• Tidak ada hasil yang ditemukan

2017 Hukum Sesi 12 Rima Pelayanan Kesehatan Hubungan Hukum antara Provide Pasien

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2017 Hukum Sesi 12 Rima Pelayanan Kesehatan Hubungan Hukum antara Provide Pasien"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Rimawati

Faculty of Law – Gadjah Mada University

Etika Rumah Sakit,

Hospital

By Laws

dan

Medical Staffs

(2)
(3)

Materi:

Pengantar

Etika Rumah Sakit

Hospital By Laws

(4)

PENGANTAR

Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar

Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI)

semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung

dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapannya.

Disiplin ilmu dalam Hukum Kesehatan

Hukum kedokteran/ kedokteran gigi, Hukum keperawatan

Hukum farmasi klinik Hukum apotik

Hukum kesehatan masyarakat Hukum perobatan

Hukum rumah sakit

Hukum kesehatan lingkungan, etc (Konas PERHUKI,

(5)

Definisi Rumah Sakit

Pasal 1 angka 1, UU No. 44 Tahun 2009 ttg RS

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Pasal 1 angka 3 UU No. 44 Tahun 2009 ttg RS

menyebutkan bahwa : Pelayanan Kesehatan

Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan

(6)

Hakekat RS

Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya sebagian

besar tenaga hukum kedokteran yaitu ketentuan hukum yang berhubungan dengan pelayanan

kesehatan atau pemeliharaan kesehatan dalam

menjalankan profesinya seperti dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, nutrisionis, fisioterapis, ahli rekam medik dan lain-lain.

WHO

Rumah Sakit adalah suatu badan usaha yang

menyediakan pemondokan yang memberikan jasa pelayanan medis jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri atas tindakan observasi, diagnostik,

terpeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang

(7)

Hakekat RS

Masing-masing disiplin ini umunnya telah

mempunyai etik profesi yang harus diamalkan

anggotanya.

Begitu pula rumah sakit sebagai suatu institusi

dalam pelayanan kesehatan juga telah

mempunyai etika yang di Indonesia terhimpun

dalam Etik Rumah Sakit Indonesia (ERSI).

Dengan demikian dalam menjalankan pelayanan

kesehatan masing-masing profesi harus

berpedoman pada etika profesinya dan harus

pula memahami etika profesi disiplin lainnya

(8)

ETIK DAN HUKUM

ETIK

HUKUM

Etik berasal dari kata

Yunani ethos, yang berarti

”yang baik, yang layak”.

Etik merupakan

norma-norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku kelompok

profesi tertentu dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.

Hukum adalah

peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan, dalam mengatur

pergaulan hidup masyarakat.

Etik dan hukum memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengatur

(9)

Persamaan dan Perbedaan

Etik dan Hukum

Persamaan

Perbedaan

1. Sama-sama merupakan

alat untuk mengatur tertibnya hidup

bermasyarakat.

2. Sebagai objeknya adalah

tingkah laku manusia.

3. Mengandung hak dan

kewajiban

anggota-anggota masyarakat agar tidak saling merugikan.

4. Menggugah kesadaran

untuk bersikap manusiawi.

5. Sumbernya adalah hasi

pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior.

1. Etik berlaku untuk lingkungan profesi . Hukum berlaku

untuk umum.

2. Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota

profesi. Hukum disusun oleh badan pemerintah.

3. Etik tidak seluruhnya tertulis. Hukum tercantum secara terinci dalam kitab undang-undang dan lembaran/berita negara.

4. Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntunan.

Sanksi terhadap pelanggaran hukum berupa tuntutan.

5. Pelanggaran etik diselesaikan oleh Majelis

Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK), yang dibentuk oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan kalau perlu diteruskan kepada Panitia Pembinaan Etika

Kedokteran (P3EK), yang dibentuk oleh Departemen Kesehatan (DEPKES). Pelanggaran hukum diselesaikan melalui pengadilan.

6. Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik. Penyelesaian pelanggaran hukum

(10)
(11)

ETIKA RS

Etika rumah sakit

Etika terapan

(applied ethics)

atau etika praktis

(practical ethics),

yaitu moralitas atau etika umum yang diterapkan pada isu-isu praktis, seperti

perlakuan terhadap etnik-etnik minoritas, keadilan untuk kaum perempuan, penggunaan hewan

untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi, etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak

mampu, dan sebagainya.

Jadi, etika rumah sakit adalah etika umum yang

(12)

Etika dari beberapa Sudut

Pandang

1. Ahli falsafah

Etika adalah ilmu atau kajian formal tentang moralitas.

Moralitas adalah hal-hal yang menyangkut moral, dan moral adalah sistem tentang motivasi, perilaku dan perbuatan manusia yang dianggap baik atau buruk.

Franz Magnis Suseno menyebut etika sebagai ilmu

yang mencari orientasi bagi usaha manusia untuk menjawab pertanyaan yang amat fundamental : bagaimana saya harus hidup dan bertindak?

Peter Singer, filusf kontemporer dari Australia menilai

(13)

2.

Ahli Sosiologi

Etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku

orang-orang dari lingkungan budaya tertentu.

3. Praktisi profesional termasuk dokter dan

tenaga kesehatan lainnya

etika berarti kewajiban dan tanggung jawab

memenuhi harapan (ekspekatasi) profesi dan amsyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang profesional.

