KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Kemampuan Menulis Kembali Dongeng Dengan Menggunakan Media Film dan Media Gambar Berseri Oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Tebing Tinggi Tahun Pembelajaran 2012/2013” ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Dalam penyelesain skripsi ini tentunya tidak terlepas dari dukungan beberapa pihak. Oleh karena itu dengan ketulusan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
Dr. Rosmawaty, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Drs. Sanggup Barus, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi
Dr. Wisman Hadi, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia,
Muhammad Surip, S.Pd, M.Si., selaku ketua program studi bahasa dan sastra
Indonesia,
Dra. Rosdiana Siregar. M, Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
Seluruh Bapak/Ibu dosen serta staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,
Kepala Sekolah, Pegawai Tata Usaha, dan Guru Bahasa Indonesia kelas VII,
beserta siswa kelas VII SMP Negeri 6 Tebing Tinggi.
Teristimewa buat ayahanda: Ervindra B. Daulay, Ibunda Raimunda
Simanjuntak yang telah berjuang keras mencurahkan segenap perhatian,kasih sayang dan dukungan baik moril maupun materil serta doa.
sahabat-sahabat seperjuanganku di jurusan bahasa dan sastra Indonesia
Penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia.
Medan, Januari 2013
Penulis
Wiranda Magalena Daulay NIM. 208311135
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas Vii Smp Negeri 6 Tebing Tinggi ... 25
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian ... 29
Tabel 3.3 Aspek Aspek Penilaian Dalam Kemampuan Menulis Kembali Dongeng . 30 Tabel 3.4 Rincian Skor ... 31
Tabel 3.5 Rentang Skor Dan Kategori Penilaian Menulis Kembali Dongeng ... 33
Tabel 4.1 Hasil Tes Akhir Menulis Kembali Dongeng Dengan Menggunakan Media Film Di Kelas Eksperimen (X) ... 41
Tabel 4.2 Hasil Tes Akhir Menulis Kembali Dongeng Dengan Media Gambar Berseri Di Kelas Kontrol (Y) ... 43
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Kembali Dongeng Dengan Menggunakan Media Film Di Kelas Eksperimen (X) ... 45
Tabel 4.4 Identifikasi Kecenderungan Kelas Eksperimen ... 48
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Kembali Dongeng Menggunakan Media Gambar Berseri Di Kelas Kontrol (Y) ... 49
Tabel 4.6 Identifikasi Kecenderungan Kelas Kontrol ... 52
Tabel 4.7 Analisis Data Kelas Eksperimen (X) Dan Kelas Kontrol (Y) ... 53
Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen (X) ... 54
Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol (Y) ... 56
Tabel 4.10 Pengujian Normalitas Data Penelitian ... 58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I RPP Kelas Eksperimen... 67
Lampiran II RPP Kelas Kontrol ... 72
Lampiran III Intrumen Penelitian Kelas Eksperimen ... 77
Lampiran IV Intrumen Penelitian Kelas Kontrol ... 78
Lampiran V Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z ... 79
Lampiran VI Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors ... 80
Lampiran VII Daftar Harga X2 (Chi Kuadrat) ... 81
Lampiran VIII Tabel t ... 83
Lampiran IX Dokumentasi Penelitian ... 84
Lampiran X Lembar Postes di Kelas Eksperimen ... 86
Lampiran XI Lembar Postes di Kelas Kontrol ... 88
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen (X)... 47
Gambar 4.2 Identifikasi Kecenderungan Kelas Eksperimen (X) ... 49
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol (Y) ... 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran
Bahasa Indonesia dititikberatkan pada empat aspek keterampilan berbahasa. Salah
satu aspek keterampilan berbahasa tersebut adalah keterampilan menulis.
Menulis menjadi salah satu aspek keterampilan berbahasa yang menjadi
perhatian peneliti karena menulis merupakan salah satu standar kompetensi
bidang studi Bahasa Indonesia yang harus dikuasai siswa dari tingkat dasar hingga
keperguruan tinggi. Oleh karena itu, menurut Yati Mulyadi (1998:144),
seharusnya siswa sudah mampu menulis dengan baik. Namun kenyataannya
berdasarkan pengalaman penulis (masa PPL) menunjukkan bahwa kemampuan
menulis siswa masih rendah diantara beberapa keterampilan berbahasa lainnya,itu
terbukti pada saat siswa disuruh untuk membuat sebuah karangan pribadi, masih
banyak yang enggan menulis, apalagi saat siswa ditugaskan untuk membuat
karangan dengan kurang lebih 500 kata selama 45 menit. Didapatkan hasil yang
sangat minim. Ini berarti kemampuan menulis dongeng juga masih rendah. Hal ini
mungkin disebabkan guru cenderung menggunakan metode pembelajaran yang
membuat siswa kurang aktif dalam belajar, yaitu metode ceramah. Ketika guru
menggunakan metode tersebut dalam menyampaikan materi dalam Kompetensi
Dasar 8.2 Menuliskan kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca
atau didengar, maka siswa akan memperoleh pengertian dan teknik penulisan
tanpa memahami secara mendalam. Namun bila dikaji dari kemampuan siswa
2
dalam menulis kembali dongeng yang telah dibaca ternyata masih jauh dari
harapan. Hal ini terbukti saat siswa ingin menulis dongeng. Siswa kesulitan
menuangkan ide-idenya dengan bahasa sendiri.
Ini terlihat masih rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran
sehingga siswa kurang memahami dan pada akhirnya mempengaruhi hasil
belajarnya yang kurang optimal. Siswa hanya menerima informasi menguasai
materi dari guru dan buku pegangannya. Peningkatan aktivitas siswa masih
terbatas pada pemberian tugas atau latihan yang ada dalam buku pegangan siswa
sehingga siswa merasa bosan untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Mengingat betapa pentingnya arti kemampuan menulis bagi masyarakat
terutama siswa, sudah sewajarnya pengajaran menulis dibina sebaik-baiknya. Hal
tersebut dapat dicapai dengan bimbingan yang sistematis dan latihan yang intensif
sehingga tidak mengherankan bila keterampilan menulis itu tidak dikuasai siswa
hanya melalui teori saja.
Dengan alasan itulah, guru sebagai pengajar di sekolah harus mempunyai
metode, teknik, media/model pembelajaran yang tepat untuk menarik dan
mengarahkan minat dan kemampuan siswa dalam menulis. Salah satu hal yang
menandai profesionalisme guru adalah komitmennya untuk selalu memperbaharui
dan meningkatkan kemampuannya dalam suatu proses bertindak dan berefleksi
Di dalam proses belajar mengajar, keberadaan media akan sangat
membantu khususnya dalam pembelajaran menulis kembali dongeng dengan
bahasa sendiri dengan menggunakan teknik media film dan media gambar.
3
adegan dan kegiatan-kegiatan tersebut yang apabila dirangkaikan akan menjadi suatu cerita. Gambar cerita ini akan lebih menarik lagi jika didasarkan kepada cerita rakyat atau dongeng.
Menurut Heinich (1993:6) media merupakan alat saluran komunikasi
dalam proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, keberadaan
media akan sangat membantu khususnya dalam pembelajaran menulis kembali
dongeng dengan bahasa sendiri.
Menurut Wright (1992) mengatakan bahwa gambar memiliki beberapa peran pentiing di dalam keterampilan seperti dapat memotivasi siswa, berkontribusi terhadap konteks bahasa yang digunakan, dapat digunakan untuk menjelaskan secara objektif atau menginterprettasikan, dan dapat member informasi.
Maka dari itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan
membedakan media film dengan media gambar berseri dalam pembelajaran
menulis kembali dongeng dengan bahasa sendiri pada siswa kelas VII di SMP
Negeri 6 Tebing tinggi.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan siswa dalam menulis cerita masih rendah, termasuk
menuliskan kembali cerita yang pernah dibaca.
2. Siswa kesulitan menuangkan ide-idenya dengan bahasa sendiri.
3. Pemilihan teknik pembelajaran menulis yang diterapkan kurang menarik
minat siswa sehingga siswa malas untuk mengikuti pelajaran.
4
5. Perbedaan pemakaian media film dan media gambar berseri khusunya
dalam pembelajaran menulis kembali dongeng.
C.Batasan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, penulis membatasi permasalahan
penelitian pada identifikasi masalah nomor 1 dengan fokus membedakan media
film dengan media gambar berseri dalam pembelajaran menulis kembali dongeng
dengan bahasa sendiri pada siswa kelas VII di SMP Negeri 6 Tebing tinggi.
Dalam proposal ini menekankan mana media yang paling tepat untuk
mengembangkan minat siswa dalam menulis dongeng,
D.Rumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah
adalah:
1. Berapakah rata-rata kemampuan menulis kembali dongeng dengan bahasa
sendiri siswa yang diajar dengan menggunakan media film?
2. Berapakah rata-rata kemampuan menulis kembali dongeng dengan bahasa
sendiri siswa yang diajar dengan menggunakan gambar berseri?
3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis kembali dongeng dengan
bahasa sendiri antara siswa yang diajar dengan menggunakan media film
dengan siswa yang diajar dengan menggunakan gambar berseri?
E.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu:
5
2. Untuk mendeskripsikan kemampuan menulis kembali dongeng dengan bahasa
sendiri siswa yang diajar dengan menggunakan gambar berseri.
3. Untuk menjelaskan perbedaan kemampuan menulis kembali dongeng dengan
bahasa sendiri antara siswa yang diajar dengan menggunakan media film
dengan siswa yang diajar dengan menggunakan gambar berseri.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis
dan praktis kepada brbagai pihak antara lain:
1. Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi siswa. Sebab
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis kembali dengan
bahasa sendiri cerita yang telah dibaca
b. Meningkatkan kreatifitas menulis bagi siswa;
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan kepada guru bahasa Indonesia untuk mengetahui
perbandingan kemampuan siswa dalam menulis kembali dongeng dengan
menggunkan media film dengan kemampuan siswa menulis kembali dongeng
dengan menggunakan media gambar berseri.
3. Manfaat untuk siswa
Sebagai bahan masukan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan
63
Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis kembali
dongeng dengan media film dan media gambar berseri oleh siswa kelas VII SMP
Negeri 6 Tebing Tinggi tahun pembelajaran 2012/2013
1. Kemampuan menulis menulis kembali dongeng siswa yang diajar
menggunakan media film lebih baik daripada kemampuan menulis kembali
dongeng siswa yang diajar menggunakan media gambar berseri,
2. Media film merupakan media yang tepat untuk digunakan pada pembelajaran
menulis kembali dongeng,
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis kembali
dongeng dengan media film dan media gambar berseri oleh siswa kelas VII
SMP Negeri 6 Tebing Tinggi tahun pembelajaran 2012/2013.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, perlu diuraikan beberapa saran seperti
berikut.
1. Bagi Siswa:
Kemampuan menulis siswa dalam menulis kembali dongeng perlu
ditingkatkan dengan berlatih. Salah satu media pembelajaran menulis kembali
64
2. Bagi Guru:
a. Guru sebaiknya memilih dan menggunakan media yang tepat dalam
pembelajaran menulis kembali dongeng misalnya media film dan media
gambar berseri.
b. Penggunaan media film dan pembelajaran menulis kembali dongeng menuntut guru
bahasa dan sastra Indonesia untuk memiliki pemahaman dan kemampuan dalam
memilih dan menggunakan film yang tepat. Oleh karena itu,guru perlu menyeleksi film
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2000. Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Bandung: Aksara
Badudu, J.s. 1985. Cakrawala Bahasa Indonesia. PT gramedia, Jakarta.
Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Depdiknas. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Ibrahim,Idi subandy. 2007. Kecerdasan komunikasi seni berkomunikasi kepada publik. Simbiosa Rekatama Media, Bandung.
Jack C. Richards dan willy A. Renandya.2002. Methodology in language teaching
Kosasih, Endang. 2003. Ketatabahasaan Dan Kesustraan Bahasa Indonesia. Bandung :Yrama Widia
Kusinawati. 2009. Mengenal Karya Sastra Lama Indonesia. Jakarta: Cv. Pamularsih
Made Pidarta,1997. Landasan kependidikan “stimulus ilmu pendidikan bercorak
Indonesia” PT RINEKA CIPTA: Jakarta
Megantoro, C.a. 2010. Unsur Intrinsik Dalam Dongeng. Semarang: Aneka Ilmu
Nurkuncana.1989. Evaluasi Belajar. Surabaya:Usaha Nasional.
Sabarti dkk. 1989. Kemampuan Menulis. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajan Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistika Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
64
Walpole. 1997. Metode Statistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
http://izaskia.files.wordpress.com/2010/03/pengenalan-media-pembelajaran.pdf.
http://www.sekolahdasar.net/2012/03/media-gambar-pendukung-proses.html#ixzz1zlszbdAR
Pembelajaran