• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahu merupakan salah satu jenis makanan yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Umumnya tahu dikonsumsi sebagai lauk atau sebagai makanan ringan. Tahu merupakan makanan yang terdiri dari bahan dasar kacang kedelai yang telah dihancurkan kemudian dibentuk menjadi bentuk seperti kotak pada umumnya.

Produksi tahu yang terdapat di Indonesia sebagian besar dilakukan oleh masyarakat yang termasuk golongan menengah ke bawah. Produksi tahu yang dilakukan masih secara tradisional, sehingga tidak adanya sistem yang mengatur pembuangan limbah hasil dari pembuatan tahu tersebut. Umumnya produsen tahu tidak mengolah limbah hasil pembuatan tahu dikarenakan biaya yang cukup mahal dan kurangnya pengetahuan dalam pengelolaan limbah.

Limbah tahu adalah bahan atau materi buangan yang timbul akibat kegiatan produksi tahu, yang sudah tidak dimanfaatkan lagi. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat berupa ampas kedelai.

Limbah cair berupa sisa air perendaman, sisa air tahu yang tidak menggumpal, serta limbah cair keruh berwarna kuning muda keabu-abuan yang apabila dibiarkan akan berubah menjadi hitam dan berbau busuk (Nurhasan dan Pramudyanto, 1991).

Pada umumnya limbah padat tahu belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak. Sedangkan, limbah tahu yang berbentuk cair dibuang ke perairan sehingga mengakibatkan dampak buruk bagi kualitas air yaitu mengakibatkan bau busuk pada sungai atau tempat disekitar pembuangan limbah cair tahu tersebut. Keberadaan limbah cair dapat memberikan nilai negatif terhadap suatu kegiatan industri.

Namun limbah cair tahu juga dapat memberikan nilai positif jika dapat memaksimalkan berbagai potensi yang ada pada limbah cair industri serta melakukan penanganan dengan teknologi yang tepat (Wijaya, 2008).

(2)

Pengelolaan limbah dalam industri pembuatan tahu merupakan salah satu dari contoh teknik pengelolaan limbah secara waste to product yaitu menggunakan kembali limbah industri tahu sebagai bahan baku produk baru yang memiliki nilai tambah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah pengolahan limbah cair tahu ini menjadi kecap tahu, pupuk cair, dan bahan bakar biogas serta dapat juga dilakukan untuk menghasilkan asam yang dapat digunakan kembali untuk proses penggumpalan susu tahu atau biasa disebut biang (Anonima, 2010).

Karakteristik limbah cair tahu dipengaruhi oleh metode atau cara pada proses pembuatan tahu. Proses pembuatan tahu dibedakan menjadi dua yaitu dengan penambahan CaSO4 (kalsium sulfat) dan CH3COOH (asam asetat) pada proses penggumpalan susu tahu (protein) menjadi tahu. Dengan adanya perbedaan bahan tambahan tersebut dimungkinkan menghasilkan limbah cair tahu yang berbeda pula. Limbah cair yang dihasilkan pada industri tahu ini akan mengalami proses yang dilakukan oleh mikrobia (secara spontan) selama pembuangan, hal ini terjadi dengan jalan menghidrolisis zat organik, seperti protein, karbohidrat, dan lemak yang masih terkandung dalam limbah cair tahu tahap ini disebut dengan tahap hidrolisis. Tahapan selanjutnya yaitu tahap asidifikasi atau pengasaman yaitu proses pembentukan asam-asam organik dari zat organik yang telah dihidrolisis pada tahap sebelumnya. Tahapan terakhir yaitu tahap pembentukan biogas hasil biokonversi dari asam organik yang dihasilkan. Sehingga diperlukan karakterisasi limbah cair tahu dengan perbedaan proses pembuatan tersebut. Salah satu karakterisasi yang dapat dilakukan diantaranya yaitu dengan kinetika pertumbuhan mikrobia pada limbah cair tahu untuk menghasilkan asam.

Sampai saat ini penelitian tentang limbah cair tahu lebih banyak ditujukan terhadap produktivitas dalam pembentukan produk yang dihasilkan (terutama produk yang mengalami fase asidifikasi atau fase pengasaman seperti proses pembentukan biogas), belum ada yang mempelajari tentang perilaku kinetika pertumbuhan mikrobia yang terjadi pada limbah cair tahu.

