• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitiaan Terdahulu

Fatimah (2018), menyatakan bahwa literasi keuangan berpengaruh terhadap perilaku keuangan mahasiswa, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi pengetahuan keuangan serta kemampuan mahasiswa dalam mengelola keuangan maka akan semakin bijak dalam pengambilan keputusan terkait perilaku keuangannya. Selain itu hasil pengujian dan analisis lainnya menunjukan bahwa mahasiswa non ekonomi. Hal ini disebabkan karena mahasiswa ekonomi sudah memperoleh keuangan sejak pertama memasuki perkuliahan dan menerima pembelajaran terkait keuangan.

Tukan et al (2020), hasil dari uji hipotesis penelitian financial technology menunjukkan bahwa pemahaman seseorang mengenai layanan dan produk financial technology serta penggunaan financial technology tidak berpengaruh pada perilaku keuangan orang tersebut. Hal ini disebabkan oleh pemahaman dan penggunaan financial technology oleh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta belum maksimal.

Berdasarkan uji hipotesis mengenai literasi keuangan, menunjukan bahwa tingkat pengetahuan keuangan seseorang dapat mempengaruhi cara orang tersebut mengambil keputusan keuangannya. Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat literasi keuangan dosen, maka semakin baik pula perilaku keuangan dosen tersebut.

(2)

10 Widiastuti et al (2020), Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial technology tidak berpengaruh terhadap perilaku keuangan, dan literasi keuangan berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan. Hasil secara simultan menunjukkan bahwa financial technology dan literasi keuangan berpengaruh terhadap perilaku keuangan. Literasi keuangan yang diperoleh secara tepat dan didukung oleh fasilitas pelayanan keuangan yang memadai akan mempengaruhi perilaku finansial yang semakin baik. Mahasiswa akan dapat bertindak secara efektif dan efisien dalam mengelola dan memecahkan masalah dalam pengambilan keputusan.

Nadya Ramadhani & Debby (2021), Berdasarkan hasil penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa financial technology berpengaruh terhadap Perilaku Keuangan generasi milenial. Karena semakin baiknya penggunaan, pengetahuan dan aksesibilitas financial technology maka semakin baik pula perilaku keuangan generasi milenial. financial technology dapat mendorong minat generasi milenial untuk menggunakannya dalam praktek keuangan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Semakin manfaatnya bertambah, maka perilaku penggunaan financial technology dalam kehidupan sehari-hari dapat semakin berkembang.

Zakarsyi & Purwanto (2021), menyatakan bahwa literasi keuangan berpengaruh positif terhadap perilaku keuangan. Hal tersebut juga membuktikan bahwa terdapat hubungan antara literasi keuangan dan perilaku keuangan, apabila individu memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi meliputi pengetahuan keuangan secara umum, pinjaman dan simpanan, asuransi, dan investasi maka individu tersebut dapatvmengelola keuangannya dengan baik. Adapun hasil

(3)

11 penelitian yang menyatakan bahwa financial technology tidak terdapat pengaruh terhadap perilaku keuangan karena pemahaman serta penggunaannya yang masih belum maksimal, sehingga dapat menjadi penyebab seseorang melakukan perilaku keuangan yang kurang baik.

Rahmah (2020), mengatakan bahwa literasi kuangan dan financial technology secara simultan berpengaruh signifikan menunjukan bahwa literasi keuangan berpengaruh simultan terhadap perilaku keuangan. Hasil pengujian dan analisis lainnya menunjukan bahw literasi keuangan berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan, dan financial tehnology berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan.

Erlangga dan Krisnawati (2020), menyatakan bahwa tingkat penggunaan financial technology payment pada mahasiswa berada pada kategori baik sedangkan perilaku keuangan berada pada kategori netral. Selain itu, ditemukan bahwa financial technology payment memiliki pengaruh positif terhadap perilaku keuangan mahasiswa di wilayah Bandung Raya.

