i SKRIPSI
SYAIFUL SALEH 10573 02468 11
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR 2015
ii
Economic Order Quantity Pada PT. Bumi Sarana Beton Makassar
Nama Mahasiswa : Syaiful Saleh Stambuk : 10573 02468 11
Prodi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperika dan diujikan di depan panitia penguji Skripsi Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar pada hari Rabu tanggal 21 Oktober 2015.
Makassar, Oktober 2015 Menyetujui :
Pembimbing I
Drs. H. Sultan Sarda,MM
Pembimbing II
Abd. Salam HB, SE.,M.Si.AK.CA
Mengetahui : Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Dr. H. Mahmud Nuhung, MA KTM : 497794
Ketua Prodi
Ismail Badillahi,SE.,M.Si.Ak.CA NBM : 1073428
iii
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : 078 Tahun 1437 H / 2015M dan telah dipertahankan di depan penguji pada hari Rabu tanggal 21 Oktober 2015, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
8 Muharram 1437 H Makassar, --- 21 Oktober 2015 M
Panitia Ujian :
1. Pengawas Umum : Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. (………..) (Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, MA (………..) (Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)
3. Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM (……….…….) (PD I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)
4. Penguji :
1. Andi Arman, SE, M.Si, AK. CA (...………) 2. Drs. Hamzah Limpo. MS (……….) 3. Moh. Aris Pasigai, SE, MM (……….)
4. Drs. H. Sultan Sarda, MM (……….)
iv
“Allah sekali-sekali tidak mengubah nikmat yang dianugrahkan-nya kepada suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah apa yang adap pada diri mereka sendiri .
Sesungguhnya Allah maha mendengar dan lagi maha mengetahui. "
"Musuh yang paling berbahaya di atas dunia adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh"
Skripsi ini kupersembahkan : Untuk kedua orang tuaku yang telah mengasihiku dengan penuh kasih sayangnya yang tulus dan memberikan harta yang paling terindah untukku yaitu Pendidikan.
v
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini tidak sedikit mengalami hambatan dan kesulitan, namun berkat kerja keras penulis dan adanya bimbingan bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.
Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mahmud. Nuhung, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE,. M.Si. AK.CA selaku Ketua Jurusan dan seluruh dosen Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Pembimbing I Bapak Drs.H.Sultan Sarda,MM dan Pembimbing II Bapak Abd. Salam,SE,,M.Si.AK.CA yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis sejak penulisan proposal hingga skripsi.
vi staf yang juga turut membantu penulis.
6. Kedua orang tuaku,bapak Sakka G Mama Nimang, serta Adikku Nuraeni Karni, Nurwulandari karni,dan Fajar maulana Sakka terima kasih sebanyak-banyaknya atas dorongan berupa saran dan kritikan yang kadang membuatku sedikit marah.
7. Bapak Almarhum Karim BS bapak tiri saya yang telah membantu menyekolahkan saya dari SD sampai Ke bangku kuliah, yang tidak sempat melihat saya menyelesaikan kuliah karna telah dipanggil Allah SWT beberapa bulan lalu.
8. Teman terdekatku Dewi M yang selalu sabar menemani dan mambantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangku di Akuntansi 3 – 2011 terima kasih juga atas dukungannya. Senang bisa mengenal kalian semua, terkhusus sahabat- sahabatku Hajar Alimuddin,Fajar Mirsadiq, Sulfianto, Ahmad Maulana, Andi erviana Riska, Nurul Mutmainah, Sri Wahyuni, Darmiati,Iin Asti Ananta dan Dwi Susanti.
10. Serta semua pihak yang penulis tidak bisa ucapkan namanya satu persatu, terima kasih atas kerja samanya.
Akhirnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kuperuntukkan kepada seluruh keluarga yang penuh kasih saying memberikan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi pada jurusan
vii
moril maupun materil mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Amin.
Makassar, Agustus 2015 Penulis
viii
Syaiful Saleh, Stambuk 10573 02468 11. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ), dibimbing oleh Drs.H. Sultan Sarda MM dan Abd.Salam,SE.,M.Si.AK.CA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persediaan bahan baku PT.Bumi sarana Beton apakah pengadaan persediaan bahan baku optimal atau tidak. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Bumi Sarana Beton yang beralamat di jalan Manunggal No. 22 Makassar.
Untuk menjelaskan penelitian deskriptif Kuantitatif yang digunaka dalam penelitian ini, dan untuk mengetahui hasil penelitian ini, digunakan suatu rumus yaitu, rumus Economic Order Quantity dimana rumus atau metode ini dapat mengoptimalkan persediaan bahan baku.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara metode pemesanan yang di lakukan oleh perusahaan dengan metode Analisis menggunakam EOQ, dimana hasil analisis EOQ menunjjukan bahwa penggunaan bahan baku yang seharusnya digunakan oleh perusahaan lebih sedikit di banding dengan metode pemesanan konvesional yang dilakikan oleh perusahaan selama ini.
Kata kunci : Penggunaan Bahan Baku Yang Efektif Dan Efisien.
ix
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR... v
ABSTRAK ...viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...6
C.Tujuan Penelitian ...6
D. Manfaat Penelitian ...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Persediaan ...8
B. Biaya-biaya Dalam Persediaan ...9
C. Fungsi Persediaan ...10
D. Jenis-jenis Persediaan ...12
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan ...15
x
H. Tujuan Pengendalian Persediaan ...20
I.. Definisi EOQ ( Economic Order Quantity) ...22
J. Penentuan EOQ (economic order quantity) ...23
K. Titik pemesanan kembali (reorder point) ...25
L. Kerangka Konseptual Penelitian ...25
M. Hipotesis ...28
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian ...29
B. Jenis dan sumber Data ...29
C. Metode Pengumpulan Data ...31
D. Metode Analisis Dan Alat Analisis ...32
E. Sistematika Penulisan ...34
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ...36
B. Struktur Organisasi ...38
C. Tugas Dan Tanggung Jawab ...39
D. Kebijakan Mutu,Kesalamatan Kerja Dan Kesehatan Kerja ...42
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kebutuhan Bahan Baku PT. Bumi Sarana Beton ...43
B. Analisis Pengelolaan Bahan Baku ...47
C. Analisis Pembahasan ...53
xi
B. Saran ...56 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
Tabel 1. Material Semen ...44
Tabel 2. Material Chipping ...45
Tabel 3. Material Pasir ...46
Tabel 5, Kalkulasi Biaya Bahan Baku ...47
Tabel 6 Anggaran Produksi ...55
xiii
Gambar 1. Kerangka Konseptual ...27 Gambar 2. Struktur organisasi ...38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Globalisasi menuntut persaingan antar perusahaan berkala domestik hingga berkala internasionl . batas tidak lagi menjadi hambatan bagi perusahaan untuk menjalankan bisnisnya.perusahaan besar mapun perusahaan kecil berkompetisi untuk menguasai pasar. Persaingan antar perusahaan dapat berupa persaingan sumber daya manusia (SDM), kecanggihan teknologi, penggunaan dan perbaikan sistem perusahaan, serta peningkatan mutu produk yang dihasilkan.
