SISTEM PENYELENGGARAAN
SISTEM PENYELENGGARAAN
MAKANAN INSTITUSI
MAKANAN INSTITUSI
09:52:00
09:52:00
Penyelenggaraan makanan sebagai suatu sub sistem terdiri dari 3 komponen yaitu input
Penyelenggaraan makanan sebagai suatu sub sistem terdiri dari 3 komponen yaitu input
(masukan) proses (kegiatan) dan output (luaran).
(masukan) proses (kegiatan) dan output (luaran). Input
Input dari kegiatan penyelenggaraan
dari kegiatan penyelenggaraan
makanan adalah tenaga, dana, fasilitas bahan makanan, metode dan pasar
makanan adalah tenaga, dana, fasilitas bahan makanan, metode dan pasar /konsumen.
/konsumen.
Proses
Proses penyelenggaraan makanan meliputi penyusunan standar gizi, penyusunan anggaran,
penyelenggaraan makanan meliputi penyusunan standar gizi, penyusunan anggaran,
perencanaan
perencanaan menu,
menu, penyusunan
penyusunan kebutuhan
kebutuhan bahan
bahan makanan,
makanan, pembelian,
pembelian, penerimaan
penerimaan dan
dan
penyimpanan
penyimpanan bahan
bahan makanan,
makanan, penditribusian
penditribusian bahan
bahan makanan,
makanan, persiapan,
persiapan, pengolahan
pengolahan dan
dan
distribusi makanan, pengawasan penyelenggaraan makanan, pencatatan dan pelaporan serta
distribusi makanan, pengawasan penyelenggaraan makanan, pencatatan dan pelaporan serta
evaluasi.
evaluasi.
Sedangkan
Sedangkan output
output peny
penyelenggaraan
elenggaraan makanan
makanan meliputi
meliputi syarat g
syarat gizi, cita
izi, cita rasa dan
rasa dan selera,
selera,
standar sanitasi dan aman dikonsumsi serat pelayanan yang layak, tepat dan cepat (Depkes
standar sanitasi dan aman dikonsumsi serat pelayanan yang layak, tepat dan cepat (Depkes
2003).
2003).
Kegiatan Proses Penyelenggaraan Makanan dibagi dalam beberapa kegiatan:
Kegiatan Proses Penyelenggaraan Makanan dibagi dalam beberapa kegiatan:
1.
1. Penetapan Peraturan Pemberian Makanan
Penetapan Peraturan Pemberian Makanan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan tak boleh dilupakan dalam penyelenggaraan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan tak boleh dilupakan dalam penyelenggaraan
makanan, diantaranya sebagai berikut:
makanan, diantaranya sebagai berikut:
A. Macam konsumen yang dilayani: contohnya adalah pasien rumah sakit, orang biasa (dapat
A. Macam konsumen yang dilayani: contohnya adalah pasien rumah sakit, orang biasa (dapat
dipengaruhi daerah wilayah institusi makanan, berkaitan dengan ras dan budaya).
dipengaruhi daerah wilayah institusi makanan, berkaitan dengan ras dan budaya).
B.
B. Kandungan gizi: institusi berusaha membuat makanan sesuai dengan kandungan gizi
Kandungan gizi: institusi berusaha membuat makanan sesuai dengan kandungan gizi
konsumen (biasanya di RS atau catering yang benar-benar memperhatikan gizi, seperti
konsumen (biasanya di RS atau catering yang benar-benar memperhatikan gizi, seperti
catering khusus diabetes, dll).
catering khusus diabetes, dll).
C.
C. Frekuensi makan sehari (co: 3 kali sehari)
Frekuensi makan sehari (co: 3 kali sehari)
D.
D. Pola menu, siklus menu, dan jenis menu (berdasarkan diet khusus)
Pola menu, siklus menu, dan jenis menu (berdasarkan diet khusus)
E.
E. Anggaran
Anggaran
F. SDM
F. SDM
Macam tenaga yang tersedia
Macam tenaga yang tersedia
Jumlah tenaga yang tersedia
Jumlah tenaga yang tersedia
Pengetahuan tentang kombinasi makanan, berdasarkan tekstur, warna, rasa, bentuk,
Pengetahuan tentang kombinasi makanan, berdasarkan tekstur, warna, rasa, bentuk,
konsistensi, dsb
konsistensi, dsb
G.
G. Sarana
Sarana
Tata letak ruang pengolahan
Tata letak ruang pengolahan
Jarak antar persiapan & distribusi dapat menentukan Tipe/Jenis pelayanan
Jarak antar persiapan & distribusi dapat menentukan Tipe/Jenis pelayanan
H.
H. Prasarana
Prasarana
Macam peralatan yang tersedia
Macam peralatan yang tersedia
Jumlah peralatan yang tersedia
Jumlah peralatan yang tersedia
2.
2. Perencanaan Anggaran Bahan Makanan
Perencanaan Anggaran Bahan Makanan
1)
1) Kumpulkan data macam dan jumlah konsumen.
Kumpulkan data macam dan jumlah konsumen.
2)
2) Survei pasar, tentukan harga rata-rata.
Survei pasar, tentukan harga rata-rata.
3)
3) Pedoman berat bersih BAHAN MAKANAN yg digunakan dan dikonversikan ke dalam berat
Pedoman berat bersih BAHAN MAKANAN yg digunakan dan dikonversikan ke dalam berat
kotor.
kotor.
4)
4) Hitung harga makanan per orang per hari dengan mengalikan berat kotor BAHAN
Hitung harga makanan per orang per hari dengan mengalikan berat kotor BAHAN
MAKANAN dengan harga satuan sesuai
MAKANAN dengan harga satuan sesuai konsumen.
konsumen.
5)
5) Hitung anggaran BAHAN MAKANAN setahun (jumlah konsumen yang dilayani dalam 1
Hitung anggaran BAHAN MAKANAN setahun (jumlah konsumen yang dilayani dalam 1
tahun dikalikan indeks harga makanan.
tahun dikalikan indeks harga makanan.
(Jumlah Klien x Berat Kotor BAHAN MAKANAN x Banyak
(Jumlah Klien x Berat Kotor BAHAN MAKANAN x Banyak Pemakaian)
Pemakaian)
Contoh
Contoh: Dalam 1 siklus menu penggunaan daging 3x dengan standar porsi rata-rata 50 gr.
: Dalam 1 siklus menu penggunaan daging 3x dengan standar porsi rata-rata 50 gr.
Rata2 jumlah konsumen yang mendapat daging 70 org/hr.
Rata2 jumlah konsumen yang mendapat daging 70 org/hr.
Kebutuhan untuk siklus menu 10 hari adalah
Kebutuhan untuk siklus menu 10 hari adalah : 3x50gr dagingx 70 0rg = 10.5 kg
: 3x50gr dagingx 70 0rg = 10.5 kg
Dalam 1 bulan ada 3x
Dalam 1 bulan ada 3x pengulangan siklus menu
pengulangan siklus menu
10.5 kg x 3 =
10.5 kg x 3 = 31.5 kg
31.5 kg
Kebutuhan1 tahun (12 bl) = 31.5 kg x
Kebutuhan1 tahun (12 bl) = 31.5 kg x 12= 378 kg
12= 378 kg
Contoh
Contoh lain
lain::
Setengah porsi ayam 50 gr. Berat kotor ayam bdd 56% = 89 gr. Jumlah pasien 70 0rg
Setengah porsi ayam 50 gr. Berat kotor ayam bdd 56% = 89 gr. Jumlah pasien 70 0rg
Kebutuhan ayam : 70 org x
Kebutuhan ayam : 70 org x 89 gr = 62.30 kg
89 gr = 62.30 kg
Secara
Secara lebih rincinya
lebih rincinya, penyusunan anggaran dapat diklasifikasikan berdasarkan produk, sifat
, penyusunan anggaran dapat diklasifikasikan berdasarkan produk, sifat
kegunaan, dan volume produksi.
kegunaan, dan volume produksi.
A.
A. Berhubungan dengan produk
Berhubungan dengan produk
a)
a) Biaya langsung: Semua bahan yang bentuknya merupakan integral dari produk makanan dan
Biaya langsung: Semua bahan yang bentuknya merupakan integral dari produk makanan dan
dapat dihitung secara langsung seperti biaya makan (baik konsumen atau untuk pegawai) dan
dapat dihitung secara langsung seperti biaya makan (baik konsumen atau untuk pegawai) dan
upah langsung.
upah langsung.
b)
b) Biaya tidak langsug: Merupakan biaya yang tidak dapat dibebankan secara langsung pada
Biaya tidak langsug: Merupakan biaya yang tidak dapat dibebankan secara langsung pada
suatu produk makanan seperti overhead, pemeliharaan dan penyusutan.