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Teory of Planned Behaviour (TPB)

Teori yang digunakan dalam meneliti perilaku individu dalam hal ini perilaku keuangan mahasiswa adalah theory of planned behavior, dimana teori ini menyatakan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh sikap, norma, dan kontrol perilaku. Theory of planned behavior (TPB) merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen pada tahun 1980.

(4)

12 Menurut Theory of Reasoned Action (TRA), keputusan untuk melakukan perilaku tertentu merupakan hasil dari proses yang rasional.

Teori ini lahir karena kurang berhasilnya penelitian-penelitian yang menguji teori sikap, yaitu hubungan antara sikap dan perilaku. Beberapa pilihan perilaku dipertimbangkan lalu konsekuensi dan hasilnya dinilai, lalu dibuat keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (intensi).

Intensi melakukan perilaku ini ditentukan oleh dua determinan dasar, yaitu determinan diri dan determinan pengaruh sosial. Determinan diri yaitu attitude (sikap terhadap perilaku dan determinan pengaruh sosial yaitu subjective norm (norma subjektif).

Pada penelitian ini TPB dijadikan sebagai grand theory variabel Y yaitu perilaku keuangan. Niat tersebut merupakan sikap yang terencana dan direncanakan. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku keuangan mahasiswa, yaitu literasi keuangan dan Financial technology.

Menurut Candra & Memarista (2015) Literasi keuangan adalah pengetahuan yang dimiliki dalam bidang keuangan, seperti menabung, berinvestasi yang dapat mempengaruhi pola pikir dalam mengelola keuangan sehingga kondisi keuangan menjadi baik dan kepuasan keuangan tercapai. Menurut Rama et al., (2021) Financial technology berpengaruh terhadap Perilaku Keuangan.

Karena semakin baiknya penggunaan, pengetahuan dan aksesibilitas financial technology maka semakin baik pula perilaku keuangan.

Seseorang yang memiliki sikap positif serta dukungan dari orang orang disekitar dan sedikitnya hambatan untuk melakukan suatu perilaku, maka orang itu akan memiliki niatan yang kuat dibandingkan dengan

(5)

13 seseorang yang memiliki sikap positif dan dukungan dari orang sekitar akan tetapi banyak hambatan yang ada untuk melakukan perilaku tersebut. Maka hubungannya dengan penggunaan financial technology, individu yang menggunakan fintech dalam bertransaksi akan mendorong mereka untuk menggunakan fintech memilih fintech dalam pengelolaan keuangan mereka sehari hari.

2. Perilaku Keuangan

Perilaku keuangan mempelajari pengaruh dari faktor sosial, kognitif dan emosional pada keputusan ekonomi individu. Menurut Gitman (2002) bahwa perilaku keuangan pribadi adalah cara individu mengelola uang untuk digunakan sebagai keputusan penggunaan dana, penentuan sumber dana, serta keputusan untuk perencanaan pensiun. Perilaku keuangan selalu berhubungan dengan cara individu mengelola keuangan. Menurut Herawati (2015) perilaku keuangan diartikan sebagai perilaku dalam mengelola keuangan pribadi terkhusus dalam penelitiannya yaitu mengatur penggunaan uang saku yang diberikan orang tua dengan lebih bijak. Arsanti & Riyadi (2018) medefinisikan perilaku keuangan dengan bagaimana seseorang memperlakukan, mengelola, dan menggunakan sumber daya keuangan yang apa adanya. Sumber daya tersebut dapat berasal dari berbagai sumber keuangan.

