• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IX ASPEK KELEMBAGAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IX ASPEK KELEMBAGAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 1

BAB IX

ASPEK KELEMBAGAAN PEMBANGUNAN

BIDANG CIPTA KARYA

Peningkatan kapasitas kelembagaan daerah dalam mendukung Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Selatan sangat dibutuhkan sehingga program investasi ini dapat dilaksanakan secara optimal, efektif dan efisien serta terjamin keberlanjutannya. Di dalam pelaksanaan/implementasi RPIJM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Selatan, akan melibatkan banyak komponen kelembagaan yang harapannya terjalin koordinasi dan sinkronisasi program/kegiatan di bidang keciptakaryaan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga.

Semangat desentralisasi penyelenggaraan pemerintah daerah, sebagaimana dituangkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah beserta aturan-aturan pelaksanaannya membutuhkan upaya-upaya terkoordinasi agar tujuan pelaksanaan kebijakan otonomi di daerah tercapai. Selanjutnya pedoman/acuan pengembangan kapasitas sebagaimana dirumuskan dalam Kerangka Nasional Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas (KNP2K) dalam rangka mendukung desentralisasi, yang dikeluarkan bersama oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS tanggal 06 Nopember 2002, merujuk pada kebutuhan untuk menyempurnakan peraturan dan perundangan dengan melakukan reformasi kelembagaan, memperbaiki tata kerja dan mekanisme koordinasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) - ketrampilan dan kualifikasi, perubahan pada sistem nilai dan sikap, dan keseluruhan kebutuhan ekonomi daerah bagi pendekatan baru untuk pelaksanaan good governance, sistem administrasi dan mekanisme partisipasi dalam pembangunan agar dapat memenuhi tuntutan untuk lebih baik dalam melaksanakan demokrasi.

Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) adalah:

1. Pengembangan kapasitas bersifat multi dimensional (mencakup beberapa kerangka

waktu: jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek);

(2)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 2

3. Pengembangan kapasitas harus bersifat demand driven, dimana kebutuhannya tidak

ditentukan dari atas/ luar tetapi datang dari stakehoder-nya sendiri;

4. Pengembangan kapasitas mengacu pada kebijakan nasional.

10.1. Kondisi Kelembagaan

Pada era ini, reformasi lembaga pemerintahan pusat dan daerah mengalami tantangan yang berat, disatu sisi pemerintah sebagai penyelenggara negara dituntut untuk melakukan transformasi internal agar lebih adaptif terhadap kebutuhan globalisasi, dengan tetap mengedepankan aspek akuntabilitas, transparansi, dan profesionalisme, namun dipihak lain yang bersangkutan masih mengalami permasalahan keterbatasan sumber daya yang tersedia.

Dalam kerangka inilah maka pelaksanaan implementasi e-government kerap mengalami kendala dilapangan sehingga banyak inisiatifnya yang berjalan secara lambat dan tersendat-sendat, bercermin pada keberhasilan sejumlah pengembangan e-government di negara lain, salah satu jawaban terhadap isu terkait adalah dijalinnya kemitraan strategis antara pemerintah dan swasta (baca : industri) dalam merencanakan dan mengembangkan berbagai inisiatif e-government.

Kemitraan yang tangguh tidak saja akan dapat menjawab tantangan jangka pendek implementasi e-government semata, namun dapat menjamin tingginya tingkat sustainabilitas dan kesinambungan program yang ada. Tantangan terbesar dalam proses menjalin kemitraan ini adalah ditemukannya model bisnis (baca: business model) yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Penentuan model bisnis yang dimaksud tidaklah semudah yang diduga, karena selain harus bersifat ‘win-win’ bagi kedua belah pihak, bentuknya tidak boleh bertentangan dengan peraturan maupun etika bisnis dan pemerintahan yang berlaku. Artikel ini menawarkan beragam bentuk model bisnis yang dapat diadopsi oleh pemerintah dan pelaku swasta di indonesia dalam rangka mencari bentuk kemitraan yang efektif untuk mempercepat implementasi e-government secara berhasil di berbagai wilayah tanah air.

A. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bengkulu Selatan

BAPPEDA Kabupaten Bengkulu Selatan secara legal formal dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangu Daerah dan Lembaga Teknis Daerah.

(3)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 3 Didalam Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2010 Pasal 8 disebutkan bahwa Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintah daerah, yang secara garis besar pelayanan yang diberikan yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah

Pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Selatan akan dapat terlaksana dengan terarah dan sinergis apabila diawali dengan perencanaan yang matang dan profesional. Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka daerah memiliki kewenangan yang lebih luas dan mandiri dalam menentukan arah pembangunannya.

