• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INVENTORY CONTROL DAN MAINTENANCE TERHADAP KINERJA OPERASIONAL DI PT. TRIE MUKTY PERTAMA PUTRA TASIKMALAYA. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH INVENTORY CONTROL DAN MAINTENANCE TERHADAP KINERJA OPERASIONAL DI PT. TRIE MUKTY PERTAMA PUTRA TASIKMALAYA. Oleh :"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 1

PENGARUH INVENTORY CONTROL DAN MAINTENANCE TERHADAP KINERJA OPERASIONAL

DI PT. TRIE MUKTY PERTAMA PUTRA TASIKMALAYA

Oleh :

MOCHAMMAD NOOR FAUZI 103402135

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Jalan Siliwangi No.24 Tasikmalaya – Jawa Barat, Email : [email protected]

ABSTRAK Di Bawah Bimbingan :

R. Lucky Radi Dian Kurniawan

Tujuan penelitian berikut ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

inventory control dan maintenance yang sudah diterapkan dan kinerja operasional

PT. Trie Mukty Pertama Putra, serta pengaruh inventory control dan maintenance terhadap kinerja operasional PT. Trie Mukty Pertama Putra.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang berupa hasil kuesioner dari karyawan bidang operasional PT. Trie Mukty Pertama Putra. Teknik analisis data menggunakan regresi berganda.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara simultan inventory

control dan maintenance yang diterapkan PT. Trie Mukty Pertama Putra

berpengaruh terhadap kinerja operasional pada perusahaan dan secara parsial

inventory control berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional serta maintenance berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional pada perusahaan

PT. Trie Mukty Pertama Putra. Pencatatan bahan baku yang masuk dan keluar harus dikelola lebih baik lagi, serta pemeliharaan mesin produksi harus rutin dilaksanakan agar tingkat produktivitas perusahaan meningkat.

(2)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 2 ABSTRACT

Under the Guidance : R. Lucky Radi R Dian Kurniawan

The objective of this research is to know and analyze inventory control and mauntenance are apply and operational performace of PT. Trie Mukty Pertama

Putra, as well as the influence of inventory control and maintenance of the

operational performance of PT. Trie Mukty Pertama Putra.

The method of the research used descriptive method. Technique of the collecting the data used questionnaire, interview and documentation study. Data in the form of questionnaire results from operational field employees of PT. Trie

Mukty Pertama Putra. Technique of data analysis used multiple regression.

Based on the result of the research show that simultaneous inventory control and maintenance set PT. Trie Mukty Pertama Putra are effect the operating performamce partially inventory control and significant influance on operational and maintenance partially significant effect on operational performance. Recording raw materials in and out must be managed better, and maintenance of production machines should be routinely implemented to increase company productivity

Keyword : Inventory Control, Maintenance, Operational Performance

PENDAHULUAN

Perbaikan infrastruktur khususnya jalan raya merupakan modal awal bagi sebuah negara untuk mempercepat pertumbuhan serta pemerataan ekonomi, dimana banyak usaha-usaha masyarakat yang tadinya terhambat diakibatkan tidak adanya saran dan prasarana yang mendukung pemasaran dari usaha masyarakat tersebut. Kota Tasikmalaya pada tahun 2013 telah banyak melakuakan perbaikan jalan serta membuat jalan baru demi mempercepat pertumbuhan serta pemerataan ekonomi, hal tersebut membuat permintaan untuk aspal menjadi meningkat.

PT. Trie Mukty Pertama Putra merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan yang sudah mengembangakan sayap usahanya kepada pengembang serta pembuat aspal. PT. Trie Mukty Pertama Putra yang berdiri sejak 15 Oktober 1996 berlokasi di Dusun Cinangsih, Desa Lukalaksana, Kec.

(3)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 3

Bungursari, Kota Tasikmalaya. Pada saat PT. Trie Mukty Pertama Putra telah memiliki mesin-meisn 60 truk, 6 beku, 4 stum, 4 loader dan sarana yang lain demi menunjang kegiatan produksi. Selain itu PT. Trie Mukty Pertama Putra sudah memiliki 3 lokasi galian untuk di ekplorisasi kandungan material yang ada di dalam tanah dengan memperkerjakan lebih dari lebih dari 300 orang dimana 240 orang merupakan karyawan tetap sedangkan sisanya outsourcing. PT Trie Mukty Pertama Putra telah melebarkan sayap dengan membuat sub divisi industri, sub divisi jalan, sub divisi alat berat, sub divisi batching plant, sub divisi proyek.