Meningkatnya persaingan dan adanya variasi permintaan yang kompleks, menyebabkan perusahaan perlu membuat strategi dan standar produk bermutu tinggi. Besarnyafluktuasi dan besarnya resiko merupakan karakter yang melekat pada sistem produksi dan distribusi produk bisnis. Suatu perusahaan menanamkan sebagian besar modalnya dalam sistem produksi dan operasi.sering kali perusahaan mengalami masalah dalam perencanaan dan pengendalian persediaan, mulaidari persediaan bahan baku hingga barang jadi. masalah dari persediaan, yaitu terlalu banyaknya persediaan yang mengakibatkan biaya yang keluar terlalu besar atau kekurangan persediaan yang mengakibatkan perusahaan terancamkehilangan konsumen.oleh sebab itu, diperlukan adanya perencanaan yang baik dari perusahaan yang saling berkompetisi dalam industri dan konsistensi dalam pengendalian aktivitas produknya.
1
Pengendalian bahan baku merupakan hal yang sangat penting, sebab bahan baku merupakan salah satu faktor yang menjamin kelancaran proses produksi.persediaan bahan baku dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku untuk proses produksi pada waktu yang akan datang. Kebutuhan baku ini diperhitungkan atas dasar perkiraan yang mempengaruhi pola pembelian bahan baku serta besarnya persediaan pengaman.kegiatan pengendalian persediaan bahan baku mengatur tentang pelaksanaan pengadaan bahan baku yang diperlukan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan serta dengan biaya minimal,yang meliputi masalah pembelian bahan, menyimpan dan memelihara bahan, mengatur pengeluaran bahan saat bahan dibutuhkan dan juga mempertahankan persediaan dalam jumlah yang optimal.
Persediaan bahan baku harus dapat memenuhi kebutuhan rencana produksi.masalah penentuan besarnya persediaan merupakan masalah yang penting bagi perusahaan. Kesalahan dalam menentukan besarnya investasi (modal yang ditanam) dalam persediaan akan menekan keuntungan perusahaan. Adanya persediaan bahan baku yang terlalu besar di bandingkan dengan kebutuhan perusahaan akan menambah beban bunga, serta kemungkinan terjadinya penyusutan dan kualitas yang tidak dapat dipertahankan,sehingga akan mengurangi keuntungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya, persediaan bahan baku terlalu kecil dalam perusahaan akan mengakibatkan kemacetan dalam produksi , sehingga perusahaan akan mengalami kerugian.
Kebutuhan Beton terutama di Makassar sangatlah dibutuhkan guna memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak maupun yang baru akan di perbaiki . beton adalah kebutuhan pokok bagi para pelaku usaha yang bergerak di bidang infrastruktur jalan untuk memperbaiki jalan atau membuat jalan baru.
Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen, bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari aggregat mineral (kerikil dan pasir) semen dan air.
biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan.
Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainya bersama dan akhirnya membentuk material seperti batu . beton digunakan untuk membuat pekerjaan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyebrangan, struktur parkiran, dasar untuk agar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok.nama lama untuk beton adalah batu air.
Pengendalian bahan baku merupakan hal yan sangat penting, sebab bahan baku merupakan salah satu yang menjamin kelancaran proses produksi.
Persediaan bahan baku dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku untuk proses produksi pada waktu yang akan datang.kebutuhan bahan baku ini diperhitungkan atas dasar perkiraan yang mempengaruhi pola pembelian bahan baku untuk proses produksi pada waktu yang akan datang .
Bahan baku merupakan prioritas utama dan sangat vital bagi suatu industri dalam proses produksinya.hal ini menjadikan banyak perusahaan melakukan
berbagai metode untuk mengelolah persediaan bahan baku. Untuk melaksanakan pengadaan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi, perusahaan perlu mengadakan pembelian bahan baku.prosedur dan tata cara pembelian bahan baku yang baik dan sesuai dengan kondisi perusahaan akan sangat menunjang kegiatan produksi.maka dari itu perusahaan harus menentukan jumlah baku yang optimal dengan maksud agar jumlah pembelian dapat mencapai biaya persediaan minimum.
Seharusnya dengan adanya kebijakan persdiaan bahan baku yang diterapkan dalam perusahaan, biaya persediaan dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk meminimumkan biaya persediaan bahan baku tersebut dapat digunakan analisis
“Economic Order Quantity” (EOQ). EOQ adalah volume atau jumlah pembelian
yang paling ekonomis untuk dilakukan pada setiap kali pembelian (prawirosentono,2001:49) metode EOQ berusaha mencapai tingkat persediaan yang seminim mungkin, biaya yang rendah dan mutu yang lebih baik.
Perencanaan metode EOQ dalam suatuperusahaan akan mampu meminimalisis terjadinya out of stock sehingga tidak mengganggu proses dalam perusahaan dan mampu menghemat biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya efisiensi persediaan bahan baku didalam perusahaan yang bersangkutan.
Selain itu dengan adanya penerapan metode EOQ perusahaan akan manpu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik untuk ruangan gudang dan ruangan kerja, menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari banyaknya persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi risiko yang dapat timbul
karena persediaan yang ada digudang . analisis EOQ ini dapat digunakan dengan mudah dan praktis untuk merencanakan berapa kali suatu bahan dibeli dalam kualitas berapa kali pembelian.
Selain menentukan EOQ, perusahaan juga harus menentukan waktu pemesanan kembali bahan baku yang akan digunakan atau reorder point agar pembelian bahan yang sudah ditetapkan dalam EOQ tidak mengganggu kelancaran kegiatan produksi. Yang dimaksud dengan ROP adalah titik dimana jumlah persediaan menunjukkan waktunya untuk mengadakan pesanan kembali.
Dari perhitungan EOQ dan ROP dapat ditentukan titik minimum dan maksimal persediaan bahan. Persediaan yang diselenggarakan paling banyak sebesar titik maksimum, yaitu pada saat bahan baku yang dibeli datang. Tujuan penentuan maksimal adalah agar dana yang tertanam dalam persediaan bahan tidak berlebihan sehingga tidak terjadi pemborosan.
PT. Bumi Sarana Beton adalah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengecoran, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi campuran.
Dalam proses produksinya bahan baku tersebut akan selalu tersedia untuk kelancaran proses produksi. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan perencanaan dan pengendalian bahan baku
Menyadari betapa pentingnya peranan bahan baku pada sebuah perusahaan khususnya pada PT. Bumi Sarana Beton. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul :
”ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN
METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT BUMI SARANA BETON MAKASSAR”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebijakan perusahaan dalam menentukan persediaan bahan baku untuk menunjang proses produksi di PT. Bumi Sarana Beton?
2. Apakah metode EOQ Efektif dalam mengendalikan persediaan bahan baku guna kelancaran kegiatan produksi pada PT. Bumi Sarana Beton?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas , maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kebijakan perusahaan dalam menentukan persediaan bahan baku untuk menunjang proses produksi di PT. Bumi Sarana Beton.
2. Untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode EOQ dalam mengendalikan persediaan bahan baku guna kelancaran kegiatan produksi pada PT. Bumi Sarana Beton
D. Manfaat penelitian
1. Bagi perusahaan yang bersangkutan , hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan efisiensi penggunaan sumber dana dan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menentukan besarnya kuantitas
pembelian bahan baku yang ekonomis dengan total biaya persediaan bahan baku yang minimum.