Berdasarkan hal di atas dan dengan mempertimbangkan tugas pokok, fungsi dan peran BAPPEDA dalam penyelenggaraan pemerintahan serta upaya dalam mewujudkan kondisi yang diinginkan di masa depan maka dirumuskan Visi BAPPEDA Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu “Mewujudkan Bappeda sebagai badan perencana yang professional, handal dan terpercaya untuk mendukung akselerasi pembangunan yang partisipatif dan berkelanjutan di Kabupaten Bengkulu Selatan” Dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan demi tercapainya akselerasi pembangunan yang partisipatif dan berkelanjutan, maka dirumuskan misi Bappeda Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia bidang perencana untuk memaksimalkan pengkajian dan pengembangan rencana pembangunan daerah yang berkualitas dan berkelanjutan

2. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi yang lebih berkualitas dalam proses perencanaan pembangunan baik antar daerah, antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah daerah, maupun antar pusat dan daerah, serta antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

3. Meningkatkan fungsi monitoring, evaluasi dan pelaporan yang komprehensif terhadap pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

4. Meningkatkan keselarasan pembangunan daerah dengan rencana pemanfaatan ruang dan kajian lingkungan hidup strategis.

Misi 1 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia bidang perencana untuk memaksimalkan pengkajian dan pengembangan rencana pembangunan daerah yang berkualitas dan berkelanjutan

(4)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 4 Peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama bidang perencana menjadi salah satu keharusan yang tidak bisa dikesampingkan. Hal ini penting, karena peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dapat menjadi investasi yang potensial, dikarenakan secanggih apapun teknologi yang dipergunakan, dan sebagus apapun harapan yang diharapkan tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh SDM yang berkualitas. SDM yang berkualitas mampu menjadi motor bagi terciptanya perencanaan pembangunan yang terarah, terpadu, komprehensif, partisipipatif dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Misi 2 : Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi yang lebih berkualitas dalam proses perencanaan pembangunan baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah daerah, maupun antar pusat dan daerah, serta antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan

Perencanaan pembangunan daerah merupakan subsistem dari sistem perencanaan pembangunan nasional. Sistem perencanaan pembangunan mengedepankan pada pendekatan perencanaan partisipatif yang berlandaskan pada prinsip keterbukaan dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) dengan menerapkan prinsip kesetaraan dan keadilan. Pemantapan sistem perencanaan pembangunan daerah ditempuh dengan mengedepankan partisipasi aktif stakeholders agar mampu menghasilkan perencanaan pembangunan yang bersifat komprehensif, sehingga mampu memberikan arah kebijakan pembangunan dan menciptakan iklim kondusif bagi keterlibatan aktif stakeholders dalam keseluruhan proses pembangunan daerah.

Misi 3 : Meningkatkan fungsi monitoring, evaluasi dan pelaporan yang komprehensif terhadap pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

Peningkatan fungsi monitoring, evaluasi dan pelaporan yang komprehensif perlu dilakukan sebagai upaya pengendalian dan pengawasan pelaksanaan rencana pembangunan daerah, sehingga tercipta keselarasan dan sinkronisasi mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan pembangunan daerah. Monitoring, evaluasi dan pelaporan yang baik menjadi bahan untuk perencanaan pembangunan ke depan sehingga lebih terarah, terpadu dan menjamin pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan.

Misi 4 : Meningkatkan keselarasan pembangunan daerah dengan rencana pemanfaatan ruang dan kajian lingkungan hidup strategis.

(5)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 5 Perencanaan pembangunan daerah perlu disusun dan disesuaikan dengan rencana pemanfaatan ruang dan kajian lingkungan hidup strategis, agar tercipta keserasian peningkatan pembangunan daerah dengan peningkatan pengelolaan ruang lingkungan hidup. Dengan demikian diharapkan tidak akan terjadi pembangunan yang justru merusak lingkungan.

Dalam melaksanakan misi untuk mencapai visi BAPPEDA Kabupaten Bengkulu Selatan, perlu ditetapkan nilai-nilai dasar sebagai acuan meningkatkan profesionalisme BAPPEDA Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai berikut :

Integritas : Bappeda Bengkulu Selatan membangun nilai integritas dengan bersikap jujur,

objektif dan tegas dalam menerapkan prinsip, nilai dan keputusan

Independensi : Bappeda Bengkulu Selatan menjunjung tinggi independensi baik secara

kelembagaan, organisasi, maupun individu dalam semua hal yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan. Bebas dalam sikap mental dan penampilan dari kepentingan pribadi, ekstern, dan atau organisasi yang dapat mempengaruhi independensi.

Profesionalisme : Bappeda Bengkulu Selatan membangun nilai profesionalisme dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, ketelitian dan kecermatan serta berpedoman kepada aturan yang berlaku

Respek : Bappeda Bengkulu Selatan dalam menjalankan tugas dan fungsi selalu

menaruh respek dengan siapapun berinteraksi.

