PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON
Oleh Afifah Fauziyah NIM. 409331001
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS KIMIA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Dengan Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon
Afifah Fauziyah (NIM 409331001) Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) menggunakan media peta konsep dan dengan model pembelajaran konvensional menggunakan peta konsep pada materi pokok hidrokarbon di SMA Negeri 4 Tebing Tinggi pada kelas X. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X. Sampel penelitian ini sebanyak 2 kelas yaitu kelas eksperimen I yang diberi pengajaran dengan pembelajaran TPS dengan media peta konsep dan kelas eksperimen II yang diberi pengajaran dengan pembelajaran konvensional menggunakan peta konsep. Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 22 soal yang telah teruji validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soalnya.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, baik itu berupa kesehatan maupun kesempatan sehingga
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang di
rencanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Pair
Share (TPS ) Dengan Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon “ disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Kimia.
2. Ibu Dra. Ani Sutiani ,M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia.
3. Ibu Ir. Nurfajriani, M.Si., selaku Pembimbing Akademik
4. Bapak Drs. Jasmidi, M.Si., selaku Pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si., Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si.,
dan Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd., selaku penguji yang telah
memberikan kritik dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
6. Serta Bapak Gundur Pulungan selaku kepala sekolah SMA Negeri 4
Tebing Tinggi.
7. Teristimewa kepada ayahanda Adlil Fauzi dan Ibunda Nur’Ainun sembah
sujud ananda dan rasa terimakasih yang agung atas curahan keringat dan
air mata, yang telah membesarkan dan mendidik ananda dengan susah
payah sehingga ananda bisa meraih kebahagian ini yang selalu mendoakan
v
(Nurul Khairiyah, Azra Auni, Muhammad Rifqi Fauzan) dan kepada seluruh
kelurga besar yang selalu mendoakan.
Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman teristimewa saya
Hermansyah Sihombing dan rekan-rekan seperjuangan, mahasiswa/i Jurusan
Kimia FMIPA Unimed stambuk 2009/eks khususnya, Esti Setianingsih, Devi
Handayani, Weni Tri Sasmi, Syahwina Mahreni. Tak lupa penulis mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman kos GKJ (Kak Rahmi Wahyuni, Hervina Zuhra,
Aisyah Lubis, Opha, Oceph, Uis, Sika, Kak Wulan dan Arrum) yang telah
memberikan doa dan semangat kepada penulis. Serta semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, terimakasih untuk semuanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena itu untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya
skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat
bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.
Medan, Juli 2013 Penulis,
vi
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Ruang Lingkup 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Kerangka Teoritis 8
2.1.1 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 8
2.1.2 Ciri Belajar Mengajar 9
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif 9
2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif 9
2.2.2 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran
Tradisional 11
vii
2.3.1 Kelebihan Model Pembelajaran Think Pair Share 13
2.3.2 Kelemahan Model Pembelajaran Think Pair Share 14
2.3.3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Think Pair Share 14
3.3 Variabel dan Instrument Penelitian 30
3.3.1 Variabel Penelitian 30
3.3.2 Instrumen Penelitian 31
3.4 Rancangan Penelitian 35
3.4.1 Desain Penelitian 35
3.5 Prosedur Penelitian 36
3.6 Teknik Analisis Data 39
3.6.1 Uji Normalitas 39
viii
3.6.3 Pengujian Hipotesis 39
3.6.4 Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41
4.1. Hasil Penelitian 41
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 41
4.1.2. Analisis Data Hasil Penelitian 42
4.1.3. Uji Persyaratan Analisis data 43
4.1.3.1. Uji Normalitas 43
4.1.3.2. Uji Homogenitas 44
4.1.3.3. Hipotesis 44
4.1.3.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 45
4.2. Pembahasan 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 51
5.1. Kesimpulan 51
5.2. Saran 51
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Perbedaan Antara Kelompok-Kelompok Belajar
Kooperatif dengan Kelompok Belajar Tradisional 12
Tabel 2.2 Langkah-Langkah dalam Membuat Peta Konsep 18
Tabel 2.3 Deret Homolog Alkana 21
Tabel 2.4 Deret Homolog Alkena 24
Tabel 2.5 Deret Homolog Alkuna 27
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Tes 32