Pada proses pembentukan biogas sendiri menglami tahap asidifikasi yaitu

(3)

tahap pembentukan asam yang selanjutnya akan dirubah menjadi biogas (gas metana). Dengan diketahuinya parameter kinetika pertumbuhan mikrobia yang memiliki produktivitas pembentukan asam yang tinggi maka dimungkinkan akan menghasilkan biogas yang tinggi pula. Hal ini melatarbelakangi perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh perbedaan proses pembuatan tahu sehingga dapat diketahui karakteristik dari masing-masing limbah cair tersebut, dengan diketahuinya parameter-parameter kinetika pertumbuhan mikrobia ini sebagai data awal untuk proses pembentukan biogas.

B. Perumusan Masalah

Limbah cair industri tahu merupakan salah satu jenis limbah yang dapat mengganggu lingkungan apabila tidak ditangani secara tepat. Meskipun demikian limbah cair tahu masih dapat dimanfaatkan kembali baik untuk proses produksi tahu itu sendiri sebagai sumber asam maupun sebagai bahan sumber biogas. Limbah cair tersebut tentunya harus mengalami proses pembentukan asam terlebih dahulu yang akan dikonversi menjadi biogas.

Namun, dalam proses pembuatan tahu terdapat dua metode yaitu pada proses penggumpalan susu tahu (protein) dengan menggunakan CH3COOH (asam asetat) dan dengan penambahan CaSO4 (kalsium sulfat) pada susu tahu.

Oleh karena itu perlu dilakukan kajian tentang pengaruh perbedaan proses pembuatan tahu terhadap karakteristik limbah cair tahu yang dihasilkan.

Karakterisasi ini merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengolahan atau penanganan limbah cair tahu, karena dengan mengetahui karakteristiknya dapat mengetahui pertumbuhan mikrobia dan pembentukan produk baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pada penelitian ini akan dikaji mengenai adakah pengaruh perbedaan proses pembuatan tahu terhadap karakteristik limbah cair industri tahu berdasarkan kinetika pertumbuhan mikrobia.

(4)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik limbah cair tahu dengan proses yang berbeda berdasarkan perilaku kinetika pertumbuhan mikrobia yang meliputi :

a. Kecepatan pertumbuhan spesifik (µ) b. Waktu penggandaan (td)

c. Derajat multipikasi (n)

d. Hasil pertumbuhan (Growth Yield Constant) Y x/s dan pembentukan produk (Product Yield Constant) Y p/s

e. Efisiensi pembentukan asam f. Analisa jenis asam yang dihasilkan D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengetahui karakteristik berdasarkan kinetika pertumbuhan mikrobia pada limbah cair tahu dari proses pembuatan yang berbeda dengan menggunakan CH3COOH (asam asetat) dan CaSO4 (kalsium sulfat) yang dapat digunakan sebagai penelitian pendahuluan untuk produksi biogas dari limbah cair tahu tersebut. Sehingga memberikan informasi ilmiah yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pengolahan limbah.

II. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) dan Laboratorium Bioteknologi, Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM). Jangka waktu penelitian selama empat bulan (Januari-April 2010).

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan antara lain bahan utama yang digunakan penelitian ini adalah limbah cair yang berasal dari industri tahu yang

(5)

menggunakan CH3COOH (asam asetat) dan CaSO4 (kalsium sulfat) dalam proses pembuatan tahu. Sedangkan bahan pembantu yang digunakan meliputi reagensia, indikator serta standar yang meliputi sebagai berikut : Analisa kadar gula : Larutan glukosa standar ( 10 mg glukosa anhidrat/ 100 ml), reagensia Nelson A dan reagensia Nelson B serta reagensia Arsenomolibdat;

Analisa total asam : Larutan NaOH dan indikator pp; Analisa jumlah sel : Media PCA, aquades; Analisa jenis asam : Standar asam asetat, asam butirat dan asam propionat (analisa GC).

C. Alat penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : autoclave, inkubator, Erlenmeyer, gelas ukur, sentrifugasi, propipet dan alat untuk analisa: Analisa kadar gula : spektrometer, tabung reaksi, pipet volume;

Analisa pH : pH meter; Analisa total asam : buret, statif; Analisa jumlah sel : petridish; Analisa jenis asam : kromatografi gas

D. Tahapan penelitian

Adapun tahap penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengambilan Sampel

Sampel diambil dari industri tahu setelah proses produksi selesai dilakukan dengan menggunakan suatu wadah steril.