Amanah : Bappeda Bengkulu Selatan menjunjung tinggi amanah yang dibebankan

dengan tetap mengedepankan profesioanlisme sebagai kewajiban yang harus diselesaikan dan dipertanggungjawabkan dengan jujur.

Kedudukan, Tugas dan Fungsi BAPPEDA Kabupaten Bengkulu Selatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah unsur pendukung tugas Bupati, dipimpin oleh seorang kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(6)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 6 Tugas pokok BAPPEDA Kabupaten Bengkulu seperti tertuang di dalam Perda No. 8 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.

Tugas dan Fungsi BAPPEDA adalah sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan teknis perencanaan;

b. Pengkoordinasian, penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; d. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;

e. Pelaksanaan ketatausahaan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari : a. Kepala.

b. Sekretariat.

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 2) Sub Bagian Keuangan.

3) Sub Bagian Penyusunan Rencana Kegiatan. c. Bidang Perencanaan Ekonomi.

1) Subbid Perekonomian.

2) Subbid Sumber Daya Alam dan Lingkungan. d. Bidang Perencanaan Sosial Budaya.

1) Subbid Agama, Pendidikan, Budaya dan Pariwisata.

2) Subbid Kesehatan, Sosial, Kependudukan dan Pemerintahan. e. Bidang Perencanaan Fisik Prasarana Wilayah.

(7)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 7 1) Subbid Sarana dan Prasarana.

2) Subbid Tata Ruang dan Kerja Sama Pembangunan.

f. Bidang Data Elektronik, Penelitian Pengembangan dan Pelaporan. 1) Subbid Data Elektronik dan Pelaporan.

2) Subbid Statistik dan Penelitian Pengembangan. g. Kelompok Jabatan Fungsional.

B. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu Selatan

Dinas Pekerjaan Umum merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Otonomi Daerah di bidang pekerjaan umum.

Tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum adalah : a. Perumusan program di bidang pekerjaan umum; b. Perumusan kebijakan teknis pekerjaan umum;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum berdasarkan peraturan perundang-undangan;

d. Pembinaan di bidang pekerjaan umum; e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas; f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, terdiri dari : a. Kepala.

(8)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 8 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2) Sub Bagian Keuangan.

3) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan. c. Bidang Bina Marga.

1) Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan. 2) Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan. 3) Seksi Peningkatan Jalan dan Jembatan. d. Bidang Cipta Karya.

1) Seksi Bangunan. 2) Seksi Perumahan.

3) Seksi Pengelolaan Lingkungan Pemukiman dan Air Bersih.

e. Bidang Pengairan.

1) Seksi Pembangunan dan Peningkatan. 2) Seksi Rehabilitasi dan Pemeliharaan. 3) Seksi Pengairan Pedesaan.

f. Unit Pelaksana Teknis.

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

C. Dinas Kebersihan Pertamanan dan Tata Kota

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang kepala yang berdudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Otonomi Daerah di bidang kebersihan, pertamanan dan tata kota.

(9)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 9 Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kebersihan, pertamanan dan tata kota; b. Pembinaan teknis di bidang kebersihan, pertamanan dan tata kota;

c. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang kebersihan, pertamanan dan tata kota berdasarkan peraturan perundang-undangan;

d. Menyelenggarakan pemantauan, pengendalian dan pengawasan di bidang kebersihan, pertamanan dan tata kota;

e. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas; f. Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional;

g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Susunan Organisasi Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota, terdiri dari : a. Kepala.

b. Sekretariat.

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 2) Sub Bagian Keuangan.

3) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan. c. Bidang Kebersihan.

1) Seksi Kebersihan dan Pengangkutan.

2) Seksi Pengawasan, Penyuluhan dan Retribusi. d. Bidang Pertamanan dan Pemakaman.

1) Seksi Pertamanan dan Keindahan. 2) Seksi Pengelolaan Makam.

(10)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 10 e. Bidang Tata Kota.

1) Seksi Pengawasan dan Pengendalian. 2) Seksi Pemetaan dan Penataan. 3) Seksi Perizinan.

f. Unit Pelaksana Teknis.

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

D. Kantor Lingkungan Hidup

Kantor Lingkungan Hidup adalah unsur pendukung tugas Bupati, dipimpin oleh seorang

Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Kantor Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintah di bidang perencanaan amdal, penataan lingkungan, pengendalian dan evaluasi dampak lingkungan.

Kantor Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan lingkungan hidup; b. Pengawasan, pemantauan dan evaluasi di bidang lingkungan hidup; c. Penyelenggaraan perizinan;

d. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; e. Pelaksanaan ketatausahaan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Susunan Organisasi Kantor Lingkungan Hidup, terdiri dari : a. Kepala.

b. Sub Bagian Tata Usaha. c. Seksi Perencanaan Amdal.

