• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK SMA PADA TOPIK PEREAKSI PEMBATAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK SMA PADA TOPIK PEREAKSI PEMBATAS"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK SMA

PADA TOPIK PEREAKSI PEMBATAS

SKRIPSI

Disusun oleh:

Sefriani Hertin Jua NIM: 171444038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

(2)

ii SKRIPSI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK SMA

PADA TOPIK PEREAKSI PEMBATAS

Oleh:

Sefriani Hertin Jua NIM: 171444038

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

(Johnsen Harta, M.Pd) Tanggal: 20 September 2021

(3)

iii SKRIPSI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK SMA

PADA TOPIK PEREAKSI PEMBATAS

Disusun oleh:

Sefriani Hertin Jua

Nama Lengkap Tanda Tangan

Sekretaris : Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D ...

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd ...

Anggota : Johnsen Harta, M.Pd ...

Anggota : Risnita Vicky Listyarini, M.Sc ...

Anggota : Natalia Diyah Hapsari, M.Pd., Ph.D ...

NIM: 171444038

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji pada Tanggal: 27 September 2021 dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Susunan Panitia Penguji:

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

Yogyakarta, 27 September 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yang Maha Kuasa dan Bunda Maria untuk semua cinta kasih dan berkatnya yang selalu diberikan kepada saya dalam setiap perjalana hidup hingga saat ini.

2. Orangtua tercinta, Bapak Lukas Jua dan Mama Theresia Seda untuk doa dan dukungannya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir.

3. Kakak Osri Jua dan kakak Tino Jua yang selalu memberikan doa dan dukungannya.

4. Teman-teman Pendikan Kimia 2017 yang menemani selama proses perkuliahan.

5. Alamamater tercinta Univeristas Sanata Dharma yang menjadi tempat untuk belajar, bertumbuh dan berproses selama masa perkuliahan.

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 September 2021 Penulis

Sefriani Hertin Jua

(6)

vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Sefriani Hertin Jua NIM : 171444038

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudul:

“Pengembangan Instrumen Tes untuk Mengukur Kemampuan Analisis Peserta Didik SMA pada Topik Pereaksi Pembatas”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 27 September 2021 Penulis

Sefriani Hertin Jua

(7)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK SMA

PADA TOPIK PEREAKSI PEMBATAS

Sefriani Hertin Jua Universitas Sanata Dharma

2021

Hasil belajar peserta didik dapat diukur menggunakan instrumen tes. Saat ini, instrumen tes yang dikembangkan di SMA PL Sedayu masih terbatas pada level C1, C2, dan C3. Selain itu, guru belum melatih peserta didik untuk menyelesaikan soal HOTS, sehingga kemampuan analisis peserta didik masih tergolong rendah.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan produk berupa instrumen tes yang sesuai dengan model pengembangan Wilson, Oriondo, dan Antonio; (2) mengetahui validitas, efektivitas dan kepraktisan produk; dan (3) mengetahui kemampuan analisis peserta didik pada topik pereaksi pembatas. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R & D) dengan model pengembangan Wilson, Antonio, dan Oriondo yang dimodifikasi menjadi tahap perancangan dan uji coba produk. Penelitian ini melibatkan 30 peserta didik kelas X MIPA 1. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar wawancara, lembar validasi, butir soal esai, dan lembar angket respon peserta didik. Data dianalisis menggunakan SPSS 22, Statistik Aiken’s V, model Rasch, Ms. Excel 2019, dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) produk cocok dikembangkan dengan model Wilson, Oriondo, dan Antonio yang dimodifikasi karena lebih efektif dan sesuai dengan prosedur pengembangan instrumen tes; (2) produk yang dikembangkan telah memenuhi kriteria validitas isi dengan rata-rata persentase sebesar 88,38% (valid); hasil analisis dengan Rasch menunjukan 4 butir soal telah memenuhi kriteria validitas empiris dengan mengacu pada parameter MNSQ, ZSTD, Pt Measure Corr; item reliability sebesar 0,89 (bagus); tingkat kesukaran butir soal 1 dengan logit 0,70 (kategori sulit), sedangkan butir soal 2, 3, dan 4 dengan logit berturut-turut -0,04, -0,17, dan -0,49 (kategori mudah); daya pembeda butir soal 1, 2, dan 3 dengan nilai 0,24, 0,33, dan 0,34 (kategori cukup) dan butir soal 4 dengan nilai 0,6 (kategori baik); rata-rata nilai tes sebesar 56,10 yang menunjukkan bahwa produk tergolong efektif digunakan selama uji coba;

rata-rata persentase respon peserta didik terhadap produk sebesar 81,75% yang termasuk kriteria praktis; dan (3) rata-rata kemampuan analisis peserta didik pada indikator membedakan sebesar 76,94; indikator mengorganisasikan sebesar 55,27;

dan indikator mengatribusikan sebesar 36,11. Rata-rata kemampuan analisis peserta didik adalah 56,10 dengan kriteria cukup tinggi serta nilai person reliability sebesar 0,74 yang tergolong cukup bagus. Produk dapat dijadikan alternatif untuk mengukur kemampuan analisis peserta didik pada topik pereaksi pembatas.

Kata kunci: instrumen tes, kemampuan analisis, pereaksi pembatas

vii

(8)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF TEST INSTRUMENT TO MEASURE ANALYTICAL ABILITY OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS ON THE

TOPIC OF LIMITING REAGENTS

Sefriani Hertin Jua Sanata Dharma University

2021

Student’s learning outcome can be measured using test instrument. Currently, the test instrument developed at SMA PL Sedayu are still limited to C1, C2, and C3 levels. In addition, teacher have not trained students to solve HOTS questions, so that students' analytical ability are still relatively low. This study aims to: (1) create product in the form of test instrument that is in accordance with Wilson, Oriondo, and Antonio development model; (2) know the validity, effectiveness and practicality of the product; and (3) know the students' analytical ability on the topic of limiting reagents. The research method used is Research and Development (R &

D) with the Wilson, Antonio, and Oriondo development model modified into the design and product testing stages. This study involved 30 students of X MIPA 1.

The research instruments used were interview sheet, validation sheets, essay questions, observation sheet, and student’s response questionnaire sheet. Data were analyzed using SPSS 22, Aiken's V statistic, Rasch model, Ms. Excel 2019, and descriptive analysis. The results showed that: (1) the product is suitable to be developed with Wilson, Oriondo, and Antonio modified model because it is more effective and in accordance with the test instrument development procedure; (2) the product developed has fulfilled criteria for content validity with average percentage of 88.38% which is included in the valid criteria; the results of the analysis with Rasch show that 4 items have fulfilled criteria of empirical validity with reference to the MNSQ, ZSTD, and Pt Measure Corr parameters; item reliability of 0.89 (good category); the difficulty level of item 1 with logit of 0.70 (difficult level) while items of 2, 3, and 4 with logit of -0.04, -0.17, and -0.49 (easy level); distinguishing power of items of 1, 2, and 3 with value of 0.24, 0.33, and 0.34 (quite good category) and item 4 with value of 0.6 (good category); average test value is 56.10 which indicates that the product is classified as effective during the trial; the average percentage of student’s response to the product is 81.75% which includes practical criteria; and (3) the average analytical ability of students on differentiating indicator is 76.94; the organizing indicator is 55.27; and attribute indicator is 36.11. The average analytical ability of students is 56.10 with quite high criteria with person reliability value of 0.74 which is quite good. The product can be used as an alternative to measure students' analytical skill on the topic of limiting reagents.

Keywords: test instrument, analytical ability, limiting reagents

viii

(9)

KATA PENGANTAR

Semua syukur dan pujian kepada kemuliaan Tuhan Yang Maha Esa dan Bunda Maria atas berkat dan cinta kasihnya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pengembangan Instrumen Tes untuk Mengukur Kemampuan Analisis Peserta Didik SMA pada Topik Pereaksi Pembatas” dengan sangat baik.

