• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan.1 Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal.2

Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.3

Guru adalah orang yang digugu dan ditiru. Menurut Hadari Nawawi guru adalah orang-orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di kelas. Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor instruktur,

1

Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 15

2

Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 17

3

Musriadi, Profesi Kependidikan secara Teoretis dan Aplikatif, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), hal. 19

(2)

fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.”4

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1:

“Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”; “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar dan menengah.” 5

Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar.6

Dapat dipahami bahwa guru merupakan seorang pendidik atau suatu komponen yang sangat penting di dalam dunia pendidikan dimana tugas guru itu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, dasar dan menengah. Guru juga memiliki peran penting pada pendidikan, khusunya pada pendidikan formal dimana guru itu sangat menentukan keberhasilan

4

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal. 58

5

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar

Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 24 6

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 5

(3)

peserta didik terkait dengan proses belajar mengajar, karena itu guru mendapat perhatian sentral.

Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggungjawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.7

Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah, namun kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan lamanya mengajar. Kompetensi guru dapat dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan calon guru, juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan pengembangan tenaga guru. Selain itu, juga penting dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa.8

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada penjelasan pasal 28 ayat 3 butir b dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan

7

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 5 8

Agus Wibowo, M. Pd, Menjadi Guru Berkarakter Strategi Membangun Kompetensi dan

(4)

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Dengan demikian kompetensi kepribadian berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perilaku. Sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain.9

Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan, dan penasehat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental, serta berakhlak mulia. Diantara makhluk hidup di muka bumi ini, manusia merupakan makhluk yang unik, dan sifat-sifatnya pun berkembang secara unik pula. Menjadi apa dia, sangat dipengaruhi pengalaman, lingkungan dan pendidikan. Untuk menjadi manusia dewasa, manusia harus belajar dari lingkungan dengan menggunakan kekuatan dan kelemahannya. Pendekatan psikologis dan mental health di atas akan banyak menolong guru dalam menjalankan fungsinya sebagai penasehat, yang telah banyak dikenal bahwa ia banyak membantu peserta didik untuk dapat membuat keputusan sendiri.10 Sebagaimana firman Allah dalam QS.

Ali-Imran ayat 159:































































Artinya:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah

9

Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), Cet. Ke-7, hal. 55

10

(5)

mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Hadis tentang kompetensi kepribadian yang bersifat jujur yang diriwayatkan oleh Muslim:

َﻢﻴِﻫاَﺮْـﺑِإ ُﻦْﺑ ُقﺎَﺤْﺳِإَو ،َﺔَﺒْﻴَﺷ ِﰊَأ ُﻦْﺑ ُنﺎَﻤْﺜُﻋَو ،ٍبْﺮَﺣ ُﻦْﺑ ُﺮْـﻴَﻫُز ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ

: َلﺎَﻗ

َﻨَـﺛﱠﺪَﺣ :ِناَﺮَﺧ ْﻵا َلﺎَﻗو ،ﺎَﻧَﺮَـﺒْﺧَأ :ُقﺎَﺤْﺳِإ

ِﰊَأ ْﻦَﻋ ،ٍرﻮُﺼْﻨَﻣ ْﻦَﻋ ،ٌﺮﻳِﺮَﺟ

َﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ ِﷲا ُلﻮُﺳَر َلﺎَﻗ :َلﺎَﻗ ،ِﷲا ِﺪْﺒَﻋ ْﻦَﻋ ،ٍﻞِﺋاَو

» :

َقْﺪﱢﺼﻟا ﱠنِإ

َﺐَﺘْﻜُﻳ ﱠﱴَﺣ ُقُﺪْﺼَﻴَﻟ َﻞُﺟﱠﺮﻟا ﱠنِإَو ،ِﺔﱠﻨَْﳉا َﱃِإ يِﺪْﻬَـﻳ ﱠِﱪْﻟا ﱠنِإَو ،ﱢِﱪْﻟا َﱃِإ يِﺪْﻬَـﻳ