(11)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 11 d. Seksi Penataan Lingkungan.

e. Seksi Pengendalian dan Evaluasi Dampak Lingkungan. f. Kelompok Jabatan Fungsional.

10.2 Masalah, Analisis dan Usulan Program

10.2.1 Masalah yang Dihadapi

Permasalahan yang sering dihadapi antara lain masih terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/sumber daya manusia (SDM) yang menangani/mengelola Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Selatan. Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dll masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) sehingga kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat.

Selain masih terbatasnya SDM Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja juga masih terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dll sehingga belum optimal dalam pelaksanaan kerja, masalah lain yang juga dihadapi adalah penanganan pembangunan keciptakaryaan di Kabupaten Bengkulu Selatan dilakukan oleh instansi yang berbeda, tentunya akan menyulitkan dalam hal koordinasi.

10.2.2 Analisis Permasalahan

Kemitraan pada hakikatnya merupakan wujud yang ideal dalam peran serta masyarakat dalam pembangunan. Kemitraan didasari atas hubungan antar pelaku yang bertumpu pada ikatan usaha yang saling menunjang dan saling menguntungkan, serta saling menghidupi berdasarkan asas kesetaraan dan kebersamaan. Setiap pelaku usaha memiliki potensi, kemampuan dan keistimewaan sendiri, walaupun berbeda ukuran, jenis, sifat, dan tempat usahanya. Setiap pelaku usaha juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. dengan kelebihan dan kekurangan itu timbul kebutuhan kerjasama dan kemitraan. Dengan demikian, kelebihan-kelebihan akan dilipatgandakan dengan memaksimalkan manfaat yang mungkin diperoleh. Sedangkan kekurangan-kekurangan dapat diusahakan untuk dikurangi, atau bahkan dihilangkan sama sekali, dengan kerjasama yang saling menutupinya.

Kemitraan dalam pembangunan pada dasarnya mengandung hakekat keadilan dalam perolehan keuntungan dan manfaat, pembebanan biaya dan penanggungan risiko yang timbul dalam kegiatan usaha tersebut. Dengan demikian, kemitraan yang dikembangkan adalah kemitraan yang setara

(12)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 12 antara para pelaku sesuai dengan kemampuan kontribusinya. Kemitraan yang setara memerlukan pula pemahaman yang kuat terhadap hak dan tanggung jawab serta peranan dari masing-masing pelaku. Menjadi tantangan kita bersama untuk mengembangkan semangat dan suasana yang mendorong tumbuhnya kemitraan dan mengembangkan pola-pola yang praktis dan menarik, serta menjamin keuntungan bagi semua pihak.

Dalam hal ini, pihak-pihak yang terlibat tentu harus memiliki tanggung jawab karena kemitraan bukanlah bertepuk sebelah tangan. Meskipun semua pihak memiliki tanggung jawab, pemerintah tetap harus mengambil prakarsa paling tidak untuk menciptakan iklim yang merangsang bagi usaha kemitraan, antara lain dengan :

a) Mengembangkan kebijaksanaan dan strategi pembangunan yang jelas, yang tercermin baik pada tujuan, arahan maupun indikator-indikator kebijaksanaan (policy indicators).

b) Menetapkan prioritas pembangunan yang realistis dan diikuti oleh semua pihak, baik pemerintah maupun dunia usaha dan masyarakat, untuk itu perlu kesepakatan diantara berbagai pelaku pembangunan ini, dan karena itu perlu ada dialog-dialog.

c) Memantapkan mekanisme komunikasi yang lancar dan transparan. transparansi erat kaitannya dengan tingkat partisipasi dan oleh karena itu, sejak pada tahap awal mekanisme kemitraan yang transparan harus dikembangkan dan dimantapkan.

d) Mengembangkan pilihan-pilihan atas pola-pola kemitraan yang dapat mencakup kepentingan-kepentingan yang ada di berbagai lapisan dan golongan masyarakat, sehingga masyarakat dapat berperanserta seluas-luasnya dalam kemitraan pembangunan

e) Menyiapkan rencana pengembangan kemitraan yang mencakup rencana investasi pemerintah, swasta dan masyarakat sebagai bagian dari pembangunan nasional.

f) Menyiapkan kerangka peraturan dan arahan serta pedoman yang dapat menjadi acuan terutama bagi swasta dan masyarakat dan juga menjamin kepastian usaha.