2. Penyaringan Sampel

Sampel yang telah diambil selanjutnya disaring dengan menggunakan kain saring untuk memisahkan padatan serta kotoran yang ada pada limbah cair tahu tersebut. Kemudian filtrat hasil saringan yang akan digunakan sebagai bahan untuk dilakukan penyimpanan (fermentasi) dan analisa.

3. Proses Penyimpanan

Penyimpanan dilakukan pada suhu ruang selama 24 jam dalam kondisi anaerob.

4. Analisa kadar gula, pH, total asam, jumlah sel dan analisa jenis asam Pada interval tertentu dilakukan analisa kadar gula, analisa pH, analisa asam total, analisa jumlah sel dan analisa jenis asam. Pengamatan dilakukan pada jam ke: 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24. Hasil

(6)

pengamatan dibuat grafik yang menunjukan hubungan antara jumlah sel, kadar substrat (gula) serta kadar produk yang terbentuk (asam total) dengan waktu pengamatan. Masing-masing perlakuan dilakukan 2 kali ulangan sampel. Untuk analisa kualitatif dan kuantitatif asam yang dihasilkan diambil dari beberapa titik kinetika pertumbuhan mikrobia yang selanjutnya dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas.

Diagram alir tahap penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

E. Analisa Data

Data yang diperoleh dari masing-masing perlakuan ditabulasi dalam bentuk tabel. Selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap parameter kinetika pertumbuhan mikrobia yang meliputi kecepatan pertumbuhan spesifik (µ), waktu penggandaan sel (td), derajat multipikasi (n), hasil pertumbuhan (Growth Yield Constant) dan pembentukan produk (Produk Yield Constant), serta efisiensi pembentukan asam asetat.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL

Tabel 1. Hasil Analisis Jumlah Sel (cfu/ml), Kadar Glukosa (mg/ml), Kadar Asam Asetat (mg/ml), dan pH Limbah Cair Tahu dengan Penggumpal Asam Asetat (CH3COOH)

Jam ke-

Jumlah Sel (cfu/ml)

Kadar Glukosa (mg/ml)

Kadar Asam Asetat (mg/ml)

pH Log

∑ Sel

0 4,1x107 1,3263 0,235 4,91 7,61

2 5,0x107 1,4100 0,255 4,44 7,70

4 2,7x108 1,4223 0,270 4,41 8,43

6 2,9x108 1,4346 0,293 4,40 8,46

8 3,0x108 1,4685 0,300 4,39 8,48

10 3,1x108 1,3790 0,323 4,39 8,49

12 3,0x108 1,3488 0,330 4,39 8,48

14 2,9x108 1,2685 0,353 4,38 8,46

16 2,9x108 0,9902 0,353 4,37 8,46

18 2,6x108 0,9877 0,353 4,35 8,42

20 2,4x108 0,9342 0,360 4,34 8,38

22 2,0x108 0,3821 0,368 4,34 8,30

24 1,7x108 0,2502 0,368 4,34 8,25

(7)

(a)

(b)

Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Log Jumlah Sel, Kadar Glukosa, Kadar Asam Asetat Selama 24 Jam pada Limbah Cair Tahu dengan Penggumpal Asam Asetat (CH3COOH) (A) Sebelum Di-smoothing

(B) Setelah Di-smoothing.

Keterangan gambar :

S = Substrat (glukosa) (mg/ml) P = Produk (asam asetat) (mg/ml) X = Jumlah sel (cfu/ml)

= Log Jumlah Sel = Kadar Glukosa = Kadar Asam Asetat

(8)

Tabel 2. Hasil Analisis Jumlah Sel (cfu/ml), Kadar Glukosa (mg/ml), Kadar Asam Asetat (mg/ml), dan pH Limbah Cair Tahu dengan Penggumpal Kalsium Sulfat (CaSO4)

Jam ke-

Jumlah Sel (cfu/ml)

Kadar Glukosa(mg/ml)

