• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROGRAM ANALISIS RESIKO GEMPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PROGRAM ANALISIS RESIKO GEMPA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PROGRAM ANALISIS RESIKO GEMPA

Sesuai dengan tujuannya maka program komputer pada tugas akhir ini adalah mengembangkan dua program komputer yang telah ada yaitu:

1. SHAP (Seismic Hazard Assesment Program).

Program ini merupakan program komputer yang digunakan untuk membuat input data bagi program EQ Risk. Program ini juga dapat menghitung resiko gempa dengan metoda Gumbel atau Point source.

2. EQ Risk yang telah dikembangkan sebelumnya menjadi Espectra.

Program ini merupakan program komputer yang dikembangkan dalam bahasa fortran dan diperuntukan untuk menghitung percepatan gelombang gempa dibatuan dasar dengan perioda ulang tertentu dengan menggunakan teorema Total Probability. Program ini memiliki output berupa PGA untuk berbagai periode waktu dengan periode ulang tertentu..

(2)

Maka untuk mengembangkan kedua program ini diperlukan suatu pemrograman baru berbasis window yang bertujuan sebagai penghubung dari kedua program diatas sekaligus untuk menampikan output dari program Espectra secara grafis serta mudah dipahami dengan menggunakan bahasa Visual Basic. Secara umum pengembangan program ini dibuat seperti bagan alir pada Gambar 3.1.

3.1 Program SHAP

SHAP atau Seismic Hazard Assesment Program adalah suatu program untuk menghitung resiko gempa secara probabilistik dan deterministik. Program ini dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0, serta mempunayai kapabilitas sebagai berikut:

¾ Menampilakan secara visual lokasi-lokasi episenter gempa. ¾ Menampilkan kedalaman dari episenter gempa tersebut. ¾ Mengumpulkan data gempa dari suatu wilayah.

¾ resiko gempa berdasarkan metoda point source atau Gumbel Method. SHAP seperti sebuah program komputer pada umumnya mempunyai input serta output maupun tampilan grafis. Gambar 3.2 menjelaskan komponen dari input, output maupun tampilan grafis yang bisa dijalankan dari program ini.

3.1.1 Input

• Catalogue Data

Catalogue Data adalah input dari program ini yang berisi data-data dari

kejadian gempa yang pernah terjadi selama kurun waktu tertentu. Komponen dari Catalogue Data ini antara lain berisi :

i. Date ii. Month iii. Year iv. Longtitude v. Latitude vi. Magnitude (Mw)

(3)

Gambar 3.2 Bagan Alir Program SHAP

3.1.2 Output

SHAP mempunyai beberapa fungsi analisis yang mempunyai output masing-masing antara lain sebagai berikut :

• Sort Data

Fungsi analisis ini berguna untuk mengelompokan Catalogue Data yang berada disuatu source zone tertentu menurut bentuk dari source zone tersebut. Fungis analisis ini memiliki dua jenis yaitu :

i. Circular dalam fungsi ini user hanya perlu memasukan koordinat

daerah dan radius yang diinginkan.

ii. Rectangular dalam fungsi ini user perlu memasukan koordinat dari

(4)

Setelah dikelompokan menurut source zone tertentu maka data yang telah dikelompokan tersebut disimpan didalam file tertentu yang nantinya file tersebut digunakan dalam Recurrence Analysis sebagai input.

• Completeness Analysis

Analisis ini membutuhkan input berupa Catalogue Data dan akan menghasilkan output seperti dibawah ini:

i. M min ii. M max iii. Graphic

iv. Time VS Lamda v. Time VS Sigma

vi. Number of Earthquake Data

• Dependency Analysis

Analisis ini berfungsi untuk memisahkan kejadian gempa utama (Main Shock) dengan kejadian gempa susulan (After Shock) dengan menggunakan metoda Time Window dan Distance Window menurut beberapa metoda yaitu Jodi Firmansyah, Gardner and Knopoff serta Uhrhammer. Ouput dari analisis ini adalah :

i. Main Shock adalah gempa utama yang terjadi pada suatu daerah. ii. After Shock adalah gempa susulan yang mengikuti atau terjadi

setelah gempa utama terjadi.

