Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Daun Manggis (
Garcinia
mangostana)
terhadap DPPH
(1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil)
Antioxidant Activity of Mangosteen (
Garcinia mangostana
) Leaves Extract
and Fraction toward DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)
Ghani Nurfiana*, Lukito Mindi, Masyitah Novia Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi
Jln. Letjen Sutoyo-Mojosongo Surakarta-57127 Telp. 0271-852518 Email:ghani.nurfiana@rocketmail.com
ABSTRAK
Antioksidan sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh manusia karena mampu menangkal radikal bebas. Daun manggis (Garcinia mangostana )oleh masyarakat digunakan sebagai obat tradisional yang diketahui mengandung flavonoid, tanin, alkaloid dan saponin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi daun manggis terhadap radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dengan parameter IC50 serta untuk mengetahui golongan senyawa yang berperan dalam uji aktivitas antioksidan.
Daun manggis diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak yang diperoleh kemudian disuspensi dengan air selanjutnya difraksinasi dengan n-heksana dan etil asetat. Ekstrak daun manggis dan fraksi yang didapatkan selanjutnya diuji aktivitas antioksidannya terhadap radikal DPPH. Pengujian dilakukan dalam 5 seri konsentrasi dengan cara menambahkan 4,0 ml larutan uji dengan 1,0 ml DPPH 0,45 mM. Aktivitas terhadap radikal bebas diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm dan ditentukan nilai
IC50 dengan menggunakan analisis probit. Kontrol positif yang digunakan yaitu Rutin. Identifikasi golongan senyawa dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang hasilnya bisa diidentifikasi dengan pereaksi semprot atau dibandingkan dengan baku standart.
Hasil menunjukkan bahwa daun manggis memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50
ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, fraksi air berturut turut sebesar 17,64 mg/ml, 45,36 mg/ml, 13,71 mg/ml, 12,10 mg/ml. Fraksi air mempunyai aktivitas yang paling kuat dibandingkan yang lainnya dengan nilai IC50 yang mendekati IC50 Rutin yaitu 15,24 mg/ml sebagai kontrol positif. Identifikasi senyawa dalam ekstrak dan fraksi secara KLT dengan berbagai penampak bercak mengandung golongan senyawa : flavonoid, saponin dan steroid.
Kata Kunci : Antioksidan, Daun Manggis (Garciniamangostana) , DPPH
ABSTRACT
Antioxidant is very important to keep human’s health because it can scavenge free radical. Garcinia mangostanaL. which is used by people as traditional herbal medicine and it has traditional name mangosteen is known contain of flavonoid, tannin and saponin. The aim of the experiment was to find out the antioxidant activity of extracts and fractions of mangosteen folium against the DPPH radicals (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) to determine the IC50 and classes of
compounds that play a role in antioxidant activity assay.
Mangosteen leaves were extracted by maceration method using 96% ethanol. Extract was partitionedwith water and n-hexane, and then with ethyl acetate. The antioxidant activity of fraction was tested against DPPH radicals. The test was conducted in 5 series of concentrations by adding 4.0 ml test solutions with 1.0 mlDPPH 0.45 mM. The radicals scavenging activity was measured with spectrophotometer at 517 nm wavelength anddetermined the IC50 value. The
experiment used Rutin as positive control.The identification of the class of compounds can be carried out using the Thin Layer Chromatography (TLC) method whose results can be identified by spray reagents or compared with the standard standard.
