KARAKTERISTIK TEKS-TEKS SANGKALAN (REFUTATION
TEXT) HUKUM-HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
Ketut Suma, Nyoman Subratha
Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
Email: sumaketut@ymail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan teks-teks sangkalan untuk menanggulangi miskosepsi fisika siswa. Permasalahan yang dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana indek keterbacaan (readibility index) teks-teks sangkalan yang dikembangkan, (2) bagaimana respon guru-guru fisika terhadap teks-teks sangkalan yang telah dikembangkan?. Tahapan-tahapan penelitian ini meliputi (1) Pengembangan teks-teks sangkalan; (2) validasi pakar, (3) validasi praktrisi, (4) revisi produk, (5) analisis keterbacaan teks. Indek keterbacaan text sangkalan dihitung dengan formula Automatic Readability Index (ARI). Response guru-guru fisika terhadap teks sangkalan dikumpulkan dengan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indek keterbacaan teks sangkalan tentang, Hukum I Newton adalah 11,8; hukum Newton II adalah 12,6; massa dan berat adalah 10,2; hukum III Newton adalah 11,7; gaya normal adalah 7,0; dan gaya gesekan adalah 7,8. Nilai-nilai ini sangat dekat dengan skor 12 yang bersesuaian dengan siswa umur 17 tahun. Secara umum guru-guru fisika memberi respons positif terhadap teks sangkalan ini. Bertolak indek keterbacaan teks dan respon guru-guru fisika dapat disimpulkan bahwa teks-teks sangkalan yang dikembangkan layak digunakan untuk menanggulangi miskonsepsi siswa dengan tingkat keterbacaan yang susuai untuk siswa dengan rentang umur dari 14 - 17 tahun.
Kata Kunci: teks sangkalan, indek keterbacaan, response guru-guru fisika.
Abstract
The objective of this research was to develop refutation texts in order to overcome students’ misconception of Newton laws of motion. The research questions were: (1) what was the readability index of refutation texts that were developed? (2) How do the physics teachers respond to the refutation texts that were developed? This research involved five steps of activities, there were: (1) developing refutation text draft, (2) expert validation, (3) empirical validation, (4) product revision, and (5) the readability index analysis. Readability index was found by Automatic Readability Index (ARI) formula and the physics teachers’ response was collected by using questionnaires. The result of research indicated that the readability index of refutation text of Newton’s first law was 11.8; the readability index of refutation text of Newton’s second law was 12.6;the readability index of refutation text of Newton’s third law was 11.7; the readability index of refutation text of normal force was 7.0; and readability index of refutation text of friction force was 7.8. These values reached 12 which were in agreement with the students of 14 until 17 years o age. In general, the physics teachers gave a positive response toward the refutation texts. Based on the above findings, it can be concluded that refutation texts can be used to overcome students’ misconception with readability index which is suitable with the students’age.
3. Pendahuluan
Sampai saat ini studi tentang cara menanggulangi miskonsepsi siswa tentang konsep-konsep fisika masih menjadi pusat perhatian para ahli pendidikan fisika. Para ahli telah mengembangkan berbagai strategi pengubahan konsepsi siswa menjadi konsep ilmiah. Salah satu dari strategi pengubahan konseptual adalah strategi yang berbasis teks (text-based strategy for
conceptual change). Gagasan
mengembangkan strategi pengubahan konsep berbasis teks didasari atas fakta bahwa sampai saat ini buku teks masih merupakan komponen esensial dalam pembelajaran fisika.
Kebanyakan buku teks sains/fisika dirancang dengan format teks berupa teks ekspositori (expository text) yang merupakan ensiklopedi pengetahuan. Dalam kaitan dengan upaya menanggulangi
miskonsepsi siswa para peneliti
mengadaptasi buku teks ekpositori untuk menciptakan format teks alternatif yang dipandang lebih efektif. Ada dua jenis format teks yang berbasis model pengubahan konsep yang telah diusulkan oleh Posner, Strike, Hewzon, dan Gertzog (1982) yaitu teks pengubahan konsep (conceptual cahange text) dan teks sangkalan (refutation text). Teks sangkalan (refutation text) adalah teks khusus yang muncul dari model pengubahan konsep (conceptual change model) yang diusulkan oleh Posner et al. (1982). Teks sangkalan (refutation text) adalah teks yang secara langsung ditujukan pada miskonsepsi, yang terdiri dari tiga unsur yaitu (1) penyajian miskonsepsi, (2) penyajian sangkalan secara implisit terhadap miskonsepsi tersebut, (3) penyajian konsep yang dapat diterima secara ilmiah.
