LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI
MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2020– 2021
“DALAM RANGKA EVALUASI PENYALURAN POGRAM KELUARGA HARAPAN
PROVINSI BANTEN”
TANGGAL 27-29 JANUARI 2021
SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
JADWAL DAN TIM KUNJUNGAN KERJA BAB I PENDAHULUAN
BAB II KEBIJAKAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN
BAB III REALISASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN TAHUN 2020 DI PROVINSI BANTEN
BAB IV PENUTUP DAFTAR PERTANYAAN
3
DAFTAR NAMA TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE KOTA CILEGON - BANTEN
27 JANUARI 2021 NOMOR
N A M A JABATAN FRAKSI DAPIL
UR UT
ANGG
1. A-509 H. YANDRI SUSANTO, S.Pt. KETUA PAN BANTEN II
2. A-107 LAKSDYA TNI (PURN) MOEKHLAS
SIDIK, MPA Wakil Ketua GERINDRA JATIM II 3. A-154 I KOMANG KOHERI, SE Anggota PDIP LAMPUNG II 4. A-231 IGN. KESUMA KELAKAN, ST. M.Si. Anggota PDIP BALI 5. A-272 H. JOHN KENEDY AZIS, SH Anggota PG SUMBAR II 6. A-280 MOHAMMAD SALEH, SE Anggota PG BENGKULU 7. A-304 Hj. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Ag.
SH. MH Anggota
PG
JATENG IV 8. A-353 H. RUDI HARTONO BANGUN, , SE.
M.A.P Anggota NASDEM SUMUT III
9. A-564 IR.H. NANANG SAMODRA, KA, M.Sc. Anggota DEMOKRAT NTB II 10. A-552 WASTAM SE, SH Anggota DEMOKRAT JATENG VIII 11. A-440 KH. BUKHORI, Lc,, M.A Anggota PKS JATENG I 12. A-473 H. IIP MIFTAHUL CHOIRY, S.Pd.I Anggota PPP BANTEN I 13. - ACHMAD SOFIAN BAHTIAR, S. Sos. Sekretariat Komisi VIII DPR RI 14. - DICKY RACHMADI, S.A.P Sekretariat Komisi VIII DPR RI 15. - RENO BULAN Sekretariat Komisi VIII DPR RI 16. JODY PRATAMA PUTRA Sekretariat Komisi VIII DPR RI 17. - SURATMAN, SH, MH Tenaga Ahli
18. - FIRDAUS PANJI PRABOWO TV Parlemen
4 BAB I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan Peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR-RI dalam kunjungan Kerja Spesifik Masa Persidangan III Tahun Sidang 2020-2021 telah membentuk 3 Tim Kunjungan Kerja Spesifik yakni ke Kab. Purwakarta, Kota Cilegon dan Kab Sumedang.
Urgensi kunjungan kerja spesifik dilaksanakan dalam rangka pengawasan dari Komisi VIII DPR RI fokus pada pelaksanaan bantuan sosial PKH yang meliputi bagaimana mekanismenya dan siapa saja yang menerima, apakah penerima itu betul merasakan manfaatnya? pergunakan untuk apa dan kemndala apa saja yang dihadapi pemerintah dalam proses penyaluran termasuk masalah akurasi data penerima bantuan sosial agar tepat sasaran dan tidak tumpang tindih.
Selain itu juga memastikan dalam penyaluran bantuan sosial juga dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan.
B. DASAR KUNJUNGAN KERJA
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20,
20A, 21 dan 23 tentang tugas DPR-RI di bidang Legislasi, Anggaran dan Pengawasan.
2. Undang undang Nomor 17 tahun 2014 tentang MD3 sebagaimana telah
diubah dalam Undang undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang undang Nomor 17 tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
3. Keputusan DPR RI Nomor 01 tahun 2014 tentang Tata Tertib:
a. Pasal 6 dan 7 tentang Wewenang dan Tugas DPR RI;
b. Pasal 58 Ayat (3) tentang Tugas Komisi di bidang Pengawasan;
c. Pasal 59 Ayat (3) huruf (f) tentang Pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi DPR RI.
