• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pra Siklus

1. Perencanaan

Pada pembelajaran pra siklus ini, peneliti masih menggunakan cara pembelajaran yang lama, yaitu belum menggunakan pendekatan maupun model pembelajaran. Sehingga pada pembelajaran pra siklus ini masih banyak kekurangan – kekurangan. Kekurangan tersebut berasal dari guru, siswa maupun media pembelajaran. Pada pembelajaran pra siklus ini peneliti mengambil materi IPA tentang gaya magnet dan pengaruhnya yang dilaksanakan tanggal 20 November 2012. Untuk lebih jelasnya akan peneliti paparkan sebagai berikut :

1) Standar Kompetensi

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya. 2) Kompetensi Dasar

5.1. Mendeskripsikan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

3) Indikator

(a) Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis.

(b) Menunjukkan kekuatan gaya magnetis dalam menembus beberapa benda melalui percobaan.

(c) Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari. 4) Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini diharapkan:

(a) Siswa dapat mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan non magnetis melalui percobaan dengan tepat.

(b) Siswa dapat menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda melalui percobaan dengan tepat.

(2)

(c) Siswa dapat menyebutkan 5 macam kegunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.

(d) Melalui demonstrasi siswa dapat menunjukkan garis-garis gaya magnet. Pada tujuan pembelajaran belum memuat aspek audience, behavior, condistion dan degree.

5) Materi

Gaya magnet dan pengaruhnya.

Materi yang disampaikan peneliti belum luas dan dalam. 6) Langkah Pembelajaran

(a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal motivasinya belum diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

(b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti dalam melakukan percobaan, anak masih kurang memahami karena alat peraga yang digunakan belum memadai. Guru belum menggunakan pendekatan. Anak masih takut bertanya.

(c) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, waktu yang digunakan untuk evaluasi kurang, karena guru belum memberi batasan waktu dalam mengerjakan soal. Siswa belum mampu mengerjakan soal yang membutuhkan pemikiran.

7) Media, Model dan Sumber Bahan 2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA tentang gaya magnet dan pengaruhnya, yang dilaksanakan tanggal 20 November2012, peneliti paparkan sebagai berikut :

1) Pra KBM

(a) Guru menyiapkan buku-buku pembelajaran. (b) Guru menyiapkan alat dan media.

2) Kegiatan Awal

(a) Guru memberi salam pada siswa. (b) Guru mengabsen siswa.

(3)

(c) Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

(d) Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran.

(e) Guru memberi apersepsi. 3) Kegiatan Inti

(a) Guru menceritakan tentang asal-usul magnet.

(b) Siswa dan guru bertanya jawab tentang gaya magnet dan bentuk-bentuk magnet.

(c) Guru menjelaskan tentang kekuatan gaya magnet.

(d) Siswa bersama guru mengadakan tanya jawab tentang kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari melalui pengamatan.

(e) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk melakukan percobaan tentang benda magnetis dan non magnetis.

(f) Siswa bersama kelompoknya melakukan percobaan. (g) Siswa melaporkan hasil percobaan.

(h) Guru mengevaluasi dan menyimpulkan hasil kerja kelompok.

(i) Guru memberi umpan balik positif dan pemantapan materi selanjutnya. 4) Kegiatan Akhir

(a) Siswa melaksanakan evaluasi.

(b) Guru bersama siswa mengoreksi dan menganalisa hasi tes formatif.

(c) Guru mengadakan tindak lanjut bagi siswa yang nilainya < 75 diberi perbaikan dan siswa yang nilainya ≥ 75 diberi pengayaan.

Ternyata setelah dikoreksi dan dianalisis siswa yang tuntas dari 23 siswa hanya 10 siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran pra siklus ini ada keberhasilan dan masih ada kegagalan. Keberhasilan dan kegagalan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1) Keberhasilan

(a) Sebagian siswa sudah memahami materi pokok IPA tentang gaya magnet dan pengaruhnya.

(4)

(c) Sebagian siswa sudah mampu mengerjakan soal yang tingkat kesukarannya rendah.

2) Kegagalan

Penyebab kegagalan dalam proses pembelajaran antara lain:

(a) Ada sebagian siswa yang kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran IPA tentang gaya magnet dan pengaruhnya.

(b) Ada sebagian siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA tentang gaya magnet dan pengaruhnya.

