46
Subyek penelitian ini adalah di MI Ma’arif Sraten dan MI Ma’arif Tarbiyatul Aulad Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian ini
mengunakan metode eksperimen yang dilakukan pada mata pelajaran PKn
(Menghargai dan Menaati Keputusan Bersama) di kelas V MI Ma’arif Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dalam penelitian ini peneliti membagi
menjadi dua kelompok yaitu: kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelas V MI Ma’arif Sraten yang berjumlah 27 siswa dan kelompok kontrol adalah kelas V MI Ma’arif Tarbiyatul Aulad Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang berjumlah 31 siswa.
MI Ma’arif Sraten terletak di RT 001 RW 03 Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. MI Ma’arif Sraten memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 3 wc siswa, 1 wc guru, 1 gudang, 1 lapangan
olahraga, 1 ruang perpustakaan, 2 laboratorium komputer, dan 1 ruang UKS. MI Ma’arif Tarbiyatul Aulad Jombor terletak di jalan Jawa nomor 4 Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. MI Ma’arif Tarbiyatul Aulad Jombor memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 4 wc siswa, 1 wc
guru, 1 lapangan olahraga, 1 ruang UKS, 1 musholla, 1 ruang praktikum, ruang
perpustakaan, dan 1 gudang.
Latar belakang sosial siswa dari kedua sekolah ini mayoritas sama yaitu dari
keluarga petani dan buruh, tetapi sebagian besar mata pencaharian mereka yaitu
petani karena mereka tinggal di daerah persawahan.
4.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai rata-rata pretes kelompok ekperimen
dan kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes pada kelompok eksperimen yaitu
kemampuan siswa sebelum diberi pembelajaran adalah sama. Hasil nilai rata-rata
pretes dapat dilihat pada lampiran 12 dan 13.
Hasil Pengolahan SPSS Analisis Deskriptif Nilai Pretes Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Nilai pretes kelas eksperimen 27 45 82 60,85 9,840
Valid N (listwise) 27
Sumber data : dicopy langsung dari SPSS 18 for windows
Hasil pengolahan SPSS menunjukkan variabel dengan jumlah data (N)
sebanyak 27 siswa mempunyai skor maximal 82 sedang skor minimal 45 dengan
rata-rata sebesar 60,85 dan standar deviasi 9,840.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Postes Kelas Eksperimen
No Skor Frekuensi (f) Prosentase (%) KKM
1 < 70 2 7,41 % Tidak Tuntas
2 ≥ 70 25 92,59 % Tuntas
Secara lebih jelas berikut ini disajikan gambaran visual diagram lingkaran
skor postes kelompok eksperimen.
Gambar 4.1
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Postes Kelas Eksperimen
7,41%
92.59%
Skor Postes Kelas eksperimen
< 70
Data skor postes kelompok eksperimen secara lebih lengkap dapat dilihat pada
lampiran 12.
Hasil Pengolahan SPSS Nilai Postes Kelas Eksperimen
Sumber data : dicopy langsung dari SPSS 18 for windows
Hasil pengolahan SPSS menunjukkan data (N) sebanyak 27 siswa
mempunyai skor maximal 100 sedang skor minimal 65 dengan rata-rata sebesar
83,15 dan standar deviasi 12,101.
Peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen jauh lebih signifikan jika
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan
kegiatan pembelajarannya. Pada kelompok eksperimen pembelajaran PKn
dilaksanakan dengan penggunaan simulasi, sedangkan pada kelompok kontrol
pembelajaran dilaksanakan secara konvensional (ceramah). Hasil postes
kelompok kontrol secara jelas disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Postes Kelas Kontrol
No Skor Frekuensi (f) Prosentase (%) KKM
1 < 70 13 41,94 % Tidak Tuntas
2 ≥ 70 18 58,06 % Tuntas
Secara lebih jelas berikut ini disajikan gambaran visual diagram lingkaran
skor postes kelompok eksperimen.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Nilai postes kelas eksperimen 27 65 100 83,15 12,101
Gambar 4.2
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Postes Kelas Kontrol
Hasil Pengolahan SPSS Nilai Postes Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
nilai postes kelas kontrol 31 57 87 67,16 7,235
Valid N (listwise) 31
Sumber data : dicopy langsung dari SPSS 18 for windows
Hasil pengolahan SPSS menunjukkan jumlah data (N) sebanyak 31
mempunyai skor maximal 87 sedangkan skor minimal sebesar 57 dengan rata-rata
sebesar 67,16 dan standar deviasi 7,235.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
penggunaan simulasi yang signifikan terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V MI Ma’arif Sraten Tuntang Semarang Tahun 2011/ 2012. Untuk mengetahui besarnya pengaruh perlakuan yang diberikan dapat diketahui dengan cara membandingkan
