• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.Sejarah Perusahaan

PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate berada di Kebun Dolok Merangir, Serbalawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar 2115, Sumatera Utara, Indonesia. PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan getah karet yang menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dalam bentuk barang setengah jadi yang disebut Crumb Rubber atau SIR (Standart Indonesian Rubber).

Pada awalnya PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate ini bernama Goodyear Tire and Rubber, Co. Nama ini diambil dari penemu proses vulkanisasi belerang yaitu Charles Goodyear. PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate merupakan anak perusahaan dari Bridgestone Tire and Rubber Company yang berpusat di Akron, Ohio, Amerika Serikat. Perusahaan perkebunan dan pengolahan karet di Dolok Merangir, Sumatera Utara tersebut dibeli oleh perusahaan Goodyear pada tahun 1916 dari Vrenide Indice Coltounderneering (VICO), yaitu salah satu perusahaan Belanda yang dipimpin oleh J.J. Blandeing. Dan usaha penanaman pohon karet pertama sekali dilakukan di perkebunan Dolok Merangir pada tahun 1917. Dan pada tahun 1917 pula, beberapa pabrik didirikan dengan nama DM, DX dan FM. Pada 1927, Planning Research Departement (PRD) dan Chemical Research Departement (CRD) didirikan, sekarang PRD

(2)

diganti menjadi Field Service Departement (FSD) dan CRD diganti menjadi Quality Control Departement (QCD).

Kemudian setelah berakhirnya Perang Dunia II, sekitar tahun 1942-1945 bangsa Jepang menguasai pulau Sumatera begitu juga dengan usaha perkebunannya termasuk perkebunan karet di Dolok Merangir. Namun, karena pendudukan Jepang di Indonesia dan menguasai seluruh perkebunan di Indonesia, rakyak Indonesia menjadi marah dan mengadakan perlawanan terhadap bangsa Jepang. Dan Jepang pun mengalami kekalahan dan kemudian angkat kaki dari Indonesia. Setelah bangsa Jepang tidak lagi berada di Indonesia, perkebunan karet di Dolok Merangir tersebut diusahakan oleh suatu badan yang diorganisir dan dibawahi oleh pemerintah militer Belanda sekitar tahun 1946-1949, tetapi perkebunan ini tidak menghasilkan keuntungan.

Sekitar tahun 1965, Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan nasionalisasi. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini melalui Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda yang diberi nama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). Penyelenggaraannya bekerja sama dengan perusahaan multi nasional yang berpengaruh termasuk Goodyear. Sekitar tahun 1965-1967 Goodyear diambil alih oleh pemerintah Indonesia berdasarkan Pempres No. 6/1964 sebagai akibat dari politik Dwikora yaitu penggayangan terhadap Malaysia. Penguasaan manajemen diambil alih dan namanya diganti dengan PP Ampera I yang kemudian dilebur menjadi PPN Karet XVIII. Pada tahun 1967 oleh Pemerintah Orde Baru, manajemen perusahaan ini diserahkan kepada pemiliknya dan sebagaimana di dalam perjanjian antara Pemerintah RI dengan

(3)

pihak Goodyear tertanggal 10 Oktober 1967. Kebun Aek Nabara diserahkan kepada negara dan sebagai gantinya kebun Dolok Ulu dan Naga Raja yang sebelumnya milik negara diserahkan kepada Goodyear. Ketiga perkebunan tersebut adalah berlokasi di Dolok Merangir, Dolok Ulu, dan Naga Raja. Ketiganya dijadikan satu unit dan dibagi atas 4 divisi yang luasnya masing-masing sama. Pada tahun itu juga, kebun Naga Raja dan Dolok Ulu beralih dari PPN menjadi milik perusahaan Goodyear.

Pada 1967, setelah vakum selama dua tahun Goodyear menjadi perusahaan koorporasi multi nasional pertama yang diperbolehkan masuk kembali ke Indonesia yang kemudian memulai kembali pengoperasian perkebunan. Sejak Oktober 1967 juga, pemerintah Indonesia telah memperbolehkan melakukan eksploitasi perkebunan dengan baik selama 30 tahun. Dan pada tahun 1977, Goodyear mendirikan pabrik juga di Aek Tarum. Perkebunan PT. Haboko Tea Coy Aek Tarum diurus oleh Goodyear dari PT. Lonsum pada tanggal 1 Oktober 1982. Pada tahun 1988, Goodyear berganti nama dari Goodyear Sumatra Plantations Company Ltd., menjadi PT. Goodyear Sumatra Plantations (GSP). Dan pada tahun 1996, PT. Goodyear Sumatra Plantations menjual 5% sahamnya untuk Berdikari dalam persiapan mendapatkan hak paten baru, dan di tahun 1997 permintaan untuk perpanjangan 30 tahun hak eksploitasi telah diterima.