Etika adalah salah satu kaidah yang menjaga

(14)

4. Eksekutif puncak rumah sakit

Etika seharusnya berarti kewajiban dan tanggung jawab khusus

terhadap :

Pasien dan klien Organisasi dan staff

Direktur dan profesi medis dan kesehatan

Pemerintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak langsung

terhadap masyarakat.

Kriteria wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat tentu berlaku

juga untuk eksekutif lain di rumah sakit.

5. Asosiasi profesi

Etika adalah kesepakatan bersamadan pedoman untuk

(15)

Etika Institusional RS

Etika Rumah Sakit

Suatu etika praktis yang dikembangkan untuk

Rumah Sakit sebagai suatu institusi lahir pada

waktu yang hampir bersamaan dengan kehadiran

etika biomedis.

Etika institusional rumah sakit adalah

pengembangan dari etika biomedika (bioetika).

Karena masalah-masalah atau dilema etika yang

baru sama sekali sebagai dampak atau akibat

dari penerapan kemajuan pesat ilmu dan

teknologi biomedis, justru terjadi di rumah sakit.

Sebagai contoh, dapat disebut kegiatan

(16)
(17)

Masalah Etik Rumah Sakit

Yang Perlu Diatur

1. Rekam medis

2. Keperawatan

3. Pelayanan

laboratorium

4. Pelayanan pasien

dewasa

5. Pelayanan

kesehatan anak

6. Pelayanan klinik

medik

7. Pelayanan intensif, anestesi dan

euthanasia

8. Pelayanan radiologi 9. Pelayanan kamar

operasi

10. Pelayanan

rehabilitasi medik 11. Pelayanan gawat

darurat

12. Pelayanan

(18)

Isu-isu Etika Administratif

1. Kepemimpinan dan manajemen di rumah sakit Fungsi manajemen mencakup antara lain kegiatan

menentukan obyektif, menentukan arah dan memberi pedoman pada organisasi.

Kegiatan-kegiatan kepemimpinan dan manajemen ini paling sensitif secara etis. Artinya dalam

pelaksanaannya seorang pemimpin yang manajer puncak sangat mudah disadari atau tidak melanggar asas-asas etika beneficence, nonmaleficence,

menghormati manusia dan berlaku adil.

Apalagi jika Direktur Rumah Sakit berprilaku diskrimatif dan menerapkan standar ganda. Ia

(19)

2.

Privasi

Privasi menyangkut hal-hal konfidensial tentang pasien,

seperti rahasia pribadi, kelainan atau penyakit yang

diderita, keadaan keuangan, dan terjaminnya pasien dari gangguan terhadap ketersendirian yang menjadi

haknya.

Kewajiban etis rumah sakit untuk menjaga dan

melindungi privasi dan kerahasiaan pasiennya.

Harus di akui, hal itu tidak selalu mudah. Misalnya

kerahasiaan rekam medis pasien sukar dijaga, karena rumah sakit modern data dan informasi yang terdapat di dalamnya terbuka bagi begitu banyak petugas yang

karena kewajibannya memang berhak punya akses terhadap dokumen tersebut.

Dapat juga terjadi dilema etika administratif, jika terjadi

(20)

3. Persetujuan tindakan medis

(Informed

consent)

Masalah etika administratif dapat terjadi, jika

informed consent

tidak dilaksanakan

sebagaimana seharusnya, yaitu persetujuan yang diberikan secara sukarela oleh pasien yang

kompeten kepada dokter untuk melakukan

tindakan medis tertentu pada dirinya, setelah ia diberi informasi yang lengkap dan dimengerti

(21)

Dilema etika administratif berikutnya di

rumah sakit - faktor situasi keuangan

Apakah kemampuan pasien membayar uang

muka adalah faktor yang mutlak bagi rumah sakit untuk memberikan pertolongan

kepadanya. karena pertimbangan tertentu, pemilik atau manajeman rumah sakit

mengalokasikan dana yang terbatas untuk proyek tertentu,dan dengan demikian

mengakibatkan kebutuhan lain yang mungkin lebih mendesak, lebih besar manfaatnya, dan lebih efektif biaya.

Bagaimana sikap rumah sakit terhadap dokter

tertentu sangat tinggi tarif jasanya. Jika ditegur ia pasti akan marah, dan mungkin akan hengkang kerumah sakit lain. padahal ia patient getter yang merupakan ‘telur

emas’bagi rumah sakit.

Bagaimana sikap terhadap pasien yang kurang

tepat waktu melunasi piutang periodiknya, padahal ia sangat memerlukan tindakan khusus lanjutan.

Untuk rumah sakit milik pemodal,

bagaimana sikap manajemen jika ada konflik kepentingan antara kebutuhan pasien dengan keingginan pemegang saham yang melihat sesuatu hanya dari perhitungan bisnis.

Bagaimana jika ada konflik kepentingan

antara pemilik, manajemen dan para klinis yang akar masalahnya adalah soal

keuangan dan pendapatan. Bagaimana sikap manajemen terhadap dokter tertentu yang dapat diduga melakukan moral hazard

dengan berkolusi dengan PBF.

Bagaimana sikap rumah sakit terhadap

(22)

Isu-isu Biomedis

Persepsi dan perilaku profesional dan

instutisional terhadap:

Hidup dan kesehatan manusia dari sejak

sebelum kelahiran

Pada saat-saat sejak lahir

Selama pertumbuhan:

jika terjadi penyakit atau cidera

Menjadi tua

Sampai saat-saat menjelang akhir hidup

Kematian

(23)

Definisi Etika Biomedis

Etika biomedis

isu-isu etika biomedis atau bioetika yang lahir sebagai dampak

revolusi biomedis sejak tahun 1960-an, yang antara lain berakibat masalah dan dilema baru sama sekali bagi para dokter dalam menjalankan propesinya.