Selama proses penyelesaian tugas akhir ini, penulis mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

4. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma.

5. Bapak Johnsen Harta, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan Pembimbing Akademik, yang telah memberikan arahan, motivasi, dan bimbingan selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.

6. Ibu Risnita Vicky Listyarini, M.Sc dan Ibu Fransisca Ditawati Nur Pamenang S.Pd., M.Sc. selaku Validator intrumen penelitian yang digunakan untuk penyelesaian tugas akhir.

7. Ibu Ratna Siwi Widayanti, S.Pd selaku Validator dan Guru Kimia SMA PL Sedayu Bantul yang telah membimbing penulis dalam proses penelitian.

8. Peserta didik kelas X MIPA SMA PL Sedayu yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian.

9. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Kimia Sanata Dharma 10. Bapak Lukas Jua, Mama Theresia Seda, Kakak Osri Jua dan Kakak Tino Jua

yang senantiasa memberikan doa dan dukungan dalam penyelesaian penulisan tugas akhir .

ix

(10)

11. Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2017 yang selalu memberikan semangat selama penyusunan tugas akhir.

12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam bentuk apapun selama proses penyelesaian tugas akhir.

Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan penyempurnaan penulisan skripsi ini sehingga bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 27 September 2021 Penulis

Sefriani Hertin Jua

x

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PEN GESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... xi DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Landasan Teori ... 6

1. Instrumen Tes... 6

2. Kemampuan Analisis ... 8

3. Instrumen Tes Berbasis C4 ... 10

4. Pereaksi Pembatas dalam Reaksi K imia ... 12

B. Penelitian Relevan ... 15

C. Kerangka Berpikir ... 17

BAB III METODE PEN ELITIAN ... 19

A. Jenis Penelitian ... 19

B. Desain Penelitian ... 19

C. Variabel Penelitian... 27

D. Sampel Penelitian ... 27

E. Waktu dan Tempat Penelitian... 28

F. Metode Pengumpulan Data... 28

G. Instrumen Penelitian ... 29

H. Metode Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

1. Hasil Perancangan Produk ... 38

2. Hasil Uji Coba Produk ... 56

B. Pembahasan ... 74

1. Pengembangan Produk Berupa Instrumen Tes Menggunakan Model Wilson, Oriondo, dan Antonio yang Dimodifikasi ... 74

2. Validitas, Efektivitas dan Kepraktisan... 75

3. Identifikasi Kemampuan Analisis Peserta Didik ... 77

4. Keunggulan Penelitian ... 85

ABSTRAK… HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...v

...vi

... vii

ABSTRACT…...viii

KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI...

(12)

xii

5. Keterbatasan Penelitian... 86

BAB V K ESIMPULAN DAN SARAN ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran….. ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN ………93

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Rancangan Desain Produk ... 22

Tabel 3. 2 Skala Penskoran ... 31

Tabel 3. 3 Distribusi Lembar Validasi Produk ... 32

Tabel 3. 4 Tingkat Pencapaian dan Kualitas Kelayakan Butir Soal... 33

Tabel 3. 5 Kriteria Hasil Validasi Lembar Angket Respon ... 33

Tabel 3. 6 Kriteria K ualitas Butir Soal ... 34

Tabel 3. 7 Kriteria Alpha Cronbach, Person Reliability dan Item Reliability ... 34

Tabel 3. 8 Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 35

Tabel 3. 9 Kriteria Indeks Daya Pembeda Soal ... 36

Tabel 3. 10 Kriteria Penilaian Hasil Tes ... 36

Tabel 3. 11 Kriteria Efektivitas Produk ... 36

Tabel 3. 12 Kriteria Hasil Angket Respon Peserta Didik ... 37

Tabel 3. 13 Kriteria Kepraktisan Produk ... 37

Tabel 4. 1 KD dan IPK Topik Pereaksi Pembatas...………39

Tabel 4. 2 Hasil Penulisan Butir Soal ... 41

Tabel 4. 3 Rangkuman Hasil Validasi Produk berupa Instrumen ... 46

Tabel 4. 4 Rangkuman Hasil Validasi Butir Soal ... 47

Tabel 4. 5 Rangkuman Hasil Validasi untuk Lembar Angket ... 48

Tabel 4. 6 Hasil Analisis Butir Soal ... 58

Tabel 4. 7 Hasil Analisis Reliabilitas Butir Soal... 59

Tabel 4. 8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 59

Tabel 4. 9 Hasil Analisis Daya Beda Butir Soal ... 60

Tabel 4. 10 N ilai Tes Peserta Didik ... 61

Tabel 4. 11 Rangkuman Hasil Analisis Angket ... 73

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 18

Gambar 3. 1 Contoh Penulisan Butir Soal ... 21

Gambar 4. 1 Sampul Depan Produk ...41

Gambar 4. 2 Kata Pengantar Produk ... 41

Gambar 4. 3 Daftar Isi Produk ... 42

Gambar 4. 4 KI, KD, dan IPK pada Topik Pereaksi Pembatas ... 42

Gambar 4. 5 Penjelasan Singkat Kemampuan Analisis ... 42

Gambar 4. 6 Petunjuk Penggunaan Produk ... 42

Gambar 4. 7 Butir Soal 1 dan Lembar Kerja Peserta Didik ... 43

Gambar 4. 8 Butir Soal 2 dan Lembar Kerja Peserta Didik ... 43

Gambar 4. 9 Butir Soal 3 dan Lembar Kerja Peserta Didik ... 43

Gambar 4. 10 Butir Soal 4 dan Lembar Kerja Peserta Didik ... 43

Gambar 4. 11 Kunci Jawaban Butir Soal 1 dan 2 ... 44

Gambar 4. 12 Kunci Jawaban Butir Soal 3 dan 4 ... 44

Gambar 4. 13 Daftar Pustaka Produk ... 44

Gambar 4. 14 Sampul Belakang Produk ... 44

Gambar 4. 15 Sampul Depan Sebelum Direvisi ... 49

Gambar 4. 16 Sampul Depan Sesudah Direvisi ... 49

Gambar 4. 17 Sampul Belakang Sebelum Direvisi... 50

Gambar 4. 18 Sampul Belakang Sesudah Direvisi ... 50

Gambar 4. 19 Petunjuk Penggunaan Instrumen Sebelum Direvisi ... 50

Gambar 4. 20 Petunjuk Penggunaan Instrumen Setelah Direvisi ... 50

Gambar 4. 21 Butir Soal 1 Sebelum Direvisi... 51

Gambar 4. 22 Butir Soal 1 Setelah Direvisi ... 51

Gambar 4. 23 Butir Soal 2 Sebelum Direvisi... 51

Gambar 4. 24 Butir Soal 2 Setelah Direvisi ... 52

Gambar 4. 25 Butir Soal 3 Sebelum Direvisi... 52

Gambar 4. 26 Butir Soal 3 Sesudah Direvisi ... 52

Gambar 4. 27 Butir Soal 4 Sebelum Direvisi... 53

Gambar 4. 28 Butir Soal 4 Setelah Direvisi ... 53

Gambar 4. 29 Kunci Jawaban Butir Soal 1 Sebelum Direvisi ... 54

Gambar 4. 30 Kunci Jawaban Butir Soal 1 Setelah Direvisi ... 54

Gambar 4. 31 Kunci Jawaban Butir Soal 2 Sebelum Direvisi ... 54

Gambar 4. 32 Kunci Jawaban Butir Soal 2 Setelah Direvisi ... 55

Gambar 4. 33 Kunci Jawaban Butir Soal 3 Sebelum Direvisi ... 55

Gambar 4. 34 Kunci Jawaban Butir Soal 3 Sesudah Direvisi ... 55

Gambar 4. 35 Kunci Jawaban Butir Soal 4 Sebelum Direvisi ... 56

Gambar 4. 36 Kunci Jawaban Butir Soal 4 Sesudah Direvisi ... 56

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus K imia Kelas XI SMA Semester Genap Kurikulum 2013 .. 94