The result of the experiment showed that Mangosteen folium had antioxidant activity with IC50 of ethanol extract, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction and water fraction: 17.64 μg / ml,
45.36 μg / ml, 13.71 μg / ml, 12.10 μg / ml respectively. The water fraction has the strongest activity compare to the other with the IC50 is almost near often Rutin’s IC50 is 15.24 μg as the
positive control. Extracts and fractions of TLC with various spotting agents contain a class of compounds: flavonoids, saponins and steroids
Keywords: Antioxidant, leaves Mangosteen (Garcinia mangostana), DPPH
PENDAHULUAN
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang mampu menghambat oksidasi molekul lain. Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih maka
tubuh membutuhkan antioksi dan
eksogen (Sunarni 2005). Antioksidan
sintetik seperti BHA, (butil
hidroksianisol), BHT (butil hidroksi toluen), PG (propil galat),dan TBHQ
(tert-butil Hidrokuinon) dapat
meningkatkan terjadinya karsinogenesis
sehingga penggunaan antioksidan
alami mengalami peningkatan (Rohman and Riyanto 2005). Senyawa-senyawa polifenol seperti flavonoid dan galat mampu menghambat reaksi oksidasi
melalui mekanisme penangkapan
radikal (radical scavenging) dengan cara menyumbangkan satu elekron pada elektron yang tidak berpasangan
dalam radikal bebas sehingga
banyaknya radikal bebas menjadi
berkurang (Pokorny et al 2001).
Daun manggis dapat digunakan sebagai antioksidan, antiradang dan antikanker, dan baru-baru ini dinyatakan memiliki aktivitas anti HIV (Williams et al
1995). Daun manggis diketahui
mengandung quersetin (Falodun and
Agbakwuru 2004). Quersetin
diindikasikan sebagai flavonoid yang
mempunyai kemampuan antioksidan paling kuat (De Groot 1994).
Salah satu uji untuk menentukan aktivitas antioksidan penangkap radikal adalah metode DPPH
(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). DPPH memberikan
serapan kuat pada panjang gelombang 515 nm yang diikuti reaksi reduksi oleh senyawa antioksidan (Pokorny et al
2001). Penangkap radikal bebas
menyebabkan elektron menjadi
berpasangan yang menyebabkan
penghilangan warna sebanding dengan jumlah elektron yangdiambil (Sunarni 2005).
Pada penelitian ini dilakukan uji
antiradikal bebas DPPH untuk
mengetahui potensi aktivitas
antioksidan ekstrak etanolik, fraksi n-heksane, etil asetat, dan fraksi air daun manggis dalam menghambat radikal bebas DPPH. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui manakah dari seluruh zat uji yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan sebagai bahan yang bersifat antioksidan. Manfaat penelitian ini yaitu untuk memberikan dasar ilmiah
potensi daun manggis sebagai
antioksidan dan memberikan acuan
dalam usaha menemukan serta
menyelidiki senyawa yang berkhasiat sebagai antioksidan dari tanaman yang tumbuh di Indonesia.
METODE PENELITIAN Bahan
Bahan utama yang digunakan adalah daun manggis yang ditanam di daerah Wonogiri, Jawa Tengah.
Bahan kimia yang digunakan meliputi n-heksana, etil asetat, etanol 96 %, metanol p.a. (Merck, Germany), 1,1 difenil-2-pikrilhidrazil, Rutin. Lempeng
KLT GF 254, pereaksi lieberman
bourchardad, sitroborat, anisaldehida, FeCl3
Alat
Alat yang digunakan adalah botol maserasi, vacuum rotaevaporator, dan alat gelas. Alat kromatografi dan
spektrofotometri adalah bejana
kromatografi (chamber), lampu UV, pipa kapiler, oven, spektrofotometer UV-Vis, kondensor, labu destilasi, timbangan analisis, kuvet, labu takar. Alat lain yang
digunakan seperti stopwatch,
timbangan miligram, waterbath,
timbangan analitik, beaker glass, pipet volume, mikropipet, pipet ukur, siring. Persiapan Bahan
Tanaman sebelum digunakan harus dipastikan terlebih dahulu dengan
dilakukan determinasi tanaman
berdasarkan kunci determinasi menurut Backer and Van der Brink (1968). Daun
manggis yang telah ditetapkan
identitasnya, dipilih yang tidak terlalu muda, tidak terlalu tua, masih segar dan dipetik siang hari. Daun selanjutnya dicuci dengan air, dikeringkan dengan
oven pada suhu 50oC. Pembuatan
serbuk menggunakan ayakan ukuran 40 mesh.