(c) Pengelolaan waktu kurang efisien sehingga pembelajarannya menjadi molor.

4.1.2 Siklus I 1. Rencana

Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I, peneliti menyusun rencana yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen tersebut antara lain sebagai berikut :

5) Standar Kompetensi

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya. 6) Kompetensi Dasar

5.1. Mendeskripsikan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

7) Indikator

(a) Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis.

(b) Menunjukkan kekuatan gaya magnetis dalam menembus beberapa benda melalui percobaan.

(c) Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari. (d) Mengidentifikasi sifat kutub magnet melalui percobaan.

8) Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini diharapkan :

(a) Siswa dapat mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan non magnetis melalui percobaan dengan tepat.

(5)

(b) Siswa dapat menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda melalui percobaan dengan tepat.

(c) Siswa dapat menyebutkan 5 macam kegunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.

(d) Melalui demonstrasi siswa dapat menunjukkan garis-garis gaya magnet. 9) Tujuan Perbaikan Pembelajaran

Meningkatkan hasil belajar siswa tentang gaya magnet dan pengaruhnya melalui pendekatan Explicit Instruction atau Pengajaran Langsung.

10) Materi; materi Gaya magnet dan pengaruhnya yang disampaikan peneliti belum luas dan dalam.

11) Langkah Pembelajaran (a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal guru sudah menginformasikan tujuan pembelajaran. Siswa sudah termotivasi untuk belajar.

(b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti siswa melakukan percobaan dengan baik, karena alat peraga sudah memadai. Siswa sudah tidak takut bertanya. Guru sudah menggunakan pendekatan Explicit Instruction.

(c) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, waktu sudah ditentukan dalam mengerjakan evaluasi. Sebagian siswa sudah mampu mengerjakan soal yang membutuhkan pemikiran.

12) Media, Model dan Sumber Bahan 2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA tentang gaya magnet dan pengaruhnya, yang dilaksanakan tanggal 26 Januari 2010, peneliti paparkan sebagai berikut: 1) Pra KBM

(a) guru menyiapkan buku-buku pembelajaran. (b) Guru menyiapkan alat dan media.

2) Kegiatan Awal (10 menit) (a) Memberi salam siswa.

(6)

(b) Mengabsen siswa.

(c) Memberikan motivasi agar siswa memperhatikan pelajaran yang akan disampaikan guru.

(d) Memberikan informasikan tujuan pembelajaran. (e) Memberi apersepsi.

3) Kegiatan Inti (45 menit) (1) Eksplorasi

(a) Guru mengadakan tanya jawab tentang magnet.

(b) Guru menyuruh siswa untuk membaca buku Sains hal 113-116 secara sekilas tentang kekuatan gaya magnet.

(c) Guru mengadakan tanya jawab materi yang dibaca siswa tentang kekuatan gaya magnet.

(2) Elaborasi

(a) Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan percobaan.

(b) Dengan percobaan melalui pendekatan Explicit Instruction, siswa dibimbing untuk melakukan kegiatan mengetahui daya tembus magnet. Kegiatan ini dilakukan secara kelompok.

(c) Siswa melaporkan hasil diskusi. (3) Konfirmasi (15 menit)

(a) Guru memberi penjelasan tentang hasil percobaan.

(b) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisiasi aktif.

4) Kegiatan Akhir (20 menit)

(a) Siswa melaksanakan tes formatif (10 menit). (b) Guru menilai hasil evaluasi.

(c) Guru mengadakan tindak lanjut,

Bagi siswa yang nilainya < 75 diberi perbaikan, dan bagi siswa yang nilainya ≥ 75 diberi pengayaan. Setelah hasil evaluasi dikoreksi dan dianalisa siswa yang tuntas dari 23 siswa hanya 16 siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I ini sudah ada peningkatan tetapi belum sesuai yang diharapkan peneliti. Untuk perbaikan

(7)

pembelajaran ini ada keberhasilan dan juga masih ada kegagalan. Keberhasilan dan kegagalan tersebut antara lain sebagai berikut :

1) Keberhasilan

(a) Sebagian siswa sudah memahami materi pokok IPA tentang gaya magnet dan pengaruhnya.

(b) Sebagian besar siswa sudah aktif di dalam KBM.

(c) Sebagian siswa sudah mampu mengerjakan soal yang tingkat kesukarannya agak tinggi.