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Reliabilitas Tes 35
Tabel 3.3 Rancangan Penelitian 35
Tabel 4.1 Data Ringkas Hasil Pre Test Siswa 42
Tabel 4.2 Data Ringkas Hasil Post Test Siswa 43
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Pre-test dan Post-test 43
Tabel 4.4 Uji Homogenitas Sampel 44
Tabel 4.5 Uji Hipotesis Penelitian 44
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 54
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 57
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Test 78
Lampiran 4 Instrumen Test 79
Lampiran 5 Jawaban Instrumen Test 87
Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Test 97
Lampiran 7 Peta Konsep Atom Karbon 98
Lampiran 8 Peta Konsep Hidrokarbon 99
Lampiran 9 Peta Konsep Isomer 100
Lampiran 10 Soal Instrumen Setelah Validasi 101
Lampiran 11 Kisi-Kisi Soal Setelah Validasi 105
Lampiran 12 Tabel Validasi Instrumen Tes 106
Lampiran 13 Perhitungan Validitas Tes 107
Lampiran 14 Tabel Reabilitas Tes 110
Lampiran 15 Perhitungan Reabilitas Tes 111
Lampiran 16 Tabel Tingkat Kesukaran 112
Lampiran 17 Perhitungan Tingkat Kesukaran 113
Lampiran 18 Tabel Daya Beda Tes 115
Lampiran 19 Perhitungan Daya Beda Tes 116
Lampiran 20 Data Hasil Belajar Siswa 118
Lampiran 21 Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku, Varians 119
Lampiran 22 Uji Normalitas Data 121
Lampiran 23 Perhitungan Uji Homogenitas 125
Lampiran 24 Perhitungan Hipotesis 127
Lampiran 25 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 129
Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian 133
Lampiran 27 Tabel Nilai-Nilai R-Product Moment 139
xii
Lampiran 29 Tabel t 141
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi pada saat ini
menuntut tersedianya sumber daya manusia berkualitas untuk menghadapi
persaingan global. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan masa depan suatu bangsa. Berkat pendidikan dapat dihasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas tinggi. Hal ini sejalan dengan misi pendidikan
nasional yang ditetapkan Depdiknas 2005/2006 yaitu mewujudkan pendidikan
yang mampu membangun insan Indonesia yang cerdas, komprehensif dan
kompetitif. Makna insan cerdas komprehensif meliputi cerdas spiritual, cerdas
emosional dan sosial, cerdas intelektual dan cerdas jasmani (Depdiknas 2006).
Kimia sebagai bagian dari sains diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus
yaitu membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman dan sejumlah
kemampuan yang disyaratkan untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah juga
menjadi salah satu bidang ilmu yang harus dikuasai. Namun pada kenyataannya
pelajaran kimia masih dianggap mata pelajaran yang susah, karena pelajaran
kimia memerlukan pemahaman, penjelasan dan pemaparan yang komperehensif
sehingga tidak menimbulkan miskonsepsi bagi siswa.
Banyak guru kimia yang memandang bahwa pembelajaran adalah transfer
ilmu pengetahuan, sehingga interaksi yang terjalin dalam proses kognitif pada
siswa masih kurang. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kita masih
didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan serangkaian
fakta-fakta yang harus dihafal oleh siswa dan pembelajaran dikelas berpusat pada guru.
Kenyataan tersebut juga tampak berdasarkan hasil observasi awal yang
2
menunjukkan bahwa : aktifitas siswa dalam belajar kimia di dalam kelas masih
rendah, hal demikian disebabkan oleh metode pembelajaran yang ditetapkan guru
belum sesuai untuk membiasakan siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar
dan mengembangkan keterampilan sosialnya. Pembelajaran kimia masih banyak
bertumpu pada guru dimana siswa masih hanya sekedar mengikuti pelajaran di
dalam kelas yaitu dengan mendengarkan ceramah dan mengerjakan soal yang
diberikan guru tanpa disertai adanya keinginan dan minat untuk memahami materi
yang diajarkan guru. Hal demikian berdampak pada rata-rata hasil belajar siswa
yang rendah. Dari hasil ujian fomatif siswa kelas X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi,
rata-rata formatif siswa adalah 57 yang dinilai masih kurang dari standar
ketuntasan yaitu 75. Hal ini menjadikan mata pelajaran kimia menjadi salah satu
mata pelajaran yang sangat penting untuk diperhatikan.
Perihal penyampaian materi, dewasa ini dunia pendidikan telah
diperkenalkan pada model-model pembelajaran yang inovatif. Adanya
pembelajaran yang bervarisi diharapkan dapat membangkitkan semangat dan
aktivitas siswa dalam belajar, supaya kompetensi yang ditetapkan kurikulum
dapat dicapai oleh siswa. Beberapa model pembelajaran tersebut meliputi
pengajaran langsung, pembelajaran kooperatif (cooperative learning), pengajaran
berdasarkan masalah (Problem Base Instruction), quantum teaching, dan
pembelajaran perubahan konseptual (conceptual chage) (Huda, 2011).