Lampiran 2. K isi-K isi Lembar Wawancara ... 100

Lampiran 3. Lembar Wawancara dengan Guru Kimia Kelas X SMA PL Sedayu ... 101

Lampiran 4. Hasil Wawancara dengan Guru K imia kelas X SMA PL Sedayu 102 Lampiran 5. K isi-kisi Lembar Validasi Produk ... 104

Lampiran 6. Lembar Validasi Produk ... 105

Lampiran 7. K isi-kisi Lembar Validasi Butir Soal ... 108

Lampiran 8. Lembar Validasi Butir Soal ... 109

Lampiran 9. K isi-K isi Butir Soal dalam Produk... 114

Lampiran 10. Butir Soal, Solusi dan Pedoman Penskoran ... 116

Lampiran 11. Rubrik Penskoran dalam Instrumen Tes ... 121

Lampiran 12. Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik ... 122

Lampiran 13. Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik ... 123

Lampiran 14. Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik ... 125

Lampiran 15. Lembar Angket Respon Peserta Didik ... 126

Lampiran 16. Hasil Uji Homogenitas Kelas X SMA PL Sedayu ... 127

Lampiran 17. Hasil Validasi terhadap Produk ... 128

Lampiran 18. Hasil Validasi terhadap Butir Soal ... 138

Lampiran 19. Hasil Validasi terhadap Lembar Angket Respon Peserta Didik . 154 Lampiran 20. Hasil Analisis Validitas Butir Soal Menggunakan Model Rasch ... 161

Lampiran 21. Hasil Analisis Reliabilitas Butir Soal ... 161

Lampiran 22. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal dengan Model Rasch ... 162

Lampiran 23. Hasil Pengerjaan Instrumen Tes Peserta Didik ... 163

Lampiran 24. Hasil Analisis Pengerjaan Instrumen Tes Peserta Didik ... 164

Lampiran 25. Hasil Rekapitulasi Angket Respon Peserta Didik ... 165

Lampiran 26. Surat Ijin Wawancara di SMA PL Sedayu Yogyakarta ... 167

Lampiran 27. Surat Ijin Penelitian di SMA PL Sedayu Yogyakarta ... 168

Lampiran 28. Surat Keterangan Menyelesaikan Penelitian ... 169

Lampiran 29. a Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran di SMA PL Sedayu .... 170

Lampiran 29. b Dokumentasi Uji Coba Produk ... 170

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perubahan zaman dan perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan munculnya paradigma baru dalam dunia pendidikan yang dapat dilihat dengan adanya perubahan kurikulum. Dinamika kurikulum yang terjadi di Indonesia juga mendorong adanya perubahan konsep dalam suatu kegiatan pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan. Perubahan ini disesuaikan dengan tuntutan zaman dan mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia agar mampu bersaing di masa yang akan datang. Mengantisipasi tuntutan tersebut, pengembangan pembelajaran Kurikulum 2013 ditekankan pada High Order Thinking Skills (HOTS) yang meliputi pencapaian kompetensi berpikir kritis, kreatif dan inovasi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja sama, dan kepercayaan diri (Rochman, 2020).

HOTS didefinisikan sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi yang menuntut pemikiran secara kritis, kreatif, analitis, terhadap informasi dan data dalam memecahkan permasalahan (Barrat, 2014). Level kognitif yang digunakan untuk mengukur kemampuan HOTS yang meliputi menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), menciptakan (C6) (Krathwohl, 2002). HOTS membantu peserta didik agar dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas, berargumen dengan baik, mampu memecahkan masalah, mengkonstruksi penjelasan dan berhipotesis dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas.

Penilaian yang dilakukan dalam proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi suatu pembelajaran dan guru dapat mengukur hasil belajar serta penguasaan peserta didik pada materi tertentu (Muttaqin, 2017). Penilaian hasil belajar kimia harus mencakup ketiga aspek yaitu kognitif, psikomotor dan afektif. Penilaian aspek kognitif dapat dilakukan pada penilaian setiap akhir tahun pembelajaran, pemberian tugas dan ulangan harian. Aspek afektif dapat diperoleh melalui observasi diskusi dan keaktifan dalam proses pembelajaran, sedangkan pada aspek

(17)

psikomotorik dapat dilakukan saat peserta didik melakukan praktikum (Pradnyantika, 2018).

Dalam mengukur kemampuan peserta didik, diperlukan instrumen yang dapat membantu memperoleh data yang sahih dan andal (Mardapi, 2008).

Instrumen yang digunakan berupa instrumen tes berbentuk esai yang dapat mengukur kemampuan HOTS peserta didik. Pengembangan instrumen tes bertujuan untuk menyelidiki karakteristik dan kriteria kualitas instrumen tes berupa soal esai berbasis HOTS yang dihasilkan untuk mengukur dan menganalisis kemampuan keterampilan pemecahan masalah peserta didik pada materi larutan asam basa (Harta, 2017). Untuk mengukur kemampuan analisis peserta didik, bentuk soal esai dipilih karena harus melalui suatu prosedur atau langkah-langkah tertentu yang berupa pemilihan rumus yang tepat, memasukan angka dalam rumus, menghitung hasil, dan menafsirkan hasilnya (Mardapi, 2008). Kemampuan analisis dapat diukur dengan soal esai karena kemampuan analisis merupakan suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian menjadi bagian-bagian (decomposition), sehingga tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan bisa secara lebih terang ditangkap maknanya (Satori & Komariyah, 2010).

Berdasarkan wawancara dengan guru kimia di SMA Pangudi Luhur Sedayu diperoleh informasi bahwa peserta didik masih kesulitan dalam memahami materi prasyarat seperti hukum dasar ilmu kimia dan konsep mol.

Pada topik hukum dasar ilmu kimia, peserta didik sulit untuk memahami konsep hukum dasar sehingga guru perlu menjelaskan secara berulang. Pada topik konsep mol, peserta perlu diingatkan lagi mengenai perhitungan massa molekul relatif (Mr), dan memerlukan konsep matematika yang digunakan dalam menyelesaikan konsep mol. Akibatnya, peserta didik sering mengalami kesulitan karena penyelesaian soal yang terdiri atas beberapa tahap dan melibatkan beberapa konsep mol.

Rata-rata hasil Ulangan Harian (UH) pada materi konsep mol dan reaksi pembatas masih di bawah harapan guru atau rentang nilai yang berbeda-beda yaitu adanya sebagian peserta didik yang telah mencapai KKM yang

(18)

ditentukan, namun ada juga yang masih belum mencapai KKM. Nilai rata-rata UH peserta didik tahun ajaran 2019/2020 pada topik pereaksi pembatas diperoleh sebesar 75,97 namun dengan instrumen tes yang digunakan pada level C1 hingga C3 dengan rentang nilai yang bervariasi.

Guru pernah mengembangkan soal dengan level C4, namun sebagian besar kemampuan peserta didik masih tergolong rendah atau masih ditemukan kesalahan dalam mengerjakan soal. Bentuk soal yang dikembangkan guru pada UH, penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester adalah bentuk esai, namun belum dapat mengukur secara keseluruhan kemampuan dan HOTS peserta didik. Dalam pembelajaran kimia dengan topik pereaksi pembatas, soal dengan level HOTS jarang dikembangkan oleh guru karena mempertimbangkan kemampuan peserta didik dalam penyelesaian soal yang membutuhkan beberapa langkah pengerjaan.

Penelitian ini dikembangkan karena belum banyaknya pengembangan instrumen tes berbasis HOTS, khususnya untuk mengukur kemampuan analisis. Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka peneliti berinisiatif melakukan penelitian berjudul “Pengembangan Instrumen Tes untuk Mengukur Kemampuan Analisis Peserta Didik SMA pada Topik Pereaksi Pembatas”. Penelitian pengembangan instrumen tes berbasis HOTS ini penting agar dapat membiasakan peserta didik untuk berpikir analitis ketika memecahkan masalah tertentu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Apakah model Wilson, Oriondo, dan Antonio cocok untuk mengembangkan produk berupa instrumen tes untuk mengukur kemampuan analisis peserta didik SMA pada topik pereaksi pembatas ? 2. Apakah pengembangan produk berupa instrumen tes untuk mengukur

kemampuan analisis peserta didik SMA pada topik pereaksi pembatas telah memenuhi kriteria yang valid, efektif, dan praktis ?

