• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN MODEL TIME DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN UNIT COST TARIF KAMAR INSTALASI MERPATI RSUD dr. SOEDONO MADIUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESAIN MODEL TIME DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN UNIT COST TARIF KAMAR INSTALASI MERPATI RSUD dr. SOEDONO MADIUN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN MODEL TIME DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING

DALAM MENENTUKAN UNIT COST TARIF KAMAR INSTALASI MERPATI

RSUD dr. SOEDONO MADIUN

Titi Utami Dewi RSUD Dr. Soedono Madiun

Dian Agustia

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memahami proses untuk memperoleh informasi untuk membangun Waktu Driven Activity Based Costing (TDABC) Model di Instalasi Merpati RSUD dr. Soedono Madiun. Model ini akan digunakan untuk menentukan biaya unit dari tarif kamar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan desain penelitian adalah studi kasus eksplorasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan rata-rata unit cost menggunakan TDABC lebih tinggi dari tarif kamar. Selain itu, hasilnya juga menunjukkan bahwa 83% -84% dari kapasitas yang tidak terpakai. Kapasitas yang tidak terpakai ini bisa dialihkan ke kegiatan lain dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan nilai tambah kepada pelanggan.

Kata kunci: Satuan Biaya, Waktu Aktivitas Driven Based Costing (TDABC) ABSTRACT

This study is aimed at examining and understanding the process for obtaining the information to build Time Driven Activity Based Costing (TDABC) model in Instalasi Merpati RSUD dr. Soedono Madiun. The model will be used to determine unit cost of the room rate. The approach used in this study was qualitative approach, while the research design was exploratory case study. The result of this study showed that the average calculation of unit cost using TDABC was higher than the room rate. Furthermore, the result also showed that 83%-84% of the capacity was unused. This unused capacity could be diverted to other activity in order to improve service quality and add value to customers.

(2)

PENDAHULUAN

Instalasi Merpati merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan di RSUD dr. Soedono Madiun. Jenis pelayanan yang diberikan terdiri dari pelayanan rawat jalan, rawat inap, kamar operasi, high care, gizi, laboratorium, endoscopy, radiologi dan pelayanan lainnya. Dengan banyaknya jenis produk yang dihasil-kan dan status rumah sakit yang sudah berstatus BLU, dan juga karena adanya kebijakan pemerintah yang mengharuskan PT. Askes (persero) untuk bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan mulai Januari 2014, maka untuk mempersiapkan itu Instalasi Merpati RSUD dr. Soedono Madiun harus benar–benar menghitung unit cost sebagai dasar penetapan tarif-nya agar tidak merugi.

Tarif di Instalasi Merpati pada awalnya sudah berdasarkan pada perhitungan unit cost dengan meng -gunakan motode double distribusi. Pada tahun 2007 dilakukan penghitungan ulang dengan menggunakan metode ABC modifikasi yaitu gabungan antara metode double distribusi dengan metode ABC murni. Dasar penghitungan metode ABC modifikasi ini adalah ABC tidak penuh, namun sudah ada pendekatan ke system ideal (ABC murni) yaitu sudah mengidentifikasi biaya kesetiap pelayanan baik yang terjadi di unit produksi (pelayanan) maupun bukan unit produksi (penunjang non medik). Kelemahan dari metode ini adalah tingginya tingkat kerumitan untuk membangun model sehingga perlu investasi

waktu dan biaya yang tinggi, seluruh biaya tidak langsung dialokasikan secara merata kesemua pengguna/unit kerja selain itu juga tidak bisa mendeteksi kapasitas yang digunakan maupun yang tidak digunakan, jika ada penambahan aktivitas atau modifikasi model harus dibuat aktivitas baru secara terpisah sehingga waktu yang diperlukan untuk memperbarui sytem lebih lama, Selain itu untuk informasi unit cost yang dihasilkan oleh metode ini menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan tarif yang berlaku saat itu khususnya pada tarif kamar sehingga penghitungannya tidak dipakai sebagai dasar penetapan tarif.