Jarak antar persiapan & distribusi dapat menentukan Tipe/Jenis pelayanan
Jarak antar persiapan & distribusi dapat menentukan Tipe/Jenis pelayanan
H.
H. Prasarana
Prasarana
Macam peralatan yang tersedia
Macam peralatan yang tersedia
Jumlah peralatan yang tersedia
Jumlah peralatan yang tersedia
2.
2. Perencanaan Anggaran Bahan Makanan
Perencanaan Anggaran Bahan Makanan
1)
1) Kumpulkan data macam dan jumlah konsumen.
Kumpulkan data macam dan jumlah konsumen.
2)
2) Survei pasar, tentukan harga rata-rata.
Survei pasar, tentukan harga rata-rata.
3)
3) Pedoman berat bersih BAHAN MAKANAN yg digunakan dan dikonversikan ke dalam berat
Pedoman berat bersih BAHAN MAKANAN yg digunakan dan dikonversikan ke dalam berat
kotor.
kotor.
4)
4) Hitung harga makanan per orang per hari dengan mengalikan berat kotor BAHAN
Hitung harga makanan per orang per hari dengan mengalikan berat kotor BAHAN
MAKANAN dengan harga satuan sesuai
MAKANAN dengan harga satuan sesuai konsumen.
konsumen.
5)
5) Hitung anggaran BAHAN MAKANAN setahun (jumlah konsumen yang dilayani dalam 1
Hitung anggaran BAHAN MAKANAN setahun (jumlah konsumen yang dilayani dalam 1
tahun dikalikan indeks harga makanan.
tahun dikalikan indeks harga makanan.
(Jumlah Klien x Berat Kotor BAHAN MAKANAN x Banyak
(Jumlah Klien x Berat Kotor BAHAN MAKANAN x Banyak Pemakaian)
Pemakaian)
Contoh
Contoh: Dalam 1 siklus menu penggunaan daging 3x dengan standar porsi rata-rata 50 gr.
: Dalam 1 siklus menu penggunaan daging 3x dengan standar porsi rata-rata 50 gr.
Rata2 jumlah konsumen yang mendapat daging 70 org/hr.
Rata2 jumlah konsumen yang mendapat daging 70 org/hr.
Kebutuhan untuk siklus menu 10 hari adalah
Kebutuhan untuk siklus menu 10 hari adalah : 3x50gr dagingx 70 0rg = 10.5 kg
: 3x50gr dagingx 70 0rg = 10.5 kg
Dalam 1 bulan ada 3x
Dalam 1 bulan ada 3x pengulangan siklus menu
pengulangan siklus menu
10.5 kg x 3 =
10.5 kg x 3 = 31.5 kg
31.5 kg
Kebutuhan1 tahun (12 bl) = 31.5 kg x
Kebutuhan1 tahun (12 bl) = 31.5 kg x 12= 378 kg
12= 378 kg
Contoh
Contoh lain
lain::
Setengah porsi ayam 50 gr. Berat kotor ayam bdd 56% = 89 gr. Jumlah pasien 70 0rg
Setengah porsi ayam 50 gr. Berat kotor ayam bdd 56% = 89 gr. Jumlah pasien 70 0rg
Kebutuhan ayam : 70 org x
Kebutuhan ayam : 70 org x 89 gr = 62.30 kg
89 gr = 62.30 kg
Secara
Secara lebih rincinya
lebih rincinya, penyusunan anggaran dapat diklasifikasikan berdasarkan produk, sifat
, penyusunan anggaran dapat diklasifikasikan berdasarkan produk, sifat
kegunaan, dan volume produksi.
kegunaan, dan volume produksi.
A.
A. Berhubungan dengan produk
Berhubungan dengan produk
a)
a) Biaya langsung: Semua bahan yang bentuknya merupakan integral dari produk makanan dan
Biaya langsung: Semua bahan yang bentuknya merupakan integral dari produk makanan dan
dapat dihitung secara langsung seperti biaya makan (baik konsumen atau untuk pegawai) dan
dapat dihitung secara langsung seperti biaya makan (baik konsumen atau untuk pegawai) dan
upah langsung.
upah langsung.
b)
b) Biaya tidak langsug: Merupakan biaya yang tidak dapat dibebankan secara langsung pada
Biaya tidak langsug: Merupakan biaya yang tidak dapat dibebankan secara langsung pada
suatu produk makanan seperti overhead, pemeliharaan dan penyusutan.
B.
B. Berhubungan dengan sifat kegunaan
Berhubungan dengan sifat kegunaan
a)
a) Biaya investasi: Biaya digunakan utuk periode kurun waktu tertentu
Biaya investasi: Biaya digunakan utuk periode kurun waktu tertentu seperti biaya gedung dan
seperti biaya gedung dan
kitchen equipment
kitchen equipment ..
b)
b) Biaya pemeliharaan: Biaya yang dikeluarkan denga maksud memperpanjang kapasitas
Biaya pemeliharaan: Biaya yang dikeluarkan denga maksud memperpanjang kapasitas
barang
barang investasi.
investasi. Contoh:
Contoh: seperti
seperti kebersihan
kebersihan gudang,
gudang, perawatan
perawatan barang
barang elektronik
elektronik
(pendingin) untuk BAHAN MAKANAN segar, perbaikan ruang penyimpanan yang
(pendingin) untuk BAHAN MAKANAN segar, perbaikan ruang penyimpanan yang
bocor/cacat.
bocor/cacat.
c)
c) Biaya operasional: Biaya yang dipergunakan untuk mengoperasikan barang investasi.
Biaya operasional: Biaya yang dipergunakan untuk mengoperasikan barang investasi.
Contoh: butuh ‘orang’ untuk mengoperasikan alat
Contoh: butuh ‘orang’ untuk mengoperasikan alat -alat. Jadi, biaya operasional dapat terdiri
-alat. Jadi, biaya operasional dapat terdiri
dari upah pengolah (koki) yang mengoperasikan peralatan
dari upah pengolah (koki) yang mengoperasikan peralatan masak untuk mengolah makanan.
masak untuk mengolah makanan.
C.
C. Berhubungan dengan volume produksi
Berhubungan dengan volume produksi
a)
a) Biaya tetap (
Biaya tetap ( fixed
fixed cost
cost ): Biaya yang relatif tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
): Biaya yang relatif tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
produksi sampai tingkat tertentu, bia
produksi sampai tingkat tertentu, biaya perunit turun searah dengan n
ya perunit turun searah dengan naiknya volume. Contoh;
aiknya volume. Contoh;
biaya gedung.
biaya gedung.
b)
b) Biaya tidak tetap (
Biaya tidak tetap (variabel cost
variabel cost ): Biaya secara proposional dipengaruhi oleh perubahan
): Biaya secara proposional dipengaruhi oleh perubahan
volume, yaitu per unit relatif konstan. Contoh: bahan makanan.
volume, yaitu per unit relatif konstan. Contoh: bahan makanan.
3.
3. Perencanaan Menu
Perencanaan Menu
Hidangan
Hidangan: Makanan & minuman yang terdiri dari: mak pokok, lauk, sayur, buah, kue,
: Makanan & minuman yang terdiri dari: mak pokok, lauk, sayur, buah, kue,
puding.
puding. Gampangnya, hidangan adalah makanan & minuman
Gampangnya, hidangan adalah makanan & minuman dalam bentuk jadi
dalam bentuk jadi..
Menu
Menu: Rangkaian hidangan yang
: Rangkaian hidangan yang disusun berdasarkan pola makan
disusun berdasarkan pola makan untuk jenis konsumen
untuk jenis konsumen
tertentu. Yang saya mengerti,
tertentu. Yang saya mengerti, Master Menu
Master Menu adalah kumpulan menu berdasarkan siklus yang
adalah kumpulan menu berdasarkan siklus yang
sudah resmi ditetapkan, sudah
di-sudah resmi ditetapkan, di-sudah di- fix
fix-kan.
-kan.
Perencanaan menu
Perencanaan menu: Serangkaian
: Serangkaian kegiatan untuk menyusun
kegiatan untuk menyusun hidangan dalam
hidangan dalam variasi dan
variasi dan
kombinasi
kombinasi yang serasi. Juga untuk mem
yang serasi. Juga untuk memenuhi kebutuhan
enuhi kebutuhan gizi
gizi..
Standar Resep
Standar Resep adalah resep yang
adalah resep yang telah dievaluasi, diuji dan diatur untuk operasional
telah dievaluasi, diuji dan diatur untuk operasional
yang spesifik dari suatu penyelenggaraan makanan. Standar Resep berguna untuk:
yang spesifik dari suatu penyelenggaraan makanan. Standar Resep berguna untuk:
Mempermudah dalam
Mempermudah dalam menyusun menu
menyusun menu
Mempermudah proses
Mempermudah proses pengolahan
pengolahan makanan
makanan
Mendapatkan
Mendapatkan kualitas makanan yang baik
kualitas makanan yang baik
pada setiap produksi/pengolahan.
pada setiap produksi/pengolahan.
