ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
Aryan Pradana Munandar, 1001932. Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Waktu Aktif Belajar Dan Kerjasama Pada Siswa. Pembimbing I Dr. Uhamisastra, MS Pembimbing II Dra. Hj. Oom Rohmah, M. Pd
Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang siswa kelas VIII MTs Satu Atap Kamasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengelola waktu aktif belajar siswa ketika pembelajaran pendidikan jasmani dan membiasakan anak untuk berinteraksi dengan temannya melalui permainan tradisional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi. Penelitian dilakukan selama 16 kali pertemuan dengan intensitas 3 kali pertemuan dalam seminggu. Diawali dengan tes awal. Lalu diberikan treatment permainan tradisional selama 14 kali pertemuan. Setelah itu dilakukan tes akhir. Data yang diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data. Berdasarkan hasil penelitian, didapat kesimpulan bahwa penerapan permainan tradisional memberikan pengaruh siginifikan terhadap jumlah waktu aktif belajar dan sikap kerjasama pada siswa.
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
Aryan Pradana Munandar, 1001932. Effect Of Active Learning Time On Traditional Games And Cooperation In Student Learning. Supervisor: Dr. Uhamisastra, MS, Supervisor II: Dra. Hj. Oom Rohmah, M. Pd
This research conducted on 30 students of grade VIII MTs. Satu Atap Kamasan. This research aims to managed active learning time of students when studied physical education and got students to interactived their friend through traditional games. This research method used experimental method. The instrument used observation sheet. This research conducted over 16 sessions with intensity 3 times in a week. This research started with the initial tests, and then given treatment used the traditional games for 14 times. Last conducted final test data obstained from the result of the initial test and final test performed data processed and analysised. Based on the result of the research concluded that the application of traditional games have a significant impact to active learning time and cooperative of students.
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
PERNYATAAN... i
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI…... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... ix
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah... 5
C. Rumusan Masalah... 6
D. Batasanan Penelitian... 6
E. Tujuan Penelitian... 7
F. Manfaat Penelitian…... 7
G. Penjelasan Istilah... 8
BAB II LANDASAN TEORITIS………... 9
A. Pendidikan Jasmani... 9
B. Pengertian Bermain………... 14
C. Permainan Tradisional... 20
D. Aktivitas Permainan Tradisional…... 21
1. Permainan Tradisional Boy-boyan……... 21
2. Permainan Tradisional Bebentengan…... 22
3. Permainan Tradisional Gobag Sodor…... 24
4. Permainan Tradisional Jala Ikan...……... 25
E. Waktu Aktif Belajar... 25
F. Konsep Dasar Kerjasama…………... 28
a. Pengertian Kerjasama………... 28
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
H. Hipotesis……….…………... 31
BAB III METODE PENELITIAN... 32
A. Metode Penelitian... 32
B. Variabel Penelitian... 33
C. Desain dan Prosedur Penelitian... 33
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan... 35
E. Populasi dan Sampel... 36
F. Instrumen Penelitian... 37
G. Pelaksanaan Pengumpulan Data... 43
H. Teknik Analisis Data…………... 43
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA... 47
A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data………... 47
1. Deskripsi Data………...……... 47
2. AnalisisData………..……... 49
B. Diskusi Penemuan... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 57
A. Kesimpulan... 57
B. Saran... 57
DAFTAR PUSTAKA...
LAMPIRAN
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
Tabel Halaman
3.1 Persentase Populasi dan Sampel………... 37
3.2 Format Observasi Duration Recording……….... 38
3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kerjasama... 40
3.4 Format Indikator Kerjasama... 41
3.5 Kategori Penilaian dengan Menggunakan Skala Likert... 42
4.1 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Dari Data Pre-test dan Post-test Waktu Aktif Belajar Siswa... 46
4.2 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Dari Data Pre-test dan Post-test Pembentukan Kerjasama... 47
4.3 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Dari Data Pre-test dan Post-test Gabungan Antara Waktu Aktif Belajar Siswa dan Kerjasama………... 47
4.4 Hasil Uji Normalitas Liliefors Data Pre-test dan Post-test Waktu Aktif Belajar………... 48
4.5 Hasil Uji Normalitas Liliefors Data Pre-test dan Post-test Kerjasama...………... 49
4.6 Hasil Uji Normalitas Liliefors Data Pre-test dan Post-test Gabungan Antara Waktu Aktif Belajar dan Kerjasama...………... 49
4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Waktu Aktif Belajar.…... 50
4.8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kerjasama………….…... 51
4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Gabungan Antara Waktu Aktif Belajar dan Kerjasama……….…... 51
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
4.11 Hasil Uji Homogenitas Kesamaan Dua Rata-rata (π) Uji Satu Pihak
Kerjasama……... 52
4.12 Hasil Uji Homogenitas Kesamaan Dua Rata-rata (π) Uji Satu Pihak
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
Gambar Halaman
3.1 Desain Penelitian………... 34
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
di sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran selama ini dianggap belum
dapat memenuhi tujuan pendidikan jasmani. Pada dasarnya pendidikan jasmani
merupakan aktivitas fisik yang dilakukan bertujuan untuk mengarahkan potensi
peserta didik untuk tumbuh dan berkembang secara utuh dan menyeluruh.
Aktivitas jasmani yang dilakukan ketika pembelajaran disesuaikan
dengan tujuan yang akan di capai. Aktivitas jasmani yang dipilih ditekankan pada
berbagai aktivitas jasmani yang membutuhkan sedikit usaha sebagai rekreasi atau
senang-senang, namun bukan aktivitas olahraga yang menekankan pada
penguasaan teknik dan sangat menguras energi ketika melakukannya, karena
dapat membuat anak jenuh dan malas ketika melakukan pembelajaran pendidikan
jasmani.
Dalam kenyataanya di MTs. Satu Atap Kamasan, pembelajaran
pendidikan jasmani menemui berbagai permasalahan. Jika dicermati terdapat
empat masalah pokok yang ditemukan dalam pembinaan dan pelaksanaan ketika
pembelajaran pendidikan jasmani, yaitu pertama, pembelajaran pendidikan
jasmani yang dilakukan di sekolah kurang kondusif. Karena guru belum dapat
mengelola kelas dengan baik, sehingga ketika pembelajaran siswa terkesan bosan
dan malas dalam mengikuti pembelajaran. Materi yang diberikan oleh guru pun
kurang menarik dan membuat siswa sulit untuk melakukannya. Guru hanya
memberikan materi yang tujuannya agar siswa menguasai teknik cabang olahraga
tertentu. Sedangkan olahraga merupakan salah satu aktivitas jasmani yang
dilakukan sebagai sarana atau alat dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan jasmani.
Kedua, alokasi waktu yang sangat terbatas, sehingga pemenuhan
terhadap kebutuhan dan perkembangan gerak siswa kurang sekali. alokasi waktu
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendekatan pembelajaran yang kurang menarik, sehingga membuat siswa tidak
semangat dalam mengikuti pembelajaran. Menyikapi masalah-masalah tersebut,
penulis tertarik untuk mendalami permasalahan mengenai alokasi waktu yang
sangat terbatas untuk pembelajaran pendidikan jasmani, agar dapat membuat
waktu aktif belajar lebih efektif. Dengan meningkatnya waktu aktif belajar, maka
permasalahan lain dapat teratasi seperti kurangnya motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, siswa memiliki tingkat
kebugaran jasmani yang rendah serta keterampilan gerak dasar yang tidak
terpenuhi.
Waktu aktif belajar disini adalah waktu yang digunakan oleh guru untuk
memberikan materi pada saat jam pelajaran di sekolah berlangsung. Kebanyakan
guru pendidikan jasmani pada umumnya hanya menekankan pada latihan
kemampuan teknik dasar tanpa memperhatikan aktivitas gerak siswa. Ketika
siswa lain sedang melakukan, maka siswa yang menunggu giliran akan diam,
duduk dan tidak melakukan aktivitas jasmani. Ketika pembelajaran pendidikan
jasmani berlangsung, siswa dituntut untuk selalu aktif, dan berperan serta dalam
kegiatan pembelajaran seluruhnya. Jika terdapat siswa yang diam dan duduk tanpa
melakukan sesuatu, berarti waktu pembelajaran pendidikan jasmani tersebut tidak
efektif.