Pembuatan Ekstrak Etanolik Daun manggis
Ekstrak etanolik dibuat dengan cara, 1000 g serbuk daun manggis
dimasukkan dalam botol gelap
kemudian ditambah dengan etanol 96% sebanyak 7500 ml. Maserasi dilakukan selama lima hari dengan penggojogan. Setelah itu dipisahkan antara filtrat dengan ampas. Ekstrak yang diperoleh
dipekatkan dengan `vacuum
rotaevaporator suhu 40°C ), selanjutnya disebut ekstrak etanolik daun manggis Pembuatan Fraksi n-Heksana, Fraksi Etil Asetat, dan Fraksi Air
Ekstrak etanolik sebanyak 10 g
kemudian disuspensi dengan air
sebanyak 75 ml lalu dipartisi dengan n-heksana 75 ml dan di replikasi sebanyak tiga kali menggunakan corong pisah.
Lapisan n-heksana selanjutnya
dikumpulkan dan dipekatkan dengan vaccum rotaevaporator, filtrat n-heksana yang kering ini selanjutnya disebut fraksi n-heksana. Lapisan air sisa partisi dengan n-heksan kemudian dipartisi lagi dengan 75 ml etil asetat dan di replikasi sebanyak tiga kali. Lapisan etil asetat dipisahkan dan dipekatkan dengan vaccum rotaevaporator dan diperoleh fraksi etil asetat. Lapisan air diuapkan di atas waterbath sampai kental, yang kemudian disebut fraksi air. Fraksi yang didapat masing-masing ditimbang untuk mendapat persen rendemen terhadap bobot awal.
Identifikasi Kandungan Flavonoid secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Identifikasi golongan senyawa dapat dilakukan dengan menggunakan KLT. Identifikasi golongan senyawa dilakukan terhadap ekstrak dan fraksi yang diperoleh dengan melihat hasil dari
penampak bercak yang bereaksi
dengan reagen di antaranya : flavonoid (uap Ammonia dan pereaksi Sitroborat),
alkaloid (pereaksi Dragendroff), steroid (pereaksi Liberman bourchard), tanin (Pereaksi FeCl3), saponin (Pereaksi
Anisaldehid). Uji kualitatif ini dilakukan
untuk membuktikan kebenaran
bahan/zat aktif yang terkandung pada daun manggis yang berperan dalam aktivitas antioksidan terhadap DPPH.
Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum DPPH
Sebanyak 1,0 ml larutan DPPH 0,45 mM ditambah 4,0ml metanol,
dikocok homogen dan diamati
serapannya pada rentang λ 500-523 nm dengan menggunakan blanko methanol p.a. Sebelum dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum tersebut terlebih dahulu ditetapkan operating time untuk mengetahui kestabilan larutan DPPH.
Penetapan Aktivitas Antioksidan Penetapan aktivitas antioksidan dilakukan terhadap ekstrak etanolik, fraksi n-heksana, etil asetat dan fraksi air daun manggis beserta Rutin sebagai kontrol positif dibuat menjadi 4 seri konsentrasi. Setiap konsentrasi larutan uji dipipet 4,0 ml dimasukkan ke dalam vial, kemudian ditambahkan 1,0ml larutan pereaksi DPPH 0,45 mM,
dikocok homogen dan didiamkan
selama 30 menit kemudian diamati
absorbansinya pada panjang
gelombang maksimum yang telah
ditentukan. Percobaan dilakukan
sebanyak tiga kali pengulangan dengan kontrol negatif larutan DPPH 0,45 mM tanpa zat uji.
Analisis Data
Aktivitas antioksidan penangkap
radikal DPPH dihitung dengan
menggunakan rumus persentase
peredaman sebagai berikut:
Peredaman(%) = 𝐴𝑏𝑠𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝐴𝑏𝑠𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐴𝑏𝑠𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 x 100%
Data selanjutnya dihitung dengan
persamaan regresi linier berdasarkan rumus Y = a + bX dengan metode probit. Persamaan regresi linier digunakan untuk menghitung IC50.
HASIL DAN PEMBAHASAN Determinasi Daun Manggis
Determinasi dilakukan di
laboratorium Biologi Universitas
Sebelas Maret. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan determinasi adalah daun Manggis. Hasil determinasi menunjukkna bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar tanaman manggis (Garcinia mangostana)
Hasil Ekstraksi dan Fraksinasi
Ekstrak kental etanolik yang didapatkan dari 1000 g serbuk adalah 296,43 g sehingga memiliki rendemen sebesar 29,64%. Ekstraksi dilakukan dengan etanol karena etanol merupakan
pelarut universal sehingga dapat
mengekstraksi hampir semua
kandungan kimia dalam simplisia. Ekstrak kental etanolik sebanyak 10 g kemudian dilakukan fraksinasi dengan n-heksana, etil asetat, dan air
dimaksudkan untuk memisahkan
senyawa berdasarkan polaritasnya,
dimana fase n-heksana akan
melarutkan kandungan senyawa
tanaman yang bersifat nonpolar, fase etil asetat melarutkan senyawa yang
bersifat semipolar, dan fase air
melarutkan kandungan senyawa kimia tanaman yang bersifat polar. Hasil partisi dapat dilihat pada Tabel 1 setelah dilakukan 3 kali replikasi.
Tabel 1. Hasil fraksinasi ekstrak etanolik daun manggis
Nama
pelarut Berat (g) Rendemen (%)
n-heksan 8,997 26,67
etil asetat 19,287 32,14
air 23,425 39,04
Hasil identifikasi kandungan
senyawa kimia ekstrak etanol daun manggis menggunakan metode KLT
Ekstrak etanol herba manggis
yang diperoleh melalui metode
maserasi, kemudian dianalisis
kandungan kimianya menggunakan
metode kromatografi lapis tipis (KLT). Senyawa yang akan diidentifikasi yaitu alkaloid, flavonoid, steroid, tannin dan saponin. Fase diam yang digunakan
yaitu Silika Gel GF 254 dan
menggunakan fase gerak yang
berbeda-beda berdasakan polaritas
senyawa, Hasil identifikasi kandungan senyawa tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
Dari hasil identifikasi kandungan senyawa ini dapat disimpulkan bahwa herba manggis mengandung senyawa flavonoid, steroid dan saponin baik pada ekstrak maupun pada masing-masing fraksinya.
Hasil Penentuan Aktivitas
Antioksidan
Panjang gelombang maksimum DPPH dalam metanol yang didapatkan pada penelitian ini adalah 517 nm. Pengukuran aktivitas peredaman radikal DPPH selanjutnya dilakukan pada panjang gelombang 517 nm. Perubahan warna violet larutan DPPH menjadi warna kuning karena bereaksi dengan antioksidan diikuti dengan penurunan serapan pada panjang gelombang 517
nm. Perubahan warna tersebut
menunjukkan adanya aktivitas yang
dapat dilihat dari prosentase
peredamannya. Rutin digunakan
sebagai kontrol positif sebab telah terbukti aktivitas antioksidannya. Nilai IC50 merupakan yakni daya konsentrasi
larutan uji yang mampu menangkal 50% larutan radikal bebas DPPH. Semakin kecil nilai IC50, maka semakin efektif
sebagai antioksidan. Nilai IC50 dapat
dilihat pada Gambar 1.
Tabel 2. Hasil identifikasi senyawa setiap fraksi dari ekstrak daun manggis
Uji Alkaloid Flavonoid Steroid Saponin Tanin
Ekstrak - + + + -
n-heksana - + + + -
Etil asetat - + + + -
Gambar 1. Aktivitas antioksidan
penangkap radikal bebas
berdasarkan nilai IC50.