Kadar Asam Asetat (mg/ml)

pH Log

∑ Sel

0 3,3x107 5,3038 0,030 8,97 7,52

2 3,5x107 5,3275 0,038 8,12 7,54

4 3,8x107 5,3467 0,053 8,11 7,58

6 8,8x107 5,4038 0,075 8,06 7,94

8 1,3x108 5,5342 0,083 8,01 8,07

10 1,5x108 6,6452 0,090 8,00 8,15

12 1,6x108 7,2094 0,090 7,93 8,20

14 1,6x108 6,3702 0,090 7,64 8,20

16 1,5x109 6,2017 0,098 7,50 8,15

18 1,4x109 5,7948 0,105 7,38 8,15

20 1,4x109 4,3323 0,105 7,38 8,15

22 1,0x108 3,4250 0,113 7,38 8,04

24 9,0x107 3,3194 0,120 7,12 7,95

(a)

(9)

(b)

Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Log Jumlah Sel, Kadar Glukosa, Kadar Asam Asetat Selama 24 Jam pada Limbah Cair Tahu dengan

Penggumpal Kalsium Sulfat (CaSO4) (A) Sebelum Di-smoothing (B) Setelah Di-smoothing.

Keterangan gambar :

S = Substrat (glukosa) (mg/ml) P = Produk (asam asetat) (mg/ml) X = Jumlah sel (cfu/ml)

= Log Jumlah Sel = Kadar Glukosa = Kadar Asam Asetat

1. Kecepatan Pertumbuhan Spesifik selama Fermentasi

Tabel 3. Pengaruh Perbedaan Jenis Penggumpal pada Limbah Cair Tahu terhadap Kecepatan Pertumbuhan Spesifik

Jenis limbah Kecepatan pertumbuhan spesifik (µ) (per jam)

Rata-rata Ulangan 1 Ulangan 2

Penggumpal asam asetat 0,3042 0,2987 0,3015

Penggumpal kalsium sulfat 0,2174 0,2174 0,2174

Kecepatan pertumbuhan spesifik dari limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat (CH3COOH) dapat diketahui pada Tabel 3 dan Gambar 1. Berdasarkan data yang diperoleh fase logaritmik untuk limbah tersebut yaitu diawali dari jam ke-2 sampai dengan jam ke-8, sehingga

(10)

dihasilkan kecepatan pertumbuhan spesifik rata-rata yaitu 0,3015/jam.

Sedangkan untuk sampel limbah cair tahu dengan penggumpal kalsium sulfat (CaSO4) diperoleh kecepatan spesifik sebesar 0,2174/jam dari fase logaritmik jam ke-4 sampai jam ke-10.

2. Waktu penggandaan ( td )

Tabel 4. Pengaruh Perbedaan Jenis Penggumpal pada Limbah Cair Tahu terhadap Waktu Penggandaan (Td)

Jenis limbah Waktu Penggandaan (td) (jam) Rata-rata Ulangan 1 Ulangan 2

2,3201 3,1877

Penggumpal asam asetat 2,2781 2,2991

Penggumpal kalsium sulfat 3,1877 3,1877

Dari Table 7 dapat diketahui bahwa untuk limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat membutuhkan waktu penggandaan sel rata-rata selama 2,2991 jam atau 137,946 menit sedangkan untuk limbah cair tahu dengan penggumpal kalsium sulfat membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan penggandaan sel rata-rata yaitu sebesar 3,1877 jam atau 191,262 menit.

3. Derajat Multiplikasi/Banyak Penggandaan ( n )

Tabel 5. Pengaruh Perbedaan Jenis Penggumpal pada Limbah Cair Tahu terhadap Derajat Multiplikasi (N)

Jenis limbah Derajat Multiplikasi (n) (kali) Rata-rata Ulangan 1 Ulangan 2

Penggumpal asam asetat 2,630 2,580 2,605

Penggumpal kalsium sulfat 1,880 1,880 1,880

Pada limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat mempunyai derajat multipikasi atau banyaknya penggandaan rata-rata sebanyak 2,605 kali. Derajat multipikasi untuk limbah cair tahu dengan penggumpal kalsium sulfat sebesar 1,880 kali, hal ini lebih besar jika dibandingkan dengan derajat multipikasi limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat.

