accounts. The Loan Committee will meet periodically to review and discuss the following activities of loan application, loan pricing and marketing strategies.

The Loan Committee responsibility and function is to approve or reject, recommend or decline credit application according to branch authorization.

The routine meetings are held in every two weeks or more often to match with the requirement.

c. Risk Management Committee

This committee is responsible to monitor the implementation of risk management framework and strategy, composition of risk for each type of risks as well as periodically review on risk management procedure. Bangkok Bank Jakarta requires a valid credit rating prior approval of any new or renewed credit facility. Rating is one of the most important tools of credit risk management and used in the underwriting standards as well as in pricing guidelines.

The routine meetings are held once a month.

1.3 Performance of Compliance functions

Compliance unit has been established to assist the management in overseeing its internal operation so as to be in compliance with the regulation of authorities.

The compliance unit has the responsibility in coordinating with operation units and colleting the information for the availability and updating of work guidelines.

The compliance function shall have independence and work closely with management and staff in various business units.

BI regulations and prevailing laws have been socialized to the relevant units and also been discussed in the Management Committee meeting, especially for regulations which have significant impact to the operations, business and strategy of the bank.

Ensuring the bank’s commitments made to Bank Indonesia has been rectified in timely manner.

(11)

pencucian uang (Anti Money Laundering) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam upaya meningkatkan pemahaman atas penerapan KYC dan AML, Satuan Kerja Kepatuhan akan terus melakukan sosialisasi kepada unit bisnis terkait guna meyakini efektifitas tugasnya.

1.4 Kinerja internal Audit dan Eksternal Audit

Internal audit bank (SKAI) telah menyusun rencana audit operasional dan setiap tahun memeriksa semua unit bisnis berdasarkan jadwal rencana auditnya.

Untuk tahun 2010 SKAI telah melakukan fungsi kerjanya dengan independen dan objektif.

Pada saat melakukan fungsi kerjanya, SKAI telah mengevaluasi efisiensi dan keefektifan internal kontrol bank dan kepatuhan pada perundangan-undangan yang berlaku dan peraturan Bank Indonesia.

Semua hasil temuan audit telah dilaporkan ke manajemen kantor cabang dan divisi internal audit kontrol Kantor Pusat dan informasi rekomendasi audit akan disebarkan ke unit bisnis yang bersangkutan untuk dilakukan tindakan perbaikan selanjutnya.

Internal Audit (SKAI) juga mengawasi dan mengikuti kemajuan perkembangan dan perbaikan yang dibuat oleh unit bisnis yang terlibat.

Internal Audit (SKAI) juga akan melakukan pemeriksaan tahunan mengenai kecukupan keamanan audit dan pengawasan internal dari BI-RTGS dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) apakah telah mematuhi peraturan yang berlaku.

Setiap 3 tahun, Audit Eksternal Independen ditunjuk untuk memeriksa keefektifan kinerja dari SKAI termasuk kaji ulang atas fungsi internal audit atas penggunaan Teknologi Informasi. Pemeriksaan terakhir yaitu pada bulan Mei 2008 dengan hasil yang cukup memadai.

Sementara itu, untuk laporan eksternal audit tahunan dan persiapan laporan tahunan, bank telah menunjuk akuntan publik independen yang terdaftar dalam list Bank Indonesia yang bisa melakukan audit.

Penetapan kerja audit dari akuntan publik meliputi kapasitas dari kantor akuntan publik, bidang kerja audit, dan profesionalisme pemeriksa.

Penunjukan akuntan publik untuk melakukan audit laporan keuangan kantor cabang untuk

Know Your Customer and Anti-Money Laundering implementation pursuant to regulation. In the effort to better understanding for implementation of KYC/ and AML, the compliance unit would continuously perform socialization to relevant business unit ensuring effectiveness of duty. according to its audit-planning schedule. For year 2010, the SKAI unit has performed its function independently and objectively. In performing its audit function, SKAI has conducted and evaluated toward the efficiency and effectiveness of the bank’s internal control and compliance to the prevailing laws and Bank Indonesia regulations.

All audit findings have been reported to branch management and internal audit control and division – Head Office and disseminate its audit recommendation to the business unit concerned for further action to be taken. Internal audit (SKAI) has also monitored and followed up the progress development and improvement made by business units involved.

Internal audit (SKAI) has also performed annual review on the adequacy of security audit and internal review for BI-RTGS and National Clearing System (SKNBI) in order to be in compliance with the regulation.

Every 3 (three) years, an Independent External Reviewer/Auditor is appointed to review the effectiveness of SKAI work performance including review on internal audit function on Information Techonogy usage. The last review was in May 2008 with satisfactory result.

Meanwhile, for annual external audit performance and preparing financial report, the bank has appointed independent public accountant that registered under Bank Indonesia’s approved list to conduct an audit. The assignment of audit work to public accountant covers the capacity of the assigned public accountant firm, scope of audit work and professionalism of the auditor.

The appointment of public accountant to conduct the audit of branch financial report for year 2010 has been approved by Head Office-Audit Committee..

(12)

tahun 2010 telah disetujui oleh Komite Audit Kantor Pusat.