Salah satu alternatif penyajian materi kimia adalah dengan menggunakan
model kooperatif. Model pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk lebih
aktif dan mengutamakan kerja sama antarsiswa demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merujuk kepada berbagai macam metode
pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
saling membantu satu sama lainnya dalam memepelajari materi pelajaran. Dalam
kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling
mendiskusikan dan beragumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka
kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing
3
Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan metode pembelajaran
yang dikembangkan oleh Frank Lyman dan Spencer Kagan dari Universitas
Maryland. Metode ini memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta
bekerja sama dengan orang lain. Metode Think-Pair-Share atau
berpikir-berpasangan-berbagi merupakan metode pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Prosedur yang digunakan dalam
metode Think-Pair-Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk
berpikir,untuk merespon, dan saling membantu (Trianto,2007). Struktur
pembelajaran, dimulai ketika guru menyampaiakan permasalahan, siswa diminta
untuk memikirkan (think) permasalahan tersebut secara individu. Kemudian siswa
diminta untuk berpasangan (pair) dan mendiskusikan apa yang telah mereka
pikirkan terhadap permasalan tadi. Setelah itu, secara acak guru memanggil siswa
dan memintanya untuk mempresentasikan (share) di depan kelas.
Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) sudah pernah diteliti
sebelumnya oleh Nababan (2011), dari hasil penelitian yang dilakukan
meningkatkan pemahamahan siswa pada pokok bahasan Termodinamika sebesar
63,70 %. Mardianto (2012) menunjukkan peningkatan hasil belajar dengan model
pembelajaran Think pair Share (TPS) memiliki nilai rata-rata 81,33 sedangkan
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata
70,33 sehingga hasil belajar kimia dengan menggunakan model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) meningkat.
Selain perihal penyampaian materi, media pengajaran juga merupakan hal
yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu model mengajar tentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media (Arsyad, 2007).
Konsep hidrokarbon merupakan salah satu konsep dari ilmu kimia yang
sangat sulit dipahami siswa, karena disamping harus mengingat jenis-jenis
senyawanya juga harus bisa mengenal struktur dasarnya, gugus fungsionalnya dan
bias juga menuliskan ataupun menggambar rumus struktur dari senyawanya.
4
ketidakmampuan dalam menguasai konsep dasar senyawa karbon. Oleh karena
itu, sangat diperlukan suatu media yang dapat membantu siswa dalam memahami
senyawa hidrokarbon. Media peta konsep mudah digunakan untuk siswa karena
media peta konsep berisi konsep-konsep atau pokok-pokok materi sehingga
memudahkan siswa untuk mengingat, menghafal, dan memudahkan membuat
catatan. Sedangkan media peta konsep mudah digunakan untuk guru karena
dengan media peta konsep guru mudah untuk menjelaskan materi kepada siswa
secara jelas dan singkat. Penggunaan media peta konsep dalam model
pembelajaran kooperatif dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran di
kelas sehingga siswa tidak merasa bosan saat proses pembelajaran berlangsung
(http://karya ilmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/19386).
Pembelajaran dengan menggunakan metode peta konsep juga sudah
pernah diteliti sebelumnya oleh Pane (2010) menunjukkan peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan peta konsep sebesar 85% daripada hasil
belajar siswa tanpa media peta konsep sebesar 71%. Hutagalung (2012)
menunjukkan dengan media peta konsep memberikan hasil yang lebih baik
daripada model pembelajaran tanpa menggunakan media peta. Dengan
peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada kelas eksperimen sebesar 56 %
sedangkan kelas kontrol sebesar 46%.
Dari hasil penelitian Simarmata (2012) pada materi pokok hidrokarbon
menggunakan peta konsep yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan
menggunakan peta konsep lebih tinggi daripada dengan metode ceramah.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Dengan
5
1.2 Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka ruang lingkup pada
penelitian sebagai berikut :
1. Aktifitas belajar kimia siswa dalam proses belajar mengajar didalam kelas
masih tergolong rendah.
2. Rendahnya hasil belajar siswa karena kurangnya penggunaan model
pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa
karena guru masih banyak menerapkan pembelajaran yang monoton dengan
metode konvensional.
3. Media pembelajaran yang digunakan selama ini belum sesuai untuk membuat
siswa lebih memahami pelajaran.
1.3 Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi pokok Hidrokarbon yang
dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
menggunaka media peta konsep dikelas X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi T.A.