Dapat mengetahui biaya (
Dapat mengetahui biaya (unit cost
unit cost) untuk setiap porsi makanan.
) untuk setiap porsi makanan.
Dapat mengetahui
Dapat mengetahui kandungan gizi setiap porsi
kandungan gizi setiap porsi makanan.
makanan.
Tersedianya makanan yg memenuhi 5 T: Tepat
Tersedianya makanan yg memenuhi 5 T: Tepat mutu
mutu (nilai gizi & cita rasa), Tepat
(nilai gizi & cita rasa), Tepat sanitasi
sanitasi,,
Tepat
Tepat jumlah
jumlah, Tepat
, Tepat harga
harga, Tepat
, Tepat waktu
waktu..
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam perencanaan menu adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam perencanaan menu adalah sebagai berikut:
Menetapkan siklus menu (siklus 5, 7, 10 hari, dll) dan kurun waktu penggunaan (untuk
waktu 6 bulan atau 1 tahun). Siklus menu kayak cuma hitungannya aja buat berapa hari.
Pola menu: menetapkan pola dan frekuensi macam hidangan yang direncanakan untuk
setiap waktu makan selama satu siklus menu. Dapat mengendalikan penggunaan Bahan
Makanan yang mengacu pada gizi seimbang. Yang saya mengerti, pola menu adalah
menentukan urutan menu dalam satu siklus menu. Anggaplah menggunakan siklus menu
7 hari, berarti ada 7 menu (A,B,C,D,E,F,G). Nah pola menu adalah menentukan menu A
harus ditaruh hari apa, menu B harus ditaruh hari apa, dan seterusnya.
Menetapkan besar porsi (ini berkaitan dengan kandungan gizi yang telah disusun)
Penilaian menu dan revisi menu: evaluasi berdasarkan feedback dari perwakilan divisi
lain, tenaga kesehatan lain, ataupun pasien.
Melakukan
testawal menu: dapat berupa pencicipan.
4. Pemesanan ATAU Penyusunan Kebutuhan Bahan Makanan
Pada bagian ini, saya menyimpulkan bahwa yang dimaksud Penyusanan Kebutuhan Bahan
Makanan adalah atau sama dengan Pemesanan,
yaitu kegiatan untuk menetapkan
jumlah, macam/jenis, spesifikasi dan kualitas/mutu bahan makanan yang akan dijadikan
permintaan (
order) untuk kurun waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk mendapat usulan
anggaran kebutuhan bahan makanan dalam satu tahun anggaran dan tersedianya daftar
pesanan bahan makanan sesuai standar atau spesifikasi yang ditetapkan. Persyaratan adalah
tersedianya:
a.
Mempertimbangkan harga dan kualitas/mutu.
b. Siklus menu
c.
Konsumen (Jumlah konsumen, Kelompok umur, Kebiasaan makan berdasarkan budaya,
agama, suku bangsa (ras), Jumlah konsumen yang akan dilayani, Jenis kelamin). Untuk di
rumah sakit, standar bahan makanan sehari adalah acuan/patokan macam dan jumlah bahan
makanan (berdasarkan berat kotor bahan makanan) seorang sehari, disusun berdasarkan
kecukupan gizi pasien dan disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit.
d.
Pemesanan harus sesuai dengan jumlah, macam, spesifikasi bahan makanan yang tertera
dalam SPJB (Surat Perjanjian Jual Beli).
e.
Pemesan bahan makanan dengan frekwensi yang ditetapkan
f.
Pesanan dalam jumlah berat/butir/buah.
h. Pada akhir pesanan akan tercapai jumlah dana yang disepakati.
i.
Melakukan pencatatan secara rinci dan Meneliti order sebelum dikirim
5. Pengadaan bahan makanan
Kegiatan pengadaan bahan makanan adalah kegiatan yang menurut saya agak
membingungkan secara teori. Ada yang mengatakan hanya dari spesifikasi sampai
penerimaan, ada yang bilang dari perhitungan anggaran sampai penyimpanan, dan lain-lain.
Namun, saya berusaha menyamakan persepsi berdasarkan pendapat pribadi dan
kesimpulan dari saya pengadaan meliputi penetapan spesifikasi bahan makanan dan
pembelian bahan makanan dengan melakukan survey pasar.
A. Spesifikasi Bahan Makanan: standar bahan makanan yang ditetapkan dengan ukuran,
bentuk, penampilan, dan kualitas bahan makanan. Tipe Spesifikasi:
1) Spesifikasi teknik: untuk bahan yang dapat diukur secara objektif dengan instrumen tertentu.
2) Spesifikasi penampilan:
Nama bahan makanan/nama produk
Ukuran/tipe unit/kontainer/kemasan (kemasan jangan ada yang penyok, menggembung,
terbuka, rusak atau cacat)
Tingkat kualitas
Umur bahan makanan (kadaluarsa)
Warna bahan makanan
Identifikasi pabrik
Label pangan
Satuan bahan makanan
Keterangan khusus lain bila diperlukan
3)
Spesifikasi Pabrik: dilihat dari kualitas barang keluaran pabrik, biasanya makanan kaleng
atau kemasan.
B.
Pembelian bahan makanan adalah serangkaian kegiatan penyediaan macam, jumlah,
spesifikasi bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen/pasien sesuai
ketentuan/kebijakan yang berlaku. Terkait dengan produk yang benar, jumlah yang tepat,
waktu yang tepat, dan harga yang benar. Bahan Makanan digolongkan Sbb:
1) Gol lauk pauk hewani: daging, telur
2) Sayuran
3) Buah2an
4) Kacang2an
5) Hasil kacang2an: Tahu, tempe
6) Gol ikan kering
7) Bumbu
8) Kalengan
9) Makanan pokok
10) Gula
11) Minyak
12) Gol minuman dan susu
Faktor yg menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan pembelian barang
1) Besar institusi, lokasi dan fasilitas yg tersedia
2) Policy institusi yang ditetapkan, luas ruang yang tersedia
3) Macam dan jumlah kemampuan tenaga kerja
4) Tersedianya menu yang terencana, yg memenuhi kebutuhan klien.
Pengadaan dalam hal Pembelian Bahan Makanan dapat dilakukan dengan cara:
1) Rekanan
a. Pelelangan terbuka/umum (Open Formal Competitive)
b. Pelelangan terbatas (Limited Formal Competitive)
c. Penunjuk langsung (Pada bagian ini, pihak institusi sudah percaya pada beberapa supplier ,
sehingga tak perlu lagi diadakan lelang. Biasanya supplier yang dipilih adalah hasil
pelelangan terdahulu tetapi tetap terus dipercaya oleh institusi.)
d. Pengadaan langsung (Pembelian langsung ke pasar alias Open Market of Buying )
2) Pembelian musyawarah (Negotiated of Buying)
3) Pembelian yang akan datang (Future Contract)
4) Pembelian tanpa tanda tangan (Unsigned Contract/Auction)
a.
Firm At the Opening of Price: pembeli memesan bahan makanan pada saat dibutuhkan,
harga disesuaikan pada saat transaksi berlangsung.
b. Subject Approval of Price (SAOP): pembeli memesan bahan makanan pada saat dibutuhkan,
harga sesuai dengan yang ditetapkan terdahulu.
C. Survey Pasar
Kegiatan untuk mencari informasi mengenai harga bahan makanan yang ada di pasaran,
sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan sebagai dasar perencenaan anggaran bahan
makanan. Diperoleh harga terendah sampai tertinggi.
6. Penerimaan Bahan Makanan
Kegiatan meliputi memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan dan melaporkan ttg
macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah
ditetapkan, serta waktu penerimaannya.
Syarat:
a.
Tersedianya daftar pesanan bahan makanan berupa macam dan jumlah bahan makanan yang
akan diterima pada waktu tertentu.
b. Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.
Langkah:
a.
Bahan makanan diperiksa, sesuai dengan pesanan dan ketentuan spesifikasi bahan makanan
yang dipesan.
b.
Bahan makanan dikirim ke gudang penyimpanan sesuai dengan jenis barang atau dapat
langsung ke tempat pengolahan makanan.
7. Penyimpanan bahan makanan
Suatu cara menata, menyimpan, memelihara jumlah, kualitas, dan keamanan bahan
makanan kering di gudang bahan makanan kering dan bahan makanan segar dalam keadaan
dingin/beku.
a.
Adanya ruang penyimpanan bahan makanan kering dan segar.
b. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai aturan.
c.