Untuk tahun buku 2010, Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko & Sanjaya yang merupakan anggota Ernst & Young telah ditunjuk untuk melakukan audit keuangan bank.

1.5. Kinerja Manajemen Risiko dan Fungsi Internal Kontrol.

Fungsi Manajemen Risiko bank mempunyai tanggung jawab untuk berbagai macam aspek risiko mencakup kredit, pasar, likuiditas, operasional, legal, strategi, reputasi, dan risiko kepatuhan dari bank.

Secara umum, manajemen kantor cabang telah aktif memonitor dan mengawasi kebijakan dan prosedur serta pengaturan limit untuk setiap jenis risiko guna memelihara kondisi manajemen risiko internal bank yang baik.

Unit Manajemen Risiko secara periodik memberikan laporan profil risiko bank setiap 3 bulan sekali dalam rangka menganalisa dan mengatur kecukupan dari setiap risiko. Laporan tiga bulanan profil risiko bank telah diajukan ke Bank Indonesia secara tepat waktu.

Unit Manajemen Risiko juga telah mengadopsi model perhitungan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan model Nilai Modal Ekonomis (EVE) dari kantor regional Hong Kong guna memonitor risiko suku bunga sehubungan dengan risiko pasar. Unit Manajemen Risiko juga telah melakukan stress testing untuk risiko pasar, risiko liquidity dan risiko foreign exchange dan disamping itu juga memonitor posisi harian dan limit-limit serta membuat laporan bulanan analisa kredit portfolio.

1.6 Prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit kepada pihak-terkait dan grup debitur besar.

Bank tidak diperbolehkan masuk ke dalam suatu kondisi atau perjanjian dimana bank diharuskan memberikan dana yang melanggar BMPK (Batas Minimum Pemberian Kredit) dan batas pemberian fasilitas kredit.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia pemberian kredit kepada pihak-terkait dan atau kelompok debitur besar masing-masing tidak boleh melebihi 10% dan 25% dari modal

Purwantono, Sarwoko & Sanjaya under member of Ernst & Young has been appointed to conduct financial audit of the bank.

1.5 Performance of Risk Management and

Internal Control Function.

The risk management function of the bank has responsibility for various risk aspects covering of credit, market, liquidity, and operational, legal, strategic, reputation and compliance risks of the bank.

In general, branch management has actively monitored and supervised the policy and procedure as well as limit arrangement type of each risk in order to maintain the soundness of the bank internal risk management condition.

Risk management unit has periodically provided the bank’s risk profile reports on quarterly basis for analyzing and managing the adequacy of each risk.

This quarterly bank’s risk profile has been timely submitted to Bank Indonesia.

Risk management unit has adopted the Net Interest Income (NII) and Economic Value of Equity (EVE) models from Hong Kong regional office for monitoring interest rate risk relating to market risk. RMU has also performed general stress stesting for market risk, liquidity risk and foreign exchange risk and besides monitoring daily position and limit as well as providing monthly portfolio credit analysis.

1.6 Prudential principles in fund provision to

Related-parties and in Large-exposures.

The bank is prohibited to enter into condition or agreement that obligate bank to provide fund, which will violate the LLL and credit facility limit granted.

(13)

bank. Tidak ada pelanggaran BMPK kepada kelompok debitur besar dan pihak-terkait. Semua keputusan pemberian kredit harus disetujui oleh komite kredit yang para anggotanya akan memeriksa dan memberi komentar atas masalah yang ada di aplikasi kredit.

Bank telah mengkinikan internal limit guna memonitor terjadinya pelampauan BMPK. Selama penilaian aplikasi kredit, account officer harus memeriksa latar belakang profil perusahaan dan manajemennya, dan juga informasi yang relevan menurut faktor-faktor yang diperhitungkan mengenai pihak-terkait dan grup debitur.

Per tanggal 31 Desember 2010, saldo pemberian kredit (dalam jutaan rupiah): a.Pihak-terkait: Rp. Nihil b.Debitur Inti:

- Individual Rp.1.089.315 - Grup Rp. 1.441.150

1.7 Rencana strategi bisnis bank

Rencana bisnis bank disiapkan dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal dan prinsip kehati-hatian bank. Untuk faktor internal, pada saat rencana bisnis dibuat melibatkan semua unit bisnis terkait sehingga akan sejalan dengan rencana kerja dari setiap unit bisnis terkait.

Sedangkan faktor eksternal, indikator ekonomi mikro dan makro akan secara ketat dimonitor seperti tingkat inflasi, nilai tukar dan suku bunga indikasi dari Bank Indonesia. Pada saat menyiapkan rencana bisnis, Bangkok Bank kantor cabang Jakarta memfokuskan hubungan ke sektor nasabah korporasi. Bank akan terus terlibat dalam pembiayaan pabrikasi yang menciptakan lapangan kerja dan kepatuhan terhadap ramah lingkungan. Investasi komoditi dalam mempromosikan sektor agro bisnis seperti kakao, kelapa sawit, gula dan prosesing kelapa merupakan juga hal yang mendapat prioritas. Juga akan mempertimbangkan service terkait bisnis minyak dan gas, chemical and konstruksi. Kami menawarkan strategi bersaing yang mencakup di dalamnya peningkatan pelayanan kepada nasabah, proses dan sistem operasi serta target dari unit bisnis kami.