(19)

3. Bagaimana hasil identifikasi kemampuan analisis peserta didik SMA menggunakan produk berupa instrumen tes berbasis kemampuan analisis pada topik pereaksi pembatas ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah:

1. Menghasilkan produk berupa instrumen tes untuk mengukur kemampuan analisis peserta didik SMA pada topik pereaksi pembatas sesuai dengan model pengembangan Wilson, Oriondo, dan Antonio.

2. Mengetahui validitas, efektivitas, dan kepraktisan produk berupa instrumen tes untuk mengukur kemampuan analisis peserta didik SMA pada topik pereaksi pembatas.

3. Mengetahui kemampuan analisis peserta didik SMA pada topik pereaksi pembatas selama menggunakan produk.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian pengembangan instrumen tes untuk mengukur kemampuan analisis pada materi reaksi pembatas dapat berguna bagi penelitian selanjutnya dengan tema yang relevan. Penelitian ini juga dapat dikembangkan untuk mengukur kemampuan mengevaluasi dan kemampuan menciptakan dalam HOTS.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan dan keterampilan dalam mengembangkan instrumen tes yang berbasis HOTS untuk mengukur kemampuan menganalisis pada topik reaksi pembatas.

b. Bagi Peserta Didik

Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan analisis peserta didik pada topik reaksi pembatas.

(20)

c. Bagi Guru Kimia

Instrumen ini digunakan untuk menambah wawasan guru kimia untuk mempelajari dan mengembangkan lebih lanjut instrumen tes berbasis HOTS terutama pada topik reaksi pembatas.

d. Bagi Sekolah

Instrumen ini dapat digunakan untuk menambah variasi soal tes untuk mengukur kemampuan analisis dan dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi peserta didik.

(21)

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Instrumen Tes

Secara umum, instrumen merupakan suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam sebuah proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif dapat diukur dengan menggunakan tes. Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan. Tujuan penetapan tes pada peserta didik adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan, mengukur pertumbuhan dan perkembangan, mendiagnosis kesulitan belajar, mengetahui hasil belajar, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong peserta didik untuk belajar dan mendorong pendidik untuk mengolah kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik (Mardapi, 2012).

Dua bentuk penilaian yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen tes merupakan sebuah alat ukur untuk mengumpulkan informasi berupa pengetahuan atau keterampilan seseorang (Winarno, 2011). Instrumen tes meliputi tes tertulis bentuk pilihan dan esai/uraian, sedangkan instrumen nontes dapat berupa portofolio, kinerja, proyek, penilaian diri, penilaian jurnal, dan tes lisan.

Berdasarkan sistem penskorannya, tes tertulis bentuk esai diklasifikasi menjadi dua yaitu, tes uraian objektif dan non objektif. Tes objektif diartikan bahwa penskoran dilakukan secara objektif karena bentuk soalnya menuntut sekumpulan jawaban dengan pengertian atau konsep tertentu dan apabila diperiksa oleh beberapa pendidik dalam bidang studi tersebut hasilnya akan sama. Menurut Mardapi (2008), tes esai

(22)

objektif sering digunakan dalam bidang/mata pelajaran yang batasnya jelas seperti sains dan teknologi yang jawaban soalnya sudah pasti dan hanya satu jawaban yang benar. Pengerjaan soal uraian objektif melalui suatu prosedur atau langkah-langkah tertentu yang dinilai setiap langkah tersebut. Selain itu juga, jawaban pada bentuk soal esai objektif ini, memiliki jawaban hanya satu, mulai dari memilih rumus yang tepat, memasukan angka dalam rumus, menghitung hasil, dan menafsirkan hasilnya.

Suatu tes dikatakan baik apabila memiliki kriteria antara lain, validitas, efektivitas, dan memiliki nilai kepraktisan (Setiawan, 2017). Tes dikatakan valid apabila hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur. Secara umum, dalam pengembangan instrumen tes meliputi beberapa langkah seperti, menyusun spesifikasi tes, menulis soal tes, menelaah soal tes, melakukan ujicoba tes, menganalisis butir soal, memperbaiki tes, merakit tes, melaksanakan tes, dan menafsirkan hasil tes (Mardapi, 2008).

Tes tertulis bentuk esai merupakan seperangkat soal yang berupa tugas, pertanyaan yang menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menyatakan jawabannya menurut kata-kata sendiri (Muttaqin, 2017).

Pemilihan soal pada tes esai memiliki jawaban hanya satu, mulai dari memilih rumus yang tepat, memasukan angka dalam rumus, menghitung hasil dan dan menafsirkan hasilnya dengan sistem penskoran dibuat dengan jelas dan rinci. Ciri-ciri tes esai adalah penjawab memiliki keleluasaan dalam memberikan jawaban, sedangkan pemberi skor dari setiap jawaban yang mengerjakan teste diberikan atas dasar pertimbangan subjektif dari pemeriksa.

Tes esai lebih memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menampilkan kemampuan dalam menulis, mengorganisasikan, mengekspresikan, dan menjelaskan hubungan antar ide sehingga mampu menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Salah satu keuntungan tes esai yaitu, butir tes yang berbentuk uraian cocok digunakan

(23)

untuk melakukan penilaian yang mengharapkan hasil secara kompleks karena dapat menuntut peserta didik untuk mengorganisasi informasi secara konstruktif dalam penyelesaian masalah, menganalisis dan mengevaluasi informasi, atau menunjukkan kemampuan aspek kognitif tingkat tinggi (Asrul, 2014).

Menurut Mardapi (2008:88) langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan butir soal tes tertulis esai yang akurat adalah sebagai berikut:

a. Menyusun spesifikasi tes berupa menentukan tujuan tes, menyusun kisi- kisi tes, memilih bentuk tes, dan menentukan panjang tes.

b. Menulis soal tes berdasarkan indikator pada kisi-kisi.

c. Menelaah soal tes yang dapat dilakukan oleh ahli untuk memperbaiki kualitas soal.

d. Melakukan uji coba tes

e. Menganalisis butir soal untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektivitas pengecoh.

f. Memperbaiki tes g. Merakit tes h. Melaksanakan tes i. Menafsirkan hasil tes 2. Kemampuan Analisis

HOTS berarti kemampuan peserta didik untuk menghubungkan pembelajaran dengan hal-hal yang belum diajarkan. HOTS merupakan proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktifitas mental yang dasar (Ariyana, 2018). Istiyono, (2014) menyebutkan bahwa menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi, proses kognitif terbagi menjadi HOTS dan LOTS. Yang termasuk LOTS adalah kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3 sedangkan yang termasuk HOTS adalah kemampuan analisis (C4), mengevaluasi (C5), dan menciptakan (C6).

(24)

HOTS meliputi aspek kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah. Berpikir kritis yaitu kemampuan untuk menganalisis, menciptakan, dan menggunakan kriteria obyektif, serta mengevaluasi data. Berpikir kreatif yaitu kemampuan untuk menggunakan struktur berpikir yang rumit sehingga memunculkan ide yang baru dan orisinil. Kemampuan memecahkan masalah yaitu kemampuan untuk berpikir secara kompleks dan mendalam untuk memecahkan suatu masalah (Lailly & Wisudawati, 2015)

Kemampuan menganalisis (C4) dapat diartikan sebagai kemampuan peserta didik menentukan bagian-bagian yang menjadi penyusun suatu bentuk, objek, ataupun masalah tertentu sehingga peserta didik mampu menunjukan keterkaitan satu sama lain (Rochaman & Hartoyo, 2018).