(11)

4. Hasil Pertumbuhan (Growth Yield Constant) Y X/S dan Pembentukan Produk (Produk Yield Constant) Y p/s

Tabel 6. Pengaruh Jenis Limbah Cair Tahu terhadap Hasil Pertumbuhan (Growth Yield Constant) Yx/S

Jenis limbah Hasil Pertumbuhan (Growth yield Constant) Yx/s

(cfu/mg)

Rata-rata

Ulangan 1 Ulangan 2

0,26 x 1010 9,38 x 107

Penggumpal asam asetat 1,36 x 1010 8,1 x 109

Penggumpal kalsium sulfat

6,75 x 107 8,1 x 107

Pada Tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa hasil pertumbuhan (Growth Yield Constant) Y x/s pada limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat (CH3COOH) sebesar 8,1 x 109cfu/mg dan untuk limbah cair tahu dengan penggumpal kalsium sulfat (CaSO4) sebesar 8,1 x107 cfu/mg.

Sehingga dapat diketahui pada limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat (CH3COOH), substrat lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan sel dibandingkan dengan limbah cair tahu dengan penggumpal kalsium sulfat (CaSO4).

Tabel 7. Pengaruh Jenis Limbah Cair Tahu terhadap Pembentukan Produk (Produk Yield Constant) Y P/S

Jenis limbah Pembentukan Produk (Produk Yield Constant)Y p/s

Rata-rata Ulangan 1 Ulangan 2

Penggumpal asam asetat 3,1414 0,3060 1,7237

Penggumpal kalsium sulfat 0,0198 0,0414 0,0306 Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa besarnya pembentukkan produk (Y p/s) pada limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat sebesar sebesar 1,7237 mg. Sedangkan Y p/s limbah cair tahu dengan penggumpal kalsium sulfat sebesar 0,0306 mg.

(12)

5. Efisiensi Pembentukan Asam Laktat Selama Fermentasi

Tabel 8. Pengaruh Jenis Limbah Cair Tahu terhadap Efisiensi Pembentukan Asam Asetat

Jenis limbah Efisiensi Pembentukan asam asetat (%)

Rata-rata Ulangan 1 Ulangan 2

Penggumpal asam asetat 13,6990 16,5761 15,1376 Penggumpal kalsiumm sulfat 2,5642 2,5755 2,5699

Berdasarkan parameter nilai efisiensi pembentukan asam asetat (Tabel 11) dapat diketahui bahwa limbah cair tahu penggumpal asam asetat (CH3COOH) mempunyai effisiensi pembentukan produk yang lebih tinggi (30,2752) daripada limbah cair tahu dengan penggumpal kalsium sulfat (CaSO4) (5,1417).

6. Analisa Jenis Asam

Tabel 9. Pengaruh Jenis Limbah Cair Tahu terhadap Jenis Asam yang Dihasilkan

Jenis Limbah Jam Pengamatan

Asam Asetat (mg/ml)

Asam Propionat (mg/ml)

Asam Butirat (mg/ml) Penggumpal

asam asetat

0 0,93522 - -

2 1,13736 - -

8 1,89066 - -

24 1,90482 - -

Penggumpal kalsium sulfat

0 0,33642 - -

4 0,63942 - -

10 0,87324 - -

24 0,99552 - -

Hasil analisa jenis asam pada sampel limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat (CH3COOH) menunjukan hanya terdeteksi jenis asam asetat, sedangkan untuk asam propionat dan asam butirat tidak terdeteksi pada semua waktu pengamatan yang sampelnya dianalisa. Adapun jumlah asam asetat sampel limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat (CH3COOH) pada jam ke-0, jam ke-2, jam ke-8 dan jam ke-24 adalah berturut-turut yaitu 0,93522 mg/ml; 1,13736 mg/ml; 1,89066 mg/ml dan 1,90482 mg/ml.

(13)

Pada sampel limbah cair tahu yang digumpalkan dengan kalsium sulfat (CaSO4) menunjukan hasil yang sama dengan limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat (CH3COOH) yaitu hanya terdeteksi jenis asam asetat. Sedangkan untuk jumlah asam asetat pada jam ke-0, jam ke-4, jam ke-10 dan jam ke-24 yaitu masing-masing 0,33642 mg/ml; 0,63942 mg/ml;

0,87324 mg/ml dan 0,99552 mg/ml.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian “Karakterisasi: Limbah Cair Tahu dengan Koagulan yang Berbeda (Asam Asetat dan Kalsium Sulfat)” ini bahwa karakteristik limbah cair tahu berdasarkan kinetika pertumbuhan mikrobia adalah :

1. Besarnya nilai kecepatan pertumbuhan spesifik (µ) pada limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat (CH3COOH) adalah 0,3015/jam dan pada limbah cair tahu dengan penggumpal kalsium sulfat (CaSO4) adalah 0,2174/jam.