ﱠنِإَو ،ﺎًﻘﻳﱢﺪِﺻ

ﱠنِإَو ،ِرﺎﱠﻨﻟا َﱃِإ يِﺪْﻬَـﻳ َرﻮُﺠُﻔْﻟا ﱠنِإَو ،ِرﻮُﺠُﻔْﻟا َﱃِإ يِﺪْﻬَـﻳ َبِﺬَﻜْﻟا

ﺎًﺑاﱠﺬَﻛ َﺐَﺘْﻜُﻳ ﱠﱴَﺣ ُبِﺬْﻜَﻴَﻟ َﻞُﺟﱠﺮﻟا

«

11

(ﻢﻠﺴﻣ ﻩاور)

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harbin, Utsman bin Abu Syaibah, Ishaq bin Ibrahim-berkata: Ishaq telah mengabarkan kepada kami dan dua orang lainnya: telah menceritakan kepada kami-Jarir, dari Manshur, dari Abu Wail, dari Abdullah berkata: Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya jujur itu mengantarkan kepada kebaikan dan kebaikan itu mengantarkan kepada surga. Sungguh, seorang laki-laki bisa bersikap jujur sehingga ditulis sebagai orang yang jujur. Sesunggguhnya kedustaan itu mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan itu mengantarkan ke neraka, dan sungguh seorang laki-laki bisa berdusta sehingga ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Muslim)12

11

Imam Abu Hasan Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim (jilid 2), (Lebanon: Dar Al Kotob Al Ilmiyah. 2007), hal. 423

12

Muhammad Nashiruddin Al Albani, Mukhtashar Shahih Muslim (jilid 2), (Jakarta: Pustaka Azzam, 2012), hal. 524

(6)

Hadis ini menganjurkan untuk senantiasa bersikap jujur. Allah menyatakan orang yang jujur dengan sebutan shiddiq jika senantiasa menjalankannya.13

Hadis tentang kompetensi kepribadian yang bersifat sabar yang diriwayatkan oleh Bukhari:

ِﻦْﺑ ِءﺎَﻄَﻋ ْﻦَﻋ ، ٍبﺎَﻬِﺷ ِﻦْﺑا ِﻦَﻋ ،ٌﻚِﻟﺎَﻣ ﺎَﻧَﺮَـﺒْﺧَأ ،َﻒُﺳﻮُﻳ ُﻦْﺑ ِﻪﱠﻠﻟا ُﺪْﺒَﻋ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ

ِرﺎَﺼْﻧَﻷا َﻦِﻣ ﺎًﺳﺎَﻧ ﱠنِإ :ُﻪْﻨَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا َﻲِﺿَر ﱢيِرْﺪُﳋا ٍﺪﻴِﻌَﺳ ِﰊَأ ْﻦَﻋ ،ﱢﻲِﺜْﻴﱠﻠﻟا َﺪﻳِﺰَﻳ

َﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ ِﻪﱠﻠﻟا َلﻮُﺳَر اﻮُﻟَﺄَﺳ

ﱠُﰒ ،ْﻢُﻫﺎَﻄْﻋَﺄَﻓ ،ُﻩﻮُﻟَﺄَﺳ ﱠُﰒ ،ْﻢُﻫﺎَﻄْﻋَﺄَﻓ ،َﻢﱠﻠ

: َلﺎَﻘَـﻓ ،ُﻩَﺪْﻨِﻋ ﺎَﻣ َﺪِﻔَﻧ ﱠﱴَﺣ ْﻢُﻫﺎَﻄْﻋَﺄَﻓ ،ُﻩﻮُﻟَﺄَﺳ

»

ْﻦَﻠَـﻓ ٍْﲑَﺧ ْﻦِﻣ يِﺪْﻨِﻋ ُنﻮُﻜَﻳ ﺎَﻣ

ُﻪﱠﻠﻟا ِﻪِﻨْﻐُـﻳ ِﻦْﻐَـﺘْﺴَﻳ ْﻦَﻣَو ،ُﻪﱠﻠﻟا ُﻪﱠﻔِﻌُﻳ ْﻒِﻔْﻌَـﺘْﺴَﻳ ْﻦَﻣَو ،ْﻢُﻜْﻨَﻋ ُﻩَﺮِﺧﱠدَأ

