Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
149
Tabel 21.4Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalimantan Tengah terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2012-2014 (Persen)
Wilayah
Nasional
2012
2013
2014
KALTENG
3.08
3.00
3.24
INDONESIA
6.07
6.17
5.94
Sedangkan jika dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Pulau Kalimantan,
TPT Provinsi Kalimantan Tengah pada Agustus 2014 merupakan yang terendah sebesar
3,24 persen, sedangkan tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Timur yang mencapai 7,38
persen.
Tabel 21.5
Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Provinsi di Pulau Kalimantan Tahun 2012-2014
(Persen)
Provinsi
Tahun (Bulan Agustus)
2012
2013
2014
Kalimantan Barat
3,48
4,03
4,04
Kalimantan Tengah
3,17
3,09
3,24
Kalimantan Selatan
5,25
3,79
3,80
Kalimantan Timur
8,90
7,08
7,38
Indonesia
6,14
6,25
5,94
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
150
Namun masalah lainnya yang sangat penting adalah setengah pengangguran yang didefinisikan sebagai orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu. Setengah pengangguran ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain banyaknya orang yang terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal karena iklim usaha yang kurang kondusif, misalnya karena perusahaan terpaksa mengurangi jumlah produksi karena berkurangnya order yang masuk sebagai dampak melemahnya daya beli masyarakat. Kedua konsep ini sangat berbeda, karena pengangguran adalah jumlah orang yang mencari pekerjaan sedangkan setengah pengangguran menggunakan pendekatan jam kerja.
Perlu diperhatikan, bahwa permasalahan ketenagakerjaan bukan hanya masalah pengangguran, tetapi merupakan masalah yang kompleks. Permasalahan pertama terbatasnya kesempatan kerja yang berdampak langsung dengan tingginya tingkat pengangguran. Permasalahan kedua, adalah rendahnya kualitas angkatan kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Agustus 2012, rendahnya kualitas angkatan kerja terindikasi dengan komposis i angkatan kerja yang sebagian besar berpendidikan SD ke bawah yaitu 51,04 persen, SMP 20.05 persen dan yang berpendidikan tinggi hanya 6,00 persen. Hal ini berdampak kepada rendahnya daya saing dan kompetensi dalam memperoleh kesempatan kerja.
Upaya mendasar yang harus dilakukan adalah bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan yang besar agar dapat menampung angkatan kerja yang cenderung semakin meningkat dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Permasalahan-permasalahan ketenagakerjaan tersebut perlu ditangani secara serius yang dimulai dari perencanaan tenaga kerja sebagaimana maksud Undang -undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa " D a l a m r a n g k a p e m b a n g u n a n k e t e n a g a k e r j a a n , p e m e r i n t a h m e n e t a p k a n k e b i j a k a n d a l a m menyusun perencanaan tenaga kerja" (UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 7).
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
151
Upaya mendasar yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan tersebut, adalah dengan penyusunan Rencana Tenaga Kerja Daerah, perencanaan tenaga kerja untuk merumuskan strategi, kebijakan, dan program ketenagakerjaan yang tepat, baik jangka panjang maupun jangka pendek (tahunan).
Salah satu kebijakan untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan khususnya pengangguran adalah pembangunan yang berbasis ketenagakerjaan da n pembangunan yang ramah ketenagakerjaan. Pembangunan yang ramah ketenagakerjaan adalah pembangunan yang menciptakan kesempatan kerja yang besar, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Contoh yang tepat untuk menggambarkan jenis kegiatan pembangunan yang lebih ramah terhadap penciptaan kesempatan kerja adalah kegiatan model padat karya. Pola pembangunan padat karya dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan baik juga u n t u k p e r l u a s a n l a p a n g a n p e k e r j a a n , s e p e r t i p e n g e m b a n g a n perkebunan karet, sawit, rotan, home industry dan masih banyak jenis usaha padat karya lainnya baik yang berskala besar maupun kecil.
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja (%)
Rasio daya serap tenaga kerja adalah perbandingan antara jumlah tenaga kerja bekerja pada perusahaan PMA/PMDN dengan jumlah seluruh PMA/PMDN.
Semakin besar rasio daya serap tenaga kerja pada PMA dan PMDN akan mencerminkan besarnya daya tampung proyek investasi PMA/PMDN untuk menyerap tenaga kerja di suatu daerah.
Jumlah tenaga kerja bekerja pada perusahaan PMA/PMDN dihitu ng dari banyaknya tenaga kerja yang bekerja pada investasi PMA/PMDN yang terealisasi pada suatu tahun. Jumlah seluruh PMA/PMDN dihitung dari banyaknya proyek investasi yang terealisasi di daerah pada suatu tahun berdasarkan data BKPM.