Fraksi n-heksana memiliki nilai IC50 tertinggi yaitu 45,36 mg/ml yang
menunjukkan bahwa fraksi n-heksana memiliki aktivitas antioksidan paling lemah dibanding fraksi lainnya. Fraksi air memiliki aktivitas antioksidanpaling kuat dengan nilai IC50 terendah yaitu
12,10 mg/ml bahkan lebih rendah daripada ekstrak etanolik yang belum terfraksinasi dengan nilai IC5017,64
mg/ml. Aktivitas fraksi air yang lebih tinggi dari ekstrak etanolik menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dari hasil penelitian ini bukan karena efek sinergis dari campuran senyawa tetapi karena adanya kemungkinan senyawa aktif antioksidan yang terkandung pada fraksi air. Selain itu, berdasarkan identifikasi KLT fraksi air menunjukkan bercak yang mengarah pada senyawa flavonoid dengan salah satu bercak terdeteksi mempunyai karakteristik seperti pada bercak Rutin.
Aktivitas antioksidan pada fraksi etil asetat hanya selisih sedikit dari pada fraksi air dan bahkan juga lebih tinggi dari ekstrak etanolik yaitu dengan nilai IC50 13,71 mg/ml. Hal ini kemungkinan
karena fraksi etil asetat meskipun
mengandung senyawa yang mengarah flavonoid pada identifikasi KLT tetapi senyawa tersebut memiliki aktivitas
antioksidan yang lebih tinggi
dibandingkan fraksi air.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka fraksi air mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan
sebagai bahan yang bersifat
antioksidan.
KESIMPULAN
1. Daun Manggis memiliki aktivitas
antioksidan penangkap radikal
DPPH.
2. Ekstrak etanolik, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air secara berturut-turut memiliki aktivitas
antioksidan dengan nilai IC50
sebesar 17,64 mg/ml, 45,36 mg/ml, 13,71 mg/ml, dan 12,10 mg/ml. 3. Fraksi air memiliki aktivitas paling
kuat dibandingkan lainnya dengan nilai IC50 mendekati IC50 Rutin yaitu
15,24 ppm sebagai kontrol positif. 4. Daun manggis memiliki senyawa
yang berpotensi sebagai antioksidan yaitu golongan senyawa flavonoid, steroid dan saponin.
DAFTAR PUSTAKA Backer CA and Van der Brink RBC.
1968. Flora of Java.N.V.D. Noordhoff. Groningen.De Groot H.
1994. Reactive oxygen species
in tissue injury. J.
Hepatogastroentrology. 41:328-332.
Hernani M. dan Rahardjo, M. 2005.
Tanaman Berkhasiat
Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya. 17.64 45.36 13.71 12.10 15.24 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 N ila i I C 5 0 (µ g/ml )
I S Young, J V Woodside. 2001. Antioxidants in health and disease. J Clin Pathol : 54 : 17 Pokorny J, Yanishlieva N, and Gordon
M. 2001. Antioxidant in Food: Practical Applications. CRC Press. New York.
Rohman A, Riyanto S. 2005. Daya antioksidan ekstraketanol daun kemuning (Murraya paniculata (L)Jack) secara In Vitro. Jurnal Farmasi Indonesia,16(3):136 – 140.
Sunarni T. 2005. Aktivitas antioksidan penangkap radikalbebas dari daun kepel (Stelechocarpus burahol(BI). Hook f. & Th.).
Jurnal Farmasi
Indonesia,2(1):12-15.
Williams CA, Hoult, JRS, Harborne JB,
Greenham J.1995. A
biologically active lipophilic
flavonolfrom Tanacetum
parthenium. Phytochemistry 38 (1): 267-270.
Winarsi W. 2007. Antioksidan Alami
dan Radikal Bebas.
Yogyakarta: Kanisius. Halm : 21, 26-27
Zarena, A. S., dan Sankar, K.U. 2009. Study of Antioxidant Properties from Garcinia mangostana L. Pericarp Extract. Acta Sci. Pol.Technol. Aliment. 8 (1): 23-34