5
C. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Melakukan komunikasi intensif antara DPR RI khususnya Komisi VIII DPR
RI dengan daerah, baik Pemerintah Daerah dan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program Bantuan Sosial.
Melaksanakan fungsi Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-undang
termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang digunakan untuk Program Bantuan Sosial.
Menggali dan menyerap aspirasi daerah dari unsur Pemerintah Daerah
maupun masyarakat pelaksanaan Program Bantuan Sosial. 2. TUJUAN
Mendapatkan masukan berupa data faktual tentang pelaksanaan program bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH).
6 BAB II
KEBIJAKAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN 1. Umum
Kebijakan bantuan sosial terkait dengan dampak Covid-19 direncanakan ada penambahan target untuk Program Keluarga Harapan dari 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menjadi 15 juta KPM dengan kebutuhan anggaran tambahan Rp17.858.639.704.000,- (Tujuh Belas Triliun Delapan Ratus Lima Puluh
Delapan Miliar Enam Ratus Tiga Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Empat Ribu Rupiah)
Disamping itu ada penambahan target Bantuan Sosial Sembako dari 15,6 juta
KPM menjadi 20 juta KPM dengan kebutuhan anggaran tambahan
Rp7.950.085.020.000,- (Tujuh Triliun Sembilan Ratus Lima Puluh Miliar Delapan
Puluh Lima Juta Dua Puluh Ribu Rupiah).
Selanjutnya kebutuhan tambahan anggaran Kementerian Sosial Tahun 2021 berdasarkan Pagu Indikatif 2021, Usulan Tambahan Anggaran 2021 dan Rencana Penambahan Target PKH dan Bantuan Sosial Sembako total sebesar Rp91.911.795.562.000,- (Sembilan Puluh Satu Triliun Sembilan Ratus Sebelas Miliar
Tujuh Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Lima Ratus Enam Puluh Dua Ribu Rupiah).
Tujuan pemberian bantuan sosial yaitu: Bantuan sosial dimaksudkan agar seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang mengalami guncangan dan kerentanan sosial dapat tetap hidup secara wajar. Selanjutnya bantuan sosial dapat bersifat semetara dan/atau berkelanjutan yang diberikan dalam bentuk: Bantuan sosial bersifat sementara dan/atau berkelanjutan dalam bentuk: a. bantuan langsung; b. penyediaan aksesibilitas; dan/atau. penguatan kelembagaan. Bentuk bantuan sosial antara lain makanan pokok, pakaian, tempat tinggal (rumah penampungan sementara), dana tunai, perawatan kesehatan dan obatobatan, akses pelayanan dasar (kesehatan, pendidikan), bimbingan teknis/supervisi, dan penyediaan pemakaman.
2. Kebijakan PKH Tahun 2020
a. Berperan dalam pencegahan Stunting dan penanganan gizi buruk berupa penambahan indek bantuan kategori ibu hamil dan anak usia dini maksimal anak kedua.
b. Bersinergi dengan Program Keluarga Berencana dengan membatasi maksimal
2 kali kehamilan dan maksimal 2 anak usia 0 sd. 6 tahun.
c. Validasi pada daerah terdepan, terluar, terpencil dan saturasi kabupaten
7
d. Sinergitas KPM berdikari sejahtera melalui pemberdayaan KPM melalui KUR dan Kredit
Mikro
e. Target Graduasi tahun 2020 sebanyak 1 jt KPM
3. Kebijakan Teknis
a) Kenaikan Indeks bantuan sosial sebesar pada komponen kesehatan dari 2,4 juta
menjadi 3 juta sebagai dukungan pada upaya penurunan stunting;
b) Penguatan kebijakan PKH diarahkan pada pemberdayaan sosial melalui KUBE.