Sejumlah studi telah dilakukan untuk
menguji penggunaan teks sebagai
pengubahan konsep dalam pembelajaran sains (misalnya Musheno & Lawson (1999); Guzzetti (2000); Diakidoy, Kendeou, Ionnides (2003); Gunay (2005);Onder & Geban (2006), Cetingul & Geban, (2011). Sampai saat ini studi-studi dan publikasi yang berkaitan dengan pengembangan dan penerapan teks pengubahan konsep seperti
yang dilakukan di luar negeri belum banyak dijumpai di Indonesia. Bertolak kondisi ini, kajian mengenai pengembangan dan
implementasi teks yang berbasis
pengubahan konsep masih merupakan isu yang sangat relevan.
Dalam penelitian ini dikembangkan teks-teks sangkalan untuk beberapa konsep dinamika dan selanjutnya dianalisis karakteristiknya terutama tentang indek keterbacaannya dan respon guru-guru fisika terhadap teks sangakan yang dikembangkan. Pertanyan-pertanyaan dijawab dalam penelitian ini yaitu: (1) bagaimana karaktersitik teks sangkalan yang dikembangkan? (2) bagaimana respon guru-guru fisika terhadap teks sangkalan yang dikembangkan? 2. Metode
2.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian penelitian pengembangan pendidikan (education Reseacrh and Development R&D) model Borg and Gall (1983). Penelitian tahun kedua merupakan tahap pengembangan produk berupa teks-teks sangkalan untuk menanggulangi miskonsepsi siswa. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tahun II adalah sebagai berikut: (1) Laboratory work dan group discussionmengindentifikasi model-model teks sangkalan yang sesuai dengan karakteristik miskonsepsi siswa. (2) Laboratory work dan group discussion menyusun draft teks-teks sangkalan sesuai
dengan miskonsepsi siswa yang
teridentifikasi; (3) Group discussion dengan pakar pendidikan fisika dan bahasa untuk memvalidasi draft teks sangkalan: (4) Group discussion untuk menganalisis tingkat keterbacaan teks-teks sangkalan; (7) Focus group discussion merevisi draft teks sanggahan berdasarkan masukan-masukan dari pakar pendidikan sains dan untuk menghasilkan teks-teks sangkalan yang siap diimplementasikan di tahun III.
2.1 Partisipan Penelitian
Dalam penelitian ini dilibatkan 15 orang responden yang berasal dari guru-guru fisika SMA di kabupaten Buleleng dan 16 orang guru peserta PPG yang pernah mengajar di daerah terluar, terdepan dan terpencil dalam program SM3T. Kombinasi ini dibutuhkan untuk mendapatkan masukan
terhadap teks-teks sangkalan dari berbagai level sekolah level atas, menengah dan bawah. Ke 31 orang guru ini diminta untuk memberikan respon terhadap teks-teks sangkalan dalam kegiatan Focus Group Discussion.
2.4 Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Data tentang indek keterbacaan dihitung dengan formula Automatic Readabikity Index (ARI). Data tentang respon guru-guru fisika dikumpukan dengan kuisioner dan
pedoman wawancara. Semua data
dianalisis secara deskriptif. 4. Pembahasan Hasil
Dalam penelitian ini telah dikembangkan sebanyak sangkalan untuk menanggulangi miskonsepsi siswa tentang dinamika. Teks-teks sangkalan dalam bidang dinamika terdiri atas (1) teks sangkalan tentang hukum I Newton, (2) teks sangkalan tentang hukum II Newton, (3) Teks sangkalan tentang massa dan berat benda, (4) teks sangkalan tentang hukum III Newton, (5) teks sangkalan tentang gaya normal, dan (6) teks sangkalan tentang gaya gesekan. Karakteristik Teks Sangkalan dalam Konsep-Konsep Dinamika
Untuk melihat kesesuaian teks-teks
sangkalan dalam bidang dinamika dilakukan validasi ahli, analisis indek keterbacaan teks dengan menentukan Reading Grade Level dengan menggunakan rumus Automatic Readability Index (ARI), Tabel 1 adalah data tentang karakteristik teks-teks sangkalan masing-masing hukum I Newton (kons 1); hukum II Newton (kons 2); Massa dan bera (kons 3), hukum III Newton (kons 4), Gaya Normal (kons 5), dan Gaya Gesekan (kons 6).
