• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PROCESS CAPABILITY UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PADA TAHAP PENCAMPURAN (MIXING) PRODUK PAKAN TERNAK

DI PT.GOLD COIN INDONESIA

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

ARI ASTALITA MADIANA 040403021

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

(2)

ANALISA PROCESS CAPABILITY UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PADA TAHAP PENCAMPURAN (MIXING) PRODUK PAKAN TERNAK

DI PT.GOLD COIN INDONESIA

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

ARI ASTALITA MADIANA 040403021

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Khawarita Siregar,MT) (Ir.Nurhayati Sembiring,MT)

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik.

Tugas Sarjana ini berjudul “Analisa Process Capability Untuk Pengendalian Kualitas Pada Tahap Pencampuran (Mixing) Produk Pakan Ternak Di PT. Gold Coin Indonesia”. Tugas Sarjana ini bertujuan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti Sidang Sarjana Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya sempurna dan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi pembaca.

Universitas Sumatera Utara Medan, April 2009

Penulis Ari Astalita Madiana

040403021

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada :

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT., selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

2. Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT., selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT., selaku Ketua Departemen Teknik Industri yang telah memberikan izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta perhatian yang diberikan kepada penulis.

4. Bapak Ir. Sugiharto , MT dan Bapak Ir. Aulia Ishak.S. MT, selaku koordinator Tugas Akhir.

5. Seluruh pegawai, staf dan karyawan Bagian Produksi dan Quality Control PT. Gold Coin Indonesia, yang telah membantu penulis dalam pengambilan data di lapangan.

6. Bapak Usman Sapta, Personnel &PG Executive PT.Gold Coin Indonesia yang banyak membantu penulis selama di PT.Gold Coin Indonesia.

7. Om Mudiyono, selaku pimpinan PT.Romindo Primavetcom yang telah banyak membantu dalam hal penjajakan pabrik.

(5)

8. Keluarga tercinta: Ayahanda Jumari, Spt dan Ibunda Ngatiyem, serta adik tercinta Kiki yang telah banyak memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis.

9. Yang terspesial Mas Luth Kurniawan, ST., yang selalu mendoakan agar mencapai gelar ST, memberi dukungan, semangat, menghibur dalam suka dan duka.

10. Keluarga tercinta Bapak & Ibu dari Mas Luth Kurniawan, ST yang selalu mendoakan dan memberi semangat.

11. Bang Bowo,Bang Mijo, Kak Dina, Kak Ani yang telah banyak membantu dalam mengurus administrasi.

12. Fika, Andri, Amin, Caca, Ella, Fiktor, Misna, Alfen, Aufar, Izet, Kak Meta

’03, Dila & Ian ‘05 dan semua teman-teman stambuk ’04 yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Medan, April 2009

Penulis

Ari Astalita Madiana 040403021

(6)

DAFTAR ISI

BAB Halaman

LEMBAR JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

ABSTRAK ... xix

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-2 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-3 1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi ... I-4 1.6. Sistematika Penulisan Laporan ... I-5

(7)

DAFTAR ISI (lanjutan)

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-3 2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-6 2.3.1. Struktur Organisasi ... II-6 2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-7 2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-21

2.3.3.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-21 2.3.3.2. Jam Kerja ... II-23 2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan ... II-24 2.3.4.1. Sistem Pengupahan ... II-24 2.3.4.2. Fasilitas yang Digunakan ... II-25 2.4. Proses Produksi ... II-26 2.4.1. Bahan ... II-26 2.4.1.1. Bahan Baku ... II-26 2.4.1.2. Bahan Tambahan ... II-27 2.4.1.3. Bahan Penolong ... II-28 2.4.2. Uraian Proses Produksi ... II-28 2.4.3. Mesin dan Peralatan ... II-32

(8)

DAFTAR ISI (lanjutan)

2.4.3.1. Mesin Produksi ... II-32 2.4.3.2. Peralatan ... II-32 2.4.3.3. Utilitas (Sarana Pendukung Produksi) ... II-32

III. LANDASAN TEORI

3.1. Pengendalian Mutu Statistik ... III-1 3.1.1. Pengendalian Mutu Proses Statistik (Control Chart) ... III-5

3.1.1.1. Pengendalian Mutu Proses Statistik untuk

Data Variabel ... III-7 3.1.1.2. Pengendalian Mutu Proses Statistik untuk

Data Atribut ... III-19 3.1.2. Rencana Penerimaan Sampel Produk ... III-23 3.1.2.1. Pengendalian Mutu Produk Data Atribut ... III-25 3.1.2.1.1. Kurva Karakteristik Operasi

(Operating Characteristic Curve) ... III-25 3.1.2.1.2. Kurva Tingkat Mutu Rata-rata

(Average Outgoing Quality Curve) ... III-26 3.1.2.1.3. Kurva Inspeksi Total (Average Total

Inspection Curve) ... III-27

(9)

DAFTAR ISI (lanjutan)

3.1.2.1.4. Banyaknya Sampel Rata-Rata

(Average Sample Number Curve) ... III-27 3.1.2.1.5. Perencanaan dan Penentuan

Pengambilan Sampel ... III-28 3.1.2.1.6. Merencanakan Sampel dengan

Standar ... III-30 3.1.2.2. Pengendalian Mutu Produk Data Variabel ... III-32 3.1.2.2.1. Standar Pengambilan Sampel ANSI

/ASQC ZI.9 dan MIL STD 414 ... III-33 3.2. Process Capability ... III-33

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian ... IV-2 4.2. Objek Penelitian ... IV-2 4.3. Pengumpulan Data ... IV-2 4.4. Pengolahan Data ... IV-3 4.4.1. Uji Kecukupan Data ... IV-4 4.4.2. Uji Kenormalan Data ... IV-4

(10)

DAFTAR ISI (lanjutan)

4.4.3. Penggunaan Peta Kontrol X dan R ... IV-5 4.4.4. Perhitungan Process Capability ... IV-5 4.5. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-5 4.6. Kesimpulan dan Saran ... IV-6

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Penentuan Variabel Yang Dipilih ... V-1 5.2. Pengolahan Data ... V-9 5.2.1. Uji Kecukupan Data ... V-9 5.2.2. Uji Kenormalan Data ... V-21 5.2.3. Penentuan Batas Kendali Mutu dan Penentuan

Indeks Capability untuk Masing-Masing Karakteristik .. V-44 5.2.3.1. Penentuan Batas kendali Mutu dan

Penentuan Indeks Capability Kadar Protein ... V-44 5.2.3.2. Penentuan Batas kendali Mutu dan

Penentuan Indeks Capability Kadar Lemak ... V-47 5.2.3.3. Penentuan Batas kendali Mutu dan

Penentuan Indeks Capability Kadar Air ... V-53 5.2.3.4. Penentuan Batas kendali Mutu dan

Penentuan Indeks Capability Kadar Abu ... V-57

(11)

5.2.3.5. Penentuan Batas kendali Mutu dan

Penentuan Indeks Capability Kadar Kalsium ... V-61 5.2.3.6. Penentuan Batas kendali Mutu dan

Penentuan Indeks Capability Kadar Phosfor .... V-65

VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6. 1. Analisis Pemecahan Masalah ... VI-1

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

VII. 1. Kesimpulan ... VII-1 VII. 2. Saran ... VII-4

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Fasilitas Bangunan Pabrik PT.Gold Coin Indonesia Medan ... II-2 2.2. Beberapa Tipe Produk Pakan Ternak PT.Gold Coin Indonesia ... II-3 2.3. Rincian Jumlah Tenaga Kerja di PT.Gold Coin Indonesia ... II-21 2.4. Perincian Jam Kerja ... II-24 5.1. Data Pengukuran Pada Bulan Desember 2008 untuk Kadar Protein ... V-2 5.2. Data Pengukuran Pada Bulan Desember 2008 untuk Kadar Lemak ... V-3 5.3. Data Pengukuran Pada Bulan Desember 2008 untuk Kadar Air ... V-4 5.4. Data Pengukuran Pada Bulan Desember 2008 untuk Kadar Abu ... V-5 5.5. Data Pengukuran Pada Bulan Desember 2008 untuk Kadar Kalsium ... V-6 5.6. Data Pengukuran Pada Bulan Desember 2008 untuk Kadar Phosfor .... V-7 5.7. Spesifikasi Standar Mutu Produk Pakan Ternak di PT.Gold Coin