Menurut Krathwohl (2002), analisis merupakan “breaking material into it’s constituent parts and detecting how the parts relate to one another and to an overall structure or purpose”. Setiawati (2018) juga mendefenisikan kemampuan analisis merupakan kemampuan individu untuk mengenal sesuatu dengan mengidentifikasi dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang lainnya untuk menemukan solusi dari suatu persoalan. Berdasarkan pernyataan diatas, maka kemampuan analisis merupakan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengidentifikasi dan memecahkan suatu persoalan menjadi beberapa bagian dan menghubungkan bagian-bagian tersebut serta mampu menemukan solusi untuk persoalan tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2019) mendeskripsikan tiga indikator HOTS pada dimensi kemampuan analisis yaitu membedakan (differentiating), mengorganisasikan (organizing), dan mengatribusikan (attributing). Membedakan merupakan proses memilah-milah bagian- bagian yang relevan dan penting dari sebuah struktur; mengorganisasikan merupakan proses mengidentifikasi elemen-elemen komunikasi atau situasi dan proses mengenali bagaimana elemen-elemen ini membentuk sebuah struktur yang koheren; dan mengatribusikan merupakan proses

(25)

dekonstruksi yang didalamnya peserta didik menentukan tujuan dari elemen atau bagian yang membentuk sebuah struktur. Menurut Rochaman dan Hartoyo (2018) terdapat tiga indikator dalam mengukur kemampuan analisis yaitu membedakan, mengorganisasikan, dan mengatribusikan.

Membedakan merupakan salah satu kemampuan memilih bagian yang relevan dari sebuah struktur tertentu. Pada saat terjadi proses membedakan pada peserta didik, maka akan terjadi pemerhatian dan pemfokusan antara materi yang relevan dan yang tidak relevan dan memperhatikan informasi yang relevan dan penting. Nama lain yang digunakan dari memmbedakan adalah menyendirikan, memilah, memfokuskan dan memilih.

Mengorganisasikan merupakan proses mengidentifikasi elemen- elemen dan proses mengenali bagaimana elemen-elemen ini membentuk sebuah struktur yang koheren. Pada saat terjadi proses mengorganisasi peserta didik akan mengkontrusikan rangkaian yang sistematis setiap potongan informasi. Nama lain yang digunakan dalam mengorganisasikan adalah menstrukturkan, memadukan, menemukan koheren, membuat garis besar, dan mendeskripsikan.

Mengatribusikan merupakan proses penentuan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan di balik komunikasi oleh peserta didik. Hal ini melibatkan proses dekonstruksi dimana peserta didik menentukan tujuan pengarang suatu tulisan. Pada proses ini peserta didik akan terbantu dalam memecahkan masalah.

3. Instrumen Tes Berbasis C4

Pengembangan instrumen tes bertujuan untuk menyelidiki karakteristik dan kriteria kualitas instrumen tes berupa soal esai yang berbasis pada HOTS yang dihasilkan dan digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik pada materi tertentu (Harta, 2017). Soal berbasis HOTS lebih menuntut untuk berfikir tentang penerapan dari konsep atau fakta yang telah dikuasai oleh peserta didik. Penilaian HOTS mengukur soal

(26)

yang mempunyai kriteria level kognitif menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6).

Kriteria soal HOTS meliputi penggunaan indikator HOTS, penggunaan kata kerja operasional, menggunakan stimulus, dan permasalahan yang disajikan harus bersifat konstekstual. Soal esai yang digunakan harus memperhatikan kompetensi yang dinilai, konstruksi dengan rumusan yang jelas, bahasa yang sesuai dengan kaidah serta tingkatan kognitif yang sesuai untuk mengukur HOTS pada peserta didik (Afrita & Darussyamsu, 2020). Pertanyaan yang digunakan dalam tes ini sebaikanya mampu meningkatkan HOTS serta mendorong peserta didik untuk berpikir secara luas dan mendalam tentang materi yang telah dipelajarinya.

Kemampuan analisis merupakan salah satu bagian dari HOTS yang memerlukan strategi dalam penyusunan soal. Strategi yang digunakan dalam penyusunan soal-soal HOTS menurut Fanani (2011) adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS b. Menyusun kisi-kisi soal

c. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual d. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal e. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban

Pada dimensi kognitif, kemampuan analisis merupakan suatu kemampuan untuk memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian penyusun dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antar bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur dan tujuan.

Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan adalah menyendirikan, memilah, memfokuskan, memilih, menemukan koherensi, memadukan, membuat garis besar, mendeskripsikan peran, menstrukturkan, dan mendekonstruksi. Pengembangan instrumen tes kemampuan analisis harus sesuai dengan indikator kemampuan analisis yaitu membedakan, mengorganisasikan, serta mengatribusikan.

(27)

4. Pereaksi Pembatas dalam Reaksi Kimia

Reaksi kimia (chemical reaction) merupakan suatu proses dimana zat (atau senyawa) diubah menjadi satu atau lebih senyawa baru (Chang, 2005:77). Cara yang digunakan untuk menggambarkan reaksi-reaksi tersebut adalah dengan menggunakan persamaan kimia. Persamaan kimia menggunakan lambang kimia untuk menunjukan apa yang terjadi saat reaksi kimia berlangsung. Dalam persamaan kimia, rumus untuk reaktan ditulis di sebelah kiri persamaan sedangkan untuk produk ditulis di sebelah kanan yang dihubungkan dengan satu panah (→).

Suatu percobaan kimia yang telah dilakukan, persamaan kimia dapat menunjukan apa yang telah terjadi dalam reaksi tersebut. Dalam reaksi tersebut, sudah diketahui pereaksinya. Hasil reaksi harus dikumpulkan dan diteliti (misalnya dengan reaksi kimia) sebelum persamaan reaksi yang benar dapat ditulis. Suatu persamaan kimia dapat ditulis seperti contoh dibawah ini:

N2(g) + 3H2(g)→ 2NH3(g) (2.1) Setiap zat yang terdapat di alam tersusun atas partikel-partikel dalam bentuk atom, molekul atau ion dengan ukuran yang sangat kecil sehingga sulit untuk dihitung. Dalam ilmu kimia, satuan yang digunakan untuk untuk menyatakan jumlah partikel dalam zat dinamakan mol. Mol adalah satuan jumlah zat yang menyatakan jumlah partikel zat yang sangat besar.

a. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel

Atom dan molekul memiliki massa yang sangat kecil sehingga tidak dapat ditentukan dengan menggunakan timbangan. 1 mol zat (unsur atau senyawa) didefinisikan sebagai banyaknya zat yang mengandung jumlah partikel sebesar 6,02 × 1023. Hubungan antara mol dan jumlah partikel dituliskan sebagai berikut:

P = n × NA (2.2) Keterangan:

P = jumlah partikel (atom/molekul/ion) n = mol

(28)

NA = tetapan Avogadro (6,02 × 1023) b. Hubungan Mol dengan Massa Molar

Massa molar adalah massa satu mol zat dalam satuan gram. 1 mol zat (unsur atau senyawa) yang berbeda akan memiliki jumlah partikel yang sama, sedangkan massanya berbeda. Hubungan massa zat dengan molnya dapat dituliskan sebagai berikut:

m = n × Ar atau m = n x Mr (2.3) Keterangan:

m = massa n = mol

Ar = massa atom relatif / Mr = massa molekul relatif c. Hubungan Mol dengan Volume

Pada keadaan standar volume satu mol gas adalah sekitar 22,4 L.

