• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SILSILAH KELUARGA MELALUI MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD (PenelitianTindakan Kelas di Kelas II SD Negeri Parakanmuncang Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SILSILAH KELUARGA MELALUI MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD (PenelitianTindakan Kelas di Kelas II SD Negeri Parakanmuncang Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya)."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

NO DAFTAR: 152/S/PGSD/M/23/VI/2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI JARING-JARING BALOK DAN KUBUS

DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri IV Nasol Kecamatan Cikoneng Kabaupaten Ciamis)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

CUNCUN DESILAWATI NIM 1008524

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI JARING-JARING BALOK DAN KUBUS

DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri IV Nasol Kecamatan Cikoneng Kabaupaten Ciamis)

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah pencapaian ketuntasan belajar tentang jaring-jaring balok dan kubus kurang dari kriteria ketuntasan minimum yaitu hanya mencapai 60,71 % dari yang seharusnya 70%. Keadaan seperti ini akibat dari beberapa factor diantaranya adalah siswa kurang aktif dalam pembelajaran, pembelajaran bersifat verbalisme dan proses pembelajaran belum merupakan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Penerapan pendekatan CTL adalah salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut diatas. Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran jarring-jaring balok dan kubus diantaranya dapat meningkatkan minat belajar siswa untuk lebih aktif dan kreatif, konsep bahan ajar lebih mudah dikuasai karena siswa terlibat langsung dalam dunia nyata, dan pengetahuan yang didapat bermakna bagi siswa sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Sejalan dengan pendapat Sanjaya bahwa pendekatan CTL mempunyai karakteristik : Kontruktivisme, inkuiri, bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), penilaian nyata (authentic assessment). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang difokuskan kepada proses belajar mengajar di kelas. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja peneliti di kelas IV Sekolah Dasar sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Observasi RPP, Lembar Observasi pengelolaan pembelajaran, Lembar Observasi Kinerja Siswa, dan Lembar Soal. Fokus Penelitian yang pertama adalah kinerja guru dalam menyusun RPP. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, terlihat ada peningkatan rata-rata kinerja guru dalam menyusun RPP. Pada siklus I nilai rata-rata RPP sebesar 73,43% kemudian meningkat menjadi 90,62% pada siklus II. Fokus penelitian yang kedua adalah kinerja guru mengelola pembelajaran. Hasil analisis data menunjukan adanya peningkatan nilai rata-rata tiap siklusnya. Pada siklus I kinerja guru mengelola pembelajaran mencapai 71,59% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 92,61%. Adanya peningkatan kinerja guru berpengaruh terhadap kinerja siswa dalam belajar. Pada siklus I kinerja siswa dapat dilihat dari keseluruhan aspek mencapai 68,39%. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 84,10%. Berdasarkan uraian diatas penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan pemahaman menentukan jarring-jaring balok dan kubus pada siswa kelas IV SDN 4 Nasol.

(3)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Ucapan Terima Kasih ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... vi

(4)

D. Pemahaman siswa ... Error! Bookmark not defined. F. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... Error! Bookmark not defined. G. Jaring-jaring Balok dan Kubus dalam Pembelajaran Matematika ... Error! Bookmark not defined.

H. Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined. I. Hipotesis Tindakan ... Error! Bookmark not defined. BAB IIIMETODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Setting Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. F. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Orientasi dan Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 2. Perencanaan Tindakan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3. Pelaksanaan Tindakan dan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 1 Teknik Non Tes ... Error! Bookmark not defined. 2. Teknik Tes ... Error! Bookmark not defined. H. Teknik Analis Data ... Error! Bookmark not defined. I. Kriteria Keberhasilan ... Error! Bookmark not defined. BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Perolehan Nilai Pra Siklus Jaring-Jaring Kubus dan Balok

Kelas IV SD Negeri 4 Nasol ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2 Hasil Observasi Kinerja Guru Menyusun RPP Siklus I ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Mengelola Pembelajaran Siklus I Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Hasil Observasi Kinerja Siswa pada Materi Jaring-Jaring Kubus dan Balok Siklus I ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Menyusun RPP Siklus II ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru Mengelola Pembelajaran Siklus II Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Hasil Observasi Kinerja Siswa pada Materi Jaring-Jaring

Kubus dan Balok Siklus II ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Perbandingan Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Error! Bookmark not defined.