Pengembangan kemitraan dalam pembangunan dapat mencakup dua pola dasar, yaitu Pertama, dalam bentuk peran serta swasta dan masyarakat dalam pembangunan yang sifatnya memberikan lebih banyak peluang untuk berpartisipasi pada kegiatan yang semula merupakan tugas pemerintah, atau dengan kata lain, pemerintah memberi ijin pemanfaatan aset milik pemerintah (konsesi) kepada pihak swasta dan masyarakat untuk digunakan dalam jangka waktu tertentu guna melakukan tugas-tugas pelayanan umum. Kedua, kerjasama kemitraan antara masyarakat, swasta

(13)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 13 dan pemerintah melalui pengembangan formula pembagian modal kerja yang menjadi tanggung jawab masing-masing pihak. Dalam rangka ini dikembangkan pola-pola kerjasama kemitraan yang mencakup pembagian keuntungan dan sekaligus juga risikonya.

Untuk mewujudkan kemitraan dalam bentuk-bentuk tersebut, perlu kesepakatan dalam persepsi kemitraan antara swasta maupun pemerintah. Swasta tidak hanya mempertimbang-kan aspek keuntungan ekonomi jangka pendek saja, apalagi yang bersikap spekulatif, tetapi sudah harus memperhatikan kesinambungan pembangunan, atau lebih memformulasikan pemikiran investasi yang berwawasan jangka panjang.

Baru-baru ini, Bappenas bersama Bank Dunia telah menyelenggarakan konferensi internasional tingkat tinggi mengenai infrastruktur, yang tujuannya adalah mencari jalan yang tepat untuk mendorong kemitraan dan partisipasi swasta dalam pembangunan prasarana. Dari hasil konperensi tersebut telah disimpulkan bahwa yang terpenting bukanlah dana, tetapi justru perlunya kebijakan dan kerangka yang jelas untuk membangun kemitraan antara pemerintah dan swasta dalam pembangunan infrastruktur. Adanya kerangka itu dapat mengurangi ketidakpastian yang sampai sekarang ini dirasakan, khususnya di kalangan swasta, misalnya kerangka tentang kelembagaan, kontrak, dan produksi termasuk jasa.

Secara potensial ada peluang-peluang yang terbuka lebar untuk menumbuhkembangkan kemitraan yang saling menguntungkan dalam pembangunan nasional, khususnya dalam pembangunan perkotaan. Potensi dan peluang yang besar ini terutama disebabkan oleh makin meningkatnya kemampuan masyarakat di perkotaan untuk memperoleh pelayanan perkotaan yang makin berkualitas dengan sistem penyediaan yang lebih baik. Kemampuan masyarakat saat ini sangat berkembang, terutama untuk membayar pelayanan yang lebih baik tersebut memberi landasan keekonomian yang kuat bagi pengembangan kemitraan dalam penyediaan pelayanan prasarana dan sarana yang tersedia.

Di kabupaten/kota, kegiatan yang digerakkan oleh swasta dan masyarakat mencapai sekitar 60-70 persen. Saat ini pihak swasta telah melaksanakan kegiatan pembangunan dalam berbagai sektor, dalam skala mikro maupun makro serta secara mandiri maupun bermitra dengan pemerintah. Peran swasta itu dapat diperkirakan akan terus meningkat. Selama ini kemitraan telah berkembang dalam prasarana ekonomi yang kelayakannya tinggi, seperti jalan tol, listrik, telepon. namun, khusus di kota-kota megapolitan, metropolitan, dan kota-kota besar lainnya, peluang kemitraan dalam penyediaan air bersih, prasarana dan sarana penyehatan lingkungan, persampahan, jalan

(14)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 14 kota, rumah sakit, sekolah-sekolah unggulan, dan prasarana serta sarana sosial lainnya terbuka cukup lebar.

Berdasarkan cara pandang kota sebagai pusat pelayanan ekonomi wilayah/kawasan, maka hendaknya kota tidak hanya dilihat sebagai unit yang berdiri sendiri secara individual, tetapi dipandang sebagai satu kesatuan dalam suatu sistem. Berkaitan dengan peningkatan peran swasta dalam berbagai bentuk pembangunan skala besar seperti pembangunan perumahan, kota baru, kota satelit dan lain-lain, maka kegiatannya perlu dilaksanakan dalam suatu kerangka sistem perkotaan yang lebih luas, disamping pembangunan sistem internal kotanya sendiri. Dengan demikian, dapat terwujud keterpaduan dan sinkronisasi system prasarana kota dan antara kota yang berdampingan atau berdekatan, baik yang dibangun pemerintah maupun yang dibangun oleh swasta. Selain itu juga dapat saling mendukung dengan sistem dalam kota intinya dan juga mendukung keterkaitan dengan kota-kota lainnya. Dengan kata lain, sinkronisasi pembangunan regional merupakan tantangan yang harus diatasi dengan meningkatnya berbagai bentuk pembangunan skala besar oleh pihak swasta.