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
152
Tabel 21.6Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2014 Provinsi Kalimantan Tengah
No. Uraian Tahun 2014
1 Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan PMA/PMDN
76.562
2 Jumlah seluruh PMA/PMDN 217
3 Rasio daya serap tenaga kerja 1:353 Sumber data Disnakertrans
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan (%)
Perempuan berpeluang sama besarnya dengan laki-laki dalam memasuki lapangan kerja. Perempuan merupakan sumber daya ekonomi yang tidak kalah penting dibandingkan dengan pria, perempuan sesungguhnya memegang fungsi yang sangat penting dalam keluarga. Keberadaan perempuan dalam rumah tangga bukan sekedar pelengkap saja, namun lebih daripada itu banyak penelitian membuktikan bahwa wanita ternyata seringkali memberikan sumbangan yang besar bagi kelangsungan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga serta masyarakat.
Tenaga kerja perempuan merupakan potensi yang harus dimanfaatkan untuk menunjang kelancaran proses pembangunan. Pemberdayaan perempuan harus dilakukan agar perempuan dapat mengisi kegiatan pembangunan sehingga anggapan bahwa wanita itu hanya menjadi beban pembangunan bisa dihilangkan.
Berbagai kecenderungan perempuan selama beberapa tahun terakhir ini, ditandai makin meningkatnya angka partisipasi angkatan kerja perempuan, yang didominasi oleh mereka yang berusia relatif muda. Kenaikan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan sebagian disebabkan oleh bertambahnya kemiskinan dan merebaknya pengangguran.
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
153
Angka Sengketa pengusaha pekerja (Kasus)Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, dan perselisihan pemutusan hubungan kerja serta perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.
Pada tahun 2014, di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat 52 kasus perselisihan hubungan industrial, tetapi dari semua kasus ini semuanya bisa diselesaikan dengan mediasi sehingga tidak ada yang diselesaikan di tingkat pengadilan Hubungan Industrial.
Angka perselisihan ini sangat kecil dibandingkan dengan jumlah perusahaan maupun tenaga kerja yang ada di Kalimantan Tengah. Adapun faktor yang mempengaruhi realisasi capaian tersebut yaitu karena adanya keberhasilan program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, terutama dengan adanya kegiatan fasilitasi penyelesaian prosedur, penyelesaian perselisihan hubungan industrial serta sosialisasi sarana hubungan industrial yang dilaksanakan setiap tahun di seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Tengah.
Selain itu, untuk penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang bersifat antisipatif telah diundangkan berbagai peraturan yang mengatur adanya perangkat hubungan industrial ini yaitu minimal adanya Peraturan Perusahaan (PP) atau lebih baik lagi jika ada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dapat menjadi acuan bersama bagi pekerja dan pemberi kerja/pengusaha. Dan sebagaimana aturan yang berlaku secara internasional telah dibentuk Serikat Pekerja (SP) yang menjamin kebebasan berpendapat bagi pekerja. Perangkat Hubungan Industrial yang terutama adalah adanya Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit karena diharapkan menjadi jembatan utama dalam pencarian solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
Menurunnya angka sengketa antara pengusaha dan pekerja mengindikasikan bahwa kebijakan perlindungan tenaga kerja sudah dilaksanakan dengan baik sehingga tercipta suasana hubungan kerja yang harmonis, iklim usaha yang kondusif yang dapat menimbulkan
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
154
ketenangan bekerja dan berusaha, meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja dan pengusaha. Berikut Perangkat Hubungan Industrial yang ada di Kalimantan Tengah Tahun 2012-2014.
Tabel 21.7
Jumlah Transmigrasi ditempatkan sejak 1960-2014 DI KALIMANTAN TENGAH
(Sumber : Bidang HI Disnakertrans Prov. Kalteng)
DAERAH/Kabupaten
JUMLAH JIWA/ORANG
UPT DIBUKA KK JIWA
- Kapuas 50 20.049 441 - Pulang Pisau 30 18.886 47 - Palangka Raya 3 1.000 110 - Kotawaringin Barat 44 15.064 137 - Lamandau 21 7.833 15 - Kotawaringin Timur 36 12.872 10 - Seruyan 17 6.472 - Katingan 11 4.630 - Barito Selatan 18 4. - Barito Utara 18 - Gunung Mas 8 - Sukamara 6 - Barito Timur 2 - Murung Raya 1
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
155
SASARAN. 22.a
PENINGKATAN SWASEMBADA PANGAN (BIDANG PERTANIAN)
Untuk memenuhi sektor pangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah mencanangkan swasembada pangan, sehingga telah ditetapkan target-target indikator kinerja yang antara lain :
Tabel 22a.1
SWASEMBADA PANGAN.