Etika biomedis dalam arti ini didefinisikan oleh International

association of bioethics sebagai berikut; Bioetika adalah studi tentang isu-isu etis,sosial,hukum,dan isu-isu lainyang timbul dalam pelayanan kesehatan dan ilmu-ilmu biolagi (terjemahan oleh penulis).

Etika medis’tradisional’ yang sudah dikenal sejak ribuan tahun,

dan lebih banyak menyangkut hubungan individual dalam interaksi terapeutik antara dokter dan pasien.

Kemungkinan adanya masalah etika medis

(24)

Isu-isu Bioetika

Kegiatan rekayasa genetik,teknologi

reproduksi,eksperimen medis, donasi dan

transpalasi organ, penggantian kelamin, eutanasia, isu-isu pada akhir hidup, kloning terapeutik dan

kloning repraduktif.

Sesuai dengan definisi di atas tentang bioetika oleh

International Association of Bioethics

K

egiatan-kegiatan di atas dalam pelayanan

kesehatan dan ilmu-ilmu biologi tidak hanya

menimbulkan isu-isu etika,tapi juga isu-isu sosial, hukum, agama, politik, pemerintahan,

(25)

Identifikasi Dan Pemecahan

Masalah Etika Biomedis

Kepedulian internal rumah sakit saja-misalnya

Komite Etika Rumah Sakit dan para dokter saja

seperti halnya pada penanganan masalah etika

medis

‘tradisional’-

Kepedulian dan bidang kajian banyak ahli multi-

dan inter-displiner tentang masalah-masalah

yang timbul karena perkembangan bidang

biomedis pada skala mikro dan makro,dan

tentang dampaknya atas masyarakat luas dan

sistemnilainya,kini dan dimasa mendatang

(26)

Studi formal inter-disipliner dilakukan pada

pusat-pusat kajian bioetika yang sekarang sudah banyak jumlahnya terbesar di seluruh dunia.

yang perlu diketahui dan diikuti perkembangannya

oleh pimpinan rumah sakit adalah tentang ‘fatwa’ pusat-pusat kajian nasional dan internasional,

deklarasi badan-badan internasional seperti PBB, WHO, Amnesty International, atau’fatwa’ Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional (diIndonesia;AIPI)

tentang isu-isu bioetika tertentu, agar rumah sakit sebagai institusi tidak melanggar kaidah-kaidah

yang sudah dikonsensuskan oleh lembaga-lembaga nasional atau supra nasional yang terhormat itu.

Jika terjadi masalah bioetika dirumah sakit yang

(27)

Isu-isu Etika Medis

Seperti sudah disinggung diatas, masalah

etika medis tradisional dalam pelayanan

medis dirumah sakit kita lebih banyak

dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya

malpraktek, terutama oleh dokter. Padahal,

etika disini terutama diartikan kewajiban

dan tanggung jawab institusional rumah

sakit. Kewajiban dan tanggung jawab itu

dapat berdasar pada ketentuan hukum

(28)

Hukum Rumah Sakit

Hukum kesehatan eksistensinya masih sangat relatif baru, dalam perkembangannya di Indonesia

 Fred Ameln dan Almarhum Prof. Oetama dalam bentuk ilmu hukum kedokteran.

Perkembangan kehidupan yang pesat di bidang kesehatan dalam bentuk Sistem Kesehatan Nasional

mengakibatkan di perlukannya pengaturan yang lebih luas, dari

hukum kedokteran ke hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan (hukum kesehatan).

 Dalam rangka memberikan kepastian dan perlindungan hukum, baik bagi pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun bagi

penerima jasa pelayanan kesehatan, untuk meningkatkan, mengarahkan dan memberikan dasar bagi pembangunan di bidang kesehatan diperlukan adanya perangkat hukum

kesehatan yang dinamis.

(29)

Definisi Hukum RS

Hukum Rumah Sakit

Semua

ketentuan hukum yang

berhubungan langsung dengan

pemeliharaan atau pelayanan kesehatan

dan penerapannya serta hak dan kewajiban

segenap lapisan masyarakat sebagai

penerima pelayanan kesehatan maupun

dari pihak penyelenggara pelayanaan

(30)

Hubungan Hukum

Pasien - RS

a).

Perjanjian perawatan

dimana terdapat kesepakatan antara rumah sakit dan pasien bahwa pihak rumah sakit menyediakan kamar perawatan dan di mana tenaga perawatan melakukan tindakan perawatan.

b). Perjanjian pelayanan medis

di mana terdapat kesepakatan antara rumah sakit dan pasien bahwa tenaga medis pada rumah sakit akan berupaya secara maksimal untuk

menyembuhkan pasien melalui tindakan medis

(31)

Hubungan Hukum

RS – Tenaga

Medis/Kesehatan

Rumah sakit dalam

menjamin perlindungan hukum bagi

dokter/tenaga

kesehatan agar tidak

menimbulkan kesalahan medik dalam menangani pasien, sekaligus pasien mendapatkan

perlindungan hukum dari suatu

tanggungjawab rumah sakit dan dokter/tenaga kesehatan.

Tanggung Jawab RS terhadap Tenaga

Medis/Tenaga Kesehatan

RS bertanggung jawab

secara perdata terhadap semua kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan bunyi pasal 1367 (3)

KUHPerdata.