(d) Alat peraga yang sudah memadai. 2) Kegagalan

(a) Ada sebagian siswa yang kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran IPA tentang gaya magnet dan pengaruhnya.

(b) Sebagian anak ada yang masih takut bertanya.

(c) Sebagian anak masih ada yang ragu dalam menjawab pertanyaan.

4.1.3. Siklus II 1. Rencana

Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II, peneliti menyusun rencana yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Standar Kompetensi

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya. 2) Kompetensi Dasar

5.1. Mendeskripsikan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

3) Indikator

(a) Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis.

(b) Menunjukkan kekuatan gaya magnetis dalam menembus beberapa benda melalui percobaan.

(c) Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari. (d) Membuat magnet.

(8)

4) Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini diharapkan:

(a) Siswa dapat mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan non magnetis melalui percobaan dengan tepat.

(b) Siswa dapat menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda melalui percobaan dengan tepat.

(c) Siswa dapat menyebutkan 5 macam kegunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.

(d) Siswa dapat membuat 3 contoh magnet buatan melalui percobaan. 5) Tujuan Perbaikan Pembelajaran

Meningkatkan hasil belajar siswa tentang gaya magnet dan pengaruhnya melalui pendekatan Explicit Instruction atau Pengajaran Langsung.

6) Materi; Materi Gaya magnet dan pengaruhnya, yang disampaikan peneliti belum luas dan dalam.

7) Langkah Pembelajaran (a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal guru sudah menginformasikan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa. Siswa sudah termotivasi untuk belajar.

(b) Kegiatan Inti

Guru sudah menerapkan pendekatan Explicit Instruction. Siswa dapat melakukan percobaan dengan baik, karena alat peraga sudah memadai. Semua siswa sudah aktif. Siswa sudah berani bertanya.

(c) Kegiatan Akhir

Siswa sudah dapat mengerjakan evaluasi tepat waktu. Sebagian besar siswa sudah mampu menjawab / mengerjakan soal baik yang tingkat kesukarannya rendah, sedang, maupun tinggi.

8) Media, Model dan Sumber Bahan 2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA tentang gaya magnet dan pengaruhnya, yang dilaksanakan tanggal 26 November 2012, peneliti paparkan sebagai berikut :

(9)

(d) Guru menyiapkan buku – buku pembelajaran. (e) Guru menyiapkan alat dan media.

2) Kegiatan Awal (10 menit) (a) Memberi salam siswa. (b) Mengabsen siswa.

(c) Memberikan motivasi agar siswa memperhatikan pelajaran yang akan disampaikan guru.

(d) Menginformasikan tujuan pembelajaran. (e) Memberi apersepsi.

3) Kegiatan Inti (45 menit) (1) Explorasi

(a) Guru mengadakan tanya jawab tentang magnet.

(b) Guru menyuruh siswa untuk membaca buku Sains hal 113 – 122 tentang kekuatan gaya magnet dan cara membuat magnet.

(c) Guru mengadakan tanya jawab materi yang dibaca siswa, yaitu tentang kekuatan gaya magnet dan cara membuat magnet.

(2) Elaborasi

(a) Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan percobaan.

(b) Guru memberi pengantar materi tentang cara membuat magnet secara induksi, gosokan dan dengan aliran listrik.

(c) Siswa dibimbing untuk melakukan percobaan membuat magnet dengan melalui pendekatan Explicit Instruction secara kelompok.

(d) Siswa bersama kelompoknya melakukan demonstrasi. (e) Siswa melaporkan hasil percobaan.

(3) Konfirmasi

(a) Guru memberi penjelasan / pemantapan dari hasil percobaan.

(b) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang masih kurang aktif. 4) Kegiatan Akhir (20 menit)

(a) Siswa melaksanakan tes formatif (10 menit). (b) Guru menilai hasil evaluasi. (5 menit)

(10)

(c) Guru mengadakan tindak lanjut,

Bagi siswa yang nilainya < 75 diberi perbaikan, dan bagi siswa yang nilainya ≥ 75 diberi pengayaan.

Ternyata setelah hasil evaluasi dikoreksi dan dianalisa siswa yang tuntas dari 23 siswa hanya 20 siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II ini sudah ada peningkatan atau dapat dikatakan berhasil, karena hasilnya sudah mencapai 86,9 % atau melebihi KKM.