Menurut Malinda (2007) pengelolaan keuangan pribadi adalah sebuah proses pencapaian tujuan pribadi melalui manajemen keuangan yang terstruktur dan tepat. Individu harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk mengelola sumber keuangan pribadinya secara efektif demi kesejahteraannya. Dalam Kholilah & Iramani (2013) menjelaskan perilaku

(6)

14 keuangan adalah kemampuan seseorang dalam mengatur (perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan) dana keuangan sehari-hari. Menurut Sumiarni (2019) Mengelola keuangan pribadi adalah proses bagaimana individu menggunakan uang yang dimilikinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Berdasarkan definisi yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku keuangan merupakan bagaimana seseorang memperlakukan, mengelola dan menggunakan sumber daya keuangan yang ada. Individu dengan perilaku keuangan yang bertanggung jawab cenderung efektif dalam penggunaan uang dan menggunakannya secara efektif dan efisien untuk kesejahteraan kehidupan serta disesuaikan dengan pendapatan yang diperoleh dengan bertanggung jawab dalam penggunaan uang tersebut.

1) Indikator Perilaku Keuangan

Perilaku setiap orang dalam melakukan perilaku keuangan dapat diukur dengan beberapa indikator. Menurut Selcuk (2015) perilaku keuangan dapat diukur dengan tiga indikator. Pertama, tepat waktu dalam membayar tagihan. Membayar tagihan tepat waktu berkaitan dengan kegiatan atau kebiasaan yang dilakukan mahasiswa setiap bulan. Kedua, membuat anggaran personal. Menyusun anggaran secara sistematis dalam bentuk angka untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. Ketiga, memiliki tabungan untuk masa depan. Berkaitan dengan simpanan yang dapat digunakan pada saat ada kebutuhan mendesak di masa yang akan datang.

(7)

15 Gutter & Copur (2011) juga berpendapat bahwa ada empat hal yang menjadi indikator dalam perilaku keuangan, yaitu budgeting atau penganggaran, saving atau tabungan, risk credit card behaviors atau perilaku kartu kredit yang berisiko, dan pembelian kompulsif. Sedangkan menurut Nababan & Sadalia (2013) mengemukakan terdapat enam indikator perilaku keuangan yang digunakan untuk penelitian yaitu membayar tagihan tepat waktu, membuat anggaran pengeluaran dan belanja, mencatat pengeluaran dan belanja, menyediakan dana untuk pengeluaran tidak terduga, menabung secara periodik, dan membandingkan harga antar toko sebelum memutuskan untuk membeli.

Berdasarkan indikator yang telah dijelaskan, maka indikator perilaku keuangan yang akan digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pendapat dari Selcuk (2015) serta Gutter & Copur (2011). Indikator tersebut yaitu (1) tepat waktu dalam membayar tagihan (Selcuk, 2015); (2) membuat anggaran personal (Selcuk, 2015); (3) memiliki tabungan untuk masa depan (Selcuk, 2015); (4) pembelian kompulsif (Gutter & Copur, 2011). Pemilihan indikator tersebut dipilih karena dirasa sudah mewakili dan sesuai dengan kondisi mahasiswa serta relevan terhadap variabel perilaku keuangan. Indikator risk credit card behaviors (perilaku kartu kredit yang berisiko) oleh Gutter &

Copur (2011) tidak digunakan karena mayoritas mahasiswa belum memiliki kartu kredit.

3. Literasi Keuangan

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 76/POJK.07/2016 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di sektor Jasa Keuangan

(8)

16 Bagi Konsumen dan atau Masyarakat, literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, keyakinan, yang memengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan. Organization for Economic Co- operation and Development (OECD) (2016) mendefinisikan literasi keuangan sebagai pengetahuan dan pemahaman atas konsep dan risiko keuangan, berikut keterampilan, motivasi, serta keyakinan untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman yang dimilikinya tersebut dalam rangka membuat keputusan keuangan yang efektif, meningkatkan kesejahteraan keuangan (financial wellbeing) individu dan masyarakat, dan berpartisipasi dalam bidang ekonomi.

Robb &Woodyard (2011) financial literacy yang cukup akan memberikan pengaruh positif terhadap perilaku keuangan seseorang, seperti mengatur atau mengalokasikan keuangannya dengan tepat.