Tanggung jawab dan peran seorang guru penjas adalah memberikan
pelayanan yang sama terhadap semua siswa. Hal ini disebabkan gerak merupakan
kebutuhan pokok yang mendasar bagi manusia, dan tanpa gerak manusia tidak
akan mampu mempertahankan hidupnya. Dengan bergerak manusia dapat
mencapai dan mewujudkan tujuan dalam hidupnya. Salah satu nya dengan
permainan. Karena ketika mengikuti permainan , siswa dapat mengembangkan
aspek psikomotor atau gerak, aspek kognitif dan aspek afektif terhadap sesama.
Siswa pun akan senang, apabila mengikuti pembelajaran yang menyenangkan,
yaitu dengan melakukan aktivitas bermain.
Anak-anak identik dengan bermain karena dunia anak-anak adalah
bermain. Dengan bermain, anak akan merasa senang. Bermain tidak hanya dapat
membuat seorang anak senang, tetapi dengan bermain, anak dapat
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anak dapat melupakan semua kesedihannya ketika dia bermain. Bermain
merupakan peristiwa sungguh-sungguh. Huizinga (1952, hlm. 45 dalam
Sukintaka, 1992) menjajarkan kata bermain dengan kata kesungguhan, tetapi dari
kata ini tidak setara atau tidak mempunyai nilai yang sama.
Bermain adalah pemenuhan kebutuhan diri dengan beraktivitas secara
bebas, didasari oleh motivasi intrinsik dan bukan paksaan dari luar. Bermain
memberikan kenyamanan dan kesenangan, sehingga anak belajar dalam menjalin
interaksi tanpa unsur paksaan yang selanjutnya dapat mengembangkan
kemampuan bekerja sama. Keterampilan sosial pada anak merupakan hal yang
dapat dipelajari dari orang-orang disekitar lingkungan anak tersebut tinggal.
Keterampilan sosial pada anak dapat dikembangkan melalui bermain bersama
anak-anak yang lain. Ketika bermain, anak belajar secara langsung dan dalam
suasana yang menyenangkan dengan interaksi dengan anak yang lain akibat
pengalaman yang diperoleh dari bermain. Kenyataan di sekolah pada saat ini,
adalah kurangnya interaksi anak kepada temannya mengakibatkan anak lebih
individualis, tidak peduli terhadap temannya dan hanya mementingkan
kepentingan dirinya sendiri tanpa mau membantu temannya.
Melalui aktivitas bermain proses pembelajaran pendidikan jasmani di
sekolah akan lebih efektif. Karena siswa akan aktif dan merasa senang ketika
melakukan pembelajaran, serta mendorong kemampuan siswa berkembang secara
optimal. Menurut Cowell dan Hozetn (dalam Subroto, dkk. 2008, hlm. 14)
mengatakan bahwa “Untuk membawa anak kepada cita-cita pendidikan, maka
perlu adanya usaha peningkatan keadaan jasmani, sosial, mental dan moral anak
yang optimal. Agar memperoleh peningkatan tersebut, anak dapat dibantu dengan
permainan,karena anak dapat menampilkan dan memperbaiki keterampilan
jasmani, rasa sosial, percaya diri, peningkatan moral dan spiritual lewat fair play
dan sportsmanship atau bermain jujur, sopan, dan berjiwa olahragawan sejati”.
Dalam teori rekreasi atau teori pelepasan yang diutarakan oleh Schaller
dan Lazarus (dalam Sukintaka, 1992) menerangkan bahwa, “Permainan itu
merupakan kegiatan manusia yang berlawanan dengan kerja dan kesungguhan
hidup, tetapi permainan itu merupakan imbangan antara kerja dengan istirahat”.
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kegiatan yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh tetapi dapat
menyenangkan seseorang atau beberapa orang yang melakukannya, salah satu
contohnya yaitu permainan tradisional.
Ketiga, permainan tradisional pada zaman sekarang mulai memudar dan
jarang dilakukan oleh anak-anak di sekolah. Permainan tradisional merupakan
permainan asli dari berbagai daerah di Indonesia, mungkin belum terkenal di
tingkat nasional namun cukup populer di daerah asalnya. Permainan tradisional
merupakan warisan kebudayaan nenek moyang bangsa Indonesia. Sukintaka
(1992, hlm. 91) membatasi pengertian permainan tradisional adalah permainan
yang telah dimainkan oleh anak-anak pada suatu daerah secara tradisi. Artinya
permainan ini telah diwarisi dari generasi yang satu ke generasi berikutnya. Jadi
permainan tradisional tersebut telah dimainkan oleh anak-anak dari jaman ke
jaman. Contohnya seperti permainan boy-boyan, bebentengan, gobag sodor dan
jala ikan. Permainan tersebut merupakan bentuk permainan beregu, yang
mengedepankan nilai kerjasama dalam kelompok bermain.
