• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ajaran islam bukan semata-mata mengandung aspek teologi saja seperti tauhid, aqidah, dan akhlak melainkan mencakup seluruh aspek kehidupan termasuk ilmu pengetahuan umum (selain agama). Begitupun dengan pengetahuan Sains yang mulai terungkap satu persatu oleh manusia beberapa abad terakhir tentunya bermuara kepada agungnya sang pencipta dari semua aspek tersebut. Oleh sebab itu mengingat kondisi pendidikan Indonesia saat ini, rendahya prestasi akademik peserta didik yang dicapai dan terjadinya kecenderungan kemerosotan moral yang sangat memperihatinkan merupakan akibat kurangnya penanaman Iman dan taqwa (Imtaq) dalam proses pembelajaran. Maka menurut Sudjana dan Ahmad dalam Kamilah (2014: 2) Pengembangan profesionalisme guru perlu dilakukan melalui daya kreasinya dalam menciptakan pembelajaran yang lebih baik. Berarti perubahan harus dimulai dari ujung tombak pendidikan yaitu inovasi dari seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran, yang harus mengaitkan pengetahuan umum dengan iman dan taqwa.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah (Ar Ra’d: 11) yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan pada diri mereka sendiri” (Q.S Ar Ra’d: 11). Dalam bidang pendidikan yang dimaksudkan agen perubahan tentunya seorang guru yang diharapkan lebih kreatif, yang menurut sudjana dan Ahmad dalam kamilah (2014: 2) kreatif bukan hanya dalam hal menciptakan metode maupun strategi pembelajaran yang lebih menarik, bermakna, dan menyenangkan, tetapi juga dalam penyediaan sarana belajar dan bahan ajar yang lebih variatif dan fungsional. Lebih lanjut (Prastowo, 2012: 34-35) menjelaskan bahwa bahan ajar variatif adalah bahan ajar yang dapat memanfaatkan sumber belajar yang tersedia dilingkungan sekolah dan dapat dijangkau oleh guru dan siswa. Adapun salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan menjadi suatu bahan ajar adalah ayat ayat Allah SWT dan sabda nabi Muhammad SAW yaitu berupa hadist.

(2)

2 Pembelajaran yang mengaitkan antara ilmu pengetahuan umum dengan konsep iman dan taqwa tentulah merupakan perintah Allah SWT yaitu menjadikan pendidikan lebih terarah kepada tujuan diciptakan manusia itu sendiri, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Adz-Dzariyat (5): 56 yang artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Adz-Dzariyat: 56).

Demikianpula dalam surah al - An‘am ayat 162 yang artinya “Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanya lah untuk Allah, Tuhan semesta alam” (Al-An’am: 162). Firman Allah SWT menjelaskan bahwa apapun aktivitas manusia seharusnya mengarah pada pencapaian tujuan tersebut dengan berbagai upaya terutama melalui bidang pendidikan. Sebagaimana yang dikemukakan Azra (2012: 8), bahwa Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu menciptakan pribadi hamba Allah SWT yang selalu bertaqwa kepada-Nya, dan dapat mencapai kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat. Dalam konteks sosial-masyarakat, bangsa dan negara serta agama-pribadi bertaqwa ini dapat menjadi rahmatan li al alamin, baik dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang dapat disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikan Islam.

Tujuan pendidikan Islam diatas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang dimuat dalam Undang-undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 3, menjelaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Lebih lanjut tujuan pendidikan nasional juga untuk meningkatkan kualitas manusia dalam hal ketaqwaan, intelektualitas, penguasaan wawasan ilmu, dan keterampilan penerapan teknologi (Daryanto, 2013: 183).

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional di atas jelaslah bahwa core value pengembangan karakter bangsa yang pertama berorientasi kepada pengembangan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian,

(3)

3 jelaslah bahwa nilai iman dan taqwa (imtaq) merupakan nilai strategis dan dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia sekaligus menjadi cita-cita pertama yang ingin diwujudkan melalui pelaksanaan pendidikan nasional (Sauri, 2010). Maka oleh sebab itu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tetapi Berdasarkan fenomena dan fakta dilapangan serta data yang ada menunjukkan masih adanya kegagalan dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Mutu pendidikan di Indonesia masih sangat rendah.

Marzuki (2015: 4), mengatakan bahwa secara faktual, data realistik menunjukan bahwa moralitas maupun karakter bangsa saat ini telah runtuh. Masalah besar yang menimpa dunia pendidikan berupa tawuran pelajar antar sekolah, kecurangan ketika ujian, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas dan sebagainya. Demikian pula yang disampaikan oleh Suyadi (2013: 1-2), Sumber daya manusia Indonesia masih belum mencerminkan cita-cita pendidikan yang diharapkan. Masih banyak ditemukan kasus, seperti peserta didik yang tidak jujur ketika sedang ujian, bermalas-malasan, terlalu banyak berhura-hura, tawuran, pergaulan bebas, menggunakan narkoba dan melakukan tindakan kriminal.