Indonesia ... V-8 5.8. Data Persentase Kadar Protein serta Perhitungan

X dan

2

X ... V-10

5.9. Data Persentase Kadar Lemak serta Perhitungan

X dan

2

X ... V-12

5.10. Data Persentase Kadar Air serta Perhitungan

X dan

2

X ... V-13

5.11. Data Persentase Kadar Abu serta Perhitungan X dan

2

X ... V-15

5.12. Data Persentase Kadar Kalsium serta Perhitungan X dan

2

X ... V-17

2

(13)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

Tabel Halaman 5.14. Distribusi Frekuensi Kadar Protein ... V-24 5.15. Perhitungan Luas Frekuensi Harapan dan x Hitung Kadar Protein ... V-25 2 5.16. Perhitungan Luas Frekuensi Harapan dan x Hitung 2

Kadar Protein Setelah Digabung ... V-25 5.17. Distribusi Frekuensi Kadar Lemak ... V-27 5.18. Perhitungan Luas Frekuensi Harapan dan x Hitung Kadar Lemak ... V-28 2 5.19. Perhitungan Luas Frekuensi Harapan dan x Hitung 2

Kadar Lemak Setelah Digabung ... V-29 5.20. Distribusi Frekuensi Kadar Air ... V-31 5.21. Perhitungan Luas Frekuensi Harapan dan x Hitung Kadar Air ... V-32 2 5.22. Distribusi Frekuensi Kadar Abu ... V-34 5.23. Perhitungan Luas Frekuensi Harapan dan x Hitung Kadar Abu ... V-35 2 5.24. Perhitungan Luas Frekuensi Harapan dan x Hitung 2

Kadar Abu Setelah Digabung ... V-35 5.25. Distribusi Frekuensi Kadar Kalsium ... V-37 5.26. Perhitungan Luas Frekuensi Harapan dan x Hitung Kadar Kalsium ... V-38 2 5.27. Perhitungan Luas Frekuensi Harapan dan x Hitung 2

Kadar Kalsium Setelah Digabung ... V-38 5.28. Distribusi Frekuensi Kadar Phosfor ... V-41

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Pengendalian Mutu Statistik ... III-4 3.2. Peta Kontrol (Control Chart) ... III-10 3.3. 6σ <USLLSL ... III-36 3.4. 6σ =USLLSL ... III-37 3.5. 6σ >USLLSL ... III-37 4.1. Kerangka Berpikir Penelitian ... IV- 1 4.2. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV- 3 5.1. Peta Kontrol X Kadar Protein ... V- 46 5.2. Peta Kontrol R Kadar Protein ... V- 46 5.3. Grafik Process Capability Kadar Protein ... V- 47 5.4. Peta Kontrol X Kadar Lemak ... V- 49 5.5. Peta Kontrol R Kadar Lemak ... V- 50 5.6. Revisi Peta Kontrol X Kadar Lemak ... V- 51 5.7. Revisi Peta Kontrol R Kadar Lemak ... V- 51 5.8. Grafik Process Capability Kadar Lemak ... V- 53 5.9. Peta Kontrol X Kadar Air ... V- 55 5.10. Peta Kontrol R Kadar Air ... V- 55 5.11. Grafik Process Capability Kadar Air ... V- 57 5.12. Peta Kontrol X Kadar Abu ... V- 59 5.13. Peta Kontrol R Kadar Abu ... V- 60

(15)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

Gambar Halaman

5.14. Grafik Process Capability Kadar Abu ... V- 61 5.15. Peta Kontrol X Kadar Kalsium ... V- 63 5.16. Peta Kontrol R Kadar Kalsium ... V- 63 5.17. Grafik Process Capability Kadar Kalsium ... V- 65 5.18. Peta Kontrol X Kadar Phosfor ... V- 67 5.19. Peta Kontrol R Kadar Phosfor ... V- 68 5.20. Grafik Process Capability Kadar Phosfor ... V- 69 6.1. Diagram Alir Keterkaitan Peta Kontrol dengan Kebutuhan

Pelanggan ... VI- 1 6.2. Cause and Effect Diagram Persentase Kadar Lemak

Out of Control ... VI- 5

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Spesifikasi mesin-mesin yang dipergunakan di PT.Gold Coin Indonesia.

Lampiran2 Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung proses produksi pada PT.Gold Coin Indonesia

Lampiran3 Utilitas (Sarana Pendukung Produksi) pada PT.Gold Coin Indonesia Lampiran4 Struktur Organisasi di PT. Gold Coin Indonesia

(17)

ABSTRAK

PT. Gold Coin Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan pakan ternak unggas yaitu ayam, itik, puyuh, pakan ternak babi dan pakan ikan . Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini terdiri dari beberapa tipe diantaranya crumble, layer, pellet dan consentrat.

Pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah masih terdapatnya produk pakan ternak 201 C (broiler starter) yang dihasilkan belum memenuhi spesifikasi standar mutu yang telah ditetapkan perusahaan, sehingga perlu diambil langkah konkrit agar mutu yang dihasilkan dapat tercapai. Langkah yang diambil adalah dengan teknik process capability untuk melihat sejauh mana kemampuan proses dalam menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Untuk menentukan penyebab dan penanggulangannya dilakukan analisis sebab akibat dengan memperhatikan faktor bahan baku (material), manusia, metode kerja, lingkungan kerja, dan mesin.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah persentase kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, kadar kalsium dan kadar phosfor dari produk pakan ternak 201 C (broiler starter) untuk menentukan process capability dengan melihat nilai Cp dan Cpk.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan teknik pengendalian proses dengan peta kontrol diperoleh batas kontrol untuk masing- masing karakteristik dan terdapatnya data di luar batas kontrol yang disebabkan oleh variasi umum dan khusus.

Dari perhitungan nilai Cp dan Cpk, didapat bahwa untuk kadar lemak (Cp=2,17), kadar air (Cp=2,102), kadar abu (Cp=3,465) dan kadar kalsium (Cp=1,05) menunjukkan bahwa nilai Indeks Kapabilitas Proses (Cp) mempunyai nilai lebih besar dari 1 (Cp > 1) yang berarti bahwa proses yang dijalankan adalah baik untuk memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk kadar protein (Cp=0,928) dan kadar phosfor (Cp=0,980) menunjukkan nilai Indeks Kapabilitas Proses (Cp) mempunyai nilai kurang dari 1 (Cp < 1) yang berarti bahwa proses tidak baik untuk memenuhi spesifikasi sehingga perlu ditingkatkan kinerjanya melalui peningkatan proses itu sendiri. Untuk kadar air (Cpk= 1,7202), kadar abu (Cpk=3,3806), kadar lemak (Cpk=1,210) nilai Indeks Kinerja Kane (Cpk) > 1 dan untuk kadar protein (Cpk=0,5013), kadar kalsium (Cpk=0,998) dan kadar phosfor (Cpk=0,5558) nilai Indeks Kinerja Kane (Cpk) < 1 yang berarti bahwa proses tidak baik dalam memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan dewasa ini, banyak perusahaan di Indonesia yang berkembang, sehingga setiap perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Kemajuan teknologi yang berkembang dengan begitu pesat membuat perusahaan mau atau tidak mau harus bisa beradaptasi pada setiap perubahan- perubahan yang ada jika ingin tetap bersaing dan bertahan hidup. Hal ini mendorong perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Produk yang dihasilkan dari proses produksi tidak selalu menghasilkan kualitas produk yang seragam, baik dalam satu proses maupun dalam rangkaian proses. Keragaman kualitas produk dapat ditentukan dengan menentukan syarat karakteristik kualitas.Sehingga syarat-syarat karakteristik kualitas yang sudah ditetapkan menjadi parameter dalam mengambil keputusan. Untuk itu perlu dilakukan upaya pengendalian kualitas.