2. Bagi peneliti berikutnya , diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi penelitian berikutnya yang berkaitan dengan pengendalian persediaan bahan baku.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi persediaan
menurut Buku prof.Dr. Zaki Baridwan (2008:149) istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan. Istilah yang digunakan dapat dibedakan untuk usaha dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dapat dijual. Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untu memproduksi barang-barang yang akan dijual. dalam perusahaan dagang, barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali diberi judul persediaan barang. Judul ini menunjukkan seluruh persediaan barang yang dimiliki. Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki terdiri dari beberapa jenis yang berbedah. Masing-masing jenis diberi judul tersendiri agar dapat menunjukkan macam persediaan yang dimiliki.
Sedangkan menurut Hendra Kusuma (2009 :132) persediaan didefinisikan sebagai barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang.
8
B. Biaya-Biaya dalam persediaan
Menurut Muhadi Joko Siswanto (2001:39) dalam perusahaan manufaktur, bahan dibedakan menjadi bahan baku dan bahan penolong.
1. Bahan baku (direct materials) merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku ini dapat didefinisikan dengan produk atau pesanan dan nilainya relatif besar.
Misalnya, dalam perusahaan mebel, bahan baku adalah kayu atau rotan. Biaya yang timbul karena pemakaian bahan baku bersama dengan biaya tenaga kerjalangsung disebut biaya utama. (prime cost).
2. Ahan penolong (indirect materials) merupakan bahan yang dipakai dalam proses produksi yang tidak dapat diidentifikasikan dengan produk jadi dan nilainya relative kecil. Misalnya, dalam perusahaan mebel, bahan penolongnya adalah minyak pelitur. Biaya yang timbul karena pemakaian bahan penolong tersebut biaya bahan penolong.
Sedangkan Menurut Siswanto (2007:122) biaya-biaya yang digunakan dalam analisis persediaan :
1. Biaya pesan (ordering cost)
Biaya pesan timbul pada saat terjadi proses pemesanan suatu barang . biaya-biaya pembuatan surat telepon,fax,dan biaya-biaya overhead lainya yang secara proposional timbul karena proses pembuatan sebuah pesanan barang adalah contoh biaya pesan.
2. Biaya simpan(carrying cost atau holding cost)
Biaya simpanan timbul pada saat terjadi proses penyimpanan suatu barang. Sewa gudang,premi asuransi,biaya keamanan,dan biaya-biaya everhead lain yang relevan atau timbul karena proses penyimpanan suatu barang adalah contoh biaya simpan. Dalam hal ini jelas sekali bahwa biaya-biaya yang tetap muncul meskipun persediaan tidak ada adalah bukan termasuk dalam kategori biaya simpan.
3. Biaya pembelian (Purchase cost)
Biaya pembelian timbul pada saat pembelian suatu barang . secara sederhana biaya-biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya- biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pembelian persediaan.
C. Fungsi Persediaan
Menurut Hendra kusuma (2009:132) mengatakan bahwa fungsi persediaan yaitu, perencanaan dan pengendalian persediaan berguna untuk menjadikan proses produksi dan pemasaran stabil. Persediaan bahan baku bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian produksi akibat fluktuasi pasokan bahan baku. Sementara itu produk jadiberguna untuk memenuhi fluktuasi permintaan yang tidak dapat dengan segera dipenuhi oleh produksi mengingat untuk produksi diperlukan bahan baku.
Sedangkan Menurut Rika Ampuh Hadiguna (2009:95) menurut beberapa literature, persediaan dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya , yaitu :
1. Stock siklus (cycle stock) yakni jumlah persediaan yang tersedia setiap saat yang dipesan dengan ukuran lot. Alas an pemesanan dalam lot adalah skala ekonomis, adanya diskon kuantitas dalam pembelian produk atau ransportasi dan keterbatasan teknologi seperti ukuran yang terbatas dari tempat proses produksi pada proses kimia.
2. Stok tersumbat (congestion stock) persediaan dari produk yang diproduksi berkaitan dengan adanya batasan produksi, diman banyak produk yang diproduksi pada peralatan produksi yang sama khususnya jika biaya setup produksinya relative besar.
3. Stok pengaman (safety stock) jumlah persediaan yang tersedia secara rata- rata untuk memenuhi permintaan dan penyaluran yang tak tentu dalam jangka pendek.
4. Persediaan antisipasi (Anticipation stock) , jumlah persediaan yang tersedia untuk mengatasi fluktuasi permintaan yang cukup tinggi . perbedaannya dengan stok pengamanan lebih ditekankan pada antisipasi musim dan perilaku pasar yang dipicu kondisi tertentu yang telah diperkirakan perusahaan.
5. Persediaan pipeline , meliputi produk yang berada dalam perjalanan yakni produk yang ada pada alat angkutan seperti truk antara setiap tingkat pada sistem distribusi eselon majemuk.
6. Stock decoupling , digunakan dalam sistem eselon majemuk untuk mengijinkan setiap tingkat membuat keputusan masing-masing terhadap
jumlah persediaan yang tersedia. Persediaan ini dapat digunakan oleh para distributor untuk mengurangi resiko kerusakan barang atau antisipasi fluktuasi permintaan yang berbeda-beda disetiap wilayah pemasaran.
D. Jenis-Jenis Persediaan
menurut Agus Ristono (2013:7) pembagian jenis persediaan dapat berdasarkan proses manufaktur yang dijalani dan berdasarkan tujuan.
Persediaan dapat dibagi dalam tiga kategori, yakni : 1. persediaan bahan baku dan penolong.
2. Persediaan bahan baku setenga jadi.
3. Persediaan bahan jadi.
Pembagian jenis persediaan berdasarkan tujuannya, terdiri dari : 1. persediaan pengamanan (safety stock)
persediaan pengaman atau sering pula disebut sebagai safety stock adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsure ketidak pastian permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidak pastian tersebut, akan terjadi kekurangan persedisaan (stockuot)
Faktor- faktor yang menentukan besarnya safety stock.
a. penggunaan bahan baku rata-rata
salah satu dasar untuk memperkirakan penggunan bahan baku selama periode tertentu, khususnya selama periode pemesan adalah rata-rata
penggunaan bahan baku pada masa sebelumnya. Hal ini perlu diperhatikan karena peramalan permintaan langganan memiliki resiko yang tidak dapat dihindarkan bahwa persediaan yang telah ditetapkan sebelumnya atas dasar taksiran tersebut habis sama sekali sebelum penggantian bahan/barang dari pesanan datang.
b. Faktor waktu atau lead time (procurement time )
Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilkukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan baku-bahan yang dipesan tersebeut dan diterima digudang persediaan, lamanya waktu tersebut tidaklah sama antara satu pesanan dengan pesanan yang lain, tetapi bervariasi.
2. Persediaan antisipasi
Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock merupakan persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya.
3. Persediaan dalam pengiriman (transit stock)
Persediaan dalam dalam pengiriman disebut work-in procces stock adalah persediaan yang masih dalam pengiriman, yaitu
a. Eksternal transit stock adalah persediaan yang masih berada dalam transportasi.
b. Internal transit stock adalah persediaan yang masih menunggu untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan.
Faktor- faktor yang mempengaruhi besar kecilnya safety stock, adalah sebagai berikut:
1. Risiko kehabisan persediaan, yang biasanya ditentukan oleh : a. Kehabisan pihak supplier dalam pengiriman barang yang
dipesan, apakah tepat waktu atau sering kali terlambat dari waktu yang telah dutetapkan dalam kontrak pembelian.