Kepemilikan saham perusahaan PT. Goodyear Sumatra Plantations sebanyak 1.900.000 saham telah beralih kepada Bridgestone Coorporation (Jepang) dengan nama perusahaan PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate yang merupakan badan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia sejak tanggal

(4)

9 Agustus 2005. Peralihan kepemilikan dan perubahan nama perusahaan tersebut tercantum dalam Keputusan Sirkuler pada Akte Notaris No. 80 Persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. No. C-02583 HT. 01. 04. TH, tanggal 2 Pebruari 2005 dan Persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal R.I. No. 236/B.2/A6/2005 tanggal 4 Oktober 2005. Dan pada akhirnya, pada bulan Agustus 2005 PT. Goodyear Sumatra Plantations (GSP) menjual sahamnya ke Bridestone Group dan berganti nama manjadi PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate (PT. BSRE). Peralihan kepemilikan dan perubahan nama perusahaan telah diumumkan melalui Harian Media Indonesia dan Suara Pembaharuan pada tanggal 1 September 2005.

Saat ini PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate memiliki 5 divisi yaitu : 1. Divisi I Negara Raja

2. Divisi II Dolok Merangir 3. Divisi III Dolok Tua Ulu 4. Divisi IV Dolok Ulu 5. Divisi V Aek Tarum

Divisi I-IV terletak di Kabupaten Simalungun dan Divisi V terletak di Kabupaten Asahan. Tiap divisi dikepalai oleh seorang manajer. PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate berada di divisi II Dolok Merangir yang mempunyai 3 (tiga) pabrik pengolahan, yakni :

1. DX Factory 2. DM Factory 3. FM Factory

(5)

Namun sekarang ini, pabrik pengolahan tersebut tidak hanya tiga saja, tapi sudah bertambah menjadi lima pabrik pengolahan. Pabrik pengolahan tersebut adalah :

1. NB 1 Factory 2. NB 2 Factory

Operasi daripada kelima pabrik pengolahan tersebut dalam pengolahan crumb rubber tersebut pada dasarnya sama, hanya saja perbedaannya terletak pada spesifikasi mutu teknis bahan pembuatan crumb rubbernya.

Kebun Naga Raja diusahai berdasarkan SK Ditjen Agraria No. SK.2/HGU/80 tanggal 2 Januari dan sertifikat HGU No.1 tanggal 15 Oktober 1982 dan telah memperoleh perpanjangan selama 25 tahun sesuai SK Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 114/HGU/BPN/1997 tanggal 16 September 1997 seluas 2.486,73.

Kebun Dolok Merangir dan Dolok Ulu diusahai berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri Nomor: 3/HGU/DA/80 dan telah memperoleh perpanjangan selama 25 tahun sesuai SK Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 117/HGU/BPN/1997 tanggal 16 September 1997 seluas 11.226,38 Ha.

Kebun Aek Tarum diusahai berdasarkan Hak Guna Usaha No. 1/Perk. A. Tarum Haboko dan telah memperoleh perpanjangan selama 25 tahun sesuai SK Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 149/HGU/BPN/1997 tanggal 9 Desember 1997 seluas 4.238,88 Ha.

(6)

2.2.Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan karet. Perusahaan pengolahan karet tersebut memperoleh bahan baku getah karet dari perkebunan sendiri (Home Grown) dan juga berasal dari perkebunan masyarakat (Out Purchase). Kegiatan penanaman karet memakai jenis Havea Brasilliensis dan mengolahnya menjadi Crumb Rubber.

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan karet PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate memiliki misi dan spirit/semangat perusahaan, yaitu adalah :

Spirit (semangat) perusahaan adalah “ Kepercayaan dan kebanggaan”.

Bahwa PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate menopang kehidupan yang menyenangkan melalui keamanan serta kenyamanan semua orang dan memberikan kegembiraan serta inspirasi. Selanjutnya, dengan dipercaya dan dicintai oleh semua orang maka PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate menginginkan terbentuknya suatu perusahaan yang dapat dibanggakan.