Setiap kwartal, komite manajemen akan mengkaji ulang antara realisasi bisnis dibandingkan dengan rencana bisnis bank

respectively of the bank capital. There was no breach on the Legal Lending Limit for large exposures and Related- party.

Any credit decision made must be approved by Loan Committee meeting and member of Loan Committee will review and comment on the credit application on certain issues. The bank has updated the internal limit for monitoring the LLL impelmentation.

During the credit application assessment, account officer must check on the back- ground of the company profile and management, as well as relevant information according to factors counted as related party and or group borrower.

As of December 31, 2010 the outstanding balance of (in million of Rupiah):

a. Related- party Rp. None b. Core debtor:

- Individual Rp 1,089,315 - Group Rp 1,441,150

1.7 Bank’s strategic business plan

Bank business plan is prepared by considering internal and external factors as well as prudent banking principles. For internal factor, in making business plan projected that involving all units concerned, so it will be running in-line with working plan of each unit involved. For external factor, the micro and macro economic indicators will be closely monitored such as inflation, foreign exchange and Bank Indonesia indicative rates.

In preparing the business plan, Bangkok Bank, Jakarta branch focuses on relationship with corporate customers sectors. The bank will continue involving in manufacturing that creates employment and complying to the environment. Commodities investment in promoting agricultural sectors such as cocoa, oil palm, sugar and coconut processing are given priority. The oil and gas services related business, chemicals and constructions would also be considered. We offered our competitive strategy that includes improving our customer service, process and operational system as well as performance target for our business units.

(14)

guna terus memonitor masalah yang ada yang akan menimbulkan penyimpangan yang signifikan, untuk kemudian dicari penyelesaian dan perbaikannya.

Oleh karena itu, rencana bisnis bank disediakan untuk memberikan dukungan keuangan kepada proyek debitur potensial yang disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia serta mempertahankan stabilitas jangka panjang bank serta pertumbuhan ROA dan ROE.

1.8 Transparansi Kondisi Keuangan dan

Non-Keuangan

Bank telah menyiapkan dan memenuhi semua laporan sesuai prosedur seperti yang ditetapkan di dalam peraturan Bank Indonesia.

Bank menyadari pentingnya

mengkontribusikan informasi ke masyarakat, pemegang saham, dan komunitas. Untuk masalah ini, Bangkok Bank kantor cabang Jakarta percaya bahwa laporan ke pemegang saham seperti disebutkan diatas akan meningkatkan nilai organisasi kantor cabang dan akan mempertahankan kestabilan kondisi keuangan.

Bank juga menerbitkan informasi keuangan di surat kabar lokal dan laporan tahunan bank. Sementara untuk informasi non-keuangan seperti informasi produk bank, informasi mediasi bank, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) diumumkan di lobi kantor bank.

Sejak kwartal pertama 2010 bank telah mempunyai website sendiri namun nantinya akan menggunakan koneksi komunikasi dari homepage atau website Kantor Pusat

(www.bangkokbank.com) untuk menyediakan

informasi secara elektronik ke publik.

2 Informasi kepemilikan saham dalam

hubungannya dengan Dewan Komisaris dan Direksi

Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Kantor Pusat Bangkok Bank di Thailand, dalam hal ini tidak ada informasi kepemilikan saham bank yang dilaporkan dan juga tidak ada hubungan keuangan dan keluarga diantara anggota manajemen dengan pemegang saham bank.

performance.

Therefore, the bank business plan is to provide financial support to the prospective borrower’s project that is in compliant to Bank Indonesia and maintaining bank’s long-term stability and growth in return on assets (ROA) and equity.(ROE)

1.8 Financial and Non-financial conditions

transparency.

Bank has prepared and complied with all reports requirement with procedures and coverage as stated in Bank Indonesia regulation.

The bank realizes the importance of contributing information to public, stakeholder and community. In this regard Bangkok Bank , Jakarta branch believes that its treatment of stakeholders in the previously mentioned ways will help increase the value of the branch organization and will sustain its stable financial condition.

Bank has also quarterly published financial information in local newspaper and bank’s annual report. While, for non- financial information such as banking product information, banking mediation information and Deposit Fund Guarantee (LPS) have been announced in the bank’s banking hall.

Starting Q1- 2010 report, bank has already provided website alone by using the linkage communication with Bangkok Bank Head

Office homepage/website

(www.bangkokbank.com) in order to allow public to electronically access the Bank’s financial and non- financial information.

2. Shares ownership information in relation to

Board of Commissioners and Board of Directors

(15)

3 Paket remunerasi kepada Dewan Komisaris dan Direksi

Paket Remunerasi untuk Pimpinan Bangkok Bank dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Paket Remunerasi seperti gaji, bonus dan tunjangan rutin dan fasilitas lain berkisar antara Rp 3.416.499.112 per tahun untuk 3 orang.

b. Fasilitas lain dalam bentuk tunjangan seperti rumah, transport, dan asuransi kesehatan sebagai berikut:

- yang akan dimiliki : Rp. Nihil

- yang akan dipakai tapi tidak dimiliki: Rp 224.138.929 per tahun untuk 1 orang (General Manager ).