Namun sangat disayangkan bahwa permainan tradisional yang selalu
dilakukan oleh anak-anak dulu pada saat waktu istirahat jam pelajaran di sekolah
maupun diluar jam sekolah kini sudah mulai memudar dan hilang akibat pengaruh
perkembangan IPTEK yang semakin maju. Contohnya anak-anak lebih memilih
bermain playstation, game online, dan sebagainya daripada melakukan permainan
tradisional bersama temannya. Untuk memasyarakatkan kembali permainan
tradisional, diperlukan peran guru pendidikan jasmani dalam memberikan
pembelajaran di sekolah, yaitu memperkenalkan kembali permainan tradisional
melalui pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
Keempat, terjadinya ketimpangan dalam penekanan aspek kemanusiaan
yang dikembangkan. Karena selama ini, pendidikan jasmani hanya ditekankan
pada pengembangan aspek psikomotor tanpa memperhatikan pengembangan
aspek sosial, kognitif dan afektif. Sedangkan dalam pendidikan jasmani memiliki
tujuan untuk pengembangan aspek kognitif, afektif, psikomotor dan sosial.
Sebagaimana yang terdapat pada kompetensi isi kurikulum 2013. Kerjasama
merupakan salah satu sikap sosial yang diharapkan ada pada siswa. Dalam praktik
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
khusus. Karena dianggap bahwa nilai-nilai kerjasama sudah melekat pada setiap
jenis aktivitas permainan dan olahraga yang dilakukan siswa. Kebanyakan guru
pendidikan jasmani hanya menekankan pada perkembangan aspek psikomotor dan
kognitif saja. Pentingnya nilai-nilai kerjasama antar siswa untuk mendorong
tumbuhnya gagasan yang lebih bermutu dan meningkatkan kreativitas siswa.
Kecakapan bekerjasama merupakan salah satu bagian dari kecakapan
sosial yang sangat diperlukan oleh manusia sebagai makhluk sosial. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia akan selalu membutuhkan manusia lainnya. Dalam
kata lain, manusia akan selalu bekerjasama dengan manusia lain. Kerjasama
bukan sekedar “kerja bersama”, tetapi kerjasama yang disertai dengan rasa saling
menghargai, saling membantu dan saling pengertian (Depdiknas, 2004, hlm. 7-8).
Berdasarkan penjelasan latar belakang tersebut, penulis ingin mencoba
melakukan sebuah penelitian dengan maksud ingin mengelola waktu aktif belajar
siswa ketika pembelajaran pendidikan jasmani sehingga pada saat pembelajaran
seluruh siswa dapat melakukan aktivitas gerak yang sama. Dan juga membiasakan
anak agar dapat berinteraksi dengan temannya sehingga timbul rasa empati,
simpati, kerjasama dan aspek sosial lainnya.
Strategi yang akan dipakai peneliti yaitu melalui aktivitas permainan
olahraga tradisional. Diharapkan dengan melalui aktivitas permainan olahraga
tradisional ini, siswa dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dari awal
sampai akhir sehingga berdampak pada peningkatan waktu belajar aktif siswa dan
juga dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa, terutama kerjasama antar
siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti
mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan kurang kondusif
sementara waktu yang digunakan selama proses belajar mengajar tidak
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Alokasi waktu yang terbatas, sehingga pemenuhan tugas gerak kurang
sekali.
3. Permainan tradisional yang sudah memudar dan jarang dilakukan
anak-anak di sekolah.
4. Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan lebih menekankan pada
pengembangan aspek psikomotor, sementara aspek sosial diabaikan
dalam hal ini adalah nilai kerjasama.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari batasan masalah yang ada, maka dalam
penelitian ini penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh permainan tradisional terhadap waktu aktif
belajar pada siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan
jasmani di MTs. Satu Atap Kamasan?