• Deterministic Analysis

Analisis ini beguna untuk menghitung PGA dari suatu site yang memiliki jarak, kedalaman, magnitude tertentu dengan menggunakan beberapa fungsi attenuasi. Output analisis ini adalah :

i. PGA adalah besarnya percepatan gelombang gempa di abtuan

(5)

• Recurrence Analysis

Analisis ini merupakan kelanjutan dari fungsi analisis Sort data dimana output dari sort Data tersebut dijadikan input dari analisis ini dan akan menghasilkan output berupa parameter dari source zone yang telah dipilih pada analisis Sort Data diatas. Didalam analisis ini terdapat beberapa metode antara lain

Tabel 3.1 Recurrence Methods

Metode Penjelasan

Least Square Method Entropy Method Standar Method

Bender Method

Alternative Method Weichert Method

Bila user memilih metode standar maka user hanya perlu memasukkan file yang telah user simpan sebelumnya pada proses sort data, sedangkan untuk menggunakan metode alternatif, user dapat menggunakannya bila output dari metode standar telah dihasilkan serta perlu memasukan data Completness yang didapat dari Completness Analysis. Sedangkan output analisis ini adalah :

i. Threshold Magnitude adalah besarnya magnitude minimum yang

kita perkirakan akan berpengaruh terhadap daerah tersebut.

ii. M max (Data) adalah magnitude maksimum yang pernah terjadi

pada daerah tersebut.

iii. Periode of Observation (Years) adalah rentang waktu dari

data-data kejadian gempa yang kita pakai dalam input.

iv. Mean Magnitude adalah nilai magnitude rata-rata dari data yang

ada di daerah tersebut.

v. Alpha adalah nilai dari a ln 10, yang merupakan parameter dari

grafik log Nm versus M.

vi. Betha adalah nilai dari b ln 10, yang merupakan parameter dari

(6)

vii. Rate adalah jumlah kejadian gempa yang terjadi pertahun dengan

magnitude lebuh besar sama dengan magnitude minimum tadi.

viii. Graphic (Lamda VS M)

• Gumbel Method Analysis

Analisis ini berguna untuk meghitung resiko gempa dengan metoda Gumbel atau Point source dengan periode ulang tertentu. Ouput dari analisis ini adalah :

i. PGA adalah besarnya percepatan gelombang gempa di batuan

dasar.

3.1.3 Tampilan grafis

• Episenter adalah lokasi pusat gempa. • Source Zone adalah daerah sumber gempa.

• Fault Line adalah garis patahan yang ada di permukaan bumi ini. • Plate Boundary

• Plot 3D Cross Section adalah kedalaman dari tiap sumber gempa tersebut. • Lokasi Kota dalam hal ini adalah koordinat kota tersebut yaitu

kota-kota yang berada di Indonesia dan Malaysia.

3.2 Program EQ RISK / Espectra

Program EQ Risk merupakan suatu program perhitungan analisis resiko gempa berdasarkan teorema Probability Total atau USGS. Program ini diibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman fortran. Program EQ Risk telah mengalami beberapa modifikasi antara lain menjadi EQR 10 dan Espectra. Pada EQR 10 input dari program EQ Risk ditambah dengan memasukan Attenuation Type dan zt, sedangkan program espectra adalah modifikasi program EQ Risk yang telah menghasilkan output PGA dari beberapa peride waktu atau respon spektra.

(7)
(8)

EQ Risk atau espectra seperti program yang lainnya mempunyai input dan output. Berikut ini dijelaskan komponen input maupun input dari program tersebut.

3.2.1 Input

a. Default

i. NLEI adalah jumlah intensitas (TI) yang akan ditentukan. ii. TI(1), TI(2),....TI(NLEI) adalah intesitas yang diinginkan.

iii. C1, C2, C3, RZERO adalah konstanta atau parameter dari fungsi attenuasi standar yang dipakai dalam program EQ Risk /Espectra ini. Dimana rumus attenuasi standar yang digunakan tersebut adalah mI

(

S,Ie

)

=c1 +c2Ie+c3ln

(

R+r0

)

iv. SIGMA adalah standar deviasi dari fungsi attenuasi standar diatas. v. RONE adalah batas radius dari focal.

vi. AAA dan BBB adalah parameter yang menunjukan limit dari persamaan attenuasi yang dipakai. Dimana

(

)

3 2 c c AAA − − + = β α γ α 3 2 c c BBB − = β γ b. User Input

i. Nstep adalah jumlah integrasi dari interval jarak dan magnitude dengan nilai maksimim 25.

ii. Jcalc adalah nilai yang menunujukan bagaimana integrasi yang diharapkan. Bila Jcalc bernilai 0 digunakan untuk analytical integration, bila Jcalc bernilai 1 digunakan untuk numerical integration.

iii. JPrint adalah nilai yang menunjukan output yang diharapkan bernilai 0 dan 1.

iv. Risk/Probability of Axceedance adalah nilai resiko gempa yang kita harapkan.

v. LORS memiliki dua nilai yaitu 0 dan 1. Bila 0 maka yang digunakan dalam analisis ini adalah loose lower bound atau tidak memerlukan magnitude minimum, bila 1 maka yang digunakan

(9)

adalah strict lower bound yaitu memerlukan nilai magnitude minimum dalam analisis ini.

vi. COEF dalah nilai koefisien untuk memodifikasi hasil output yang benilai 1 dan -1.

vii. NGS dalah jumlah Gross Source atau source Zone yang akan digunakan dalam analisis ini.

viii. NRS adalah jumlah sub source dari setiap gross source diatas.