- Fasilitas Asuransi Kesehatan untuk manajemen lokal adalah Rp 24.798.800.

Total paket remunerasi selama tahun 2010 adalah yang diberikan dan dilakukan oleh manajemen Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta.

5. Salary Ratio

• Rasio gaji karyawan tertinggi dan terendah = 22: 1

• Rasio gaji direksi tertinggi dan terendah = 5: 1

• Rasio gaji komisaris tertinggi dan terendah = Nihil

• Rasio gaji Direksi dan karyawan teringgi = 3 : 1

6. Pertemuan Dewan Komisaris

Karena Bangkok Bank Cabang Jakarta tidak mempunyai Dewan Komisaris di Kantor Cabang, oleh karena itu tidak ada pertemuan Dewan Komisaris yang diadakan di kantor cabang Jakarta.

7. Penyimpangan Internal

Bank tidak memiliki penyimpangan internal selama tahun 2010 dan 2009. Bank dalam menjalankan usahanya selalu memperhatikan asas

3. Remuneration package of Board of

Commissioners and Board of Directors

Remuneration package for Bangkok Bank Jakarta’s Pimpinan /branch management can be described as follows:

a. Remuneration package such as salary, bonus, routine allowance and other facility non benefit in-kind are Rp. 3,416,499,112 per year for 3 persons

b. Other facilities in form of benefit in-kind such as housing, transportation and health insurance that:

• The highest and the lowest of employee salary ratio = 22: 1

• The highest and the lowest of Director salary ratio = 5: 1

• The highest and the lowest of Commissioner salary ratio = None

• The highest salary of Director and Employee ratio = 3: 1

6. Board of Commissioners Meetings

Bangkok Bank, Jakarta branch does not have Board of Commissioner in the branch, therefore there was no Board of Commissioners meetings were held in Jakarta branch office.

7. Internal Fraud

(16)

kehati-hatian (prudential banking).

8. Permasahan kasus hukum

Selama tahun 2010 tidak terdapat kasus hukum yang muncul, namun bank masih mempunyai 1 (satu) kasus perdata dari tahun sebelumnya. Kasus tersebut masih di Pengadilan Tinggi dan masih belum ada keputusan.

9. Transaksi yang menyebabkan benturan

kepentingan

Selama tahun 2010, tidak terdapat transaksi yang menyebabkan benturan kepentingan di kantor cabang kami.

Bank tidak akan menentukan kondisi khusus untuk transaksi yang berhubungan keterlibatan manajemen. Bank telah menerapkan praktek yang baik yaitu meminta otorisasi dua tingkat untuk semua transaksi dan juga dalam pemisahan tugas.

10. Pembelian kembali saham dan pembelian

kembali obligasi

Selama tahun 2010, bank tidak mempunyai transaksi untuk pembelian kembali saham dan pembelian kembali obligasi.

11. Pemberian Dana kepada Aktivitas Politik dan

Sosial

Selama 2010, bank tidak menyediakan pemberian dana bagi aktivitas sosial dan juga tidak memberikan sumbangan ke aktivitas politik.

II. Penilaian Good Corporate Governance Bank

Penilaian Good Corporate Governance Bank telah dikaji ulang secara periodik dan dinilai setidaknya setiap tahun. Hasil penilaian good corporate governance bank merupakan bagian terintegrasi dari laporan penerapan good corporate governance.

Hasi penilaian bank didasarkan pada prinsip good corporate governance yang terdiri dari transparansi, akuntabilitas, pertanggung jawaban, independen, dan keadilan.

Di bawah ini merupakan ringkasan perhitungan komposit dari penilaian good corporate governance Bank:

• Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dinilai dengan peringkat 1 dan skor 0.100, karena merupakan kantor cabang dari bank asing, dimana fungsi pengawasan untuk Kantor Cabang Jakarta telah dilakukan di bawah kontrol International Banking Group (IBG) Kantor Pusat dan setiap 3 bulan sekali laporan fungsi pengawasan untuk fungsi Dewan Komisaris telah diserahkan ke Kantor Cabang Jakarta lewat IBG.

8. Legal matters

During 2010 there was no legal case occurs, however, the bank still has 1 (one) outstanding civil case from previous year. The case still on the Supreme Court and there is no decision yet for the case.

9. Transaction that pose conflict of interest

During 2010, there was no transaction that poses conflict of interest that occurs in our branch. Bank will not prescribe special condition for connected transaction in favors of management involved.

Bank has implemented good practices for dual control authorization level requirement on any transactions as well as segregation of task.

10. Buy back shares and buy back bonds

During 2010, the bank does not have any transaction for buy back shares and buy back bonds.

11. Fund provision to social and political activities.

During 2010, the bank does not have provided fund provision to social activity and there was also no donation to political activity.

II. Good Corporate Governance Self – assessment

Good Corporate Governance self-assessment has been periodically reviewed and assessed at least once a year. The self-assessment result of good corporate governance is an integral part of good corporate governance implementation report. This self-assessment result has evaluated performance of good corporate governance principles, which consist of transparency, accountability, responsibility, independency and fairness at the bank.