Menurut Sofyan Assauri, (2004: 169), Persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, parts yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu Kegiatan produksi perusahaan yang menggunakan banyak bahan baku tentu saja tingkat pengendalian bahan baku tersebut harus di jaga oleh pihak perusahaan agar tidak terjadi kekosongan bahan baku pada saat akan melakukan kegiatan produksi. Menurut Sofyan Assauri (2004: 94), Maintenance adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan produk dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau pergantian yang diperlukan agar terdapat suatu kegiatan operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang direncanakan. Selain itu dengan berkesinambungannya melakukan kegiatan produksi tentu saja mesin-mesin yang digunakan harus dijaga dalam kondisi prima agar setiap kegiatan produksi perusahaan dapat berjanlan dengan lancar. Apabila kedua hal tersebut tidak dilakukan dan perhatikan oleh sebuah perusahaan maka akan terjadi penurunan dari kinerja operasional perusahaan. Menurut Berry,

et al. (2004: 19-28) mengatakan bahwa kinerja operasional adalah suatu capaian

untuk mengukur apakah produk yang dihasilkan sudah sesuai dengan produk yang direncanakan.

Dari penelitian awal penulis melihat pengendalian bahan baku (inventory

control) dan pemeliharaan (maintenance) yang diterapkan di PT. Trie Mukty

(4)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 4

operasional. Tetapi pada kenyataannya hal tersebut masih diragukan dan menjadi suatu pertanyaan bagi penulis karena masih minimnya literatur-literatur yang membahas mengenai pengaruh inventory control dan maintenance terhadap kinerja operasional. Oleh karena itu kepercayaan data yang diberikan dari pihak PT. Trie Mukty Pertama Putra sangat dibutuhkan dalam menjawab pertanyaan tersebut.

Dengan memperhatikan masalah yang muncul dalam pentingnya inventory

control dan maintenance yang dilaksanakan perusahaan, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam tugas akhir penulisan dengan diberi judul “ Pengaruh Inventory Control dan Maintenance Terhadap Kinerja Operasional di PT. Trie Mukty Pertama Putra Tasikmalaya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian survei. Penelitian survei merupakan kegiatan penelitian yang mengumpulkan data pada saat tertentu dengan tiga tujuan penting yaitu mendeskripsikan keadaan alami yang hidup pada saat itu, mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan dan menentukan hubungan sesuatu yang hidup di antara kejadian spesifik. Model penelitian ini merupakan model paling baik guna mengumpulkan data asli untuk mendeskripsikan keadaan populasi (Sukardi, 2003:193). Subyek dan tempat penelitian ini adalah karyawan bidang operasional PT. Trie Mukty Pertama Putra Tasikmalaya.

 Operasionaliasi Variabel

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dan sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak, maka perlu dipahami dimana sebagai unsur - unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasional variabel penelitian.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi tiga, yaitu :

(5)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 5

1. Variabel bebas atau (independent) (X), yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel yang tidak bebas (dependent) . Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Inventory Control (X1) dan

Maintenance (X2).

2. Variabel tidak bebas atau (dependent) (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independent) . Yang menjadi varibel dependent dalam penelitian ini adalah Kinerja Operasional (Y).

Tabel 1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

(1) (2) (3) (4) (5) Inventory Control (X1) Pengendalian persediaan perlu diperhatikan oleh PT. Trie Mukty Pertama Putra demi menjaga keberlangsungan kegiatan produksi. Perkiraan pemakaian bahan baku  Penyusunan perkiran penggunaan bahan baku.

Ordinal

Harga bahan baku

 Perubahan harga bahan baku

Biaya – biaya persediaan

 Perubahan harga

pengiriman bahan baku.  Biaya penyimpanan

bahan baku Kebijakan

pembelanjaan

 Kegiatan penyelengaraan persediaan bahan baku Pemakaian

bahan

Analisis pemakaian bahan baku

Waktu tunggu  Waktu dalam

pemenuhan bahan baku. Model

pembelian bahan

 Model pembelian bahan baku yang digunakan oleh perusahaan. Persedian

pengaman

Persediaan pengaman bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan.