Atas dasar inilah penulis mencoba menghitung unit cost tarif kamar dengan menggunakan metode TDABC di Instalasi Merpati RSUD dr. Soedono Madiun. TDABC mampu menyederhanakan kerumitan-kerumitan yang dialami system ABC konvensional. Dengan metode TDABC akan membantu pihak manajemen dalam menghitung dan memprediksi penggunaan resources berdasarkan aktivitas-aktivitas yang diukur dalam satuan waktu, sehingga pembebanan biaya menjadi lebih terukur dan terstruktur. Maka perumusan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana desain model Time–Driven Activity Based Costing dalam menentukan unit cost tarif kamar Instalasi Merpati RSUD dr. Soedono Madiun“ ?

KAJIAN TEORI

Activity Based Costing ( ABC )

Activity Based Costing - ABC menurut Blocher, (2011:206) ”merupakan pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke objek biaya seperti produk, jasa,atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya”. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas ini didasarkan pada konsep produk yang mengkonsumsi aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya yang akhirnya menimbulkan biaya. Metode ini diharapkan manajemen dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah. Aktivitas disini dapat berupa kejadian, tugas,atau unit kerja yang memiliki tujuan tertentu. Dengan sistem ABC, biaya akan dihitung pada masing-masing aktivitas dan dibebankan ke obyek biaya berdasarkan konsumsi dari aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau

jasa. Data aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok antara lain:

(1). Unit level activity; (2). Batch-level activities;

(3). Product-sustaining activities; dan (4). Facility-sustaining activities.

Sedangkan kelemahan ABC menurut Kaplan & Anderson (2007:7) adalah:

1). Interview dan proses survey membutuhkan waktu dan mahal,

2). Data untuk model ABC subyektif dan sulit divalidasi,

3). Data membutuhkan penyimpanan,pemrosesan dan pelaporan,

4). Kebanyakan model ABC adalah lokal dan tidak menyediakan suatu pandangan yang integral tentang kesempatan mendapatkan laba rugi perusahaan,

(3)

5). Model ABC tidak mudah di update untuk mengakomodasi perubahan keadaan,

6). Model ini secara teori tidak benar jika mengabai -kan penggunaan kapasitas yang secara potensial tidak digunakan.

Time-Driven Activity Based Costing ( TDABC ) Dalam rangka mengatasi kesulitan ABC, Kaplan & Anderson (2007:6) mengembangkan pendekatan baru yang disebut TDABC. TDABC mampu menye-derhanakan kerumitan-kerumitan yang dialami system ABC konvensional dengan menghilangkan kebutuhan untuk melakukan wawancara dan survey karyawan saat akan membebankan resources costs pada aktivitas. Konsep ini juga menggantikan beragam pemicu biaya dengan waktu sebagai pemicu biaya utama. TDABC memungkinkan manajemen membebankan resources costs langsung pada cost object.

Pada TDABC proses survey tersebut diganti oleh dua macam perkiraan, yang keduanya tidak sulit untuk dilakukan. Pertama TDABC menghitung jumlah biaya biaya yang diperlukan untuk menyediakan kapasitas produksi barang atau jasa. Kedua, TDABC memperkirakan waktu total dimana para pegawai dalam kondisi produktif, dan menggunakan perkiraan ini sebagai pembagi terhadap biaya total untuk menghasilkan tarif. Setelah kedua perkiraan ini dilakukan manajemen dapat langsung mengalokasi-kan biaya pada tiap proses berdasarmengalokasi-kan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut. Dengan demikian biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi tiap produk atau melayani tiap konsumen dapat dihitung berdasarkan jumlah dan jenis proses yang digunakan oleh setiap produk atau jasa. Menurut Max, Mitchell 2007 Keunggulan TDABC dibandingkan dengan ABC adalah:

1. Biaya sangat transparan dan mudah dijelaskan pada manajemen. Metode ini menggunakan pendekatan bottom-up yang bisa menunjukkan jumlah upaya yang diperlukan oleh tiap produk, konsumen, dsb. Manajemen lebih mudah untuk memahami keterkaitan antara biaya, aktivitas, dan output. Ketika biaya digunakan sebagai dasar penentuan harga berdasarkan tingkat pelayanan yang diterima konsumen, maka kemampuan untuk menelusuri dan menjelaskan biaya berdasarkan volume dan biaya pelayanan aktual akan bermanfaat untuk mendukung komunikasi yang efektif. Pendekatan ini bisa membantu perusahaan untuk meningkatkan marjin harga mereka dengan key customers.