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan manusia dalam mendewasakan anak. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, prilaku, nilai-nilai individu, kelompok ataupun masyarakat. Dalam dunia pendidikan permasalahan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peningkatan mutu pendidikan dewasa ini merupakan suatu kebutuhan perlu dilakukan penanganan secara menyeluruh.

Kualitas pendidikan meliputi diberbagai sektor dan jenjang pendidikan, termasuk jenjang pendidikan dasar. Dalam jenjang pendidikan dasar ini salah satunya dipelajari mengenai Ilmu eksak yang secara umum termasuk didalamnya matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, berperanan penting dalam berbagai disiplin ilmu, serta memajukan daya pikir manusia. Oleh karena itu, pembelajaran matematika diberikan kepada siswa peserta didik mulai sekolah dasar agar mereka mampu berpikir logis, analitis, sistimatis, kritis dan kreatif.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengisyaratkan bahwa pelaksanaan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi harus dilaksanakan dengan baik. Kebijakan tersebut berimplikasi terhadap kinerja sekolah sebagai institusi pelaksana KTSP. Sekolah diharapkan mengelola dan mengembangkan tuntutan-tuntutan kurikulum sehingga menghasilkan pelayanan pembelajaran yang diharapkan semua pihak. Guru merupakan bagian tak terpisahkan dari sekolah. Oleh karena itu guru dituntut untuk lebih profesional dalam melaksanakan tugas pembelajaran sesuai dengan kaidah-kaidah pedagogik yang dimilikinya.

Proses pembelajaran melibatkan banyak komponen yang saling terkait antara satu dengan lainnya. Komponen-komponen pembelajaran itu adalah sumber belajar, pendekatan, metode, alat peraga, lingkungan, sarana/prasarana, kesiapan siswa, dan yang lebih penting adalah kemampuan guru itu sendiri dalam mendesain pembelajaran/melaksanakan proses pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses yang sangat penting untuk diperhatikan dalam suatu institusi pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran setiap guru senantiasa mengharapkan agar siswa mencapai hasil belajar yang semaksimal yang sesuai dengan

(7)

standar Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan guru berdasarkan hasil analisa dan hasil belajar siswa sebelumnya diukur dari performance siswa dalam setiap unit.

Pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar Matematika merupakan tahap awal untuk memberikan bekal pemahaman tentang Matematika kepada siswa supaya siswa dapat memahami dirinya sendiri juga dapat menghadapi berbagai masalah dalam masyarakat serta sebagai bekal ke tingkat sekolah yang lebih lanjut. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dalam KBK (2004 , hlm. 19) yang mengemukakan bahwa :

Matematika merupakan mata pelajaran yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, dan grafik.

Dengan demikian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD/MI untuk membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, sikap yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan dan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan disekelilingnya. Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan Matematika sejak dini akan menghasilkan generasi dewasa yang dapat menghadapi tantangan hidup dalam dunia yang semakin kompetitif.

Pembelajaran Matematika akan lebih bermakna jika disajikan dengan menarik dan guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode, alat peraga, media yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik tidaknya suatu pemilihan pendekatan, media, metode, dan alat peraga pembelajaran tergantung kepada tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sunber yang ada. Namun yang lebih penting adalah adanya pemahaman guru terhadap kemampuan siswa, sehingga akan memicu guru untuk merencanakan segala sesuatu yang akan di lakukan dalam proses kegiatan pembelajaran.

(8)

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, guru sedikit banyak akan lebih tahu untuk menentukan pendekatan pembelajaran yang harus digunakan agar siswa berhasil dalam belajarnya. Selama ini proses pembelajaran Matematika yang ditemui, sepertinya masih mengacu pada proses pembelajaran guru dominan siswa mendengarkan dan diberikan latihan langsung seperti contoh yang diberikan guru.

Untuk meningkatkan pembelajaran sehingga siswa berhasil mampu belajar menurut Dinn Wahyudin dalam Dimyati (1999, hlm. 43) adalah sebagai berikut :

(a) menarik perhatian siswa dengan kejadian yang tidak seperti biasanya, pertanyaan atau perubahan stimulasi, (b) memberitahu siswa mengenai tujuan, (c) merangsang siswa agar meningkatkan kembali hasil belajar (apa yang telah dipelajari), (d) menyajikan stimuasi yang jelas sifatnya, (e) memberikan bimbingan belajar, (f) memunculkan perbuatan siswa, (g) memberikan balikan informat, dan (h) meningkatkan retensi dan alih belajar.

Dari uraian tersebut perlu adanya tindakan yang representatife guna mencari alternatif pemecahan masalah, yaitu dengan adanya upaya guru mencoba dengan perubahan pendekatan pembelajaran, diantaranya dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), karena hakikat pembelajaran berbasis CTL adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa menkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Nurhadi dalam Muslich (2009, hlm. 41).

(9)

Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut, penulis mencoba membuat tindakan berupa Penelitian Tindakan Kelas, yang difokuskan dalam sebuah judul “Penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi menentukan jaring-jaring balok dan kubus di kelas IV sekolah dasar”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kajian latar belakang masalah tersebut, dapat di identifikasi adanya masalah yang dialami siswa khususnya permasalahan pembelajaran yang dialami kelas IV tentang Menentukan jaring-jaring kubus dan balok. Hal ini dibuktikan dengan nilai ulangan siswa yang belum mencapai KKM yang sudah ditentukan.

Permasalahan ini dapat disebabkan oleh pemilihan pendekatan pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi ajar, sehingga siswa kurang memahami materi tersebut. Siswa hanya cenderung sebagai objek, bukan sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini guru kurang mengorganisir penyusunan perencanaan pembelajaran yang baik dan benar, guru hanya menggunakan metode konvensional, guru tidak menggunakan alat peraga, guru kurang menguasai materi pelajaran, dan guru kurang mengorganisasikan kelas.

Untuk itu peneliti mempunyai alternatif dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran, yaitu pendekatan kontekstual. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika yang lebih efektif. Serta siswa dapat lebih aktif dalam belajar, sekaligus dapat menghubungkan serta mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari.

Dari hasil identifikasi tersebut peneliti tertarik melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang ditunjang oleh fasilitas pendukung yang dipersiapkan secara matang. Agar pelaksanaan lebih terprogram, terarah dan terkontrol, maka pengkajian masalah tersebut akan dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 2. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian perumusan masalah tersebut penulis jabarkan menjadi batasan masalah yang disampaikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

(10)

B. Bagaimana proses pelaksanaan penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang Menentukan jaring-jaring kubus dan balok pada pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis ? C. Bagaimana pemahaman siswa tentang Menentukan jaring-jaring kubus dan balok setelah

mengikuti pembelajaran yang menggunakan penerapan pendekatan kontekstual dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis ? C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Penelitian

Secara umum penelitian bertujuan untuk memperoleh data secara akurat tentang penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang Menentukan jaring-jaring kubus dan balok pada pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan. Terutama dalam memilih pendekatan pembelajaran yang dapat melatih keterampilan berfikir siswa sehingga tujuan dari pembelajaran matematika di Sekolah Dasar dapat tercapai secara optimal.

2. Tujuan Khusus Penelitian

1) Untuk mengetahui dan meningkatkan kemampuan guru dalam membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang Menentukan jaring-jaring kubus dan balok pada pembelajaran Matematika di SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. 2) Untuk mengetahui dan meningkatkan kemampuan guru dalam proses pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan penerapan kontekstual dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang Menentukan jaring-jaring kubus dan balok pada pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. 3) Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang Menentukan jaring-jaring kubus dan

balok pada pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

(11)

pemahaman siswa tentang Menentukan jaring-jaring kubus dan balok pada pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis.

2. Manfaat Praktis

Memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman kepada guru dan siswa dalam memecahkan permasalahan pembelajaran Matematika khususnya masalah rendahnya pemahaman siswa tentang Menentukan jaring-jaring kubus dan balok di kelas IV SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis.

1) Bagi Siswa

a) Menambah motivasi supaya dapat saling mendukung dan meningkatkan minat belajar sehingga proses pembelajaran menjadi efektif.

b) Meningkatkan aktifitas, kreatifitas siswa dalam belajar sehingga proses pembelajaran lebih bermakna.

c) Membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. d) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang Menentukan jaring-jaring kubus dan

balok. 2) Bagi Guru

a) Meningkatkan kinerja guru menjadi guru yang profesional.

b) Dengan melaksanakan tahapan-tahapan penelitian, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

c) Guru menjadi kreatif karena dituntut untuk melakukan upaya inovasi implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan pembelajaran yang dipakainya.

d) Mewujudkan tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar yaitu melatih cara berpikir secara sistematis, logis, kreatif dan konsisten.

3) Bagi Sekolah

a) Meningkatkan kualitas dan layanan sekolah terhadap siswa.

b) Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah sehingga partisipasi masyarakat semakin dapat diandalkan.

c) Sekolah melaksanakan pembelajaran menuju peningkatan mutu pendidikan. E. Struktur Organisasi Skripsi

(12)

disetujui oleh pembimbing dan ketua program studi S1.Selanjutnya lembar pernyataan, isi dari lembar tersebut adalah pernyataan penulis terhadap keaslian dari skripsi ini yang disusun dengan jerih payah tangan sendiri.Lembar keempat adalah lembar abstrak yang memuat secara garis besar isi dari skripsi ini.Lembar kelima berisi tentang kata pengantar dari penulis terhadap skripsi ini.Selanjutnya lembar ucapan terimakasih, ditujukan pada orang-orang yang telah memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.Lalu ada daftar isi yang memuat halaman dari setiap isi atau lembaran dari skripsi.Kemudian lembar selanjutnya adalah daftar tabel dimana mencantumkan setiap tabel yang ditulis dalam isi dari skripsi ini.Setelah itu lembar daftar lampiran yang memuat tentang semua hal yang diikutsertakan untuk mendukung penelitian. Setelah itu masuk pada bab dari isi skripsi. Skripsi ini terdiri atas lima bab. Setiap bab, berisi tentang pembahasan sesuai dengan fokus dari setiap bab. Berikut isi dari setiap bab.

Bab I merupakan pendahuluan. Pada bab ini dipaparkan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah yang dibagi menjadi dua sub judul yaitu tentang identifikasi masalah; dan rumusan masalah, kemudian dipaparkan tentang tujuan dari penelitian, manfaat dari penelitian yang dilakukan, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II merupakan kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Pada bab ini dipaparkan tentang pembahasan teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Bab ini pun berisi tentang hasil-hasil penelitian yang mempunyai pembahasan hampir sama dengan permasalahan dalam penelitian ini. Pada bab II ini pun dipaparkan tentang kerangka pemikiran dari penulis terhadap permasalahan penelitian yang dianalisis serta hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini.

Bab III merupakan metode penelitian. Pada bab ini dipaparkan tentang metode penelitian yang digunakan penulis, kemudian dipaparkan pula tentang metode penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, teknik dan instrument pengumpulan data, teknik analisis data dan criteria keberhasilan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dan analisis data dipaparkan secara teknis ketika peneliti melakukan penelitian.

(13)

Bab V merupakan penutup. Pada bab ini dipaparkan tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan dirumuskan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta temuan-temuan dari penelitian secara keseluruhan.Dan saran dari penelitian tentang masalah penelitian yang dilakukan.

Daftar pustaka berisi data-data sumber tercetak dan elektronik yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini. Setiap penyusunan sumber data disesuaikan dengan pedoman penulisan daftar pustaka.

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri 4 Nasol, beralamat di Desa Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. Masyarakat di lingkungan sekolah khususnya orang tua murid SD Negeri 4 Nasol masih kurang memperhatikan pendidikan anaknya, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Sehubungan dengan hal tersebut di atas guru juga belum optimal dalam menyampaikan pelajaran terbukti dengan hasil belajar siswa yang kurang memuaskan dengan nilai di bawah KKM pada pembelajaran Matematika tentang Menentukan jaring-jaring kubus dan balok.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV yang berjumlah 28 orang, yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Dalam PTK ini peneliti dibantu dengan satu orang guru sebagai peneliti mitra (observer) yaitu guru kelas IV terutama dalam observasi dan refleksi. Sedangkan materi pokok yang digunakan pada pembelajaran Matematika adalah pendekatan kontekstual ini mengenai Menentukan jaring-jaring kubus dan balok.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). “Penelitian Tindakan kelas (PTK) adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan kearah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran” (Arikunto, 2008, hlm. 105).

Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dengan model yang dipilih adalah Kemmis dan

Mac. Taggart yang terdiri dari empat komponen yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pertimbangan yang mendasari penelitian dengan

(15)

menggunakan metode ini adalah karena langkah-langkah penelitiannya cukup sederhana, sesuai dengan kemampuan peneliti dan alokasi waktu yang tersedia, sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh peneliti.

Pada dasarnya dalam melaksanakan PTK yang dilakukan oleh guru harus diawali terlebih dahulu dengan suatu tahapan pra penelitian tindakan kelas yang meliputi : identifikasi masalah, analisis dan rumusan masalah, serta hipotesis tindakan. Tahapan pra penelitian tindakan kelas ini sangat tepat untuk dilaksanakan sebelum suatu rencana tindakan selesai disusun.

Berikut ini digambarkan ikhtisar dari model Penelitian Tindakan Kelas pada penelitian ini :

D. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Orientasi dan Identifikasi

Rencana Tindakan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan Tindakan 1 Refleksi

Rencana Tindakan

Tindakan dan Observasi Pelaksanaan Tindakan 2

Refleksi

Rencana Tindakan Dilanjutkan dengan siklus

berikutnya

Bagan 3.1 Alur PTK diadaptasi dari Model Kemmis & Mc. Taggart Siklus 1

(16)

E. Variabel Proses

Variabel Proses pada penelitian ini adalah kemampuan guru menerapkan model pembelajaran CTL pada pembelajaran matematika untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan jaring-jaring kubus dan balok. Sub variabel kemampuan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta mengelola pembelajaran. Variabel tersebut diukur dengan instrumen observasi terstruktur.

1. Variabel Hasil

Variabel hasil pada penelitian ini adalah kemampuan siswa mengklasifikasikan jaring-jaring kubus dan balok melalui penerapan model CTL. Sub variabel meliputi (1) Menggambar berbagai jaring-jaring balok dan kubus dan (2) Mengidentifikasi jaring kubus dan balok dari berbagai bentuk jaring-jaring bangun ruang. Variabel tersebut diukur dengan instrumen penilaian hasil karya.

Pengukuran terhadap variabel proses dan variabel hasil dilakukan pada setiap siklus tindakan dan dijadikan sebagai bahan refleksi untuk perbaikan tindakan pada siklus berikutnya.

2. Definisi Konseptual

1) “Pendekatan adalah posisi-posisi dan keyakinan yang secara teoretis menjelaskan tentang hakikat belajar, pembelajaran, dan pengetahuan keduanya pada situasi pedagogis” (Makmun, 2003, hlm. 24). Sehingga pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

(17)

bahwa “pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan”. Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut “Peningkatan pemahaman siswa adalah usaha atau upaya meninggikan penalaran anak didik” (Depdikbud, 2004, hlm. 965).

3) Alwasilah dalam Jhonson (2009, hlm. 35) berpendapat bahwa, “Pembelajaran dan pengajaran kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membatu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi”. Lebih lanjut Sanjaya (2009, hlm. 255) mengemukakan sebagai berikut.

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

4) Mustaqim (2008, hlm. 214) mengemukakan bahwa,

Bangun ruang kubus dan balok terbentuk dari bangun datar persegi dan persegi panjang. Gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus disebut jaring-jaring kubus. Sedangkan jaring-jaring balok adalah gabungan dari beberapa persegipanjang yang membentuk balok.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam bentuk proses berdaur (siklus). Setiap siklus terdiri dari tahapan (fase) : perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).

1. Orientasi dan Identifikasi Masalah

Pada tahap ini guru kelas mencermati, mengidentifikasi dan menemukan masalah yang merupakan tahap awal dalam kegiatan penelitian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut :

(18)

kubus di kelas IV SDN 4 Nasol yang masih belum memahami konsep jaring-jaring balok dan kubus.

b. Melihat hasil belajar (nilai ulangan harian) siswa pada pembelajaran Matematika khususnya tentang materi menentukan jaring-jaring balok dan kubus di kelas IV SDN 4 Nasol.

c. Melakukan kegiatan orientasi dengan penelitian berfokus untuk menganalisis perencanaan pembelajaran Matematika khususnya tentang materi menentukan jaring-jaring balok dan kubus di kelas IV SDN 4 Nasol.

d. Mengidentifikasi pengalaman mengelola proses pelaksanaan pembelajaran Matematika khususnya tentang materi menentukan jaring-jaring balok dan kubus di kelas IV SDN 4 Nasol, terutama berkaitan dengan kelemahan dan hambatan yang dialami guru dalam pembelajaran di kelas.

2. Perencanaan Tindakan Penelitian

a. Bersama peneliti mitra mendiskusikan secara umum PTK sebagai upaya memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa tentang jaring-jaring balok dan kubus.

b. Menetapkan penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran.

c. Bersama peneliti mitra merumuskan upaya penyelesaian atau penanganan terhadap masalah utama yang teridentifikasi. Rumusan lebih terfokus kepada memilih pendekatan kontekstual yang dapat meningkatkan kemampuan siswa, supaya siswa aktif dan dapat berkomunikasi dengan temannya serta termotivasi untuk belajar sehingga diharapkan hasil belajar siswa meningkat pada pembelajaran matematika khususnya tentang jaring-jaring balok dan kubus.

d. Penentuan siklus Tindakan Penelitian

Siklus tindakan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, sebagaimana dijelaskan di atas bahwa jenis PTK yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart.

(19)

Teknik pelaksanaan tindakan penelitian terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Namun, PTK yang digunakan dalam model Kemmis dan Mc. Taggart yaitu kegiatan tindakan dan observasi dilaksanakan secara serempak. Seperti yang diungkapkan Hermawan, dkk (2010, hlm. 142), “Ketika seseorang peneliti melakukan tindakan otomatis ia melakukan pengamatan pula karena kegiatan itu dilakukan dalam satu kesatuan waktu yang bersamaan”.

f. Penetapan Instrumen Tindakan Penelitian dan Observasi Pembelajaran a. Tes

Tes dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran. Tes yang dilakukan pada awal pembelajaran dinamakan pretest, dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap materi pembelajaran sebelum dilakukan tindakan. Sedangkan test yang dilakukan diakhir pembelajaran disebut postest dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran setelah dilakukan tindakan.

b. Observasi

Observasi dalam kegiatan proses pembelajaran dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran baik bersifat umum maupun bersifat khusus yang berkenaan dengan aspek-aspek pendekatan kontekstual yang dikembangkan. Aspek yang diobservasi diantaranya adalah aktivitas siswa dalam belajar dan aktivitas guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Penelitian a. Tindakan Penelitian Siklus I

Pelaksanaan penelitian siklus I dilaksanakan pada Maret 2014, dengan persiapan sebagai berikut :

(20)

2) Melaksanakan proses pembelajaran matematika tentang materi menentukan jaring-jaring balok dan kubus sesuai dengan rencana yang telah dibuat yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran di kelas IV SDN 4 Nasol. Fokus tindakan utama meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran matematika tentang menentukan jaring-jaring balok dan kubus dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, sehingga hasil belajar dan pemahaman siswa dapat meningkat. 3) Merefleksi hasil pembelajaran Matematika khususnya tentang materi

menentukan jaring-jaring balok dan kubus di kelas IV SDN 4 Nasol. Hasil refleksi tindakan pembelajaran siklus I dijadikan bahan bagi tindakan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

b. Tindakan Penelitian Siklus II

Tindakan penelitian siklus II dilaksanakan pada maret 2014, dengan persiapan sebagai berikut :

1) Menyusun perencanaan pembelajaran matematika di kelas IV SDN 4 Nasol tentang materi menentukan jaring-jaring balok dan kubus untuk siklus II, berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran siklus I.

2) Melaksanakan proses pembelajaran matematika sesuai dengan rencana yang telah dibuat pada siklus II di kelas IV SDN 4 Nasol tentang materi menentukan jaring-jaring balok dan kubus siklus II, berdasarkan hasil refleksi dan upaya perbaikan terhadap pembelajaran siklus I. Fokus tindakan utama meningkatkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran Matematika khususnya tentang materi menentukan jaring-jaring balok dan kubus di kelas IV SDN 4 Nasol dengan menggunakan pendekatan kontekstual berdasarkan hasil refleksi siklus I, sehingga hasil belajar siswa meningkat berdasarkan hasil refleksi siklus I.

3) Refleksi hasil pembelajaran matematika tentang materi menentukan jaring-jaring balok dan kubus pada pembelajaran siklus II serta mengevaluasi hasil tindakan keseluruhan.

(21)

G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua teknik, yaitu teknik observasi dan teknik tes.

1. Teknik Non Tes

Teknik non tes, melalui Observasi dilakukan dalam kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai perangkat pengumpul data. Adapun hal-hal yang diobservasi antara lain :

a. Observasi terhadap rencana pembelajaran.

Observasi terhadap rencana pembelajaran maksudnya meneliti dan menilai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan. Apakah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sudah sesuai dengan Kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, serta langkah-langkah pembelajarannya sudah sesuai dengan pendekatan pembelajaran kontekstual, instumen seperti yang terdapat dalam lampiran.

b. Observasi terhadap proses pembelajaran.

Observasi terhadap proses pembelajaran maksudnya meneliti dan menilai guru dalam proses pembelajaran dengan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan. Apakah guru dalam proses pembelajaran sudah melaksanakan tugasnya sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat, instrumen terdapat dalam lampiran.

c. Observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran maksudnya meneliti dan menilai aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan.

2. Teknik Tes

(22)

balok dan kubus. Instrumennya berupa lembar soal yang harus dijawab siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

H. Teknik Analis Data

Analisis data hasil penelitian menggunakan teknik analisis deskriftif kualitatif. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan seluruh rangkaian penelitian mulai dari perencanaan sampai tahap refleksi, juga dengan daur dan hasil penelitian. Analisis dilakukan pada setiap siklus pembelajaran dengan menggunakan tahapan sebagai berikut :

1. Pengumpulan data hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika tentang menentukan jaring-jaring kubus dan balok di Kelas IV SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis, serta kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

2. Pengelompokan data, kinerja siswa, kinerja guru, dan peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika tentang Menentukan jaring-jaring kubus dan balok di Kelas IV SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis.

3. Interpretasi data, berdasarkan tingkatan pencapaian, misalnya : baik, sedang, dan kurang.

4. Rekomendasi dan tindak lanjut ditentukan berdasarkan hasil interpretasi data, apakah perlu atau tidak diadakan siklus pembelajaran siklus berikutnya. I. Kriteria Keberhasilan

Agar tindakan perbaikan dalam PTK ini tepat sasaran, maka peneliti barsama peneliti mitra (observer) dan kepala sekolah menetapkan kriteria keberhasilan sebagai berikut :

(23)

2. Skor kemampuan mengelola pembelajaran dengan mengunakan pendekatan kontekstual maksimal mencapai nilai 4 untuk setiap aspek dari RPP dengan nilai rata-rata tidak kurang dari 3.

(24)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian dalam 2 siklus maka dapat penulis menyimpulkan sebagai berikut :

A. Perencanaan Pembelajaran Matematika yang menerapkan Pendekatan CTL untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi jaring-jaring kubus dan balok siswa kelas IV disusun secara sistematis dan mengacu pada kurikulum 2006. Tiap komponen pada perencanaan pembelajaran merupakan hasil penjabaran dari aspek-aspek kurikulum yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan, materi, metode, langkah-langkah pembelajaran dan evaluasi. Perencanaan pembelajaran yang disusun berorientasi terhadap penggunaan pendekatan CTL. Pendekatan ini dipilih karena memiliki hubungan dengan karakteristik materi pembelajaran sehingga demikian dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Setelah pelaksanaan tindakan, terdapat adanya peningkatan kinerja guru dalam menyusun RPP, yaitu pada siklus I perolehan skor rata-rata menyusun RPP sebesar 2,93 atau 73,40 % kemudian meningkat menjadi 3,62 atau 90,62 % pada siklus II. B. Pengelolaan Pembelajaran yang menerapkan pendekatan CTL tentang materi

(25)

C. Pemahaman siswa sebelum pelaksanaan tindakan memperoleh nilai kurang, hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Namun setelah mengadakan tindakan dalam pembelajaran ada peningkatan nilai rata-rata hasil pembelajaran 53,57 % pada siklus I menjadi 84,10 % pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi karena penerapan pendekatan CTL tentang materi jaring-jaring kubus dan balok dapat dilaksanakan dengan baik.