2. Besarnya waktu penggandaan sel ( td ) pada limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat (CH3COOH) adalah 2,2991 jam dan pada limbah cair tahu dengan penggumpal kalsium sulfat adalah (CaSO4) 3,1877 jam.

3. Besarnya derajat multiplikasi (n) pada limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat (CH3COOH) adalah 2,605 kali dan pada limbah cair tahu dengan penggumpal kalsium sulfat adalah (CaSO4) 1,880 kali.

4. Besarnya Hasil Pertumbuhan (YX/S) dan Pembentukan Produk (Yp/s) berurutan pada limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat (CH3COOH) adalah 8,1 x 109 cfu/mg dan 1,7237 serta pada limbah cair tahu dengan penggumpal kalsium sulfat (CaSO4) adalah 8,1 x 107 cfu/mg dan 0,0306.

5. Besarnya efisiensi pembentukan asam asetat selama fermentasi pada limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat (CH3COOH) adalah

(14)

15,1376 dan pada limbah cair tahu dengan penggumpal kalsium sulfat (CaSO4) adalah 2,5699.

6. Jenis asam yang terdeteksi adalah asam asetat, baik pada limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat (CH3COOH) maupun pada limbah cair tahu dengan penggumpal kalsium sulfat (CaSO4).

7. Jumlah asam asetat sampel limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat (CH3COOH) pada jam ke-0, jam ke-2, jam ke-8 dan jam ke-24 adalah berturut-turut yaitu, 0,93522 mg/ml; 1,13736 mg/ml; 1,89066 mg/ml dan 1,90482 mg/ml. Sedangkan pada sampel limbah cair tahu yang digumpalkan dengan kalsium sulfat (CaSO4) jumlah asam asetat pada jam ke-0, jam ke-4, jam ke-10 dan jam ke-24 yaitu masing-masing 0,33642 mg/ml; 0,63942 mg/ml; 0,87324 mg/ml dan 0,99552 mg/ml.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, telah diketahui bahwa limbah cair tahu dengan penggumpal asam asetat (CH3COOH) mempunyai kecepatan pertumbuhan spesifik yang lebih cepat, waktu penggandaan yang lebih singkat, pembentukan produk (Yp/s) dan efisiensi pembentukan asam asetat yang lebih besar daripada limbah cair tahu dengan penggumpal kalsium sulfat (CaSO4). Sehingga direkomendasikan untuk pembuatan biogas dari limbah cair tahu, menggunakan limbah cair tahu yang menggunakan penggumpal asam asetat (CH3COOH).

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Adisoemarto, S. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta.

Amaru, Kharistya, 2004. Metana Sebagai Hasil dari Dekomposisi Bahan Organik di TPA dan Lindi Sebagai Sumber Pencemar Air Tanah.

http://kharistya.wordpress.com/2005/12/ (diakses pada 1 Januari 2010).

Anonima. 2010. Penerapan Prinsip Waste To Product Dalam Pengolahan Limbah Pabrik tahu. http://onlinebuku.com/2009/01/03/waste-to-product-dalam- pengelolaan-limbah-pabrik-tahu/comment-page-1/. (diakses pada 1 Januari 2010).

Anonimb. 2010. Metabolite Mikroorganisme

http://kimiaanalitik.blogspot.com/2009/11/rangkuman-fermentasi.html.

(diakses pada 1 Januari 2010).

Arlistya, Arlin. 2008. Pengaruh Jenis Starter (S. Thermophilus, L. Bulgaricus Dan Kombinasi Keduanya)Terhadap Laju Kinetika Fermentasi Selama Pembuatan Yoghurt. Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Bitton, Gabriel. 2005. Waste Water Microbiology. A. Jhon Wiley & Sons. Florida.

Damanhuri, et.al., 1997. The Role of Recirculation in Increasing Efficiency of Anaerobic and Aerobic Wastewater Treatment of Tofu Industry. Proceeding of The Indonesian Biotechnology Conference, Jakarta.