Menumbuhkan kewirausahaan sosial melalui Program Ultra Mikro (Umi) Kementerian Keuangan, Kredit Usaha Rakyat (KUR);
c) Penguatan PKH sebagai bagian dari sistem perlindungan sosial adaptif untuk korban
bencana alam maupun bencana sosial;
d) Lulusan sekolah dari keluarga peserat PKH menjadi prioritas bantuan Kartu Indonesia
Pintar (KIP) Kuliah;
e) Anak usia produktif dari keluarga peserta PKH menjadi prioritas penerima kartu pra
kerja;
INDEKS BANTUAN SOSIAL PKH
NO FAKTOR PENIMBANG INDEKS BANTUAN
(Rp.)/TAHUN
1 Kategori Ibu Hamil 3.000.000
2 Kategori Anak Usia 0 s.d. 6 Tahun 3.000.000
3 Kategori Pendidikan Anak SD/Sederajat 900.000
4 Kategori Pendidikan Anak SMP/Sederajat 1.500.000
5 Kategori Pendidikan Anak SMA/Sederajat 2.000.000
6 Kategori Penyandang Disabilitas Berat 2.400.000
7 Kategori Lanjut Usia 70 Tahun ke Atas 2.400.000
Perhitungan bantuan sosial PKH dibatasi maksimal 4 (empat) orang dalam satu keluarga yang kategorinya dapat terdiri atas :
Ibu hamil/nifas dibatasi kehamilan ke 2 (dua) di dalam keluarga PKH.
Anak usia dini 2 (dua) anak di dalam keluarga PKH.
Anak usia sekolah (SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat).
Lanjut usia dengan usia≥ 70 (tujuh puluh) tahun maksimal 1 (satu) orang di dalam keluarga PKH.
8
Masyarakat harus bisa membedakan masing2 program tersebut : PKH adalah program keluarga harapan, bentuknya uang tunai langsung masuk rekening masing-masing. BPNT (dulu namanya Raskin) adalah Bantuan Pangan Non Tunai, bentuknya berupa Bahan Makanan yang disalurkan melalui Kios Desa yang ditentukan oleh bank Mandiri kerjasama TKSK kecamatan.
MekanismePelaksanaanValidasiBy Sistem
DTKS MASTER PESERTA E-PKH DATA KPM BARU CLEANSING By SISTEM Pemutakhiran Data VALIDASI By SISTEM • Cek Kriteria PKH• Filter KPM Existing dan data NE • Filter Unique Key
• Filter Rekening Existing • Cek Komponen PKH
• Pendamping Memastikan ulang data hasil validasi • Dinas Sosial Membuat
Surat Pengesahan Pemutakhiran Data Buka Rekening Kolektif Penetapan Kepesertaan • Approval e-PKH • SK Kepesertaan Penyaluran Bansos PENGECEKAN REKENING • Cek Rekening • Cek Status Rekening (OM-SPAN) Ya Td k • Kriteria Desil • Ada Komponen PKH Keterangan :
1. Pusdatin memberikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang memiliki komponen PKH (hasil verivali daerah). 2. Dit JSK melakukan cleansing by system (data kpm aktif dan sudah non eligible).