Below is the summary of composite score calculation of good corporate governance self-assessment:

(17)

• Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab dari Dewan Direksi dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.400, karena merupakan kantor cabang dari bank asing dimana manajemen kantor cabang Jakarta dianggap menggantikan tugas dan tanggung jawab dari Dewan Direksi sedangkan tugas dari manajemen kantor cabang sendiri adalah menyelenggarakan dan menyetujui aktivitas operasional bisnis sehari-hari termasuk di dalamnya strategi bank. Bagaimanapun, pengawasan manajemen perlu ditingkatkan dalam hal pengembangan database untuk profil nasabah dan kontrol atas risiko kredit.

• Komite-komite dinilai dengan peringkat 1 dan skor 0.100, hal ini karena merupakan kantor cabang dari bank asing, yang tugas dan fungsi pengawasan dari Komite-komite telah dilakukan di bawah kontrol International Banking Group (IBG) Kantor Pusat dan setiap 3 bulan sekali laporan pengawasannya telah dikirimkan ke Kantor Cabang Jakarta.

• Fungsi Kepatuhan dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.150, hal ini karena semua peraturan Bank Indonesia dan perundangan yang berlaku telah disosialisasikan kepada unit terkait dan dibahas dalam rapat komite manajemen terutama yang memiliki dampak terhadap kegiatan opersional, bisnis dan strategi bank. Fungis kepatuhan telah dilaksanakan melalui pengecekan kepatuhan secara berkala dan Unit Kepatuhan juga telah membantu manajemen dalam mengawasi intenal kontrol dari operasional.

• Fungsi Audit Internal (SKAI) dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.150, karena pelaksanaan fungsi SKAI cukup objektif dan independen dengan hasil yang cukup memadai. Hasil temuan audit telah ditindak lanjuti dan telah dilakukan pembetulan oleh bisnis unit terkait. Kinerja audit didasarkan pada pendekatan risiko dan dibuat menurut jadwal rencana audit. Selain itu, internal audit selalu merekomendasikan penunjukan untuk penugasan audit eksternal.

• Fungsi Audit Eksternal dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, karena fungsi eksternal audit dipertimbangkan cukup kompeten dan penunjukkan eksternal audit telah mendapat persetujuan oleh Komite Audit-Kantor Pusat melalui rekomendasi dari Unit Internal auditl (SKAI) dan juga Direktur IBG-Kantor Pusat.

• Fungsi Manajemen Risiko dan Kontrol Internal dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.150,

karena manajemen risiko masih membutuhkan

• Performance of duties and responsibilities of Board of Directors with rating of 2 and score 0.400, because as a foreign bank branch office, Jakarta branch management assumes replacing of duties and responsibilities of Board of Directors and the duties of branch management is performing and approving daily business operation activities including the bank strategy. However, the management oversight should be increased in term of customer profile database enhancement and control on credit risk.

• Committees with rating of 1 and score 0.100,

because as a foreign bank branch office, the oversight role and function of Committee for Jakarta branch performance has been done under International Banking Group (IBG), Head Office and the quarterly oversight report has already sent to the branch.

• Compliance function with rating of 2 and score 0.100, because all Bank Indonesia regulations and prevailing laws have been socialized to the relevant units and it has also been discussed in the management committee meeting especially for regulations which have significant impact to the operation, businenss and strategy of the bank. Compliance function has done through periodically compliance checking and thus compliance unit has assisted the management in overseeing its internal control of operation.

• Internal audit/SKAI function with rating of 3 dan score 0.150, because SKAI function considers objective and independent with satisfactory performance. The audit finding has closely followed up and has been rectified by business unit involved. The performance of audit is based on risk-based approach and conducting according to the audit plan scheduled. In addition, internal audit always recommends the appointment of external audit engagement.

• External audit function with rating of 2 and score 0.100, because external audit function is considering competent and the appointment of external audit has been approved by Audit Committee – HO through recommendation made by branch’s internal audit unit (SKAI) as well as Director of Intenational Banking Group (IBG)- HO.

• Risk management and internal control function with rating of 2 and score 0.150

(18)

pengembangan lebih lanjut dalam pengukuran dan memonitor risiko dan juga kontrol internal pada operasional untuk mengurangi risiko. Bagaimanapun, Unit Manajemen Risiko telah mengadopsi model untuk perhitungan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan Nilai Modal Ekonomis (EVE) dari kantor regional Hong Kong guna memonitor risiko suku bunga, RMU telah melakukan stress testing untuk risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko foreign exchange. Disamping telah menyediakan laporan bulanan analisa kredit portfolio dan pemantauan posisi harian dan limit-limit. • Prinsip kehati-hatian dalam pemberian dana

kepada pihak-terkait dan kelompok usaha besar dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.150,

karena telah memenuhi peraturan mengenai BMPK dan tidak ada pelanggaran peraturan BMPK.Bank telah mengkinikan limit internal untuk mewaspadai dan memonitor terkadinya pelampauan BMPK. Terkait dengan sistim pengendalian risiko kredit, setelah menerima proposal aplikasi kredit dari pejabat pemasaran, kemudian pejabat CAU akan melakukan analisa kwantitatif atas proposal aplikasi kredit tesebut dan akan memberikan komentar dan pendapat atas proposal kredit yang dievaluasi secara tepat waktu untuk dipakai dalam rapat Komite Kredit.

• Rencana Perusahaan dan Rencana Bisnis Bank (RBB) dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, Secara umum kinerja keuangan bank melebihi target yang dicanangkan dalam rencana bisnis bank. Namun realisasi kredit yang diberikan dmasih dibawah taget yang dikarenakan masih belum optimalnya penggunaan kelonggaran tarik fasiltas kredit yang ada. Bagaimanapun, bank juga perlu meningkatkan Dana Pihak Ketiga dengan menyelaraskan tingkat bunga yang berlaku dipasar serta menjaga potrfolio kreditnya dengan penerapan prinsip kehati-hatian. • Transparansi Kondisi Keuangan dan

Non-Keuangan dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.300, karena Bank telah cukup transparan dalam menjelaskan produk bank dan layanan perbankan kepada nasabah. Terkait dengan penyediaan homepage, bank akan menyediakan website sendiri, degan menggunakan website dari Kantor Pusat untuk menyediakan informasi bank secara elektronik ke publik yang pelaporannya dimulai pada kwartal pertama 2010.

Penyebaran laporan internal dipertimbangkan cukup baik, karena laporan internal dapat menyediakan informasi yang terkini, lengkap

development in measuring and monitoring of risks as well as internal control on operation in order to mitigate the risk. However, the and foreign exchange risk. Besides monthly report of Portfolio Credit Analysis and daily position and limit monitoring have been implemented..

• Prudential principle in fund provision to Related Party and in Large exposures with rating of 2 and score 0.150, because bank has already complied with the prudential banking of LLL regulation and there was no breach LLL regulation The bank has updated the internal limit for monitoring LLL calculation.. For risk control system on credit, after receiving credit application from marketing officer then Credit Acceptance Unit (CAU) officer will perform more quantitative analysis on the credit application proposal and will provide comments and opinion on credit proposal evaluation on timely manner to Loan Committee meeting. competitive interest rate and maintaining credit portfolio with prudential principle implementation.

• Financial and non-financial condition transparency with rating of 2 and score 0.300, because Bank has adequate transparent in desbribing the bank’s products and banking services to the customer. In relation to financial and non-financial reporting, the bank shall provide website alone which linkage with website from Head office in order to allow public to access electronically of bank information.starting to Q1- 2010.reporting.

(19)

dan tepat waktu yang digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen.

Bank menjalankan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam hal transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independen dan kewajaran. Penyebaran dan penyerahan laporan GCG dilakukan berdasarkan peraturan Bank Indonesia.

• Benturan kepentingan dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.200, karena ketentuan mengenai Benturan Kepentingan tertuang dalam pedoman kebijakan bank dan telah dilaksanakan. Prinsip dual-control dan level otorisasi diperlukan pada setiap transaksi yang dibuat.

Total nilai komposit yang diperoleh adalah 1.850 dengan predikat Baik.

Kesimpulan Umum Pelaksanaan Good

Corporate Governance

Penilaian hasil laporan self-assessment tahun 2010 dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak ada hal-hal yang signifikan ditemukan selama pemeriksaan GCG oleh pemeriksa Bank Indonesia. Namun bank perlu mengkinikan pedoman dan tata tertib kerja komite-komite tertentu seperti yang direkomendasikan oleh Bank Indonesia.

to be used for management decision.

Bank conducts its business in line with principles of Good Corporate Governance (GCG) for transparency, accountable, responsibility, independency and Fairness. Dissemination and submission the GCG report according to the BI regulation requirement.

• Conflict of interest with rating of 2 and score 0.200, because the rules of conflict of interest has been incorporated in bank wide rules and has been enforced.. Dual control principle and authorization level are required for transaction made.

Total composite scores were achieved at 1.850 with predicate Adequate Governance.

General conclusion of Good Corporate

Governance Implementation.

(20)

PEREKONOMIAN INDONESIA 2010

Indonesia Economy in 2010

Selama tahun 2010 indikator makro ekonomi Indonesia menunjukan fundamental ekonomi yang kuat. Nilai tukar rupiah terhadap USD mengalami penguatan secara signifikan dan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6.10%.

Nilai Tukar

Nilai tukar Rupiah pada tahun 2010 mengalami penguatan yang cukup tinggi sebesar 385 nilai dasar dari Rp. 9.395 / 1 USD pada akhir tahun 2009 menjadi Rp. 9.010 / 1 USD pada akhir tahun 2010. Secara fundamental nilai tukar rupiah terapresiasi karena pengaruh faktor eksternal dan internal yang menguntungkan bagi perkembangan ekonomi. Aliran dana asing yang masuk ke Indonesia dalam jumlah besar sjuga merupakan factor bagi penguatan terhadap rupiah.

Tingkat Inflasi

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 6,96% dimana lebih tinggi dari tingkat inflasi pada tahun 2009. Pemerintah tetap melakukan langkah-langkah perbaikan pada fundamental dan non-fundamental sector riil, sehingga diharapkan stabilitas inflasi di periode tahun mendatang.