B. Saran

Beberapa saran dari hasil Penelitian Tindakan Kelas melalui Penerrapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran matematika untuk Meningkatkan pemahaman siswa pada siswa kelas IV, antara lain ditunjukan kepada :

1. Pengawas

Pengawas TK/SD khususnya lebih proaktif dalam menemukan permasalahan pembelajaran di sekolah. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru di lapangan hendaknya disikapi secara lebih arif agar ditemukan solusi pemecahannya. Intensitas supervisi adalah langkah-langkah yang tepat untuk mengetahui kendala yang ditemui guru melaksanakan pembelajaran. 2. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah hendaknya memberi bimbingan terhadap kinerja guru secara berkala dan berkelanjutan. Kepala sekolah dapat memberi supervisi klinis terhadap guru dalam melaksanakan tugasnya, serta memberi tugas terhadap guru yang dianggap senior untuk melakukan bimbingan terhadap guru pemula. Selanjutnya permasalahan dalam pembelajaran ada kalanya muncul karena keterbatasan sarana/pra sarana. Kepala sekolah harus mampu mengelola sumber dana secara efktif dan efisien untuk menyikapi masalah tersebut. 2. Guru

(26)

b. Guru harus selalu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan meninggalkan proses pembelajaran kontekstual dengan melibatkan siswa pada dunia nyata agar tidak terjadi verbalisme.

4. Peneliti Lain

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi. Jakarta : Bina Aksara. ……… . 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara. ……… 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara

BNSP.Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006. Jakarta : Badan Standar Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003) Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran matematika. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdikbud. 2004. Kurikulum Matematika SD/MI. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum.

Depdiknas. (2003). UU Sisdiknas. Bandung : Citra Umbara.

Dimyati & Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Reneka Cipta. Hermawan, dkk. 2010. Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung : UPI Press. Hernawan, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung : UPI Press

Jhonson, Elaine B. 2009. Contextual Teaching and Learning. Bandung : Mizan Learning Centre.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Model Silabus Kelas IV. 2008. Jakarta : Departemen Pendidikan nasional Direktorat Jenderal manajemen pendidikan Dasar dan Menengah.

Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Tersedia http://akhmadsudrajat.wordpress.com 29/05/2012 /pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/ Muslich, Mansur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.

Jakarta : Bumi Aksara.

Mustaqim, Burhan dkk. 2008. Ayo Belajar Matematika 4. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI. 2012.

(28)

Sugala. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Bandung.

Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

Sementara menurut Immanuel Kant menyatakan, bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya

Adapun hubungan nilai yang dirasa dengan niat pembelian kembali menurut peneliti Choi dan Kim (2013) Tasya Febriani Rambitan (2013:919), yang menunjukkan bahwa nilai yang

Ada fungsi tertentu dari merek yang memiliki pengaruh kuat pada niat pembelian yaitu citra merek , kualitas produk, pengetahuan produk, keterlibatan produk , atribut

Marketing Public Relations sebagai suatu proses perencanaan, pelakasanaan dan pengevaluasian program-program yang memungkinkan terjadinya pembelian dan pemuasan konsumen melalui

Hal inilah yang menjadi suatu ketertarikan sendiri bagi penulis untuk menelusuri masalah ini, sehingga penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul

Berdasarkan kecenderungan tipe habitat yang digunakan oleh burung, gambar diatas merupakan ilustrasi peta persebaran burung pada empat tipe habitat di bentang alam

Pada reaktor dengan durasi pengolahan aerobik selama 31,5 jam- anoksik 31,5 jam dapat dilihat bahwa nilai pH selalu mengalami kenaikan pada fase aerobik dan nilai DO

Bila diperlukan, anda dapat mengatur tampilan data yang tersimpan pada suatu sel atau range tertentu agar posisinya ditampilkan rata kanan, kiri, di tengah sel atau di tengah