• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ISLAM DALAM DI SIPLIN ILMU (IDI) METODOLOGI ILMU

Dosen Pengampu:

DISUSUN OLEH :

ANDINI DWI OKTAVIA : 1801025319

EKA PUTRI PASA : 1801025111

MUTIARA AZZAHRA : 1801025202

RINDU AZZAHRA R.N : 1801025137

ZULFA WAHIDA : 1801025085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2021

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah tentang “Metodologi Ilmu” ini bisa selesai pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, Maret 2021

Kelompok 2

(3)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... II DAFTAR ISI ... III

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. LATARBELAKANG ... 1

B. RUMUSANMASALAH ... 2

C. TUJUANPENULISAN ... 2

BAB II ... 3

PEMBAHASAN ... 3

A. PENGERTIAN METODOLOGI ILMU ... 3

B. PROBLEM DAN KRISIS SAINS MODERN ... 4

1. Pengertian ... 4

2. Krisis Dunia Modern dan Problem Keilmuan ... 5

C. THE ISLAMIC WORLDVIEW SEBAGAI METODOLOGI ILMU ... 6

1. Pengertian Worldview ... 6

2. Islamic Worldview sebagai Metodologi Ilmu ... 6

BAB IV ... 9

PENUTUP ... 9

A. KESIMPULAN ... 9

B. SARAN ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Metodologi adalah ilmu yang mempelajari cara-cara yang digunakan dalam bidang keilmuan untuk memperoleh pengetahuan tentang suatu subjek ilmiah berdasarkan aspek- aspek tertentu yang diteliti Metodologi berkaitan dengan proses kognitif yang dituntut oleh masalah-masalah yang disebabkan oleh ciri-ciri utama penelitian. Dapat dikatakan bahwa salah satu metode merupakan kombinasi sistematis dari proses kognitif dengan menggunakan teknik khusus. Klasifikasi, konseptualisasi, abstraksi, penilaian, observasi, eksperimen, generalisasi, induksi, deduksi, argumentasi analogi, dan pemahaman akhir itu sendiri adalah proses kognitif itu sendiri. Metode yang berbeda berbeda satu sama lain sesuai dengan metode berbeda yang digunakan untuk mengatur pikiran manusia dan tugas yang dilakukan oleh pikiran. Setiap metode ilmiah didasarkan pada hubungan yang erat dan sistematis antara teori dan pengalaman. Pengamatan dan eksperimen dapat menarik kesimpulan melalui kesimpulan dan membandingkannya dengan hasil pengamatan dan eksperimen lebih lanjut, sehingga membantu kami memberikan bukti untuk membuktikan generalisasi dan hipotesis (masuk akal atau non-akusatif) yang diuji.

Pengaruh ilmu pengetahuan modern yang tidak berwujud tampak terutama dalam cara berpikir manusia, dan tentu saja juga dalam tingkah laku. Hal ini dapat dilihat pada aturan rasionalisme dan empirisme, pilar utama metode ilmiah, dan dalam penilaian realistik manusia terhadap realitas sosial, personal, dan bahkan religius. Mungkin ini sebagian menjelaskan mengapa Herman Kahn mengatakan budaya indrawi (yaitu, tren pengalaman yang meningkat, sekuler, sekuler, humanisme, pragmatisme, utilitarianisme dan hedonisme).

Pandangan umum tentang dunia ini menyiratkan pandangan tentang hakikat, nilai, makna, dan tujuan dunia dan kehidupan manusia. Pada hakikatnya worldview bukan sekedar gambaran, melainkan hanya ringkasan dan perluasan konseptual dari hasil-hasil ilmu pengetahuan alam ke pandangan dunia ilmu pengetahuan. Dalam Islamic Worldview, nalar dan intuisi didasarkan pada kebenaran yang bersumber dari kepercayaan pada hal-hal

(5)

2

supranatural. Para sufisme yang mempelajari tasawuf harus mampu melihat jauh dari ketuhanan dan menyampaikan ke-esaan Allah SWT.

Pencerahan yang diteruskan kepada umat manusia sebagai sumber kebenaran mutlak memandu berbagai pemikiran ilmiah dan menjadikan sains sebagai pedoman hidup yang dapat diwujudkan umat manusia. Melalui ilmu, manusia juga memiliki akhlak dan nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, serta dengan beriman kepada ke-esaan Allah SWT.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan metodologi ilmu?

2. Apa saja problem dan krisis sains modern?

3. Bagaimana sudut pandang Islamic Worldview sebagai metodologi ilmu?

C. TUJUAN PENULISAN

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan masalah ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan metodologi ilmu.

2. Unruk mengetahui problem krisis sains modern.

3. Untuk mengetahui bagaimana sudut pandang Islamic Worldview sebagai metodologi ilmu.

(6)

3 BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metodologi Ilmu

Kata “metodologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, yang berarti cara atau jalan.1 Dalam bahasa Inggris kata ini ditulis method, dan bangsa Arab menterjemahkannya dengan thariqat dan manhaj. Dalam bahasa Indonesia, kata tersebut megandung arti: cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai suatu yang ditentukan. Pegertian serupa ini juga dijumpai dalam kamus Webster.

Menurut Hasan Bakti Nasution metodologi adalah dari kata metode, dan metode berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari kata “meta” yang berarti melalui, dan kata “hodos”

yang berarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang di lalui.

Metodologi adalah ilmu yang mempelajari cara-cara yang digunakan dalam bidang keilmuan untuk memperoleh pengetahuan tentang suatu subjek ilmiah berdasarkan aspek- aspek tertentu yang diteliti Metodologi berkaitan dengan proses kognitif yang dituntut oleh masalah-masalah yang disebabkan oleh ciri-ciri utama penelitian. Dapat dikatakan bahwa salah satu metode merupakan kombinasi sistematis dari proses kognitif dengan menggunakan teknik khusus. Klasifikasi, konseptualisasi, abstraksi, penilaian, observasi, eksperimen, generalisasi, induksi, deduksi, argumentasi analogi, dan pemahaman akhir itu sendiri adalah proses kognitif itu sendiri. Metode yang berbeda berbeda satu sama lain sesuai dengan metode berbeda yang digunakan untuk mengatur pikiran manusia dan tugas yang dilakukan oleh pikiran. Setiap metode ilmiah didasarkan pada hubungan yang erat dan sistematis antara teori dan pengalaman. Pengamatan dan eksperimen dapat menarik kesimpulan melalui kesimpulan dan membandingkannya dengan hasil pengamatan dan eksperimen lebih lanjut, sehingga

1 Maiti, & Bidinger, Metodologi Pengembangan Masyarakat, Journal of Chemical Information and Modeling.

(7)

4

membantu kami memberikan bukti untuk membuktikan generalisasi dan hipotesis (masuk akal atau non-akusatif) yang diuji.

Asal mula kata "ilmu" adalah bahasa Arab "Allama". Kata itu berarti pengetahuan. Dalam bahasa Indonesia, sains biasanya disamakan dengan sains yang berasal dari bahasa Inggris

"sains". Menurut Kamus Oxford, sains didefinisikan sebagai aktivitas intelektual dan praktis, yang mencakup studi sistematis tentang struktur dan perilaku dunia fisik dan alam melalui observasi dan eksperimen .2

Dalam kamus bahasa Indonesia, sains diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang tertentu yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena tertentu dalam bidang pengetahuan tersebut.

B. Problem dan Krisis Sains Modern 1. Pengertian

Kata sains adalah adaptasi dari kata Inggris, science, yang sering juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan. Secara etimologis, kata "science" berasal dari kata Latin

"scire" yang arti harfiahnya mengetahui, dan derifatnya pengetahuan. Sinonim yang paling dekat dengan bahasa Yunani adalah episteme. Tetapi secara istilahi/terminologis, kata ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan dan harus disadari oleh setiap pelajar sains. Mulyadhi Kartanegara mengatakan bahwa ilmu (sains) adalah "any organized knowledge" artinya ilmu apapun yang terorganisir.

Selain itu sains juga bisa berarti suatu penemuan baru atau hal baru yang dapat digunakan setelah kita menyelesaikan permasalahan teknisnya, yang tidak lain biasa disebut sebagai teknologi. Teknologi merupakan suatu sifat nyata dari aplikasi sains, suatu konsekwensi logis dari sains yang mempunyai kekuatan untuk melakukan sesuatu.

Sehingga biasanya salah satu definisi populer tentang sains termasuk juga teknologi di dalamnya.

2Zarkasi, A, Metodologi Studi Agama-Agama, hlm 1–16.

