• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah kompetensi profesional guru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah kompetensi profesional guru"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

Makalah ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah : Pengembangan Profesi Dosen Pengampu : Dr. Tasman Hamami, M.A

DISUSUN OLEH: Heri Susanto (10411044) Mir’atun Nur Arifah (10411057)

Istiqomah Fajri (10411061) Bambang Irawan (10411066) Nur Mujiburrohman (10411067)

PAI-B

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA 2012/2013

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya penting dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan mutu guru terlebih dahulu. Peranan guru sangatlah menentukan keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, karena guru memiliki andil yang cukup besar dalam proses belajar mengajar. Guru yang baik akan mencetak siswa yang baik pula, begitu pula sebaliknya.

Namun pada saat ini, menjadi guru yang baik saja tidak cukup. Persaingan yang ketat dan upaya peningkatan mutu pendidikan yang terus digalakan oleh pemerintah menuntut guru semakin memperbaiki kinerjanya. Perbaikan ini juga menuntut guru untuk memiliki beberapa kompetensi yang penting dalam proses belajar mengajar ataupun untuk guru itu sendiri. Kompetensi-kompetensi ini terdiri dari kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kompetensi profesional itu?

2. Apa saja yang termasuk dalam kompetensi profesional guru? 3. Apa saja tantangan profesionalisasi jabatan guru?

4. Bagaimana pengembangan keprofesionalan guru?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian kompetensi professional.

2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam kompetensi profesional guru. 3. Untuk mengetahui apa saja tantangan profesionalisasi jabatan guru.

(3)

D. Manfaat Penulisan

Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan mampu menambah wawasan mengenai kompetensi guru, khususnya kompetensi profesional. Sehingga nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menjadikan motivasi untuk meningkatkan kompetensi yang sudah dimiliki agar menjadi lebih baik lagi.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Profesional

Pengertian guru seperti yang tertuang dalam UU No. 14 tahun 2005 Pasal 1 ayat (1) adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai seorang profesional guru harus memiliki kompetensi keguruan yang cukup.1 Kedudukan guru sebagai pendidik profesional ini juga tertuang dalam

UU No. 14 tahun 2005 Bab II Pasal 2 ayat (1) yang menyatakan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Makna profesionalitas adalah melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hobby belaka. Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidangnya. Hal ini tertuang pada UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 7 ayat (1). Karna itulah seseorang yang berprofesi sebagai guru

1 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: AlfaBeta, 2009), hal. 39

(4)

harus memiliki penjaminan mutu yang dapat menguatkan atau menunjang profesionalitasnya.

Sedangkan pengertian mengenai kompetensi, dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.” Dari uraian ini nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. kompetensi guru mengarah pada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan.2 Maksud dari rasional yaitu memiliki tujuan dan arah yang

jelas, dan performance merupakan perilaku yang nyata dari guru. Menurut McAshan, kompetensi juga dapat diartikan dengan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga dia dapat melakukan perilaku – perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik – baiknya.

Sedangkan profesional adalah kemampuan yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankan suatu profesi atau bidang pekerjaan. Jadi, Kompetensi Profesional merupakan seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil, dan efektif, serta efisien.

B. Kompetensi Profesional Guru

Menurut PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28, Seorang guru dituntut untuk memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam PP ini adalah kompetensi profesional.

2 E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT.Remaja

(5)

Menurut Slamet PH, kompetensi profesional yang harus dimiliki guru berkaitan dengan bidang studi adalah:

1. Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar.

2. Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam Peraturan Menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

3. Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar. 4. Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait.

5. Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.3

Sedangkan kompetensi guru profesional menurut Usman adalah: 1. Penguasaan terhadap landasan kependidikan

Mencakup memahami tujuan pendidikan, mengetahui fungsi sekolah di masyarakat, dan mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan.

2. Menguasai bahan pengajaran

Guru harus memahami dengan baik materi pelajaran yang diajarkan, baik materi pokok yang ada pada kurikulum maupun bahan pengayaan.

3. Kemampuan menyusun program pengajaran

Mencakup kemampuan menetapkan kompetensi belajar, mengembangkan bahan pembelajaran, dan mengembangkan strategi pembelajaran.

4. Kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil belajar dan proses pembelajaran

3 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan..., hal 39-40

(6)

Dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru juga dijelaskan beberapa poin terkait dengan standar kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru. Standar tersebut adalah:

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

C. Tantangan Profesionalisasi Jabatan Guru

Hakekat keprofesionalan jabatan guru tidak akan terwujud hanya dengan mengeluarkan pernyataan bahwa guru adalah jabatan atau pekerjaan profesional, meskipun pernyataan tersebut dikeluarkan dalam bentuk peraturan resmi. Karena, untuk mendapatkan status profesional harus melalui perjuangan yang berat dan cukup panjang. T. Raka Joni mengemukakan ada enam tantangan dalam proses profesionalisasi jabatan guru, yaitu:

1. Bidang layanan ahli “keprofesionalan guru” yang diselenggarakan itu harus ditetapkan.

2. Kelompok profesi dan penyelenggara pendidikan prajabatan yang mempersiapkan tenaga guru yang profesional.

3. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada program pendidikan prajabatan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

(7)

4. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada lulusan program pendidikan prajabatan yang memiliki kemampuan minimal yang dipersyaratkan (sertifikasi).

5. Secara perorangan dan kelompok, kaum pekerja profesional harus dapat bertanggungjawab atas segala aspek pelaksanaan tugasnya. Sedangkan untuk penilaian pihak lain, haruslah berupa penilaian oleh teman sejawat yang sederajat tingkat keahliannya (pengawasan kesejawatan), karena tanpa kebebasan ini tidak akan ada penilaian independen yang didasarkan pada pertimbangan ahli. Dan tanpa penilaian independen ini, mustahil dapat terjuwudnya profesionalitas.

6. Kelompok profesional harus memiliki kode etik yang merupakan dasar untuk melindungi para anggota yang menjunjung tinggi nilai – nilai profesional.4

Dari enam tantangan diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua aspek yang harus ada secara baku - tunjang, sehingga sesuai dengan bidang layanan, termasuk keguruan- kependidikan, yang memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagai profesi, yaitu

1.Adanya keterandalan layanan,

Untuk mendapatkan layanan yang handal diperlukan adanya seorang ahli yang telah menguasai betul apa yang dikerjakan dalam memberikan layanan. 2. Layanan tersebut diakui oleh masyarakat dan pemerintah.

Layanan ini mendapat kepercayaan dari masyarakat dan pemerintah bahwa kemaslahatannya didahulukan dalam proses pemberian layanan. Penguasaan bidang layanan dalam bidang keguruan berarti kemampuan merancang dan melaksanakan kegiatan belajar mangajar dalam pencapaian tujuan pendidikan yang utuh. Dengan kata lain guru yang profesional harus dapat memperhitungkan kemungkinan dampak jangka panjang dari setiap keputusan dan tindakannya berlandaskan pada wawasan kependidikan yang arif.

D. Pengembangan Keprofesionalan Bagi Guru

4 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 20-23

(8)

Selain dituntut untuk memiliki kompetensi profesional, seorang guru juga harus bisa mengembangkan keprofesionalannya. Hal yang harus dikembangkan terkait dengan pengembangan profesionalan adalah:

1. Knowledge (pengetahuan)

Menurut Muhammad Hatta pengetahuan adalah segala sesuatu yang didapat dari membaca dan pengalaman, serta ilmu pengetahuan adalah pengeahuan yang didapat dengan jalan keterangan (analisis). Sedangkan menurut Ashley Montagu ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem berasal dari pengalaman, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat dan prinsip tentang hal yang di studi. Jadi, pengetahuan adalah sesuatu yang bisa dibaca, dipelajari, dan dialami oleh setiap orang.

Dalam pengembangan profesionalisme guru, menambah pengetahuan adalah hal yang mutlak.5 Selain itu pengetahuan juga harus diasah, karna

pengetahuan tanpa di asah (diamalkan) tidak akan ada manfaatnya. 2. Ability (kemampuan)

Kemampuan manusia terdiri dari dua unsur yaitu yang bisa dipelajari, misalnya pengetahuan dan keterampilan, serta yang alamiah, misalnya bakat. Seseorang tidak bisa hanya mengandalkan bakatnya saja, karena apabila hanya mengandalkan bakat tanpa mempelajari dan membiasakan kemampuannya, maka ia tidak akan berkembang.