Tersedianya kartu stok bahan makanan/buku catatan keluar masuknya bahan makanan.
Langkah penyimpanan:
a.
Setelah bahan makanan memenuhi syarat, segera dibawa ke ruang penyimpanan, gudang
atau ruang pendingin.
b. Jika bahan makanan akan digunakan, maka dibawa ke ruang pengolahan.
8. Penyaluran bahan makanan
Adalah tata cara mendistribusikan bahan makanan berdasarkan permintaan dari unit kerja
pengolahan makanan.
Syarat:
1) Adanya bon permintaan bahan makanan
Langkah:
a.
Ahli gizi membuat rekapitulasi kebutuhan bahan makanan untuk esok hari dengan cara:
standar porsi x jumlah pasien
b. Hasil perhitungan diserahkan ke gudang logistik
c. Bahan gudang menyiapkan bahan makanan sesuai dengan permintaan
d. Bagian pengolahan mengambil bahan makanan yang di order
9. Persiapan bahan makanan
Adalah serangkaian kegiatan mempersiapkan bahan makanan agar siap diolah ( mencuci,
memotong, menyiangi, meracik, dan sebagainya) sesuai menu, standar resep, standar
porsi, standar bumbu dan jumlah orang yang dilayani.
10. Pemasakan bahan makanan
Suatu kegiatan mengubah bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan,
berkualitas, dan aman dikonsumsi.
Tujuan:
b. Mengurangi risiko kehilangan zat-zat gizi
c.
Meningkatkan nilai cerna
d. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan makanan
e.
Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh.
Prasyarat: tersedianya menu, pedoman menu, siklus menu, bahan makanan, peralatan, aturan
dalam menilai hasil pemasakan, prosedur tetap pemasakan, BTP.
11. Distribusi Makanan
Serangkaian proses kegiatan penyampaian makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah
porsi konsumen.
a.
Distribusi Sentralisasi
Makanan dibagi dan disajikan dalam alat makan di ruang produksi makanan.
b. Distribusi makanan desentralisasi
Ambil contoh di Rumah Sakit. Makanan pasien dibawa ke ruang perawatan pasien dalam
jumlah banyak, kemudian dipersiapkan ulang, dan disajikan dalam alat makan pasien sesuai
dengan dietnya.
Sebagian makanan ditempatkan langsung ke dalam alat makanan pasien sejak dari tempat
produksi, sebagian lagi dimasukkan ke dalam wadah besar yang distribusinya dilaksanakan
setelah sampai di ruang perawatan.
12. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah :
1) Pekerjaan sedapat mungkin dilakukan searah atau satu jurusan.
2) Pekerjaan dapat lancar sehingga energi dan waktu dapat dihemat
3) Bahan tidak dibiarkan lama sebelum diproses
4) Jarak yang ditempuh pekerja sependek mungkin dan tidak bolak-balik
5) Ruang dan alat dapat dipakai seefektif mungkin
6)
Biaya
produksi
dapat
ditekan
REFERENSI:
-Panduan PGRS (Pelayanan Gizi Rumah Sakit) dari Kementerian Kesehatan RI, 2013
-Materi kuliah ibu Ida Ruslita Amir, SKM, MKES
https://giziberkarya.blogspot.co.id/2014/03/sistem-penyelenggaraan-makanan-institusi.html panti
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-isnatarwiy-6532-3-babii.pdf
Laporan Penyelenggaraan Makanan Institusi Non RS
Laporan Penyelenggaraan Makanan Institusi Non RS
oleh :
Siti Maysaroh Niken Dyah
Silvi Rizqi Istiqomah Agustin
Program Studi Gizi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Manajemen system penyelanggaraan makanan adalah menurut Depkes (2003) menjelaskan bahwa penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaiana status yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui pemberian makan yang tepat (Rahmawati, 2011). Oleh karena itu, penyelenggaraan makanan perlu menerapkan unsur ilmu manajemen agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manajamen praktis sebagai aplikasi dari ilmu manajemen dapat diterapkan ke dalam pengelolaan makanan di catering pelayanan lembaga untuk jumlah produk lebih dari 50 porsi. Unsur- unsure manajemen yang dimaksud berkaitan dengan Perencanan, pengorganisasiaan, pelaksanaaan, pengontrolan, dan evaluasi sebagai bahan masukan untuk siklus manajemen berikutnya. Bagian yang dikelola di dalam catering pelayanan lembaga adalah perpaduan antara manusia , bahan pangan, dan alat pengolahan pangan untuk menghasilkan makanan yang siap konsumsi, dengan menerapkan system kerja
tertentu, misalnya system kerja manual dengan alat sederhara dan alat mekanis yang dioperasikan manusia
Manajemen makanan Institusi pada hakekatnya adalah penyelenggaraan makanan dalam jumlah yang besar . Ukuran “besar” yang dimaksud minimal 50 porsi yang dibuat secara masal sampai dengan 5000 porsi untuk satu periode waktu makan. Makanan Institusi dibutuhkan oleh golongan masyarakat yang berada di dalam organisasi tertentu – dari golongan yang heterogen maupun yang homogen, yang tinggal untuk sementara secara rutin dalam institusi tertentu, minimal dalam kurun 5 – 10 jam setiap harinya.
Tujuan penyelenggaran makanan Institusi adalah tersedianya makanan yang memuaskan bagi “ klien” dan atau “ Pasien”, dengan manfaat yang optimal bagi Institusi. Secara khusus penyelenggara makanan Institusi dituntut untuk :
1. Menghasilkan makanan berkualitas yang baik dipersiapkan dan dimasak dengan layak. 2. Memberikan pelayanan yang cepat , akurat dan menyenangkan.
3. Memberikan makanan dengan menu seimbang, bervariasi, dan sesuai dengan kebutuhan. 4. Harga layak serasi dengan pelayanan yang diberikan.
5. Menerapkan Standar kebersihan dan sanitasi yang tinggi.
Pelayanan makanan yang cepat dan menyenangkan berkaitan dengan distribusi makanan yang dikelola dengan prinsip kecepatan dan keakuratan, didukung oleh fasilitas yang layak – seperti alat makan dan alat distribusi makanan. Untuk kepentingan ini perlu pengembangan cara-cara pendistribusian makanan yang efisien dalam menjamu jumlah minimal 50 orang pada waktu yang relative bersamaan sehingga tidak terjadi antrian yang bisa memboroskan waktu istirahat jam makan karyawan. (Novita Kusumawati, 2012 )
Penyelenggaraan makanan di pesantren merupakan salah satu contoh institusi yang menerapkan manajemen system penyelenggaraan makanan yang tidak mengambil keuntungan dalam menetapkan harganya karena bersifat non komersial. Alasan kelompok kami mengadakan pengamatan di pesantren mahasiswa KH Mas Mansyur adalah untuk mengetahui bagaimana system penyelenggaraan makanan yang digunakan, apakah system penyelenggaraan makanan yang dilakukan sesuai dengan tujuannya, apakah makanan yang diadakan bervariasi dan seimbang, perencanaan menu, food cost dan tentunya masalah haigine sanitasi baik personal maupun lingkunannya.
Pelayanan makanan yang cepat dan menyenangkan berkaitan dengan distribusi makanan yang dikelola dengan prinsip kecepatan dan keakuratan, didukung oleh fasilitas yang layak – seperti alat makan dan alat distribusi makanan. Untuk kepentingan ini perlu pengembangan cara-cara pendistribusian makanan yang efisien dalam menjamu jumlah minimal 50 orang pada waktu yang
relative bersamaan sehingga tidak terjadi antrian yang bisa memboroskan waktu istirahat jam makan karyawan. Model Cafetaria pada umumnya diterapkan oleh institusi yang memberikan makan bagi komunitas yang memiliki waktu istirahat jam makan siang terbatas
Mekanismenya adalah dengan absen terlebih dahulu kepada petugas, tujuannya agar dapat mengontrol makanan dapat terbagi rata sesuai jumlah yang ditetapkan dan agar terpantau kedisplinan santri, system prasmanan digunakan dengan tujuan agar sesuai dengan porsi masing-masing santri dan mengurangi antrian.