Menurut Putri dan henny, (2017) menjelaskan bahwa literasi keuangan merupakan bagian dari pembelajaran dalam pengelolaan keuangan dan perencanaan investasi agar pembuatan keputusan sehari-hari lebih terarah dan bijaksana. Menurut Tania Budiono dalam Andansari (2018) literasi keuangan adalah pengambilan keputusan individu yang menggunakan kombinasi dari beberapa keterampilan, sumber daya, dan pengetahuan konstektual untuk megolah informasi dan membuat keputusan berdasarkan dengan resiko keuangan dari keputusan tersebut. Pengetahuan keuangan dapat digunakan utuk alat dalam pegambilan keputusan keuangan.

(9)

17 Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, maka penelitian mengartikan literasi keuangan merupakan pengetahuan seseorang mengenai bagaimana cara mengelola dan perencanaan keuangan mereka agar pembuatan keputusan keuangan sehari-hari lebih terarah.

1) Kategori literasi keuangan

Otoritas Jasa Keuangan dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (2017), terdapat 4 kategori dalam literasi keuangan penduduk Indonesia, yaitu :

a. Well Literate, yaitu memiliki keyakinan serta pengetahuan mengenai keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, risiko, dan manfaat, hak dan kewajiban tentang produk jasa keuangan, serta memiliki keterampilan dalam penggunaan produk dan jasa keuangan.

b. Sufficient Literate, yaitu memiliki keyakinan dan pengetahuan keuangan terkait produk dan jasa keuangan, fitur, manfaat, dan risiko, hak dan kewajiban dalam produk dan jasa keuangan.

c. Less Literate, yaitu pada tingkatan seseorang hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga dan jasa keuangan.

d. Not Literate, yaitu pada tingkatan terakhir seseorang tidak memiliki pengetahuan, keteramplan, dan keyakinan terkait produk dan jasa keuangan.

2) Indikator literasi keuangan

Menurut Chen dan Volpe (1998), Terdapat 4 indikator literasi keuangan. Pertama, Pengetahuan umum tentang keuangan pribadi. Ketika

(10)

18 seseorang mengelola keuangan pribadinya maka mereka harus memahami bagaimana mengatur pendapatan dan pengeluaran sehingga dapat membuat keputusan yang efektif. Kedua, Tabungan dan pinjaman.

Tabungan merupakan sejumlah uang yang disimpan untuk digunakan dikemudian hari. Dengan begitu mendorong seseorang untuk mengelola keuangan secara bijak sedangkan pinjaman merupakan suatu fasilitas untuk melakukan peminjaman uang dan membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Ketiga, Asuransi. Asuransi merupakan suatu bentuk pengendalian resiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan atau transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain (dalam hal ini adalah perusahaan asuransi). Tujuan asuransi yaitu untuk memberikan rasa aman selain itu jika terjadi peristiwa yang tidak terduga misal kecelakaan, kehilangan, kerusakan pada barang berharga akan mendapatkan ganti rugi. Keempat, Investasi. Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana atau asset dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan diwaktu yang akan datang.

4. Financial technology

Menurut Bank Indonesia financial technology hasil dari penggabungan antara jasa keuangan dengan teknologi yang akhirnya mengubah model bisnis dan konvensional menjadi moderat, yang awalnya dalam melakukan transaksi pembayaran harus melakukan pertemuan atau tatap muka dan membawa sejumlah uang kas, namun kini dengan adanya financial technology dapat melakukan kegiatan transaksi atau pembayaran

(11)

19 jarak jauh dengan mudah tanpa harus bertatap muka dan dapat dilakukan dalam hitungan detik saja. Sebuah lembaga riset NDRC (National Digital Research Centre) menyebutkan bahwa financial technology adalah sebuah istilah untuk inovasi dalam jasa keuangan, dimana teknologi adalah kuncinnya.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran. Peraturan ini bertujuan untuk tetap mendukung terciptanya sistem pembayaran yang lancar, aman, efisien, dan andal dengan mengedepankan pemenuhan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang memadai serta dengan tetap memperhatikan perluasan akses, kepentingan nasional dan perlindungan konsumen, termasuk standar, dan praktik internasional.