Selain itu rumah sakit juga

bertanggungjawab atas wanprestasi dan perbuatan melawan hukum (Pasal

1243, 1370, 1371, dan 1365 KUHPerdata)

(32)

Peran dan Fungsi RS

Peran dan fungsi Rumah Sakit sebagai tempat

untuk melakukan pelayanan kesehatan

(YANKES) yang profesional akan erat

kaitannya dengan 3 (tiga) unsur, yaitu :

1) Unsur mutu yang dijamin kualitasnya;

2) Unsur keuntungan atau manfaat yang

tercermin dalam mutu pelayanan; dan

3) Hukum yang mengatur perumahsakitan

secara umum dan kedokteran dan atau medik

khususnya

(33)

Dalam hal ini dokter dan tenaga kesehatan lainnya

perlu memahami adanya landasan hukum dalam transaksi terapeutik antara dokter dengan pasien

(kontrak-terapeutik), mengetahui dan memahami hak dan kewajiban pasien serta hak dan kewajiban dokter dan adanya wajib simpan rahasia kedokteran, rahasia jabatan dan pekerjaan (M.Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, 1999: 29).

Didalam memberikan pelayanan kepada pasien dan

(34)

Panitia Etika Rumah Sakit

(PERS)

Etika Rumah Sakit Indonesia (ERSI)

Disusun oleh Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia

(PERSI).

Isi ERSI :

Kewajiban umum rumah sakit

Kewajiban rumah sakit terhadap masyarakat Kewajiban rumah sakit terhadap pasien

Kewajiban rumah sakit terhadap staf dan lain-lain.

Pada saat ini beberapa rumah sakit telah mulai

merasakan perlunya sebuah badan yang menangani pelanggaran etik yang terjadi di rumah sakit.

Di rumah sakit besar di Indonesia telah ada badan

yang dibentuk di bawah nama Panitia Etika Rumah Sakit (PERS) yang di luar negeri disebut Hospital Ethical Commitee dimana anggotanya terdiri:

Staf medis, perawatan, administratif dan pihak lain yang

(35)

Fungsi, Manfaat dan Tugas

Panitia Etika Rumah Sakit

(PERS)

Fungsi PERS:

Memberikan nasihat atau

konsultasi melalui diskusi atau berperan dalam menilai penyelesaian melalui

kebijaksanaan, pendidikan pada lingkungannya dan

memberikan anjuran-anjuran pada pelayan kasus-kasus sulit.

Tugas PERS

 membantu para dokter,

perawat dan anggota tim kesehatan di rumah sakit dalam menghadapi masalah-masalah pelanggaran etik maupun pemantapan

pengalaman kode etik masing-masing profesi.

Manfaat PERS :

1. Sebagai sumber

informasi yang relevan untuk menyelesaikan masalah etik di rumah sakit.

2. Mengidentifikasi masalah pelanggaran etik di

rumah sakit dan

memberikan pendapat untuk penyelesaian. 3. Memberikan nasihat

kepada direksi rumah sakit untuk meneruskan atau tidak, perkara

(36)

Masalah Etika dan Hukum

di Rumah Sakit

Masalah etika dan hukum di rumah sakit yang paling

marak saat ini adalah malpraktek.

Malpraktek (medis) sebenarnya adalah istilah

hukum yang berarti kesalahan dalam menjalankan

profesi.

Berkhouwer dan Borstman (dikutip oleh Veronica

Komalawati)

Seorang dokter melakukan kesalahan profesi, apabila ia

tidak memeriksa, tidak membuat penilaian, tidak

melakukan tindakan atau tidak menghindari tindakan (tertentu)

Dokter-dokter yang baik pada umumnya pada situasi

yang sama akan melakukan pemeriksaan, membuat penilaian, melakukan tindakan atau menghindari

(37)

Hakekat definisi Malpraktik

(Medis)

Pertama, definisi ini bersifat relatif

Baik buruknya seorang dokter menjalankan

profesinya dibandingkan dengan rata-rata dokter lain. Tentu ini ada kelemahan-kelemahannya, dapat saja seorang dokter yang inovatif di tuduh

melakukan malpraktek karena ia melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan kebanyakan dokter lain, padahal yang ia lakukan adalah baik dan

bermanfaat bagi pasien.

Soal standar profesi tidak disinggung dalam definisi

(38)

Kedua, walaupun tidak secara eksplisit

dinyatakan, dalam definisi ini dengan

kesalahan profesional ditonjolkan tentang

kelalaian; dokter tentu tidak melakukan

pemeriksaan. tidak membuat penilaian,

tidak melakukan tindakan, dan tidak

menghindari tindakan tertentu.

Malpraktek adalah sama dengan

(39)

Etika Medis Di Rumah

Sakit.

1. Etika dalam hal ini diartikan sebagai kewajiban dan tanggung jawab.

2. Etika rumah sakit adalah etika institusi, jadi kewajiban dan tanggng jawab itu adalah institusional, bukan individual. 3. Namun, eksekutif puncak rumah sakit- sebagai yang oleh

pemilik melalui Governing Body (Badan Pengampu, Majelis Wali Amanah, Dewan Pembina, atau nama jenis yang lain)

diberi kekuasaan mengelola dan tanggung jawab rumah sakit, dengan sendirinya juga adalah penanggung jawab moral dan etika institusional.

4. Etika medis berhubungan dengan hidup dan kesehatan. Objek kewajiban dan tanggung jawab pada etika medis

adalah hidup dan kesehatan manusia dan kelompok manusia dilingkungan luar rumah sakit. itu berarti pasien staf serta karyawan rumah sakit,dan masyarakat.

(40)

Asas-asas Etika RS

6. Asas-asas etika yang diterapkan pada etika rumah sakit sebagai etika praktis adalah:

o Rumah sakit berbuat kebaikan (benifecence) dan tidak

menimbulkan mudharat atau cidera (nonmalifecence) pada pasien, staf dan karyawan, masyarakat umum,serta lingkungan hidup. Dua asas etika klasik ini sudah ada dalam lafal Sumpah Hipprokrates sejak lebih 23 abad yang lalu. Dua asas ini adalah juga ajaran semua agama. Ajaran islam hampir selalu menyebut dua asas itu dalam satu kalimat (Amar ma ‘arupnahi mungkar).dalam ajaran agama hindu, nonmaleficence adalah Ahimsa.

o Asas menghormati manusia (respect for persons) berarti

menghormati pasien,staf dan karyawan,serta masyarakat dalam hal hidup dan kesehatan mereka. itu berarti menghormati otonomi (hak untuk mengambil keputusan tentang diri sendiri),hak-hak

asasi sebagai warga negara, hak atas informasi,hak atas

privasi,hak atas kerahasiaan,seta harkat dan mertabat mereka sebagai manusia dan lain-lain.

(41)

Identifikasi Masalah Etika

Di Rumah Sakit

Kurt Darr

Seorang eksekutif rumah sakit tidak perlu sampai mengikuti kursus

tentang filosofi atau etika untuk dapat mengidentifikasikan masalah etika, walaupun kursus-kursus demikian akan banyak menolong.

Harus ada: Kepekaan, kebiasaan melakukan refleksi (an inquiring

mind), dan etika pribadi (personal ethics)yang cukup baik. tiga pertanyaan berikut ini dianjurkan diajukan pada diri sendiri untuk mengidentifikasikan kemungkinan adanya etika pada kasus

tertentu.

1)Apakah pasien, staf dan karyawan, atau masyarakat umum dalam

kasus tertentu itu diperlakukan seperti saya ingin diperlakukan dalam kasus seperti itu? ini dinamakan The Golden Rule.

2)Apakah pasien, staf dan karyawan, serta masyarakat umum cukup

dilindungi terhadap kemungkinan cidera dalam keberadaan dan pelayanan di rumah sakit?

3)Apakah penjelasan tentang informed consent kepada pasien

(42)

Jika salah satu atau lebih dari tiga pertanyaan itu

terjawab dengan

“tidak”,

ada indikasi masalah etika pada kasus yang dihadapi.

Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya adalah:

Adakah pasal-pasal dalam Kode Etik Rumah Sakit

yang dilanggar?

Adakah asas-asas etika umum yang dilanggar?

Jika masih perlu untuk lebih memastikan: Teori etika

mana yang dapat dipakai untuk pembenaran keputusan atau tindakan rumah sakit yang

menimbulkan masalah etika administratif atau etika biomedis.

Sama halnya dengan proses pemecahan masalah

(43)

Pemecahan Masalah

Etika Di Rumah

Sakit

Identifikasi Masalah etika administratif, masalah bioetika, masalah medis tradisional, atau gabungan berbagai

masalah etika itu dirumah sakit,

Mencari solusi untuk masalah-masalah:

2 (dua) model pemecahan masalah

Model terprogram (rasional)

Model rasional terprogram mungkin dapat diterapkan pada pemecahan banyak masalah manajemen umum, tetapi

rasio saja tidak selalu berhasil diterapkan pada pemecahan masalah etika. Masalah etika administratif tertentu di

rumah sakit yang menyangkut proses atau prosedur

mungkin dapat lebih mudah dipecahkan secara rasional. Model tak terprogram

Masalah etika biomedis yang menyangkut substansi atau prinsip sering kali sangat sensitif, karena itu rasio saja tidak selalu efektif. Diperlukan kebijaksanaan yang umumnya

(44)

Step By Step

Pemecahan Masalah Etika

Rumah Saki

1. Memecahkan struktur masalah yang sudah teridentifikasi kedalam komponen-komponennya, menganalisis komponen-komponen itu sehingga ditemukan akar masalah.Akar masalah adalah penyebab paling dasar dari masalah etika yang terjadi. Ia dapat berupa kelemahan pada manusia, kepemimpinan, manajemen, budaya organisasi, sarana, alat, sistem, prosedur, atau faktor-faktor lain.

2. Melakukan analisis lebih dalam tentang akar masalah yang sudah ditemukan (root cause analysis),untuk menetapkan arah pemecahannya. 3. Menetapkan beberapa alternatif untuk pemecahan akar masalah.

4. Memilih alternatif yang situasional terbaik untuk pemecahan masalah itu. 5. Memantau dan mengevaluasi penerapan upaya pemecahan yang sudah

dilaksanakan.

6. Melakukan tindakan koreksi jika masalah etika belum terpecahkan atau terulang lagi terjadi. Tindakan koreksi yang dapat menimbulkan masalah etika baru adalah jika manusia sebagai penyebab akar masalah yang

(45)

Kesimpulan & Saran

Kesimpulan

Saran

1. Hukum rumah sakit adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapannya serta hak dan kewajiban segenap lapisan masyarakat sebagai

penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanaan kesehatan yaitu

rumah sakit dalam segala aspek organisasi, sarana, pedoman medik serta sumber-sumber hukum lainnya.

2. Rumah sakit sebagai suatu institusi dalam pelayanan

kesehatan telah mempunyai etika yang di Indonesia terhimpun

dalam Etik Rumah Sakit Indonesia (ERSI).

Dalam menjalankan

pelayanan kesehatan, masing-masing profesi harus berpedoman pada etika profesinya dan

harus pula memahami etika profesi disiplin lainnya apalagi dalam wadah dimana mereka berkumpul (rumah sakit) agar tidak saling

(46)

Hospital By Laws

(47)

Peristilahan

Hospital By laws

‘Hospital’ dan ‘By laws’.

Kata ‘Hospital’ = rumah sakit

Kata ‘Bylaw’ terdapat beberapa definisi yang dikemukakan para

ahli:

The Oxford Illustrated Dictionary : Bylaw is regulation made by local

authority or corporation.

Bylaws means a set of laws or rules formally adopted internally by a faculty,

organization, or specified group of persons to govern internal functions or practices within that group, facility, or organization (Guwandi, 2004).

Jadi, Bylaws dapat diartikan:

Peraturan dan ketentuan yang dibuat suatu organisasi atau perkumpulan untuk mengatur para anggota-anggotanya.

Keberadaan Hospital Bylaw memegang peranan penting

sebagai tata tertib dan menjamin kepastian hukum di rumah sakit.

HBL adalah ‘rules of the game’ dari dan dalam manajemen

(48)

Ciri dan Sifat HBL

1) Tailor-made

Isi, substansi, dan rumusan rinci Hospital Bylaw tidaklah mesti sama. Hal

ini disebabkan oleh karena tiap rumah sakit memiliki latar belakang, maksud, tujuan, kepemilikan, situasi, dan kondisi yang berbeda.

2. Hospital Bylaw dapat berfungsi sebagai ‘perpanjangan tangan hukum’.

Fungsi hukum adalah membuat peraturan-peraturan yang bersifat umum

dan yang berlaku secara umum dalam berbagai hal. Sedangkan kasus-kasus hukum kedokteran dan rumah sakit bersifat kasuistis. Dengan demikian, maka peraturan perundang-undangannya masih harus

ditafsirkan lagi dengan peraturan yang lebih rinci, yaitu Hospital Bylaw.

Sebagaimana diketahui, hampir tidak ada kasus kedokteran yang persis

sama, karena sangat tergantung kepada situasi dan kondisi pasien, seperti kegawatannya, tingkat penyakitnya, umur, daya tahan tubuh, komplikasi penyakitnya, lama pengobatan yang sudah dilakukan, dan sebagainya.

3. Hospital Bylaw mengatur bidang yang berkaitan dengan seluruh

manajemen rumah sakit meliputi administrasi, medik, perawatan, pasien, dokter, karyawan, dan lain-lain.

4. Rumusan Hospital Bylaw harus tegas, jelas, dan terperinci

Hospital Bylaw tidak membuka peluang untuk ditafsirkan lagi secara

individual.

(49)

Hakekat HBL

Hospital Bylaw merupakan materi muatan pengaturan dapat

meliputi antara lain: tata tertib rawat inap pasien, identitas pasien, hak dan kewajiban pasien, dokter dan rumah sakit, informed consent, rekam medik, visum et repertum, wajib simpan rahasia kedokteran, komite medik, panitia etik

kedokteran, panitia etika rumah sakit, hak akses dokter terhadap fasilitas rumah sakit, persyaratan kerja, jaminan keselamatan dan kesehatan, kontrak kerja dengan tenaga kesehatan dan rekanan.

Bentuk HBL dapat merupakan kumpulan dari Peraturan

Rumah Sakit, Standar Operating Procedure (SOP), Surat

Keputusan, Surat Penugasan, Pengumuman, Pemberitahuan dan Perjanjian (MOU).

Peraturan internal rumah sakit tidak boleh bertentangan dengan

(50)

Kepentingan HBL

Pertama, untuk kepentingan peningkatan mutu

pelayanan.

Dalam hal ini Hospital Bylaw dapat menjadi instrumen

akreditasi rumah sakit. Rumah sakit perlu membuat standar-standar yang berlaku baik untuk tingkat rumah sakit

maupun untuk masing-masing pelayanan misalnya

pelayanan medis, pelayananan keperawatan, administrasi dan manajemen, rekam medis, pelayanan gawat darurat, dan sebagainya. Standar-standar ini terdiri dari elemen

struktur, proses, dan hasil. Adapun elemen struktur meliputi fasilitas fisik, organisasi, sumber daya manusianya, sistem keuangan, peralatan medis dan non-medis, AD/ART,

(51)

Kedua, dilihat dari segi hukum Hospital Bylaw dapat

menjadi tolak ukur mengenai ada tidaknya suatu

kelalaian atau kesalahan di dalam suatu kasus hukum kedokteran.

Di dalam Hukum Rumah Sakit pembuktian yang lebih rinci

harus terdapat dalam Hospital Bylaw.

Ketiga, dilihat dari segi manajemen risiko, maka HBL

dapat menjadi alat (tool) untuk mencegah timbulnya atau mencegah terulangnya suatu risiko yang

merugikan.

Pasien akan semakin terlindungi sesuai prinsip patient

safety.

Hospital Bylaw juga akan memperjelas fungsi dan

(52)

Fungsi dan Kegunaan HBL

Fungsi

Kegunaan

1. Mengatur kewenangan dan

tanggung jawab pemilik, dreksi, manajer, profesional serta tenaga kerja lainnya.