Pengendalian kualitas adalah proses pengendalian suatu produk apakah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan atau tidak. Pengendalian kualitas merupakan salah satu usaha untuk menemukan faktor-faktor penyebab yang menyebabkan kurang lancarnya fungsi dalam proses produksi. Dalam mengendalikan proses kita berusaha menyelidiki dengan cepat bila terjadi

(19)

gangguan proses dan tindakan pembetulan dapat segera dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tak sesuai dengan produksi.

Dalam studi kasus PT. Gold Coin Indonesia, produk yang diharapkan pelanggan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan perusahaan masih terdapat di luar batas spesifikasi. Hal ini disebabkan oleh tidak seragamnya kadar kebutuhan nutrisi pakan ternak. Dimana spesifikasi untuk kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan di PT.Gold Coin Indonesia antara lain jagung (40-50%),bungkil kacang kedelai (18-38%),dedak (10-20%),tepung ikan (4-11%),grit(2-5%). Dari hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa sebagian jagung yang disortir masih mengandung kadar air > 16%.Hal ini dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan iklim yang menyebabkan jagung tersebut menjadi lembab dan berjamur. Tepung ikan yang digunakan bukan tepung ikan asal ikan makarel, tetapi digunakan tepung ikan import dari ikan tuna sehingga aroma daging amis. Selain dari bahan baku, faktor penyimpangan-penyimpangan juga terjadi pada manusia, metode kerja, lingkungan kerja serta fasilitas mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah yang akan dipecahkan pada penelitian ini yaitu:

1. Tingginya variasi penyimpangan komponen untuk produk pakan ternak di PT.Gold Coin Indonesia.

(20)

1.3. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya maka tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu:

1. Membuat model pengendalian statistik untuk pengendalian proses dalam meningkatkan kualitas mutu proses menggunakan peta pengendali Rata- rata (X) dan Jarak(R) di PT.Gold Coin Indonesia.

2. Manipulasikan model yang telah dibentuk untuk membuat rekomendasi tentang tindakan yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada berbagai pihak yang terdiri dari:

1. Manfaat bagi mahasiswa

Manfaat bagi mahasiswa yaitu melatih mahasiswa dalam melakuka n penelitian di perusahaan ataupun dipabrik serta memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam mengaplikasikan metode pengendalian kualitas statistik pada perusahaan dan pabrik.

2. Manfaat bagi Perusahaan

Manfaat yang dapat diperoleh perusahaan yaitu rujukan atau masukan bagi perusahaan yang dapat digunakan dalam mengendalikan kualitas proses di perusahaan.

(21)

3. Manfaat bagi Lembaga atau Institusi Pendidikan

Manfaat bagi lembaga atau institusi pendidikan yaitu sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan pengendalian kualitas statistik di waktu yang akan datang.

1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi

Dalam melakukan penelitian, dilakukan beberapa pembatasan masalah seperti:

1. Analisa masalah dilakukan pada tahap pencampuran (mixing) produk pakan ternak 201 C (broiler starter).

2. Variabel yang akan diuji adalah persentase kadar protein, persentase kadar air, persentase kadar abu, persentase kadar kalsium, persentase kadar lemak dan persentase kadar phosphor.

3. Spesifikasi standar mutu terhadap variabel uji sesuai dengan ketetapan perusahaan.

- kadar protein : 20-22%

- kadar lemak : 5-7,7%

- kadar air : 4,5-8%

- kadar abu : 10-13%

- kadar kalsium : 0,8-1,2%

- kadar phosphor : 0,6-1%

(22)

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pengambilan sampel produk pakan ternak 201C (broiler starter) diasumsikan telah mewakili semua produk pakan ternak 201 C (broiler starter).

2. Karakteristik kualitas yang diinginkan oleh pelanggan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan tidak mengalami perubahan.

3. Variabel yang akan diuji pada penelitian ini telah cukup pada proses pengendalian kualitas statistik.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Pada penelitian ini akan disusun dalam 7 bab. Bab I memberikan uraian pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah yang diteliti, perumusan pokok permasalahan, tujuan dan sasaran penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan asumsi yang digunakan. Sedangkan Bab II memberikan gambaran umum perusahaan yang menjadi objek studi meliputi sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, organisasi dan manajemen perusahaan.

Untuk bab III memberikan uraian teori-teori yang mendukung dalam menyelesaikan Tugas Sarjana. Bab IV menjelaskan tentang metodologi penelitian yang menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan mulai dari awal penelitian hingga akhir dari penelitian ini. Pada bab V berisi tentang pengumpulan dan pengolahan data yang dibutuhkan untuk melakukan pengendalian kualitas statistik untuk pengendalian proses di PT. Gold Coin Indonesia. Bab VI berisikan tentang bagaimana analisis dari pengolahan data. Dan bab terakhir pada bab VII berisikan

(23)

tentang kesimpulan dan saran dari masalah yang dibahas dalam penulisan Tugas Sarjana ini.

(24)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Gold Coin Indonesia merupakan salah satu anggota dari Gold Coin Group yang merupakan pelopor pabrik pakan ternak di Asia Tenggara dengan merek dagang Gold Coin sejak 1953. Gold Coin bergerak dibidang pakan unggas, babi dan tepung ikan. Pada saat ini pabrik dan kantor pemasaran Gold Coin Group tersebar di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, China, Philipina, Srilanka, India dan Laos.

Gold Coin Group memiliki teknik mutakhir yang didukung oleh tenaga kerja ahli yang berpengalaman dalam memproduksi pakan ayam pedaging, petelur, ikan, babi yang berkualitas tinggi dan stabil. Gold Coin Group didukung oleh tenaga teknis yang mempunyai pengalaman tinggi dilapangan. Tenaga teknis membantu peternak secara profersional dalam hal teori dan praktek.

Gold Coin Group adalah perusahaan yang memproduksi makanan ternak seperti ayam, bebek, babi dan lain-lain. Di Indonesia, didirikan di Bekasi tahun 1977. Dilatar belakangi oleh adanya peluang pasar yang semakin terbuka untuk melakukan usaha produksi pakan ternak maka didirikan di Surabaya dan Medan.

Pada awalnya, Gold Coin Indonesia memiliki nama PT. Subur Rifa Gold Coin.

Namun, berdasarkan Surat Badan Koordinasi Penanaman Modal Asing No.24/1/PMA/1979, PT. Gold Coin Medan resmi melakukan kegiatan usahanya dengan nama PT. Gold Coin Indonesia Medan. Lokasi perusahaan terletak di Jl.

(25)

Pulau Bali No.2, KIM II, Medan Belawan km 10,5, Medan Sumatera Utara. Luas lahan fasilitas bangunan pabrik pada PT. Gold Coin Indonesia Medan

Tabel 2.1. Fasilitas bangunan pabrik PT.Gold Coin Indonesia Medan Jenis Penggunaan Luas Areal (m ) 2 (1) Lahan tertutup bangunan / material kedap air

a. Bangunan pabrik b. Gudang bahan baku c. Bangunan silo

d. Bangunan drier air steam e. Bangunan bin

f. Kantor, kantin dan musholla g. Workshop, laboratorium dan toilet h. Pos jaga dan jembatan timbang i. Power house

(2) Lahan terbuka

a. Taman dan jalan saluran b. Pagar keliling

c. Lapangan parker (3) Lahan cadangan Luas lahan total

5.968,96 6.736,88 172,48

30,88 19,16 572 262,50

20,00 9,67 4.947,00

103,54 140,62 5.166,31 5.166,31 24.150,00

Sumber : PT. Gold Coin Indonesia

PT. Gold Coin Indonesia Medan dapat menghasilkan rata-rata 3000 ton pakan ternak / hari. Hasil produksi PT. Gold Coin Indonesia Medan dipasarkan secara

