• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

KEMENTERIAN PERTAHANAN, KEMENTERIAN LUAR NEGERI, KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA SANDI NEGARA, LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL, LPP TVRI, LPP RRI, PERUM LKBN ANTARA, DEWAN PERS, KOMISI PENYIARAN INDONESIA, KOMISI INFORMASI PUSAT, LEMBAGA SENSOR FILM (LSF), BADAN KEAMANAN LAUT RI, DAN BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA (BSSN)

Rapat ke : 14 (empat belas) Tahun Sidang : 2017-2018 Masa Persidangan : III

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Ketua dan Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat

Hari, Tanggal : Selasa, 30 Januari 2018

Pukul : 10.00 WIB

Sifat Rapat : Terbuka

Pimpinan Rapat : 1. Dibuka oleh Meutya Viada Hafid, Wakil Ketua Komisi I DPR RI 2. Dilanjutkan dan ditutup oleh Mayjen TNI (Purn) Asril Hamzah

Tanjung, S.I.P., Wakil Ketua Komisi i DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.I.P., Kabag Set. Komisi I DPR RI

Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1 Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270

Acara : 1. Evaluasi kinerja KPI Pusat Tahun 2017;

2. Rencana program kerja KPI Pusat Tahun 2018;

3. Realisasi/penyerapan anggaran KPI Pusat tahun 2018; dan 4. Isu-isu aktual lainnya.

Hadir : 1. ... orang dari 51 Anggota Komisi I DPR RI

2. KPI Pusat:

a. Yuliandre Darwis, Ketua;

b. S. Rahmat Arifin, Wakil Ketua;

(2)

2 c. Prof. H. Obsatar Sinaga, Anggota;

d. Mayong Suryolaksono, Anggota;

e. Dewi Setyarini, Anggota;

f. Nuning Rodiyah, Anggota;

g. Hardly Stefano F, Anggota;

h. Agung Suprio, Anggota;

i. Ubaidillah, Anggota;

beserta jajarannya

I. PENDAHULUAN

1. Sesuai dengan ketentuan Pasal 251 ayat (1) Tata Tertib DPR RI, Ketua Rapat membuka Rapat pada pukul 10.50 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum.

2. RDP Komisi I DPR RI dengan Ketua dan Anggota KPI Pusat pada hari Selasa, tanggal 30 Januari 2018, dengan acara dan waktu sebagaimana tersebut di atas, dibuka oleh Meutya Viada Hafid, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, dan dilanjutkan dan ditutup oleh, Mayjen TNI (Purn) Asril Hamzah Tanjung, S.I.P., Wakil Ketua Komisi I DPR RI.

II. POKOK-POKOK PEMBICARAAN

A. PAPARAN KPI PUSAT TERKAIT AGENDA RAPAT

Dalam Rapat, Ketua KPI Pusat menyampaikan paparan sebagai berikut:

1. Evaluasi kinerja KPI Pusat Tahun 2017, dalam bidang:

a. Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyiaran (PS2P) KPI Pusat, terkait dengan:

1) Koordinasi dan kerja sama penyiaran perbatasan antara KPI, Kemenkominfo, LPS, dan TVRI

2) Tahapan pelaksanaan uji coba siaran di perbatasan dan uji coba di empat wilayah perbatasan

3) Penguatan penyiaran perbatasan di 12 provinsi

4) Database KPI melalui buku direktori penyiaran 2017 dan database online 2018

b. Pengawasan isi siaran terkait dengan pemantauan, pengaduan, sanksi, iklan politik, iklan layanan masyarakat, juru Bahasa isyarat, peningkatan SDM penyiaran, dan apresiasi

(3)

3 c. Kelembagaan terkait dengan Rakornas, Dewan Pimpinan, Annual Meeting

IBRAF OIC, Dialog Publik (HPN), HARSIARNAS, dan FMPP

2. Realisasi anggaran KPI Pusat TA 2017

Realisasi anggaran KPI Pusat T.A. 2017 per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp 49.627.944.433 (97,19%) dari total pagu anggaran KPI Pusat T.A. 2017 sebesar Rp 51.060.282.000,-.

3. Rencana Kerja KPI Tahun 2018

Rencana kerja KPI Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

a. Pembinaan dan penataan kelembagaan KPI, meliputi:

1) Pemantauan langsung program siaran pada Lembaga Penyiaran yang melaksanakan P3SPS

2) Rekomendasi kelayakan program siaran Lembaga Penyiaran

3) Survey indeks kualitas program siaran televisi dan kajian dinamika penyiaran

b. Layanan internal c. Layanan perkantoran 4. Isu-isu aktual, terkait dengan:

a. Pengawasan tayangan politik b. Penetapan Hari Penyiaran Nasional

c. Kelembagaan dan penganggaran KPI Daerah d. Siaran perbatasan

B. POINT-POINT PEMBICARAAN

Adapun point-point pembicaraan yang berlangsung, antara lain:

1. Tanggung jawab dan tekanan kepada KPI sangat besar, untuk itu menjadi penting agar KPI menjadi lembaga yang kuat agar memiliki daya tawar, khususnya dengan Industri Penyiaran.

2. KPI yang kuat sangat diperlukan terutama dalam rangka pengawasan iklan politik. KPI memiliki aturan terkait dengan larangan iklan politik, namun aturan ini digugat dan KPI kalah dalam gugatan tersebut, sehingga saat ini iklan politik mulai bermunculan, meskipun kasus ini dalam proses banding. Terkait dengan iklan politik, KPI perlu memiliki penilaian yang lebih berimbang dan proporsional terhadap iklan politik tersebut baik dalam hal frekuensi, jam tayang, maupun tone positif/negatif.