Indikator Kinerja Satuan
Kondisi akhir RPJMD 2010 Realisasi Tahun 2013
Target Realisai Capaian ( %) Kondisi akhir RPJMD 2015 2014 1. Luas tanaman pangan : - Padi Sawah Ha 139.156 143.374 152.931 190.755 124.73 154.461 - Padi Ladang Ha 65.488 67.472 104.164 55.330 53.12 105.206 - Jagung Ha 4.725 4.868 3.363 2.086 62.03 3.397 - Kedalai Ha 3.494 3.600 2.250 1.258 55,91 2.272 - Kacang Tanah Ha 906 933 960 496 51,67 970 - Kacang Hijau Ha 11 11,33 212 82 38,68 214 - Ubi Kayu Ha 6.140 6.26 6.724 3.471 51,62 6.792 - Ubi Jalar Ha 1436 1.480 1.433 1.222 85,28 1.447 2. Produksi tanaman pangan :
- Pada sawah Ton/ha 451.762 465.451 470.105 725.704 154,37 474.806 - Pada ladang Ton/ha 197.110 203.083 205.113 127.325 62,08 207.165
- Jagung Ton/ha 9.303 9.585 9.691 6.539 67,47 9.778
- Kedelai Ton/ha 2.494 2.370 2.595 1.507 58,07 2.621
- Kacang Tanah Ton/ha 1.031 1.062 1.073 558 52,00 1.084
- Kacang Hijau Ton/ha 168 173 175 69 39,43 177
- Ubi Kayu Ton/ha 76.361 78.675 79.462 42.696 53,73 80.256
- Ubi Jalar Ton/ha 9.776 10.072 10.173 8.706 85,58 10.275
Rata-rata Capaian 66,02
Produksi Padi di Kalimantan Tengah tahun 2012 tidak mencapai target, yang semula ditargetkan sebanyak 646.947 ton yang tercapai hanya sebesar 611.245 ton. Gabah kering giling (GKB) yang terdiri dari 463.542 ton padi sawah dan 147.703 ton padi ladang. Produksi ini turun sebesar 39.171 ton atau 6,02 persen dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 650.416 ton.
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
156
Tabel 22a.2Capaian Produk Komoditi Tanaman Pangan (Tahun 2011 dan Tahun 2012)
No. Komoditi Sasaran (ton) Aram III (ton) Capaian ( %)
1 Padi 646.497 611.245 94,55 2 Jagung 9.396 8.643 91,99 3 Kedelai 2.519 3.000 119,09 4 Kacang tanah 1.041 849 81,56 5 Kacang Hijau 170 118 69,41 6 Ubi kayu 77.125 63.191 81,93 7 Ubi jalar 9.874 8.700 88,11
Sumber Data : Dinas Tanaman Pangan Prov.Kalteng
Produksi padi naik 10.201 ton atau 2,25 persen dibanding tahun 2010, sedangkan luas panen padi sawah turun 834 hektar atau 0,57 persen , meskipun produksi naik sebesar 2,11 KU/Ha atau 8,03 persen dibanding tahun 2010.
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
157
Wakil Presiden Boediono beberapa waktu lalu menyerahkan penghargaan kepada Ajun petani dadahup atas keberhasilan mengukir prestasi di tingkat nasional di bidang pertanian, dimana ajun berhasil menciptakan alat tabur benih langsung. Dengan alat pertanian itu dapat meningkatkan produksi pertanian dan menekan biaya produksi. Hal ini sesuai target kinerja bidang pertanian.
SASARAN. 22.b
PEMENUHAN INFRASTRUKTUR YANG MENDUKUNG SEKTOR KETAHANAN PANGAN
Tabel 22b.1 Ketersediaan Pangan.
Indikator Kinerja Satuan
Kondisi akhir RPJMD 2010 Realisasi Tahun 2013
Target Realisasi Capaian ( %) Kondisi akhir RPJMD 2015 2014
1. Skor pangan harapan Persen 0 0 83,4 86,4 103,6 80,1
2. Ketersediaan pangan utama. Ton 0 148.967 98.640 159.165 161,4 0 3. Jumlah kelompok binaan lembaga masyarakat (LSM) desa 0 11 10 36 360 0 Rata-rata Capaian 89,53
ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA KETAHANAN PANGAN
Guna mengetahui pencapaian akuntabilitas kinerja pelaksanaan program dan kegiatan badan ketahanan pangan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014. Kebijakan pembangunan ketahanan pangan harus dikaitkan dengan peningkatan produksi pangan didalam negeri, dimana komponen ketahanan pangan terdiri dari sub sistem ketersediaan pangan terdiri dari :
1. Regulasi ketahanan pangan. Realisasi dari ketahanan pangan target 2014 realisasi capaian 103,6%.
2. Ketersediaan pangan utama (surplus beras dalam ton) Realisasi dari ketahanan pangan target 2014 realisasi capaian 161,4% karena ketersediaan beras selisih dengan produksi.
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
158
3. Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga masyarakat (LSM). Realisasi dari ketahanan pangan target 2014 realisasi capaian 36
4. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK realisasi dari ketahanan pangan target 2014 realisasi capaian 3
5. Pola pangan harapan penurunan daerah rawan gizi realisasi dari ketahanan pangan target 2014 realisasi capaian tidak diketahui.
Sektor Pertanian dalam rangka menunjang peningkatan produksi pangan nasional, Melalui Instruksi Presiden tanggal 16 Maret 2007 Nomor 2 Tahun 2007 tentang Percepatan Rehabilitasi dan Revitalisasi Kawasan Pengembangan Lahan Gambut di Kalimantan Tengah, diharapkan pelaksanaannya dapat berjalan efektif, sinergis dan berkelanjutan.