Suku Bunga

Tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dipertahankan pada level 6.50% di tahun 2010 Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengatur tingkat inflasi sesuai kisaran target.

Kondisi Sektor Perbankan

Di tahun 2010, bank mampu meningkatkan kinerjanya secara umum. Dimana hal ini dapat terlihat pada kondisi penghimpunan dana pihak ketiga, kecukupan permodalan, non-performing loan (NPL), dan net interest margin (NIM), berkinerja lebih baik ditahun 2010.

Mengingat peran penting perbankan dalam menstimulasi aktivitas ekonomi, maka kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia selama tahun 2010 diarahkan untuk memberikan ruang gerak bagi bank untuk mengembangkan fungsi intermediasi mereka tanpa mengorbankan stabilitas system keuangan. Secara umum, beberapa indikator finansial dan operasional pada industri perbankan menunjukkan peningkatan yang signifikan, contohnya total aset meningkat didukung oleh peningkatan aktiva produktif, termasuk kredit.

During 2010 Indonesia’s macroeconomic indicators, in general, showed strong economic fundamentals. The exchange rate of IDR against USD experienced significant increase in value, and Indonesia experienced 6.10% in economic growth.

Exchange Rate

The IDR exchange rate in year 2010 was highly appreciated against USD by 385 basis points from Rp. 9.395 / 1 USD at the end year 2009 to become Rp. 9.010 / 1 USD at the end of year 2010. Fundamentally, the IDR appreciation is caused by favorable external and internal factors that led to good performance of domestic economy. Capital inflow to Indonesia in large amounts also led to IDR appreciation.

Inflation Rate

Inflationary Consumer Price Index (CPI) reached 6,96%, which is higher, compared to inflation rate in year 2009. Government issued policies to improve the developments for of fundamental and non-fundamental sectors with objective of maintaining low inflationary rate in the following year.

Interest Rate

The BI reference interest rate was maintained at level 6.50% in 2010. The policy is inline with the fiscal policy to stabilize and to control inflation rate within its target range.

Banking Sector Condition

Although faced with global economic crisis, bank was still able to improve its overall performances. As it can be seen on the increase of third-party funds, high Capital Adequacy Ratio (CAR), manageable NPL ratio, and high net interest margin (NIM) in 2010.

(21)

Pada akhir tahun 2010, total asset industri perbankan meningkat menjadi Rp 3.008 trilliun, peningkatan sebesar 18,74% setahun, dan total kredit mencapai Rp 1.710 trilliun meningkat (18.92%). Peningkatan kredit didukung oleh peningkatan dana pihak ketiga, secara kumulatif meningkat menjadi Rp 2.274 trilliun meningkat (15,25%). Modal perbankan juga terjaga pada level yang tinggi tercermin dengan rasio CAR bank sekitar 18 %.

As of year-end, total banking industry assets had increased to Rp 3.008 trillion, representing 18,74% (y-o-y) growth, dan the total amount of banking credit reached Rp 1.710 trillion (18,92%). The credit growth was financed by third-party funds, which cumulatively increased to

Rp 2.274 trillion (15,25%). Banking capital was also maintained at a relatively high level reflected by a capital adequacy ratio of around 18%.

LAPORAN MANAGEMEN

Management Report

Selama periode tahun 2010, Bangkok Bank secara berkesinambungan telah meningkatkan kinerjanya dengan berbagai cara. Beberapa aspek yang berkaitan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut:

Produk dan Jasa

Fokus usaha bank adalah pada sektor korporasi perbankan dengan lingkup bisnis utamanya didalam transaksi perdagangan luar negeri. Bank menyediakan berbagai macam produk dan jasa perbankan untuk melayani kebutuhan yang spesifik dari nasabah. Untuk menarik lebih banyak nasabah dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bank dengan tingkat harga yang kompetitif. Produk dan Jasa yang ditawarkan bank adalah: 1. Pinjaman

2. Deposito 3. Pengiriman uang

4. Kegiatan Ekspor dan Impor 5. Jaminan Bank

6. Transaksi Valuta Asing

Teknologi Informasi

Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja dan untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik untuk nasabah, bank memandang bahwa teknologi mempunyai peranan yang sangat penting. Bank terus bekerja sama dengan bagian informasi teknologi kantor pusat guna memperkenalkan dan memperbaharui teknologi informasi, dimana pada tahun 2008 bank telah berhasil merealisasikan proyek pemutakhiran sistim pelaporan ke Bank Indonesia dan juga telah berhasil mengimplementasikan sistem KYC dan AML dengan aplikasi yang di sediakan oleh kantor pusar, dan bank juga melakukan pengembangan atas sistem program pemantauan transaksi / aktivitas yang mencurigakan. Lebih dari itu, bank melakukan peningkatan atas sistem giro, kliring, kas bank dengan mengimplemetasikan Cashier System.

During the 2010 period, Bangkok Bank has continued to improve its performance in many ways. Some of the specific aspects are mentioned below:

Product and Services

The bank focuses on corporate banking sector with scope of business is primarily to engage in International trade finance.