(6)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 6 Pembelian kembali  Ketepatan dalam pembelian kembali bahan baku. Maintenance (X2) Pemeliharaan atas mesin-mesin untuk kegiatan produksi harus diperhatikan oleh PT. Trie Mukty Pertama Putra agar kegiatan produksi tidak terganggu oleh kerusakan mesin. Preventive maintenance Pemeriksaan. Pengencangan. Pembersihan. Penyetelan. Ordinal Corrective maintenance Repair. Overhaul Maintenance scheduling. Kinerja Operasional (Y) Penilaian atas kinerja operasional harus dievaluasi setiap bulan agar dapat melihat grafik pergerakan dari PT. Trie Mukty Pertama Putra

 Produktivitas  Kesesuaian produk dengan spesifikasi.  Ketepatan waktu.  Pencapaian target produksi.  Hubungan dengan pemasok.  Tingkat pemenuhan pesanan. Ordinal  Biaya produksi per unit

 Kesesuaian biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.  Kualitas  Kualitas bahan baku.

 Hasil produksi dapat bertahan lama.

(7)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 7  Kapabilitas

pengiriman

 Kecepatan dalam melalukan pengiriman bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan bahan setengah jadi menjadi bahan jadi.  Menjaga kualitas barang

selama perjalanan tepat optimal

Intensitas research dan development (R&D)

 Keakuratan hasil analisis labotarium

 Paradigma Penelitian

Untuk lebih menjelaskan pengaruh inventory control dan maintenance terhadap kinerja operasional di PT. Trie Mukty Pertama Putra, dibuat paradigma sebagai berikut :

Gambar 1 Paradigma Penelitian  Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini, kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik untuk mengetahui pengaruh pemeliharaan terhadap produktivitas perusahaan. Inventory Control (X1) Kinerja Operasional (Y) Maintenance (X2)

ε

(8)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 8

 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan keahlian suatu instrument. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang dikehendaki (Arikunto, 2002: 146). Hasil uji validitas dengan menggunakan bantuan spss 16.

 Uji Reabilitas

Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. (Arikunto, 2002: 154). Hasil uji reabilitas dengan menggunakan bantuan spss 16.

 Metode Succesive Interval

Menyatakan bahwa skala likert jenis ordinal hanya menunjukan rangkin saja. Oleh karena itu, variabel yang berskala ordinal terlebih dahulu ditransformasikan menjadi data yang berskala interval. Al-Rasyid (1994: 12). Hasil metode succesive interval dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007.

 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian.Hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat. Model analisis regresi linier penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal

(9)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 9

(Santosa&Ashari, 2005:231). Hasil uji normalitas dengan bantuan spss 16.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal (Ghozali 2007:91). Hasil uji multikolinearitas dengan bantuan spss 16.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedatisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali 2007:92). Hasil uji heterokedastisitas dengan bantuan SPSS 16.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya (Santosa&Ashari, 2005:240). Hasil uji autokelasi dengan bantuan spss 16.

Hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah bebas uji multikolinieritas, heterkodeastisitas, normalitas, dan autokorelasi sehingga model regresi yang didapatkan dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kinerja operasional perusahaan.

(10)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 10

 Regresi Berganda

Untuk mengukur pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen menurut Lupiyoadi (2001: 199), untuk masalah asosiatif hubungan sebab akibat, teknik statistik yang digunakan adalah regresi berganda dengan rumus sebagai berikut :

 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui tingkat signifikansi secara bersama-sama pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji F (Sugiyono, 2005: 218).

Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau α = 0,05 dan derajat kebebasan (df) (n-k-1) maka:

Ho : βj = O berarti tidak ada pengaruh inventory control dan maintenance terhadap kinerja operasional.

Ha : βj ≠ O berarti ada pengaruh inventory control dan maintenance terhadap kinerja operasional.

Kriteria :

Ha = diterima apabila F hitung > F tabel Ha = ditolak apabila F hitung ≤ F tabel

Untuk menguji tingkat signifikansi secara parsial apakah masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen digunakan uji t (Mustopa, 1992: 140).

Ho1: βj = 0 tidak ada pengaruh antara inventory control dengan kinerja operasional.

Ha1 : βj≠ 0 terdapat pengaruh antara inventory control dengan kinerja operasional.

(11)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 11

Ho2: βj= 0 tidak ada pengaruh antara maintenance dengan kinerja operasional.