2. Mengatur hak dan kewajiban semua

pihak yang terinteraksi dengan RS.

3. Mengatur hubungan interaksi

semua pihak.

4. Mengatur hal-hal yang berkaitan

dengan kewajiban RS terhadap pemerintah serta lembaga penegakan hukum.

5. Mengatur tata-laksana

melaksanakan ke kewenangan, kewajiban dan hak.

1.Sebagai pedoman intern rumah sakit. 2.Sebagai pedoman bagi pihak ekstern

yang berinteraksi dengan RS (termasuk pasien).

3.Sebagai sarana untuk menjamin

efektifitas, efesiensi dan mutu bagi pelaksanaan tugas dan kewajiban rumah sakit.

4.Sebagai syarat bagi kepentingan

akreditasi.

5.Sebagai sarana perlindungan hukum

bagi semua pihak.

6.Sebagai acuan bagi penyelesaian

(53)

Hakekat HBL

1. Merupakan regulasi yang hanya berlaku di

rumah sakit yang bersangkutan.

2. Merupakan norma yang lebih dari sekedar legal

restatment.

3. Merupakan prasyarat bagi rumah sakit agar

dapat mewujudkan visi, misi dan tujuan rumah sakit.

4. Pedoman rumah sakit dapat melaksanakan

tugas dan kewajibannya dengan baik.

5. Klausula baku (perjanjian baku) yang akan

(54)

Hospital By Laws

Kepmenkes No.772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah

(55)

Medical staffs By

Laws

(56)

Pengantar

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :

631/MENKES/SK/IV/2005 ttg Medical staff by laws

Kedua: Setiap rumah sakit wajib menyusun Peraturan

Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) di Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu profesi medis dan mutu

pelayanan medis.

Staf medis adalah merupakan tenaga yang mandiri,

karena setiap dokter memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan klinis pada pasien.

Dalam memutuskan tindakan medis maupun

pemberian terapi kepada pasien harus dilakukan atas kebebasan dan kemandirian profesi dan tidak boleh atas pengaruh atau tekanan pihak lain.

Kebebasan profesi bukan diartikan kebebasan yang

(57)

Definisi Medical Staffs By

Laws

a. Medical staff bylaws adalah suatu peraturan organisasi staf medis dan komite medis di rumah sakit yang

ditetapkan oleh pemilik rumah sakit atau Governing Body;

b. Medical staff bylaws bukan merupakan kumpulan peraturan teknis administrasi medis ataupun teknis medis di rumah sakit. Oleh karena itu standard

operating prosedure, standar pelayanan medis bukan

merupakan medical staff bylaws tetapi lebih merupakan kebijakan teknis operasional pelayanan medis;

(58)

Definisi Medical Staffs By

Laws

d.

Medical staff bylaws tidak mengatur

manajemen keuangan dan

peralatan medis

e.

Medical staff bylaws , Rules and Regulations

adalah kerangka

(framework) untuk pengaturan

diri sendiri (

self-governance) oleh staf

medik

yang dapat diterima secara umum. Kerangka itu

menetapkan tugas, kewajiban, kewenangan,

tanggung jawab, kelompok staf medis dan

komite medis.

f. Yang dimaksud dengan staf medis dalam

(59)

Tujuan Medical Staffs By

Laws

Umum

Khusus

Sebagai pedoman

bagi rumah sakit

dalam

meningkatkan

mutu pelayanan

medis di rumah

sakit.

Tercapainya kerjasama yang baik antara staf medis

dengan pemilik rumah sakit atau yang mewakili dan

antara staff medis dengan Direktur/ Pimpinan rumah sakit.

Tercapainya sinergisme antara manajemen dan profesi medis untuk kepentingan pasien.

(60)

Fungsi Medical Staff By

Laws

Menggambarkan pengorganisasian staf medis di

rumah sakit.

Memuat prosedur persyaratan dan penerimaan

tenaga medis di rumah sakit

Mengatur mekanisme

peer review, reapoinment,

kewenangan yang

diberikan

(clinical privileges)

dan pendisiplinan.

Memuat prosedur pengajuan permohonan

sebagai staff medis

Sebagai acuan pemberian pelayanan

(61)

MATERI DAN SUBSTANSI PERATURAN

INTERNAL STAF MEDIS (

MEDICAL

STAF BYLAWS)

Medical staff bylaws adalah “tailor made”

dan medical staff bylaws adalah

merupakan peraturan yang mengatur staf

medis.

Mengacu kedua hal tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa walaupun

medical staff

bylaws bersifat “tailor made”, namun tetap

diperlukan acuan hal-hal apa saja yang

(62)

Mengingat staf medis adalah profesi mandiri

maka dalam menyusun

medical staff bylaws

perlu pula memperhatikan ciri-ciri profesi.

Medical staff bylaws

, adalah

tailor made

maka materi

dan substansi tidak mungkin

disamakan antara satu rumah sakit dengan

rumah sakit lainnya.

Namun paling tidak harus ada subtansi

minimal yang harus dicantumkan dalam

(63)

Substansi Minimal Medical

Staffs By Laws

1.

Substansi inti

(core content)

Core content adalah nilai-nilai fundamental

yang

dianut secara universal dalam

menjalankan profesi medis, seperti asas-asas

etika medis, asas-asas profesionalisme

(kompetensi, efikasi, aman bagi pasien),

pelayanan yang bermutu (

quality, efficiency,

equity), akuntabilitas, etc

2.

Substansi

khusus local

(local specifics)

Local spesifict adalah hal-hal yang khusus

(64)

Substansi

Medical Staffs Laws

Umum :

? Uraian tentang staf medis, kelompok staf

medis dan komite medis yang ada di rumah

sakit.

? Uraian tentang garis-garis besar tugas dan

tanggung jawab staf medis.

? Pernyataan tentang kewajiban bagi semua staf

medis untuk mentaati dan menjalankan

ketentuan-ketentuan etika profesi medis, etika

rumah sakit,

hospital staff bylaws rumah sakit

dan peraturan-peraturan pelaksana yang

(65)

Kerangka Tugas dan

kewajiban

Tugas dan kewajiban Komite Medis secara umum adalah :

? Menyusun, mengevaluasi dan jika perlu mengusulkan perubahan pada

medical staff

bylaws.

? Menetapkan standar pelayanan medis yang dibuat oleh kelompok staf medis.

? Menentukan Kebijakan umum dalam

melaksanakan pelayanan medis secara profesional. ? Mengusulkan rencana pengembangan sumber

(66)

Persyaratan Dan Tata

Cara

? Seleksi dan penapisan terhadap dokter/dokter gigi yang akan bekerja di rumah sakit

? Penetapan kewenangan klinis (clinical priviledges) bagi masing-masing dokter/dokter gigi yang bekerja di rumah sakit sesuai kebutuhan rumah

sakit. Tenaga dokter/dokter gigi yang diterima bekerja di rumah sakit, harus sesuai dengan sertifikasi, registrasi, perizinan, kompetensi, pengalaman, keterampilan, kesehatan, dan perilaku etikanya.

? Pemantauan dan pengamatan, bahwa dokter yang diberikan kewenangan klinis (clinical priviledges) seperti yang ditetapkan memang benar-benar melakuakn tindakan medik dalam batas-batas izin yang diberikan

kepadanya.

? Sanksi terhadap dokter yang di putuskan melanggar disiplin. Atau

berperilaku tidak baik, yang memberikan pelayanan medis dan atau tindakan medis yang tidak sesuai dengan izin yang diberikan, yang tidak sesuai

(67)

Aturan Staf Medis

Aturan staf medis merupakan

lampiran

medical staff

bylawsnya. Yang diatur

didalam

aturan staff medis adalah

kewajiban staf medis yang

terkait dengan pemberian

(68)

Isi Aturan Staff Medis

? Kewajiban staf medis untuk mematuhi ketentuan pelaksanaan praktik kedokteran.

? Kewajiban Staf Medis untuk mematuhi Standar Profesi.

? Kewajiban Staf Medis untuk mematuhi Standar Pelayanan dan Standar Prosedur Operasional.

? Kewajiban Staf medis untuk mematuhi kebijakan rumah sakit tentang rekam medis.

? Kewajiban Staf medis untuk mematuhi kebijakan rumah sakit tentang informed consent.

? Ketentuan untuk mematuhi kebijakan rumah sakit tentang rahasia kedokteran.

(69)

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN INTERNAL STAF

MEDIS (MEDICAL STAFF BYLAWS)

a. Medical staff bylaws adalah “tailor made”

Oleh karena itu, pada waktu menyusun medical staff bylaws

di rumah sakit jangan atau hindari untuk mem-fotocopy

medical staff bylaws dari rumah sakit lain. Medical staff bylaws dari rumah sakit lain hanya sebagai acuan atau

wacana saja tidak boleh di fotocopy oleh karena medical staff bylaws dari rumah sakit satu dengan lainnya tidak sama.

b. Laksanakan legal audit.

Langkah penting sebelum menyusun medical staff bylaws

adalah melakukan legal audit sehingga dapat diketahui

semua peraturan dan perundangan sebagai dasar pemberian pelayanan medis di rumah sakit.

Legal audit ini bukan hanya sekedar melakukan inventarisasi

(70)

c.

Bylaws untuk dilaksanakan bukan

merupakan filosofis

Medical staf bylaws disusun bukan hanya

sekedar dokumen, tetapi harus

dilaksanakan

karena merupakan konstitusi staf medis.

Dalam menyelesaikan permasalahan staf

(71)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

biro yang ada di Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara berada pada.. Badan Pelaksana Harian yang bertugas untuk mengkoordinir setiap

Bank adalah lembaga intermediasi keuangan yang menghubungkan pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan pihak yang kekurangan dana (minus) dan menyediakan jasa-jasa keuangan

Untuk mengetahui berapa rata-rata setiap karyawan dapat menghasilkan produk dalam setiap bulannya dan apakah memiliki pengaruh terhadap motivasi yang diberikan

Bentuk semantik dalam novel dapat dipahami melalui penggunaan majas oleh pengarang. Penggunaan majas telah memperkuat makna pesan yang hendak disampaikan oleh Tere

Kelengkapan dokumen permohonan, dan bukti-bukti yang dapat menunjukkan, bahwa kerugian nyata-nyata dialami oleh korban, akibat suatu bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang

Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berbeda dalam tahap operasi konkret dalam berfikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep

Pada saluran transmisi biasa yang berarti bandwidthnya terbatas jika sinyal digital akan ditambah unjuk kerjanya dengan cara meningkatkan S/N akan mengurangi bit- rate, dan

Seperti yang dinyatakan Dewi Candraningrum sebagai seorang memberi tanggapan terhadap buku Perempuan dalam Tiga Novel Karya Nh. Dini , buku ini merupakan