V = n x 22,4 L/mol (2.4) Keterangan:

V = volume gas pada 0˚C, 1 atm (L) n = jumlah mol gas (mol)

Dalam mereaksikan senyawa kimia, terkadang jumlah reagen yang digunakan tidak diperhatikan dengan baik sehingga terjadi kelebihan reagen-reagen tersebut. Seringkali suatu reaktan dimasukan dalam jumlah yang berlebih dengan harapan reaktan tersebut akan diubah seluruhnya menjadi produk yang diinginkan, namun terdapat reaktan yang tersisa pada akhir rekasi (Valentie, 2019). Reaktan yang pertama kali habis digunakan dalam suatu reaksi kimia dinamakan dengan reaksi pembatas (limiting reagents). Hal ini dipengaruhi oleh jumlah maksimum produk yang terbentuk tergantung pada jumlah awal dari reaktan tersebut. Produk tidak lagi terbentuk apabila reaktan tersebut telah digunakan seluruhnya. Pereaksi yang terdapat dalam jumlah yang besar daripada yang diperlukan untuk bereaksi dengan sejumlah tertentu pereaksi pembatas dinamakan dengan pereaksi berlebih (excess reagents) (Chang, 2005:77).

(29)

Pemecahan soa-soal pereaksi pembatas perlu dikenali mana yang merupakan pereaksi pembatas. Setelah itu banyaknya produk yang terbentuk dapat dihitung berdasarkan pada banyaknya pereaksi pembatas yang tersedia. Beberapa langkah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soal pereksi pembatas menurut Brady (1999:112) adalah sebagai berikut:

a. Mengubah zat-zat yang diketahui menjadi mol

b. Menulis persamaan reaksi lengkap dengan koefisiennya

c. Menyetarakan mol zat yang diketahui dengan mol zat yang ditanyakan sesuai dengan koefisien reaksinya. Ini dapat dilakukan dengan menuliskan banyaknya mol zat mula-mula, zat yang bereaksi, zat hasil reaksi, serta zat sisa reaksi

Mol yang ditanyakan = koefisien zat yang ditanyakan

koefisien zat yang diketahui × mol zat yang diketahui (2.5) d. Mengubah mol yang ditanyakan menjadi massa, volume, atau jumlah

partikel sesuai dengan pertanyaan Diketahui suatu reaksi sebagai berikut:

pA + qB → rC + sD (2.6) Jika diketahui mol dari dua zat pereaksi, maka jumlah mol dari zat lain yang terlibat dalam reaksi dapat diketahui dengan menggunakan perbandingan koefisien. Menurut Sidauruk (2018), pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi mol masing-masing zat pereaksi dengan koefisein reaksinya. Zat yang memiliki jumlah hasil bagi terkecil akan bertindak sebagai pereaksi pembatas. Apabila mol B memiliki nilai yang terkecil, maka mol zat lain yang bereaksi dapat menggunakan persamaan berikut:

pA + qB → rC + sD M mol A mol B - - R koef. A

kooe. B ×mol B mol B koef. C

koef. B ×mol B koef. D

koef. B ×mol B S mol A - mol C mol D

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa, yang merupakan pereaksi pembatas adalah zat B karena zat B habis bereaksi.

(30)

Contoh: Produksi amonia di dalam industri kimia dapat dilakukan dengan mereaksikan gas nitrogen dan gas hidrogen. Persamaan yang tepat untuk menggambarkan reaksi tersebut adalah sebagai berikut:

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)

Jika terdapat 0,5 mol N2 dan 2,5 mol H2, tentukan reaksi pembatasnya!

Penyelesaian:

Langkah 1: menulis persamaan reaksi yang setara N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) Langkah 2: menghitung mol zat yang terlibat dalam reaksi

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) (2.7) M 0,5 mol 2,5 mol -

R -0,5 mol -1,5 mol +1,0 mol S 0 mol 1,0 mol 1,0 mol Langkah 3: menentukan reaksi pembatas Yang merupakan reaksi pembatas adalah N2

B. Penelitian Relevan

Pengembangan instrumen tes berbasis HOTS dikembangkan oleh Khaldun, dkk. (2019) pada materi hidrolisis dan larutan penyangga. Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda. Hasil validasi menunjukan terdapat 16 butir soal (80%) dinyatakan valid dan 4 butir soal (20%) dinyatakan tidak valid.

Realibilitas yang diperoleh termasuk kategori tinggi yaitu 0,763, tingkat kesulitan soal mencapai 10% sulit, 75% sedang dan 15% mudah serta memiliki daya pembeda dengan kategori baik sebesar 55% dan cukup sebesar 45%.

Berdasarkan hasil tersebut, instrumen tes dinyatakan memiliki kualitas soal yang baik dan sangat layak untuk digunakan sebagai tes hasil belajar.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Damayanti, dkk. (2019) dalam pengembangan instrumen penilaian testlet untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi elektrokimia. Pengembangan instrumen tes ini memiliki nilai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan indeks pengecoh yang memenuhi kriteria serta mampu mengukur HOTS

(31)

peserta didik. Persentase HOTS peserta didik yang diukur dengan menggunakan instrumen tes ini sebesar 61,15% kemampuan menganalisis, 52,5% kemampuan mengevaluasi, 34,25% kemampuan mengkreasi, berpikir kritis sebesar 42,5%, dan bernalar logis sebesar 37,25%.

Penelitian yang dilakukan oleh Aspubel (2018) yaitu pengembangan instrumen pilihan ganda beralasan dengan tujuan mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi asam basa, stoikiometri reaksi dan titrasi serta larutan penyangga. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa instrumen tes tersebut telah memenuhi validitas isi, memiliki kriteria yang baik, reliabilitas instrumen telah mencapai syarat yang tergolong kategori tinggi serta memiliki fungsi untuk mengukur kemampuan HOTS peserta didik.

Hasil pengukuran instrumen tersebut menunjukan kemampuan HOTS peserta didik sebesar 57,14% dengan kategori tinggi dan 42,86% dengan kategori sangat rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Laksono (2017) yaitu mengembangkan dan mengetahui kelayakan instrumen tes kemampuan berpikir analitis dan keterampilan proses sain peserta didik pada topik laju reaksi. Instrumen Analytical Thinking and Science Process Skill (ATSPS) yang berbentuk esai divalidasi oleh expert judgement dan guru kimia. Hasil validasi menunjukan bahwa instrumen tes layak digunakan dengan rata-rata indeks validitas isi tes sebesar 0,95 yang memenuhi standar. Validasi produk memiliki skor sebesar 530 dengan kategori sangat baik, dan persentase respon guru adalah 88,33%.

Penelitian yang dilakukan oleh Yandriani (2020) yaitu pengembangan instrumen tes untuk mengukur kemampuan analisis (C4) dan literasi kimia pada topik sifat koligatif larutan. Instrumen tes esai ini dikembangkan untuk mengukur validitas dan reliabilitasnya. Hasil analisis terhadap jawaban peserta didik menunjukan bahwa, dari 15 butir soal yang dikembangkan terdapat 10 butir soal yang dinyatakan valid secara konstruksi dengan nilai >0,36. Hasil uji reliabilitas dikategorikan sangat tinggi yang ditunjukan dengan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,887 dan indeks kesukaran butir soal tergolong sedang dengan perestanse 80% dan mudah dengan nilai 20%. Berdasarkan analisis

(32)

tersebut, instrumen tes dinyatakan valid dan layak untuk mengukur kemampuan analisis dan literasi kimia perserta didik.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran Kurikulum 2013 ditekankan pada HOTS. Salah satu aspek penting dalam mengukur HOTS peserta didik adalah kemampuan menganalisis (C4). Kemampuan analisis peserta didik adalah dapat diukur menggunakan instrumen tes bentuk esai. Instrumen tes yang digunakan di SMA PL Sedayu untuk mengukur kemampuan analisis pada topik pereaksi pembatas pernah dibuat oleh guru dan dujikan, namun tetap mempertimbangkan kemampuan peserta didik. Hasil uji coba tersebut menunjukan bahwa peserta didik masih salah dalam penyelesaian soal. Nilai rata-rata UH peserta didik tahun ajaran 2019/2020 pada topik pereaksi pembatas diperoleh sebesar 75,97 namun dengan instrumen tes yang digunakan pada level C1 hingga C3 dengan rentang nilai yang bervariasi. Guru menggunakan bentuk soal esai untuk menguji kemampuan analisis pada topik pereaksi pembatas namun soal tersebut belum mengukur kemampuan analisis peserta didik.