2. Seberapa besar pengaruh permainan tradisional terhadap kerjasama pada
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani di MTs.
Satu Atap Kamasan?
D. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka dalam konteks
penelitian ini, peneliti membatasi beberapa permasalahan yang akan diteliti
sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di MTs. Satu Atap Kamasan, Malangbong.
2. Penelitian ini berfokus pada penerapan permainan tradisional dalam
pembelajaran pendidikan jasmani untuk meningkatkan waktu aktif belajar
siswa dan mengembangkan nilai kerjasama.
3. Populasi dalam penelitian ini difokuskan pada siswa kelas VIII Mts Satu
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Metode penelitian yang digunakan dalam sspenelitian ini adalah metode
eksperimen dengan menggunakan metode pengamatan.
5. Jenis permainan tradisional yang digunakan yaitu: boy-boyan,
bebentengan, gobak sodor dan jala ikan.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional terhadap waktu aktif
belajar pada siswa di MTs. Satu Atap Kamasan Malangbong.
2. Untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional terhadap kerjasama
pada siswa di MTs. Satu Atap Kamasan Malangbong.
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan memiliki manfaat yang baik, bagi
penulis maupun bagi pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkuat teori-teori penelitian
yang sudah ada khususnya tentang waktu aktif belajar siswa dan nilai
kerjasama siswa.
b. Sebagai bahan informasi pengetahuan dan pedoman bagi para guru
pendidikan jasmani dalam pemilihan metoda yang tepat sebelum
melaksanakan proses pembelajaran pendidikan jasmani.
2. Secara Praktis
a. Bagi para peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan,
bahan kajian, serta sumbangan pemikiran sebagai upaya untuk
meningkatkan waktu aktif belajar siswa.
b. Bagi guru, sebagai sumber informasi dalam menjalankan profesi, sehingga
dapat menjadi umpan balik bagi guru dalam menyusun rencana
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Bagi siswa, diharapkan memperoleh pengalaman gerak dan pemahaman
baru tentang pendidikan jasmani, sehingga siswa termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dan dapat
meningkatkan kualitas belajarnya.
d. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini sebagai masukan yang bermanfaat bagi
sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah.
G. Penjelasan Istilah
Dalam penelitian ini penulis mempergunakan beberapa istilah, untuk
menghindari berbagai penafsiran, maka perlu dijelaskan penggunaan istilah-istilah
sebagai berikut:
1. Pengaruh adalah kemampuan terus berkembang yang berbeda dengan
kekuasaan tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan
memaksaan kepentingan. (http://carapedia.com) (diunduh 28 desember 2014)
2. Permainan tradisional adalah permainan yang telah dimainkan oleh
anak-anak pada suatu daerah secara tradisi. Artinya permainan ini telah diwarisi
dari generasi yang satu ke generasi berikutnya (Sukintaka, 1992, hlm. 91).
3. Menurut Rahayu (2008, hlm. 18) tentang permainan boy-boyan mengatakan:
“Permainan boy-boyan adalah kegiatan bermain yang cukup sederhana dan
dapat dimainkan serta disenangi oleh banyak orang, apapun tingkat
keterampilan termasuk oleh anak-anak.
4. Waktu aktif belajar siswa khususnya dalam pendidikan jasmani adalah waktu
yang harus di tempuh selama kegiatan pendidikan jasmani itu berlangsung
(Hamdani, 2013)
5. Kerjasama adalah usaha bersama antara orang-perorang atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama. (Idianto , 2004, hlm. 7-8)
6. Siswa adalah seseorang(dengan segala karakteristiknya) yang terus berupaya
mengembangkan seoptimal mungkin melalui kegiatan-kegiatan belajar guna
mencapai tujuan sesuai dengan tahapan yang dijalaninya (Makmun, 1987,
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada dasarnya metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu cara
yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dalam sebuah
penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan mengumpulkan
hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian
yang dilakukan. Suatu hasil dari penelitian harus diuji melalui metode yang
diterapkan . sehingga dari metode yang diterapkan. Dari penerapan metode akan
diketahui apakah tujuan penelitian berhasil atau gagal. Seperti yang dijelaskan oleh Sudjana (2005, hlm. 25) bahwa “Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,
pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.