2013/2014 ?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi pokok Hidrokarbon yang
dilakukan dengan menggunakan media peta konsep dikelas X SMA Negeri 4
Tebing Tinggi T.A. 2013/2014 ?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Think
Pair Share (TPS) menggunakan media peta konsep dan dengan metode
ceramah menggunakan peta konsep di kelas X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi
T.A. 2013/2014?
1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian dibatasi hanya
membahas tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) dan penggunaan media peta konsep pada pokok bahasan hidrokarbon dan
6
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
dilaksanakannya penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok Hidrokarbon
yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair
Share (TPS) menggunakan media peta konsep.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok Hidrokarbon
yang dilakukan dengan pembelajaran konvensional menggunakan media
peta konsep.
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) menggunakan media peta konsep
dan dengan metode ceramah menggunakan peta konsep.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai motivasi guru untuk meningkatkan keterampilan memilih model
pembelajaran yang sesuai dan bervariasi, khususnya guru mata pelajaran
kimia tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan
media peta konsep pada pokok bahasan Hidrokarbon.
2. Menumbuhkan semangat kerjasama dalam pembelajaran kooperatif tipe
TPS, sehingga keberhasilan individu merupakan tanggung jawab
pasangan.
3. Dengan menggunakan media peta konsep siswa lebih menarik untuk
belajar pokok bahasan Hidrokarbon.
1.7Defenisi Operasional
Untuk mengurangi perbedaan atau kekurang jelasan makna, maka defenisi
operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) adalah salah satu model
pembelajaran dengan pendekatan struktural. Model pembelajaran ini memberi
7
lain. Pembelajaran diawali dengan pengajuan pertanyaan oleh guru dan
meminta siswa untuk memikirkan jawabannya secara individu. Kemudian
secara berpasangan siswa mendiskusikan hasil pemikirannya untuk
menemukan jawaban paling benar. Setelah itu beberapa pasangan berbagi
dengan seluruh kelas tentang apa yang mereka diskusikan.
2. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
guna mencapai tujuan pengajaran. Sebagai alat bantu, media mempunyai
fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini
dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan
media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang
cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan
51 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,
peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan
pembelajaran Think Pair Share (TPS) menggunakan media peta konsep
pada pokok Hidrokarbon memberikan hasil yang lebih baik (78,18 ± 7,94).
2. Hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan menerapkan pembelajaran
konvensional menggunakan media peta konsep pada pokok Hidrokarbon
memberikan hasil (68,75 ± 9,35).
3. Peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan model
pembelajaran TPS menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan
hidrokarbon di kelas X SMA N 4 Tebing Tinggi yaitu sebesar 29,3%.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai
beberapa saran :
1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan
model pembelajaran Think Pair Share yang mampu meningkatkan
keaktifan siswa dalam belajar sehingga hasil belajar kimia dapat tercapai
secara optimal khususnya pada pokok bahasan hidrokarbon.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai
pembelajaran TPS ini, agar lebih memperhatikan kelemahan-kelemahan
52
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi
VI, Rineka Cipta, Jakarta.
Arsyad, A., (2007), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Bahri, S dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT.RINEKA CIPTA, Jakarta.
Depdiknas, (2006), Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Pusat pendidikan Dasar dan menengah Direktorat pendidikan Menegah Umum, Jakarta.
Huda, M., (2011), Cooperatif Learning, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Hutagalung, R., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Istarani., (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Lie, A., (2010), Cooperative Learning, Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Mardianto, J., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Kelas X SMA Budi Murni 3 Medan., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Nababan, E., (2011), Pengaruh Model Pembelajara Think Pair Share Pada Pokok Bahasan Termodinamika., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Pane, E., P., (2010), Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menggunakan Peta Konsep Dalam Pengayaan Materi pada Hidrokarbon.,Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Rusman., (2010), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sagala, S., (2009), Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Dan Mengajar, Alfabeta, Bandung.
53
Silitonga, P.,M.,(2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Simarmata, K., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Slameto, (2010) , Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta
Slavin, F., (2005), Cooperative Learning Theory, Research and Practice (Second Edition), Penerbit Nusa Media, Bandung.
Suhendra., (2012), Model Pembelajaran Probing-Prompting Menggunakan Media Peta Konsep, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana, Jakarta.
Trianto., (2007), Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontrutivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.
Yamin, M., (2008), Paradigma Pendidikan Konstruktivisme, Gaung Persada Press, Jakarta.
http://karya ilmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/19386