(26)

langsung ke peternak maupun ke toko-toko besar (Poultry Shop) ke beberapa daerah di Sumatera Utara, Nias, Aceh, Padang, Riau dan Jambi.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Gold Coin Indonesia memproduksi beberapa jenis produk pakan ternak unggas yaitu ayam, itik, puyuh, pakan ternak babi dan pakan ikan. Dimana ada beberapa tipe produk pakan ternak yang dihasilkan PT. Gold Coin Indonesia dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2. Beberapa tipe produk pakan ternak PT. Gold Coin Indonesia Tipe produk pakan ternak Keterangan

100 C 102 M/C 103 M/C 105 M

105 C 105 M ISA

14 P 105 SPRBVA 105 SPRBVB

110 P

Starter broiler breed Poultry starter Grower poultry Poultry layer

Ayam kampung layer Layer ISA

Layer feed 14 P RBV layer Poultry layer Layer broiler B

Sumber : PT. Gold Coin Indonesia Medan

(27)

Tabel 2.2. Beberapa tipe produk pakan ternak PT. Gold Coin Indonesia (Lanjutan)

Tipe produk pakan ternak Keterangan 112 C

117 Arab 200 C 201 C 201 Mps

201 Cps A 201 C 202 C 202 Cps

214 P 302 P 303 P 304 P 306 P 403 P 415 P 505 C 800 M

Male broiler breed Layer breed arab Broiler pre starter Broiler starter Broiler starter Broiler starter Broiler starter Broiler grower Broiler grower

Ayam kampung ekonomi Pig starter

Pig grower Pig finisher Pig breeder Duck finisher Duck layer Quail layer

Poultry consentrat

Sumber : PT. Gold Coin Indonesia

(28)

Tabel 2.2. Beberapa tipe produk pakan ternak PT. Gold Coin Indonesia (Lanjutan)

Tipe produk pakan ternak Keterangan 801 M

801 Sp 805 M 806 M

Layer consentrat Layer consentrat Pig consentrat

Pig breeder consentrat

Sumber : PT. Gold Coin Indonesia

Pakan ternak yang diproduksi perusahaan ini berdasarkan bentuk fisiknya dapat dibedakan menjadi empat jenis antara lain :

a. Pakan ternak berbentuk layer yaitu pakan ternak berupa tepung (mess). Jenis produk yang diproduksi berupa layer (tepung) adalah pakan ternak ayam untuk semua jenis.

b. Pakan ternak berbentuk pellet yaitu pakan ternak berupa butiran-butiran panjang yang berasal dari mess yang dipadatkan. Jenis produk yang diproduksi dalam bentuk pellet adalah pakan ternak itik.

c. Pakan ternak berbentuk crumble yaitu pakan ternak berupa butiran-butiran panjang yang ukurannya lebih pendek dari bentuk pallet. Jenis produk yang diproduksi dalam bentuk crumble adalah pakan ternak puyuh.

d. Pakan ternak consentrat yaitu pakan ternak berupa tepung (mess) yang dalam pemakaiannya harus ditambahkan bahan lain seperti dedak,jagung, dan sebagainya. Jenis produk yang diproduksi dalam bentuk consentrat adalah pakan ternak babi.

(29)

2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang digunakan PT. Gold Coin Indonesia. adalah hubungan campuran yang berbentuk hubungan garis (lini),staff dan fungsional.

Struktur organisasi PT. Gold Coin Indonesia. dapat dilihat pada Lampiran 4.

Berdasarkan struktur organisasi PT. Gold Coin Indonesia pada Lampiran 4 hubungan lini (garis) dijumpai antara :

1. Branch Manager dengan Deputy General Manager.

2. Deputy General Manager dengan Sales Manager, Purchasing Executive, Mill Controller, Personal & General Affair, Factory Manager, Technical Service, Chemist, Quality Asurance, Production Planning Inventory Control.

3. Sales Manager dengan Executive Staff.

4. Mill Controller dengan Sales Administration, Credit Controller, GL & Tax, Do Clerk.

5. Personal & General Affair dengan Security , Messenger, Driver, Temporary Cleaning Service and Gardener,Operator Telepon.

6. Factory Manager dengan Stock Supervisor, Production Supervisor, Maintanance Supervisor,Engineering Supervisor.

7. Stock Supervisor dengan Stock Keeper,Receiving, Delivery, Weight Bridge Operator, Forklift Operator, Sweeper.

8. Production Supervisor dengan Control Room Man, Feed Additive, Dumping Operator, Sacking Off Operator, Pellet Operator, Operator Dryer.

(30)

9. Maintanance Supervisor dengan Mechanical, Electrical, Stock Keeper, Boiler Operator.

Hubungan fungsional dijumpai pada kelompok Sales Manager, Purchasing Executive, Mill Controller, Personal and General Manager, Factory Manager, Technical Service, Chemist, Quality Assurance Officer, Production Planning Inventory Control.

Hubungan staff dijumpai antara Deputy General Manager dengan Sekretaris.

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab karyawan yang terdapat pada struktur organisasi PT. Gold Coin Indonesia sebagai berikut :

1. Branch Manager

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Mengawasi jalannya produksi.

b. Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan operasional perusahaan.

c. Mengawasi penjualan (pemasaran) produk 2. Deputi General Manager

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan operasional perusahaan.

b. Mengawasi jalannya produksi.

3. Secretary

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Menerima surat-surat atau fax yang masuk dan membuat laporannya.

(31)

b. Menerima telepon untuk branch manager dan menyusun janji untuk branch manager.

c. Menyediakan kilasan laporan kegiatan baik awal maupun tengah bulan.

d. Membuat laporan penjualan pakan ternak dan konsumsi bahan baku kepada dinas peternakan.

4. Purchasing Executive

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Merencanakan sistem pengadaan dan persediaan bahan.

b. Mempersiapkan permintaan kebutuhan bahan dan menetapkan harga standar bahan.

c. Memperbaharui perjanjian kontrak.

5. Mill Controller

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Memeriksa dan mengawasi tindakan yang dilakukan branch manager dan manager yang ada di perusahaan.

b. Menyusun budget.

c. Memeriksa penggunaan pembiayaan.

6. Chemist / Quality Control

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Melakukan analisa sampel bahan baku yang telah diambil oleh bagian QAO untuk mengetahui kelayakan bahan baku untuk digunakan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

(32)

b. Melakukan analisa produk berasarkan sampel dari tiap-tiap produk yang diproduksi yang diambil oleh bagian QAO untuk diperiksa jenis-jenis kandungan produk tersebut.

c. Melaporkan hasil pemeriksaan kepada bagian QAO dan Branch Manager.

7. Quality Ansurance Officer

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Memastikan pemakaian raw material dengan benar.

b. Mengawasi sistem FIFO untuk seiap raw material yang dipakai maupun finish product.

c. Mencatat umur stock raw material dan finish product, jika ada kelainan kualitas fisik atau stock lama segera diinformasikan ke bagian laboratorium untuk mengambil sampel dan menganalisa ulang.

d. Memastikan bahan pakan yang akan keluar dalam keadaan baik.

e. Mengawasi pakan sampai ke farm.

f. Mencatat dan membuat laporan yang ditujukan kepada Branch Manager dan bagian yang terkait.

8. Sales Manager

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Melakukan penjualan dan prediksi penjualan.

b. Membagi daerah pemasaran.

c. Merencanakan program promosi yang akan dilakukan.

d. Bertanggung jawab atas kelancaran penjualan dan tercapainya target penjualan.

(33)

e. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan untuk melaporkan tentang hasil penjualan kepada atasan, baik secara lisan maupun tulisan.

9. Technical Service

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Bertanggung jawab terhadap makanan dan obat-obatan.

b. Menyarankan pelanggan tentang manajemen peternakan.

c. Memelihara dan mempromosikan catatan aktivitas perawatan mengenai peternakan pelanggan.

d. Mengumpulkan data yang relevan dan data pesaing dengan baik.

e. Membantu bagian penjualan untuk mendapatkan pelanggan yang baru.

f. Membantu perumbuhan produksi dan melakukan perbaikan.

10. Factory Manager

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Bertanggung jawab atas jumlah, jenis dan mutu produksi.

b. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan peralatan pabrik.

c. Berkoordinasi dengan setiap supervisor proses produksi.

d. Memberikan jumlah dan jenis pakan yang diproduksi kepada branch manager dan sales manager.

e. Mengawasi kebersihan areal pabrik.