ix. Source Zone Parameter

1. M min adalah nilai magnitude minimum dari Source Zone tersebut, biasanya digunakan 4 atau 5.

2. M max adala nilai magnitude maksimum dari kejadian gempa yang pernah terjadi pada osurce zone tersebut.

3. Betha adalah nilai dari B ln 10.

4. F depth dalah kedalaman dari episenter gempa.

5. Rate dalah jumlah kejadian gempa pertahun yang memiliki magnitude lebih besar sama dengan nilai magnitude minimum.

6. Att. Type adalah fungsi attenuasi yang akan digunakan untuk meghitung PGA tiap Source zone tersebut. Dalam hal ini terdapat 8 fungsi attenuasi yang digunakan dalam program ini yaitu seperti tertera pada Tabel 3.2. Tetapi tidak semua tipe attenuasi diatas bisa menganalisis respon spektra seperti fungsi attenuasi standar, Crouse’91 dan Fukushima Tanaka ’91.

7. Fault Type adalah mekanisme pergerakan lempeng dari source zone tersebut. Nilai dari input ini tergantung tipe attenuasi yang digunakan pada input attenuasi tipe, seperti terlihat pada Tabel 3.3.

(10)

Tabel 3.2 Fungsi attenuasi dan mekanismenya

No ATTENUASI TAHUN MEKANISME GEMPA

1 Standar - -

2 Crouse 1991 Subduksi

3 Youngs 1997-Rock Subduksi

4 Youngs 1997-Soil Subduksi

5 Sadigh 1997-Soft Rock Subduksi

6 Joyner - Boore 1988 Shallow Crustal

7 Fukushima-Tanaka 1991-1992 Shallow Crustal

8 Boore et al. 1997 Shallow Crustal

Tabel 3.3 Fngsi attenuasi dan fault type

No ATTENUASI TAHUN FAULT TYPE

1 Standar - -

2 Crouse 1991 -

3 Youngs 1997-Rock 0 = INTERFACE

1 = INTRASLAB

4 Youngs 1997-Soil 0 = INTERFACE

1 = INTRASLAB

5 Sadigh 1997-Soft Rock -

6 Joyner - Boore 1988 -

7 Fukushima-Tanaka 1991-1992 -

8 Boore et al. 1997 1 = STRIKE SLIP

2 = REVERSE SLIP 3 = NOT SPECIFIED

(11)

x. Source Zone Coordinate adalah titik koordinat dari source zone beserta sub-sub zone nya, bentuk dari source zone ini haruslah berbentuk segiempat.

xi. Site Coordinate

1. NX adalah jumlah titik koordinat searah sumbu X yang akan dianalisis.

2. NY adalah jumlah titik koordinat searah sumbu Y yang diaakan dianalisis.

3. XZERO adalah titik koordinat awal dari site yang akan dianalisis.

4. YZERO adalah titik koordinat awal dari site yang akan dianalisis.

5. XDELTA adalah selisih nilai koordinat dari site. 6. YDELTA adalah selisih nilai koordinat dari site.

3.2.2 Output

a. Input Data yaitu informasi dari input yang telah kita masukan pada file input.

b. Gross Source Area yaitu informasi luas dari setiap Gross source.

c. Respon Spektra yaitu kandungan frekuensi dibatuan dasar dalam satuan gals.

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Alir Program
Gambar 3.2 Bagan Alir Program SHAP
Gambar 3.3 Bagan Pengoperasian Program Espectra
Tabel 3.2 Fungsi attenuasi dan mekanismenya

Referensi

Dokumen terkait

Pemahaman belajar mandiri dan kesiapan mengikuti tutorial merupakan aspek intrinsik mahasiswa.Pihak universitas dan khususnya pengajar (tutor) tidak dapat secara langsung

atas limpahan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS KAWRUH KAGUNAN BASA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NASKAH

sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui keanekaragaman arthropoda permukaan tanah pada Cagar Alam Manggis Gadungan dan Perkebunan

 Pemain yang ketahuan pertama adalah calon sebagai penjaga pada permainan selanjutnya, kalau dalam permainan tersebut tidak kebentengan (benteng atau pos jaga

Melalui pendekatan tersebut maka tidak hanya teknologi yang sepadan dengan kondisi wilayah yang ditetapkan secara kuantitatif, tetapi juga dapat diidentifikasi upaya yang

Neraca Arus Dana (NAD) merupakan suatu sistem data finansial yang secara lengkap menggambarkan penggunaan tabungan dan sumber dana lainnya untuk membiayai

Semakin tinggi kecepatan runner turbin maka daya output turbin akan semakin besar namun ketika telah mencapai titik optimalnya, daya yang dihasilkan akan semakin menurun

Dengan demikian sesungguhnya perhatian terhadap kesehatan masyarakat dan upaya mencegah dan menangani wabah penyakit yang beredar di masyarakat Kota Cirebon telah