ْﺮﱠـﺒَﺼَﺘَـﻳ ْﻦَﻣَو

ِْﱪﱠﺼﻟا َﻦِﻣ َﻊَﺳْوَأَو اًﺮْـﻴَﺧ ًءﺎَﻄَﻋ ٌﺪَﺣَأ َﻲِﻄْﻋُأ ﺎَﻣَو ،ُﻪﱠﻠﻟا ُﻩْﺮﱢـﺒَﺼُﻳ

«

14

ﻩاور)

(ىرﺎﺨﺒﻟا

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf, mengabarkan kepada kami Malik, dari Abu Syihab, dari Atha’ bin Yazid Al-Laitsi, dari Abu Sa’id Al-Khudri ra, bahwasanya beberapa orang dari kalangan Anshar meminta kepada Rasulullah SAW dan beliau memberi mereka. Kemudian mereka meminta lagi kepadanya dan beliau memberinya. Kemudian mereka meminta lagi kepadanya dan beliau saw memberinya sehingga habislah apa yang ada pada Rasulullah, maka beliau bersabda, “Kebaikan (harta) yang ada padaku niscaya tidak akan aku simpan dari kalian. Barangsiapa ingin dipelihara dari meminta-minta, niscaya Allah akan memeliharanya. Barangsiapa meminta untuk diberi kecukupan, niscaya Allah akan mencukupkannya. Barangsiapa berusaha sabar, niscaya Allah akan menjadikannya sabar, dan tidaklah seseorang diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lapang daripada kesabaran.” (H.R Bukhari)15

13

Abu Azka, Syarah 40 Hadits tentang Akhlak, (Jakarta: Pustaka Azzam Anggota IKAPI DKI, 2003), hal. 168

14

Imam Hafiz Abi Abdullah Muhammad bin Ismail Bukhari, Shahih

Al-Bukhari, (Lebanon: International Ideas Home, 2008), hal. 167-168 15

Al Imam Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari Syarah Shahih Bukhari, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), hal. 225-226

(7)

Maknanya, orang yang bersabar lebih besar pahalanya daripada yang berinfak, karena kebaikannya dilipat gandakan hingga tujuh ratus kali. Padahal suatu kebaikan pada dasarnya dibalas dengan sepuluh kali lipat, kecuali bagi siapa yang Allah kehendaki maka akan ditambahkan.16

Hadis yang menjelaskan tentang kompetensi kepribadian yang bersifat adil, yang diriwayatkan oleh Nasa’i:

ُﻦْﺑ ُﺪﱠﻤَُﳏ ﺎَﻧَﺄَﺒْـﻧَأَو ح ،وٍﺮْﻤَﻋ ْﻦَﻋ ،ُنﺎَﻴْﻔُﺳ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ :َلﺎَﻗ ،ٍﺪﻴِﻌَﺳ ُﻦْﺑ ُﺔَﺒْﻴَـﺘُـﻗ ﺎَﻧَﺮَـﺒْﺧَأ

ِﻦْﺑا ْﻦَﻋ ،َنﺎَﻤْﻴَﻠُﺳ ِﻦْﺑ َمَدآ

ِﻦْﺑ وِﺮْﻤَﻋ ْﻦَﻋ ،َﺔَﻨْـﻴَـﻴُﻋ ِﻦْﺑ َنﺎَﻴْﻔُﺳ ْﻦَﻋ ،ِكَرﺎَﺒُﻤْﻟا

ﱢِﱯﱠﻨﻟا ِﻦَﻋ ،ِصﺎَﻌْﻟا ِﻦْﺑ وِﺮْﻤَﻋ ِﻦْﺑ ِﻪﱠﻠﻟا ِﺪْﺒَﻋ ْﻦَﻋ ،ٍسْوَأ ِﻦْﺑ وِﺮْﻤَﻋ ْﻦَﻋ ،ٍرﺎَﻨﻳِد

: َلﺎَﻗ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ

»

ﻰَﻠَﻋ َﱃﺎَﻌَـﺗ ِﻪﱠﻠﻟا َﺪْﻨِﻋ َﲔِﻄِﺴْﻘُﻤْﻟا ﱠنِإ

ْﻦِﻣ َﺮِﺑﺎَﻨَﻣ

اﻮُﻟَو ﺎَﻣَو ْﻢِﻬﻴِﻠْﻫَأَو ْﻢِﻬِﻤْﻜُﺣ ِﰲ َنﻮُﻟِﺪْﻌَـﻳ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ِﻦَْﲪﱠﺮﻟا ِﲔَِﳝ ﻰَﻠَﻋ ،ٍرﻮُﻧ

«

17

Artinya:

Telah mengbarkan kepada kami Qutaibah bin Said, ia berkata: menceritakan kepada kami Sofyan, dari Amr, dan mengabarkan kepada kami Muhammad bin Adam bin Sulaiman, dari Abu Al-Mubarok, dari Sofyan bin Uyainah, dari Amr bin Dinar, dari Amr bin Aus, dari Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang adil di sisi Allah Ta’ala ditempatkan di atas sejumlah mimbar dari cahaya; di samping kanan Ar-Rahman (Allah), yaitu orang-orang yang adil terhadap diri mereka, keluarga dan yang menjadi tanggungannya.” (HR. Nasa’i)18

Makna hadis bahwa keutamaan adil ini dan kedudukannya yang tinggi adalah bagi orang yang bersikap adil dalam kekuasaan, pemerintahan,

16

Abu Azka, Op. Cit., hal. 85

17

Al-Imam Al-Hafiz Abi Abdurrahman Ahmad bin Syuaib bin Ali, Sunan Al-Nasai, (Lebanon: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, 2005), hal. 851

18

Muhammad Nashiruddin Al Albani, Shahih Sunan An-Nasa’I, (Jakarta: Pustaka Azzam Anggota IKAPI DKI, 2013), hal. 704

(8)

pemberian keputusan atau terhadap anak yatim, sedekah, wakaf, hak-hak keluarga dan sejenisnya19.

Dari penjelasan hadis tersebut membuktikan bahwa sangat perlu untuk mengkaji hadis-hadis Nabi SAW terutama hadis tentang kompetensi kepribadian guru. Nabi SAW sebagai pendidik telah menjelaskan tentang kepribadian yang harus ada pada diri pendidik.

Melihat kondisi saat ini kompetensi kepribadian tidak begitu diperhatikan terutama oleh guru sendiri. Padahal kompetensi kepribadian ini sangat berpengaruh terhadap peserta didik dimana berhubungan dengan tingkah laku dan sikap peserta didik dan guru. Pada dasarnya kemampuan-kemampuan yang terdapat dalam kompetensi kepribadian terdapat pula di dalam konsep pendidikan Islam. Sebagaimana yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW hadis yang menceritakan tentang cara Nabi SAW dalam mengajar para sahabat. Di dalam hadis, beliau menjelaskan tentang kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai pendidik.

Oleh karena itu guru merupakan contoh bagi peserta didik. Namun realitanya yang terjadi pada guru sekarang, ada tindakan kekerasan, diskriminasi dan asusila terhadap peserta didik seperti guru SD yang diduga mencabuli lima orang muridnya, guru yang mengancam siswa dengan

19

(9)

kata yang kurang layak sehingga siswa merasa takut, tidak ada bisa menahan amarahnya terhadap perilaku siswa.20

Dari pembahasan yang dijelaskan seorang guru harus memperhatikan kompetensi kepribadian. Dengan demikian peneliti merasa tertarik melakukan penelitian tentang Kompetensi Kepribadian Guru dalam Perspektif Hadits. B. Rumusan dan Batasan masalah

Berhubung masalah yang akan dibahas yaitu Standar Kompetensi Guru yang terdiri atas empat macam kompetensi, yaitu: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional dan Kompetensi Sosial, agar pembahasan tidak terlalu banyak dan tidak terlalu meluas, dan karena minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti hanya bisa membahas salah satunya, yaitu: Bagaimana kompetensi

kepribadian guru dalam perspektif hadits?

Agar pembahasan ini lebih terarah dan tetap berada dalam konteks yang diinginkan serta tidak terlalu meluas maka peneliti membatasi masalah-masalah yang akan dibahas, sebagai berikut:

1. Jujur dalam perspektif hadis. 2. Sabar dalam perspektif hadis. 3. Adil dalam perspektif hadis.

20

(10)

C. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pengertian judul, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul di atas, antara lain:

Kompetensi kepribadian adalah sifat-sifat unggul seseorang, seperti sifat ulet, tangguh atau tabah dalam menghadapi tantangan atau kesulitan dan cepat bangkit apabila mengalami kegagalan, memiliki etos belajar dan etos kerja yang tinggi, berpikir positif terhadap orang lain, bersikap seimbang antara mengambil dengan memberi dalam hubungan sosial dan memiliki komitmen atau tanggung jawab.21

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.22

Perspektif adalah pandangan, sudut pandang.23 Hadis merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi saw baik ucapan, perbuatan maupun ketetapan yang berhubungan dengan hokum atau ketentuan-ketentuan Allah yang disyariatkan kepada manusia.24

Jadi yang dimaksud dengan judul adalah kemampuan (perilaku) yang dimiliki oleh guru menurut pandangan hadis.

21

Ramayulis, Loc., Cit., hal. 55

22

.Uyoh Sadulloh, dkk, Pedagogik (Ilmu Mendidik), (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 132

23

Umi Chulsum, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Yoshiko Press, 2006), hal. 535

24

(11)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang akan menjadi tujuan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui kompetensi kepribadian yang bersikap jujur dalam perspektif hadis.

b. Untuk mengetahui kompetensi kepribadian yang bersikap sabar dalam perspektif hadis.

c. Untuk mengetahui Kompetensi kepribadian yang bersikap adil dalam perspektif hadis.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian adalah: a. Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini berguna sebagai sumber informasi dalam rangka memperluas wawasan tentang kompetensi kepribadian guru dalam perspektif hadis.

b. Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak terutama bagi peneliti sendiri, dan peneliti lainnya.

Adapun kegunaan penelitian yang penulis lakukan ini adalah:

1). Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana program Strata Satu (S1) dalam kajian pendidikan agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. Untuk menambah wawasan

(12)

dan pengetahuan, juga memberikan arahan pemahaman keislaman serta konsep kependidikan dengan mengetahui kompetensi kerpibadian guru dalam perspektif hadis bagi penulis nantinya dalam menjalankan tugas sebagai pendidik. Masukan untuk dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dibidang ilmiah.

2). Bagi pembaca, agar dapat dijadikan sumber informasi dan mengenali hal-hal lain yang bersangkutan dengan kompetensi kepribadian guru di dalam perspektif hadis.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan begitu akan diketahui jenis seberapa besar penghematan daya jika dilakukan penggantian lampu menjadi lampu LED yang akan lebih efisien dalam hal penghematan energi

Disamping itu, mereka dianggap dengan mengadakan upacara Manganan tersebut merupakan ibadah dalam ajaran Islam, karena sebagian dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah serta

(3) Dalam menjalankan kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Ketua dibantu pengelola keuangan Sekolah Tinggi wajib menatausahakan dan mempertanggungjawabkan

Berdasarkan hasil analisis data dan grafik di atas dapat dilihat bahwa laju resapan biopori dari sejak sampah berumur 7 hari, laju resapan yang terjadi semakin menurun dan

Defisiensi enzim 3 -HSD merupakan penyebab kedua terbesar dari CAH, yaitu sekitar 10% dari kasus. Tidak seperti CAH karena defisiensi enzim 21-OH maupun 11 -OH yang hanya

Melati Budi Srikandi, D0212069, KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PENDUDUK PENDATANG DENGAN PENDUDUK ASLI: Studi Kasus di Dusun Wanasari Kota Denpasar Provinsi Bali,

fi ndings in this study indicated that the foals had DOD lesions, including osteochondral fragmentation, subchondral bone cysts, and physitis.. These fi ndings indicate that there

4 Penelitian ini menguji sikap mahasiswa kesejahteraan sosial mengenai definisi berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap istri oleh suami serta faktor-faktor yang