2. Biaya (dan profitabilitas) dapat menangkap semua dimensi (produk/pelanggan/dsb) secara akurat pada waktu yg sama, karena biaya dicatat pada level terbawah. Hal ini akan mempermudah analisa perilaku biaya dan dinamika profitabilitas. 3. Pada model tradisional, biaya seluruh kelompok

sumber daya dialokasikan ke semua pengguna dari sumber daya tersebut. Pada TDABC, biaya yang diperhitungkan pada output hanya biaya dari waktu yang dikeluarkan. Biaya kapasitas yang tak terpakai tidak secara diotomatis dimasukkan, tetapi secara eksplisit tetap dilaporkan pada manajemen. Kemampuan mengelola kapasitas yang tersedia merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai profit.

4. TDABC secara eksplisit membedakan antara biaya tetap dengan biaya variabel. Pendekatan ini juga mendukung pemanfaatan informasi biaya untuk tujuan forecasting dan driver based planning, dan memungkinkan adanya simulasi dan analisa what if yang efektif.

5. TDABC dapat menghitung biaya kelebihan kapasitas secara akurat, dan memisahkannya dari ongoing activity dan costs objects. Keuntungan langsung hal ini adalah:

a. Kelebihan kapasitas dapat diukur dan dikelola.

b. Unit cost variance tidak memasukan dampak volume yang bertentangan dengan kapasitas tetap.

6. Pengembangan dan pemeliharaan secara signifi-kan dikurangi di sejumlah area:

a. Penggunaan dokumentasi proses yg ada mengurangi kebutuhan akan wawancara. b. Pembaruan pada effort level tidak perlu

dilakukan secara reguler, karena perubahan tersebut hanya terjadi ketika prosesnya diubah. c. Membutuhkan lebih sedikit time-tracking. d. System extracts lebih sederhana.

Sedangkan perbedaan antara metode ABC dengan TDABC menurut Macurova,2003 dalam jurnal Dejnega,2011 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Metode ABC dan TDABC

Pembeda ABC TDABC

(4)

Jumlah factor

Akurasi metode

Penambahan system

Kurang akurat Lebih akurat

1 2 3

Lebih tinggi

Tidak ada

Relatif lebih rendah

Ada

1 2 3

KERANGKA KONSEPTUAL

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kelemahan dari metode abc modifikasi dalam penghitungan unit cost tarif kamar Instalasi Merpati RSUD dr. Soedono Madiun. Kemudian peneliti mencoba mendesain model TDABC dalam penghitungan unit cost tarif kamar. Berikut ini adalah diagram alur pikir peneliti.

Diagram Alur Pikir Penelitian

RS BLU/ Instalasi Merpati

Efisiensi biaya, kualitas tinggi

UNIT COST

Kelemahan ABC modifikasi dalam penghitungan unit cost tarif kamar TDABC sebagai dasar penetapan tarif

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menelaah proses dan memahami secara rinci untuk memperoleh informasi dalam membangun model TDABC didalam menentukan unit cost tarif kamar Instalasi Merpati RSUD dr. Soedono Madiun. Pende-katan yang digunakan adalah pendePende-katan kualitatif.