Menyikapi hal tersebut, peneliti mengembangkan produk berupa instrumen tes untuk mengukur kemampuan analisis peserta didik pada topik pereaksi pembatas menggunakan model pengembangan Wilson, Oriondo dan Antonio yang dimodifikasi dengan dua tahap pengembangan yaitu perancangan produk dan ujicoba produk. Tahap perancangan meliputi, penetapan tujuan pengembangan produk, penentuan kompetensi yang diujikan, penentuan materi yang diujikan, penyusunan kisi-kisi tes, penulisan butir soal, desain produk, penyusunan pedoman penskoran, validasi produk dan perbaikan produk. Tahap ujicoba produk meliputi penentuan subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, dan analisis data penelitian.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, peneliti membuat kerangka berpikir yang ditunjukan pada Gambar 2.1 dalam pengembangan instrumen tes untuk mengukur kemampuan analisis peserta didik pada topik pereaksi pembatas.

(33)

1. Instrumen yang dibuat oleh guru belum mengukur secara keseluruhan kemampuan peserta didk dan belum mengukur HOTS peserta didik

2. Hasil ujicoba instrumen tes yang dibuat oleh guru adalah terdapat sebagian besar peserta didik masih salah dalam penyelesaian soal 3. Kemampuan analisis peserta didik SMA PL

St. Louise Sedayu pada materi pereaksi pembatas sangat bervariasi

Solusi

Pengembangan instrumen tes berbasis kemampuan analisis pada topik pereaksi pembatas

Perancangan Produk:

1. Penetapan tujuan pengembangan produk 2. Penentuan kompetensi

yang diujikan

3. Penentuan topik yang diujikan

4. Penyusunan kisi-kisi tes 5. Penulisan butir soal 6. Desain produk

7. Penyusunan pedoman penskoran

8. Validasi produk 9. Perbaikan produk

Uji coba Produk : 1. Penentuan subjek

penelitian 2. Pelaksanaan

penelitian 3. Analisis data

penelitian Produk

Instrumen tes berbasis kemampuan analisis pada topik pereaksi pembatas yang valid, efektif, dan praktis

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

(34)

19 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R and D). Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan produk berupa instrumen tes dalam mengukur kemampuan analisis peserta didik pada topik pereaksi pembatas. Produk berupa instrumen tes yang dihasilkan diharapkan memiliki kriteria antara lain, validitas, reliabilitas, dan praktis (Destiana, 2020).

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan mengikuti model pengembangan Wilson, Oriondo dan Antonio yang telah dimodifikasi (Heru, 2019).

Pengembangan instrumen modifikasi model Wilson, Oriondo, dan Antonio dibagi menjadi dua tahap yaitu perancangan produk dan uji coba produk. Tahap perancangan produk meliputi penetapan tujuan pengembangan produk, penentuan kompetensi yang diujikan, penentuan topik yang diujikan, penyusunan kisi-kisi tes, penulisan butir soal, desain produk, penyusunan pedoman penskoran, validasi produk dan perbaikan produk. Tahap uji coba produk meliputi penentuan subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, dan analisis data penelitian.

1. Tahap Perancangan Produk

a. Penetapan Tujuan Pengembangan Produk

Produk dikembangkan dengan tujuan untuk menghasilkan instrumen tes yang valid, efektif dan praktis. Pengembangan instrumen tes ini disesuaikan dengan model pengembangan instrumen tes menurut Wilson, Oriondo dan Antonio. Selain itu, produk yang dihasilkan dapat mengukur kemampuan analisis peserta didik. Menurut Rochman &

Hartoyo (2018), indikator yang dapat mengukur kemampuan analisis adalah membedakan, mengorganisasikan, dan mengatribusikan.

(35)

b. Penentuan Kompetensi yang Diujikan

Setelah tujuan tes ditentukan, selanjutnya akan dipilih kompetensi yang akan diujikan. Kompetensi yang diujikan disesuaikan dengan tes yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk membatasi penerapan kompetensi dalam sebuah penelitian. Kompetensi Dasar (KD) yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah KD 3.10 yaitu menerapkan hukum-hukum dasar kimia, konsep massa molekul relatif, persamaan kimia, konsep mol, dan kadar zat untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

c. Penentuan Topik yang Diujikan

Berdasarkan kompetensi yang ditetapkan, topik yang dujikan dalam penelitian ini adalah pereaksi pembatas. Topik pereaksi pembatas merupakan materi ajar kelas X MIPA semester genap di SMA.

d. Penyusunan Kisi-kisi Tes

Kisi-kisi tes disusun dengan tujuan untuk membantu penulisan butir soal. Penyusunan kisi-kisi tes dalam penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada KD dan materi pereaksi pembatas. Level kognitif yang dipakai dalam penyusunan butir soal pada topik pereaksi pembatas adalah kemampuan analisis (C4) dengan indikator yang digunakan yaitu membedakan, mengorganisasikan, dan mengatribusikan Dalam penyusunan kisi-kisi tes, juga diperlukan pedoman penskoran terhadap butir soal.

e. Penulisan Butir Soal

Butir soal dibuat berdasarkan pedoman dalam penulisan butir soal yaitu kisi-kisi instrumen tes. Dalam penelitian ini, bentuk instrumen yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk esai yang berjumlah empat butir soal. Menuliskan butir soal materi pereaksi pembatas harus memperhatikan stimulus yang tepat dan kontekstual (Batubara, 2019).

(36)

Stimulus yang digunakan harus menarik perhatian peserta didik untuk membaca soal, soal belum pernah dibaca namun dijumpai dalam kehidupan nyata. Butir soal yang ditulis harus dapat mengukur kemampuan analisis dalam tiga indikator yang berbeda yaitu membedakan, mengorganisasikan dan mengatribusikan. Hasil penulisan butir soal ditunjukan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Contoh Penulisan Butir Soal Keterangan:

1) Pengantar dalam butir soal

2) Persamaan reaksi kimia dalam butir soal 3) Pertanyaan dalam butir soal

4) Gambar pendukung dalam butir soal

f. Desain Produk Berupa Instrumen Tes

Tahap ini dilakukan untuk merancang dan menghasilkan produk berupa instrumen tes untuk mengukur kemampuan analisis peserta didik.

Format produk berupa instrumen tes kemampuan analisis meliputi sampul depan, daftar isi, penjelasan singkat kemampuan analisis, KI, KD, IPK, petunjuk penggunaan instrumen, butir soal dan lembar kerja peserta didik, kunci jawaban, daftar pustaka, dan sampul belakang.

Rancangan desain produk menggunakan Canva dapat dilihat pada Tabel 3.1.

1) 2)

4) 3)

(37)

Tabel 3. 1 Rancangan Desain Produk

No Langkah Desain Produk Keterangan

1 Mengakses Canva pada

Google Chrome dan pilih opsi Canva

2 Pilih daftar/masuk

3 Klik pada “Buat

Desain” untuk memilih desain yang hendak dibuat.

4  Tampilan pada desain

awal.

 Terdapat beberapa fitur yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.

5 Pilih pada salah satu

desain.

(38)

No Langkah Desain Produk Keterangan

6  Membuat sampul

depan produk.

 Halam sampul berisi judul, gambar yang representatif, logo, dan identititas penyusun.

7 Membuat kata

pengantar dalam produk

8 Membuat daftar isi yang

disesuaikan dengan isi produk.

9 Menuliskan KI, KD,

IPK pada topik pereaksi pembatas

10 Menuliskan penjelasan

singkat tentang

kemampuan analisis.

(39)

No Langkah Desain Produk Keterangan

11 Menuliskan petunjuk

penggunaan instrumen tes.