Ha2: βj ≠0 terdapat pengaruh antara maintenance dengan kinerja operasional.

Uji signifikansi:

Untuk menguji signifikansi dilakukan 2 pengujian, yaitu: a. Secara parsial menggunakan uji T

b. Secara simultan menggunakan uji F Kaidah keputusan :

a. Tolak Ho jika t < -t1/2 α df (n-k-1) atau t > t1/2 α df (n-k-1) Terima Ho jika –t1/2 α df (n-k-1-1) ≤ t ≤ t1/2 α df (n-k-1)

b. Tolak Ho jika F hitung > F tabel dan terima Ho jika F hitung ≤ F tabel Untuk mempermudah perhitungan dalam penelitian ini digunakan program SPSS 16.0 dan Microsoft Office Excel 2007.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk memberikan penilaian klasifikasi terhadap tiap indikator dari variabel

inventory control maka dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 2

Klasifikasi Penilaian Untuk Setiap Indikator Variabel Inventory Control (X1)

Nilai Klasifikasi Penilaian

65 - 116 Tidak Baik

117 - 169 Kurang Baik

170 - 222 Cukup Baik

223 - 275 Baik

276 - 325 Sangat Baik

(12)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 12

Rekapitulasi dari hasil data – data yang dikumpulkan diperoleh hasil tanggapan mengenai inventory control yang telah dilaksanakan di PT. Trie Mukty Pertama Puta. Secara lengkap hasil dari analisa tanggapan karyawan bagian operasional mengenai inventory control dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3

Rekapitulasi Inventory Control (X1)

No (1) Uraian (2) Skor yang ditargetkan (3) Skor yang dicapai (4) Kriteria (5) 1 Perusahaan dapat memperkirakan pemakaian bahan baku untuk kegiatan produksi

325 278 Sangat Baik

2 Perubahan harga bahan baku tidak mempengaruhi pembelian bahan baku

325 280 Sangat Baik

3 Waktu tunggu kedatangan

bahan baku tidak

mempengaruhi kegiatan produksi

325 280 Sangat Baik

4 Model pembelian bahan baku tidak mempengaruhi kegiatan produksi

325 276 Sangat Baik

5 Persediaan pengaman bahan baku selalu tersedia

325 279 Sangat Baik

6 Perusahaan tanggap dalam proses pembelian kembali bahan baku

325 280 Sangat Baik

7 Perubahan harga pengiriman

bahan baku tidak

mempengaruhi pembelian bahan baku

325 284 Sangat Baik

8 Bidang atau divisi

operasional selalu

memberitahukan kepada perusahaan sisa bahan baku yang tersedia

325 282 Sangat Baik

9 Penyelengaraan bahan baku sesuai dengan kebutuhan kegiatan produksi

325 284 Sangat Baik

10 Biaya penyimpanan bahan

baku mempengaruhi

(13)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 13

kegiatan produksi

Total 3250 2805 Sangat Baik

Untuk memberikan penilaian klasifikasi terhadap keseluruhan indikator dari variabel inventory control maka dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4

Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel Inventory Control (X1) Keseluruhan

Nilai Klasifikasi Penilaian

650 - 1169 Tidak Baik

1170 - 1690 Kuran Baik

1691 - 2211 Cukup Baik

2212 - 2732 Baik

2733 - 3250 Sangat Baik

Sumber : Data primer yang diolah

Untuk memberikan penilaian klasifikasi terhadap tiap indikator dari variabel

maintenance maka dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 5

Klasifikasi Penilaian Untuk Setiap Indikator Variabel Maintenance (X2)

Nilai Klasifikasi Penilaian

65 - 116 Tidak Baik

117 - 169 Kurang Baik

170 - 222 Cukup Baik

223 - 275 Baik

276 - 325 Sangat Baik

Sumber : Data primer yang diolah

Rekapitulasi dari hasil data – data yang dikumpulkan diperoleh hasil tanggapan mengenai maintenance yang telah dilaksanakan di PT. Trie Mukty Pertama Puta. Secara lengkap hasil dari analisa tanggapan karyawan bagian operasional mengenai maintenacne dapat dilihat pada tabel berikut :

(14)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 14 Tabel 6 Rekapitulasi Maintenance (X2) No (1) Uraian (2) Skor yang ditargetkan (3) Skor yang dicapai (4) Kriteria (5)