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
159
SASARAN. 23
TERWUJUDNYA KELEMBAGAAN YANG EFEKTIF,EFISIEN, KETATALAKSANAAN DAN PELAPORAN KINERJA YANG BAIK, SERTA PENDAYAGUNAAN APARATUR
YANG BAIK DAN HANDAL
Menindak lanjuti Keputusan Presiden Nomor : 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menetapkan beberapa sasaran mengenai reformasi birokrasi di bidang kepemerintahan diantaranya telah ditetapkan indikator kinerjanya yang dilaksanakan :
Tabel 23.1
Reformasi Birokrasi Mewujudkan Kepemerintahan yang Baik
Indikator Kinerja Satuan
Kondisi akhir RPJMD 2010 Realisasi Tahun 2013
Target Realisasi Capaian ( %) Kondisi akhir RPJMD 2015 2014 1. Opini Pemeriksanaan BPK (Pengelolaan Keuangan Daerah WDP WTP WTP WDP 2. Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Lakip pem Prov.Kal Teng CC B CC CC B 3. Jumlah LKP SKPD yang menyusun
LAKIP yang baik
33 32 18 52,94 Nilai Kategori = AA > 85–100 (memuaskan) SKPD Nilai Kategori = A > 75 – 85 (sangat baik) SKPD Nilai Kategori = B > 65 – 75 (baik) SKPD - - - Nilai Kategori = CC > 55 – 65 (cukup baik) SKPD 16 17 18 3.06 Nilai Kategori = C > 30 – 100 (kurang) SKPD 13 14 12 1.68 Nilai Kategori = D >0 – 50 (sangat kurang) SKPD 4 4 2 0,08 4. Jumlah PNS yang melapor administrasi LHKPN orang - 2000 3,83 16,17 0,62 Rata-rata Capaian 14,60
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
160
Analisa Capaian KinerjaPemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menerima hasil pemeriksaan (LHP) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kalteng tahun 2013 dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan Kalimantan Tengah. Dari hasil pemeriksaan tersebut, ada 15 temuan pemeriksaan atas pengendalian intern dan empat temuan pemeriksaan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Maka LKPD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
dinyatakan Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Terjadi peningkatan opini LHP dari tahun 2012 yang tidak memberikan pendapat (TMP). WDP ini terjadi karena pengelolaan barang milik daerah berupa aset tetap belum sesuai dengan peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 45 tahun 2011
Pada Tahun 2014 Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah raih Penghargaan Predikat Kinerja terbaik II (dua) pada Laporan Penyerapan TEPPA selain penyerapan anggaran dimana Sistem Monitoring Teknik Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran Provinsi untuk terbaik satu Jawa Tengah disusul Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Maluku Utara.
TINJAUAN ASPEK KEUANGAN DAERAH
Arah kebijakan keuangan daerah ditujukan agar dana pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat digunakan secara efektif dan efisien maka untuk itu diperlukan kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah. Arah kebijakan berisi uraian tentang kebijakan yang akan dipedomani oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam mengelola pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Tujuan utama kebijakan keuangan daerah adalah
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
161
bagaimana meningkatkan kapasitas (riil) keuangan daerah dan mengefisiensikan penggunaannya. Memperhatikan Perda APBD tahun Anggaran 2014 telah melalui tahapan pembahasan dan evaluasi Mendagri, sehingga dapat diterima dan ditanda tangani dalam rapat Paripurna.
Dalam Perda tersebut terdapat pendapatan daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2014 berjumlah Rp. 3.164 triliun lebih. Dapat terealisasi sebesar Rp. 3.129 triliun terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 1.244 Miliar; Dana perimbangan Rp.1.375,9 miliar serta pendapatan asli daerah yang sah lain-lain sebesar Rp. 90 miliar.
Untuk belanja daerah Provinsi Kalimantan Tengah tahun Anggaran 2014 berjumlah Rp. 3.218 triliun lebih. Belanja tidak langsung sebesar Rp. 884,5 miliar atau 51,86 persen, yang terdiri dari Belanja Aparatur Rp. 329,7 miliar atau 62,737,28 persen, belanja publik Rp. 554,8 miliar atau 62,73 persen. Belanja langsung berjumlah Rp. 820,9 miliar, dengan rincian.
Belanja Aparatur Rp. 166,19 miliar atau 20,24 persen dan belanja publik Rp. 654,76 miliar atau sebesar 79,76 persen.
Anggaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan Tengah tahun anggaran 2014, berjumlah Rp. 1,750 triliun lebih. Terdiri dari belanja aparatur Rp. 488,071 miliar belanja publik Rp. 748 Milyar lebih.