11. Personal & General Affair

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Mengontrol absensi yang dikoordinasikan dengan satpam

(34)

b. Membantu pegawai mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik yang diberikan oleh perusahaan.

c. Menyelesaikan semua surat-surat dan dokumen perusahaan kepada pemerintah.

d. Mendaftarkan pegawai pada PT. JAMSOSTEK dan asuransi lainnya untuk seluruh karyawan karyawati.

e. Berkoordinasi dengan pemerintah untuk menyelesaikan masalah antara perusahaan dan karyawan/karyawati.

f. Membuat daftar gaji karyawan /karyawati dan mendistribusikannya.

g. Membuat daftar kerja lembur dan memasukkannya pada daftar gaji.

h. Bersama-sama dengan pihak manajemen melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan/karyawati.

i. Membuat perencanaan untuk pelatihan-pelatihan karyawan/karyawati sesuai dengan kebutuhan.

j. Melakukan perekrutan karyawan/karyawati.

k. Melakukan analisa dan evaluasi pekerjaan.

12. Sales Administration

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Memeriksa pembayaran atas produk dari tim penjualan.

b. Membuat laporan aktivitas dari pelanggan.

c. Memasukkan data faktur penerimaan terakhir pada program komputer setelah memeriksa jumlah penerimaan terakhir.

d. Memasukkan data faktur dari penjualan yang lain.

(35)

13. Do Clerk

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Menerima pesanan dari pelanggan dan meneruskan ke bagian produksi.

b. Melakukan koordinasi dengan bagian produksi khususnya bagaian delivery untuk mengetahui posisi stock produk jadi.

c. Mencatat jumlah barang yang keluar meliputi jenis, harga dan pelanggan yang membeli.

14. Production Supervisor

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Mengkoordinir pembagian tugas bawahannya.

b. Merencanakan pembagian bahan baku dan bahan additive.

c. Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu.

d. Bertanggung jawab kepada factory manager.

e. Mengadakan pemeriksaan, penelitian, analisa, serta evaluasi pekerjaan bawahannya.

15. Maintenance Supervisor

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Mengadakan pemeriksaan, penelitian, analisa serta evaluasi pekerjaan bawahannya.

b. Melakuka perencanaan pekerjaan dan waktu.

(36)

16. Dumping Operator

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan bahan baku yang digunakan pada proses produksi melalui koordinasi dengan bagian control room.

b. Mencatat jumlah bahan baku yang telah di dumping.

c. Bertanggung jawab terhadap kebersihan areal kerja.

d. Bertanggung jawab kepada factory manager.

e. Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu.

17. Stock Supervisor

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap pengambilan sampel bahan baku dari truk b. Menyususn dan membuat laporan penerimaan dan pemakaian bahan baku.

c. Menyusun dan membuat laporan pengeluaran dari hasil produksi.

d. Mengadakan pemeriksaan bahan baku dan hasil produksi di laboratorium.

e. Bertanggung jawab kepada factory manager.

18. Engineering Supervisor

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap penyediaan peralatan yang akan digunakan pabrik.

b. Memeriksa kelayakan peralatan yang ada di pabrik.

c. Bertanggung jawab kepada factory manager.

(37)

19. Boiler Operator

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab akan pengoperasian boiler dan saluran pipa uap.

b. Merawat boiler 20. Pellet Mill Operator

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap proses produksi untuk pellet dan crumble dengan koordinasi dengan bagian control room mengenai jenis yang akan diproduksi dan jumlah batch.

b. Selalu memeriksa bentuk fisik sesuai dengan jenis yang diproduksi.

c. Memelihara kebersihan areal kerja.

d. Koordinasi dengan bagian maintenance.

21. Mechanical

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab akan perawatan mesin-mesin produksi secara mechanical.

b. Menjalankan jadwal pemeriksaan mesin, pelumasan dan lain-lain sesuai petunjuk

c. Menganalisa dan mempelajari kondisi mesin secara teratur.

d. Memberitahukan cara pengoperasian mesin-mesin secara mechanical yang baik kepada operator.

e. Merencanakan jadwal pemeriksaan berkala.

f. Merencanakan jadwal perbaikan mesin-mesin dan penggunaan spare part.

(38)

22. Electrical

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab akan perawatan-perawatan electrical system sesuai dengan garisan-garisan yang telah ditentukan.

b. Merencanakan jadwal pemeriksaan berkala.

c. Merencanakan jadwal pemeriksaan spare part.

d. Memberikan aturan-aturan pengoperasian alat electrical yang baik kepada operator.

e. Memberikan bimbingan kepada operator dalam mengatasi masalah.

f. Membuat laporan yang diperlukan, terutama dalam pemakaian arus listrik PLN.

g. Menjaga alat-alat kerja dan kebersihan electrical system.

h. Memeberi masukan kepada atasan akan keadaan electrical dan saran-saran.

23. Stock Keeper

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab akan perawatan dan pengawasan bagian yang termasuk dalam golongan umum.

b. Mengatur waktu untuk jadwal pemeriksaan.

c. Penyediaan spare parts direncanakan dan penggantian spare parts.

d. Memberikan arahan/cara kerja yang baik dalam mengoperasikan forklift kepada operator forklift.

e. Membuat laporan kepada atasan, pemakaian solar, air dan spare parts.

24. Sacking Off Supervisor

(39)

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Bertanggung jawab terhadap sacking off section.

b. Koordinasi dengan bagaian control room.

c. Koordinasi dengan bagian maintanance.

25. Operator Forklift

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Bertanggung jawab akan pengoperasian forklift yang digunakan.

b. Merawat forklift.

c. Memberikan laporan kepada atasan, mengenai kondisi fortklift beserta pemakaian solar.

26. Control Room Man

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan produksi sesuai dengan formula yang telah ditetapkan dan berdasarkan rencana produksi yang dibuat oleh bagian delivery yang telah diketahui oleh production manager.

b. Menentukan intake dumping dan jenis bahan baku yang harus di dumping dengan memberikan rencana intake dumping bahan baku kepada dumping supervisor.

c. Melaksanakan pengisian corn yellow dari intake ke silo, dari silo basah ke dryer serta pengisian bin dari dryer.

d. Instruksi ke bagian feed additive sesuai dengan rencana produksi.

e. Koordinasi ke bagian maintanance.

f. Koordinasi ke bagian sacking off .

(40)

27. Feed Additive

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Menerima instruksi atau rencana produksi dari bagian control room mengenai jenis-jenis produk yang akan diproduksi sesuai dengan urutan rencana produksi.

b. Bertanggung jawab terhadap proses produksi dengan tepat waktu untuk memasukkan additive dengan menaikkan additive menggunakan lift.

c. Memelihara kebersihan areal kerja.

d. Koordinasi ke bagian maintanance.

28. Operator Dryer

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Bertanggung jawab akan pengoperasian dryer dengan benar.

b. Mencatat pemakaian solar.

c. Menjaga kebersihan di dalam dryer serta lokasi sekitar dryer.

d. Koordinasi dengan bagian bagian laboratorium tentang kadar air jagung yang diterima.

e. Koordinasi dengan bagian control room untuk pengisian serta penuangan ke dryer

29. Security

(41)

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Memeriksa kehadiran karyawan, mencatat jumlah ketidakhadiran, alasan ketidakhadiran dan identitas karyawan dan melaporkannya ke bagian personalia.

b. Memeriksa dan mengawasi tamu-tamu yang masuk.

c. Mencatat data-data tamu yang keluar masuk.

d. Mengontrol situasi pabrik siang dan malam.

30. Messenger

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Mengantar pesanan berupa dokumen-dokumen perusahaan ke instansi yang dituju baik swasta maupun pemerintah.

b. Melakukan pembayaran sesuai dengan kuitansi yang telah mendapat persetujuan dari atasan kepada perseorangan, perusahaan, pemerintah, maupun lembaga-lembaga keuangan yang ditunjuk berdasarkan kuitansi.

31. Driver

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Mengantar atasan ke tempat-tempat yang telah ditentukan untuk kepentingan perusahaan.

32. Executive staff

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Melakukan penjualan dan prediksi penjualan.

b. Membagi daerah pemasaran.

33. Account Payable Administration

(42)

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Bertanggung jawab terhadap pembukuan utang perusahaan.

34. GL & Tax

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Menerima laporan dari supervisor stock setiap hari yang dibuat dalam daftar nomor, daftar harga dan daftar nomor kontrak per komoditas dan per suplier.

b. Menerima laporan harga dari bagian pembelian dan membuat daftar nomor dan daftar nomor kontrak dalam laporan penerimaan.

c. Pembayaran voucher pada kasir dan membuat nomor kontrak, daftar bahan baku dan bahan kemasan.

35. Credit Controller

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap penjualan yang dilakukan secara kredit.

36. Operator Telepon

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Menerima telepon dan memberikan kepada pegawai yang bersangkutan.

b. Memberikan pelayanan dan informasi kepada tamu.

c. Memeriksa tagihan telepon.

37. Temporary Cleaning Service and Gardener

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Menjaga kebersihan kantor dan taman.

38. Receiving

(43)

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Melakukan pengambilan sampel

b. Menghitung jumlah batch pada saat pembongkara bahan baku dan penempatannya di gudang,memeriksa kondisi fisik.

c. Melakukan update stock dilapangan, keluarnya barang dari gudang yang digunakan untuk proses produksi.

39. Delivery

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Melakukan pengeluaran barang sesuai dengan delivery order.

b. Memastikan barang yang dikeluarkan sesuai dengan delivery order.

40. Weight Bridge Operator

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Menimbang bahan baku yang dibeli sebelum masuk kegudang.

b. Menimbang pakan yang akan dijual dan menimbang barang-barang yang keluar dari pabrik.

41. Sweeper

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut : a. Menjaga kebersihan dari lantai produksi.

42. Production Planning Inventory Control

Adapun tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Melakukan perencanaan produksi, pembelian, pemasaran, ketersediaan bahan baku, bahan penolong.

2.3.3. Tenaga Kerja dan Kerja Perusahaan

(44)

2.3.3.1. Jumlah Tenaga Kerja

Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, PT. Gold Coin Indonesia memiliki tenaga kerja yang dikelompokkan ke dalam class / level sesuai dengan pendidikannya, yaitu S1 ke atas, DIII, SMU ke bawah.

Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SMU ke bawah dibagai atas dua kategori antara lain MWK (Monthly Worker) dan DWK (Daily Worker).

PT. Gold Coin Indonesia juga menerapkan sistem kontrak kerja yang bersifat jangka pendek (sementara). Kontrak kerja tersebut disesuaikan dengan permintaan departemen masing-masing dan pekerjaan yang dikerjakan.

Rincian jumlah tenaga kerja di PT. Gold Coin Indonesia diuraikan pada tabel 2.3. berikut ini :

Tabel 2.3. Rincian Jumlah Tenaga Kerja di PT. Gold Coin Indonesia

No Jabatan Jumlah (orang)

1 Branch Manager 1

2 Deputy General Manager 1

3 Secretary 1

4 Sales Manager 1

5 Purchasing Executive 1

6 Mill Cotroller 1

7 Personal & General Manager 1

8 Factory Manager 1

Tabel 2.3. Rincian Jumlah Tenaga Kerja di PT. Gold Coin Indonesia

(45)

(Lanjutan)

No Jabatan Jumlah (orang)

9 Production Planning Inventory Control

2

10 Technical Service 3

11 Chemist 4

12 Quality Asurance 4

13 Executive Staff 4

14 Account Payable Administration 2

15 GL and Tax 2

16 Delivery 5

17 Sales Administration 1

18 Credit Controller 1

19 Security 8

20 Messenger 3

21 Driver 2

22 Temporary Cleaning Service and Gardener

3

23 Stock Supervisor 2

24 Maintenance Supervisor 2

25 Stock Keeper 4

Tabel 2.3. Rincian Jumlah Tenaga Kerja di PT. Gold Coin Indonesia

(46)

(Lanjutan)

No Jabatan Jumlah (orang)

26 Receiving 4

27 Weight Bridge Operator 3

28 Operator Forklift 4

29 Sweeper 4

30 Control Room Man 3

31 Feed Additive 5

32 Dumping Operator 4

33 Operator Dryer 2

34 Sacking Off Supervisor 2

35 Pellet Mill Operator 2

36 Engineering Supervisor 4

37 Mechanical 1

38 Electrical 1

40 Do Clerck 1

41 Production Supervisor 2

42 Operator Telepon 2

Total 106

Sumber : PT. Gold Coin Indonesia

2.3.3.2 Jam Kerja

PT. Gold Coin Indonesia menggunakan 2 shift kerja. Sistem kerja di PT.

Gold Coin Indonesia menggunakan 5 hari kerja per minggu, yaitu hari Senin sampai hari Jum’at, hari Sabtu libur,dengan perincian dengan jam kerja dapat dilihat pada tabel 2.4.

(47)

Shift Hari Waktu Kerja

I Senin s/d Jum’at 08.00 – 17.00

II Senin s/d Jum’at 17.00 – 01.00

Sumber : PT. Gold Coin Indonesia

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan 2.3.4.1. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan pada PT. Gold Coin Indonesia disesuaikan dengan golongan, status, jabatan, keahlian, dan prestasi kerja karyawan. Pemberian upah tersebut merupakan wujud penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan untuk menjamin dan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Besarnya upah minimum yang diberikan kepada karyawan disesuaikan dengan Upah Minimum Regional (UMR) yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pemberian upah pada setiap pekerja kontrak dilakukan dengan sistem borongan. Jumlah upah yang diterima dihitung berdasarkan beban kerja yang dilakukan dalam hitungan ton bahan baku yang dibeli dan barang jadi yang diproduksi.

Sistem pengupahan pada PT. Gold Coin Indonesia dapat dibagi menjadi antara lain :

a. Pekerja dapat menerima langsung seluruh upah selama satu bulan bekerja secara langsung (dalam sekali pembayaran).

b. Pekerja dapat menerima seluruh upah selama satu bulan bekerja dalam dua tahap pembayaran yaitu pada minggu kedua dalam setiap bulannya, pekerja

(48)

dikurangi dengan pajak penghasilan. Pekerja diberi kebebasan memilih sistem pengupahan mana yang dianggap baik menurut pribadinya.

2.3.4.2. Fasilitas yang Digunakan

PT. Gold Coin Indonesia menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung untuk mendorong karyawan bekerja lebih baik dan lebih semangat. PT. Gold Coin Indonesia meyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh segenap karyawan sebagai berikut :

1. Tempat ibadah yang disediakan perusahaan didirikan di dalam pabrik. Tempat ibadah ini dikhususkan bagi karyawan.

2. Untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan karyawan, perusahaan menyediakan tempat-tempat untuk melakukan kegiatan olahraga.

3. Bagi karyawan yang tidak memiliki kendaraan pribadi, perusahaan menyediakan bus yang mengantar dan menjemput karyawan dari pabrik.

4. Fasilitas pendukung yang juga didirikan oleh perusahaan adalah kantin.

Karyawan dapat menggunakan fasilitas kantin untuk makan.

5. Untuk para pekerja, perusahaan bekerjasama dengan asuransi Jamsostek.

6. Setiap karyawan pabrik diberikan Alat Pelindung Diri (APD), meliputi masker debu, sarung tangan, helm dan safety shoes boots.

7. Untuk pengobatan dan perawatan kesehatan bagi karyawan, perusahaan bekerjasama dengan rumah sakit tertentu.

8. Pemberian tunjangan hari raya, bonus tahunan dan tunjangan uang makan.

(49)

2.4. Proses Produksi 2.4.1. Bahan

2.4.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan lainnya. Adapun bahan baku yang digunakan oleh PT.