Apabila kebiasaan supplier dalam pengiriman barang yang dipesan seringkali tepat waktu, maka perusahaan tidak perlu memiliki persediaan yang besar,, dan sebaliknya bila kebiasaan supplier dalam pengiriman barang seringkali tidak tepat waktu sebagaiman yang disepakati, maka perusahaan sebaiknya atau perlu memiliki persediaan yang cukup besar.
b. Dapat diduga atau tidaknya kebutuhan bahan baku/penolong untuk produksi. Apabila kebutuhan bahan baku/penolong untuk setiap kali proses pruduksi dapat diduga atau diperhitungkan secara tepat, maka perusahaan tidak perlu memiliki persediaan yang besar dan sebaliknya bila dibutuhkan bahan baku/penolong seringkali tidak dapat diduga atau perhitungan kebutuhan seringkali meleset, maka perusahaan sebaiknya atau perlu memiliki persediaan yang cukup besar.
2. Biaya simpan di gudang dan biaya ekstra bila kehabisan persediaan. Apabila dibandingkan, biaya penyimpanan di gudang
lebih besar dari biaya yang dikelurkan seandainya melakukan pesanan ekstra bila persediaan habis, maka perusahaan tidak perlu memiliki persediaan yang besar. Sebaliknya bila biaya pesanan ekstra lebih besar dari biaya penyimpanan di gudang, maka perusahaan sebaiknya atau perlu memiliki persediaan yang cukup besar.
3. Sifat persaingan. Persaingan yang terjadi antar perusahaan dapat ditentukan dari kecepatan pelayanan pemenuhan permintaan pelanggan/konsumen, maka perusahaan perlu memiliki persediaan yang besar. Namun bila yang terjadi sifat persaingan adalah hal lain (misalnya kualitas dan harga), maka tidak mendesak untuk memiliki persediaan yang besar.
E. faktor faktor yang mempengaruhi persediaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku ini ada beberapa macam. Dalam hal ini faktor-faktor tersebut akan saling berkaitan, sehingga secara bersama-sama akan mempengaruhi persediaan bahan baku . adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Perkiraan pemakaian, sebelum kegiatan pembelian bahan baku dilaksanakan maka manajemen harus dapat membuat perkiraan bahan baku yang akan di pergunakan di dalam proses produksi pada suatu periode.perkiraan kebutuhan bahan baku ini merupakan perkiraan tentang
berapa besar jumlahnya bahan bak yang akan dipergunakan oleh perusahaan untuk memperluas proses produksi pada periodeyang akan datang.perkiraan kebutuhan bahan baku tersebut dapat diketahui dari perencanaan produksi pada periode yang bersamaan.sedangkan, perencanan produksi perusahaan dapat ditelusuri dari perencanaan penjualan perusahaan berikut tingkat persediaan bahan jadi yang dikehendaki manajemen.
2. Harga daripada bahan, harga daripada bahan baku yang akan dibeli menjadi salah satu faktor penentu pula dalam kebijaksanaan persediaan bahan. Harga bahan baku ini merupakan dasar penyusunan perhitungan berapabesar dana perusahaan yang harus disediakan untuk investasi dalam persediaan bahan baku ini. Sehubungan dengan masla ini, maka biaya modal ( cost if capital) yangdipergunakan dalam persediaan bahan baku tersebut harus pula di perhitungkan.
3. Biaya-biaya persediaan, biaya-biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku ini sudah selayaknya diperhitungkan pula di dalam penentuan besarnya perediaan bahan baku. Di dalam perhitungan biaya persediaan ini di kenal adanya dua type biaya, yaitu biaya-biaya yang semakin besar dengan semakin besarnya rata-rata persediaan, serta biaya yang justru semakin kecil dengan semakin besarnya rata-rata persediaan, hal ini lebih jauh akan dibahas tersediri dalam maslah penentuan jumlah pembelian yang optimal.
4. Kebijaksanaan pembelanjaan, seberapa besar persediaan bahan bakuakan mendapatkan dana dari perusahaan akan tergantung ke pada kebijaksanaan pembelanjaan dari dalam perusahaan tersebut. Apakah perusahaan akan memberikan fasilitas yang pertama, kedua atau justru yang terakhir untuk dana bagi persediaan bahan baku ini. Disamping itu juga dilihat apakah dana yang disediakan tersebut cukup untuk pembayaran semua bahan yang diperlukan perusahaan, ataukah sebagian saja.
5. Pemakaian senyatanya, pemakaian bahan baku dari periode - periode yang lalu(actual demand) merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Seberapa besar penyerapan bahan baku oleh proses produksi perusahaan serta bagaimanahubungannya dengan perkiraan pemakaian yang sudah disusun harus senantiasa dianalisa. Dengan demikian maka akan dapat disusun perkiraan kebutuhan bahan baku mendekati kepada kenyataan.
6. Waktu tunggu, (lead time) adalah merupakan tenggang waktu yang diperlukan (yang terjadi) antara saat pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan baku itu sendiri. Waktu tunggu ini sangat perlu untuk diperhatikan oleh karena hal ini sangat erat hubungannya dengan penentuan saat pemasarankembali (re order) dengan diketahuinya waktu tunggu yang tepat maka perusahaan akan dapat membeli pada saat tepat pula, sehingga resiko penumpukan persediaan atau kekurangan persediaan dapat ditekan seminial mungkin.
F. Model Persediaan
Menurut Heizer dan Render (2005:67) yaitu :
1. Permintaan bebas vs terikat
Model pengendalian persediaan menganggap bahwa permintaan untuk sebuah barang mungkin bebas (independent) atau terikat (dependent) dengan permintaan barang lain.
2. Biaya penyimpanan, pemesanan dan setup
Biaya penyimpanan (holding cost) adalah biaya yang berhubungan dengan penyimpanan atau membawa persediaan dari waktu ke waktu, Oleh karena itu, biaya penyimpanan juga meliputi biaa barang yang terjadi using dan biaya yang berkaitan dengan gudang, seperti asuransi, karyawan tambahan, dan pembayaran bunga.
Biaya pemesanan (ordering cost) adalah biaya yang timbul dari proses pemesanan. Biaya pemesanan mencangkup biaya persediaan, formulir, proses pemesanan, pekerjaan admistrasi pendukung, dan sebagainya.
Ketika pesanan diproduksi, maka terdapat biaya pemesanan, tetapi biaya pemesanan ini menjadi bagian dari apa yang disebut sebagai biaya setup Biaya setup ( setup cost) adalah biaya yang menyiapkan mesin atau proses untuk memproduksi sebuah pesanan. Proses ini meliputi waktu dan tenaga kerja untuk membersihkan dan mengganti perkakas atau alat bantu.
Para manajer operasi dapat menurunkan biaya pemesanan dengan
mengurangi biaya setup dan menggunakan prosodur yang efisien seperti pemesanan dan pembayaran elektronik.