3. Dit. JSK melakukan validasi by system terhadap komponen PKH. 4. Hasil validasi by system dilakukan pengecekan rekening sebagai berikut :
a. Apabila calon penerima manfaat telah memiliki rekening, selanjutnya dicek status rekening (OM-SPAN) b. Apabila calon penerima manfaat belum memiliki rekening, selanjutnya dilakukan pembukaan rekening kolektif 5. Calon penerima manfaat yang telah memiliki rekening dan hasil cek status rekeningnya aktif (status 1),
selanjutnya dilakukan penetapan kepesertaan KPM PKH
5. Data KPM PKH yang sudah ditetapkan kepesertaannya akan masuk ke master peserta e-PKH 6. Penyaluran bantuan sosial dilakukan per bulan
7. Pendamping melakukan pemutakhiran data KPM sesuai dengan mekanisme pemutakhiran
9 Metode Cleansing Data Calon KPM PKH
1. DTKS periode finalisasi Januari 2020 (Non PKH)
2. Data yang diambil Penerima Sembako
3. Data yang diambil diprioritaskan pemutakhiran tahun 2019 dan 2020
4. Data yang diambil > 1 anggota keluarga
5. Data yang diambil memiliki anak usia 0 s/d 16 tahun dengan asumsi :
a. Usia Dini (0 - 6 tahun) c. Usia SMP (13-15 tahun) b. Usia SD (7 – 12 tahun) d. Usia SMA (16 tahun)
6. Data yang memiliki usia lanjut usia ≥ 70 tahun (memiliki komponen lain dan
dalam keluarga)
7. Desil 1 – 3 (Persentil 1 s/d 30)
8. Data KPM PKH yang sudah NE atau graduasi atau peserta PKH Aktif
9. Data diambil dari kecamatan existing PKH
Sumber Data : Data Awal bersumber dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Pusdatin Kesos • DTKS Validasi Data by sistem Penetapan KPM PKH Eligible Pengambil an data dari DTKS
Pengecekan Data Awal calon
KPM PKH secaraSistem * Pembukaan Rekening Kolektif (Burekol) Eligibl
e
Penetapan SK Kepesertaan oleh Direktur Jaminan Sosial Keluarga
Validasi Data Calon Keluarga Penerima Manfaat PKH by Sistem
Validasi Data by Sistem dilakukan untuk
mengecek kriteria kepesertaan PKH : 1. Ibu Hamil
2. Anak Usia Dini (0-5) 3. Usia SD (6-12) 4. Usia SMP (13-15) 5. Usia SMA (16) 6. Lansia usia≥ 70 tahun 7. Disabilitas Berat Burekol dilakukan apabila terdapat calon KPM yang belum memiliki rekening Penetapan KPM PKH dilakukan apabila calon KPM yang telah memiliki rekening atau berhasil burekol dan telah dilakukan pengecekan status OM-SPAN (status 1)
10
PENGELOLAAN DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL/ DTKS
20%
10 juta keluarga25%
15,6 juta keluargaPKH
PBI -JKN
DTKS
40%
98,1 juta jiwa 27 jutaRuta 29,1 jutaKeluarga38%
96,8 jutajiwaBPNT
10PEMBAGIAN KEWENANGAN (UU NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
Permensos No 5/2019 tentang Pengelolaan DTKS
Pendataan dan Pengelolaan data fakir
miskin cakupan daerahkab/kota
Pengelolaan data fakir
miskin cakupan daerah
provinsi
Pengelolaan data fakir miskin nasional
PEMERINTAH PUSAT (KEMENSOS)
PEMERINTAH PROV
PEMERINTAH KAB/KOTA
05
04
03
02
01
DATA
TERPADU
KESEJAHTERAAN
SOSIAL
Pendataan
Di Desa/Kelurahan oleh PSKS menggunakan SIKS Offline dan SIKS AndroidVerivali Kab/Kota
Monitoring kualitas data (BAMusdes/Muskel, foto) dan pengesahan data oleh Bupati/Walikota
Verivali Provinsi
Verivali level provinsi oleh Dinas SosialPenetapan DTKS
Verivali oleh Pusdatin, dan Penetapan DTKSoleh Mensos (paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun) melalui SIKS-NG