Desrosier dalam Ardheniati, Minang. 2008. Kinetika Fermentasi pada Teh Kombucha dengan Variasi Jenis Teh Berdasarkan Pengolahannya. Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Devry, Andry. 2009. Pengolahan Limbah Tahu Cair dengan Sistem Lumpur Aktif (Activated Sludge) Menggunakan Bioreaktor DI LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Central Library Institute Technology Bandung.

Bandung

Earle, R. L. 1969. Unit Operation in Food Processing. Pergamon Press. Oxford, London.

Hermana. 1985. Kedelai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Jalan Merdeka 99, Bogor.

Hidayat, Nur. 2009. Fermentasi dan Mikroorganisme yang Terlibat.

http://lecture.brawijaya.ac.id/nurhidayat/2009/02/fermentasi-dan-

mikroorganisme-yang-terlibat/comment-page-3/. (iakses pada tanggal 09 Januari 2010).

Indartono, Yuli Setyo, 2010. Reaktor Biogas Skala Kecil/Menengah.www.beritaiptek.com/images/Reaktor%2520Biogas1.JPG

&imgrefurl=http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2005-11-30-

(16)

Reaktor-Biogas skala Kecil% 2520or% 2520 Menengah -(Bagian- Pertama).shtml (diakses pada 29 Januari 2010).

Judoamidjojo, M, Abdul, A., D, dan Endang G, S. 1992. Teknologi Fermentasi.

Rajawali Pers. Jakarta.

Koswara, S. 2010. Nilai Gizi, Pengawetan dan Pengolahan Tahu.

http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/NILAI%20GIZI,%20PENGOLA HAN%20DAN%20PENGAWETAN%20TAHU.pdf (diakses pada 29 Januari 2010).

Kuswardhani, I, 1985. Mempelajari Kemungkinan Pemanfaatan Limah Cair Tahu sebagai Media untuk Memproduksi Enzim Amiloglukosidase dari Kapang yang Diisolasi dari Singkong (Manohot sp.). Skripsi-S1. TPG-Fateta.IP.

Bogor

Martina, Ina. 2007. Fermentasi. http:// ptp2007.wordpress.com. (Di akses 8 Januari 2010)

Macklin, Boy. 2009. Limbah Tahu Cair menjadi Biogas. www.onlinebuku.com.

(diakses pada 29 Januari 2010).

Muchtadi, Tien. R. 1997. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas. IPB. Bogor.

Mutoif, Dorin. 2006. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu Menjadi Biogas sebagai Energi Alternatif. Pusat Studi Lingkungan Universitas Janabadra Yogyakarta. Yogyakarta

Nurhasan, Pramudyanto, 1991. Penanganan Air Limbah Tahu dalam Uniek M.C.,Clara, 1999. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Untuk Produksi Enzimα- amilase dari Bacillus amyloliquefaciens. Skripsi jurusan TPHP,Fakultas Teknologi Pertaian, UGM, Yogyakarta.

Nurhasan dan Pramudyanto, 1991. Penanganan Air Limbah Pabrik Tahu.Yayasan Bina Karya Lestari (Bintari). http://www.menlh.go.id/usahakecil/index- view.php?sub=7 (diakses pada 2 Januari 2010).

Pranoto, 1999. “Pengelolaan Lingkungan di Perusahaan Tahu (Unit Pengolahan Air Limbah)”. Pusat Studi Lingkungan Hidup. UNS, Surakarta.

Polprasert, C. 1989. Organic Wastes Recycling. John Wiley & Sons. Chichester, UK.

Putri, Zoraya A. 2009. Kajian Kinetika Fermentasi Yoghurt dengan Penambahan Ekstrak Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.). Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Radiyati, Tri., et.al. Pengolahan Kedelai. Subang: BPTTG Puslitbang Fisika Terapan – LIPI, 1992. Hal. 9 – 14.

Rahman, Ansori, 1989. Pengantar Teknologi Fermentasi. Departemen P dan K.

PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

(17)

Raliby, Oesman; Retno Rusdjijati; Imron Rosyidi. 2009. Pengolahan Limbah Cair Tahu menjadi Biogas sebagai Bahan Bakar Alternatif pada Industri Pengolahan Tahu. http://www.balitbangjateng.go.id/kegiatan. (diakses pada 2 Januari 2010).