Keberhasilan itu adalah sebagai berikut :

1) Hampir semua siswa sudah memahami materi pokok IPA tentang gaya magnet dan pengaruhnya.

2) Sebagian besar siswa sudah aktif di dalam KBM.

3) Sebagian besar siswa sudah mampu mengerjakan soal yang dengan tingkat kesukaran tinggi.

4) Alat peraga yang sudah memadai. Sedangkan kegagalannya diantaranya :

1) Beberapa siswa masih ada kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran IPA tentang gaya magnet dan pengaruhnya.

2) Beberapa siswa masih ada yang kurang aktif dalam pembelajaran. 3) Sebagian siswa ada yang masih takut dalam mengemukakan pendapat.

4.2 Analisis Dan Pembahasan Hasil Penelitian 4.2.1. Pra Siklus

Setelah pelaksanaan pembelajaran berlangsung, teman sejawat berhasil mengumpulkan data melalui lembar observasi. Pengamatan terhadap aktifitas siswa dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Temuan-temuan tingkah laku yang diamati merupakan bahan yang akan diteliti sebagai pendukung keberhasilan penelitian.

Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati aktifitas guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat (observer) dengan menggunakan lembar pengamatan. Temuan-temuan ketrampilan dasar guru yang diamati mencerminkan tingkah laku dalam pembelajaran yang mendukung keberhasilan penelitian.

(11)

Pengamatan terhadap ketersediaan sarana dan prasarana serta strategi pembelajaran selama proses pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar pengamatan. Temuan-temuan ketersediaan sarana dan prasarana serta strategi pembelajaran yang diamati merupakan bahan yang akan diteliti sebagai pendukung keberhasilan penelitian.

Hasil pengamatan oleh guru sebagai peneliti terhadap perilaku selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Pengamatan Perilaku Siswa pada Pra Siklus

No Aspek yang dinilai Skor

1 2 3 4 5 1. Ketekunan dalam memperhatikan penjelasan guru. √ 2. Keaktifan dan kreativitas dalam KBM √

3. Keberanian dalam bertanya √

4. Rasa percaya diri dalam menjawab pertanyaan √ 5. Sikap kerja sama dalam kelompok √ 6. Rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas √ 7. Keantusiasan dalam setiap kegiatan √ 8. Berani dalam mengemukakan pendapat √

Pada tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa prilaku siswa pada saat proses pembelajaran dilihat dari aspek ketekunan dalam memperhatikan penjelasan, siswa tekun mendengarkan penjelasan guru masuk kategori cukup, dilihat dari aspek keaktifan dan kreativitas dalam KBM, ada beberapa anak yang tidak aktif dalam KBM masuk kategori cukup, dilihat dari aspek keberanian dalam bertanya sebagian anak ada yang takut bertanya masuk kategori kurang, dilihat dari aspek rasa percaya diri dalam menjawab pertanyaan, masih ada anak yang ragu menjawab pertanyaan masuk kategori kurang, dilihat dari aspek sikap kerjasama dalam kelompok masuk kategori cukup, dilihat dari aspek rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, anak menyelesaikan lembar kerja dengan kategori kurang, dilihat dari aspek keantusiasan dalam setiap kegiatan kategori kurang, sedangkan dilihat dari aspek berani dalam mengemukakan pendapat, sebaiknya lebih didorong agar lebih berani masuk dalam kategori kurang.

(12)

Sedangkan dari hasil analisis nilai tes formatif siswa yang mencapai ketuntasan baru 10 siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran pra siklus ini terdapat keberhasilan dan kegagalan. Keberhasilan tersebut adalah siswa sudah mampu mengerjakan soal-soal yang tingkat kesukarannya rendah. Sedang kegagalan tersebut siswa belum mampu mengerjakan soal yang tingkat kesukarannya tinggi.