Misi perusahaan adalah “Menyumbang masyarakat dengan produk mutu tertinggi”.

Bahwa PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate tidak akan berhenti pada produk, pelayanan dan teknologi. PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate akan terus mengejar suatu kualitas tertinggi dalam semua kegiatan perusahaan. Dasar dari kesemuanya adalah manusianya. PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate akan memanfaatkan skill atau kemampuan masing-masing individu dengan semaksimal

(7)

mungkin. Sebagai perusahaan global yang mempunyai rasa tanggung jawab, sambil memakai hasil musyawarah dan keinginan bersama dengan masyarakat sebagai pedoman dari semua kegiatan, PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate akan memberikan kontribusi terhadap perkembangan masyarakat luas serta memberikan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan alam.

2.3.Lokasi Perusahaan

Lokasi perkebunan dan juga pabrik PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate terletak di Kebun Dolok Merangir, Serbalawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar 2115, Sumatera Utara, Indonesia.yang memiliki 108 km dari Medan (ibu kota Propinsi Sumatera Utara) dan juga berjarak 20 km dari kota Pematang Siantar. Perkebunan dan pabrik ini terletak pada ketinggian ± 42 m dari permukaan laut, dengan topografi yang sebagian besar berbukit-bukit.

Areal perkebunan di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir ini mempunyai batas-batas geografis yaitu sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Serbalawan, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Si Pis-pis, sebelah Utara berbatasan dengan Perkampungan Negeri Lawan, dan juga sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kampung Umbong.

Dari pengamatan yang telah dilakukan, pendirian perusahaan tersebut memiliki letak yang sangat strategis. Hal tersebut disebabkan karena :

1. Sumber bahan bahan getah karet tidak jauh dari lokasi pabrik karena perkebunan karet tersebut merupakan milik PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate sendiri.

(8)

2. Didukung oleh sarana transportasi dan komunikasi yang menunjang serta prasarana jalan yang baik. Sehingga hal ini akan memudahkan pengiriman bahan baku, barang setengah jadi dan juga untuk pemasarannya.

3. Disekitar lokasi pabrik tersedia tenaga kerja yang cukup dan memiliki ketrampilan sebagai tenaga kerja sebagian karyawan yang dipekerjakan merupakan penduduk setempat.

2.4.Daerah Pemasaran

Pemasaran dilakukan agar perusahan yang bersangkutan dapat mencari laba atau keuntungan yang besar. Agar produk yang ditawarkan layak dipasarkan maka jumlah permintaan yang ada atau yang dapat diadakan haruslah paling sedikit sama dengan jumlah yang dibutuhkan untuk impas (break-even point). Dengan penjualan sebanyak yang dibutuhkan untuk impas maka perusahaan akan mampu membelanjai seluruh pengeluarannya dengan menggunakan keuntungan penjualan. Agar produk Crumb Rubber atau SIR yang diproduksi oleh PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate dapat terjual di pasaran, maka perusahaan menerapkan strategi pemasaran yang baik. Adapun langkah strategi-strategi yang dilakukan oleh PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate untuk mencapai penjualan produk terbaik dan untuk menghadapi persaingan dengan produsen yang sejenis dipasaran adalah sebagai berikut :

1. PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate tetap menjaga dan bahkan tetap meningkatkan kualitas dengan cara perbaikan terus-menerus dari produk

(9)

crumb rubber yang di hasilkan sehingga produk tersebut dapat bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasaran.

2. PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate senantiasa membentuk dan menjaga hubungan baik dengan konsumen, sehingga dapat melakukan pemantauan kualitas dan keadaan pasar terhadap produk yang dihasilkan 3. PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate menetapkan harga pokok

penjualan yang dapat bersaing dipasaran dengan cara mengurangi pemborosan pemakaian langsung, menekan tingkat kerusakan produk maupun perawatan mesin dan peralatan.

4. PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk mengetahui secara langsung pengolahan produksi pabrik dengan menerima kunjungan untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan baik dari kalangan pelajar dan mahasiswa, instansi sipil dan organisasi masyarakat lainnya

PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate merupakan pabrik yang mengolah getah karet menjadi produk Crumb Rubber atau SIR yang sudah melalui tahapan pengontrolan kualitas pada bagian Quality Control Department. Sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi dibandingkan produk-produk Crumb Rubber atau SIR pada perusahaan yang lainnya. Oleh karena itu, banyak negara-negara yang membeli produk Crumb Rubber atau SIR yang dihasilkan oleh PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate.