Gold Coin Indonesia antara lain : 1. Jagung kuning (Maize Yellow)

Jagung kuning mempunyai kandungan energi metabolisme (ME) dan energi tercerna yang baik. Kandungan serat kasarnya rendah, tetapi kualitas proteinnya tidak tinggi. Jagung digunkan sekitar 40-50%. Jagung yang digunakan yaitu jagung kuning lokal dan jagung kuning Thailand.

2. Dedak (Rice Bran)

Dedak yang digunakan adalah dedak beras dan dedak gandum. Dedak beras dibedakan atas dua jenis, yaitu edak hlus dan kasar. Dedak halus merupakan kulit ari beras yang didapatkan pada proses penumbukan beras, sedangkan dedak kasar merupakan hancuran kulit padi. Dedak gandum yang digunakan adalah wheat pollard, yaitu dedak yag berasal dari kulit ari gandum.

3. Bungkil kacang kedelai (Soya Bean Meal)

Bungkil kacang kedelai merupakan sumber energi dan protein. Kandungan serat kasarnya cukup tinggi sebesar 6 %.

4. Tepung daging dan tulang (Meat And Bone Meal)

(50)

Berasal dari sisa-sisa daging berikut tulag yang telah dikeringkan terlebih daulu dan kemudian digiling halus menjadi tepung.

5. Limestone grit (LSG)

Berupa butiran dari kulit kerang atau batu-batu kecil, batu kapur atau berbagai campuran dalam bentuk butiran. Tepung batu kapur berfungsi sebagai alat pembantu didalam pencernaan dan sumber kalsium (Ca) bagi ternak. Batu kapur yang dibutuhkan sekitar 2-5%.

6. Limestone dust (LSD)

Berasal dari bulu unggas memiliki kandungan sebagai sumber protein hewani dan kaya akan asam amino esensial. Bulu unggas yang digunakan dalam proses produksi disuplai dalam bentuk tepung dan siap digunakan.

7. Karnel

Ampas sawit meiliki kandungan gizi yang baik, karena merupakan sumber protein dan lemak.

8. Rape Seed Meal (RSM)

Bji tanaman yang diolah menjadi tepung. Mengandung sumber energi yang cukup baik.

2.4.1.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dan ditambahkan pada proses produksi untuk membantu menghasilkan kualitas produk, namun pada produk akhir bahan tambahan tersebut tidak kelihatan. Bahan tambahan yang dipergunakan dalam proses produksi adalah sebagai berikut:

(51)

1. Garam dan mineral, seperti Poultry Mineral, Pig Minera, Zeolite, Zn Bacitracin, Copper Sulphate, Sodium Bikarbonat, Sodium Humate.

2. Vitamin, seperti Lysine-L, Finase Liquid.

3. Minyak nabati, seperti Palm Oil, Squid Oil.

4. Bahan liquid, seperti Methione HA Rhodimet.

2.4.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk dan keberadaannya tidak mengurangi nilai produk yang dihasilkan. Bahan penolong yang dipergunakan adalah:

1. Bahan bakar solar dan premix.

2. Packing material, seperti :

a. Karung plastik sebagai pembungkus produk.

b. Benang vinilon digunakan untuk menjahit karung.

3. Cap.

2.4.2. Uraian Proses Produksi

Tahap-tahap proses produksi pakan ternak di PT. Gold Coin Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Penuangan (intake section)

Intake section merupakan proses pengolahan pakan ternak. Bahan baku yang berbentuk tepung akan dimasukkan kedalam bin raw material yang dituang

(52)

melalui intake I dan II yang selanjutnya dibawa melalui chain conveyor dan elevator belts dan buckets ke bin bahan baku.

2. Penyaringan

Sebelum bahan baku masuk kedalam bin, bahan baku melalui permanent magnetic plate yang akan memisahkan logam dan kotoran besi. Selanjutnya, bahan baku akan melalui drum siever sehingga bahan baku dibersihkan dari kotoran plastik, kayu dan benda keras lainnya.

3. Pengeringan

Proses ini dilakukan pada bahan baku jagung yang dibeli langsung dari petani.

Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air jagung ≤16%. Jagung berkadar air lebih besar dari 16% tidak tahan lama disimpan karena terjadi proses penjamuran. Oleh karena itu, jagung akan dikeringkan dengan dryer dengan cara menyemprotkan udara panas. Sebelum masuk ke dryer, jagung dimasukkan melalui intake, lalu diangkat ke silo basah dengan chain conveyor dan elevator belts dan buckets

4. Penimbangan

Bahan baku yang terdapat dalam bin bahan baku akan ditimbang dengan weight bridge sesuai dengan formula yang diinginkan. Bahan yang sudah ditimbang , kemudian dibawa dengan screw conveyor siclon dan chain conveyor dan elevator belts dan buckets ke day bin untuk menunggu proses penggilingan.

(53)

5. Penggilingan (grinding)

Sebelum bahan baku masuk ke proses penggilingan, bahan baku akan melalui day bin yaitu bahan antrian yang akan memisahkan bahan baku yang diinginkan untuk pertama kali diproduksi. Setelah itu bahan baku akan masuk kedalam vibrator untuk memisahkan bahan baku kasar dan bahan baku halus.

Bahan baku kasar akan melalui proses peggilingan dilakukan dengan mesin hammer mill 205 A dengan kecepatan 3000 rpm dan daya sebesar 132 KW terlebih dahulu sebelum masuk kedalam mesin mixer, sedang bahan halus tidak melalui penggilingan langsung menuju mixer. Bahan yang masuk akan melalui proses pemukulan dengan kecepatan tinggi sehingga bahan baku akan terpukul dan terlempar kearah saringan /pengayak yang dipasang sepanjang sisi mesin penggiling. Udara panas hasil penggilingan dihisap oleh blower melalui dust filter sehingga udara panas yang bersih dibuang ke udara, sedangkan debu yang tersaring jatuh kembali ke mesin penggiling. Pada proses ini , blower berfungsi untuk mempercepat proses penggilingan sehingga bahan yang halus akan cepat tersaring dan bahan yang kasar akan cepat terpukul oleh pisau- pisau. Hasil penggilingan dibawa ke mesin mixer untuk menunggu proses selanjutnya.

6. Pencampuran (mixer)

Bahan baku hasil dari penggilingan ini masuk ke dalam proses pencampuran untuk dicampur hingga rata. Hasil campuran mesin mixer berupa mess yang kemudian dibawa ke bin finish product jika produk yang diinginkan dalam bentuk mess (tepung). Untuk produk berbentuk pellet (crumble) bahan

(54)

campuran akan melalui proses peletizing sedangkan untuk produk crumble akan melalui proses peletizing dan crumbling.

7. Pembutiran (peletizing)

Campuran dari mesin mixer akan dibawa ke mesin pellet mill dan dilakukan pemanasan dengan tujuan untuk memudahkan pembentukan pellet. Pada proses pemanasan ini akan terjadi proses gelatinisasi. Bahan dipanaskan dengan steam berasal dari boiler. Setelah pemanasan dilakukan proses penekanan/press (pemelletan). Proses pemelletan dilakukan dengan mesin press yang terdiri dari ring die press yang mempunyai lubang-lubang dengan ukuran tertentu. Setelah proses ring press selesai, butiran dibawa ke mesin cooler motor untuk didinginkan dengan temperatur 85 C . Hasil dari mesin pellet akan dibawa ke bin finish product jika produk yang diinginkan dalam bentuk pellet. Namun jika produk yang diinginkan dalam bentuk crumble maka hasil dari mesin pellet ini dibawa ke mesin crumble.

8. Proses Crumble (crumbling)

Pada mesin ini terjadi proses pemotongan pellet menjadi lebih kecil/pendek ukurannya sesuai dengan yang diinginkan. Sesudah proses crumble selesai, bahan diayak dengan menggunakan vibrator. Hasil pengayakan dibawa ke bin finish product untuk proses packing.