Hasil temuan dengan teman sejawat dan mempertimbangkan saran dari obsever, peneliti perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet dan pengaruhnya. Pada pelaksanaan pembelajaran pra siklus guru belum menggunakan pendekatan yang sesuai dengan proses pembalajar, sedangkan ketuntasan hasil belajar IPA dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus

SDN Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012/2013

No. Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase (%) Jumlah

1. ≥ 75 Tuntas 10 43,5

2. < 75 Belum Tuntas 13 56,5

Jumlah 23 100

Rata-rata Pada tabel 4.2 dapat dijelaskan bawa sebelum penelitian tindakan kelas (PTK) siswa yang mencapai ketuntasan ada 10 siswa atau 43,5% sedangkan yang belum tuntas 56.5%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram 4.1 berikut;

43% 57%

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus

Tuntas Belum Tuntas 

Diagram 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar IPA

SDN Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012/2013

(13)

3. Refleksi

Berdasarkan temuan-temuan dari teman sejawat dalam pembelajaran pra siklus, sebagian siswa sudah mampu menyerap materi tentang gaya magnet dan pengaruhnya dan sudah dapat mengerjakan evaluasi yang tingkat kesukarannya rendah. Namun di dalam pembelajaran pra siklus masih banyak kekurangan dan kelemahan.

Selama proses pembelajaran, peneliti dan teman sejawat menemukan beberapa hal yang perlu diperbaiki antara lain:

1) Guru belum menggunakan model dan pendekatan yang sesuai. 2) Dalam penyampaian materi guru terlalu cepat dan kurang jelas. 3) Alat peraga yang digunakan kurang memadai.

4) Guru kurang memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.

Temuan-temuan ini akan digunakan peneliti sebagai acuan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 1.

4.2.2. Siklus 1

Setelah pelaksanaan pembelajaran berlangsung, teman sejawat berhasil mengumpulkan data melalui lembar observasi. Pengamatan terhadap aktifitas siswa dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Temuan-temuan tingkah laku yang diamati merupakan bahan yang akan diteliti sebagai pendukung keberhasilan penelitian.

Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati aktifitas guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat (observer) dengan menggunakan lembar pengamatan. Temuan-temuan ketrampilan dasar guru yang diamati mencerminkan tingkah laku dalam pembelajaran yang mendukung keberhasilan penelitian.

Pengamatan terhadap ketersediaan sarana dan prasarana serta strategi pembelajaran selama proses pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar pengamatan. Temuan-temuan ketersediaan sarana dan prasarana serta strategi pembelajaran yang diamati merupakan bahan yang akan diteliti sebagai pendukung keberhasilan penelitian.

(14)

Hasil pengamatan oleh guru sebagai peneliti terhadap perilaku selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Hasil Pengamatan Perilaku Siswa pada Siklus 1

No Aspek yang dinilai Skor

1 2 3 4 5 1. Ketekunan dalam memperhatikan penjelasan guru. √ 2. Keaktifan dan kreatifitas dalam KBM √

3. Keberanian dalam bertanya √

4. Rasa percaya diri dalam menjawab pertanyaan √ 5. Sikap kerja sama dalam kelompok √ 6. Rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas √ 7. Keantusiasan dalam setiap kegiatan √ 8. Berani dalam mengemukakan pendapat √

Pada tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa prilaku siswa pada saat proses pembelajaran dilihat dari aspek ketekunan dalam memperhatikan penjelasan, siswa tekun mendengarkan penjelasan guru masuk kategori cukup, dilihat dari aspek keaktifan dan kreativitas dalam KBM, sudah cukup aktif termasuk kategori cukup, dilihat dari aspek keberanian dalam bertanya sebagian anak ada yang takut bertanya masuk kategori kurang, dilihat dari aspek rasa percaya diri dalam menjawab pertanyaan, masih ada anak yang ragu menjawab pertanyaan masuk kategori kurang, dilihat dari aspek sikap kerjasama dalam kelompok masuk kategori baik, dilihat dari aspek rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, anak menyelesaikan lembar kerja dengan kategori cukup, dilihat dari aspek keantusiasan dalam setiap kegiatan kategori cukup, serta dilihat dari aspek berani dalam mengemukakan pendapat, sebaiknya lebih didorong agar lebih berani masuk dalam kategori cukup.

Data hasil analisis nilai tes formatif pada siklus 1 siswa yang mencapai ketuntasan ada 16 siswa. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 ini terdapat keberhasilan dan kegagalan. Keberhasilannya adalah sebagian besar siswa sudah mampu mengerjakan soal-soal yang tingkat kesukarannya rendah dan sedang. Sedangkan kegagalannya sebagian siswa masih ada yang belum mampu mengerjakan soal yang tingkat kesukarannya tinggi.