(10)

Jepang tepatnya ke kota Yokohama, Tokyo, Hakata, Moji dan Yokkaichi. Selain negara Jepang, negara Brazil juga mengimpor produk tersebut, tepatnya di kota Santos dan Savanah. Selain itu juga, tujuan ekspor produk tersebut adalah negara Amerika Serikat yaitu di kota New Orleans.

Cara pendistribusian produk tersebut hingga sampai ke luar negeri adalah produk Crumb Rubber atau SIR dikirimkan dari Dolok Merangir ke pelabuhan Belawan sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum dikirim kepada konsumen melalui transportasi laut yang ada di kota Medan dengan menggunakan truk-truk pengangkutan produk Crumb Rubber atau SIR tersebut.

2.5.Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan

Berdirinya perusahaan PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate di lokasi Dolok Merangir ini memberikan dampak ekonomi yang sangat besar bagi masyarakat yang ada di sekitar lokasi pabrik. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar karyawan yang bekerja di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate merupakan penduduk daerah setempat. Sehingga dengan banyaknya tenaga kerja yang diserap di lokasi tersebut dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan kehidupan masyarakat sekitar.

Bukan hanya itu saja, tanggung jawab sosial perusahaan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakatnya ditunjang pula dengan penyediaan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate sendiri, diantaranya adalah sebagai berikut :

(11)

1. Perumahan

2. Listrik dan air bersih 3. Rumah sakit

4. Poliklinik

5. Unit Pelayanan KB 6. Rumah Ibadah 7. Sarana Trasnportasi 8. Balai Pertemuan (Hall) 9. Taman Bermain anak-anak 10. Sarana olah raga

11. Mesin ATM

12. Kantor kas unit Bank Syariah Mandiri 13. Koperasi

14. Kantin 15. Pelatihan

Perusahaan mengikutsertakan seluruh staff dan karyawan sebagai peserta Jamsostek, dan kepesertaan tersebut terdaftar sejak tanggal 1 April 1978 dengan No. B0040013. Adapun jumlah iuran yang dibayar tiap bulannya sebesar 6,54% yang masing-masing sebagai berikut :

1. 2% diambil dari gaji masing-masing staff atau karyawan 2. 4,54% disubsidi oleh perusahaan

Jumlah iuran yang disubsidi oleh perusahaan tiap bulannya tersebut dirinci sebagai berikut :

(12)

1. 0,54% = Jaminan Kecelakaan Kerja 2. 3,70% = Jaminan Hari Tua

3. 0,30% = Jaminan Kematian Total jumlahnya adalah 4,54%

Sedangkan untuk Jaminan Pemeliharaan sebesar 6% dan atau 3% tidak dibayarkan lagi. Hal ini dikarenakan PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate telah menyediakan fasilitas sarana kesehatan sendiri bagi karyawannya.

Referensi

Dokumen terkait

7 2011 Juri Lomba LKS Siswa SMK Bidang Akuntansi tingkat Propinsi Sumatera Barat Dinas Pendidikan Sumbar 8 2011 Pengenalan Program Typing Master sebagai Alternatif dalam

Penelitian ini dilakukan di Pasar Inpres IV Pasar Raya Kota Padang untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan dermatitis kontak iritan pada pedagang ikan

Sebuah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tergantungnya apabila t hitung yang dihasilkan lebih besar dari t tabel atau nilai signifikansi lebih kecil dari Alpha 5

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terbaik dari komposisi tepung karagenan rumput laut spesies Eucheuma cottonii yang ditambahkan ke dalam diet

Oleh karena itu, melihat dari hasil penelitian dan tujuan awal penelitian dapat disimpulkan bahwa metode clustering ini tidak dapat / tidak cocok digunakan dalam

Selanjutnya menurut Setyo dan Yuswono (2015), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Penggunaan Berbasis Lectora Inspire Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa

Mastitis pada kambing mengakibatkan penurunan produksi susu sekitar 10– 25%, kematian anak karena tidak mendapatkan kolostrum, peningkatan biaya pengobatan, meningkatnya

Asuransi Jiwasraya adalah Data internal, data yang didapat penulis dari dalam perusahaan, dimana penulis memperolehnya dengan melakukan riset pada perusahaan asuransi jiwasraya selama