(4)

4 3. KPI perlu lebih cepat dan tegas dalam memberikan teguran kepada tayangan yang bersifat negatif dan tidak mendidik, seperti acara yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai, karakter, dan moral bangsa Indonesia. Disamping itu, KPI didorong untuk lebih cerdas dalam menangkap pesan-pesan kegiatan dan juga untuk menempatkan konteks acara.

4. KPI didorong untuk mendesak industri penyiaran memberikan konten yang edukatif. Untuk itu KPI Pusat perlu melakukan pembinaan kepada Lembaga Penyiaran untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) penyiaran agar sesuai dengan karakter dan moral bangsa Indonesia.

5. KPI memiliki tugas yang vital untuk membangun budaya dan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.

6. Permasalahan yang dihadapi oleh KPID, yang diibaratkan seakan menjadi anak tiri. Untuk itu, perlu diperjelas hubungan antara KPI dan KPID, dan perlunya KPID diberikan otonomi juga suara agar dapat memiliki peran yang lebih aktif. Pada saat ini, KPID dan KPI Pusat menemukan kendala mengenai pembiayaan KPID, yang masih sangat bergantung dengan kemampuan daerah dan juga terkendala oleh aturan keuangan mengenai hibah.

7. Pelaksanaan siaran digital di Indonesia harus segera dilaksanakan dan perlunya percepatan dari analog ke digital di Indonesia. Selain itu masyarakat juga perlu tahu dan mengerti mengenai digitalisasi. Dengan digitalisasi juga akan mempermudah proses pengawasan oleh KPI.

8. Siaran Indonesia juga perlu dipertimbangkan untuk dapat ditonton oleh warga negara tetangga kita.

III. KESIMPULAN

Setelah melakukan pembahasan yang mendalam terhadap pokok-pokok pembicaraan sebagaimana tersebut di atas, Komisi I DPR RI dan KPI Pusat menyepakati kesimpulan Rapat sebagai berikut:

1. Komisi I DPR RI telah mendengarkan dengan seksama penjelasan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat terkait dengan evaluasi pencapaian program kerja Tahun 2017, realisasi anggaran Tahun 2017, dan rencana program kerja Tahun 2018.

Terkait dengan penjelasan tersebut, Komisi I DPR RI mengapresiasi capaian KPI

(5)

5 Pusat Tahun 2017 dan mendorong agar pencapaian kinerja KPI Pusat terus ditingkatkan di tahun mendatang.

2. Komisi I DPR RI mendesak KPI Pusat untuk melakukan langkah strategis sehingga kedudukan KPI lebih kuat, mampu melakukan fungsi pengawasan program/isi siaran dengan lebih optimal, serta memberikan sanksi secara lebih cepat dan tegas, sehingga tidak ada tayangan media penyiaran yang tidak sesuai dengan karakter dan moral bangsa Indonesia.

3. Komisi I DPR RI mendorong KPI Pusat untuk mengintensifkan pembinaan kepada Lembaga Penyiaran guna meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) penyiaran agar sesuai dengan karakter dan moral bangsa Indonesia.

4. Komisi I DPR RI mendorong KPI Pusat untuk mengoptimalkan koordinasi dengan semua pihak, antara lain: Penyelenggara Pemilu (KPU - Bawaslu), Dewan Pers, dan Komisi Informasi Pusat sehingga tayangan program/isi siaran dan iklan politik di media penyiaran lebih obyektif, berimbang, tidak mengandung unsur kebohongan serta kebencian, terkait dengan pelaksanaan Pilkada 2018, Pemilu Legislatif, dan Pemilu Presiden 2019.

5. Komisi I DPR RI mendorong KPI Pusat untuk terus berupaya membantu KPI Daerah agar KPI Daerah dapat menjalankan tupoksi dengan baik, dengan dukungan anggaran yang memadai dari Pemerintah Daerah sampai adanya peraturan dan ketentuan yang baru.

IV. PENUTUP

Rapat ditutup pukul 13.35 WIB.

Jakarta, 30 Januari 2017 KETUA RAPAT,

TTD.

MAYJEN TNI (PURN) ASRIL HAMZAH TANJUNG, S.I.P.

A-340

Referensi

Dokumen terkait

Kunjungan Kerja ini dalam rangka melaksanakan salah satu tugas Komisi VI DPR RI di bidang pengawasan yang menitikberatkan pada aspek pembangunan ekonomi yang dilaksanakan

Temuan Komisi VIII DPR RI dalam Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Kalimantan Timur kalin untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program pembangunan

Berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 17 Januari 2006 dan Keputusan rapat Badan Musyawarah DPR RI tanggal 19 Januari 2006 yang menugaskan Komisi I DPR

Sehubungan dengan sering terjadi banjir di kecamatan Baleendah, Komisi V DPR RI meminta Ditjen SDA untuk segra melakukan perencanaan dan pembangunan Kolam Retensi Andir untuk

Terhadap usulan pembangunan infrastruktur strategis dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Komisi V DPR RI meminta Ditjen Bina Marga dan Ditjen Sumber Daya Air

Urgensi kunjungan kerja spesifik dilaksanakan dalam rangka pengawasan dari Komisi VIII DPR RI fokus pada pelaksanaan bantuan sosial PKH yang meliputi

10) Melalui pertemuan ini, kami sependapat dengan Komisi III DPR-RI yang sangat komprehensif, teliti dan cermat dalam memberikan pertimbangan pewarganegaraan

Demikian Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI dalam rangka pengawasan pelarangan mudik lebaran tahun 2021 di Pelabuhan Merak dan Bandar Udara