(8)

5

2. Krisis Dunia Modern dan Problem Keilmuan

Pengaruh ilmu pengetahuan modern yang tidak berwujud tampak terutama dalam cara berpikir manusia, dan tentu saja juga dalam tingkah laku. Hal ini dapat dilihat pada aturan rasionalisme dan empirisme, pilar utama metode ilmiah, dan dalam penilaian realistik manusia terhadap realitas sosial, personal, dan bahkan religius. Mungkin ini sebagian menjelaskan mengapa Herman Kahn mengatakan budaya indrawi (yaitu, tren pengalaman yang meningkat, sekuler, sekuler, humanisme, pragmatisme, utilitarianisme dan hedonisme).3

Contoh krisis sains modern pertama dan mungkin terbesar adalah krisis lingkungan.

Ekosistem alam kini berada dalam keadaan yang amat labil, karena terlalu banyaknya campur tangan manusia di dalamnya, baik direncanakan ataupun tidak. Efek rumah kaca akibat makin banyaknya gas CO2 hasil pembakaran bahan bakar fosil tidak hanya mengancam sebagian dunia, tapi seluruh dunia. Ancaman lain adalah menipisnya lapisan ozon atmosfer. Meskipun jumlahnya kecil, hanya seperjuta bagian, ozon sangat penting untuk melindungi kehidupan dari serangan ultraviolet sinar matahari. Contoh-contoh di atas belum seberapa jika dibandingkan dengan kemungkinan terjadinya perang nuklir.

Jumlah senjata nuklir yang ada saat ini cukup untuk menghancurkan umat manusia beberapa kali. Lebih dari empat puluh ribu hulu ledak bom nuklir, yang ada di dunia kini, masing-masing berkekuatan ribuan kali bom yang pernah jatuh di Hirosima dan Nagasaki. Yang lebih dahsyat, setelah peneliti sains memiliki kemampuan untuk menciptakan bentuk kehidupan baru lewat rekayasa genetika, pada April 1987 Kantor Hak Cipta Amerika Serikat mengumumkan bahwa organisme hidup ini termasuk binatang, dapat diberikan hak paten. Atau dalam dunia bioteknologi disebut dengan teknik cloning, suatu teknik terbaru dalam mewujudkan obsesi manusia kontemporer untuk menciptakan manusia unggulan melalui benih unggulan pula. Memang terjadi perdebatan atas keputusan ini, tapi tak sedikit pula ilmuwan yang menganggap hal ini wajar-wajar saja. Itu semua baru sebagian dari dampak sains modern. Ada dampak lain,

3 Amirullah, Krisis Ekologi: Problematika Sains Modern. hlm 1–21.

(9)

6

dampak psikologis, misalnya, termasuk meningkat-pesatnya statistik penderita depresi, kegelisahan, psikosis, dan sebagainya. Sebagaimana halnya pada abad ke-17, sekali lagi kita mengalami destabilisasi dan keterpecahan, ketika paradigma keagamaan digugat.

Argumen bahwa sains itu netral, bahwa sains bisa digunakan untuk kepentingan yang baik atau buruk, bahwa pengetahuan yang dalam tentang atom bisa digunakan untuk menciptakan bom nuklir dan juga bisa untuk menyembuhkan kanker, bahwa ilmu genetika bisa untuk mengembangkan pertanian di dunia ketiga dan juga bisa untuk

“menyaingi Tuhan”, semua ini tampaknya (pernah) amat meyakinkan.

Masalah filosofis ini menuntut partisipasi semua pihak. Berpartisipasi dalam diskusi menyelamatkan ekosistem planet adalah bentuk yang wajib bagi semua orang.

Memahami secara kritis pandangan dunia saat ini dan mendorong orang untuk benar- benar memahami akar masalahnya adalah upaya terbaik untuk mengatasi krisis ekologi ini. Hanya dengan menguasai masalah filosofis dasar seperti itu kita dapat melakukan yang terbaik untuk kemaslahatan umat manusia, terutama krisis ekologi kontemporer.