Santoso, H. B. , 1993. Pembuatan Tempe dan Tahu Kedelai Bahan Makanan Bergizi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Sardjono, Bambang Haryono dan Djoko Wibowo. 1999. Teknologi Fermentasi.

Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Hasil Pertanian UGM. Yogyakarta.

Sarwono, B., dan Saragih, Y. P. 2006. Membuat Aneka Tahu. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Shurtleff , W., dan Aoyagi, A. 1979. The Book of Tofu. Volume II. Autumn Press Inc., Massa chuseff.

Sudarmadji, Slamet, dkk. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Sugiarto, 1987, “Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah”, Universitas Indonesia, Jakarta.

Suhadi, I. 2003. Pengaruh Lama Perendaman Kedelai dan Jenis Zat Penggumpal Terhadap Mutu Tahu. Jurusan Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian.

Universitas Sumatra Utara. http://library.usu.ac.id/download/fp/tekper- ismet%20suhadi2.pdf (diakses pada 29 Desember 2009).

Supriadi, G. 2003. Membuat Susu Kedelai dan Tahu. Direktorat Jendral Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Departemen Pendidikan Nasional.

Supriatna, D. 2007. Membuat Tahu Sumedang. Penebar Swadaya. Jakarta.

Uniek M.C.,Clara, 1999. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Untuk Produksi Enzimα-amilase dari Bacillus amyloliquefaciens. Skripsi jurusan TPHP,Fakultas Teknologi Pertaian, UGM, Yogyakarta.

Wibowo, Djoko, dkk, 1990. Teknologi Fermentasi. PAU Pangan dan Gizi UGM.

Yogyakarta.

Wijaya, Bayu. 2008. Potensi Limah Cair Thau untuk Produksi Biogas sebagai energi alternative.UGM. Yogyakarta.

Winarno, F. G. dan A. Rahman, 1986. Protein: Sumber dan Peranannya.

Teknologi Hasil Pertanian , Bogor.

Yutono, et al., 1983. Pedoman Praktikum Mikrobiology Umum untuk Perguruan Tinggi. Dept Mikrobiologi. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada.

Yogyakarta

(18)
(19)
(20)

1

Gambar

Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Log Jumlah Sel, Kadar Glukosa,  Kadar Asam Asetat Selama 24 Jam pada Limbah Cair Tahu dengan  Penggumpal Asam Asetat (CH 3 COOH)  (A) Sebelum Di-smoothing
Tabel  2.  Hasil  Analisis  Jumlah  Sel  (cfu/ml),  Kadar  Glukosa  (mg/ml),  Kadar Asam Asetat (mg/ml), dan pH  Limbah Cair Tahu dengan  Penggumpal Kalsium Sulfat (CaSO 4 )
Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Log Jumlah Sel, Kadar Glukosa,  Kadar Asam Asetat Selama 24 Jam pada  Limbah Cair Tahu dengan
Tabel 8. Pengaruh Jenis Limbah Cair Tahu terhadap Efisiensi Pembentukan  Asam Asetat

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kajian bibliometrik menggunakan analisis sitiran dengan kajian pola sitiran, pola kepengarangan dan tingkat keusangan literatur ini diharapkan dapat memberikan gambaran

(go project) atau tidak (no go project), dengan berdasarkan berbagai aspek kajian. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek dapat dilaksanakan dengan berhasil, sehingga

Niat ikhlas,Penafsiran para ulama tafsir tentang Surat Hud ayat yang ke 29, menjelaskan bahwa dakwah Nabi Nuh kepada kaumnya memang didasarkan oleh

Tujuan umum tersebut, dapat dirincikan menjadi tujuan khusus : (1) untuk menganalisis rata-rata nilai ulangan harian matematika siswa kelas V Sekolah Dasar

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan tersebut maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: Pertama ; untuk penelitian

Aturan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi kaitannya dengan gratifikasi, dapat disimpulkan bahwa tidak benar dalam atuan tersebut melarang memberikan hadiah

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan bagi seluruh umat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Dengan demikian, pemilik harus menyetujui setiap jumlah yang ditarik yang bukan merupakan bagian dari anggaran yang sudah disepakati (kecuali dalam situasi di mana dana yang