Tabel 23.2
Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 dan 2014
Tahun
Target
Realisasi
Persen
2010 1.636.876.647.000,00 1.555.426.285.764,47 95,20 2011 1.712.570.051.000,00 1.921.944.863.178,56 112,23 2012 2.260.466.375.417,00 2.523.742.354.371,78 111,65 2013 2.730.453.500.000,00 2.809.096.138.861,17 102,88 2014 3.164.139.120.000,00 3.129.993.380.873,76 98,92
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
162
Realisasi Anggaran Belanja Daerah Tahun anggaran 2014No Uraian Pagu Dana (Rp.) Realisasi
Keuangan (Rp) Persen
1 Belanja tidak langsung Rp.1.581.027.315.000,28 Rp. 1.485.017.303.172,34 93,95 % 2 Belanja Langsung Rp.1.872.316.638.373,74 Rp.1.750.774.459.412,95 93,51% Jumlah Rp.3.453.343.953.374,02 Rp. 3.235.791.762.585,29 93,70% Sumber data : Biro Keuangan Setda Prov. Kalteng
Alokasi Anggaran per Sasaran Kinerja, serta rata-rata capaian Kinerja Tahun 2014
No. Sasaran Capaian Kinerja 2013 Capaian Kinerja 2014 Anggaran % Anggaran
1. Meningkatnya Kekuatan Ekonomi pada
umumnya dan Kesejahteraan
Masyarakat
94,53 111,82 Rp. 149.438.686.000 12,40
2. Terbangunnya Insrastruktur, yang
menjangkau kantong-kantong
penduduk
59,65 78,11 Rp. 610.939.496.000 50,70
3. Meningkatnya Derajat Kesehatan
Masyarakat dengan meningkatnya
sistem Layanan Kesehatan Bermutu dan Terjangkau
43,56 87,37 Rp. 11.904.392.500 0,99
4. Meningkatnya Pendidikan berkualitas
dan terakses merata
112,87 107,33 Rp. 129.736.860.546 10,77
5. Meningkatnya Peran Serta Perempuan
pada Bidang Pembangunan
63,99 80,77 Rp. 2.363.870.120 0,23
6. Peningkatnya Pelayanan Publik dan
penguatan kapasitas SDM
97,57 134,78 Rp. 1.526.790.492 0,13
7. Meningkatnya Pendayagunaan
Aparatur Keamanan
63,17 94,95 Rp. 712.970.000 0,06
8. Terwujudnya Tempat Obyek Wisata
dan Guna Melestarikan Nilai Seni dan Budaya Lokal
36,47 67,50 Rp. 3.650.000.000 0,32
9. Meningkatnya Jumlah Penanganan
Kasus Kerusakan Lingkungan
56,59 85,15 Rp. 3.913.972.000 0,46
10. Meningkatnya Hutan Cadangan
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
163
No. Sasaran Anggaran % Anggaran
11. Meningkatnya Pelayanan Udara
dengan Peningkatan Pasilitas Bandar Udara, Pelabuhan Laut Pelabuhan Sungai dan Jalan Darat
38,83 155,20 Rp . 11.334.182.500 2,37
12. Terwujudnya Pemuda dan Olah Raga
yang berkualitas Maju Mandiri Demokratis, Sehat dan Berprestasi
64,73 69,88 Rp. 115.178.910.950 24,11
13. Meningkatnya Produksi Komoditas
Perkebunan dan Luas Lahan Perkebunan
52,72 74,20 Rp. 10.014.753.500 1.02
14. Swasembada Hasil Peternakan dan
Kehewanan
61,20 101,34 Rp. 19.561.440.000 4,09
15. Meningkatnya eksport Komoditas
Perikanan
65,31 78,21 Rp. 17.265.981.000 3,61
16. Peningkatan pertumbuhan ekonomi
yang berbasis sumber daya lokal dan kerjasama lintas sektoral
118,25 109,43 Rp. 13.293.000.000 2,78
17. Meningkatnya Investasi Baru untuk
mengembangkan industry turunan/industry hilir
53,04 101,69 Rp. 9.820.280.000 2,06
18. Meningkatnya perekonomian rakyat
dengan peningkatan kualitas kelembagaan Koperasi dan UMKM
105,02 85,87 Rp. 4.859.200.000 1,02
19. Meningkatnya Pemantapan Persatuan,
Kesatuan Kerukunan Beragama
125 100 Rp. 13.726.998.000 2,87
20. Meningkatnya Perekonomian Rakyat
dan Kesejateraan Sosial kerjaan dan Ketransmigrasian
114,28 69,14 Rp. 8.225.152.100 1,72
21. Meningkatnya Kualitas dan
Produktifitas SDM di bidang Ketenaga kerjaan & transmigrasi.
86,28 64,75 Rp. 48.045.020.000 10,06
22. Swasembada Pangan 97 154,53 Rp. 4.273.068.600 0,89
Ketersediaan cadangan Pangan Regional untuk menunjang ketahanan Pangan secara Nasional
Rp. 8.044.136.500
23. Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi
Birokrasi 163 140 Rp. 1.104.305.199 0,23
Jumlah Belanja Kinerja Rp 1.204.907.066.077 100,00
Belanja Pengawasan Internal berkala Rp. 3.027.761.000
Belanja Langsung Pendukung Lainnya Rp. 664.381.811.367
Total Belanja Langsung
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
164
SISTEM PERCEPATAN PENYERAPAN ANGGARANPROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Sistem Percepatan Penyerapan Anggaran Provinsi Kalimantan Tengah dimaksudkan sebagai panduan bagi semua pemangku kepentingan dalam pengelolaan anggaran khususnya terkait dengan penyerapan anggaran baik APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota maupun APBN. Tujuannya adalah agar realisasi penyerapan anggaran semua sumber dana dapat tercapai sesuai rencana yakni 20%, 50%, 85% dan 100% masing-masing untuk triwulan I, triwulan II, triwulan III dan 15 November tahun berjalan.