(15)

Hasil temuan dengan teman sejawat dan mempertimbangkan saran dari supervisor, peneliti masih perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet dan pengaruhnya.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I sudah menggunakan pendekatan Explicit Instruction, namun keberhasilannya belum sesuai dengan harapan peneliti. Setelah diadakan penilaian tindakan kelas (PTK) siklus I, siswa yang mencapai ketuntasan ada 16 siswa atau 69,6% dan yang belum tuntas sebanyak 7 siswa atau 30,4%. Sedangkan ketuntasan hasil belajar IPA dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut;

Tabel 4.4

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1

SDN Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012/2013

No. Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase (%) Jumlah

1. ≥ 75 Tuntas 16 69,6

2. < 75 Belum Tuntas 7 30,4

Jumlah 23 100

Pada tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa siklus 1 siswa yang mencapai ketuntasan ada 16 siswa tuntas atau 69,6% sedangkan yang belum tuntas 7 siswa atau 30,4%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut;

70%

30%

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1

Tuntas Belum Tuntas 

Diagram 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1 SDN Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati

(16)

3. Refleksi

Berdasarkan temuan-temuan dari teman sejawat dalam perbaikan pembelajaran siklus I, sebagian besar siswa sudah mampu menyerap materi tentang gaya magnet dan pengaruhnya dan sudah dapat mengerjakan soal yang tingkat kesukarannya agak tinggi. Namun dalam pembelajaran siklus I masih banyak kekurangan dan kelemahan.

Selama proses pembelajaran, peneliti dan teman sejawat menemukan beberapa hal yang perlu diperbaiki antara lain:

1) Guru kurang memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.

2) Ada beberapa anak yang masih kurang aktif dalam proses pembelajaran.

Temuan-temuan ini akan digunakan peneliti sebagai acuan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

4.2.2. Siklus II

Setelah pelaksanaan pembelajaran berlangsung, teman sejawat berhasil mengumpulkan data melalui lembar observasi.

Pengamatan terhadap aktifitas siswa dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Temuan-temuan tingkah laku yang diamati merupakan bahan yang akan diteliti sebagai pendukung keberhasilan penelitian.

Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati aktifitas guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat (observer) dengan menggunakan lembar pengamatan. Temuan-temuan ketrampilan dasar guru yang diamati mencerminkan tingkah laku dalam pembelajaran yang mendukung keberhasilan penelitian.

Pengamatan terhadap ketersediaan sarana dan prasarana serta strategi pembelajaran selama proses pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar pengamatan. Temuan-temuan ketersediaan sarana dan prasarana serta strategi pembelajaran yang diamati merupakan bahan yang akan diteliti sebagai pendukung keberhasilan penelitian.

Hasil pengamatan oleh guru sebagai peneliti terhadap perilaku selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

(17)

Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Siswa

No Aspek yang dinilai Skor

1 2 3 4 5 1. Ketekunan dalam memperhatikan penjelasan

guru.

√ 2. Keaktifan dan kreatifitas dalam KBM √

3. Keberanian dalam bertanya √

4. Rasa percaya diri dalam menjawab pertanyaan

5. Sikap kerja sama dalam kelompok √

6. Rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas

√ 7. Keantusiasan dalam setiap kegiatan √ 8. Berani dalam mengemukakan pendapat √

Pada tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa prilaku siswa pada saat proses pembelajaran dilihat dari aspek ketekunan dalam memperhatikan penjelasan, siswa tekun mendengarkan penjelasan guru masuk kategori baik, dilihat dari aspek keaktifan dan kreativitas dalam KBM, sudah cukup aktif termasuk kategori cukup, dilihat dari aspek keberanian dalam bertanya sudah terjadi peningkatan masuk dalam kategori baik, dilihat dari aspek rasa percaya diri dalam menjawab pertanyaan, sudah tidak ada anak yang ragu menjawab pertanyaan masuk kategori baik, dilihat dari aspek sikap kerjasama dalam kelompok masuk kategori baik, dilihat dari aspek rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, anak menyelesaikan lembar kerja dengan kategori baik, dilihat dari aspek keantusiasan dalam setiap kegiatan kategori baik, serta dilihat dari aspek berani dalam mengemukakan pendapat, sebaiknya lebih didorong agar lebih berani masuk dalam kategori cukup.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II pembelajaran IPA pada materi gaya magnet dan pengaruhnya sudah meningkat atau dapat dikatakan berhasil, sebab siswa yang mencapai tingkat ketuntasan ada 20 siswa atau 87,0% sedangkan 3 siswa atau 13,0% perlu adanya bimbingan lebih lanjut dan khusus. Sedangkan ketuntasan hasil belajar IPA dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut;