Menu yang seimbang dan bervariasi perlu mendapat tekanan dari pihak penyelenggara makanan. Pedoman umum yang dianjurkan oleh Departemen Kesehatan RI bagi pengelola makanan institusi adalah ada dalam lembar “ Anjuran Makan Satu Hari” yang disertai pedoman penukaran bahan pangan, dengan pola menu 4 sehat. Menu untuk Makanan Institusi dibuat berdasarkan “ Rotasi menu” dalam jarak 10 hari yang bertujuan meminimalkan rasa bosan mengkonsumsi makanan yang sejenis secara berulang. Syarat menyusun menu perlu memperhatikan variasi bahan makanan yang digunakan, musim bahan makanan, variasi rasa masakan, variasi warna- aroma-tekstur- dan konsistensi makanan, serta kemampuan tenaga pelaksana dan pesawat dapur yang memadai untuk mengejar jam waktu makan yang tepat. Harga yang layak dalam makanan institusi menjadi pertimbangan penting lainnya meningat pemberian makan dalam periode waktu yang cukup lama bahkan hampr sepanjang waktu dimana karyawan itu berada di lembaganya. Sanitasi itu sendiri bermakna memutus mata rantai kerusakan dan keracunan makanan oleh mikroorganisme pathogen dan lainnya penyebab infeksi, dan keracunan makanan pada manusia. Untuk kepentingan kesehatan makanan pihak pelaksana produksi dan distribusi makanan perlu memiliki kemampuan yang berkaitan dengan sanitasi dan hygiene makanan. (Novita Kusumawati, 2012 )
Pada sebuah penyelenggaraan makanan diperlukan manajemen system penyelenggaraan yang baik dan benar sesuai ketentuan yang berlaku, agar dapat membeikan kepuasan bagi konsumen. Dengan diadakannya observasi langsung ke lapangan intitusi, diharapkan mahasiswa dapat menganalisis dan mengevaluasi manajemen system penyelenggaraan makanan pada institusi tersebut
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menganalisis mengenai manajemen sistem penyelenggaraan makanan institusi di pesantren mahasiswa KH Mas Mansyur.
a. Memahami tipe, karakteristik, tujuan, sejarah, status, landasan hukum, fungsi, ketenagaan organisasi penyelenggaraan makanan institusi.
b. Memahami Perencanaan Anggaran, Perencanaan Menu dan siklus menu, standar makanan.
c. Memahami prosedur dalam pengadaan makanan institusi (Perhitungan kebutuhan bahan makanan, pembelian, penerimaan, penyimpanan dan distribusi makanan).
d. Mengetahui prosedur, produksi dan distribusi bahan makanan.
e. Mengetahui pengendalian biaya dan pengkajian mutu penyelengaraan makanan institusi. f. Mengetahui tata letak, macam dan syarat dapur institusi.
g. Mengetahui perlengkapan penanganan sampah, bumbu dan peralatan masak di dapur institusi. h. Mengetahui perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja di dapur institusi.
i. Memahami Prosedur pengawasan penyelenggaraan makanan institusi.
j. Mengetahui Evaluasi penyelenggaraan makanan institusi (system pengumpulan data, standar pencapaian, dan system prosedur evaluasi penyelenggaran makanan institusi).
k. Mengetahui sistem pencatatan dan pelaporan.
C. Ruang Lingkup 1. Tempat/lokasi
Pengamatan ini dilakukan di pesantren mahasiswa KH. Mas Mansyur UMS, Gonilan. 2. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 21 November 2014. 3. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan adalah wawancara kepada kepala konsumsi karyawan dan mahasiswa yaitu ibu Sri Lestari dan observasi terhadap sistem penyelenggaraan makanan di institusi pesma.
D. Manfaat
1. Untuk institusi
Dapat dijadikan evaluasi penyelenggaraan makanan yang sesuai dengan standar system penyelenggaraan makanan
2. Untuk peneliti
Dapat mengetahui system penyelenggaraan yang ada dalam suatu institusi. 3. Bagi pembaca
Memberikan informasi dan pengetahuan pada pembaca tentang perlunya memperhatikan manajemen sistem penyelenggaraan makanan yang baik dan benar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tipe, karakteristik pelayanan gizi institusi a. Tipe
Penyelenggaraan makanan merupakan proses pengelolaan makanan untuk orang banyak. Pada hakekatnya penyelenggaraan makanan merupakan program kegiatan di dapur, yang mencangkup perencanaan anggaran belanja, perencanaan menu, perencanaan bahan makanan, persiapan, pengolahan, penyajian makanan.
Penyelenggaraan makanan banyak mempunyai prinsip yaitu menyediakan makanan yang berkualitas baik, cita rasa yang tinggi, yang sesuai dengan selera konsumen, dengan pelayanan yang wajar dan tingkat sanitasi yang tinggi. (Mukrie, 1993)
Berdasarkan aspek penggunaan bahan makanan terdapat 4 (empat) tipe penyelenggaraan makanan institusi, yaitu penyelenggaraan makanan konvensional, penyelenggaraan makanan yang terpusat (Commissary), penyelenggaraan makanan siap dimasak (Ready-Prepared), dan penyelenggaraan makanan olahan yang siap dipanaskan (A ssembly-serve System).
Model Cafetaria pada umumnya diterapkan oleh institusi yang memberikan makan bagi komunitas yang memiliki waktu istirahat jam makan siang terbatas. Mekanismenya setiap client memiliki kupon makan atau kartu makan yang ditunjukan pada “ staf pramusaji” kemudian mereka mengambil jatah makanan dalam plater atau alat makan lainnya yang telah diporsi oleh pihak pengelola kafetaria, langsung menuju ruang makan yang telah disiapkan
b. Karakteristik
Sedangkan sifat penyelenggaraan makanan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu penyelenggaraan makanan komersial dan non komersial. Penyelenggaraan makanan komersial didirikan untuk umum dan beroperasi untuk mendapat keuntungan, institusi ini mensuplai makanan umum secara teratur. Penyelenggaraan makanan non komersial yang meliputi organisasi sekolah, industri, pemerintahan, rumah sakit, dan lain-lain merupakan institusi yang mengoperasikan penyelenggaraan makanan sendiri sebagai pelayanan untuk melengkapi aktivitas mereka dalam mencapai tujuan organisasi dan kelompok ini mungkin dapat atau tidak mencari keuntungan dari penyelenggaraan makanan setidaknya impas. Secara umum tujuan penyelenggaraan makanan pada kelompok komersial dan non komersial mempunyai kesamaan yaitu tersedianya makanan yang memuaskan klien, dengan manfaat setinggi-tingginya bagi institusi (Mukrie, 1996).
Menu yang seimbang dan bervariasi perlu mendapat tekanan dari pihak penyelenggara makanan. Menu untuk Makanan Institusi dibuat berdasarkan “ Rotasi menu” dalam jarak 10 hari yang bertujuan meminimalkan rasa bosan mengkonsumsi makanan yang sejenis secara berulang. Syarat menyusun menu perlu memperhatikan variasi bahan makanan yang digunakan, musim bahan makanan, variasi rasa masakan, variasi warna- aroma- tekstur- dan konsistensi makanan, serta kemampuan tenaga pelaksana dan pesawat dapur yang memadai untuk mengejar jam waktu makan yang tepat. Harga yang layak dalam makanan institusi menjadi pertimbangan penting lainnya meningat pemberian makan dalam periode waktu yang cukup lama bahkan hampr sepanjang waktu dimana karyawan itu berada di lembaganya. Sanitasi itu sendiri bermakna memutus mata rantai kerusakan dan keracunan makanan oleh mikroorganisme pathogen dan lainnya penyebab infeksi, dan keracunan makanan pada manusia. Untuk kepentingan kesehatan makanan pihak pelaksana produksi dan distribusi makanan perlu memiliki kemampuan yang berkaitan dengan sanitasi dan hygiene makanan.
B. Tujuan Pelayanan Gizi Institusi
Tujuan penyelenggaran makanan Institusi adalah tersedianya makanan yang memuaskan bagi klien, dengan manfaat yang optimal bagi Institusi. Secara khusus penyelenggara makanan Institusi dituntut untk :
1. Menghasilkan makanan berkualitas yang baik dipersiapkan dan dimasak dengan layak. 2. Pelayanan yang cepat , akurat dan menyenangkan.
3. Menu seimbang dan bervariasi
4. Harga layak serasi dengan pelayanan yang diberikan 5. Standar kebersiahan dan sanitasi yang tinggi.
C. Ketenagaan
1. Jenis dan Jumlah tenaga
Jumlah kualifikasi dan keterampilan tenaga pemasak makanan perlu dipertimbangkan sesuai macam dan jumlah hidangan yang direncanakan
2. Higiene dan Keselamatan Kerja
Higiene pangan adalah semua kondisi dan ukuran yang diperlukan untuk menjamin keamanan dan kesesuaian pangan pada semua tahap rantai makanan (Codex Alimentarius Commission,1997). Higiene ada 2 yaitu :
Higiene personal mengacu pada kebersihan tubuh seseorang. Kesehatan pekerja atau penjamah makanan memegang peranan penting dalam sanitasi makanan. Manusia merupakan sumber potensial mikrobia penyebab penyakit yang dipindahkan pada orang lain melalui makanan. Upaya yang paling utama menghindari kontaminasi pada makanan adalah menerapkan standar tinggi terhadap hygiene personal.
b. Higiene peralatan
Pemilihan peralatan yang digunakan dalam pengolahan pangan dengan mempertimbangkan bahan yang digunakan dan kemudahan pembersihan. Bahan yang digunakan untuk peralatan pengolahan pangan merupakan bahan yang tidak bereaksi dengan bahan pangan. Pertimbangan kemudahan pembersihan peralatan tergantung pada konstruksi alat tersebut.
Logam seperti besi dan tembaga cukup baik digunakan sebagai kerangka peralatan pengolahan pangan, namun tidak dapat digunakan sebagai peralatan yang bersentuhan langsung dengan bahan pangan. Kedua jenis logam tersebut, meskipun konstruksinya cukup kuat, namun dapat mengoksidasi zat gizi bahan pangan khususnya minyak, sehingga menghasilkan komponen radikal yang berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan bahan ini m asih banyak ditemukan seperti pada wajan.
3. Pembinaan Tenaga
Pembinaan tenaga kerja dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti dengan memberikan pelatihan bersertifikat (sertifikasi), pendidikan lanjutan, kursus, mengikuti symposium/ seminar yang bertujuan untuk untuk memberi, memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tetertentu, sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
Pendidikan dan Pelatihan Berjenjang dan Berlanjut. Tujuan pendidikan dan pelatihan berjenjang dan berlanjut bagi tenaga gizi adalah: Peningkatan kinerja,peningkatan pengetahuan dan wawasan ilmiah terkini,peningkatan keterampilan, perubahan sikap dan perilaku yang posistif terhadap pekerjaan. Evaluasi Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan sistem pengawasan melekat, melalui berbagai perangkat atau instrumen evaluasi, atau formulir penilaian secara berkala. Tujuan evaluasi tersebut antara lain sebagai salah satu bagian dalam promosi pegawai yang bersangkutan, jasa pelayanan, penghargaan, peningkatan pendidikan, rotasi tugas, mutasi pegawai, atau sebagai pemberian sanksi.
D. Perencanaan Anggaran, Perencanaan Menu dan siklus menu, standar m akanan 1. Perencanaan Anggaran
Perencanaan anggaran belanja makanan adalah suatu kegiatan penyusunan biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi client dan karyawan yang dilayani. Tujuan dari perencanaan anggaran belanja makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan bagi konsumen yang dilayani sesuai dengan standar yang ditetapkan. Adapun langkah-langkah dalam penyelenggaraan perencanaan anggaran bahan makanan adalah sebagai berikut :
a. Kumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen tahun sebelumnya. b. Tetapkan macam dan jumlah konsumen
c. Kumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar dengan melakukan survey pasar, kemudian tentukan harga rata-rata bahan makanan
d. Buat pedoman berat bersih bersih bahan makanan yang digunakan dan dikonversikan kedalam berat kotor.
e. Hitung ndeks harga makanan per orang per hari dengan cara mengalikan berat kotor bahan makanan yang digunakan dengan harga satuan sesuai konsumen yang dilayani.
f. Hitung anggaran bahan makanan setahun (jumlah konsumen yang dilayani dalam 1 tahun dikalikan indeks harga makanan)
g. Hasil aan dilaporkan kepada pengambil keputusan (sesuai dengan struktur organisasi masing-masing) untuk meminta perbaikan.
h. Rencana anggaran diuulkan secara resmi melalui jalur administratif yang berlaku.
2. Perencanaan Menu dan Siklus Menu
Menu adalah rangkaian dari beberapa hidangan atau masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk seseorang atau kelompok orang untuk setiap kali makan, yaitu dapat berupa susunan hidangan pagi, hidangan siang dan hidangan malam. Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan penyusun hidangan dalam variasi yang serasi untuk manajemen penyelenggaraan makanan di institusi. (Muchatob, 1991)
Sebelum proses penyelenggaraan makanan banyak dilakukan, tentunya perlu perencanaan dan persiapan yang matang sehingga proses penyelenggaraan makanan banyak dapat berjalan dengan baik. Perencanaan menu yang baik mempunyai tujuan yaitu:
a. Sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan pengolahan sehari -hari
b. Mengatur variasi dan kombinasi hidangan untuk menghindari kebosanan yang disebabkan pemakaian jenis bahan makanan atau hidangan y ang diulang-ulang
c. Menyusun menu sesuai biaya yang tersedia, sehingga kekurangan anggaran dapat dihindari atau harga makanan per unit dapat dikendalikan
d. Waktu dan tenaga yang tersedia dapat digunakan sehemat mungkin
e. Menu yang terencana baik dapat menjadi suatu alat penyuluhan gizi yang baik
Perencanaan menu dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari kepala manajemen perencanaan makanan, kepala masak, dan pengawaas makanan
b. Menetapkan macam menu
c. Menetapkan lama siklus menu dan kurun waktu penggunaan menu. Perlu ditetapkan macam menu yang cocok dengan system penyelenggaraaan makanan yang sedang berjalan. Siklus dapat dibuat untuk menu 5 hari, 7 hari, 10 hari atau 15 hari. Kurun waktu penggunaan menu dapat diputar selama 6 bulan-1 tahun.
d. Menetapkan pola menu. Pola menu yang dimaksud adalah menetapkan pola dan frekuensi macam hidangan yang direncaanakan untuk setiap waktu makan selama satu putaran menu. Dengan menetapkan pola menu dapat dikendaikan penggunaan bahan akanan sumber zat gizi dengan mengacu gizi seimbang.
e. Menetapkan besar porsi. Besar porsi adalah banyaknya golongan bahan makanan yang direncanakan setiap kali makan dengan menggunakan satuan penukar berdasarkan standar makanan yang berlaku di suatu institusi tersebut.
f. Mengumpulkan macam hidangan untuk pagi, siang, dan malam pada satu putaraan menu termasuk jenis makanan selingan.
g. Merancang format menu. Format menu adlah susunan hidangan sesuai dengan pola menu yang telah ditetapkan. Setiap hidangan yang terpilih dimasukkan dalam format enu sesuai golongan bahan makanan.
h. Melakukan penilaian meu dan merevisi menu. Untuk melakukan penilaian menu diperlukan instrument penilaian yang selanjutnya instrument tersebut disebarkan. Bila ada ketidaksetujuan leh salah ssatu pihak manajer, maka perlu diperbaiki kembali sehingga menu telah benar-benar disetujui oleh manajer.
i. Melakukan tes awal menu. Bila enu telah disepakati, maka perlu dilakukan uji coba menu. Hasil uji coba menu, langsung diterapkan untuk perbaikan menu.
3. Standar makanan
4. Standar adalah suatu acuan yang bersifat khusus/teknis dan dibakukan, digunakan sebagai dasar atau patokan untuk melakukan tindakan lebih lanjut. Standar makanan adalah suatu acuan atau pedoman penggunaan bahan makanan dan pemberian makanan yang memenuhi persyaratan sesuai
dengan acuan, sehingga dapat digunakan sebagai kriteria pemberian makanan pada satu kondisi pasien/klien tertentu. Dan menu atau makanan yang diberikan dapat memenuhi kebutahan klien. 5. Contoh pengadaan standar makanan : Makanan harus cukup energy, protein dan zat-zat gizi lain.
Salah satu standar makanan biasa yang mengandung antara 1100-2500 kilokalori sehari dapat diberikan. Makanan yang tidak boleh diberikan adalah makanan yang terlalu merangsaang saluran pencernaan misalnya makanan yang mengandung tinggi lemak, terlalu manis, terlalu berbumbu, dan minuman yang mengandung alcohol.(PGRS,2013)
E. Prosedur dalam pengadaan makanan (Perhitungan kebutuhan bahan makanan, pembelian, penerimaan, penyimpanan dan distribusi makanan)
Pengadaan atau penyelenggaraan makanan merupakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebtuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi. Penyelenggaraan makanan ini bertujuan untuk menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, am an, dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang optimal.
Prosedur dalam pengadaan makanan dimulai dari perhitungan kebutuhan bahan makanan, pembelian , penerimaan, penyimpanan dan distribusi makanan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perhitungan kebutuhan bahan makanan
Berikut langkah-langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan :
a) Susun macam bahan makanan yang diperlukan, lalu golongkan bahan makanan apakah termasuk dalam bahan makanan segar dan bahan makanan kering.
b) Hitung kebutuhan semua bahan makanan satu persatu dengan cara : a. Tetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani
b. Hitung macam dan kebutuhan bahan makanan dalam 1 siklus menu (misalnya : 5,7 atau 10 hari). c. Tetapkan kurun waktu kebutuhan bahan makanan (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun).
d. Hitung berapa siklus dalam satu periode yang telah ditetapkan dengan menggunakan kalender. Contoh : bila menu yang digunakan adalah 10 hari, maka dalam 1 bulan (30 hari) berlaku 3 kali siklus. Bila 1 bulan adalah 31 hari, maka berlaku 3 kali siklus ditambah 1 menu untuk tanggal 31.
e. Hitung kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan untuk kurun waktu yang ditetapkan (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun).
f. Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan yan telah dilengkapi dengan spesifikasinya. Secara umum dapat pula dihitung secara sederhana dengan rumus sebagai berikut (contoh menu 10 hari)
Rumus kebutuhan bahan makanan untuk 1 tahun :
(365 hari/10) x ∑ konsumen rata-rata x total macam dan ∑ makanan 10 hari)
Perhitungan kebutuhan bahan makanan dilakukan terhadap semua bahan makanan satu persatu. Contoh perhitungan:
Misalnya: menu daging
Dalam siklus menu 10 hari terdapat 5 x menu daging Standar porsi : 50 gram
Jumlah klien : 80 orang
Maka kebutuhan daging dalam 1 siklus menu 10 hari: 5x50gr x 80 orang= 20 kg.
Standar kebutuhan bahan makanan didasarkan pada data klien yang dilayani (umur, jenis kelamin, data antropometri) dan data kecukupan gizi klien yang dilayanai berdasarkan pada anjuran kecukupan gizi sehari (AKG). (Muchatob, 1991)
2. Pembelian bahan makanan
Pembelian bahan makanan merupakan keharusan dalam penyelenggaraan makanan. mengingat pembelian bahan makanan ini adalah langkah penting dalam pengawasan harga makanan, maka sebaiknya semua pembelian dilakukan secara resmi atau sah dengan saksi-saksi yang tepat sehingga pengeluaran biaya untuk pelaksanaannya benarbenar dapat dipertanggungjawabkan.
Sebelum memulai pembelian bahan makanan secara lelang dan kontrak, hendaknya pembeli menyiapkan semua peraturan dan prosedur yang menyangkut soal pembelian bahan makanan. Peraturan lelang, peraturan kontrak, sangsi bila melanggar peraturan dan spesifikasi bahan makanan harus dijelaskan pada penjual yang bersangkutan dengan hal pembelian bahan makanan. (Mukrie, 1980)
Pembelian bahan makanan (termasuk barang dan jasa lainnya) pada semua Instansi pemerintah diatur oleh keppres No. 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan barang pemerintah (tentang pengadaan barang dan jasa).
Pelaksanaan pembelian bahan makanan dapat dilakukan melalui pelelangan umum, pelelangan tebatas, pemilihan langsung dan penunjukan langsung.
a. Pelelangan Umum
Pelelangan umum merupakan pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas malalui media masa dan atau pada pengumuman resmi untuk perorangan umum.
Pelelangan umum dilakukan untuk pembelian yang bernialai sekitar di atas 50 juta dan diselenggarakan dengan penawaran tertulis. Pelelangan dilakukan oleh panitia pelelangan/ pembelian yang beranggotakan sekurang-kurangnya 5 orang yang terdiri dari unsur-unsur perencana, pengelola keuangan, koordinator pengadaan barang serta konsumen.
b. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas merupakan pelelangan yang dilakukan diantara rekanan yang dipilih dari daftar rekanan mampu yang sesuai denagn bidang usaha/ ruang lingkup atau klasifikasi kemampuannya. Pelelangan terbatas dilakukan untuk pembelian yang bernialai lebih dari 50 juta. Penetapan lulus prakualifikasi antara lain berdasarkan pada hal-hal sebagai berikut :
1) memiliki akte pendirian, ijin usaha
2) mempunyai alamat yang sah, jelas dan nyata 3) mempunyai referensi dari bank dan modal usaha 4) mempunyai referensi pengalaman kerja
5) pemimpin perusahaan bukan pegawai negeri
6) pemberian kelonggaran bagi rekanan golongan ekonomi lemah. c. Pemilihan Langsung
Pemilihan langsung dilakukan dengan cara menunjuk rekanan sebagai pelaksana tanpa melalui pelelangan uum terbatas. Pemilihan langsung dilaksanakan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 calon rekanan yang terdapat dalam DRM serta dilaksanakan dengan surat perintah kerja/ kontrak. Pemilihan langsung dilakukan untuk pembelian yang bernilai antara 5 juta – 15 juta. d. Penunjukan Langsung
Penunjukan langsung dilakukan dengan pelaksanaan pembelian yang dilakukan dengan menunjuk satu rekanan tanpa melalui pelelangan umum, pelelangan terbatas dan pemilihan langsung.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pembelian bahan makanan:
1) Rencanakan pembelian bahan makanan dalam kurun waktu tertentu (1/ 3/ 6 bulan) mengingat harga bahan makanan tidak stabil.
2) Rencanakan dengan baik pemakaian dana yang tersedia, biasanya diperlukan harga indeks bahan makanan
3) Buat spesifikasi bahan makanan yang ditawarkan dengan jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman dan memudahkan kegiatan pemesanan dan penerimaan
4) Mintalah keterangan tertulis tentang sumber bahan makanan yang ditawarkan calon rekanan untuk memudahkan penilaian sumber - Pilih rekanan yang mempunyai kondisi baik dan rekanan yang mengajukan harga yang wajar.
Menurut PGRS , 2013 Sistem pembelian yang sering dilakukan antara lain : 1. Pembelian langsung kepasar
2. Pembelian dengan musyawarah 3. Pembelian yang akan datang 4. Pembelian tanpa tanda tangan 5. Pembelian melalui pelelangan
3. Penerimaan bahan makanan
Penerimaan bahan makanan adalah rangkaian kegiatan meneliti, memeriksa, mencatat dan melaporkan bahan makanan yang diperiksa sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam kontrak. Oleh karena itu dalam kegiatan penerimaan bahan makanan diperlukan tenaga yang bertugas menerima bahan makanan dengan syarat harus mempunyai tanggung jawab, mampu mengambil keputusan dengan tepat, cepat dan teliti, mempunyai pengalaman memilih dan menilai spesifikasi bahan makanan yang digunakan dalam penyelenggaraan makanan (Mukrie, 1990).
Merupakan kegiatan yang meliputi memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan dan melaporkan tentang macam dan jumlah bahan m akanan sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan, serta waktu penerimaannya. Tujuannya adalah diterimanya bahan makanan sesuai dengan daftar pesanan, waktu pesan dan spesifikasi yang ditetapkan. Langkah penerimaan bahan makanan adalah sebagai berikut :
a. Bahan makanan diperiksa, sesuai dengan pesanan dan ketentuan spesifikasi bahan makanan yang dipesan.
b. Bahan makanan dikirim ke gudang penyimpanan sesuai dengan jenis barang atau dapat langsung ke tempat pengolahan makanan.(PGRS,2013)
4. Penyimpanan bahan makanan
Penyimpanan bahan makanan adalah proses kegiatan yang menyangkut pemasukan bahan makanan serta penyalurannya sesuai dengan permintaan untuk persiapan pemasakan. Fungsi penyimpanan berbeda-beda antara institusi besar dan kecil. Bagi institusi besar penyimpanan dapat bertindak sebagai stok bahan makanan dan sistem penyimpanannya dipusatkan (Mukrie, 1990).
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, bagian memelihara jumlah, kualitas, dan keamanan bahan makanan kering dan segar di gudang bahan makanan kering dan dingin/beku. Tujuannya adalah tersedianya bahan makanan yang siap
digunakan dalam jumlah dan kualitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Langkah penyimpanan bahan makanan adalah sebagai berikut :
a. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, segera dibawa kerunag penyimpanan, gudang atau ruang pendingin.
b. Apabila bahan makanan langsung akan digunakan, setelah ditimbang dan diperiksa oleh bagiian penyimpaan bahan makanan setempat dibawa ke ruang persiapan bahan makanan.
Penyaluran bahan makanan adalah tata cara mendistribusikan bahan makanan berdasarkan permintaan dari unit kerja pengolahan makanan. Tujuannya adalah tersedianya bahan makanan siap akai dengan jumlah dan kualitas yang tepat sesuai dengan pesanan dan waktu yang diperlukan. 5. Pemasakan bahan makanan
Adalah suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi. Dengan tujuan mengrangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan, meningkatnkan nilai cerna, meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan makanan, bbbas dari organism dan zat yang berbahaya untu tubuh. Selai yang harus ada jika ingin melanjutkan pada proses pemasakan, yaitu :
a. Tersedianya menu, pedoman menu, dan siklus menu b. Tersedianya bahan makanan yang akan dimasak c. Tersedianya peralatan pemasakan bahan makanan d. Tersedianya aturan dalam menilai hasil pemasakan
6. Distribusi makanan
Proses distribusi berdasarkan Mukrie (1990) mengenal dua cara pendistribusian makanan kepada konsumen, yaitu:
a) Cara sentralisasi
Semua kegiatan pembagian makanan dipusatkan pada suatu tempat (centralized). Sebelum memilih cara sentralisasi ini, maka penanggung jawab penyediaan makanan sudah harus memperhitungkan konsekuensi yang harus diadakan seperti luas tempat, peralatan, tenaga dan kesepian manajemen yang menyeluruh.
b) Cara desentralisasi
Cara pendistribusian desentralisasi biasa diterapkan di institusi yang memiliki ruang makan atau unit-unit pelayanan yang berada pada lokasi yang berbeda.Fokus kegiatan masih tetap berada di unit pembagian utama, kemudian selanjutnya menata makanan dalam alat-alat makan perorangan yang
telah disediakan di dapur ruangan.Sistem ini membutuhkan pos pelayanan makan sementara yang telah disediakan di dapur ruangan.Sistem ini membutuhkan pos pelayanan makan sementara yang berfungsi menghangatkan kembali makanan, membuat minuman atau seisinya, menyiapkan berfungsi menghangatkan kembali makanan, membuat minuman atau seisinya, menyiapkan peralatan makanan sesuai dengan porsi yang ditetapkan, meneliti macam dan jumlah makanan, peralatan makanan sesuai dengan porsi yang ditetapkan, meneliti macam dan jumlah makanan, serta membawa hidangan kepada konsumen.
serta membawa hidangan kepada konsumen.
F.
F. Prosedur, produksi dan distribusi bahan makananProsedur, produksi dan distribusi bahan makanan 1.
1. Persiapan dan pengolahan makananPersiapan dan pengolahan makanan a.
a. Persiapan bahan makananPersiapan bahan makanan
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam mempersiapkan bahan makanan Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam mempersiapkan bahan makanan yang siap diolah ( mencuci, memotong, menyiangi, meracik, dsb) sesuai dengan menu, standar yang siap diolah ( mencuci, memotong, menyiangi, meracik, dsb) sesuai dengan menu, standar resep, standar porsi, standar bumbu, dan jumlah
resep, standar porsi, standar bumbu, dan jumlah pasien / klien yang dipasien / klien yang di layani.layani. Prasyarat :
Prasyarat : 1)
1) Tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkanTersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan 2)
2) Tersedianya tempat dan peralatan persiapan.Tersedianya tempat dan peralatan persiapan. 3)
3) Tersedianya prosedur tetap persiapanTersedianya prosedur tetap persiapan 4)
4) Tersedianya standar porsi, resep, bumbu jadwal persiapan dan jadwal Tersedianya standar porsi, resep, bumbu jadwal persiapan dan jadwal pemasakanpemasakan b.
b. Pengolahan makananPengolahan makanan Pengolahan
Pengolahan bahan bahan makanan makanan adalah adalah merupakan merupakan suatu suatu kegiatan kegiatan mengubah mengubah (memasak)(memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan siap dimakan, berkualitas, dan
bahan makanan mentah menjadi makanan siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi.aman untuk dikonsumsi. Tujuan :
Tujuan : 1)
1) Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makananmakanan 2)
2) Meningkatkan nilai cernaMeningkatkan nilai cerna 3)
3) Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan makananMeningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan makanan 4)
4) Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuhBebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh Prasyarat:
Prasyarat: 1)
1) Tersedianya menu, pedoman menu, dan siklus menuTersedianya menu, pedoman menu, dan siklus menu 2)
2) Tersedianya bahan makanan yang akan dimasakTersedianya bahan makanan yang akan dimasak 3)
3) Tersedianya peralatan pemasakan bahan makananTersedianya peralatan pemasakan bahan makanan 4)
4) Tersedianya aturan dalam menilai hasil pemasakan (PGRS, 2013)Tersedianya aturan dalam menilai hasil pemasakan (PGRS, 2013)
2.
2. Distribusi dan penyajian makananDistribusi dan penyajian makanan
Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan penyampaian makanan sesuai dengan Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan penyampaian makanan sesuai dengan jenis
jenis makanan makanan dan dan jumlah jumlah porsi porsi konsumen konsumen yang yang dilayani. dilayani. Tujuannya Tujuannya adalah adalah agar agar konsumenkonsumen mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku. (PGRS, 2013)
Distribusi makanan adalah kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis Distribusi makanan adalah kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani (berupa makanan biasa atau makanan khusus). Tujuan dari makanan konsumen yang dilayani (berupa makanan biasa atau makanan khusus). Tujuan dari kegiatan pendistribusian makanan adalah konsumen mendapatkan makanan sesuai dengan kegiatan pendistribusian makanan adalah konsumen mendapatkan makanan sesuai dengan ketentuian yang berlaku (Depkes,2006).
ketentuian yang berlaku (Depkes,2006).
3.
3. Pengawasan mutu makananPengawasan mutu makanan
Pengawasan mutu adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin bahwa proses yang terjadi Pengawasan mutu adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin bahwa proses yang terjadi akan menghasilkan produk sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kegiatan pengawasan mutu adalah akan menghasilkan produk sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kegiatan pengawasan mutu adalah mengevaluasi kinerja nyata proses dan membandingkan kinerja nyata proses dengan tujuan. Hal mengevaluasi kinerja nyata proses dan membandingkan kinerja nyata proses dengan tujuan. Hal tersebut meliputi semua kegiatan dalam rangka pengawasan rutin mulai dari bahan baku, proses tersebut meliputi semua kegiatan dalam rangka pengawasan rutin mulai dari bahan baku, proses produksi hingga produk akhir. Pengawasan mutu bertujuan untuk mencapai sasaran produksi hingga produk akhir. Pengawasan mutu bertujuan untuk mencapai sasaran dikembangkannya peraturan di bidang proses sehingga produk yang dihasilkan aman dan sesuai dikembangkannya peraturan di bidang proses sehingga produk yang dihasilkan aman dan sesuai dengan keinginan masyarakat dan konsumen (Puspitasari, 2004).
dengan keinginan masyarakat dan konsumen (Puspitasari, 2004).
Terdapat empat jenis-jenis pengawasan mutu produk menurut Prawirosentono (2004), antara Terdapat empat jenis-jenis pengawasan mutu produk menurut Prawirosentono (2004), antara lain adalah sebagai berikut:
lain adalah sebagai berikut: a.
a. Pengawasan Mutu Bahan BakuPengawasan Mutu Bahan Baku
Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu direncanakan? Hal ini perlu diamati Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu direncanakan? Hal ini perlu diamati sejak rencana pembelian bahan baku, penerimaan bahan baku di gudang, penyimpanan bahan baku sejak rencana pembelian bahan baku, penerimaan bahan baku di gudang, penyimpanan bahan baku di gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan.
di gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan. b.
b. Pengawasan Proses ProduksiPengawasan Proses Produksi
Bahan baku yang telah diterima gudang, selanjutnya diproses dalam mesin-mesin produksi Bahan baku yang telah diterima gudang, selanjutnya diproses dalam mesin-mesin produksi untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan produksi yang mengolah untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan produksi yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kerja mesin-mesin tersebut dipantau dengan cara statistik agar bahan baku dipantau, juga hasil kerja mesin-mesin tersebut dipantau dengan cara statistik agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan.
menghasilkan barang sesuai yang direncanakan. c.
c. Pengawasan Produk JadiPengawasan Produk Jadi
Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan rencana Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan rencana ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin-mesin yang mengolah selama proses ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin-mesin yang mengolah selama proses produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk, ukuran dan standar mutu produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk, ukuran dan standar mutu yang direncanakan, maka produk-produk tersebut dapat digudangkan dan dipasarkan yang direncanakan, maka produk-produk tersebut dapat digudangkan dan dipasarkan (didistribusikan). Bila terdapat barang yang cacat, maka barang tersebut harus dibuang atau remade (didistribusikan). Bila terdapat barang yang cacat, maka barang tersebut harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar
dan mesin perlu disetel kembali agar beroperasi secara akurat.beroperasi secara akurat. d.
d. Pengawasan Pengepakan atau KemasanPengawasan Pengepakan atau Kemasan
Kemasan merupakan alat untuk melindungi produk agar tetap dalam kondisi sesuai dengan Kemasan merupakan alat untuk melindungi produk agar tetap dalam kondisi sesuai dengan mutu. Tetapi ada pula produk yang tidak begitu memerlukan perhatian khusus dalam hal kemasan mutu. Tetapi ada pula produk yang tidak begitu memerlukan perhatian khusus dalam hal kemasan