Dalam banyak hal, memang kegiatan swasta sudah tidak lagi berskala mikro, tetapi sudah sampai pada skala makro yang berdampak makro pula, seperti pengembangan permukiman skala besar atau kota baru, penyediaan sistem telekomunikasi melalui satelit, pembangunan pusat-pusat tenaga listrik, dan sebagainya. Mengingat makin besarnya bentuk dan nilai partisipasi swasta dalam pembangunan daerah yang berskala besar seperti itu, maka sinkronisasi investasi pembangunan menjadi imperatif agar terjadi sinergi yang optimal antara berbagai pelaku pembangunan. Kegiatan yang saling tumpang tindih harus dapat dihilangkan. Disisi lain, adanya sinkronisasi dapat mengisi ‘gap’ atau kekosongan dari suatu kegiatan pembangunan.

Kemitraan adalah pola yang sesuai dengan prinsip-prinsip partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya yang ingin kita dorong dalam perekonomian dan pembangunan. Kemitraan juga dapat memberi pemecahan atas dilema efisiensi dan pemerataan kesempatan, karena efisiensi tidak mengharuskan pemusatan kekuatan ekonomi pada kelompok tertentu. Kemitraan merupakan jawaban terhadap monopoli yang dalam sistem ekonomi pasar dan liberal menjadi penyakit yang senantiasa menjadi masalah bagi negara yang menganut paham itu. Kemitraan haruslah didorong, tidak saja antara pemerintah dengan usaha besar, tetapi juga dengan usaha kecil dan koperasi, serta antara usaha swasta besar, menengah dan kecil. Dengan demikian kemitraan adalah usaha yang tepat dan tidak bertentangan dengan prisip-prinsip ekonomi yang mendasar, dalam membangun ekonomi yang berdasarkan demokrasi.

(15)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 15 Berdasarkan kajian kelembagaan dapat dilihat bahwa dalam lingkup instansi keciptakaryaan masih diketemukan beberapa hal diantaranya : lemahnya koordinasi, kelembagaan, dan ketatalaksanaan. Perubahan paradigma pembangunan sejalan dengan semangat reformasi mengindikasikan bahwa dalam struktur organsasi dan ketatalaksanaan kelembagaan memerlukan beberapa langkah penyesuaian terkait dengan tata kepemerintahannya, peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan infrastruktur keciptakaryaan. Penguatan peran masyarakat, pemerintah daerah, dan swasta diperlukan dalam rangka memperluas dan memperkokoh basis sumber daya. Pada aspek institusi, lemahnya koordinasi antarinstansi dan antardaerah otonom telah menimbulkan pola pengelolaan kecitakaryaan yang kurang efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan. Pada sisi lain, kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah satu prasyarat terjaminnya keberlanjutan pola pengelolaan keciptakaryaan, masih belum mencapai tingkat yang diharapkan karena masih terbatasnya kesempatan dan kemampuan.

Sasaran pembangunan dan pengelolaan bidang keciptakaryaan pada tahun 2009 berorientasi pada tersedianya pelayanan kepada publik bidang keciptakaryaan sesuai dengan standar pelayanan minimal. Selanjutnya dengan terpenuhinya pelayanan minimal kepada publik akan mendorong peningkatan produktivitas sektor-sektor ekonomi yang menggunakan infrastruktur keciptakaryaan sebagai salah satu sarana pendukung faktor produksinya. Sasaran kedua adalah meningkatnya partisipasi swasta yang antara lain dalam bentuk investasi dalam pembangunan dan pengelolaan infrastruktur di kabupaten/kota.

Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Selatan sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dll sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam meningkatkan kapasitasnya. Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Cipta Karya sangat cepat dan ini perlu kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya, untuk itu peningkatan SDM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Selatan sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus singkat (persampahan, air minum, tata bangunan dan lingkungan dll) dan peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Selatan masih sangat dibutuhkan.

(16)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 16 10.2.3 Usulan Program

Usulan program dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Selatan ditekankan pada pelatihan dan kursus singkat, seperti pengelolaan persampahan, air minum, bangunan gedung dll yang diharapkan selama 5 (lima) tahun kedepan ada peningkatan kualitas SDM. Diharapkan dari peningkatan kapasitas SDM Bidang Cipta Karya, ini dapat diimplementasikan dalam aktivitas kerja dan pelayanan ke masyarakat.

Usulan program peningkatan kelembagaan yang dapat diusulkan antara lain :  Badan layanan umum untuk pengelolaan sampah

 Kerjasama pemerintah dan swasta untuk penyediaan air bersih  Kerjasama pemerintah dan masyarakat untuk melawan limbah  Partisipasi masyarakat untuk penataan lingkungan

 Kerjasama pemerintah swasta untuk pengadaan rumah sehat

 Perkuatan UPTD untuk manajemen aset dan monitoring & evaluasi infrastruktur cipta karya.

Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) di bidang keciptakaryaan perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) dari aparatur yang menangani bidang keciptakaryaan tersebut. Peningkatan SDM dapat melalui pendidikan formal maupun non formal atau pelatihan singkat dan kursus-kursus teknis yang mendukung tugas pokok dan fungsi sehingga mendapatkan SDM yang profesional sesuai dengan bidangnya. Untuk mendukung peningkatan SDM ini perlu didukung oleh komitmen Pemerintah Daerah dalam peningkatan profesionalisme aparatur sehingga pelaksanaan program yang tertuang dalam RPIJM dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Untuk mewujudkan upaya peningkatan kapasitas, konsep system dapat diperlihatkan seperti pada Gambar 10.1.

(17)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 17

Analisis SWOT

strategi Strength (Kekuatan) (S) Weakness (Kelemahan) (W)

Internal

Eksternal

a. Kuantitas SDM Aparatur dan Tenaga harian yang memadai

b. Formasi Jabatan struktural sudah terisi.

c. Komitmen dari pimpinan dalam mengarahkan dan membimbing pelaksanaan teknis operasional. d. Adanya program asuransi tenaga

kerja.

e. Adanya kerjasama yang baik antar personil.

a. Rendahnya disiplin sebagai SDM. b. Belum cukupnya sarana dan

prasarana guna menunjang operasional.

c. Dana yang tersedia belum mencukupi.

d. Pengolahan sampah, air limbah dan limbah tinja masih secara tradisional.

Opportunities (O) Strategi (S/O) Strategi (W/O)

a. Adanya peraturan perundang – undangan tentang pengelolaan sampah.

b. Adanya komitmen Pemkab Rejang Bengkulu Selatan dan DPRD Kabupaten Rejang Bengkulu Selatan dalam hal Kebersihan dan Keindahan Kabupaten Rejang Bengkulu Selatan. c. Tersedianya lahan untuk pengelolaan sampah

Kabupaten Rejang Bengkulu Selatan. d. Adanya partisipasi dari sebagian masyarakat. e. Adanya keinginan pihak swasta untuk bekerjasama

dengan Pemkab Rejang Bengkulu Selatan dalam hal pengelolaan sampah.

a. Mengoptimalkan SDM Aparatur yang memadai.

b. Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan secara rutin dan berkesinambungan.

c. Mengoptimalkan komitmen pimpinan dalam melaksanakan perda yang berlaku.

a. Memanfaatkan dana yang ada dengan bekerjasama dengan pihak swasta.

b. Mengoptimalkan komitmen Pemkab Rejang Bengkulu Selatan dan DPRD Rejang Bengkulu Selatan untuk membentuk tim terpadu dalam penanggulangan kebersihan dan pertamanan. c. Melaksanakan ketentuan

peraturan perundang – undangan dalam rangka penegakan disiplin para pegawai dan tenaga harian.

Threats (T) Strategi (S/T) Strategi (W/T)

a. Adanya bahaya banjir/ dari DAS Drainase. b. Masih adanya sebagian masyarakat yang belum

mendukung program Kebersihan dan Pertamanan. c. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar

retribusi kebersihan.

d. Laju inflasi dikaitkan dengan biaya operasional. e. Sering terjadinya kerusakan pada alat berat secara

tiba – tiba (Buldozer dan Jonder) f. Masih adanya jalan lingkungan yang rusak g. Masih adanya permukiman kumuh h. Belum adanya aturan tentang tata bangunan i. Masih ada masyrakat yang belum terlayani air

bersih

j. Jaringan perpipaan air bersih yang sudah tua k. Tangkapan air baku dari mata air berkurang l. Air tanah tercemar

a. Mengoptimalkan SDM Aparatur yang memadai dan meningkatkan kerjasama antar personil. b. Mengoptimalkan komitmen dari

pimpinan dalam mengatasi bahay banjir/DAS Drainase. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membayar retribusi. c. Mengoptimalkan tenaga yang

profesional yang mengantisipasi alat – alat berat yang rusak.

d. Memperbaiki sarana prasarana jalan lingkungan permukiman

e. Penataan kawasan permukiman kumuh

f. Penegakan peraturan tata bangunan gedung

g. Pengadaan jaringan air bersih dengan perpipaan dan non perpipaan h. Pembangunan Sambungan Rumah

(SR) air limbah

a. Meningkatkan sarana dan prasarana guna menunjang operasional pengelolaan sampah dan penanggulangan bahaya banjir.

b. Meningkatkan disiplin kerja pegawai dalam rangka pelaksanaan tupoksi. c. Meningkatkan pelaksanaan

sosialisasi sampah Kabupaten Rejang Bengkulu Selatan penyuluhan kebersihan serta keindahan Kota Curup. d. Revitalisasi jaringan pipa air

bersih

e. Pembangunan sarana tangkapan air yang baru

f. Pengolahan air limbah secara terpadu.

g. Sosialisasi peraturan tata bangunan

(18)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 18 10.2.4 Usulan Sistem Prosedur Antar Instansi

Kedudukan, fungsi, tugas dalam pelaksanaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2013 – 2017 adalah sebagai acuan/pedoman dalam pelaksanaan program/kegiatan Bidang Cipta Karya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. Dokumen RPIJM ini merupakan satu kesatuan dengan dokumen perencanaan yang telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan selama ini.