Bank Indonesia mengatakan bahwa seiring dengan berjalannya financial technology terjadi karena munculnya perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini didominasi oleh para pengguna teknologi informasi tuntutan hidup yang serba cepat. Dengan kehadiranya financial technology, permasalahan dalam transaksi jual beli dan pembayaran terkait pencarian barang ke tempat perbelanjaan, ke bank/ATM untuk melakukan transaksi dana, keenganan mengunjungi suatu tempat karena pelayanan yang kurang menyenangkan dapat diminimalkan.

Financial technology adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan yang menggunakan teknologi untuk mempercepat dan memudahkan aspek layanan keuangan yang disediakannya

1) Klasifikasi financial technology

(12)

20 Financial technology membantu transaksi jual beli dan sistem pembayaran jauh lebih mudah dan efisien. Ada empat klasifikasi financial technology menurut Bank Indonesia, yaitu:

a. Crowdfunding dan peer to peer lending.

Pada klasifikasi ini, financial technology berguna sebagai mediasi yang menemukan investor dengan pencari modal, layaknya marketplace dalam istilah ecommerce. Crowdfunding (pembiayaan massal atau berbasis patungan) dan peer to peer (P2P) lending ini diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Crowdfunding ini jelas sangat berguna untuk melakukan penggalangan dana seperti mendanai sebuah karya, membantu korban becana alam dan lainnya.

Dengan adanya financial technology penggalangan dana dapat dilakukan secara online, sehingga penggalangan akan lebih mudah dan efisien. P2P lending merupakan sebuah layanan financial technology yang sangat membantu masyarakat yang melakukan usaha menengah karna dapat meminjam dan dengan mudah walaupun mereka belum memiliki rekening bank.

b. Market Aggregator

Pada klafikasi ini, financial technology akan berperan sebagai pembanding produk keuangan. Dimana financial technology tersebut akan mengumpulakan dan mengoleksi data keuangan untuk dijadikkan referensi oleh pengguna. Klasifikasi ini juga dapat disebut dengan nama comparison site atau financial aggregator.

c. Risk and investment management

(13)

21 Konsep yang ditawarkan financial technology pada klasifikasi ini memiliki tugas seperti finansial planner yang berbentuk digital.

Penggunaan akan dibantu untuk mendapatkan produk investasi yang paling cocok sesuai dengan preferensi yang diberikan. Selain manajemen resiko dan investasi, pada klasifikasi ini juga terdapat manajemen aset yang mana financial technology akan membantu operasional sebuah usaha sehingga lebih praktis.

d. Payment, settlement dan clearing

Klasifikasi ini diawasi langsung oleh Bank Indonesia (BI), karena proses pembayaran ini juga meliputi perputaran uang yang nantinya akan menjadi tanggung jawab Bank Indonesia (BI). Jenis financial technology yang tergabung pada klasifikasi ini ialah pembayaran (payment) seperti payment gateway dan e-wallet. Payment gateway merupakan sebuah jembatan antara pelanggan dan e-commerce yang difokuskan pada sistem pembayaran. Selain payment gateway, contoh lain financial technology pada klasifikasi ini ialah uang elektronik (e- money) atau dompet elektronik yang sangat terkenal. Uang yang dikemas dalam bentuk digital yang mana uang tersebut dapat menjadi alat pembayaran pada umumnya untuk belanja, membayar tagihan, dan lainnya hanya dengan melalui sebuah aplikasi digital berbasis financial technology.

(14)

22 2) Indikator financial technology

Menurut Brigita (2019), ada 3 indikator. Pertama, pemahaman mengenai pemahaman mengenai financial technology. kedua, pengetahuan dan pemahaman mengenai produk-produk financial technology. Ketiga, penggunaan financial technology.