1 Pemeriksaan mesin untuk kegiatan produksi selalu diperhatikan

325 281 Sangat Baik

2 Kebersihan mesin dari sisa kegiatan produksi selalu diperhatikan

325 281 Sangat Baik

3 Penyetelan kondisi mesin selalu diperhatikan sebelum memulai kegiatan produksi

325 282 Sangat Baik

4 Pengencangan baut – baut mesin produksi selalu diperhatikan sebelum dan sesudah kegiatan produksi

325 281 Sangat Baik

5 Kondisi mesin yang rusak tidak mengganggu terhadap proses produksi

325 282 Sangat Baik

6 Kondisi mesin yang prima

mendukung terhadap

kegiatan produksi

325 281 Sangat Baik

7 Tidak ada jadwal

pemeliharaan yang tetap untuk pemeriksaan kondisi mesin

325 282 Sangat Baik

8 Perbaikan mesin yang rusak selalu dilakukan secepatnya

325 282 Sangat Baik

9 Pemeriksaan mesin tidak dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya

325 282 Sangat Baik

10 Jam lembur kegiatan produksi berpengaruh terhadap kondisi mesin produksi

325 283 Sangat Baik

Total 3250 2817 Sangat Baik

Untuk memberikan penilaian klasifikasi terhadap keseluruhan indikator dari variabel maintenance maka dapat dilihat dari tabel berikut :

(15)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 15 Tabel 7

Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel Maintenance (X2) Keseluruhan

Nilai Klasifikasi Penilaian

650 - 1169 Tidak Baik

1170 - 1690 Kuran Baik

1691 - 2211 Cukup Baik

2212 - 2732 Baik

2733 - 3250 Sangat Baik

Sumber : Data primer yang diolah

Untuk memberikan penilaian klasifikasi terhadap tiap indikator dari variabel kinerja operasional maka dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 8

Klasifikasi Penilaian Untuk Setiap Indikator Variabel Kinerja Operasional (Y)

Nilai Klasifikasi Penilaian

65 - 116 Tidak Baik

117 - 169 Kurang Baik

170 - 222 Cukup Baik

223 - 275 Baik

276 - 325 Sangat Baik

Sumber : Data primer yang diolah

Rekapitulasi dari hasil data – data yang dikumpulkan diperoleh hasil tanggapan mengenai kinerja operasional yang telah dilaksanakan di PT. Trie Mukty Pertama Puta. Secara lengkap hasil dari analisa tanggapan karyawan bagian operasional mengenai kinerja operasional dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9

Rekapitulasi Kinerja Operasional (Y)

No (1) Uraian (2) Skor yang ditargetkan (3) Skor yang dicapai (4) Kriteria (5)

1 Hasil produksi selalu selesai dengan tepat waktu

325 281 Sangat Baik

(16)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 16

dengan spesifikasi yang ditetapkan

3 Hasil produksi sesuai dengan target yang ditetapkan oleh perusahaan

325 280 Sangat Baik

4 Pengiriman barang dari antar divisi berjalan dengan lancer

325 280 Sangat Baik

5 Hasil labotarium tidak sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan

325 281 Sangat Baik

6 Hasil produksi tidak bisa bertahan dengan lama

325 281 Sangat Baik

7 Perusahaan tidak bisa

memenuhi pesanan

konsumen

325 282 Sangat Baik

8 Kualitas bahan baku utama selalu di utamakan

325 282 Sangat Baik

9 Kualitas bahan baku

pembantu selalu di

utamakan

325 282 Sangat Baik

10 Hubungan dengan pemasok bahan baku pembantu selalu di jaga

325 286 Sangat Baik

Total 3250 2817 Sangat Baik

Untuk memberikan penilaian klasifikasi terhadap keseluruhan indikator dari variabel kinerja operasional maka dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 10

Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel Kinerja Operasional (Y) Keseluruhan

Nilai Klasifikasi Penilaian

650 - 1169 Tidak Baik

1170 - 1690 Kuran Baik

1691 - 2211 Cukup Baik

2212 - 2732 Baik

2733 - 3250 Sangat Baik

Sumber : Data primer yang diolah

Uji validitas dilakukan terhadap 30 instrumen dari 3 variabel yaitu 10

(17)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 17

faktor analisis secara keseluruhan tidak ada yang harus dikeluarkan karena telah sudah menunjukan angka diatas 0,254 sehingga memenuhi uji validitas. Untuk uji reabilitas digunakan nilai r tabel sebesar 0,254. Hasil uji terhadap seluruh variabel yang digunakan diatas 0,254 sehingga memenuhi uji reabilitas.

Uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dimana hasil dari pengujian asumsi klasik dari setiap tes telah memenuhi uji asumsi klasik.

Dari tabel model summary diperoleh angka R square sebesar 0,763. R square dapat disebut juga koefisien determinasi yang berkisar antara 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka R square maka akan semakin kecil pula lemah pula hubungan antar variabel. Dari hasil perhitungan didapat R square 0,763 atau 76,3% yang dalam hal ini berarti inventory control dan maintenance di PT. Trie Mukty Pertama Putra memiliki pengaruh positif terhadap kinerja operasional dengan Standard Error of Estimate (standar penyimpangan) sebesar 1,913. Semakin baik pelaksanaan inventory control dan maintenace di PT. Trie Mukty Pertama Puta maka kinerja operasional pun cenderung akan semakin meningkat. Sedangkan sisanya yaitu 100% - 76,3% = 23,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Dari Tabel ANOVA diketahui bahwa F hitung adalah sebesar 99,862 sedangkan F tabel sebesar 1,63 atau sig. (0,000) ≤ alpha (0,05). Berdasarkan hasil perhitungan ternyata F hitung lebih besar dari pada F tabel ( F hitung > F tabel), atau 99,862 > 1,63 maka Hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% terdapat pengaruh secara simultan pada inventory control dan

maintenance terhadap kinerja operasional.

Untuk melihat pengaruh inventory control terhadap kinerja operasional dapat dilihat dari indikator-indikator yang memengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antara inventory control (X1) terhadap kinerja operasional (Y) dapat

(18)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 18

5,775 dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5% maka nilai ttabel 2,00

sehingga thitung > ttabel, maka tolak Ho atau dengan kata lain inventory control

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional.

Untuk melihat pengaruh maintenance terhadap kinerja operasional dapat dilihat dari indikator-indikator yang memengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antar maintenance (X2) terhadap kinerja operasional (Y) dapat dilihat dari

tabel coefficients. Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel, maka diperoleh

thitung sebesar 3,748 dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5% maka nilai

ttabel 2,00. Sehingga thitung > ttabel, maka tolak Ho atau dengan kata lain maintenance

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional. Tabel 11

Hasil Pengujian Regresi Berganda

Variabel Independen Koefisien Standar Error t Sig t

Inventory Control 0,561 0,089 5,775 0,000 Maintenance 0,364 0,081 3,748 0,000 𝑹𝟐 0,763 Adjusted 𝑹𝟐 0,755 F 99,862 Sig F 0,000

Sumber : Data primer, diolah.

PENUTUP  Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Inventory control atau pengawasan bahan baku yang dilakukan oleh PT. Trie Mukty Pertama Putra dilaksanakan dengan sangat baik, karena tata cara dalam melakukan pemenuhan bahan baku yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sangat baik sehingga bahan baku untuk kegiatan operasional perusahaan selalu tersedia.

(19)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 19

2. Maintenance atau pemeliharan atas mesin-mesin untuk kegiatan produksi PT. Trie Mukty Pertama Putra dilaksanakan dengan sangat baik, hal tersebut da[at dilihat dari pemeliharaan yang selalu dilakukan setiap hari oleh orang yang bertanggung jawab dalam bidang pemeliharaan mesin-mesin produksi. 3. Kinerja operasional pada PT. Trie Mukty Perta Putra dinilai sudah sangat

baik dengan beberapa kriteria penilaian yang sesuai dengan beberapa indikator yang dipergunakan dalam menilai kinerja operasional di PT. Trie Mukty Pertama Putra.

4. Inventory Control dan maintenance berpengaruh secara parsial terhadap kinerja operasional di PT. Trie Mukty Pertama Putra, dalam artian apabila

inventory control dijaga dan maintenance dilakukan akan memberikan

dampak terhadap kinerja opeasional perusahaan.  Saran

Adapun saran yang dapat diberikan pada PT. Trie Mukty Pertama Putra adalah sebagai berikut :

1. Pencatatan penggunaan bahan baku yang masuk serta keluar sudah harus dikelola dengan baik agar pemesanan bahan baku untuk periode selanjutnya bisa diperkiran sehingga perusahaan tidak akan kehabisan bahan baku untuk kegiatan produksi.