Sistem ini terdiri dari dua bagian yakni: perencanaan dan persiapan serta pelaksanaan penyerapan anggaran. Perencanaan dan persiapan meliputi: penyusunan dan pengesahan dokumen perencanaan dan penganggaran yakni: RKPD, KUA-PPAS, APBD dan DPA-SKPD, dokumen tender, penetapan pejabat pengelola anggaran, penyusunan rencana umum pengadaan barang/jasa, pelaksanaan tender pada tahun N-1. Selanjutnya kegiatan pelaksanaan penyerapan anggaran terdiri dari: penetapan Perda APBD tahun N, pelaksanaan penandatanganan kontrak secara kolektif, penetapan target penyerapan anggaran, penyusunan, pengesahan pelaksanaan rencana aksi penyerapan anggaran SKPD sesuai target, pelaksanaan pra rapim dan rapim. Juga termasuk kegiatan pengendalian berupa monitoring, evaluasi pelaporan dan tindak lanjutnya.
Dari implementasi sistem, didapat bahwa telah terjadi perbaikan realisasi penyerapan anggaran dimana pada tahun 2014 realisasinya adalah: 20,43%, 46,23%, 70,73% dan 93,49% pada triwulan I, triwulan II, triwulan III dan triwulan IV, sedangkan untuk tahun 2013 realisasi penyerapan anggaran adalah: 19,49%, 47,09%, 70,13% dan 90,30% pada periode yang sama.
A. ANALISIS MASALAH PENYERAPAN ANGGARAN PENUNJANG KINERJA Masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakan inisiatif ini
Rendahnya realisasi penyerapan anggaran khususnya pada awal tahun anggaran dan cenderung menumpuk di akhir tahun merupakan permasalahan utama dalam pelaksanaan anggaran belanja pemerintah baik nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota. Hal ini terlihat dari evaluasi yang dilakukan dalam beberapa tahun sebelum tahun 2012. Akibatnya adalah anggaran yang sudah tersedia di awal tahun dan merupakan hak masyarakat untuk menikmatinya dalam
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
165
bentuk pelayanan publik melalui program maupun kegiatan pemerintah terpaksa tidak bisa dilaksanakan karena pemerintah cenderung membelanjakannya di akhir-akhir tahun. Padahal apabila realisasi belanja dapat dilaksanakan di awal-awal tahun maka geliat dan pertumbuhan ekonomi telah terjadi di awal tahun dan akan berdampak pada penciptaan lapangan kerja, pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran dan lain-lain.
Dampak dari kondisi tersebut adalah:
a. Penciptaan lapangan kerja, pengurangan angka kemiskinan dan geliat ekonomi tidak terjadi di awal-awal tahun
b. Karena pelaksanaan pekerjaan menumpuk di akhir tahun, maka kualitas pekerjaan menjadi sangat rendah dan penyerapan anggaran secara keseluruhan juga menjadi rendah. Disamping itu administrasi proyek juga kadang-kadang terabaikan. Apabila hal ini terjadi dapat berdampak pada masalah hukum. Apabila pekerjaan yang dikerjakan akhir tahun, dimana umumnya sudah memasuki musim penghujan, maka bagi pekerjaan sipil umumnya sangat terkendala yang berakibat pada rendahnya kualitas.
c. Pemerintah kesulitan dalam menyediakan anggaran dan tidak proporsional sepanjang tahun, karena cenderung menumpuk di akhir tahun.
d. Dari sisi perencanaan juga akan mengalami kesulitan karena dengan kondisi tersebut diatas akan sulit mengetahui secara persis kondisi riil penyerapan di akhir tahun. Padahal dokumen perencanaan tahun N umumnya harus selesai dibahas pada bulan April-Mei tahun N-1.
e. Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) cenderung tinggi karena realisasi penyerapan anggaran cenderung rendah.
Hasil kajian menunjukkan bahwa salah satu permasalahan utama yang menyebabkan rendahnya realisasi penyerapan anggaran belanja pemerintah yang berada pada bagian hilir dari siklus pelaksanaan anggaran adalah akibat kurang matangnya perencanaan yakni penyusunan dan pengesahan dokumen perencanaan dan penganggaran, yang berada pada bagian hulu. Dokumen perencanaan dan penganggaran yang dimaksud antara lain: RKPD, KUA-PPAS, APBD, DPA-SKPD, petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis, penetapan pejabat pengelola anggaran. Untuk itu,
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
166
seluruh kegiatan di bagian hulu harus disempurnakan dengan mengupayakan agar seluruh aktivitas perencanaan dilakukan pada tahun N-1.