Bank provides a broad variety of banking products and services catering for the specific needs of our customers. In order to attract more customers and to increase our service quality at competitive price.

Products and services offered by the bank are : 1. Loans

2. Deposit 3. Remittance 4. Export and Import 5. Bank Guarantee 5. Foreign Exchange

Information Technology

(22)

Struktur Organisasi

Selama tahun berjalan, Bank telah memulai suatu program untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memperbaiki prosedur operasi. Lebih dari itu, struktur organisasi ditinjau kembali minimum sekali dalam setahun, seperti meninjau tingkatan perintah, dan memperbaiki komunikasi internal. Bank yakin bahwa kualitas dan usaha dari karyawan merupakan kunci sukses, oleh karenanya bank membangun kekuatan dan budaya kerja dengan motto “Pelayanan yang berkualitas dengan kerja sama yang baik dalam tim kerja.”

Manajemen Risiko

Dalam melakukan kegiatan usaha bank sering dihadapkan pada risiko – risiko sehari-hari seperti risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko legal, risiko operasonal, dan risiko terkait lainnya.

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia no. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, Bank wajib membentuk Komite Manajemen Risiko.

Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR) pada tanggal 30 Oktober tahun 2003, sesuai peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia SE no.5/21/DPNP mengenai penerapan manajemen risiko dalam industri perbankan.

Adapun fungsi dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada General Manager, yang sekurang-kurangnya meliputi:

1. Penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman penerapan manajemen risiko.

2. Perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan yang dimaksud.

3. Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal.

Bank sudah mematuhi kewajiban Bank Indonesia atas pelaporan profil risiko. Keseluruhan pedoman manajemen risiko telah diserahkan kepada Bank Indonesia.

Bank telah melakukan antisipasi terhadap 8 (delapan) risiko yang melekat di bisnis perbankan sebagai berikut:

Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan (penyediaan dana), treasuri dan investasi, dan pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun trading book.

Terkait dengan Risiko Kredit, Bank telah menerapkan Manajemen Risiko sebagai berikut:

Organizational Structure

During the year, the Bank has initiated a program to enhance the quality of customer service by improving the operational procedures. Moreover, the organizational structure was revised minimum once a year, so as to review the chain of command, and improve internal communication. Bank recognizes that the quality and effort of our staff is the key to our success and our competitive advantage. Bank are, therefore, building on our traditional strength, which is the culture of providing “Service excellence with quality and team work “

Risk Management

In conducting the bank’s business it is constantly exposed to daily risks such as market risk, liquidity risk, credit risk, legal risk, operational risk, and other risks, which relates to the bank’s business.

Based on Bank Indonesia regulation no. 5/8/PBI /2003 dated May 19, 2003, it is mandatory for a bank to establish a Risk Management Committee. Bank has established its Risk Management Committee (RMC) on October 30, 2003 to comply with Bank Indonesia regulation, and its circular letter SE No.5/21/DPNP regarding the implementation of risk management in banking industry.

The function and responsibility of Risk Management Committee are to provide recommendation to General Manager covering at least the following:

1. Formulation of policy, strategy, and guidelines for implementation of risk management.

2. Correction or improvements for risk management implementation based on the risk management evaluation.

3. Justification on matters pertaining to business decision made in irregularities from normal procedure.

Our bank has complied with Bank Indonesia requirement on risk profile report submission. Full set of risk

management guideline has already been submitted to Bank Indonesia.

Bank are anticipating 8 risks inherent attached in the bank business as follows:

Credit Risk

Credit risk is the risk of default by counterparty. Credit risk may arise from various business lines of the Bank, such as credit (provision of funds), treasury and investment, and trade financing, recorded both in the banking book and the trading book.

Referensi

Dokumen terkait

ucapkan terima kasih. : kantor pusat bank/kantor cabang bank asing. *) Alamat surat permintaan klarifikasi, bagi bank yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta, Provinsi

Kode : 0090010 Kode : 0090010 Cabang : BANK BNI KANTOR PUSAT OPERASIONAL Cabang : BANK BNI KANTOR PUSAT

Dengan keterbatasan akses informasi mengenai vendor dan material pada cabang menimbulkan permasalahan dalam sistem informasi antara kantor pusat dengan

Persentase kepemilikan tidak langsung atas saham Emiten atau Perusahaan Publik oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris pada awal dan akhir tahun buku, termasuk

Perseroan memiliki Kantor Pusat di Jakarta dengan wilayah operasi tersebar di 10 provinsi untuk mengelola 12 pelabuhan yang diusahakan yaitu: Pelabuhan Teluk Bayur di

(1) Kantor pusat Bank Umum devi sa wajib melapor kepada Bank Indonesia dalam hal kantor cabang bank yang bersangkutan yang belum ditingkatkan menjadi kantor cabang bank devisa

1. Bank adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.. Jaringan Kantor Bank adalah Kantor Kerja Bank yang terdiri dari Kantor Pusat, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan

(1) Kantor pusat bank umum devisa wajib melapor kepada Bank Indonesia dalam hal kantor cabang bank yang bersangkutan yang belum ditingkatkan menjadi kantor cabang bank devisa