skor rata-rata tes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perolehan skor
rata-rata kelompok eksperimen dari pretes dan postes mengalami peningkatan
yang cukup besar. Rata-rata skor pretes kelompok eksperimen 60,85 sedangkan
rata-rata postes 83,15. Selisih rata-ratanya 22,3. Rata-rata skor pretes kelompok
kontrol 60,71 sedangkan rata-rata postes 67,16. Selisih rata-ratanya 6,45. Secara
lebih rinci disajikan dalam tabel di bawah ini:
41.94% 58.06%
Skor Postes Kelas Kontrol
< 70
Tabel 4.3
Distribusi Skor Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Skor Rata-Rata Peningkatan Skor
Rata-Rata
Pretes Postes
Eksperimen 60,85 83,15 22,3
Kontrol 60,71 67,16 6,45
Secara lebih jelas perbedaan dan peningkatan perolehan skor rata-rata kelas
eksperimen dan kelas kontrol, disajikan pada grafik berikut ini:
Grafik 4.1
Skor Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Salah satu penggunaan eksperimen adalah data variabel harus normal. Oleh
karena itu, sebelum dilakukan pengujian antar variabel perlu di uji normalitas
data. Normalitas data bertujuan untuk melihat normal tidaknya penyebaran data
dari variabel penelitian.
Uji normalitas variabel penggunaan simulasi dilakukan dengan
menggunakan teknik one sampel kolmogorov-smirnov tes. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan SPSS 18 for window analyze-nonparameric-legacy dialogs-
test sampel K .S.
Hasil uji statistik normalitas postes eksperimen dengan menggunakan SPSS
18 for window analyze- nonparameric test – legacy dialogs-sampel K.S adalah:
Sumber data : dicopy langsung dari SPSS 18 for windows
Hasil pengolahan SPSS Kolmogorov-Smirnov Z model simulasi adalah
sebesar 0,756 dengan p = 0,617. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil
pengukuran untuk variabel postes pada penggunaan simulasi adalah normal.
Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dapat dilihat
pada grafik 4.2 postes kelas eksperimen berikut ini :
Grafik 4.2
Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen
Sumber grafik : dicopy langsung dari SPSS 18 for windows
Uji normalitas variabel simulasi dilakukan dengan menggunakan teknik one
sampel kolmogorov-smirnov tes. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
SPSS 18 for window analyze- nonparameric-legacy dialogs- test sampel K.S.
Uji normalitas variabel pembelajaran menggunakan metode ceramah
dilakukan dengan menggunakan teknik one sampel kolmogorov-smirnov tes.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai postes kelas eksperimen
N 27
Normal Parametersa,b Mean 83,15
Std. Deviation 12,101
Most Extreme Differences Absolute ,146
Positive ,146
Negative -,140
Kolmogorov-Smirnov Z ,756
Asymp. Sig. (2-tailed) ,617
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 18 for window analyze-
nonparameric-legacy dialogs- test sampel K.5, adalah:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nilai postes kelas control
N 31
Normal Parametersa,b Mean 67,16
Std. Deviation 7,235
Most Extreme Differences Absolute ,198
Positive ,198
Negative -,100
Kolmogorov-Smirnov Z 1,103
Asymp. Sig. (2-tailed) ,176
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber data : dicopy langsung dari SPSS 18 for windows
Hasil pengolahan SPSS Kolmogorov-Smirnov Z untuk penggunaan metode
ceramah adalah sebesar 1,103 dengan p = 0,176. Hal ini menunjukkan bahwa
distribusi hasil pengukuran untuk variabel postes pada penggunaan metode
ceramah adalah normal.
Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dapat dilihat
pada grafik 4.3 postes kelas kontrol berikut ini :
Grafik 4.3
Uji Normalitas Postes Kelas Kontrol
Analisis t-test yang digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
siswa, antara siswa yang menggunakan simulasi dan metode ceramah. Uji t tes
menggunakan SPSS 18 adalah :
Analyze – compare means – independent sample t test – masukkan nilai akhir
(postes) ke kotak test variabel dan kode di kotak grouping variabel – klik define
groups dan masukkan group 1 dengan group 1 (nilai pretes dengan pretes) dan
group 2 dengan group 2 (postes dengan postes) – continue – ok.
Hasil t-test dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Analisis Uji T
Sumber data : dicopy langsung dari SPSS 18 for windows
Berdasarkan hasil uji t diatas, kita dapat melihat bahwa nilai rerata
kelompok eksperimen adalah 83,15 dan untuk kelompok kontrol adalah 67,16.