B. PENDEKATAN STRATEGIS Inisiatif ini memecahkan masalah
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, sesuai arahan Gubernur Kalimantan Tengah, dipimpin oleh Sekretaris Daerah dan dikoordinir oleh Asisten Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah Lingkup Provinsi Kalimantan Tengah membangun Sistem Percepatan Penyerapan Anggaran Provinsi Kalimantan Tengah yang berfungsi sebagai acuan dan panduan bagi seluruh stakeholders, dalam pengelolaan anggaran khususnya dalam penyerapan anggaran dengan harapan dapat diadopsi oleh Pemerintah Kabupaten/Kota se-Kalimantan Tengah atau bahkan Pemerintah Pusat.
Sebagaimana disebutkan di atas, permasalahan utama penyebab terjadinya keterlambatan penyerapan anggaran adalah karena lemah/kurang matangnya perencanaan/persiapan di bagian hulu dari siklus penganggaran, yakni penyiapan dokumen perencanaan dan penganggaran mulai dari RKPD sampai dengan dokumen lelang. Untuk itu permasalahan yang harus diselesaikan adalah penyiapan dokumen perencanaan dan penganggaran sebagai prasyarat dapat dilakukannya pelelangan. Dengan tersedianya dokumen tersebut, maka proses pelelangan dapat dimulai secara tepat waktu dimana sesuai ketentuan dapat dilaksanakan setelah adanya Kesepakatan Bersama antara Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD tentang Rancangan Perda APBD Provinsi/Kabupaten/Kota.
Hal lain yang menjadi kendala rendahnya penyerapan anggaran adalah tidak adanya target yang menjadi pemicu SKPD dalam melakukan percepatan. Untuk itu pada awal tahun telah ditetapkan target penyerapan anggaran yakni 20% pada triwulan I, 50% pada triwulan II,85% pada triwulan III dan 100% fisik pada 15 November 2014. Berdasarkan pengalaman, dengan adanya penetapan target, maka semua pihak akan berupaya memenuhinya.
Disamping penetapan target penyerapan anggaran, Pemerintah Provinsi juga menetapkan target penandatanganan kontrak secara kolektif di awal tahun yakni minggu ke-3 atau ke-4 Januari
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
167
tahun berjalan. Dengan adanya target ini diharapkan semua SKPD/Instansi akan terpacu untuk mengikutinya karena akan dipantau oleh Kepala Daerah.
Dengan demikian sistem yang dibangun dan dikembangkan ini mengakomodir beberapa hal tersebut.
Sistem ini terdiri dari dua bagian yakni bagian pertama meliputi: perencanaan dan persiapan, sedangkan bagian kedua terdiri dari pelaksanaan penyerapan anggaran. Perencanaan dan persiapan yang berada pada bagian hulu meliputi: penyusunan dan pengesahan dokumen perencanaan dan penganggaran (RKPD, KUA-PPAS, APBD dan DPA-SKPD), dokumen lelang (gambar teknis/rencana dan RAB), penetapan target penyerapan anggaran, penetapan pejabat pengelola anggaran, penyusunan rencana umum pengadaan barang/jasa, pelaksanaan prakontrak/lelang yang harus dilaksanakan pada tahun N-1. Selanjutnya kegiatan pelaksanaan penyerapan anggaran terdiri dari: pelaksanaan penandatanganan kontrak secara kolektif, penyusunan dan pengesahan rencana aksi SKPD tentang penyerapan anggaran sesuai target, pelaksanaan rencana aksi, pelaksanaan pra Rapat Pimpinan (Rapim) dan pelaksanaan Rapat Pimpinan (Rapim).
Dalam hal apa inisiatif ini kreatif dan inovatif ?
Sistem ini merupakan perbaikan terhadap sistem yang berjalan selama ini dengan melakukan perbaikan/percepatan pengesahan dokumen perencanaan dan penganggaran yaitu :
a. Peraturan daerah tentang penetapan APBD tahun berikutnya sudah harus ditetapkan akhir tahun berjalan, dengan adanya Kesepakatan Bersama antara Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD proses lelang sudah dapat dimulai.
b. Penandatanganan kontrak secara kolektif di awal tahun berjalan (Januari tahun berjalan). c. Seluruh SKPD diberikan target penyerapan anggaran sebesar 20%, 50%, 85% dan 100%
masing-masing untuk triwulan I, triwulan II, triwulan III dan 15 November tahun berjalan dan diwajibkan membuat rencana aksi penyerapan anggaran sesuai target.
d. Pelaksanaan Rapim Bulanan yang didahului oleh pelaksanaan Pra Rapim, untuk mengevaluasi realisasi penyerapan anggaran serta menindaklanjuti permasalahan dan alternatif solusinya.