Rancangan penelitian ini menggunakan strategi studi kasus eksploratory. Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain data laporan keuangan, data laporan tahunan RS, Data laporan kegiatan, buku tarif, daftar gaji pegawai, data asset, data struktur organisasi dll.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, hanya memfokuskan pengama-tan pada tarif kamar Instalasi Merpati RSUD dr. Soedono Madiun, sehingga informasi yang digunakan hanya informasi yang berkaitan dengan sewa kamar untuk perawatan. Tarif yang berlaku pada awalnya telah berdasar pada penghitungan unit cost dengan menggunakan motode Double Distribution yang termasuk dalam metode tradisional. Kemudian awal tahun 2007 dilakukan penghitungan unit cost dengan model ABC modifikasi yaitu gabungan antara metode sebelumnya dengan metode ABC murni. Penghitungan unit cost dengan metode ABC modifikasi ini menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan tarif yang berlaku saat itu sehingga informasi yang dihasilkan tidak dipakai dalam penetapan tarif. Untuk mengatasi perubahan ekonomi tarif Instalasi Merpati hanya dinaikan berdasarkan persentase tanpa ada dasar yang kuat. Atas dasar inilah maka penulis mencoba menerapkan metode TDABC dalam rangka menentukan unit cost tarif kamar di Instalasi Merpati RSUD dr. Soedono Madiun.

Adapun desain model Time Driven Activity Based Costing dalam menentukan unit cost tarif kamar Instalasi Merpati RSUD dr. Soedono Madiun adalah berdasarkan pada langkah-langkah penerapan TDABC. Adapun langkah-langkah penerapan TDABC adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kelompok sumber daya yang melakukan aktivitas.

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menerapkan model TDABC adalah dengan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang menggu-nakan sumber daya dalam menentukan tarif kamar Instalasi Merpati RSUD dr. Soedono Madiun. Tabel aktivitas terdiri dari (1) aktivitas dalam cost pool,(2) rincian aktivitas dan (3) sumber daya yang digunakan untuk setiap aktivitas.

2. Mengidentifikasi unit time untuk setiap aktivitas. Langkah kedua adalah menentukan unit time atau kapasitas waktu praktis yang digunakan untuk setiap aktivitas. Unit Time diperoleh dari wawancara dan pengamatan langsung untuk setiap aktivitas, kemudian melakukan penghitungan total waktu yang digunakan disetiap aktivitas dengan

(5)

menggunakan persamaan waktu (time equations). Dasar penentuan persamaan waktu juga memper-hitungkan waktu minimum ditambah dengan waktu tambahan yang diperlukan untuk melaku-kan aktivitas.

3. Menentukan practical capacity resource used time equations

Setelah menghitung langkah selanjutnya adalah menghitung practical capacity resource used. Practical capacity resource used adalah total waktu kerja produktif yang digunakan (time available for productive work) dari setiap unit dalam melakukan sebuah aktivitas.

4. Menentukan capacity cost rate untuk masing-masing aktivitas.

Tahap selanjutnya adalah menghitung capacity cost rate setiap aktivitas untuk periode 1 tahun dengan rumus perhitungan sebagai berikut:

Perhitungan cost of capacity supplied untuk setiap aktivitas dapat dilihat pada perhitungan biaya yang diperlukan untuk melakukan sebuah aktivitas. Sedangkan untuk Practical capacity of resources supplied merupakan total waktu kerja produktif yang digunakan (time available for productive work) oleh tiap-tiap aktivitas.

5. Menghitung TDABC cost driver rate melalui unit time (menit) aktivitas

Setelah menghitung capacity cost rate untuk tenaga kerja tidak langsung selanjutnya menghitung TDABC cost driver rate untuk ruang perawatan.

6. Menghitung cost of performing activities berdasarkan TDABC cost driverrate dengan quantities of work untuk tiap-tiap aktivitas

Tahap terakhir adalah menghitung penyerapan resources dari setiap aktivitas dan tingkat efisiensi dari kapasitas yang dimiliki dari masing-masing kamar dengan menghitung cost of performing activities.