G. definisi pengendalian persediaan
menurut Willam K Carter (2009:322) pengendalian bahan baku harus memenuhi dua kebutuhan yang saling berlawanan yaitu :
1. Menjaga persediaan dalam jumlah dan variasi yang memadai guna beroperasi secara efisien.
2. Menjaga tingkat persediaan yang menguntungkan secara financial .
Tujuan dasar dari pengendalian bahan baku adalah kemanpuan untuk melakuakan pemesanan pada waktu yang sesuai dengan sumber terbaik untuk memperoleh jumlah yang tepat pada harga dan kualitas yang tepat.
Pengendalian yang efektif sebaiknya :
1. Menyediakan pasokan bahan baku yang diperlukan untuk operasi yang efisien dan bebas gangguan.
2. Menyediakan cukup persediaan dalam periode ini di mana pasokan kecil (musiman, siklus, atau pemogokan kerja) dan mengantisipasi perubahan harga.
3. Menyimpan bahan baku dengan waktu penanganan dan biaya minimum serta melindungi bahan baku tersebut dari kehilangan akibat kebakaran, pencurian, cuaca, dan kerusakan karena pennganan.
4. Meminimumkan item-item yang tidak aktif, berlebih, atau using dengan cara melaporkan perubahan produkyang mempengaruhi bahan baku.
5. Memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke pelanggan.
6. Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan berada di tingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana manajemen.
H. Tujuan Pengendalian Persediaan
Menurut Agus Ristono (2013:4) suatu pengendalian yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian persediaan yang dijalankan adalah untuk menjaga tingkat persediaan pada tingkat yang optimal sehingga diperoleh penghematan-penghematan untuk persediaan tersebut. Hal ini yang dianggap penting untuk dilakukan perhitungan persediaan sehingga dapat menunjukan tingkat persediaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat menjaga kontinuitas produksi dengan pengorbanan atau pengeluaran biaya yang ekonomis.
Dengan demikian yang dimaksud dengan pengelolaan persediaan adalah”kegiatan dalam memperkirakan jumlah persediaan (bahan baku/penolong) yang tepat, dengan jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan”
dari pengertian tersebut, maka tujuan pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut:
1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan atau permintaan konsumen dengan cepat ( memuaskan konsumen )
2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses prodiksi, hal ini dikarenakan alasan :
a. Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong ) menjadi langka sehingga sulit untuk diperoleh.
b. Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan.
3. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
4. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan ongkos menjadi besar.
5. Menjaga supaya menyimpan dalam emplacement tidak besar-besaran, karena akan mengakibatkan biaya menjadi besar.
Dari beberapa tujuan pengendalian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian persediaan adalah untuk menjamin terdapatnya persediaan sesuai kebutuhan. Ada dua macam kelompok bahan baku,yaitu : a. Bahan baku langsung (direct material), yaitu bahan yang membentuk dan
merupakan bagian dari barang jadi yang biayanya dengan mudah bisa ditelusuri dari biaya barang jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung
bersifat variabel,artinya sangat tergantung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi atau perubahan output.
Contoh :
1. Kain adalah bahanbaku industri garmen atau pakaian jadi.
2. Tepung terigu adalah bahan baku pabrik roti.
b. Bahan baku tak langsung (indirect material) yaitu bahan baku yang dipakai dalam proses produksi, tetapi sulit menelusuri biayanya pada setiap barang jadi . Contoh:
1. Benang adalah bahan baku tak langsung yang digunakan dalam industry garmen.
2. Garam dan ragi adalah bahan baku tak langsung pembuatan roti.
I. Definisi EOQ (Economic Order Quantity)
EOQ (Economic Order Quantity) Menurut Charles T. horngenren, Srikant M.
Datar, dan George foster ( 2006:288) adalah model keputusan yang menurut serangkaian asumsi tertentu, mengitung kuantitas optimal persediaan yang akan dipesan. Versi model EOQ yang paling sederhana mengasumsikan hanya ada biaya pemesana serta penyimpanan, dan model tersebut juga mengasumsikan :
1. Kuantitas yang sama dipesan pada setiap titik pemesanan kembali.
2. Permintan, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan sudah diketahui dengan pasti. Waktu tenggang pesanan pembelian ( purchase order lead
time) waktu antara melakukan pesanan dan pengirimannya juga diketahui dengan pasti.
3. Biaya pembelian per unit tidak terpengaruh oleh kuantitas yang dipesan.
Asumsi ini membuat biaya pembelian menjadi tidak relevan untuk untuk menentukan EOQ karena biaya pembelian semua unit yang diperoleh akan sama2, tanpa memandang ukuran pesanan unit tersebut.
4. Tidak terjadi kehabisan oersediaan. Dasar asumsi ini adalah bahwa biaya kehabisan persediaan sedemikian tinggi sehingga manajer mempertahankan persediaan yang cukup untuk mencegahnya.
5. Dalam memutuskan ukuran pesanan pembelian, manajer mempertimbangkan biaya kualitas hanya sejauh biaya tersebut mempengaruhi biaya pemesanan atau penyimpanan.
J. Penentuan EOQ (Economic Order Quqntity)
Menurut Assasuri (2004:182) ada tiga cara untuk menentukan jumlah pesanan ekonomis yaitu :
1. Tabular approack
Penentuan jumlah pesanan yang ekonomis dengan tabular approack dilakukan dengan cara menyusun suatu daftar atau tabel jumlah pesanan dan jumlah biaya per tahun.
2. Graphical approack
Penentuan jumlah pesanan ekonomis dengan cara Graphical approack dilakukan denga cara menggambarkan grapik-grapik carring cost dan total cost dalam satu gambar. Diman sumbu horizontal junlah pesanan (order) pertahun, sumbu vertical besarnya biaya dari ordering cost, caring cost dan tital cost.
3. Dengan menggunakan rumus (formula approack)
cara penentuan jumlah pesanan ekonamis dengan menurunkan kedalam rumus-rumus matematika dapat dilakukan dengan cara memperhatikan bahwa jumlah biaya persediaan yang minimum terdapat, jika ordering costs sama dengan carring costs.
Hampir semua model persediaam bertujuan untuk meminimalkan biaya- biaya total dengan asumsi yang tadi dijelaskan.
Metode EOQ ini adalah metode yang digunaan untuk mencari titik keseimbangan antara biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan agar diperoleh suatu biaya yang minimal.
Atas dasar model EOQ diatas maka untuk menhitung biaya persediaan yang paling optimal digunakan model total incremental cost (TIC) yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Total biaya persediaan = total biaya penyimpanan + total biaya pemesanan
K. Titik pemesanan kembali (Reorder point)
Pengertian ROP (Re Order Poiny) menurut rangkuti (2004:83) adalah strategi operasi persediaan merupakan titik pemesanan yang harus dilakukan suat perusahaan sehubungan dengan adanya lead ime dan safety stock .
Sedankan menurut Rianto (2001:83) ROP adalah saat atau titik dimana harus diadakan pesana lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu adalah tepat waktu diman persediaan diatas safety stock sama dengan nol.
L. Kerangka Pikir
Bagi perusahaan, mengelolah baha baku menjadi produk jadi dengan kualitas yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam menghadapi persaingan global. Dalam mengelola bahan baku menjadi produk jadi diperlukan proses produksi yang lancar. Proses produksi yang berjalan dengan lancar akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Dalam proses produksinya, perusahaan membutuhkan ketetapan perhitungan dalam pengadaan bahan bakunya, oleh karena itu perusahaan membutuhkan pengendalian bahan baku, sehingga bahan baku yang nantinya akan diproses tidak mengalami penurunan kualitas maupun kuantitas dan proses produksi yang dijalankan perusahaan efektif dan menghasilkan produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan.