Hal ini berarti bahwa perbedaan hasil belajar sebesar 15,99 dimana siswa yang
menggunakan simulasi memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan
siswa yang diberi pembelajaran model ceramah.
Independent Sample Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Berdasarkan hasil uji t diperoleh sig 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1
diterima. Berarti ada perbedaan signifikan terhadap hasil belajar siswa, antara
siswa menggunakan simulasi dengan metode ceramah.
Setelah diperoleh dari hasil t-hitung maka analisis hipotesisnya adalah :
H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan simulasi terhadap hasil belajar siswa.
H1: Terdapat pengaruh penggunaan simulasi terhadap hasil belajar siswa.
Hasil t-hitung diperoleh sign = 0.000, karena signifikan. Lebih kecil dari 0.050
(0.000<0,050 ) maka H1 diterima.
Kesimpulannya bahwa H1 diterima, yang artinya penggunaan simulasi
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan p
value 0.000 < 0.050.
4.3 Pembahasan
Dalam kegiatan pembelajaran mengunakan simulasi terlihat bahwa hasil
belajar siswa kelas V MI Ma’arif Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang (kelas eksperimen) dalam pembelajaran PKn (Menghargai dan Menaati
Keputusan Bersama) lebih baik dari pada hasil pembelajaran PKn (Menghargai
dan Menaati Keputusan Bersama) siswa kelas V MI Ma’arif Tarbiyatul Aulad Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang (kelas kontrol) yang dalam
pembelajarannya mengunakan metode ceramah. Data yang diperoleh
membuktikan bahwa hasil pembelajaran dengan simulasi menunjukkan hasil yang
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pembelajaran menggunakan metode
ceramah, hasil nilai rata-rata postes kelompok eksperimen kelas V MI Ma’arif Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang mencapai hasil 83,15 artinya
sudah mencapai KKM, karena hasil rata-rata 83,15 > 70. Sedangkan rata-rata nilai
postes kelompok kontrol kelas V MI Ma’arif Tarbiyatul Aulad Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang hanya mencapai hasil 67,16 artinya belum
mencapai KKM, karena 67,17 < 70. Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebesar 15,99.
Hasil sig dari t-test sebesar 0,000 < 0,050 menunjukkan bahwa ada
simulasi dengan metode ceramah. Dengan demikian pembelajaran menggunakan
simulasi mempengaruhi hasil belajar siswa kelas V MI Ma’arif Sraten Tuntang Semarang dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan simulasi perlu
menerapkan langkah pembelajaran dengan baik. Adapun
langkah-langkah simulasi adalah
1. Tahap persiapan
a. Menyampaikan topik permasalahan
b. Menjelaskan langkah-langkah simulasi
c. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok
d. Membagi pemegang peran
2. Tahap Pelaksanaan simulasi
a. Melaksanakan simulasi bersama kelompok masing-masing
b. Memperoleh umpan balik dan evaluasi
c. Melanjutkan simulasi
3. Tahap Penutup
a. Memberikan ringkasan kejadian pada saat simulasi
b. Menganalisis pelaksanaan simulasi
c. Menghubungkan pelaksanaan simulasi dengan pelajaran
d. Membandingkan simulasi dengan kehidupan nyata
e. Memberikan latihan
Simulasi digunakan semua sistem pengajaran terutama desain instruksional
yang berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku. Latihan-latihan keterampilan
menuntut praktik yang dilaksanakan di dalam situasi kehidupan nyata, atau dalam
situasi simulasi yang mengandung ciri-ciri situasi kehidupan senyatanya.
Latihan-latihan dalam bentuk simulasi pada dasarnya berlatih melaksanakan tugas-tugas
yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari menurut Hamalik (2005).
Dengan demikian anak akan terkesan dengan apa yang baru saja dipelajarinya,
karena telah mempraktikkan pengetahuan yang diperolehnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hamalik (2002) bahwa belajar adalah proses, kegiatan dan
bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih dari itu yaitu
terkenal dengan Kerucut Pengalaman Belajar (Puskur, 2002), bahwa jika seorang
guru mengajar dengan meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan
melaporkannya, maka siswa akan mengingat sebanyak 90% dari apa yang ia
pelajari atau apa yang kita berikan.
Sesuai dengan analisa data di atas, pembelajaran PKn dengan menggunakan
simulasi lebih efektif daripada metode ceramah, karena selain berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa secara individu, juga mengarahkan kepada
kemampuan siswa berpikir kritis, aktif dan kreatif, karena dapat mempraktikkan
berbagai peristiwa atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari dengan meniru