(18)

Tabel 4.6

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2

SDN Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012/2013

No. Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase (%) Jumlah

1. ≥ 75 Tuntas 20 87,0

2. < 75 Belum Tuntas 3 13,0

Jumlah 23 100

Pada tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa siklus 2 siswa yang mencapai ketuntasan ada 20 siswa tuntas atau 87,0% sedangkan yang belum tuntas 7 siswa atau 13,0%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut;

87% 13%

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2

Tuntas Belum Tuntas 

Diagram 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 SDN Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati

Tahun Pelajaran 2012/2013

3. Refleksi

Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, sebagian besar siswa sudah mampu menyerap materi tentang gaya magnet dan pengaruhnya dan sudah dapat mengerjakan soal yang tingkat kesukarannya tinggi. Dari 23 siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan ada 20 siswa. Hal ini oleh peneliti dan teman sejawat sudah menganggap berhasil di dalam pelaksanaan pembelajaran karena nilai ketuntasan sudah melebihi indicator kinerja yang telah ditetapkan hasil belajar meningkat dengan kriteria ketuntasan belajar

(19)

individual sebesar ≥ 75 sekurang-kurangnya 85% dari siswa kelas 5 SD Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati mengalami ketuntasan belajar IPA dengan pokok bahasan gaya magnet dan pengaruhnya. Hal ini sudah dapat dikatakan berhasil, sehingga pelaksanaan PTK peneliti dapat diakhiri.

Dari penjelasan yang sudah dijelaskan pada refleksi ini, maka dapat disimpulkan bahwa guru akan mampu melakukan analisis terhadap kinerjanya sendiri di dalam kelas sehingga dapat menemukan kelebihan dan kelemahan yang kemudian mengembangkan alternatif untuk mengatasi kelemahannya.

PTK secara terus menerus bertujuan untuk mendapatkan penjelasan dan justifikasi tentang kemajuan, peningkatan, dan kemunduran. Kekurang efektifan dan sebaliknya dari pelaksanaan sebuah tindakan untuk dapat dimanfaatkan guna memperbaiki proses tindakan pada siklus kegiatan berikutnya (Suharsimi Arikunto, 2006: 111).

Meskipun di dalam penelitian ini peneliti merasa kesulitan di dalam mengumpulkan contoh dan alternatif untuk mengembangkan pembelajaran yang menarik bagi siswa, peneliti merasa puas karena dapat memperbaiki kinerjanya sebagai guru.

4.3. Pembahasan

Hasil pengamatan Pra Siklus oleh teman sejawat pada waktu proses kegiatan pembelajaran yang peneliti laksanakan pada tanggal 17 Januari 2012, peneliti melaksanakan perbaikan melalui PTK. Usaha peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa antara lain : (a) Menjelaskan materi pembelajaran dengan jelas dan tidak terlalu cepat. (b) Memberi kesempatan siswa untuk berdemonstrasi di depan kelas. (c) Memberi kesempatan siswa untuk bertanya. (d) Menggunakan media yang sesuai untuk mendukung proses pembelajaran seperti LKS, alat peraga konkrit, buku panduan, sarana penunjang lain yang relevan dengan materi pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran Pra Siklus yang dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2012 belum mencapai hasil yang memuaskan. Tingkat ketuntasan 10 siswa atau baru 43,5%, dan yang belum tuntas 13 siswa atau 56,5%. Sedangkan KKM yang telah ditentukan yaitu >75.

(20)

Pada Siklus 1 berdasarkan pengamatan teman sejawat terhadap perilaku siswa, pada siklus 1 ini telah terjadi perubahan, namun belum sesuai dengan harapan peneliti. Ketika guru melakukan demonstrasi dengan pendekatan Explicit Instruction, mereka tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran, serta memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep dalam pembelajaran IPA.

Pembahasan ketrampilan dasar guru dan ketersediaan sarana dan prasarana serta strategi pembelajaran dari hasil pengamatan telah menunjukkan perubahan-perubahan meskipun belum mencapai hasil yang maksimal. Hal ini tidak terlepas dari usaha guru dalam memperbaiki tingkah laku untuk menunjang proses pembelajaran antara lain melalui pemakaian alat peraga, gaya mengajar guru, maupun langkah-langkah dalam menerapkan model Explicit Instruction dengan benar.