Oleh sebab itu penanaman nilai-nilai imtaq dalam pendidikan terutama dalam proses pembelajaran di sekolah merupakan sudah suatu keharusan, terutama dalam membangun sekolah yang kondusif untuk menanamkan nilai-nilai imtaq tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sauri (2010) mengatakan bahwa sarana dan prasarana sekolah harus mencerminkan budaya sekolah religius, demikian halnya dengan segala media dan buku sumber yang menjadi rujukan guru harus diintegasikan dengan derivasi nilai imtaq yang universal. Kompetensi gurupun harus di up grade oleh pemegang kebijakan agar dia siap dan mampu untuk melakukan tugas-tugas profesionalnya dengan baik, khususnya tugas yang berhubungan langsung dengan upaya menanamkan nilai imtaq terhadap peserta didik (Sauri, 2010). Untuk

(4)

4 melaksanakan tugas-tugas tersebut tentu dilakukan melalui proses belajar mengajar oleh seorang guru.

Menurut Slameto (2010: 97), dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Perangkat pembelajaran yang ada tentunya mesti disesuaikan dengan tuntutan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah saat ini. Pada kurikulum 2013, kompetensi lulusan ditetapkan oleh pemerintah, akan tetapi bahan ajar dan perangkat pembelajaran yang digunakan sepenuhnya diserahkan kepada para pendidik sebagai tenaga profesional untuk dikembangakan sesuai kebutuhan siswa dengan mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan. Perangkat pembelajaran yang disediakan oleh guru haruslah bervariatif. Kondisi dimana kurang bervariatifnya perangkat pembelajaran mengakibatkan lemahnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran sehingga rendahnya prestasi akademik yang dicapai oleh siswa.

Dalam memenuhi tuntutan mengajar itu perlu dimulainya usaha sadar dalam pengembangan kreatifitas perangkat pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru yaitu LKPD. Lembar kegiatan peserta didik adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2010: 222). Lembar kegiatan peserta didik dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Dimana LKPD yang dibuat diintegrasikan dengan nilai-nilai iman dan taqwa.

Berdasarkan hasil obesrvasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dibeberapa sekolah, dapat diketahui bahwa pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini sudah mengkaitkan kompetensi inti (KI) satu yang berhubungan dengan aspek ketuhanan, tetapi didalam implementasinya belum dilakukan secara maksimal (Sandi, 2016: 3). Lebih lanjut Sandi (2016: 3)

(5)

5 menjelaskan bahwa selain persoalan tersebut sebagian guru pada dasarnya setuju bila adanya pengintegrasian imtaq dalam proses pembelajaran, kemudian beberapa guru juga mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran guru belum memaksimalkan perangkat pembelajaran berupa LKPD untuk mengevaluasi proses pembelajaran ataupun untuk memasukkan nilai spiritual dalam proses belajar. Oleh sebab itu LKPD sebagai perangkat pembelajaran yang hendak dikembangkan tersebut diharapkan dapat menambah spiritualitas peserta didik ataupun guru, menambah inovasi dan variasi perangkat pembelajaran di sekolah serta meluaskan pengetahuan peserta didik terhadap materi pelajaran yang diajarkan. Salah satu mata pelajaran yang dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai iman dan taqwa adalah pelajaran Biologi. Sesuai dengan tujuan pembelajaran biologi itu sendiri yang tercantum dalam Kemendikbud (2014: 21), menyatakan bahwa tujuan mata pelajaran Biologi ialah meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan kemampuan sebagai keindahan dan keteraturan ciptaan-Nya. Salah satu mata pelajaran yang dipelajari adalah tentang struktur dan fungsi sistem reproduksi pada manusia, dimana materi ini merupakan salah satu materi yang sensitif dalam pembelajaran secara visual sehingga sangat memerlukan panduan dan arahan dari pendidik terutama dalam menggunakan bahan ajar.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, serta dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan yang sudah disebutkan, perlu adanya perangkat pembelajaran yang bervariatif dan berbasis imtaq yang dapat dijadikan sebagai acuan oleh guru-guru di SMA/MA dalam proses belajar pembelajaran di sekolah. Maka untuk kepentingan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan LKPD Berbasis Imtaq Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Untuk Siswa Kelas XI SMA/MA.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

(6)

6 1. Terjadinya kecenderungan kemerosotan moral yang sangat memperihatinkan akibat kurangnya penanaman iman dan taqwa (imtaq) dalam proses pembelajaran. 2. Pengembangan LKPD Berbasis Imtaq bermaksud menambah spiritualitas peserta didik ataupun guru, Serta menambah inovasi dan variasi perangkat pembelajaran di sekolah.

1.3 Pembatasan Masalah

Upaya untuk menghindari kesalah pahaman dan untuk lebih efisien dalam pelaksanaan penelitian yang selaras dengan judul penelitian, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah:

a. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa LKPD Biologi berbasis Imtaq.

b. Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE yang dilaksanakan hanya sampai pada tahap Developtment (Pengembangan).

c. Pengembangan LKPD ini dikembangkan pada materi pokok Sistem Reproduksi kelas XI SMA/MA, pada: KD 1.1, KD 2.1, KD 3.13, dan KD 4.13.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimanakah Kelayakan dari LKPD Berbasis Imtaq Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Untuk Siswa Kelas XI SMA/MA?”