3. Skill (keterampilan)

Keterampilan adalah salah satu kemampuan yang dapat dipelajari. Keterampilan juga merupakan keahlian yang bermanfaat jangka panjang

Seorang guru yang profesional, dituntut untuk memiliki beberapa keterampilan khusus yang menunjang karirnya sebagai guru. Diantaranya adalah:

5 Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2004), hal. 141

(9)

a. Guru sebagai pengajar

Guru harus memiliki keterampilan menyampaikan informasi kepada anak didiknya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang benar, baik lisan maupun tulisan.

b. Guru sebagai pemimpin kelas

Guru harus memiliki keterampilan dalam memimpin kelompok-kelompok murid.

c. Guru sebagai pembimbing

Guru harus memiliki keterampilan dalam mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.

4. Attitude (sikap diri)

Sikap diri seseorang terbentuk oleh suasana lingkungan sekitarnya. Sikap diri ini juga merupakan kepribadian seseorang. Sikap diri yang sangat diperlukan dalam pengembangan profesionalisme guru diantaranya adalah: disiplin tinggi, percaya diri yang positif, akrab dan ramah, akomodatif, berani berkata benar. 5. Habit (kebiasaan diri)

Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang terus menerus dilakukan yang tumbuh dari dalam pikiran.6 Kebiasaan yang harus dimiliki seorang guru adalah

kebiasaan yang positif, karna kebiasaan guru secara langsung atauun tidak langsung juga akan dicontoh oleh siswanya. Menurut Aa Gym, kebiasaan diri yang harus terus dilakukan terlebih bagi seorang guru adalah: beribadah dengan benar dan istiqomah, berakhlak baik, belajar dan berlatih tiada henti, bekerja keras dengan cerdas, bersahaja dalam hidup, membantu sesama, membersihkan hati selalu.

(10)

BAB III KESIMPULAN

Kompetensi Profesional merupakan seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil, dan efektif, serta efisien. Kompetensi guru profesional menurut Usman adalah penguasaan terhadap landasan kependidikan, menguasai bahan pengajaran, kemampuan menyusun program pengajaran, dan kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil belajar dan proses pembelajaran. Tantangan dalam profesionalisasi jabatan guru ada enam dan dua aspeknya saling baku - tunjang, sehingga sesuai dengan bidang layanan, termasuk keguruan- kependidikan. Dalam pengembangan keprofesionalan guru, hal yang harus dikembangkan adalah pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, sikap diri, dan kebiasaan diri.

(11)

Daftar Pustaka

Mulyasa, E. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya. 2007.

Nurdin, Muhammad. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2004. Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Pers. 2002. Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: AlfaBeta. 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil pengukuran tebal kulit terbukti bahwa ekstrak tomat dengan kadar 0,14 % dapat memberikan efek topikal yang ditandai dengan

fi ndings in this study indicated that the foals had DOD lesions, including osteochondral fragmentation, subchondral bone cysts, and physitis.. These fi ndings indicate that there

Defisiensi enzim 3 -HSD merupakan penyebab kedua terbesar dari CAH, yaitu sekitar 10% dari kasus. Tidak seperti CAH karena defisiensi enzim 21-OH maupun 11 -OH yang hanya

Berdasarkan hasil analisis data dan grafik di atas dapat dilihat bahwa laju resapan biopori dari sejak sampah berumur 7 hari, laju resapan yang terjadi semakin menurun dan

Pendorong peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2014 adalah adanya tambahan pendapatan (THR dan gaji ke-13), namun masih didukung ekspektasi konsumen yang

Dengan begitu akan diketahui jenis seberapa besar penghematan daya jika dilakukan penggantian lampu menjadi lampu LED yang akan lebih efisien dalam hal penghematan energi

4 Penelitian ini menguji sikap mahasiswa kesejahteraan sosial mengenai definisi berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap istri oleh suami serta faktor-faktor yang

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Setiani (2016) yang menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dalam proses belajar