C. Perumusan Hipotesis 1. Kerangka Pemikiran

1) Pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku keuangan

Berdasarkan theory of planned behavior dapat dikatakan bahwa perilaku yang berhubungan dengan individu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari faktor internal dan eksternal. Pada teori ini terdapat faktor perceived behavioral control, faktor ini termasuk faktor internal dalam penelitian ini diwakili oleh literasi keuangan. Dengan adanya literasi keuangan akan membantu individu dalam mengatur perencanaan keuangan pribadi, sehingga individu tersebut bisa memaksimalkan waktu uang dan keuntungan yang diperoleh individu akan semakin besar serta meningkatkan taraf kehidupannya (Margaretha & Pambudhi, 2015).

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh dan N. Fatimah & Susanti (2018) yang menunjukkan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap perilaku keuangan mahasiswa. Dalam penelitian ini pengaruh yang timbul searah, dimana jika literasi keuangan tinggi maka perilaku keuangan mahasiswa juga akan baik begitu pula sebaliknya.

(15)

23 2) Pengaruh financial technology terhadap perilaku keuangan

Berdasarakan Theory Of Planned Behavior dikatakan bahwa Seseorang yang memiliki sikap positif serta dukungan dari orang orang disekitar dan sedikitnya hambatan untuk melakukan suatu perilaku, maka orang itu akan memiliki niatan yang kuat dibandingkan dengan seseorang yang memiliki sikap positif dan dukungan dari orang sekitar akan tetapi banyak hambatan yang ada untuk melakukan perilaku tersebut. Maka hubungannya dengan penggunaan financial technology, individu yang menggunakan fintech dalam bertransaksi akan mendorong mereka untuk menggunakan fintech memilih fintech dalam pengelolaan keuangan mereka sehari hari.

Dengan adanya financial technology membuat perilaku keuangan berubah secara drastis karena kemudahan dalam mengakses layanan keuangan yang ada (Ferdiansyah & Triwahyuningtyas, 2021). Menurut (David Kuo Chuen Lee, 2018), Fintech merupakan inovasi yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam bidang keuangan, karena masyarakat bisa melakukan transaksi hanya menggunakan smartphone dan internet. Perilaku keuangan seseorang pasti akan berpengaruh dengan hadirnya fintech yang memudahkan orang tersebut melakukan transaksi keuangan.

3) Pengaruh tingkat literasi keuangan dan penggunaan financial technology secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan.

(16)

24 Fintech dan literasi keuangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan. Literasi keuangan mempengaruhi cara berpikir seseorang terhadap kondisi keuangan serta mempengaruhi pengambilan keputusan yang strategis dalam hal keuangan dan pengelolaan yang lebih baik. Kolaborasi antara layanan keuangan berbasis teknologi yang tersedia dan memadai dengan literasi keuangan yang diperoleh secara tepat akan mempengaruhi para mahasiswa dalam bersikap dan berperilaku yang baik terkait dengan keuangannya.

(Widiastuti et al., 2020)

4) Pengaruh literasi keuangan lebih dominan terhadap perilaku keuangan

Literasi keuangan berpengaruh besar terhadap perilaku keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran tentang literasi keuangan didunia pendidikan belumlah cukup bagi para mahasiswa. Pengetahuan literasi keuangan hendaklah diberikan sedini mungkin sehingga mereka dapat mengaplikasikan dengan lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

Pengetahuan yang cukup tentang konsep-konsep keuangan dan manajemen personal finance yang baik, akan menghasilkan manusia- manusia yang memiliki sikap lebih bijaksana dalam mengelola keuangan pribadinya. (Hamdani, 2018).