C. The Islamic Worldview sebagai Metodologi Ilmu 1. Pengertian Worldview

Worldview adalah istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris atau Jerman, yaitu kata weltanschauung yang berarti "pandangan hidup" atau "pandangan dunia", dan artinya adalah realitas atau pandangan alam semesta secara keseluruhan. Pandangan umum tentang dunia ini menyiratkan pandangan tentang hakikat, nilai, makna, dan tujuan dunia dan kehidupan manusia. Pada hakikatnya worldview bukan sekedar gambaran, melainkan hanya ringkasan dan perluasan konseptual dari hasil-hasil ilmu pengetahuan alam ke pandangan dunia ilmu pengetahuan. Sudut pandang ilmiah murni teoritis dan tidak menimbulkan pertanyaan metafisik yang mendalam tentang keberadaan dan makna seluruh dunia.

2. Islamic Worldview sebagai Metodologi Ilmu

Islamic Worldview adalah bagaimana Islam memandang realitas. Realitas ini tidak terbatas pada dunia, tetapi juga mencakup segala sesuatu yang ada, baik yang terlihat atau tidak. Dalam Islamic Worldview, nalar dan intuisi didasarkan pada kebenaran yang

(10)

7

bersumber dari kepercayaan pada hal-hal supranatural. Para sufisme yang mempelajari tasawuf harus mampu melihat jauh dari ketuhanan dan menyampaikan ke-esaan Allah SWT. Ini termasuk kendali atas langit dan bumi serta isinya. Pandangan dunia Islam meyakini bahwa kebenaran berdasarkan wahyu dan keyakinan, dan telah diteliti dalam analisis metafisik, sehingga kebenaran yang ada akan diterima dan dipercaya oleh semua pengikutnya. Tidak ada keraguan bahwa itu dibuat karena setiap orang memiliki fondasinya sendiri.

Ketika pandangan dunia Islam mengkonstruksi pandangannya dalam tatanan Tuhan, pengetahuan, realitas, diri, moralitas, dan masyarakat. Yang tercipta adalah pandangan hidup, beriman pada keesaan Allah SWT. Semua kreasi. Pencerahan yang diteruskan kepada umat manusia sebagai sumber kebenaran mutlak memandu berbagai pemikiran ilmiah dan menjadikan sains sebagai pedoman hidup yang dapat diwujudkan umat manusia. Melalui ilmu, manusia juga memiliki akhlak dan nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, serta dengan beriman kepada ke-esaan Allah SWT. Semua kreasi. Manusia percaya bahwa keberadaannya di dunia hanya sementara, dan ada tempat yang menjadi awal dan akhir perjalanan seluruh umat manusia, yaitu perjalanan masa depan. Oleh karena itu, manusia tidak akan menyia-nyiakan waktu dalam hidupnya melakukan hal-hal yang hanya dapat merugikan dirinya sendiri di kehidupan sekarang dan yang akan datang.

Berbeda dengan ilmu sosial, menurut (Irkhami & Syariah, 2016) studi Islam telah sejak awal membangun metodologinya. Ilmu pengetahuan (‘ilm atau fiqh) pertamakali digunakan umat Islam dalam kaitannya dengan pengetahuan tentang wahyu, data, tradisi dan maknanya.4 Dengan cara ini ‘ilm mulai memperoleh makna teknis ketika diterapkan ke dalam pengetahuan tentang hukum Tuhan. Dalam hal ini ‘ilm diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui istidlal. Istidlal menyiratkan pengamatan data melalui eksperimentasi, pengukuran, dan pengamatan lebih lanjut. Dalam

4Irkhami, N., & Syariah, P. E. Mencari Bentuk Metodologi Studi Islam Berbasis Epistemologi dan Islamic Worldview, hlm 1–12.

(11)

8

perkembangannya terjadi pembedaan antara istiqra (investigasi terhadap data mentah) dengan istinbath (menyimpulkan isi data). Yang pertama identik dengan metode empiris induktif, sedangkan yang kedua identik dengan metode analisis.

Pada jurnal (Rahmawati, 2020) Metode ilmu yang dikembangkan oleh Syech Muhammad Naquib Al-Attas sangat kontra dengan pemikiran metodologi ilmu Barat, dikarenakan Syech Muhammad Naquib Al-Attas menerangkan, bahwa ilmu turun dari Tuhan, kemudian ditangkap melalui indera yang sehat meliputi berpikir, melihat, dan menyampaikan kepada pihak-pihak yang memang diyakini sebagai cendekiawan atau otoritas disebutnya, lalu disandingkan dengan akal sehat juga intuisi (Al-Attas 1995). 5

Jika metodologi keilmuannya jelas dan muncul asal usulnya menurut pandangan dunia Islam, maka yang perlu diubah dalam kehidupan sekarang ini adalah transformasi metode keilmuan yang harus diluruskan, seperti era Abbasiyah yang sebenarnya terus berkembang. Banyak di Jazirah Arab, bukan di Eropa. Tentunya, semua jenis ilmu pengetahuan dan sains tidak boleh dibiarkan begitu saja dan tidak dapat menentukan apa yang telah dijelaskan di dalam Alquran (Rahmawati, 2020). Sekularisme muncul karena sains tidak lagi dikaitkan dengan wahyu Tuhan seperti yang tertuang dalam Alquran.