2. Pemeliharaan harus rutin dilaksanakan mengingat jam kerja mesin, kadang kala harus melebihi dari waktu normal, karena harus memenuhi permintaan dari konsumen.

3. Target produksi setiap bulannya harus dijaga dalam konsistensi yang berada dalam jalur seharusnya agar setiap permintaan dari konsumen selalu terpenuhi setiap saat, maka tingkat produktivitas perusahaan harus ditingkatkan dari sebelumnya.

4. Dari hasil penelitian ini perusahaan harus menjaga serta lebih meningkatkan pengawasan terhadap inventory cntrol dan maintenance agar kinerja operasional dapat sesuai keinginan perusahaan.

(20)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 20

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 2003. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Assauri, Sofyan, 2008, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi, Jakarta : Lembaga Penerbit Universitas Indonesia

Assauri, Sofyan,. 2002. Manajemen Produksi. Jakarta : lembaga Penerbitan FE UI.

Ellitan, L. 2002e. Pengaruh Teknik Perbaikan Terus menerus (Continuous Improvement Techniques) terhadap Kinerja Operasional, Jurnal

Manajemen, Vol. 2 no. 1. pp. 119-136..

Ferdows K, & De Meyer, A. (1990). Lasting Improvements in Manufacturing Performance: In Search of a New Theory. Journal of Operations

Management, 9: 168–184.

McAfee, A. 2002. The impact of enterprise information technology adoption on

operational performance: an empirical investigation. Journal of Production and Operations Management. 11 (1):33–53.

Rangkuti, Freedy, 2004, Manajemen Persediaan, Jakarta : Penerbit Rajawali Pers. Stoner ,AF James, 1992, Manajemen, Jakarta : Penertbit Erlangga.

Suswaryadi, Edi dan Eman dan Ratnaningsih Ria. Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada Pt Nt Piston Ring Indonesia di Karawang. Jurnal Manajemen Vol. 10, No. 1 Oktober 2012.

Tampubolon, P Manahan., 2004, Manajemen Operasional, Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia.

Voos, C.A., Ahlstrom, P., and Blackmon, K. 1997. Benchmarking and operational performance: some empirical results. Benchmarking for Quality

(21)

[email protected] |Pengendalian Bahan Baku, Pemeliharaan, Kinerja Operasional Page 21

Ward, P., McCreery, J.K., Ritzman, L.P., & Sharma D. (1998). Competitive priorities in operations management. Decision Sciences, 29: 1035–1046. Yasa, I W Wedana dan Dharma, I G. B. Sila dan Sudipta, I Gst. Ketut.

Manajemen Risiko Operasional Dan Pemeliharaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Bangli Di Kabupaten Bangli. Jurnal Spektran Vol. 1, No 2, Juli 2013.

Gambar

Gambar 1  Paradigma Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini perusahaan melakukan adanya pemenuhan kebutuhan bahan baku yang akan dipakai pada proses produksi nantinya.. Adapun yang termasuk dalam golongan bahan baku pokok yang

PT Hibhanusa Putra merupakan sebuah perusahaan yang besar tetapi jika dilihat dari cara meraka melakukan untuk memperkenalkan atau memasarkan produk – produk kepada para

Berdasarkan hasil wawancara dengan Wakil Direktur PT Al Faqih Putra Risjaya, diketahui bahwa ada 3 jenis persediaan yang dimiliki perusahaan yaitu bahan mentah dalam hal

Dengan adanya masalah yang dimiliki maka dilakukan penelitian dengan Metode Heuristic Silver Meal sehingga dapat melakukan perencanaan pengendalian persediaan bahan

Diharapkan penelitian dapat menambah wawasan bagi peneliti tentang bagaimana cara melakukan pemeriksaan operasional pada proses printing di perusahaan manufaktur

Fungsi pembelian dalam sebuah perusahaan manufaktur terutama melakukan pembelian bahan baku yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi perusahaan dan juga melakukan

Ketiga, Apakah Kompensasi dan Motivasi Kerja berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja Karyawan PT Tri Putra Sejati Makassar Tujuan Penelitian pada penelitian ini adalah: pertama,

PT Buyung Putra Pangan merupakan perusahaan yang bergerakdibidang pengolahandandistribusiberasdiKabupatenOganIlir.BagiperusahaanPT.Buyung Putra Pangan Ogan Ilir masalah