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
168
Adapun tujuan dan sasaran dari pelaksanaan sistem ini yaitu :a. Optimalisasi penyerapan anggaran belanja pemerintah daerah. b. Meningkatkan kinerja keuangan pemerintah daerah.
c. Mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran.
d. Peningkatan layanan publik, khususnya melalui pelaksanaan program/kegiatan pemerintah sudah mulai terlaksana pada bulan Januari.
e. Perbaikan sistem perencanaan dan penganggaran.
f. Meningkatkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan harmonisasi antar SKPD. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH.
Memperhatikan secara seksama hasil capaian kinerja dan belanja pengeluaran daerah maka arah kebijakan umum, kebijakan pengelolaan belanja daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2014 adalah sebagai berikut:
1. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
2. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. 3. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
4. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah akan memberikan perhatian yang maksimal terhadap upaya peningkatan investasi di Provinsi Kalimantan Tengah , termasuk investasi bidang pendidikan.
5. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan urusan
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
169
pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah harus terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Bagaimana strategi agar serapan anggaran dilaksanakan dengan baik sehingga kinerja dapat tercapai ?
Sistem ini merupakan rangkaian kegiatan saling berkaitan antara satu dengan lainnya, yaitu perencanaan dan persiapan serta pelaksanaan penyerapan anggaran.
Rangkaian kegiatan perencanaan dan persiapan yaitu: a. Penyusunan dan pengesahan dokumen, meliputi:
1) Dokumen RKPD tahun N, disusun dan ditetapkan melalui peraturan Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) paling lambat akhir Mei tahun N-1.
2) Nota Kesepakatan Bersama antara Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD tentang KUA-PPAS ditandatangani paling lambat akhir Juli tahun N-1.
3) RAPBD tahun N disusun dan dibahas sesuai ketentuan, diajukan kepada Gubernur dari Kabupaten/Kota paling lambat pertengahan November tahun N-1 untuk dievaluasi, sedangkan Provinsi disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri.
4) Seluruh dokumen legal diunggah di website resmi masing-masing Pemda.
5) Penyerahan DPA-SKPD paling lambat minggu ke-3 Desember tahun N-1 dari Kepala Daerah kepada SKPD.
6) Penetapan SK PA, KPA, Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Pengurus Barang, Penyimpan Barang melalui keputusan Kepala Daerah paling lambat minggu ke-3 Desember tahun N-1.
7) Penetapan SK PPTK dan Panitia PBJ oleh PA/KPA minggu ke-4 Desember tahun N-1 b. Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (PBJP)
Lelang dilakukan apabila tersedia dokumen pendukung seperti dokumen lelang, gambar teknis/rencana, RAB (diadakan pada tahun N-1 atau N-2).
Beberapa petunjuk dalam proses lelang:
1) PBJP dimulai sejak ditandatanganinya kesepakatan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD tentang RAPBD tahun N.
Laporan Kinerja Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
170
2) Dalam rangka transparansi, seluruh SKPD menyampaikan Rencana Umum Pengadaan secara online dan diumumkan melalui website sirup.lkpp.go.id.
3) Akhir dari kegiatan ini adalah penetapan/penunjukan pemenang lelang oleh pejabat berwenang.
4) Seluruh SKPD wajib melaksanakan pelelangan 100% secara elektronik.
Manfaat lain dari implementasi sistem ini adalah terjadinya perbaikan dari sisi perencanaan dan penganggaran, perbaikan dari sisi keuangan terutama dari besarnya SILPA, kualitas pekerjaan, kualitas administrasi proyek dan lain-lain.
Dampak pelaksanaan Sistem Percepatan Penyerapan Anggaran Provinsi Kalimantan Tengah diukur melalui data Badan Pusat Statisik Kalimantan Tengah tentang pertumbuhan ekonomi, tingkat penduduk miskin, angka pengangguran dan inflasi. Hal ini dibuktikan dengan data yang dikeluarkan oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP) pada acara Rapat Pembekalan Instrumen Tata Kelola Keuangan dan Inisiatif Tata Kelola Hutan dan Lahan di Jakarta, 15-16 September 2014. Diinformasikan bahwa Provinsi Kalimantan Tengah merupakan satu dari dua provinsi yang penetapan APBD tahun 2014 dibawah tanggal 15 Desember 2013, serta Provinsi Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan Realisasi belanja APBD tertinggi pada tahun 2014 tertinggi dari 34 provinsi se Indonesia posisi 30 Juni 2014 sehingga Provinsi Kalimantan Tengah mendapat penghargaan sebagai provinsi dengan predikat Kinerja Terbaik II atas kinerja pengelolaan keuangan pemerintah provinsi pada semester pertama tahun anggaran 2014.
Selain itu juga pelaksanaan Sistem Percepatan Penyerapan Anggaran Provinsi Kalimantan Tengah mendorong peningkatan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan harmonisasi SKPD khususnya peningkatan kinerja Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan Unit Layanan Pengadaan (ULP), hal ini dibuktikan dengan Penghargaan Nasional Precurement Award 2014 untuk Kategori Kepemimpinan dalam Transformasi Pengadaan Secara Elektronik yang diterima Provinsi Kalimantan Tengah pada Rapat Kerja Nasional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 2014 di Jakarta, 18 November 2014.