Keterkaitan mengenai kerangka pemikiran yang telah dijabarkan dalam beberapa paragraf diatas selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian dimana dalam penelitian ini literasi keuangan (X1) dan financial

(17)

25 technology (X2) merupakan variabel bebasnya sedangkan perilaku keuangan (Y) adalah variabel terikatnya. Berdasarkan hal tersebut, kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

2. Hipotesis

Penelitian yang dilakukan oleh Destyan Nurul Fatimah (2017), menyatakan bahwa literasi keuangan berpengaruh terhadap perilaku keuangan, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan keuangan serta kemampuan dalam mengelola keuangan maka akan semakin bijak dalam pengambilan keputusan terkait perilaku keuangannya. Tukan (2019) menyatakan bahwa literasi keuangan berpengaruh terhadap perilaku keuangan. penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian seperti Herawati (2015), I. R. Putri & Tasman (2019), Ameliawati & Setiyani (2018), dan Sari (2015) yang membuktikan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh positif

Literasi Keuangan

(X1)

Financial technology (X2)

Perilaku Keuangan

(Y) H4

H1

H2

H3 Gambar 1 Kerangka Pemikiran

(18)

26 terhadap perilaku keuangan. Berdasarkan penelitian terdahulu maka peneliti mempertimbangkan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Literasi keuangan akan berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku keuangan.

Penelitian Muchammad Yudha Erlangga (2020) menyatakan bahwa financial technology payment memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku manajemen keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Dila Nabila Rahmah (2020) mengatakan bahwa financial technology berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan. penelitian Wiyono dan Kirana (2020) serta Ferdiansyah dan Triwahyuningtyas (2021) bahwa financial technology berpengaruh positif terhadap perilaku keuangan. Berdasarkan penelitian terdahulu maka peneliti mempertimbangkan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Financial technology akan berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku keuangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ekaningtyas Widiastuti, Dian Purnomo Jati , Alisa Tri Nawarini , Sri Murni Setyawati (2020) menyatakan bahwa hasil secara simultan menunjukkan bahwa financial technology dan literasi keuangan berpengaruh terhadap perilaku keuangan. Tukan (2019) yang menyatakan bahwa literasi keuangan, fintech, dan pendapatan secara semultan berpengaruh terhadap perilaku keuangan. Literasi berpengaruh secara parsial terhadap perilaku keuangan. Fintech tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan terhadap perilaku keuangan. Pendapatan berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan. Berdasarkan penelitian terdahulu maka peneliti mempertimbangkan hipotesis sebagai berikut :

(19)

27 H3 : Tingkat literasi keuangan dan penggunaan financial technology secara simultan akan berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dila Nabila Rahmah (2020), mengatakan bahwa literasi keuangan berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan.

Tukan (2019), Widiastuti et al (2020), Dahlia br. Pinem (2020) menyatakan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap perilaku keuangan Berdasarkan penelitian terdahulu maka peneliti mempertimbangkan hipotesis sebagai berikut :

H4 : Literasi keuangan berpengaruh secara dominan terhadap perilaku keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 3 Konvensi Jenewa 1949 menyatakan “dalam hal sengketa bersenjata yang tidak bersifat internasional yang berlangsung di dalam wilayah salah satu pihak agung penandatangan,

2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit perasaan pada mereka.. 1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya 0

Salah satu metode untuk mencegah terbentuknya scale adalah dengan menggunakan metode Scale Inhibitor. Scale Inhibitor merupakan suatu chemical yang diinjeksikan ke

Sebagian IPCLN dibeberapa ruang rawat inap yang adalah surveilans aktif dengan sasaran khusus (target sudah pernah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi

Hasil penelitian tentang pengaruh Green Competitive Strategies terhadap pelaksanaan Green banking sejalan dengan penelitian Tonmoy (2013) menjelaskan bahwa Green

Barang industri dibutuhkan dan dibeli oleh konsumen tidak untuk konsumsi sendiri, akan tetapi barang tersebut dibeli untuk dipergunakannya sebagai alat usaha atau alat

Fenomena iklim komunikasi ini terjadi saat kepempinan laki-laki di PT.CKB Logistics ketika di bawah kepemimpinan laki-laki cenderung melihat kedekatan atasan dan bawahaan

Kedua klon yang ditargetkan sebagai kentang sayur ini memiliki potensi menghasilkan rata-rata jumlah umbi yang cukup tinggi antara 10.27-10.53 umbi per tanaman dan