Dari desain model TDABC tersebut diatas diperoleh perhitungan unit cost baik dengan subsidi maupun non subsidi dari masing-masing kamar. Kemudian perhitungan tersebut dibandingkan dengan tarif kamar yang berlaku di Rumah Sakit. Perbandingan-nya adalah sebagai berikut:

Perhitungan unit cost dengan subsidi menunjukan nilai yang lebih tinggi dari tarif kamar. Sedangkan perhitungan unit cost tanpa subsidi menunjukan hasil dibawah tarif kamar. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa perhitungan unit cost dengan model TDABC bisa digunakan dalam penentuan tarif. Pendapatan Rumah Sakit masih bisa digunakan untuk membiayai biaya operasionalnya, karena tarif masih berada dibawah biaya rata-rata. cost of capacity supplied

Practical capacity resources supplied Capacity cost rate =

Perbandingan Unit Cost dengan Subsidi Periode tahun 2012 Psn dgn rujukan Psn tanpa rujukan 1 2 3 4 5 6 7 8 D C B A Hc VIP VVIP Kamar Bayi 86,000 91,000 131,000 186,000 171,000 257,000 633,950 50,000 310,710 310,723 331,865 352,762 354,759 383,387 739,507 273,749 311,566 311,732 332,874 353,771 355,768 384,396 740,516 274,758

No Jenis Kamar Tarif

Model TDABC 71,450 71,607 92,811 113,564 115,603 144,195 500,943 34,456 71,450 71,607 92,811 113,564 115,603 144,195 500,943 34,456

Perbandingan Unit Cost tanpa Subsidi Periode tahun 2012 Psn dgn rujukan Psn tanpa rujukan 1 2 3 4 5 6 7 8 D C B A Hc VIP VVIP Kamar Bayi 86,000 91,000 131,000 186,000 171,000 257,000 633,950 50,000

No Jenis Kamar Tarif

Model TDABC

KETERBATASAN PENELITIAN

Adapun batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Perhitungan unit cost hanya diaplikasikan pada tariff kamar Instalasi Merpati RSUD Dr. Soedono Madiun

2. Data yang digunakan adalah data tahun 2012 3. Diasumsikan bahwa selama melakukan penelitian

(6)

KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pembahasan pada penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Proses mendesain model TDABC dalam

menentukan unit cost tarif kamar relative lebih mudah dibandingkan dengan metode ABC modifikasi karena pada metode TDABC hanya mengalokasikan biaya pada tiap proses berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas.

2. Penghitungan biaya dengan TDABC telah menghasilkan tarip per kapasitas per menit yang digunakan sebagai dasar penghitungan biaya untuk setiap proses. Informasi yang dihasilkan melalui perhitungan biaya dari metode TDABC lebih akurat, karena kalkulasi biaya tersebut diukur dalam satuan waktu berdasarkan aktivitas-aktivitas yang terjadi dan resources yang digunakan. Hal ini berbeda dengan metode ABC modifikasi yang diasumsikan resources bekerja pada kondisi full capacity.

3. Berdasarkan perhitungan TDABC cost of performing activity dari penentuan tarif kamar

diketahui bahwa used capacity senilai 16%-17% sedangkan unused capacity sebesar 83%-84% dari total kapasitas biaya tidak langsung.

SARAN

1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedono Madiun diharapkan menerapkan model TDABC sebagai dasar penetapan tarif, karena penghitungan dengan model TDABC tanpa subsidi menunjukan unit cost lebih rendah di banding tarif.

2. Perlu dibuatkan penentuan standart pelayanan dengan membuat respon time untuk setiap aktivitas dan juga dilakukan evaluasi secara berkala terhadap aktivitas-aktivitas rumah sakit sehingga unit time menjadi lebih efisien. Pelatihan dan Diklat merupakan cara untuk meningkatkan kualitas Sumber daya manusia (SDM).

3. Penggunaan unit time yang lebih efisien dapat menyebabkan tingginya unused capacity, sehingga kelebihan kapasitas tersebut dapat dialokasikan untuk kegiatan lain dalam rangka meningkatkan pelayanan.