Tabel 2. Karakteristik Teks Sangkalan Dalam Bidang Dinamika
Karaktetristik Kons 1 Kons 2 Kons 3 Jumlah huruf 2.742 2.896 660 Jumlah suku kata 1.128 1.174 275 Jumlah kata 493 496 116 Jumlah kalimat 35 38 12 Jumlah huruf perkata 5,6 5,8 5,7 Jumlah suku kata
perkata 2,3 2,4 2,4
Jumlah kata
per-kalimat 14,1 13,1 9,7
Automated Reada-bility Index
11,8 12,6 10,2
Tabel 2 (lanjutan)
Karaktetristik Kons 4 Kons 5 Kons 6 Jumlah huruf 2.418 382 1.583 Jumlah suku kata 991 147 646 Jumlah kata 436 76 309 Jumlah kalimat 31 8 30 Jumlah huruf perkata 5,5 5,0 5,1 Jumlah suku kata
perkata 2,3 1,9 2,1
Jumlah kata
per-kalimat 14,1 9,5 10,3
Automated Reada-bility Index
11,7 7,0 7,8
Dari tabel 1 tampak bahwa Reading Grade Level yang ditunjukkan oleh nilai Automated Readability Index (ARI) masing-masing teks adalah hukum I Newton 11,8, hukum II Newton 12,6, massa dan berat 10,2, hukum III Newton 11,7, gaya normal 7,0 dan gaya gesekan 7,8. Rentang nilai ARI ini masih dekat dengan nilai 12 yang cocok untuk siswa dengan umur 14-17 tahun (jadi masih duduk di SMA). ARI dirancang untuk
menukur tingkat keterpahaman
(understandability) suatu teks. Ini berarti teks-teks sangkalan dalam bidang dinamika yang telah dikembangkan dapat dipahami oleh siswa –siswa umur antara 12 sampai 17 tahun. Dari tabel jiga tampak bahwa makin banyak jumlah kalimat dalam teks cenderung indek readabilitynya makin besar.
Respon Guru-guru Fisika terhadap Kesesuaian Teks Sangkalan
Untuk mendapatkan tanggapan tentang kesesuaian teks sangkalan untuk meremidi miskonsepsi siswa SMA tentang mekanika, draft teks sangkalan yang telah dianalisis tingkat keterbacaannya (readability index), dimintakan tanggapan dari guru-guru fisika SMA yang jumlah 15 orang, dan peserta PPG (guru yang telah mengikuti SM3T) yang berjumlah 16 orang.
Dari aspek peran pengungkapan
miskonsepsi siswa di awal teks sangkalan dari tabel 5.3 tampak bahwa, semua
responsden (100%) sepakat bahwa
miskonsepsi-miskonsepsi yang
dikemukakan diawal teks sangkalan merupakan yang umum dialami oleh siswa
SMA. Namun demikian, terhadap
/prakonsensi yang dikemukakan dalam diawal teks dapat mengganggu siswa dalam memahami konsep yang benar terdapat 49% yang menyatakan sepakat dan 51 % tidak sepakat. Terhadap miskonsepsi yang diungkapkan sebagian besar (84%) praktisi
sepakat bahwa miskonsepsi dapat
meyadarkan siswa akan prakonspsi yang mereka bawa ketika memasuki kelas fisika. Hanya 16% yang menyatakan tidak setuju. Semua praktisi (100%) sepakat bahwa Miskonsepsi/prakonsepsi yang dikemukakan di awal teks dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai panduan dalam pengajaran konsep yang benar. Sebagian besar (94%) praktisi
juga sepakat bahwa
miskonsepsi/prakonsepsi yang dikemukakan di awal teks dapat merangsang siswa untuk mempelajari konsep-konsepmyang benar. Hanya 6% praktisi yang tidak sepakat terhadap hal ini.
Dilihat dari aspek kebahasaan, semua praktisi (100%) sepakat bahwa kalimat-kalimat yang dikemukakan dalam teks mudah dipahami siswa. Sebagain besar (97%) praktisi sepakat bahwa kalimat-kalimat yang dikemukan dalam teks sesuai dengan tingkat kelas (kelas X). Hanya 3% praktisi yang tidak sepakat akan hal ini. Terhadap panjang teks, semua (100%) responden sepakat bahwa, panjang teks dalam struktur refutation teks sesuai dengan tingkat kelas (karakteristik siswa). Besarnya persentase responden yang sepakat dengan aspek-aspek kebahasaan dari teks sangkalan sejalan dengan analisis
keterbacaan teks sangkalan yang
ditunjukkan olek Automatic Readability Index yang terentang antara 7,0 sampai 12,6. Nilai ini masih berada dalam indek yang sesuai untuk siswa umur 17 tahun (umur siswa SMA).
Dilihat dari aspek konten, semua responden (100%) sepakat bahwa konsep-konsep yang dikemukan dalam teks dapat menyangkal miskonsepsi yang dialami siswa. Terhadap fungsi contoh-contoh dan ilustrasi, semua responden (100%) sepakat contoh-contoh dan ilustrasi yang dikemukan dalam teks
dapat membantu pemahaman konsep
siswa. Semua responden (100%) bahwa sepakat tes pemahaman yang dikemukakan pada akhir teks dapat membantu siswa sesuai dengan konsep-konsep yang diuraikan dalam teks.
Sebagian besar responden (94%) sepakat bahwa sajian materi dalam struktur teks sangkalan dapat membantu menimbulkan konflik kognitif bagi siswa. Hanya 6% responden tidak sepakat dengan hal ini. Jika dibandingkan dengan teks tradisional, sebagian besar (97%) responden sepakat bahwa teks sangkalan lebih baik dalam
menanggulangi miskonsepsi siswa
dibandingkan teks-teks tradisional. Hanya 3% responden tidak sepakat dengan hal ini. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Telah dihasilkan teks-teks sangkalan untuk meremidi msikonsepsi siswa tentang dinamika. Teks-teks sangkalan dalam bidang dinamika terdiri atas (1) teks sangkalan tentang hukum I Newton, (2) teks sangkalan tentang hukum II Newton, (3) Teks sangkalan tentang masaa dan berat benda, (4) teks sangkalan tentang hukum III Newton, (5) teks sangkalan tentang gaya normal, dan (6) teks sangkalan tentang gaya gesekan. Analisis indek keterbacaan menunjukkan bahwa teks-teks sangkalan ini bersesuaian dangan tingkat usia siswa Sekolah Menengah Atas. Kesesuaian ini juga ditunjukkan oleh response positif responden terhadap teks-teks sangkalan ini. Saran-Saran
Betrtolak dari hasil penelitian dapat disatrankan hal-hal sebagai berikut.
4. Dalam pengembangan teks-teks
sangkalan untuk meremidi miskonsepsi
siswa tentang mekanika perlu
diidentifikasi miskonsepsi-miskonsepsi siswa yang umum terjadi, yakni yang dialami oleh hampir sebagian besar siswa. Hal ini penting dilakukan agar teks-teks sangkalan bisa bermanfaat secara luas, bukan hanya pada siswa dari sekolah tertentu.
5. Pengembangan teks-teks sangkalan perlu melibatkan para (guru) praktisi di sekolah untuk mendapatkan kesesuaian
teks-teks sangkalan dengan
karakteristik siswa dan lingkungan sekolah sehingga visibilitasnya bisa terjamin.
6. Teks-teks sangkalan dapat
dikembangkan dari teks-teks tradisional dengan memodifikasi struktur, contoh
dan ilustrasi yang ditujukan untuk menanggulangi miskonsepsi tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Borg, W.R., & Gall, M.D. (1983). Educational Research. An Introduction. New York & London: Longman.
CETINGUL, I. & GEBAN, O. (2011). Using conceptual change text with analogies for misconception in acid and bases. Hecettepe Universitesi Egitim Facultesi Dergisi (H.U Journal of Education), 41, 112-123.
Diakidoy, I.A.N., Kendeou, P.,& Ioanniddes,C. (2003). Reading about energy: The effect of text structure in science learning and conceptual change. Contemporary Educational Pasychology, 38, 335-356.
Guzzeti, B.J., & Glass, G.V.(1993). Promoting conceptual change in science: A comparative meta-analysis of instructional intervention from reading education and science education. Reading Research Quarterly, 28. 116-159.
Guzzeti, B.J., Snyder,T.E., Glass, G.V., and Gamas, W.S. (1993). Meta-analiysis of instructional interventions from reading education and science education to promote conceptual change in science. Reading Research Quarterly, 28, 116-161.