9. Pengepakan

Produk jadi berupa mess, pellet dan crumble dari bin produk jadi untuk masing-masing produk akan dibawa ke proses pengarungan. Produk jadi tersebut akan dicurahkan ke karung plastik dengan chain conveyor dan proses

(55)

tersebut berlangsung secara otomatis dan dilanjutkan dengan penimbangan berat netto produk yang diinginkan. Setelah pengarungan kemudian dijahit dengan sewing machine. Setelah itu dibawa ke gudang produk jadi dengan alat angkut forklift.

2.4.3. Mesin dan Peralatan 2.4.3.1. Mesin Produksi

Spesifikasi mesin-mesin yang dipergunakan di PT. Gold Coin Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.4.3.2. Peralatan

Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung proses produksi di PT.

Gold Coin Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 2.

2.4.3.3. Utilitas (Sarana Pendukung Produksi)

Utilitas (Sarana Pendukung Produksi) di PT. Gold Coin Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 3.

(56)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengendalian Mutu Statistik

Pengendalian mutu statistisk (statistical quality control) adalah salah satu teknik dalam TQM yang digunakan untuk mengendalikan dan mengelola proses baik manufaktur maupun jasa melalui penggunaan metode statistik (Besterfield,1998). Pengendalian mutu statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode statistik.

Pengendalian mutu statistik sering disebut sebagai pengendalian proses statistik. Pengendalian mutu statistik dan pengendalian proses statistik memang merupakan dua istilah yang saling dipertukarkan, yang apabila dilakukan bersama- sama maka pemakai akan melihat gambaran kinerja proses masa kini dan masa mendatang (Cawley dan Harrold,1999) 1. Hal ini disebabkan pengendalian proses statistik dikenal sebagai alat yang bersifat online untuk menggambarkan apa yang sedag terjadi dalam proses saat ini. Pengendalian mutu statistik menyediakan alat- alat offline untuk mendukung analisis dan pembuatan keputusan yang membantu menentukan apakah proses dalam keadaan stabil da dapat diprediksi setiap tahapannya, hari demi hari, dan dari pamasok ke pemasok.

1Dorothea Wahyu Ariani, Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam manajemen kualitas), (Penerbit ANDI,Yogyakarta, 2004) hal 54

(57)

Pengendalian proses statistik (Statistical Quality Control) merupakan alat utama untuk memonitor sebuah proses, mendiagnosa masalah-masalah yang timbul pada saat proses dan membuat usaha-usaha prioritas untuk melakukan perbaikan kualitas.

Menurut Maleyeff (1994), pengendalian mutu statistik mempunyai cakupan yang lebih luas karena didalamnya terdapat pengendalian proses statistik, pengendalian produk (acceptance sampling), dan analisis kemampuan proses2. Konsep terpenting dalam pengendalian mutu statistik adalah variabilitas, dimana semua prosedur pengendalian mutu statistik membuat keputusan berdasar sampel yang diambil dari populasi yang lebih besar.

Penyelesaian masalah dengan statistik mencakup dua hal, seperti melebihi batas pengendalian bila proses dalam kondisi terkendali atau tidak melebihi batas pengendalian bila proses dalam kondisi di luar kendali. Secara statistik, kedua hal tersebut digolongkan kedalam kesalahan tipe I dan tipe II atau dalam acceptance sampling dikenal dengan resiko produsen (menolak produk baik) dan resiko konsumen (menerima produk cacat). Karena itu, peta pengendalian (control chart) mengasumsikan bahwa proses berada dalam batas pengendalian dan acceptance sampling mengasumsikan bahwa produk dapat diterima tanpa kontradiksi dengan tingkat kepastian yang tinggi.

Dalam sistem pengendalian mutu statistik yang mentolerir adanya kesalahan atau cacat produk kegiatan pengendalian mutu dilakukan oleh departemen

2Dorothea Wahyu Ariani, Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam manajemen kualitas), (Penerbit ANDI,Yogyakarta, 2004) hal 55

(58)

pengendalian mutu yang ada pada penerimaan bahan baku, selama proses, dan pengujian produk akhir.

Perusahaan mengadakan inspeksi dapat pada bahan baku atau penerimaan bahan baku, proses, dan produk akhir. Inspeksi dapat dilaksanakan di beberapa waktu, antara lain :

- Pada waktu bahan baku masih ada di tangan pemasok

- Pada waktu bahan bakusampai di tangan perusahaan tersebut - Sebelum proses dimulai

- Selama proses produksi berlangsung - Setelah proses produksi

- Sebelum dikirimkan kepada pelanggan - Dan sebagainya

Selain itu, perusahaan mempunyai dua pilihan inspeksi, yaitu inspeksi 100% yang berarti perusahaan menguji semua bahan baku yang datang, seluruh produk selama masih ada dalam proses, atau seluruh produk jadi yang telah dihasilkan. Atau dengan menggunakan teknik sampling, yaitu menguji hanya pada produk yang diambil sebagai sampel dalam pengujian.

Kedua macam pengujian ini mempunyai kelebihan dan kelemahan, misalnya untuk 100 % inspeksi, kelebihannya adalah tingkat ketelitiannya tinggi karena seluruh produk diuji. Tetapi kelemahannya seringkali produk justru rusak selama dalam pengujian. Selain itu membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga yang tidak sedikit. Pengujian dengan pengambilan sampel, kelebihannya lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga. Teknik ini mempunyai kelemahan dalam

(59)

tingkat ketelitian sehingga seringkali menimbulkan risiko baik dari pihak produsen atau dari pihak konsumen.

Risiko produsen yang dilambangkan dengan α adalah risiko yang dialami produsen karena menolak produk yang baik. Hal ini disebabkan karena kebetulan yang diambil sebagai sampel adalah produk cacat, padahal produk yang kebetulan tidak diambil sebagai sampel adalah produk yang baik. Tetapi karena sampel tersebut ditolak berarti seluruh produk yang diproduksi pada waktu itu meskipun produk tersebut adalah produk baik.

Risiko konsumen yang dilambangkan dengan β adalah risiko yang dialami konsumen karena menerima produk yang cacat. Hal ini disebabkan karena secara tidak sengaja yang diambil sebagai sampel adalah produk baik, padahal produk yang kebetulan tidak diambil sebagai sampel adalah produk cacat. Tetapi karena sampel tersebut diterima berarti seluruh produk yang diproduksi pada waktu itu meskipun produk tersebut adalah produk yang cacat tetap lolos uji, sehingga diterima oleh konsumen.

Pengendalian mutu statistik dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pengendalian proses statistik (control chart) dan rencana penerimaan sampel produk (acceptance sampling). Hal ini digambarkan seperti Gambar 3.1.

Pengendalian Mutu Statistik

Pengendalian Mutu Proses Statistik

(Control Chart)

Rencana Penerimaan Sampel Produk

(Acceptance Sampling)

Data Variabel

Data Atribut

Data Variabel

Data Atribut

Sumber: Mitra,1993.

Gambar

Tabel 2.1. Fasilitas bangunan pabrik PT.Gold Coin Indonesia Medan  Jenis Penggunaan  Luas Areal ( m ) 2 (1)  Lahan tertutup bangunan / material kedap air
Tabel 2.2. Beberapa tipe produk pakan ternak PT. Gold Coin Indonesia   Tipe produk pakan ternak  Keterangan
Tabel 2.2. Beberapa tipe produk pakan ternak PT. Gold Coin Indonesia   (Lanjutan)
Tabel 2.2. Beberapa tipe produk pakan ternak PT. Gold Coin Indonesia  (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan Kualitas Atensi dan Perilaku Sebelum dan Sesudah..

Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis adalah suatu proses pemikiran atau penalaran, dengan menggunakan konsep-konsep yang relevan sebagai landasan, untuk

bahwa dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1986 Pemerintah Kabupaten Murung Raya melaksanakan usaha Penyertaan Modal Daerah pada Pihak

Variabel FBIR secara parsial memiliki pengaruh negatif tidak signifikan.. terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

Pada tabel didapatkan hampir setengahnya 9 responden atau (50,0%) Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi sebelum Terapi Musik Klasik tinggi sesudah terapi menjadi

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi teknis penggunaan faktor-faktor produksi usahatani

BIDANG CIPTA KARYA DPU KABUPATEN KLATEN. JL Sulaw

[r]