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Merancang dan mengembangkan bahan ajar berupa LKPD Biologi Berbasis Imtaq sebagai LKPD Biologi kelas XI SMA/MA.

b. Menguji kelayakan pengembangan LKPD Berbasis Imtaq sebagai pedoman pembelajaran Biologi.

(7)

7 1.6 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian seperti yang tercantum diatas, maka manfaat yang diharapkan akan didapatkan yaitu :

a. Tersedianya LKPD Berbasis Imtaq pada pembelajaran Biologi kelas XI SMA/MA. b. Sebagai salah satu perangkat pembelajaran yang membantu implementasi

kurikulum 2013 bagi sekolah yang saran dan prasananya belum memadai.

c. Bagi siswa, diharapkan dapat menjadi LKPD alternatif mandiri yang membantu siswa dalam memahami materi dan mengaitkan dengan kesehatan sistem pernapasan dalam kehidupan sehari-hari dan yang berhubungan dengan Imtaq. d. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi LKPD alternatif yang membantu guru dalam

proses penyampaian materi sekaligus menjadi bahan informasi untuk meningkatkan dan mengembangkan penggunaan LKPD berbasis Imtaq dalam proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

e. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan LKPD pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah. f. Bagi penulis, diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi diri dan dapat menambah

wawasan mengenai pelaksanaan pembelajaran.

1.7 Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:

a. Produk yang dihasilkan berupa LKPD Biologi berbasis Imtaq. LKPD yang dikembangkan disesuaikan isinya dengan KI dan KD pada materi pokok sistem reproduksi kelas XI SMA/MA.

b. LKPD yang akan dibuat memiliki kriteria yaitu full color yang terdiri dari kata pengantar, daftar isi, petunjuk belajar, tujuan pembelajaran, kegiatan siswa, latihan, penguatan konsep, refleksi, kata-kata motivasi, dan daftar pustaka serta terdapat halaman. LKPD Berbasis Imtaq yang dibuat menggunakan bahasa Indonesia dan disertai dengan gambar-gambar yang dilengkapi dengan sumbernya.

(8)

8 c. LKPD ini akan dibuat dengan format pengetikan “batas-batas tepi (margin) dari tepi kertas berukuran yaitu: tepi atas: 3 cm, tepi kiri: 3 cm, tepi bawah: 3 cm, tepi kanan: 3 cm dan jenis huruf yang digunakan Cambria dengan ukuran 12 pt. d. Isi LKPD dibuat sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang

terdapat dalam Kurikulum 2013.

e. Materi dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) mengacu pada standar isi dan kompetensi dasar kurikulum 2013 sebagai berikut:

Kompetensi Inti:

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

(9)

9 Kompetensi Dasar:

KD 1.1 : Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut agama yang dianutnya.

KD 2.1 : Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.

KD 3.13 : Mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, dan pemberian ASI, serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.

KD 4.13 : Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

1.8 Defenisi Istilah Operasional

Agar tidak terjadinya kesalah pahaman tentang penelitian ini, penelitian perlu menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Penelitian Pengembangan adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu produk/model dan menilai produk/model yang dikembangkan (Sugiyono, 2010: 407).

b. Lembar kegiatan peserta didik adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2010: 222). Lembar kegiatan peserta didik dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.

(10)

10 c. Iman adalah mempercayai dan meyakini sesuatu di dalam hati, mengikrarkan dengan lisan dan merealisasikan dalam perbuatan (Fathurrohmah dalam Aziz, 2010: 102). Taqwa adalah mentaati Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larang-Nya menurut kamampuan yang dimiliki (Ibn’Alam dalam Aziz, 2010: 103).

Referensi

Dokumen terkait

pembiayaan tetep akan diberikan dengan jumlah pembiayaan di.. kurangi, hal ini tentunya akan berdampak kepada pihak BPRS Haji Miskin tersebut, yang mana nantinya

Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 1,04 persen, minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,09 persen, serta makanan

value Teks default yang akan dimunculkan jika user hendak mengisi input maxlength Panjang teks maksimum yang dapat dimasukkan. emptyok Bernilai true jika user dapat tidak

Kemudian Anda juga harus menyatakan bahwa karena Anda mengajukan permohonan terhadap Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris yang

Sebelumnya dikatakan bahwa Kecamatan Reok lolos untuk menjadi Pusat Kegiatan Lokal dikarenakan memiliki pelabuhan kelas III dan jalan areteri yang mendukung

Lokasi tersebut dipilih secara purposif dengan alasan (a) ja- lan lintas Papua merupakan jalan yang mengikuti garis perbatasan antara Indonesia dan Papua New Guinea

1.1 PERSIAPAN YANG PERLU DIPERHATIKAN Ada beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan sebagai seorang pengajar sebelum mengakses E-learning UPU diantaranya yaitu

Rencana ini menggambarkan arah, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang sesuai dengan tugas