Bahan baku merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan jalannya proses produksi perusahaan. Apabila jumlah bahan baku tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan maka akan menyebabkan ketidaklancaran proses produksi, sehingga output yang diperoleh tidak maksimal. Jumlah bahan baku yang terlalu banyak akan menyebabkan biaya persediaan yang terlalu besar, begitu pula dengan jumlah bahan baku yang terlalu sedikit tidak dapat mencukupi kebutuhan untuk proses produksi. Setiap perusahaan selalu dihadapkan pada persoalan tentang bagaimana mengefisiensikan biaya produksinya agar dapat tercapai jumlah produksinya yang maksimal. Biaya-biaya produksi tersebut meliputi biaya pengelolaan bahan baku, biaya proses produksi hingga biaya pemasaran produk yang telah jad. Biaya pengelolaan bahan baku atau biaya persediaan merupakan salah satu dari jenis biaya produksi yang jumlahnya cukup besar, sehingga diperlukan adanya pengendalian persediaan bahan baku.
Gambar : 1 kerangka Pikir
PT. BUMI SARANA BETON
Efektifitas dan Efisiensi Persediaan Bahan Baku
Pengendalian Bersediaan Bahan Baku
Metode Economic Order Quantity
Hipotesis
1. Dengan adanya metode penentuan persediaan bahan baku maka proses produksi dapat berjalan dengan baik dan dapat meminimalisir biaya persediaan bahan baku.
2. Sangat efektif dan efisien Jika PT. Bumi Sarana Beton Menerapkan metode Economic Order Quantity untuk mengendalikan persediaan bahan bakunya guna meminimalisir biaya persediaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis dan mengambil lokasi di PT. BUMI SARANA BETON Jl.
Manunggal No 22 Makassar 2. Waktu penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama kurang lebih dua bulan dimulai pada pengambilan data pertama mengenai sejarah dan gambaran umum PT.BUMI SARANA BETON sampai penelitian selesai.
B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data
Ada dua jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu :
a. Data kuantitatif
Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka yang dapat dihitung atau diukur secara matetmatis . data kuantitatif dalam penulisan penelitian ini terdiri dari:
1. Data harga bahan baku
29
2. Data biaya persiapan
3. Data biaya dibutuhkan pada tiap pekerjaan (biaya,sediaan,biaya simpan, biaya pesan).
b. Data kualitatif
Data kualitatif yaitu data yang tidak dapat dihitung atau diukur secara matematis. Data kualitatif dalam penulisan penelitian ini terdiri dari :
1. Sejarah perusahaan
2. Struktur organisasi, tugas dan tanggung jawabnya 2. sumber data
data untuk kegiatan penulisan penelitian ini diperoleh melalui satu sumber data ,yaitu:
1. Data Sekunder
Data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder ini diperoleh dari pihak intern perusahaan yang berupa dokumen atau berkas yang ada seperti :
a. Sejarah perusahaan b. Struktur organisasi
c. Data permintaan produk Beton d. Data Beton dan harga Beton e. Data jumlah karyawan dan gajinya
f. Data biaya-biaya (biaya simpan, biaya persiapan produksi).
2. Data primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik) kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu :
a. Survei b. observasi
C. Metode Pengumpulan Data
dalam melakukan penelitian, data yang dikumpulkan akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data tersebut harus benar-benar dapat dipercaya dan akurat. Dalam suatu penelitian ilmiah, metode pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan terpercaya.
Metode pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah :
a. Wawancara
Wawancara sebagai tehnik pencarian dan pengumpulan informasi dilakukan dengan mendatangi secara langsung kepada para responden untuk dimintai keterangan mengenai sesuatu yang diketahuinya (bisa mengenai kejadian,fakta,maupun pendapat responden).
b. Studi Pustaka
Pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku buku literature,jurnal-jurnal,internet,majalah, dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menganbil data, catatan dan dokumen perusahaan yang relevan dengan keperluan peneliti yang nantinya diolah sebagai bahan penelitian.
d. Observasi
Yaitu merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian yang diamati, kemudian mencatat informasi yang diperoleh selama pengamatan di perusahaan.
D. Metode Analisis Dan Alat Analisis 1. Metode Analisis
Metode analisis merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data. Metode peneltian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Dari penegertian di atas dapat disimpukan bahwa merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan keadaan.
Metode penelitian ini juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriktif kuantitatif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menenkankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran objek yang diteliti.
Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010:147)
Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010:8).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta hubungan antara variabel yang diselidiki dengan cara
mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterprestasi data dalam pengujian hipotesis statistik.
2. Alat Analisis data
EOQ =
Dimana :
R = Jumlah Kebutuhan per tahun S = biaya pemesanan
P = harga beli barang
E. Sistematika Penulisan
BAB I. pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
BAB II. Pada bab ini membahas tentang landasan teori mengenai konsep pengendalian persediaan bahan baku
BAB III. Pada bab ini menjelaskan bagaimana penelitian, dimulai dari tempat penelitian dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, hingga metode analisis yang dipakai dalam penelitian.
BAB IV. Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan dan sejarah perusahaan.
BAB V bab ini menjelaskan hasil penelitian serta temauan penelitian
BAB VI pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran bagi peneliti.
36 A. Sejarah Perusahaan
PT. Bumi Sarana Beton merupakan salah satu anak perusahaan Kalla Group, berdiri pada awal 1996 melalui akta notaries Eddy Mujianto SH Nomor 60 tanggal 23 januari 1996. Sasaran utama perusahaan ini adalah memproduksi beton siap pakai (Ready mix) dan bata ringan dengan kualitas tinggi guna memenuhi tuntutan kebutuhan yang semakin meningkat seiring dngan pesatnya perkembangan di bidang kontruksi , khususnya di Sulawesi, Indonesia bagian Timur.
Dengan didukung oleh potensi dan pengembangan sumber daya yang berkualitas serta pemahaman akan kebutuhan pasar yang konpetitif dan dinamis, sejak tahun 2000 PT. Bumi Sarana Beton melebarkan bidang usahanya, antara lain :
1. Jasa kontruksi (kualitas Grade-5 dan 6) Sub Bidang Sipil dan Arsitektur 2. Penyewaan alat, antara lain: batching plant, truck mixer, dumptruck,
scaffolding
3. Beton precast antara lain : pagar panel, saluran, bataco, paving block, cansteen, dll
4. Penjualan material : batu kali,pasir, sirtu,coral 5. Penjualanbata ringan.
Pabrik (batching plant) dengan luas 3 (tiga) hektar yang berlokasi di kawasan tanjung bunga Makassar, didukung kapasitas alat yang memaadai dengan dua batching plant yaitu batching plant system WET dan dry dengan kapasitas produksi 80 m3/jam sehingga mampu memberikan pelayanan pengecoran dengan kuantitas besar, dan juga pabrik (batching plant) dikawasan industry Makassar (KIMA) kapasitas 30 m3/jam sehingga mampu memberikan pelayanan pengecoran dengan kuantitas besar.