Pasalnya, realita di zaman sekarang ini, kebanyakan orang dan kebanyakan orang mengedepankan pandangan ilmiah Barat yang cenderung sekuler. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa penyebab keruntuhan internal Islam adalah kurangnya kesadaran ilmiah terkait Alquran.

5 Rahmawati, M. et al., Islamic Worldview: Meneroka Pemikiran Syech Muhammad Naquib Al-Attas. Jurnal Peradaban Dan Pemikiran Islam, hlm 77–91.

(12)

9 BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metodologi adalah ilmu yang mempelajari cara-cara yang digunakan dalam bidang keilmuan untuk memperoleh pengetahuan tentang suatu subjek ilmiah berdasarkan aspek- aspek tertentu yang diteliti Metodologi berkaitan dengan proses kognitif yang dituntut oleh masalah-masalah yang disebabkan oleh ciri-ciri utama penelitian. Studi Islam telah sejak awal membangun metodologinya. Ilmu pengetahuan (‘ilm atau fiqh) pertamakali digunakan umat Islam dalam kaitannya dengan pengetahuan tentang wahyu, data, tradisi dan maknanya.

Memahami secara kritis pandangan dunia saat ini dan mendorong orang untuk benar- benar memahami akar masalahnya adalah upaya terbaik untuk mengatasi krisis ekologi ini.

Hanya dengan menguasai masalah filosofis dasar seperti itu kita dapat melakukan yang terbaik untuk kemaslahatan umat manusia, terutama krisis ekologi kontemporer.

B. Saran

Dari makalah ini diharapkan dapat menjadi bekal kami nantinya sebagai calon pendidik agar tercapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien.

(13)

10

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, A. (2015). Krisis Ekologi: Problematika Sains Modern. Lentera, 17(1), 1–21.

Irkhami, N., & Syariah, P. E. (2016). Mencari Bentuk Metodologi Studi Islam Berbasis Epistemologi dan Islamic Worldview. Proceeding of International Conference On Islamic Epistemology, 1–12.

Maiti, & Bidinger. (1981). Metodologi Pengembangan Masyarakat. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Rahmawati, M. et al. (2020). Islamic Worldview: Meneroka Pemikiran Syech Muhammad Naquib Al-Attas. Jurnal Peradaban Dan Pemikiran Islam, 4, 77–91.

https://doi.org/10.23971/njppi.v4i2.2165

Zarkasi, A. (2016). METODOLOGI STUDI AGAMA-AGAMA. 1–16.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian yang dilakukan oleh AHMAD FAHRUL ROJI pada tahun 2012 tentang Sistem Penunjang Keputusan untuk Seleksi Penerima Beasiswa dengan menggunakan Metode AHP Dan

Incoming entities outgoing

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel – variabel tekstur yang penting dalam roti tawar dan membandingkan tiga merk roti tawar (Wonder, Swiss dan

Klik pada tabel untuk memilih tautan yang ingin Anda letakkan pada banner.. • Halaman Detail Produk: Arahkan pelanggan ke halaman detail produk • Halaman Kata

• menganalisi konsep diskriminasi harga • menganalaisis kebijakan publik mengarah monopolis Project Based Learning Penugasan Mahasiswa : Synchronous 1 x 50’ Asynchronous: 2 x

Melalui empat hal yang telah penulis tentukan dalam seni dampeng ini, maka akan dapat menjelaskan kepada kita tentang struktur melodi dan makna teks dampeng

Setelah kita buat bagian table ini, sekarang kita akan isi bagian tablenya, dengan cara mengubah tampilan viewnya menjadi Data Sheet View dengan cara klik menu View , pilih

(1) Pemantau Pemilu melakukan pemantauan pada suatu daerah tertentu sesuai dengan rencana pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf f dan huruf g yang