Gambar 10.1

Konsep Sistem Peningkatan Kapasitas

Aras (level) Individual Aras (level) Organisasional Pengetahuan Keterampilan Kompentensi Etika kerja Prosedur Pengambilan Keputusan Struktur Sumberdaya Budaya Sistem Informasi Manajemen Kapasitas Pemerintah Daerah Aras (level) Sistem Kerangka kebijakan/hukum Kebijakan pendukung

(19)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 19 Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Selatan sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dll sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam meningkatkan kapasitasnya. Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Cipta Karya sangat cepat dan ini perlu kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya, untuk itu peningkatan SDM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Selatan sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus singkat (persampahan, air minum, tata bangunan dan lingkungan dll) dan peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Selatan masih sangat dibutuhkan.

Adapun kedudukan, tugas dan fungsi Dinas/Instansi dalam Pelaksanaan RPIJM tersebut adalah sebagai berikut :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah unsur pendukung tugas Bupati, dipimpin oleh seorang kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah. 2. Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Otonomi Daerah di bidang pekerjaan umum.

(20)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 20 Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang kepala yang berdudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Otonomi Daerah di bidang kebersihan, pertamanan dan tata kota. 4. Kantor Lingkungan Hidup

Kantor Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintah di bidang perencanaan amdal, penataan lingkungan, pengendalian dan evaluasi dampak lingkungan.

5. Perusahaan Daerah Air Minum

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manna berdiri tanggal 22 Februari 1983 yang merupakan Badan Pengelola Air Minum (BPAM) dan merupakan UPTD dari Departemen Pekerjaan Umum berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.029/Kpts/II/1983. Sepuluh tahun kemudian berdasarkan Peraturan Daerah No. 11 Tahun 1993 berdirilah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bengkulu Selatan. Berdasarkan Keputusan Bupati Bengkulu Selatan No. 07 Tahun 2008 diberi nama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manna yaitu diambil dari nama sumber air Sungai Manna yang merupakan sumber air utama PDAM Tirta Manna.

Dengan kapasitas produksi terpasang yang ada, PDAM Tirta Manna sampai dengan Juni 2011 baru dapat melayani sambungan rumah sebanyak 3.300 unit atau dengan cakupan pelayanan kurang dari 2,11 % terhadap jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan. Pada masing-masing daerah pelayanan PDAM menggunakan sistem pendistribusian air yang berbeda yaitu sistem pemompaan dan sistem gravitasi. Sistem yang digunakan sesuai dengan kondisi ketinggian pada daerah tersebut terhadap sumber air yang ada, yang dalam pengembangannya lebih didorong dengan menggunakan system grafitasi.

10.2.5 Diagram Hubungan Antar Instansi

Dalam pelaksanaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2013 – 2017 ini akan melibatkan instansi terkait, baik dari sisi perencanaan, keuangan, pengendalian program/kegiatan dan pelaksanaan di lapangan. Dinas teknis/Satuan Kerja Perangkat Daerah

(21)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 21 (SKPD) yang menangani Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu Selatan.

(22)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 22 Diagram Hubungan Antar Instansi RPIJM

`

Sekretaris Daerah

Bappeda

Bupati

Wakil Bupati

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota

Dinas Pekerjaan Umum Kantor Lingkungan PDAM

(23)

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | 10 - 22 Keterangan :

Instruksi Koordinasi

(24)

Referensi

Dokumen terkait

kerja. 18) Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut. 19) Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja. 20) Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain.

Implementasi produk tabungan fajar gold pada BMT Fajar Kantor Cabang Bandar Lampung telah sesuai dengan prinsip ekonomi islam dan tidak melanggar

Jenis masalah dalam penelitian ini yaitu upaya peningkatan hasil belajar siswa setelah guru menggunakan kolaborasi strategi pembelajaran Group investigation (GI) dengan

Sebagaimana dijelaskan dalam bab di atas, untuk memperkenalkan dan menyebarluaskan tenun lurik dalam bentuk fashion produksi rumah mode “Klambenart”, penulis merancang

Penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui bagaimanakah iklim komunikasi organisasi di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota

Rekonstruksi citra dengan menggunakan metoda proyeksi balik linear dapat menentukan posisi obyek yang direkonstruksi secara tepat namun ukuran obyek jauh lebih

Description The Board of Directors of GAR wishes to announce that PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk ("SMART") has released its audited financial statements

[r]