Pada siklus 1, siswa yang telah mencapai ketuntasan ada 16 siswa atau 69,6%, sedang yang belum tuntas ada 7 siswa atau 30,4% dan peneliti sudah menggunakan pendekatan pembelajaran model Explicit Instruction namun belum dilaksanakan secara sempurna.

Sedangkan pada Siklus 2 dari hasil pengamatan teman sejawat pada waktu pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus 2 yang peneliti laksanakan pada tanggal 26 November 2012, menunjukkan adanya peningkatan atau dapat dikatakan berhasil. Karena pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini sudah mencapai KKM. Untuk KKM IPA di SDN Gadu 02 ini adalah >75. Adapun tingkat ketuntasan pada siklus II ini sudah mencapai ketuntasan 20 siswa atau 87,0%, sedang yang belum tuntas ada 3 siswa 13,0%.

Pada siklus 2 ini peneliti sudah menggunakan pendekatan yang mendekati sempurna, hasil belajar yang dilaksanakan saat pra siklus, siklus 1 dan siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2

SDN Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati

No. Skor Ketuntasan Frekuensi (%) Pra Siklus Frekuensi (%) Siklus 1 Frekuensi Siklus 2 (%)

1. ≥ 75 Tuntas 10 43,5 16 69,6 20 87,0

2. < 75 Belum Tuntas 13 56,5 7 30,4 3 13,0

(21)

Dari tabel 4.7 Tentang hasil belajar IPA materi Gaya Magnet dan Pengaruhnya, terlihat siswa yang belum tuntas maupun siswa yang sudah tuntas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.4 dibawah ini:

Diagram 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 SDN Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati

Tahun Pelajaran 2012/2013

Hasil analisis dari tabel 4.7 dan diagram 4.4, maka dapat dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Hasil nilai ketuntasan yang makin besar pada siklus 1, dan siklus 2 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa semakin meningkat. Ini berarti perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru telah mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Pada beberapa siswa kemajuan belajar yang dicapai menunjukkan perkembangan yang memuaskan terbukti dengan perubahan peningkatan nilai yang signifikan, ini membutktikan bahwa latihan-latihan yang diberikan guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Sedangkan ada sebagian siswa kemajuan belajar yang dicapai tidak menunjukkan perkembangan yang memuaskan, terbukti dengan rendahnya pencapaian nilai pada setiap siklus pembelajaran, bahkan ada sebagian siswa yang nilainya tetap sama dari siklus ke siklus. Menurut peneliti, hal ini disebabkan oleh faktor lain di luar pembelajaran, antara lain para siswa tersebut mempunyai kemampuan akademis di bawah normal yang dapat dibuktikan dengan buku laporan pendidikan (rapor).

Gambar

Tabel 4.1  Distribusi Hasil Pengamatan Perilaku Siswa pada Pra Siklus
Tabel 4.3 Distribusi Hasil Pengamatan Perilaku Siswa pada Siklus 1
Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Siswa
Diagram 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2  SDN Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel siklus I dapat dilihat hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaraan kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas

Pada kegiatan inti setelah peserta didik mengetahui metari yang dipelajari hari ini, peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru mengenai Sumber Daya Alam, seperti pengertian

Hasil deskripsi perolehan data responden mengenai motivasi memasuki dunia kerja pada siswa kelas XII SMK PGRI Batang dapat dilihat pada tabel 4.3 yang

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebelum kelompok eksperimen diberi perencanaan karir melalui layanan bimbingan kelompok terdapat 7 (87.5%) siswa pada kategori sangat

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat hasil dari pertemuan kedua siklus II mengalami peningkatan yang sangat baik karena hampir keseluruhan aspek

partisipasi dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.. Penggunaan Metode Demonstrasi pada materi fikih tetang tatacara berwudu pada siswa kelas 1 MI. akan tetapi

Pada tabel 4 halaman 10 tentang perbandingan keaktifan siswa kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat bahwa hasil rata-rata keaktifan siswa kelas kontrol

Untuk melihat ketuntasan belajar matematika siswa setelah diterapkan model Berbasis budaya Bugis-Makassar dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.7 Deskripsi Ketuntasan Hasil