Sejak 28 september 2009 kami mendirikan lagi pabrik (batching plant) sebanyak dua unit dengan kapasitas produksi 120 m3/jam untuk melayani proyek tonasa V dengan lokasi 0.5 km dari lokasi proyek tonasa V.
Penyediaan Beton Ready mix ini tentunya ditunjang oleh penyediaan bahan baku (aggregate) dari 3(tiga) unit stone crusher milik kami, yang terletak di desa lonjjoboko kec, Parangloe, Kab. Gowa.
Demikian pula dengan pabrik Beton precast yang antara lain memproduksi : paving block,bataco,pagar beton,saluran, cansteen, dll.selain didirikan di tanjung bunga , juga terdapat di kawasan kima Makassar (luas 4000 m2) dan di kawasan sungguminasa , Kab, gowa (luas 1,5 gektar) pabrik ini didukung oleh peralatan yang modern , mampu memproduksi dengan kuantitas besar dan mutu tinggi.
PT. Bumi Sarana Beton semakin berkembang , pada 20 oktober 2012, telah meresmikan bata ringan, berlokasi di kawasan industry Makassar (KIMA 17) memproduksi bata ringan sebagai bahan pengganti bahan batu merah / batu bata yang sangat baik digunakan untuk pembangunan rumah dan gedung perkantoran.
B. Struktur Organisasi PT. Bumi Sarana Beton
Struktur organisasi dibuat untuk mendukung operasional perusahaan .ini merupakan struktur organisasi yang sederhana yaitu berbentuk garis, secara grafis, diagram struktur organisasi PT. Bumi Sarana Beton Makassar dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Bumi Sarana Beton.
Direktur Utama H. Syam'un Saebe
direktur teknik/operasional Ir. Amiruddin Basir
Manajer Operasional Ir. Budi Harsana
Ka. Unit Bata Ringan Koord. Produksi Ka.Unit Pracetak Ka. Unit Crusher
Lonjoboko Ka. unit Crusher
SBT Ka. unit Ready mix
Manajer Pemasaran
Syatir, ST
Manajer Teknik Ir. H. Muh.
Yassir
Kabag.Teknik Kabag.
Pengembanga n Kabag. R&D
Kabag.
Malntanance
Direktur keuangan Hj. Imelda Jusuf Kalla
manajer Keuangan
&umum Ali Syamsu Wairooy,SE Kabag.Keuang
an Kabag Procurement
Manajer SDm&
Umum Muh. Amin Hasaning
Kabag. HI& Umum Kabag.
Pengembangan SDM
Manajer akunting Yusniati,SE.Ak
Kabag.
Akunting Kabag.
Perpajakan
C. Tugas dan tanggung jawab
1. Direktur utama
Direktur utama mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : Sebagai kordinator, komunikator, pengambilan keputusan,pemimpin, pengelolah dan eksekutor dalam menjalankan dan memimpin perusahaan perseroan terbatas.
2. Direktur teknik
Direktur teknik mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :
1. Mengkordinasikan dan mengendalikan kegiatan di bidang perencanaan teknik ,produksi,distribusi,dan perawatan teknik.
2. Mengkordinasikan dan mengendalikan pemeliharaan instalasi produksi.
3. Mengkordinasikan kegiatan-kegiatan pengujian peralatan teknik dan bahan-bahan yang ada.
4. Melaksanakn tugas-tugaslain yang diberikan direktur utama.
5. Dalam tugasnya ,direktur teknik bertanggung jawab terhadap direktur utama.
3. Direktur keuangan.
Direktur keuangan mempunyai tanggung jawab sebagai berikut : Bertanggung jawab kepada direktur utama dan membawahi departemen personalia dan umum, departemen keuangan dan departemen Akuntansi.
4. Manajer Operasional
Menejer operasionla mempunyai tanggung jawab sebagai berikut : Bertanggung jawab untuk memastikan organisasi berjalan sebaik mungkin dalam memberikan pelayanan yang memenuhi harapan para pelanggan dank lien dengan cara yang efektif dan efisien. Inti dari manajer operasional adalah bagaimana membuat perusahaan bisa mendapat keuntungan yang lebih banyak dengan biaya yang lebih rendah.
5. Manajer akuntan
Menejer akuntan mempunyai tanggung jabab sebagai berikut :
a. Merencanakan strategi akunting perusahaan secara tepat sesuai strategi bisnis perusahaan
b. Mengatur dan mengarahkan pencatatan neraca perusahaan sesuai aktivitas perusahaan dan menjaga keseimbangan neraca L/R.
c. Menjalan tugas- tugas terkait lainya dlam upaya pencapaian target perusahaan.
6. Manajer teknik
Manajer teknik mempunyai tanggung jawab sebagai berikut : Karier yang menyatuhkan kaidah penyelesaian masalah teknologi dan kemanpuan organisasi,administrative,dan perencanaan dari ilmu manajemen.
7. Manajer keuangan
Manajer keuangan mempunyai tanggungjawab sebagai berikut : a. Manajer keuangan bekerja sama dengan manajer lain, bertugas
merencanakan dan meramalkan beberapa aspek dalam perusahaan termasuk perencanaan umum keuangan perusahaan.
b. Manajer keuangan bertugas mengambil keputusan penting investasi dan berbagai pembiayaan serta semua hal yang terkait dengan keputusan tersebut.
c. Manajer keuangan bertugas sebagai penghubung antara perusahaan dengan pasar keuagan sehingga bisa memdapatkan dana dan mempedagangkan surat berharga perusahaan.
8. Manajer pemaaran
Manajer pemasaran mempunyai tanggungjawab sebagai berikut : a. Manajer pemasara bertangung jawab terhadap manajemen bagian
pemasaran.
b. Manajer pemasaran bertangungjawab terhadap perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana promosi.
c. Manajer pemasaran sebagai coordinator manajer produk dan manajer penjualan.
9. Manajer SDM
Manajer sdm mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :
Melakukansegala hal yang berkaitan dengan pemeliharaan dan pemaksimalan SDM mulai dari tahap awal berupa perencanaan , implementasi , hingga masa evaluasi.
D. Kebijakan Mutu,Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Kerja
PT. Bumi Sarana Beton, dengan meningkatkan yang berkesinambungan, berkomitmen untuk menghasilkan produk sesuai harapan pelanggan dengan tetap berpedoman terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, melalui :
1. Mempunyai kondisi tempat kerja yang aman dan nyaman sehingga mencegah potensi terjadinya kecelakaan dan dampak kesehatan kepada karyawan/tenaga kerja serta mencegah adanya penggunaan obat-obatan terlarang/narkoba.
2. Mematuhi perundang-undanganyang berlaku dan peratura lain dalam lingkup kegiatan perusahaan.
3. Mengkomunikasikan ke seluru karyawan dan menerapkan K3LL di lingkungan perusahaan.
4. Peningkatan berkesinambungan pelaksanaan sistem manajemen kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan lingkungan.
5. Mengutamakan professional dan inovasi.
6. Menggunakan sistem teknologi tepat guna.
43
A. Kebutuhan Bahan Baku PT. Bumi Sarana Beton
Dalam proses produksi beton, ada beberapa bahan baku yang dibutuhkan diantaranya sebagai berikut : seperti semen,chipping, dan pasir. Ketiga bahan tersebut sangat di butuhkan dalam memproduksi produk beton karna apabilah salah satu diantara bahan tersebut tidak ada, maka proses dalam memproduksi Beton tidak akan dapat dilaksakan.