12  Menuliskan butir

soal 1

 Menambahkan gambar yang representatif

 Membuat lembar kerja butir soal 1

13  Menuliskan butir

soal 2

 Menambahkan gambar yang representatif

 Membuat lembar kerja butir soal 2

14  Menuliskan butir

soal 3

 Menambahkan gambar yang representatif

 Membuat lembar kerja butir soal 3

15  Menuliskan butir

soal 4

 Menambahkan gambar yang representatif

 Membuat lembar kerja butir soal 4

(40)

No Langkah Desain Produk Keterangan

16  Menuliskan kunci

jawaban butir soal 1

 Menuliskan kunci jawaban butir soal 2

17  Menuliskan kunci

jawaban butir soal 3

 Menuliskan kunci jawaban butir soal 4

18 Membuat daftar pustaka

19 Membuat sampul

belakang produk

20  Klik pada tanda

anak panah

 Pilih format file dalam bentuk pdf

 Klik “Unduh” pada kotak berwarna ungu

(41)

g. Penyusunan Pedoman Penskoran

Pedoman penskoran digunakan untuk menentukan skor hasil penyelesaian pekerjaan peserta didik sehingga skor tersebut ditafsirkan menjadi nilai (Sumaryanta, 2015). Penyusunan pedoman penksoran yang digunakan dalam penelitian ini harus bersifat subjektif. Butir soal yang telah ditulis perlu dilengkapi dengan pedoman penskoran sehingga hasil tes yang telah dikerjakan oleh peserta didik dapat diberi skor.

h. Validasi Produk dan Instrumen Pendukung Penelitian

Produk dan instrumen pendukung penelitian yang telah dibuat akan divalidasi sebelum diujicobakan. Hasil validasi digunakan untuk mengetahui kelayakan dan mengevaluasi produk dan instrumen pendukung penelitian dalam mengukur kemampuan analisis peserta didik. Validasi ini dilakukan oleh dua dosen dan satu guru kimia.

Validasi terhadap produk ditinjau dari aspek materi, desain dan bahasa.

Validasi terhadap instrumen tes dinilai dari aspek materi konstruksi dan bahasa. Validasi terhadap lembar angket respon peserta didik ditinjau berdasarkan aspek petunjuk, isi, dan bahasa.

i. Perbaikan Produk dan Instrumen Pendukung Penelitian

Setelah dosen dan guru kimia melakukan validasi, selanjutnya produk dan instrumen pendukung penelitian diperbaiki sesuai saran yang diberikan. Setelah diperbaiki, produk berupa instrumen tes akan dirakit dan diujicobakan.

2. Tahap Uji Coba Produk

a. Penentuan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian pengembangan instrumen tes untuk mengukur kemampuan analisis adalah peserta didik kelas X MIPA 1 di SMA PL Sedayu, Yogyakarta. Pemberian tes ini dilakukan setelah semua

(42)

peserta didik mengikuti pembelajaran pada topik pereaksi pembatas.

Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling.

b. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ditentukan oleh waktu dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Peserta didik mengerjakan tes secara daring. Peserta didik mengakses tes pada google classroom.

c. Analisis Data Penelitian

Analisis data hasil uji coba butir soal digunakan untuk mengetahui kemampuan analisis peserta didik pada topik pereaksi pembatas. Analisis tersebut dilakukan menggunakan Ms. Excel 2019, model Rasch yang diolah dengan program Winstep, dan analisis deskriptif.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut, nilai/sifat dari objek, individu/kegiatan yang mempunyai variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari informasinya serta ditarik kesimpulannya (Nikmatur, 2017). Penelitian ini berfokus pada pengembangan produk berupa instrumen tes. Selama uji coba, variabel yang diukur adalah kemampuan analisis.

D. Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas X program MIPA SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta. Seluruh peserta didik diuji homogenitasnya dengan teknik simple random sampling menggunakan nilai tugas pada topik hukum-hukum dasar kimia dan diambil sampel yaitu kelas X MIPA 1. Teknik simple random sampling merupakan pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012). Salah satu syarat dari simple simple random sampling adalah sampel harus berasal dari populasi yang

(43)

homogen sehingga diperlukan uji homogenitas dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari dua kelas mempunyai varian yang sama atau tidak.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA PL Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2021.

F. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Tahapan dalam pengumpulan data penelitian dijabarkan sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui peroses tanya jawab yang dilakukan secara lisan oleh dua orang atau lebih untuk memperoleh informasi yang diinginkan (Sugiyono, 2009). Wawancara dilakukan dengan guru kimia SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul. Tujuan dilakukan wawancara ini untuk menggali informasi tentang penggunaan instrumen tes berbasis HOTS serta tingkat HOTS pada level kemampuan analisis peserta didik. Wawancara dilakukan secara terstruktur dengan pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu.

2. Validasi Produk dan Instrumen Pendukung Penelitian

Validasi produk dan instrumen pendukung penelitian diberikan kepada validator sehingga diperoleh data penilaian validitas serta saran terhadap produk yang dikembangkan. Validator memberikan penilain berdasarkan aspek yang terdapat pada produk dan instrumen pendukung penelitian. Instrumen yang mendukung penelitian ini berupa lembar validasi butir soal dan validasi angket respon peserta didik. Penilaian terhadap lembar validasi produk dan instrumen pendukung penelitian dilakukan dengan memberikan tanda centang pada kategori sangat baik, baik, kurang

(44)

baik, dan tidak baik. Validasi dilakukan oleh 3 validator yang terdiri atas 2 orang dosen pendidikan kimia dan 1 guru kimia SMA PL Sedayu, Bantul, Yogyakarta.

3. Tes

Tes merupakan instrumen yang berisi pertanyaan dan harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur kemampuan analisis. Bentuk tes yang diberikan berupa esai dengan jumlah empat butir soal pada topik pereaksi pembatas. Jawaban peserta didik dapat diketik pada Ms. Word 2019 atau ditulis pada lembar kerja dan dikirmkan melalui google classroom.

4. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap instrumen tes yang diberikan.

Angket akan diberikan setelah peserta didik mengerjakan instrumen tes pada topik pereaksi pembatas. Angket berisikan sejumlah pertanyaan mengenai butir soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik. Melalui google formulir, peserta didik memilih opsi dengan kategori sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju sesuai dengan aspek yang dinilai.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sebagai alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data selama penelitian berlangsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Wawancara

Lembar wawancara berisikan sejumlah pertanyaan yang dapat dipakai dalam pengembangan instrumen tes. Lembar ini berisi 10 pertanyaan yang digunakan untuk menganalisis karakteristik butir soal berbasis kemampuan analisis yang biasa digunakan oleh guru kimia selama proses pembelajaran topik pereaksi pembatas. Jawaban yang diperoleh dari wawancara tersebut akan digunakan sebagai dasar pengembangan dan menghasilkan instrumen

Referensi

Dokumen terkait

Artikel ini membahas tentang perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang diajarkan dengan model pembelajaran open-ended dan model pembelajaran langsung

1) pasien melakukan intimidasi terhadap dokter atau dokter gigi; 2) pasien melakukan kekerasan terhadap dokter atau dokter gigi;.. atau tertulis kepada pasiennya dan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada ekspresi P53 berdasarkan stadium pterigium meskipun ada kecenderungan ekspresi P53 semakin

Novel ini berkisah mengenai sebuah cerita cinta yang romantic di antara dua pujangga terbesar yang hidup pada jaman romantik , yang bernama Randolph Henry Ash dan Christabel

Pada program kalibrasi nilai kekasaran permukaan aktual akan dikalibrasi dengan rata- rata kedalaman intensitas warna RGB pada citra digital sehingga akan menghasilkan

Berdasarkan hasil tersebut maka bahan pengencer CEP-3 dengan putih telur mampu menggantikan BSA dalam mempertahankan motilitas spermatozoa pada semen cair sapi

NADPH oksidase merupakan enzim sentral yang mengaktivasi kaskade inflamasi sehingga dihasilkan superoxide (Reactive Oxygen Species), aktivasi sel fagosit,