ONDER,I. & GEBAN, O. (2006). The effect of conceptual change text oriented instruction on students’ understanding of solubility equilibrium concept. H.U. Journal of Education, 30, 166-173 Posner, G.J., Strike, K.A.,Hewson, P.W., &
Gertzog, W.A. (1982). Acommodation of a scientific conception. Toward a theory of conceptual change. Science Education, 66. 211-227.
Lampiran Contoh Teks Sangkalan Hukum I Newton
Pemahaman terhadap hukum-hukum
Newton sangat penting dalam science. Pemahaman ini juga penting untuk memahami gerak benda sehari-hari. Namun demikian banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami hukum-hukum Newton karena bertentangan dengan gagasan-gagasan ilmuwan tentang gerak. Beberapa miskonsepsi siswa berkaitan dengan hukum I Newton adalah: (1) bahwa benda-benda
memiliki kecenderungan alamiah untuk berhenti kecuali ada gaya yang menjaganya untuk tetap bergerak, (2) pada benda yang diam tidak ada gaya yang bekerja, (3) benda-benda memiliki gaya dalam yang memungkinkan untuk mengubah arah geraknya.
Gagasan-gagasan siswa di atas tidak benar. Hukum I Newton menyatakan
“Suatu benda akan tetap diam, atau bergerak lurus dengan kecepatan tetap, kecuali dipaksa untuk berubah keadannya itu oleh gaya yang bekerja padanya”
Terdapat dua makna penting dari hukum I. Pertama suatu benda yang dalam keadaan diam akan tetap diam. Jika bergerak, akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap.
Makna kedua adalah suatu benda
cenderung mempertahankan keadaannya, kecuali ada gaya ekternal yang mengubah keadaan tersebut. Kecenderungan ini disebut “inertia”. Sebagai contoh inertia adalah, ketika kita naik sepeda motor yang mula-mula diam, tiba-tiba digas secara mendadak maka badan kita akan terdorong ke belakang. Sebaliknya bila kita sedang berada di kendaraan yang sedang bergerak tiba-tiba direm mendadak, badan kita akan terdorong ke depan.
Untuk memahami lebih jauh hukum I Newton, bayangkan anda meluncurkan sebuah buku di atas meja dan beberapa lama buku itu berhenti. Mengapa buku berhenti? Banyak siswa berpikir bahwa berhentinya buku itu karena kita menghentikan gaya yang mendorongnya. Ide ini tidak benar, buku menjadi berhenti karena adanya gaya gesekan antara buku dan meja. Jika tidak ada gesekan buku akan terus bergerak.
Miskonsepsi kedua adalah bahwa benda-benda memiliki gaya dalam yang memungkinkan untuk mengubah arah geraknya. Bayangkan bahwa seseorang meluncurkan sebuah bola di atas meja yang licin. Apa yang akan terjadi bila bola itu sampai di tepi permukaan meja dan jatuh ke lantai? Bagaimana bentuk lintasan bola itu ketika jatuh? Mengapa? Banyak siswa yang menyatakan bahwa bola akan jatuh lurus ke bawah tepat di bawah titik dimana bola muali lepas dari permukaan meja.
Pandangan ini bertentangan dengan hukum Newton I. Inilah konsepsi yang benar. Benda yang sedang bergerak akan
tetap bergerak lurus dengan laju tetap, kecuali ada gaya yang bekerja padanya. Bertolak dari ide ini, bila bola mencapai tepi meja, bola akan terus bergerak kedepan) dengan laju yang sama dengan laju ketika masih bergerak di meja, jika tidak ada gaya yang mengubah kecepatan horizontalnya. Hal ini tidak kita amati dalam keseharian kita. Yang kita lihat adalah bola tetap bergerak kedepan dan dalam waktu yang sama bergerak kebawah. Bagaimana gerak bola ini dapat kita jelaskan? Pertama, bola bergerak kedapan karena memang bergerak
kedepan sejak awal, dan bukan karena gaya dalam yang menjaganya bergerak. Kedua, bola berubah arah geraknya, dan bergerak ke bawah karena gravitasi bumi. Jadi, gerak bola berubah karena gaya lain yaitu gaya gaya gravitasi yang bekerja padanya. Jadi gagasan bahwa benda-benda mempunyai “gaya dalam” (inert force) yang memungkinkan mengubah arah geraknya tidak benar.