Penggunaan DTKS
Penggunaan data oleh Kementerian/Lembaga, Daerah & Masyarakat11
* Keterangan:
SLRT = Sistem Layanan Rujukan Terpadu; SIKS-NG = Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial New Generation; Tomas = Tokoh Masyarakat MPM = Mekanisme Pemutakhiran Mandiri; CAPI = Computer Assisted Personal Interviewing (teknik interview/pencacahan responden dengan bantuan teknologi komputer ); PAPI = Pen And Paper Interview 11
Pengolahan Data • Pemeriksaan • Entri Data: 1) metode *CAPI, *PAPI; 2) metode offline • Data Cleaning *SIKS-NG Offline/ Mobile Home Visit - lokasi (koordinat) - durasi wawancara - fotokopi KTP - fotokopi KK - foto rumah tampak
depan, dalam, kamar, toilet dan belakang
Hasil Verivali Penduduk dalam Exclusion
Error
Data Usulan Baru Rumah Tangga DESA /
KELURAHAN
Prelist awal
Mendaftarkan diri secara aktif
DATA TERPADU
Penanganan Fakir Miskin & Orang Tidak Mampu
- *Tomas - RW - RT - Babinsa - dsb Jadwal & undangan Forum Musyawarah Persiapan Pelaksanaan • Konsultasi Publik • Maksud dan tujuan • Diskusi tentang Prelist • Menetapkan Prelist
dan usulan baru RUTA • BAST • Dokumentasi TAHAPAN: M U S D E S / M U S K E L *SIKS-NG ONLINE *SLRT & *MPM *SIKS-NG Online/ Mobile *SIKS-NG Mobile *SIKS-NG Mobile
12 BAB III
HASIL KUNJUNGAN KERJA REALISASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN TAHUN 2020 DI PROVINSI BANTEN
Dalam rangka mengentaskan kemiskinan pada tahun 2020, Kementerian Sosial salah sat program prioritasnya adalah Program Keluarga Harapan yang dialokasikan untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, sebagai berikut:
NO KAB/KOTA JUMLAH KELUARGA PENERIMA MANFAAT ANGGARAN 01 Kabupaten Serang 42.607 Rp 124.109.930.300 02 Kota Cilegon 5.235 Rp 15.249.031.500 03 Kota Serang 8.879 Rp 25.863.639.100 04 Kabupaten Pandeglang 69.052 Rp 201.141.570.800 05 Kabupaten Lebak 50.205 Rp 146.242.144.500 06 Kabupaten Tangerang 93.924 Rp 273.591.219.600 07 Kota Tangerang 34.797 Rp 101.360.181.300
08 Kota Tangerang Selatan 8.176 Rp 23.815.870.400
Jumlah Total 5.315.168 KPM Rp2.055.846.167.200
Selanjutnya Program Keserasian Sosial yang dialokasikan untuk
13
NO KAB/KOTA KUOTA INDEKS ANGGARAN
01 Kabupaten Serang 2 Lokasi Rp 150.000.000 Rp300.000.000
02 Kabupaten Lebak 1 Lokasi Rp 150.000.000 Rp150.000.000
03 Kabupaten
Tangerang
1 Lokasi Rp 150.000.000 Rp150.000.000
Jumlah Total 4 Lokasi Rp600.000.000
Selanjutnya Program Kearifan Lokal yang dialokasikan untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, sebagai berikut:
NO KAB/KOTA KUOTA INDEKS ANGGARAN
01 Kota Cilegon 2 Lokasi Rp 50.000.000 Rp100.000.000
02 Kabupaten Lebak 1 Lokasi Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
03 Kabupaten
Tangerang
1 Lokasi Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
Jumlah Total 4 Lokasi Rp200.000.000
Selanjutnya Program Kampung Siaga Bencana yang dialokasikan untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, sebagai berikut:
NO KAB/KOTA KUOTA ANGGARAN
01 Kabupaten Serang 1 Lokasi Rp120.774.000
02 KabupatenPandeglang 1 Lokasi Rp123.968.000
03 Kabupaten Tangerang 1 Lokasi Rp122.070.000
14 Distribusi Dana Bansos PKH Provinsi Banten
Sampai Bulan Juni Tahun 2020
NO KABUPATEN/ KOTA
TAHUN 2020
TOTAL HINGGA JUNI BANSOS
TAHAP I BANSOS TAHAP II BANSOS APRIL BANSOS MEI BANSOS JUNI
1 KOTA CILEGON 3.613.550.000 3.552.475.000 1.301.931.000 1.314.946.000 1.320.814.000 11.103.716.000 2 KOTA SERANG 6.688.950.000 6.475.375.000 2.433.032.000 2.319.520.000 2.315.681.000 20.232.558.000 3 KOTA TANGERANG 21.908.975.000 21.467.250.000 7.474.246.000 7.330.423.000 7.406.639.000 65.587.533.000 4 KOTA TANGERANG SELATAN 5.489.800.000 5.325.525.000 1.926.316.000 1.901.027.000 1.907.679.000 16.550.347.000 5 LEBAK 38.264.750.000 37.581.225.000 12.962.110.000 12.809.846.000 12.849.540.000 114.467.471.000 6 PANDEGLANG 51.475.125.000 50.486.400.000 19.570.791.000 19.684.039.000 20.087.699.000 161.304.054.000 7 SERANG 29.916.375.000 29.702.450.000 10.799.422.000 10.829.789.000 10.825.236.000 92.073.272.000 8 TANGERANG 56.570.525.000 53.419.075.000 19.035.817.000 19.517.809.000 19.663.969.000 168.207.195.000 JUMLAH 213.928.050.000 208.009.775.000 75.503.665.000 75.707.399.000 76.377.257.000 649.526.146.000 Permasalahan
1. Masih lemahnya data dari RT/RW sampai pemerintah pusat untuk
bersinergi
2. Saat ini seluruh tingkat pemerintah dari pusat sampai desa melakukan
penyaluran bantuan pada masa Covid-19. Seluruh kegiatan bantuan itu harus ditunjang dengan validasi data yang akurat dan tepat sasaran penerima bantuan. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka yang terjadi akan amburadul, tidak merata dan kemungkinan besar akan salah sasaran.
3. Belum sinkron antara data dari kepala desa dengan yang diberikan
bantuan saat pencairan itu tidak cocok. Hal itu kemudian menjadi dilematis, karena kepala desa yang disalahkan. Bahkan tidak sedikit kantor desa yang didemo atau bahkan terjadi kekerasan fisik.
4. Masih adanya ASN yang menerima bantuan, padahal jika dilihat dari
indeks persyaratan penerimanya tidak masuk kategori. Ini harus segera dibenahi, agar jangan sampai menjadi polemik baru di masyarakat.
15 BAB IV
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil kunjungan, dapat disampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Dalam melakukan Validasi penggenapan bersumber dari data DTKS penerima
Bantuan Sosial Pangan dengan prioritas dan dilakukan mekanisme Validasi dilakukan By System.
2. Pencairan akan dilakukan pertermin prioritas data eksisting selanjutnya data baru.
3. Segera memastikan Validasi Data by Sistem dilakukan untuk mengecek kriteria
kepesertaan PKH :
a. Ibu Hamil
b. Anak Usia Dini (0-5)
c. Usia SD (6-12)
d. Usia SMP (13-15)
e. Usia SMA (16)
f. Lansia usia ≥ 70 tahun
g. Disabilitas Berat
4. Komisi VIII DPR RI mendorong Bank yang tergabung dalam HIMBARA untuk
menjamin kerahasiaan dan keamanan dana bantuan Non Tunai bagi penerima bantuan.
5. Komisi VIII DPR RI mendorong Kementerian Sosial RI meningkatkan kesejahteraan
bagi Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK) dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) serta mendorong TKSK dan PSM menjadi pendamping PKH.
6. Komisi VIII DPR RI mendorong segera diatasi adanya kelambatan dalam penyaluran
bantuan.
7. Segera dilakukan evaluasi KPM yang sudah tergraduasi dan selanjutnya dapat
16 BAB V
PENUTUP
Demikianlah bahan bacaan ini dibuat, sebagai bahan referensi dalam kunjungan kerja ke Provinsi Banten.
PIMPINAN KOMISI VIII DPR RI KETUA