REFERENSI

Blocher,Edward J,David E.Stout,Gary Cokins.2010. Cost Management a Strategic Emphasis. Fifth Edition. New York : Mc Graw Hill

Blocher,Edward J,David E.Stout,Gary Cokins,2011. Cost Management a Strategic Emphasis (Manajemen Biaya Penekanan Strategis). Edisi 5 (terjemahan) buku 1. Jakarta:Penerbit Salemba Empat

Demeere, Nathalie, Kristof Stouthuysen, dan Filip Roodhooft.2009. Time driven activity-based costing in an autpatient clinic environment: development, relevance and managerial impact. Journal of Elsevier. G Model HEAP-2348.Health Policy. Xxx-xxx

Dejnega,Oleg.2011. Method Driven Activity Based Costing-Literatur Review. Journal of Applied Economic Sciences.vol.Vol VI/Issue 1(15).

Eoh, Tonny Stephanus.2012. Perancangan Model Time-Driven Activity-Based Costing dalam Menentukan Standart Unit Cost Pendidikan untuk Program Studi S1 Ekonomi di Universitas "X".Tesis Program Studi Magister Akuntansi.Surabaya : FEB Unair.

Hajiha, Zohreh., dan Samad Safari Alishah. 2011. Implementation of Time-Driven Activity-Based Costing System and Customer Profitability Analysis in The Hospitality Industry: Evidence From Iran. Economics and Finance Review. ISSN:2047-0401 vol.2(8)pp.57-67.

Kaplan, Robert S., dan Steven R.Anderson.2007. Time-Driven Activity-Based Costing:A Simpler and More Powerful Path to Higher Profits. Massachusetts:Harvard Business Scool Publishing.

Mildawati, Titik ( 2010 ) Jurnal akuntansi Manajemen Bisnis dan Sektor JAMBSP Vol. 6 N0. 3 - Juni 2010 : 314 - 332.

Max,Mitchell,2007. Leveraging Process Documentation for Time-Driven Activity Based Costing. Journal of Performance Management;2007;20,3;ABI/Inform Global,pg.16.

(7)

Permendagri No. 61 tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Peraturan Menteri Keuangan No. 66/PMK/02/2006 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengajuan, Penetapan & Perubahan Rencana Bisnis & Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum. Riediansyaf, Mertzha Dwiputri.2013 Designing Time-Driven Activity-Based Costing ( TDABC ) In Room

Division At Hotel X Malang. Undergraduate Thesis Faculty of Economic and Business Unair Surabaya. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 582/Men.Kes/SK/VI/1997 tentang Pola Perhitungan Tarif Rumah

Sakit Pemerintah

Szychta, Anna. 2010. Time-Driven Activity Based Costing in Service Industries. Journal of Social Sciences/ Socialiniai Mokslai. ISSN 1392-0758.Nr.I (67):49-60

Referensi

Dokumen terkait

Haris, S.H.,M.Hum (Pembantu Dekan II sekaligus Dosen Pembimbing I), Said Noor Prasetyo, S.H.,M.H (Pembantu Dekan III), terimakasih telah menjadi motivator sekaligus inspirasi bagi

EFEKTIVITAS KOORDINASI KEPALA PERPUSTAKAAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN PEMUSTAKA PADA SMA PASUNDAN 3 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Metode eksperimendengan rancangan percobaan berskala laboratorium menggunakan satu set up peralatan double tube heat exchanger merupakan metode yang digunakan dan hasil yang

Sistem yang dibangun secara khusus pada Tugas Akhir ini adalah sebuah software pada masing-masing node pada jaringan komputer yang dapat menangani raw packet data dengan

Dari hasil pengujian statistik di atas, terdapat perbedaan statistik yang signifikan dengan probabilitas lebih kecil dari 0,05 antara nilai rata-rata kadar timbal dari ketiga

Tujuan dari rekayasa perangkat lunak adalah untuk mengembangkan sistem berbasis software yang dapat digunakan pengguna mencapai tujuan bisnis mereka.. Seorang

Kajian daya dukung yang digunakan adalah melalui pendekatan telapak ekologis yang merupakan suatu kajian daya dukung untuk menilai status daya dukung lingkungan

(2) Bagan struktur organisasi sebagaimana tercantum pada lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan