• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA, PEMILIHAN SAHAM DAN PENETAPAN WAKTU PADA REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KINERJA, PEMILIHAN SAHAM DAN PENETAPAN WAKTU PADA REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS KINERJA, PEMILIHAN SAHAM DAN

PENETAPAN WAKTU PADA REKSA DANA SYARIAH

DI INDONESIA PERIODE 2014-2018

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

HELSI DWI YANA

NIM: 11150810000065

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ii

ANALISIS KINERJA, PEMILIHAN SAHAM DAN PENETAPAN WAKTU PADA REKSA DANA SYARIAH

DI INDONESIA PERIODE 2014-2018

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Helsi Dwi Yana NIM:11150810000065

Di Bawah Bimbingan: Pembimbing

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, M.M. NIP. 19690203 200112 1 003

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Selasa 07 Mei 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Helsi Dwi Yana

2. NIM : 11150810000065

3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)

4. Judul Skripsi :“Analisis Kinerja, Pemilihan Saham Dan Penetapan Waktu Pada Reksa Dana Syariah Di Indonesia Periode 2014-2018”.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 07 Mei 2019

1. Murdiyah Hayati, S.Kom., M.M. NIP. 19741003 200312 2 001

( ) Penguji I

2. Faizul Mubarok, S.Si., M.M. NIDN. 2014058801

( ) Penguji II

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Selasa 21 Januari 2020 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Helsi Dwi Yana

2. NIM : 11150810000065

3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)

4. Judul Skripsi : “Analisis Kinerja, Pemilihan Saham Dan Penetapan Waktu Pada Reksa Dana Syariah Di Indonesia Periode 2014-2018”.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Januari 2020

1. Murdiyah Hayati, S.Kom., M.M. NIP. 19741003 200312 2 001

( ) Ketua

2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, M.M. NIP. 19690203 2001112 1 003

( ) Sekretaris

3. Faizul Mubarok, S.Si., M.M. NIDN. 2014058801

( ) Penguji Ahli

4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, M.M. NIP. 19690203 2001112 1 003

( ) Pembimbing

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Helsi Dwi Yana

2. NIM : 11150810000065

3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)

4. Judul Skripsi : “Analsis Kinerja, Pemilihan Saham Dan Penetapan Waktu Pada Reksa Dana Syariah Di Indonesia Periode 2014-2018”.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syraif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 20 Desember 2019 Yang Menyatakan

(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Helsi Dwi Yana

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 25 Februari 1997 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Abdurahman RT003 RW001 No.60 Parigi Baru Pondok Aren Tangerang Selatan 15228

Email : helsidwiyana6@gmail.com

Nomor Telepon : 0895-6103-54683

II. PENDIDIKAN FORMAL

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015 – 2020

SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan 2012 – 2015

SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan 2009 – 2012

SD Negeri 2 Pondok Kacang Timur 2003 – 2009

III. PENGALAMAN ORGANISASI

Kepala Bidang Administrasi Umum UKM Bahasa – FLAT 2018 – 2019 Anggota Bidang Hubungan Masyarakat UKM Bahasa – FLAT 2017 – 2018 Anggota Divisi Kewirausahaan HMJ Manajemen FEB 2016 – 2017 Anggota Bidang Hubungan Masyarakat KKN KALIMAYA

Desa Cigudeg 2018

IV. PENGALAMAN BEKERJA

PT. Kimia Farma Diagnostika staff Pengadaan 2019 Sahabat Yatim Indonesia staff Telemarketing 2017 Development Bank of Singapore staff Telemarketing 2015 KPP Pratama Pondok Pinang Jakarta Selatan staff Arsip 2014

(7)

vii

ABSTRACT

The research aims to analyse the performance of sharia funds and evaluate the performance of the investment manager, which includes stock selection and market timing ability in Indonesia period January 2014-December 2018. There are 40 Sharia mutual fund samples of the type is ETF-sharia, fixed income, index, mix, stocks and protected types that meet the research criteria. Methods used in the performance assessment of Sharia mutual fund using risk adjusted return are Sharpe, Treynor and Jensen methods, while for investment manager performance assessment in determining stock selection and market timing ability using the Treynor-Mazuy and Henrikson-Merton methods. The results of the research assessment of Sharia fund performance on Sharpe and Jensen method are 7 Sharia mutual funds that have positive performance value and other 33 negative value, while using Treynor method there are 15 Sharia mutual funds have positive performance values and other 25 negative value. The results showed that there were no investment managers who had stock selection ability using the Treynor-Mazuy and Henrikson-Merton methods. Meanwhile, market timing ability is only owned by 1 investment manager based on Henrikson-Merton method, while using the Treyno-Mazuy method there is no investment manager who has the market timing ability.

Keywords: Sharia Mutual Fund Performance, Risk Adjusted Return (Sharpe, Treynor and Jensen), Stock Selection and Market Timing Ability.

(8)

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja reksa dana syariah dan mengevaluasi kinerja Manajer Investasi yang meliputi kemampuan pemilihan saham (stock selection ability) dan penetapan waktu yang tepat (market timing

ability) di Indonesia periode Januari 2014-Desember 2018. Terdapat 40 sampel

reksa dana syariah dari jenis ETF-Syariah, Pendapatan Tetap, Indeks, Campuran, Saham, dan Terproteksi yang memenuhi kriteria penelitian. Metode yang digunakan pada penilaian kinerja reksa dana syariah menggunakan risk adjusted

return yaitu metode Sharpe, Treynor dan Jensen, sedangkan untuk penilaian

kinerja Manajer Investasi dalam menentukan kemampuan pemilihan saham (stock

selection ability) dan penetapan waktu yang tepat (market timing ability)

menggunakan metode Treynor-Mazuy dan Henrikson-Merton. Hasil penelitian penilaian kinerja reksa dana syariah pada metode Sharpe dan Jensen terdapat 7 reksa dana syariah yang memiliki nilai kinerja positif dan 33 lainnya bernilai negatif, sedangkan jika menggunakan metode Treynor terdapat 15 reksa dana syariah yang memiliki nilai kinerja positif dan 25 lainnya bernilai negatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada manajer investasi yang memiliki kemampuan pemilihan saham (stock selection ability) dengan menggunakan metode Treynor-Mazuy maupun Henrikson-Merton. Sementara itu, kemampuan penetapan waktu yang tepat (market timing ability) hanya dimiliki oleh 1 Manajer Investasi berdasarkan metode Henrikson-Merton, sedangkan dengan menggunakan metode Treyno-Mazuy tidak ada manajer investasi yang memiliki kemampuan penetapan waktu yang tepat (market timing ability).

Kata Kunci: Kinerja Reksa Dana Syariah, Risk Adjusted Return (Sharpe,

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta‟ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analsis Kinerja, Pemilihan Saham Dan Penetapan Waktu

Pada Reksa Dana Syariah Di Indonesia Periode 2014-2018. Shalawat serta salam

tidak lupa kami panjatkan kepada Nabi Muhammad Shallallah „Alayhi wa Sallam, manusia pilihan yang pribadinya selalu menjadi tauladan bagi kita semua, kepada keluarganya, kepada sahabatnya, sampai kepada para pengikutnya.

Skripsi ini mengkaji kinerja reksa dana syariah di Indonesia dengan menggunakan metode Risk Adjusted Return (Sharpe, Treynor dan Jensen) serta mengevaluasi kinerja Manajer Investasi yang meliputi kemampuan pemilihan saham (stock selection ability) dan penetapan waktu yang tepat (market timing

ability) menggunakan metode Treynor-Mazuy dan Henrikson-Merton. Sampel

penelitian ini adalah reksa dana syariah periode tahun 2014-2018. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari pihak-pihak yang selama ini membantu penulis. Mulai dari bantuan moril, informasi dan materil. Oleh sebab itu, pada sedikit paragraf ini penulis akan menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua, Bapak Yanto dan Ibu Mianti yang selalu memberikan do‟a dan dengan sabar serta bijaksana memberikan arahan serta semangat bagi penulis. Terima kasih atas kasih sayang dan do‟a yang tiada henti. Semoga bisa menjadi kebanggaan papa dan mama.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, M.M. sebagai dosen pembimbing skripsi, terima kasih telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing penulisan skripsi ini dengan arahan dan kesabarannya.

3. Bapak Hemmy Fauzan, S.E., M.M. sebagai dosen pembimbing akademik, terima kasih telah memberikan motivasi dan bimbingan selama penulis menjadi mahasiswi.

(10)

x

4. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., M.M. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis. 5. Segenap dosen pengajar Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas semua ilmu pengetahuan, budi pekerti dan nilai kehidupan yang telah kalian berikan.

6. Segenap teman-teman Jurusan Manajemen angkatan 15 terima kasih semuanya. Terkhusus untuk Nurhasanah, Rizky Nurcholifah, Rizca Amira, dan Aziz Muslim yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Untuk 6 menara yaitu Lulu, Vidya, Deas, Ririn, dan Sarry, terima kasih atas motivasi kalian yang sangat luar biasa. Serta teman-teman angkatan 15 UKM Bahasa-FLAT dan keluarga besar UKM Bahasa-FLAT terima kasih atas ilmu pengetahuan dan suka duka selalu bersama menemani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih dengan tidak mengurangi rasa hormat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, segala kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk proses belajar, karena tidak ada orang didunia ini yang sempurna. Semoga skripsi yang telah penulis susun dapat memberikan manfaat bagi penelitian selanjutnya.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 20 Desember 2019

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Permasalahan ... 10 1. Identifikasi Masalah ... 10 2. Batasan Masalah ... 11 3. Rumusan Masalah ... 11 C. Tujuan Penelitian ... 12 D. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

A. Landasan Teori... 14

1. Investasi Islam ... 14

a. Landasan Investasi Islam ... 14

b. Risiko Dalam Investasi... 16

c. Investasi Dalam Perspektif Islam ... 18

2. Pasar Modal Syariah... 21

(12)

xii

b. Instrumen Pasar Modal Syariah ... 22

c. Prinsip Syariah Dalam Pasar Modal ... 23

d. Fungsi Pasar Modal Syariah... 24

3. Teori Portofolio ... 25

a. Pengertian Portofolio ... 25

b. Return Portofolio ... 26

c. Risiko Portofolio ... 27

4. Reksa Dana Syariah ... 27

a. Pengertian Reksa Dana Syariah ... 27

b. Unit Penyertaan ... 32

c. Pihak-pihak yang Terkait ... 33

d. Bentu-bentuk Reksa Dana ... 38

e. Sifat Reksa Dana Syariah ... 45

f. Jenis-jenis Reksa Dana ... 57

g. Manfaat Reksa Dana Syariah ... 63

h. Biaya-biaya pada Reksa Dana Syariah ... 66

i. Nilai Aktiva Bersih (NAB) ... 67

j. Risiko Reksa Dana Syariah ... 69

k. Return Reksa Dana Syariah ... 70

l. Risk Adjusted Return Index ... 71

m. Market Timing dan Stock Selection Ability ... 76

B. Penelitian Terdahulu ... 79

C. Kerangka Pemikiran... 86

D. Hipotesis Penelitian ... 88

BAB III METODE PENELITIAN ... 89

A. Ruang Lingkup Penelitian... 89

B. Metode Penentuan Sampel ... 89

C. Metode Pengumpulan Data ... 95

D. Teknik Analisis Data... 97

(13)

xiii

BAB IV PEMBAHASAN ... 111

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 111

B. Hasil Analisis Penelitian Dan Pembahasan ... 112

1. Kinerja Reksa Dana Syariah Berdasarkan Risk Adjusted Return ... 112

a. Analisis Kinerja Reksa Dana Syariah ETF – Saham ... 112

b. Analisis Kinerja Reksa Dana Syariah Fixed Income ... 114

c. Analisis Kinerja Reksa Dana Syariah Indeks ... 117

d. Analisis Kinerja Reksa Dana Syariah Campuran ... 119

e. Analisis Kinerja Reksa Dana Syariah Saham ... 122

f. Analisis Kinerja Reksa Dana Syariah Terproteksi ... 126

g. Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah ... 128

2. Kemampuan Pemilihan Saham (Stock Selection Ability) dan Penetapan Waktu Berdasarkan (Market Timing Ability) Metode Treynor-Mazuy ... 132

e. Stock Selection Ability ... 132

f. Market Timing Ability ... 134

3. Kemampuan Pemilihan Saham (Stock Selection Ability) dan Penetapan Waktu Berdasarkan (Market Timing Ability) Metode Henrikson-Merton ... 137

g. Stock Selection Ability ... 137

h. Market Timing Ability ... 139

BAB V PENUTUP ... 142

A. Simpulan ... 142

B. Saran ... 144

DAFTAR PUSTAKA ... 145

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 NAB Reksa Dana Syariah Per Jenis Tahun 2014-2018 ... 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 79

Tabel 3.1 Rincian Pemilihan Sampel Penelitian ... 91

Tabel 3.2 Sampel Reksa Dana Syariah Periode 2014-2018 ... 91

Tabel 3.3 Sumber Data ... 96

Tabel 4.1 Rincian Pemilihan Sampel Penelitian ... 112

Tabel 4.2 Kinerja Reksa Dana Syariah ETF – Saham Metode Sharpe ... 112

Tabel 4.3 Kinerja Reksa Dana Syariah ETF – Saham Metode Treynor ... 113

Tabel 4.4 Kinerja Reksa Dana Syariah ETF – Saham Metode Jensen ... 113

Tabel 4.5 Kinerja Reksa Dana Syariah Fixed Income Metode Sharpe ... 114

Tabel 4.6 Kinerja Reksa Dana Syariah Fixed Income Metode Treynor ... 115

Tabel 4.7 Kinerja Reksa Dana Syariah Fixed Income Metode Jensen ... 116

Tabel 4.8 Kinerja Reksa Dana Syariah Indeks Metode Sharpe ... 117

Tabel 4.9 Kinerja Reksa Dana Syariah Indeks Metode Treynor ... 117

Tabel 4.10 Kinerja Reksa Dana Syariah Indeks Metode Jensen ... 118

Tabel 4.11 Kinerja Reksa Dana Syariah Campuran Metode Sharpe ... 119

Tabel 4.12 Kinerja Reksa Dana Syariah Campuran Metode Treynor ... 120

Tabel 4.13 Kinerja Reksa Dana Syariah Campuran Metode Jensen ... 121

Tabel 4.14 Kinerja Reksa Dana Syariah Saham Metode Sharpe ... 122

Tabel 4.15 Kinerja Reksa Dana Syariah Saham Metode Treynor ... 123

Tabel 4.16 Kinerja Reksa Dana Syariah Saham Metode Jensen ... 124

Tabel 4.17 Kinerja Reksa Dana Syariah Terproteksi Metode Sharpe ... 126

Tabel 4.18 Kinerja Reksa Dana Syariah Terproteksi Metode Treynor ... 126

Tabel 4.19 Kinerja Reksa Dana Syariah Terproteksi Metode Jensen ... 127

Tabel 4.20 Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah ... 128

Tabel 4.21 Stock Selection Ability Metode Treynor-Mazuy... 132

Tabel 4.22 Market Timing Ability Metode Treynor-Mazuy ... 134

Tabel 4.23 Stock Selection Ability Metode Henrikson-Merton ... 137

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia ... 3

Gambar 1.2 Perbandingan NAB Reksa Dana Syariah dan Konvensional ... 4

Gambar 2.1 Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Berbentuk Perseroan ... 39

Gambar 2.2 Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Syariah Berbentuk KIK... 43

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Sampel Penelitian ... 149

Lampiran 2: Return Market (Jakarta Islamic Index) ... 152

Lampiran 3: Risk Free Rate of Return (SBIS ... 153

Lampiran 4: Return Reksa Dana, Standar Deviasi dan Beta ... 154

Lampiran 5: Excess Fund Return ... 158

Lampiran 6: Excess Market Return ... 162

Lampiran 7: Quadratic Excess Market Return ... 162

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal (bursa efek) adalah sebuah pasar yang mempertemukan investor (pihak yang kelebihan dana) dengan emiten (perusahaan yang membutuhkan dana) untuk melakukan transaksi jual beli sekuritas (surat berharga). Sekuritas yang tersedia dipasar modal umumnya sekuritas jangka menengah dan jangka panjang, seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Tempo waktu jangka menengah adalah satu sampai tiga tahun. Sementara itu, tempo waktu jangka panjang adalah lebih dari tiga tahun. Di Indonesia, setidaknya terdapat tiga instrumen pasar modal syariah yaitu obligasi syariah atau sukuk, reksa dana syariah dan saham syariah. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), obligasi syariah atau sukuk hingga Juli 2018 telah terbit sebanyak 91 sukuk dengan nilai total sebesar Rp17,338 triliun. Adapun reksa dana syariah yang telah beredar hingga juli 2018 sebanyak 202 jenis (Rodoni, 2019: 44).

Perkembangan pasar modal nasional menawarkan perkembangan instrumen keuangan, sehingga memberikan ruang diversivikasi dalam investasi. Diversivikasi berarti menyebarkan uang ke dalam beberapa jenis investasi. Tujuan diversivikasi adalah mengamankan kinerja portofolio investasi dengan diversivikasi, kinerja buruk suatu investasi dapat diimbangi oleh kinerja baik investasi lainnya. Satu diantara sekian banyak instrumen alternatif investasi

(18)

2 adalah Reksa dana. Reksa dana merupakan salah satu altematif investasi disamping deposito, obligasi atau saham. Kata “Reksa Dana” sering disebut

“Mutual Fund”. Memiliki makna “Saling menguntukan”, reksa dana juga sering

disebut dengan istilah “Danareksa”. Danareksa adalah suatu perusahaan investasi dengan nama “PT. Danareksa” yang merupakan BUMN dibawah Departemen Keuangan (Hadi, 2013: 127). Mengacu pada Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.

Setelah mengenal reksa dana secara umum (konvensional), maka beralih secara khusus pada pengertian reksa dana syariah. Sebenarnya, makna umum dari reksa dana syariah tidak terlalu berbeda dengan makna reksa dana pada umumnya. Perbedaannya terletak pada operasional, dimana reksa dana pada umumnya menggunakan prinsip konvensional, sedangkan reksa dana syariah menggunakan ketentuan prinsip syariah. Prinsip syariah di reksa dana syariah digunakan dalam bentuk akad antar pemilik modal (rab al-mal) dengan manajer investasi (amil), pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi, dalam penentuan serta pembagian hasil investasi. Perbedaan utama antara reksa dana syariah dengan konvensional terletak pada proses pemilihan aset yang membentuk portofolionya. Reksa dana konvensional tentu saja hanya menggunakan tingkat keutungan dan risiko dalam mengatur portofolio investasi. Sementara reksa dana syariah harus mempertimbangkan suatu produk keuangan di samping tingkat keuntungan dan risikonya. Berdasarkan jenis investasi reksa dana terbagi menjadi 4 yaitu reksa

(19)

3 dana pasar uang (Money Market Funds/MMF), reksa dana pendapatan tetap (Fixed Income Funds/FIF), reksa dana saham (Equity Funds/EF), dan reksa dana campuran (Balance Funds/BF).

Di Indonesia pertumbuhan reksa dana syariah meningkat dengan cepat. Perkembangan potensialnya juga besar, hal ini dapat terjadi tidak hanya didukung oleh pertumbuhan dan peningkatan kesadaran masyarakat dalam berinvestasi, namun juga kondisi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari statistika yang tercatat dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dimana nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dibawah ini merupakan data diagram pertumbuhan reksa dana syariah yang terus mengalami kenaikan jumlah perusahan serta diikuti oleh kenaikan nilai aktiva bersih (NAB).

Gambar 1.1

Perkembangan Reksadana Syariah di Indonesia Tahun 2010-Januari 2019

Sumber: www.ojk.go.id (data diolah)

65 74 93 136 182 224 223 37.301 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Januari 2019 0 50 100 150 200 250

Perkembangan Reksadana Syariah

(20)

4

Gambar 1.2

Perbandingan NAB Reksa Dana Syariah dan Konvensional Tahun 2010-Januari 2019

Tahun

Perbandingan Jumlah Reksa Dana

%

Perbandingan NAB (Rp. Miliar)

% Reksa Dana Syariah Reksa Dana Konvensional Reksa Dana Total Reksa Dana Syariah Reksa Dana Konvensional Reksa Dana Total 2010 48 564 612 7,8% 5.226 143.862 149.087 3,5% 2011 50 596 646 7,7% 5.565 162.672 168.237 3,3% 2012 58 696 754 7,6% 8.050 204.542 212.592 3,8% 2013 65 758 823 7,9% 9.432 183.112 192.545 4,9% 2014 74 820 894 8,3% 11.158 230.305 241.462 4,7% 2015 93 998 1.091 8,5% 11.019 260.950 271.969 4,1% 2016 136 1.289 1.425 9,5% 14.915 323.835 338.750 4,4% 2017 182 1.595 1.777 10,2% 28.312 429.195 457.507 6,2% 2018 224 1.875 2.099 10,6% 34.491 470.899 505.390 6,8% 2019 Januari 223 1.871 2.094 10,6% 37.301 482.609 519.910 7,2%

Sumber: www.ojk.go.id (data diolah)

Kontribusi dana kelola reksa dana syariah pada awal tahun ini menembus 7,17% dari total industri, didorong oleh sejumlah faktor, termasuk dengan adanya perluasan aset dasar offshore instrument tersebut. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Januari 2019, dana kelolaan atau nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana syariah mencapai Rp37,30 triliun atau berkontribusi 7,17% terhadap total dana kelolaan industri reksa dana yang mencapai Rp519,91 triliun meski masih rendah, pencapaian tersebut merupakan kabar baik, mengingat sejak 2013-2018 kontribusi dana kelolaan reksa dana syariah terhadap total industri hanya berkisar 4% hingga 6%. Adapun, peningkatan reksa dana syariah mulai kencang sejak tahun 2016 hingga Januari 2019, total produk reksa dana syariah yang beredar di pasar mencapai 223 produk atau berkontribusi 10,65% dari total produk reksa dana yang mencapai 2.094 produk.

(21)

5

Tabel 1.1

Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah Per Jenis Tahun 2014-2018

Jenis Reksa Dana Total NAB (Dalam Milyar)

2014 2015 2016 2017 2018

Syariah – Efek Luar Negeri - - 912 7.180 10.536

Syariah – ETF – Saham 482 633 337 106 32

Syariah – Fixed Income 376 726 1.749 3.484 5.493

Syariah – Indeks 150 219 108 146 219

Syariah – Mixed 1.763 1.796 1.093 2.438 4.063 Syariah – Pasar Uang 732 1.153 1.453 2.050 2.776 Syariah – Saham 6.593 5.677 7.814 9.254 10.389

Syariah – Sukuk - - 237 1.128 978

Syariah – Terproteksi 1.571 1.544 2.240 2.520 1.861

Sumber: www.ojk.go.id(data diolah)

Dapat dilihat perkembangan nilai aktiva bersih reksa dana syariah tahun 2014-2018, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), produk-produk syariah telah mengalami lonjakan sebesar 227,0% menjadi 242 produk pada akhir kuartal I/2019 dibandingkan dengan 74 produk pada 2014. Reksa dana jenis saham menawarkan return yang tertinggi apabila dibandingkan dengan reksa dana lainnya. Walaupun nilai aktiva bersih reksa dana syariah – saham sempat menurun pada tahun 2014-2015 namun dapat bangkit kembali. Dibandingkan reksa dana syariah – fixed income, syariah – pasar uang, syariah – mixed, syariah – ETF saham, syariah – indeks, syariah – terproteksi. Reksa dana syariah saham selalu memberikan potensi pertumbuhan nilai investasi yang lebih besar, demikian juga dengan risikonya. Reksa dana saham syariah menjadi alternatif menarik bagi investor yang mengerti potensi investasi pada saham untuk jangka panjang

(22)

6 sehingga dana yang digunakan untuk berinvestasi merupakan dana untuk kebutuhan jangka panjangnya. Selain harus mengerti bahwa investasi reksa dana saham syariah merupakan investasi jangka panjang, investor juga harus bersedia menerima risiko investasi yang menyertainya.

Tahap terakhir yang sangat penting bagi manajer investasi maupun investor adalah melakukan pengukuran dan evaluasi terhadap kinerja portofolio yang telah disusun. Berbagai macam metode yang dapat digunakan untuk menghitung return reksa dana saham syariah. Seperti Fama and French Three Factors Model yang meruapakan salah satu metode untuk menghitung return reksa dana. Metode ini mucul guna penyempurnaan metode-metode sebelumnya, seperti Capital Asset

Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Penggabungan

CAPM dan APT yang dilakukan Fama dan French kemudian diberi nama Fama

and French Three Factors Model (3F-Model). Terdapat tiga faktor dalam

mengestimasi expected return yaitu dengan menggunakan market factor, size, dan

book to market.

Selain 3F-Model manajer investasi dalam membuat strategi manajemen potofolio, memiliki dua strategi atau cara peneglolaan yaitu strategi portofolio aktif dan strategi potofolio pasif. Portofolio yang dikelola secara aktif memiliki tingkat risiko dan tingkat harapan pengembalian selalu berubah. Cara pendekatan terhadap strategi aktif adalah melalui pengukuran kemampuan pemilihan saham untuk pembentukan portofolio yang optimal dan kemampuan market timing (Tandelilin, 2001). Sedangkan menurut Manurung (2008) kemampuan pemilihan sekuritas adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih efek sekuritas yang

(23)

7 tepat untuk dimasukkan atau dikeluarkan dari portofolio reksa dana dengan tujuan memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik daripada tingkat pengembalian normal. Sedangkan kemampuan penetapan waktu yang adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih waktu kapan untuk membeli efek sekuritas, kapan untuk menukar atau menjual efek sekuritas dari potofolio yang dikelolanya.

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad et al (2019), tentang A Comparative

Performance Evaluation of Islamic and Conventional Mutual Fund in Saudi

Arabia periode 2013-2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja

dari mutual fund industry of Pakistan, Populasi penelitian ini dibagi 3 yaitu dana pension sukarela, reksa dana tertutup, reksa dana terbuka. Dana pension sukarela dan reksa dana tertutup, menghasilkan kinerja yang positif dan diikuti dengan manajer investasi yang memiliki kemampuan penetapan waktu dan pemilihan saham. Sebaliknya dengan reksa dana terbuka yang tidak memiliki kinerja yang baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Lucas et al (2019), tentang Analysis of

Market Timing, Exchange Rate of US Dollar, and Inflation to Equity Fund

Performance during 2011-2017. Hasil penelitian ini adalah pengembalian dana

ekuitas dipengaruhi oleh pengembalian pasar, kemampuan penetapan waktu manajer investasi tidak berpengaruh secara signifikan. Inflasi dan nilai tukar USD mempengaruhi pengembalian dana ekuitas sehingga investor perlu memperhatikan kedua variable tersebut ketika berinvestasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmed et al (2019), bertujuan untuk menganalisa Islamic Mutual Fund (IMF) dan Conventinal Mutual Fund (CMF).

(24)

8 Penelitian ini menggunakan data bulanan dari tahun 2013-2017, untuk 40 reksa dana di Arab Saudi. Penelitian ini menemukan bahwa IMF dan CMF memiliki kinerja yang hampir sama berdasarkan rasio Treynor dan Alpha Jensen. Namun, hasil dari rasio Sharpe menunjukan bahwa Islam berkinerja lebih baik daripada reksa dana konvensional. Penelitian ini mengungkapkan bahwa selectivity sekuritas dan market timing yang positif dari IMF dan CMF dibandingkan portofolio pasar.

Menurut Ramayanti et al (2018), pada penelitian yang berjudul Kemampuan Pemilihan Saham dan Penetapan Waktu Pada Manajer Investasi Reksa Dana Saham di Indoneisa, penelitian ini mendapatkan hasil bahwa secara keseluruhan dari 33 reksa dana yang dijadikan sampel penelitan tidak ada satupun reksa dana yang memiliki kemampuan selectivity baik dengan metode Treynor-Mazuy maupun Henrikson-Merton. Reksa dana yang manajer investasinya memiliki market timing ability sebanyak 11 reksa dana yang menunjukkan nilai koefisien market timing positif dan signifikan berdasarkan model Treynor-Mazuy dan terdapat 10 reksa dana yang menunjukkan nilai koefisien market timing positif dan signifikan berdasarkan model Henrikson-Merton.

Oliveira et al (2018), penelitian tentang Market Timing and Selectivity: An

Empirical Investigation of European Mutual Fund Performance yang mengkaji

pemilihan saham dan penetapan waktu oleh manajer investasi untuk menunjukan praktik strategi ini sebagai sarana untuk mencapai kinerja yang baik. Tercatat 163 reksa dana yang aktif dari tahun 2000-2016, manajer investasi tidak memiliki kemampuan penetapan waktu untuk mengantisipasi pergerakan pasar. Namun,

(25)

9 komponen pemilihan saham pengembalian memberikan hasil yang sedikit positif, meskipun kinerja keseluruhan buruk.

Adanya kinerja yang sangat baik pada reksa dana syariah maka penelitian ini akan difokuskan untuk mengevaluasi kinerja reksa dana syariah periode 2014-2018 menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen serta menilai strategi manajer investasi dalam mengelola reksa dana syariah menggunakan kemampuan pemilihan saham dan penetapan waktu yang tepat dengan menggunakan metode

Treynor-Mazuy dan Henrikson-Merton. Maka berdasarkan latar belakang tersebut

penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Aalisis Kinerja,

Pemilihan Saham Dan Penetapan Waktu Pada Reksa Dana Syariah Di Indonesia Periode 2014-2018”.

Perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan pengukuran kinerja reksa dana dengan Risk

Adjusted Return dengan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen serta menggunakan

metode Treynor-Mazuy dan Henrikson-Merton untuk kemampuan pemilihan saham dan penetapan waktu yang tepat. Selain itu, jenis reksa dana syariah yang diteliti merupakan seluruh kategori jenis reksa dana syariah yang memenuhi syarat ketentuan penelitian dan sampel tersebut terdiri dari reksa dana syariah – ETF saham, syariah – pendapatan tetap, syariah – campuran, syariah indeks, syariah – terproteksi. Periode yang diteliti merupakan periode 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2014-2018 yang akan menjadikan penelitian ini menunjukan data terbaru.

(26)

10

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Adanya anggapan di masyarakat bahwa berinvestasi di sektor reksa dana syariah memiliki risiko yang tinggi. Masyarakat merasa ragu dengan sistem syariah dari produk investasi tersebut dan belum mengetahui tentang risiko-risiko yang ada pada investasi syariah.

2. Kurangnya edukasi tentang bagaimana cara mengurangi tingkat risiko dalam berinvestasi di reksa dana syariah serta adanya anggapan bahwa investasi yang dilakukan oleh penyedia produk investasi syariah belum sesusai dengan syariah Islam yang sebenarnya.

3. Rendahnya pengetahuan masyarakat dalam menentukan pilihan produk reksa dana syariah yang tepat. Masyarakat masih banyak yang belum memahami dan mengetahui produk investasi syariah dengan dalih kurangnya sosialisasi atau informasi dari pihak-pihak terkait.

4. Mayarakat merasa lebih aman untuk berinvestasi dilembaga keuangan konvensional terutama deposito, asuransi, dan tabungan pendidikan dan masih banyak yang berinvestasi dalam bentuk aset tetap seperti tanah, kendaraan dan emas.

(27)

11

2. Batasan Masalah

Banyaknya faktor yang mempengaruhi penelitian ini dalam menganalisis kinerja reksa dana syariah dan kinerja manajer investasi di Indonesia, agar pembahasannya tidak menyimpang dari tujuan, penelitian yang dilakukan akan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Penelitian difokuskan kepada Reksa Dana Syariah yang mempublikasikan Nilai Aktiva Bersih (NAB) periode Desember 2013-Desember 2018.

2. Penelitian mengambil sumber data Jakarta Islamic Indeks (JII) sebagai

benchmark atau indikator pasar untuk menghitung nilai return market

dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) rate sebagai acuan tingkat pengembalian aset bebas risiko atau nilai risk free rate of return.

3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk menghitung kinerja reksa dana syariah adalah Risk Adjusted Return dengan metode Sharpe,

Treynor, dan Jensen. Serta menggunakan metode Treynor-Mazuy dan

Henrikson-Merton untuk melakukan penilaian kemampuan pemilihan

saham dan penetapan waktu yang tepat dari Manajer Investasi reksa dana syariah.

3. Rumusan Masalah

Adanya strategi pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh manajemen investasi merupakan hal yang harus diperhatikan dalam memilih reksa dana, apakah manajer investasi pada reksa dana yang telah dipilih memiliki kemampuan pemilihan saham dan penetapan waktu yang tepat serta sekaligus

(28)

12 menginvestigasi kinerja dari reksa dana syariah dan kinerja manajer investasi di Indonesia. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja reksa dana syariah di Indonesia periode 2014-2018 dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen?

2. Apakah manajer investasi reksa dana syariah di Indonesia periode 2014-2018 memiliki kemampuan pemilihan saham dan penetapan waktu yang tepat dengan menggunakan metode Treynor-Mazuy dan

Henrikson-Merton?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakaan diatas maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis kinerja reksa dana syariah di Indonesia periode 2014-2018 dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen.

2. Untuk mengevaluasi kinerja manajer investasi reksa dana syariah di Indonesia periode 2014-2018 memiliki kemampuan pemilihan saham dan penetapan waktu yang tepat dengan menggunakan metode Treynor-Mazuy dan Henrikson-Merton.

(29)

13

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis

Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan terhadap reksa dana secara teoritis maupun dalam mengaplikasiannya di dunia nyata. Serta dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang.

2. Bagi Investor

Sebagai pengetahuan atau pedoman bagi investor tentang reksa dana syariah yang memiliki kinerja terbaik dan dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan investasi.

3. Bagi Manajer Investasi

Memberikan masukan bagi para manajer investasi reksa dana syariah, agar senantiasa melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap potofolio yang dikelola.

4. Bagi Pihak-Pihak Lain

Sebagai bahan pustaka atau bahan acuan peneliti yang berkpentingan untuk meneliti permasalahan yang sesuai, khususnya mengenai analisis kinerja reksa dana syariah.

(30)

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Investasi Islam

a. Landasan Investasi Islam

Menurut Rodoni (2019: 24) ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi syariah, yaitu Al-Qur’an dan Sunah. Hukum-hukum yang diambil dari kedua sumber tersebut secara konseptual dan prinsip adalah hukum yang tidak dapat diubah-ubah. Setidaknya ada empat landasan normatif dalam etika Islam, yang dapat dipresentasikan dalam eksioma etika, yaitu:

1) Landasan Tauhid yaitu landasan filosofi yang dijadikan sebagai fondasi bagi setiap Muslim dalam melangkah menjalankan fungsi hidupnya, diantaranya adalah menjalankan fungsi aktivitas ekonomi. 2) Landasan Keadilan dan Kesejajaran, adil merupakan salah

satunilai-nilai ekonomi yang diterapkan dalam Islam.

3) Landasan Kehendak Bebas, dalam pandangan Islam, manusia secara sunatullah terlahir dengan memiliki kehendak bebas, yakni potensi menentukan pilihan yang salah ataupun benar.

4) Landasan Pertanggungjawaban, dalam hal ini pemberian segala kebebasan usaha yang dilakukan manusia tidak terlepas dari pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukannya.

(31)

15 Kewajiban melakukan upaya kerja produktif dan pengembangan harta kekayaan melalui investasi sangan ditekankan oleh Nabi Muhammad SAW. Haritsi (2006) dalam bukunya Fikih Ekonomi Umar Bin Al-Kathbah menulis bahwa khalifah Umar pernah menyuruh kaum muslimin untuk menggunakan modal mereka secara produktif dengan mengatakan:

“Siapa saja yang memiliki uang, hendaklah ia menginvestasikannya dan siapa saja yang memiliki tanah hendaklah ia menanaminya.”

Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada

financial assets dan investasi pada real assets. Ada tiga hal yang perlu

dipertimbangkan dalam berinvestasi yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko (rate of risk), dan ketersediaan sejumlah dana yang diinvestasikan. Apabila dana cukup tersedia, maka investor menginginkan penghasilan yang maksimal dengan risiko tertentu. Umumnya hubungan antara risk dan return bersifat linier, artinya semakin besar rate of risk, maka semakin besar pula expected rate

of return (Halim, 2005: 13).

Investasi pada riil aset (real asset) berupa aset berwujud seperti tanah, bangunan, pengetahuan dan mesin serta para pekerja yang keahliannya diperlukan untuk memanfaatkan sumber daya tersebut. Sedangkan aset keuangan (financial assets) berupa surat-surat berharga seperti saham atau obligasi (Bodie, et al 2007:4). Menurut Elton (2003), financial assets dibagi menjadi dua kelompok, yaitu direct investing dan indirect investing.

(32)

16 terdiri dari money market investment, capital markt investment, dan

derivative investment. Sedangkan indirect investment adalah investor

berinvestasi pada reksa dana melalui manajer investasi.

b. Risiko Dalam Investasi

Tandelilin (2001), dalam analisis tradisional, risiko total dari berbagai aset keuangan bersumber dari:

1) Interest rate risk, risiko yang berasal variabilitas return akibat perubahan tingkat suku bunga. Perubahan tingkat suku bunga ini berpengaruh negative terhadap harga sekuritas.

2) Market risk, risiko yang berasal dari variabilitas return karena fluktuasi dalam keseluruhan pasar sehingga berpengaruh pada semua sekuritas.

3) Inflation risk, suatu faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah purchasing power risk. Jika suku bunga naik, maka inflasi juga meningkat karena leaders membutuhkan tambahan premium inflasi untuk mengganti kerugian purchasing power.

4) Business risk, risiko yang ada karena melakukan bisnis pada industri tertentu.

5) Financial risk, risiko yang timbul karena penggunaan leverage financial oleh perusahaan.

6) Liquidity risk, risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder tertentu dimana sekuritas diperdagangkan. Suatu investasi jika dapat

(33)

17 dibeli dan dijual dengan cepat tanpa perubahan harga yang signifikan maka investasi tersebut dikatakan likuid, demikian sebaliknya.

7) Exchange rate risk, risiko yang berasal dari variabilitas return sekuritas karena fluktuasi kurs currency.

8) Country risk, risiko ini menyangkut politik suatu negara sehingga

pengarah pada political risk.

Didalam investasi ada 3 (tiga) tipe investor yaitu: 1) Investor yang suka terhadap risiko (Risk Seeker)

Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang yang lebih besar.

2) Investor yang netral terhadap risiko (Risk Neutrality)

Merupakan tipikal investor yang meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investor dengan karakter tersebutlebih cendrung bersikap hati-hati (prudent) dan fleksibel dalam mengambil keputusan investasi.

3) Investor yang tidak suka terhadap risiko (Risk Averter)

Merupakan tipikal investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka cendrung akan mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil.

(34)

18

c. Investasi Dalam Perspektif Syariah

Ada beberapa prinsip-prinsip Islam dalam muamalah yang harus diperhatikan oleh para investor Syariah sebagai berikut:

1) Investasi terhindar dari Unsur Haram

Kata haram secara etimologi berarti melarang. Sesuatu yang haram berarti sesuatu yang dilarang untuk dilakukan. Sesuatu yang haram merupakan segala sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT., dan Rasullah Muhammad SAW., serta dalam Al-Qur’an dan Hadits. Secara umum sesuatu yang haram dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: a) Haram Zatnya

Dalam pasar modal, yang dikategorikan sebagai haram zatnya adalah dimana aktivitas emiten memproduksi barang atau jasa yang tidak sesuai dengan prinsip Syariah, seperti perusahaan rokok, minuman keras, dan Lembaga keuangan konvensional.

b) Haram selain Zatnya

Haram selain zatnya yang dimaksud adalah suatu transaksi yang apabila didalam transaksi tersebut terdapat unsur ketidakadilan dan ada pihak yang dirugikan. Dalam pasar modal contoh haram selain zatnya adalah insider trading atau transaksi yang dilakukan dengan memanfaatkan informasi orang dalam. Isider trading tidak hanya merugikan investor tetapi juga merugikan emiten dan pasar secara umum. Hal ini disebabkan dengan adanya kesenjangan informasi

(35)

19 yang dimiliki, dimana yang bersangkutan memiliki informasi yang tidak dimiliki oleh pihak lain (Assimetric Information).

2) Investasi harus terbebas dari Unsur Riba

Riba dapat diartikan sebagai kelebihan yang tidak ada padanan pengganti („iwadh) yang tidak dibenarkan dalam Islam yang disyaratkan oleh salah satu dari dua orang berakad (Heykal: 2012). Dalam pasar modal, transaksi yang bersifat riba adalah transaksi obligasi, margin trading, saham preferen, short selling, dan transaksi yang tidak mencerminkan emiten yang sebenarnya.

3) Investasi terhindar dari Unsur Gharar

Investasi yang bersifat Gharar adalah investasi dimana terdapat unsur ketidak tahuan atau akibat yang tidak dapat diprediksi. Gharar dalam system ekonomi tidak dapat diartikan sebagai ketidakpastian (Uncertainty). Risiko yang ditimbulkan dari proses investasi yang merupakan game of ability tidak dapat dikatakan sebagai gharar,

gharar adalah proses investasi dimana hanya mengandalkan

keberuntungan atau game of change (Hidayat, 2011). 4) Investasi terhindar dari Unsur Maisir (Judi)

Maisir adalah salah satu permainan judi orang arab pada jaman

jahiliyah dengan menggunakan anak panah yang belum pakai bulu. Hal ini dilakukan untuk menentukan apakah akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Dalam pasar modal short selling merupakan contoh dari maisir. Short Selling adalah istilah yang lazim dalam

(36)

20 perdagangan efek dimana pelaku melakukan penjualan efek yang mana pelaku belum memiliki efek tersebut dengan harapan agar efek tersebut menurun harganya pada saat penyerahan sehingga dengan cara itu penjual mendapat keuntungan.

5) Investasi terhindar dari Unsur Syubhat

Shubhat merupakan perkara yang tercampur antara halal dan haram

akan tetapi tidak diketahui secara pasti apakah itu termasuk golongan halal atau haram serta apakah itu termasuk hak atau bathil (Heykal, 2012).

Dalam investasi syariah juga terdapat unsur yang tidak bisa terlepas dalam melakukan investasi, yaitu zakat. Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapakan. Seperti yang telah tercantum dalam AL-Qur’an surat At-Taubah ayat 103:

“Ambilah zakat dari sebgaian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.”

Inilah mengapa Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berinvestasi karena harta yang diam tidak akan membawa dampak positif bagi pemegangnya maupun bagi umat. Harta yang diam justru akan termakan oleh zakat. Lain halnya jika harta tersebut diinvestasikan,

(37)

21 kewajiban zakat hanya akan diambil sebagian dari keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut. Membayar zakat menjadi kewajiban bagi semua yang beragama Islam karena zakat adalah salah satu Rukun Islam.

2. Pasar Modal Syariah

a. Pengertian Pasar Modal Syariah

Pasar Modal Syariah (Islamic stock exchange) adalah kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentanga dengan hukum muamalah Islamiyah. Pasar modal syariah dapat juga dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerpkan prinsip-prinsip syariah (Rodoni, 2009: 62).

Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No. 40/DSN-MUI/I/X/2003 tentang penerapan prinsip-prinsip syariah pada pasar modal menyatakan bahwa pasar modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai dengan syariah apabila telah memenuhi prinsip syariah. Pelaksanaan prinsip-prinsip syariah meliputi transaksi harus dilakukan menurut prinsip-prinsip kehati-hatian, tidak melakukan spekulasi dan manipulasi yang didalamnya mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat, dan kedzaliman.

(38)

22

b. Instrumen Pasar Modal Syariah

Menurut Rodoni (2009) beberapa sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal, sebagai berikut:

1) Saham Syariah

Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Saham menjadi halal jika saham tersebut dikeluarkan oleh perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak dibidang yang halal atau dalam niat pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk spekulasi.

2) Obligasi Syariah

Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperolehnya secara periodic dan berapa pembayaran nilai par (par value) pada saat jatuh tempo.

3) Reksa Dana Syariah

Dalam kamus keuangan, reka dana terdefinisikan sebagai portofolio aset keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat dengan harga penawaran dan penarikannya pada nilai aktiva bersihnya. Jadi reksa dana Syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, dan selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi serta

(39)

23 sesuai dengan ketentuan atau peraturan dan hukum yang telah ditetapkan pokok-pokoknya oleh Allah SWT (Rodoni, 2009: 79).

c. Prinsip Syariah dalam Pasar Modal

Menurut Rodoni (2009), saat dibukanya penawaran umum pada pasar perdana, terdapat berbagai hal yang harus diperhatikan baik oleh investor maupun oleh emiten, yaitu:

1) Insrumen atau efek yang diperjualbelikan harus sejalan dengan prinsip syariah, seperti saham syariah dan sukuk (obligasi syariah) yang terbebas dari unsur riba (interest) dan gharar (ketidak pastian atau ketidak lengkapan informasi yang didak dikelola dan potensial menimbulkan penyesalan dan pertengkaran).

2) Emiten yang mengeluarkan efek syariah, baik berupa saham ataupun sukuk, harus mentaati semua aturan syariah, maka produk barang dan jasa harus sejalan etika ajaran Islam.

3) Semua efek harus berbasis pada harta (aset) atau transaksi yang riil („ain), bukan mengharapkan keuntungan dari kontrak hutang piutang. 4) Semua transaksi tidak mengandung ketidak jelasan yang berlebihan

(gharar) atau spekulasi murni. Atau semua transaksi tidak mengandung unsur judi atau pertukaran yang didasari oleh spesifikasi tinggi (qimar) yang lebih tepat disebut dengan permainan dengan asumsi kosong.

(40)

24 5) Mematuhi semua aturan Islam yang berhubungan dengan hutang piutang, seperti tidak dibenarkan jual – beli utang dengan cara diskon; emiten tidak boleh menerbitkan kembali efek untuk membayar hutang, maka dana harta hasil penjualan efek diterima perusahaan emiten untuk diinvestasikan pada perusahaan riil; tidak boleh ada konsepsi yang berdasarkan pada pembaharuan dari utang; dan tidak dibenarkan melakukan jual beli masa dating (forward) utuk transaksi valuta asing.

d. Fungsi Pasar Modal Syariah

Menurut Metwally (1995: 177) fungsi dari keberadaan pasar modal syariah adalah:

1) Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.

2) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas.

3) Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya.

4) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.

5) Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.

(41)

25

3. Teori Portofolio

a. Pengertian Portofolio

Teori portofolio adalah pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry M. Markowitz (1952) seorang ekonom lulusan Universitas Chicago yang telah memperoleh Nobel Prize dibidang ekonomi pada tahun 1990. Teori portofolio berkaitan dengan estimasi investor terhadap ekspektasi risiko dan return, yang diukur secara statistic untuk membuat portofolio investasinya. Markowitz menjabarkan cara mengkombinasikan aset ke dalam diversifikasi portofolio yang efisien. Dalam portofolio ini, risiko dapat dikurangi dengan menambah jumlah jenis aset ke dalam portofolio dan tingkat expected return dapat naik jika investasinya terdapat perbedaan pergerakan harga dari aset-aset yang dikombinasikan tersebut. Hal yang diharapkan dalam berinvestasi ialah mendapatkan return (imbal hasil) yang merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang dilakukan.

Return dapat berupa imbal hasil yang terealisasi (realized return) dan

imbal hasil yang diharapkan (expected return).

Menurut Husnan (2001: 45), portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa porsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak, dan sebagainya.

(42)

26 Dalam portofolio pasar terdapat risiko investasi yang terdiri dari dua komponen (Sunariyah, 2000) yaitu:

1) Risiko tidak sistematik (unsystematic risk) yaitu risiko yang terkait dengan suatu saham tertentu yang umumnya dapat dihindari atau diperkecil melalui diversifikasi.

2) Risiko sistematik (systematic risk) yaitu risiko pasar yang bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan, risiko ini tidak mungkin dapat dihindari oleh investor melalui diversifikasi sekalipun.

b. Return Portofolio

Menurut Jogiyanto (2010) return dibagi dua, yaitu: 1) Return Realisasi (Realized Return)

Return realisasi (realized return) yang telah terjadi. Return realisasi

dapat dihitung melalui data historis. Return realisasi penting karena digunakan untuk mengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berfungsi sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko dimasa mendatang.

2) Return Ekspektasi (Expected Return)

Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan

akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan

return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi ini

(43)

27

c. Risiko Portofolio

Risiko portofolio adalah risiko investasi dari sekelompok saham dalam portofolio atau sekelompok instrumen keuangan dalam portofolio (Winingrum, 2011). Terdapat dua ukuran yang digunakan sebagai risiko, yaitu:

1) Deviasi Standar (Variance)

Deviasi standar menggambarkan gejolak return saham dari return rata-rata.

2) Beta Saham

Sedangkan beta saham mengestimasi return saham dengan menggunakan metode capital asset pricing model (CAPM).

4. Reksa Dana Syariah

a. Pengertian Reksa Dana Syariah

Mengacu pada Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat 27 didefinisikan bahwa reksadana (mutual fund) adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Definisi manajer investasi menurut Undang-undang tentang Pasar Modal tahun 1995 adalah pihak yang kegiatannya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana

(44)

28 pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam definisi BAPEPAM (1997: 128) reksadana merupakan sekumpulan saham-saham, obligasi atau sekuritas lainnya yang dimiliki oleh sekelompok investor dan dikelola oleh perusahaan investasi profesional. Adapun secara umum reksadana atau mutual fund adalah wahana investasi premium yang dapat digunakan oleh maysarakat untuk berinvestasi dalam bentuk portofolio efek yang nantinya tercermin dalam nilai NAB (Nilai Aktiva Bersih) pada reksa dana terbuka.

Seiring dengan perkembangan sistem finansial Islam, muncul instrument investasi yaitu Reksdana Syariah. Reksa dana Syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1955 oleh National Commercial

Bank di Saudi Arabia dengan nama Global Trade Equity dengan

kapitalisasi sebesar 150 Juta Dolar Amerika. Sebagai salah satu instrument investasi, reksa dana syariah memiliki kriteria yang berbeda dengan reksa dana konvensional pada umumnya. Dimana perbedaan ini terletak pada pemilihan instrumen investasi dan mekanisme investasi yang harus berpedoman pada sumber Al-Qur’an dan Hadist serta hukum Islam lainnya.

Reksa dana Syariah berasal dari kata reksa, yang berarti kelola atau pelihara, dana yang berarti uang dan Syariah adalah aturan-aturan yang sesuai dengan Islam. Jadi reksa dana Syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, dan

(45)

29 selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi serta sesuai dengan ketentuan atau peraturan dan hukum yang telah ditetapkan pokok-pokoknya oleh Allah SWT (Rodoni, 2009: 79).

Pandangan syariah tentang reksadana syariah ini dikutip dari lokakarya Alim Ulama tentang reksa dana syariah, yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia bekerja sama dengan Bank Muamalat Indonesia tanggal 29-30 Juli tahun 1997 di Jakarta. Pada prinsipnya setiap sesuatu dalam Muamalat adalah dibolehkan selama tidak bertentangan dengan syariah, mengikuti kaidah fikih yang dipegang oleh mazhab Hambali dan para Fuqaha lainnya yaitu: “Prinsip dasar dalam transaksi

dan syarat-syarat yang berkenaan dengannya ialah boleh diadakan,

selama tidak dilarang oleh syariah atau bertentangan dengan nash

syariah.” (Huda, et al 2014: 120).

Allah Subhanahu wa Ta‟ala memerintahkan orang-orang yang beriman agar memenuhi akad yang mereka lakukan seperti disebut dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 29:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan

janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha

(46)

30 Syariah dapat menerima usaha semacam reksa dana sepanjang hal yang tidak bertentangan dengan syariah. Zuhaily berkata: Dan setiap

syarat yang tidak bertentangan dengan dasar-dasar syariat dan dapat

disamakan hukumnya (di-qiyas-kan) dengan syarat-syarat yang sah.

(Huda et al, 2014: 121).

Dalam buku Manan (2012: 317) memuat tentang Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI No.20/DSN-MUI/IX/2000 yang mendefinisikan reksa dana syariah sebagai reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip Islam, fatwa tersebut memuat antara lain:

1) Dalam reksa dana konvensional, masih terdapat unsur-unsur yang bertentangan dengan Syariah, baik dari segi akad, pelaksana investasi, maupun dari segi pembagian keuntungan.

2) Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan syariah, yang meliputi saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian deviden didasarkan pada tingkat laba usaha, penempatan pada deposito dalam bank umum syariah dan surat utang sesuai syariah.

3) Jenis usaha emiten haruslah sesuai dengan syariah, antara lain tidak boleh melakukan usaha perjudian dan sejenisnya, usaha pada Lembaga ribawi, usaha memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman haram serta barang-barang atau jasa-jasa merusak modal dan membawa keburukan. Pemilihan dan pelaksanaan investasi harus dilaksanakan dengan prinsip

(47)

kehati-31 hatian dan tidak boleh ada unsur yang tidak jelas (gharar). Diantaranya tidak boleh melakukan penawaran palsu, penjualan barang yang belum dimiliki, inside trading menyebarkan informasi yang salah dan menggunakan informasi orang dalam untuk keuntungan transaksi yang dilarang, serta melakukan investasi pada perusahaan yang tingkat hutangnya lebih dominan dari modalnya. 4) Emiten dinyatakan layak di investasikan dalam reksa dana Syariah

jika strktur hutang terhadap modal sangat bergantung pada pembiyayaan dari hutang, yang pada intinya merupakan pembiyayaan yang mengandung unsur riba, emiten memiliki nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82% (hutang 45% dan modal 55%), manajemen emiten diketahui bertindak melanggar prinsip usaha yang Islami. 5) Mekanisme operasional reksa dana Syariah terdiri dari: Wakalah

antara manajer investasi dan pemodal; serta Mudharabah antara manajer investasi dengan penggunaan investasi.

6) Karakteristik Mudharabah, sebagai berikut:

a) Pembagian keuntungan antara pemodal (yang diwakili oleh Manajer Investasi) dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang ditentukan dalam akad yang telah dibuat bersama dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal. b) Manajer Investasi sebagai wakil pemodal tidak menanggung risiko kerugian atas investasi yang dilakukannnya sepanjang bukan karena kelalaian.

(48)

32 7) Penghasilan investasi yang diterima dalam reksa dana Syariah adalah:

a) Penghasilan dari saham berupa:

 Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagi dari laba baik yang dibayar dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham.  Right yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu

yang diberikan oleh emiten.

Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham di pasar modal.

b) Penghasilan dari obligasi yang sesuai syariah: bagi hasil yang diterima secara periodic dari laba emiten.

c) Penghasilan dari surat berharga pasar uang yang sesuai dengan syariah bagi hasil yang diterima oleh issuer.

d) Penghasilan dari deposito yang berupa bagi hasil yang diterima dari bank-bank syariah.

b. Unit Penyertaan

Pada saat investor berinvestasi pada reksa dana, investor akan membeli saham/unit penyertaan yang dikeluarkan oleh reksa dana. Unit penyertaan reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) penyertaan terbatas yang wajib disimpan dalam penitipan kolektif pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian (Pratomo et al, 2009).

(49)

33 Pada saat berinvestasi di reksa dana, investor membeli unit penyertaan dengan harga per unit yang telah ditentukan pada tanggal transaksi. Harga per unit penyertaan disebut sebagai Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit penyertaan, yang dihitung oleh Bank Kustodian setiap hari, dan diumumkan dibeberapa harian surat kabar dan neraca. Sebagai bukti kepemilikan atas unit penyertaan yang dimiliki oleh investr, bank custodian akan mengirimkan surat konfirmasi kepemilikan unit penyertaan.

c. Pihak-pihak yang Terkait

Menurut Rodoni (2009: 87), Seorang calon investor yang akan meninvestasikan dananya pada salah satu reksadana Terbuka umumnya akan menghadapi pihak-pihak yang terkait didalamnya yaitu:

1) Perusahaan Reksa Dana

Merupakan perseroan terbatas yang telah memperoleh izin usaha dari BAPEPAM dengan bertujuan untuk reksa dana yang akan mengelola dan bertanggungjawab atas dana atas pemegang saham reksa dana.

2) Manajer Investasi

Merupakan perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari BAPEPAM sebagai manajer investasi dan minimum ada pegawainya yang telah memperoleh izin profesi dari BAPEPAM sebagai wakil Manajer Investasi. Perseroan ini mempunyai kontak dengan perusahaan reksa dana untuk melaksanakan investasi kembali dana yang telah

(50)

34 dihimpun kegiatan manajer investasi adalah manajemen portofolio (jual beli efek), analisis efek serta perdagangan (jual beli) efek dengan harga terbaik. Biasanya manajer investasi ini ditangkap oleh perusahaan Reksa dana.

Dari dana yang terkumpul, manajer investasi akan melakukan pengelolaan investasi, sesuai dengan kebijakan investasi yang telah ditentukan dalam KIK. Manajer investasi akan mendapatkan imbalan jasa yaitu berupa management fee, performance fee, entry fee maupun

exit fee. Menurut Darmadji (2006) selain memiliki wewenang penuh

dalam pengelolaan reksa dana, Manajer Investasi memiliki kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan BAPEPAM, anatara lain:

a. Membuat catatan dan mnyimpan segala pertimbangan pengembalian keputusan untuk melakukan investasi portofolio reksa dana seperti yang ditetapkan dalam kebijakan investasi yang telah dimuat dalam kontrak, sesuai dengan perundang-undangan di bidang pasar modal.

b. Memperhatikan dan mematuhi Pedoman Pengelolaan Reksa Dana (Peraturan Nomor IV.A.3 dan Nomor IV.B.1)

c. Menyampaikan hal yang sebenarnya kepada masyarakat menyangkut kinerja dan informasi reksa dana yang dikelolanya. d. Menghitung Nilai Pasar Wajar dari efek dalam portofolio reksa

dana dan menyampaikan kepada Bank Kustodian sesuai dengan Peraturan Nomor IV.C.2 selambatnya jam 17.00 pada hari kerja.

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  No.  Judul dan
Tabel  4.6  menunjukan  bahwa  tidak  semua  reksa  dana  bernilai  positif,  terdapat  4  reksa  dana  syariah  pendapatan  tetap  (fixed  income)

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh variabel bebas yaitu Stock Selection Skill, Market Timing Ability, Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksa

Kinerja dan Persistensi Reksa Dana Saham di Indonesia Periode 2011-2015 ”. dapat diselesaikan oleh penulis yang merupakan sebagian

Di Indonesia, penelitian kinerja Reksa Dana saham dengan basis data harian telah dilakukan oleh Aditya Warman (2003) yang menemukan bahwa kinerja portofolio Reksa Dana saham

Untuk mengetahui apakah kinerja reksa dana syariah lebih baik, lebih buruk atau bahkan tidak ada perbedaan sama sekali dengan reksa dana konvensional yang tidak ada proses screening

penelitian, yaitu: “Analisis Kinerja Reksa Dana dengan Metode Sharpe, Metode Treynor dan Metode Sortino (Studi pada Reksa Dana Saham di Bursa Efek Indonesia Periode

Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja reksa dana syariah di Malaysia lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja reksa dana syariah di Indonesia bahkan pada saat krisis

pooling data yaitu 100 reksa dana saham.. 257 Hasil data berikut dapat mendeskripsikan bagaimana kinerja reksa dana disetiap periodenya. Kinerja reksa dana saham yang

Berdasarkan hasil perhitungan kinerja reksa dana saham pada tahun 2014 dengan menggunakan metode Sharpe, 22 reksa dana saham menunjukkan kinerja yang positif dan 17