Untuk itu ketiga bahan tersebut harus selalu dikendalikan agar tidak mengalami kekurangan atau bahkan stok persediaan tersebut tidak tersedia di gudang yang siap untuk di produksi.
Berikut persediaan bahan baku yang dibutuhkan dalam memproduksi beton, yang disajikan dengan menggunakan tabel, diantaranya tabel persediaan bahan baku semen, tabel persediaan bahan baku chipping, dan tabel persediaan bahan baku pasir yang di uraikan di bawah ini sebagai berikut :
1. Data Pemakaian Bahan Baku Semen Tahun 2014 Tabel 1
Laporan Persediaan Material Semen
Periode Januari – Desember 2014
Sumber : PT. Bumi Sarana Beton
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa dari transaksi pembelian bahan baku material semen dari bulan Januari sampai desember menunjjukan klu terjadi fluktuasi dan dapat dilihat dari tabel, pada bulan januari terjadi pembelian yang tinggi sebesar 3.551.210 ton dan pembelian terendah adalah terjadi di bulan mei sebesar 1.503680 ton
Bulan Satuan
Harga Satuan (Rp)
Pembelian Pemakaian
Volume Jumlah
(Rp) Volume Jumlah
(Rp) Januari Kg 800 3.551.210 2.840.968.000 3.432.909,68 2.746.327.744 Februari Kg 800 2.788.900 2.231.120.000 2.761.109 2.208.887.200 Maret Kg 800 1.918.870 1.535.096.000 1.945.644,18 1.556.515.344
April Kg 800 1.777.590 1.422.072 1.835.650,16 1.468.520.128
Mei Kg 785 1.503.680 1.188.388.800 1.572.837,63 1.234.677.539,55
Juni Kg 785 1.355.580 1.064.130.300 1.310.590 1.028.813.150
Juli Kg 785 1.466.500 1.151.202.500 1.480.430 1.162.137.550
Agustus Kg 785 1.355.460 1.064.036.100 1.334.272 1.047.403.520 September Kg 785 2.549.140 2.001.074.900 2.589.660 2.032.883.100 Oktober Kg 785 2.109.420 1.655.894.700 2.142.629 1.681.963.765 November Kg 1.025 1.685.830 1.727.975.750 1.693.734 1.736.077.350 Desember Kg 1.025 1.634.070 1.674.921.750 1.605.775 1.645.919.375
830
Jumlah 23.696.250 18.136.230.872 23.705.240,65 19.550.125.766
2. Pemakaian Bahan Baku Chipping tahun 2014 Tabel 2
Laporan Persediaan Material Chipping
Periode Januari – Desember 2014
Sumber : PT. Bumi Sarana Beton
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa dari transaksi pembelian bahan baku material Chipping dari bulan Januari sampai desember menunjjukan klu terjadi fluktuasi dan dapat dilihat dari tabel, pada bulan januari terjadi pembelian yang tinggi sebesar 4.220.62 ton dan pembelian terendah adalah terjadi di bulan april sebesar 62.000 ton
Bulan Satuan
Harga Satuan (Rp)
Pembelian Pemakaian
Volume Jumlah
(Rp) Volume Jumlah
(Rp) Januari M3 185.000 4.220,62 780.814.700 2.619,46 484.601.004,10 Februari M3 185.000 3.095,71 572.706.350 2.062,27 381.520.218,62 Maret M3 185.000 1.358,37 251.298.450 1.533,18 287.337.808,10
April M3 185.000 62,00 11.470.000 1.511,07 279.547.573,73
Mei M3 185.000 102,12 18.892.200 1.255,03 232.181.167,97
Juni M3 185.000 771,65 142.755.250,00 1.044,91 193.308.668,79 Juli M3 195.000 1.368,31 266.820.450 1,287,01 250.967.891,95 Agustus M3 195.000 1.093,71 213.273.450 1.095,91 213.702.648,31 September M3 195.000 1879,71 360.543.950 2.007,54 391.470.294,17 Oktober M3 195.000 1678,10 327.229.500 1.699,60 331.421.779,66 November M3 195.000 1.504,21 293.320.950 1415,19 275.962.457,63 Desember M3 195.000 2.448,95 477.545.250 1.259,77 245.655.251,80
190.000
Jumlah 19.583,46 3.716.670.500
17.503,93 3.567.676.764,83
3. Pemakaian Bahan Baku Pasir Tahun 2014 Tabel 3
Laporan Persediaan Material Pasir
Periode Januari – Desember 2014
Sumber : PT. Bumi Sarana Beton
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa dari transaksi pembelian bahan baku material Pasir dari bulan Januari sampai desember menunjjukan klu terjadi fluktuasi dan dapat dilihat dari tabel, pada bulan januari terjadi pembelian yang tinggi sebesar 6.739.44 ton dan pembelian terendah adalah terjadi di bulan juli sebesar 1.678.79 ton
Bulan Satuan
Harga Satuan (Rp)
Pembelian Pemakaian
Volume Jumlah
(Rp) Volume Jumlah
(Rp) Januari M3 80.000 6.739,44 539.155.200 4988,22 399.057.600 Februari M3 80.000 3.328,07 266.245.600 4.127,17 330.173.274,07
Maret M3 80.000 2.494,45 199.556.000 3395,52 271.641.531,48 April M3 90.000 2.271,54 204.438.600 2.633,42 237.007.666,67 Mei M3 90.000 2.195,63 197.606.700 1.981,97 178.377.496,83 Juni M3 90.000 2.583,09 232.478.100 2.100,67 189.060.666,67 Juli M3 90.000 1.678,79 151.091.100 2.336,46 210.281.333,33 Agustus M3 90.000 2.488,7 220.412.700 2.430,75 218.767.666,67 September M3 90.000 3.847,59 346.283.100 3.943,67 354.929.866,67 Oktober M3 90.000 2.971,72 267.454.800 3.006,89 270.619.933,33 November M3 90.000 4.699,66 422.969.400 4.774,57 429.710.893,20 Desember M3 90.000 5.544,24 497.661.375 2.964,53 266.807.866,67
87.500
Jumlah Total Pemakaian 40.842,92 3.545.352.675 38.683,84 3.356.435.796
B. Analisis Pengelolaan Bahan Baku 1. Kalkulasi Persediaan Bahan Baku
Tabel 5
Hasil kalkulasi bahan baku di rangkum pada tabel berikut :
No Bahan baku Harga bahan baku
Penggunaan bahan baku
(TON) JUMLAH
1 Semen 830 23.696.250 Rp19.667.887.500
2 Chipping 190.000
19.583,46 Rp 372.085.740.000
3 Pasir 87.500
40.842,42 Rp 357.371.175.000 Jumlah
278.330 29.738.838 Rp749,124,802,500
Berdasarkan tabel kalkulasi biaya bahan baku diatas, menunjjukan bahwa harga rata-rata semen sebesar 830/ton, harga chipping sebesar 190.000 /kubik, dan harga pasir sebesar 87.500/ kubik.
2. Analisis Economic Order Quantity (EOQ) a. Persediaan Semen
Dengan Rumus : EOQ =
Dimana :
R = Jumlah Kebutuhan per tahun S = biaya pemesanan
P = harga beli barang