Hal ini diperkuat dengan adanya teori dari para ahli yang mengemukakan
metode sebagai suatu cara untuk mengetahui hasil dari tujuan penelitian kita.
Seperti yang diungkapkan oleh Surakhmad (1990) yang dikutip oleh Darsono (2011, hlm. 52) bahwa “Metode adalah suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya untuk menguji hipotesa dengan mempergunakan
teknik serta alat-alat tertentu. Cara ini dipergunakan setelah penyelidikan,
perhitungkan kewajarannya, ditinjau dari tujuan penelitian serta dari situasi penelitian”.
Dalam suatu penelitian terdapat banyaknya metode penelitian yang
berbeda satu sama lain. Hal ini dipengaruhi oleh tujuan hingga rumusan masalah
yang akan diteliti. Maka perlu adanya perbandingan lurus antara rumusan masalah
yang akan diteliti dengan metode penelitian yang akan digunakan. Ada beberapa
metode yang biasa dipergunakan diantaranya metode historis,deskriptif, dan
eksperimen. Dalam hal ini penulis memilih menggunakan metode penelitian
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertentu. Maka dari itu diteliti pengaruh permainan tradisional terhadap waktu
aktif belajar dan kerjasama pada siswa sekolah dasar.
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 56) bahwa “Penelitian eksperimen adalah
penelitian langsung yang dilakukan terhadap suatu objek untuk menentukan
pengaruh suatu variabel terhadap variabel tertentu dengan pengontrolan yang ketat”. Hal tersebut diperkuat oleh Arikunto (2002, hlm. 4 ) yang menerangkan bahwa “Metode eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab -akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti dengan menggeliminir atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu”.
Dari uraian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa eksperimen adalah
suatu penelitian yang dilakukan secara langsung untuk mendapatkan informasi
atau jawaban dari objek perlakuan (treatment) tertentu yang diberikan pada objek.
B. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 61) bahwa “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sehingga variabel penelitian yang dimaksud adalah suatu sifat yang akan diteliti dan dipergunakan untuk menarik kesimpulan. Variabel
dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini berupa sikap kerjasama (Y1) dan
waktu aktif belajar (Y2).
2. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini berupa permainan tradisional yang
terdiri dari boy-boyan, bebentengan, gobak sodor, dan jala ikan.
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono (2008, hlm.3) mengemukakan “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “One Group
Pretest-Posttest Design”. Dalam desain penelitian ini adanya pretest atau tes awal
sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, lalu hasil dari tes awal tersebut menjadi penilaian awal dalam memberikan
perlakuan hingga menjadi posttest atau tes akhir. Desain ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar. 3.1 Desain Penelitian
(Sumber: Sugiyono dalam buku Metode Penelitian: 2010, hlm 75)
Keterangan:
O1 : Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
X : Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
O2 : Perlakuan
(O1 - O2) : Pengaruh perlakuan terhadap jumlah waktu aktif belajar dan sikap
kerjasama
Berdasarkan desain diatas, dalam penelitian ini penulis menggambarkan
rancangan atau langkah-langkah penelitian sebagai berikut: (O1 X O2) (O1 - O2)
Populasi
Tes Awal (Observasi) Sampel
Perlakuan (Permainan Tradisional)
Tes Akhir (Observasi)
Pengumpulan Data
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar. 3.2. Rancangan Penelitian
Adapun prosedur dari rancangan penelitian tersebut di atas dari sebelum
penelitian sampai akhir penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tahap I
- Menentukan tempat yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian
- Melakukan observasi lalu merumuskan masalah dan tujuan penelitian
- Menghubungi pihak sekolah yang akan jadi objek penelitian
- Membuat surat izin penelitian
- Menentukan sampel penelitian
- Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2. Tahap II
- Memberikan pretest pada sampel penelitian untuk mengetahui keadaan
awal.
- Memberikan perlakuan pada sampel penelitian yaitu dengan
menerapkan permainan tradisional
- Memberikan posttest pada sampel penelitian untuk mengetahui apakah
ada peningkatan waktu aktif belajar dan kerjasama setelah diberikan
perlakuan
3. Tahap III
- Mengolah dan menganalisis data hasil posttest
- Menganalisis hasil penelitian
- Menarik kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil yang diperoleh
dari pengolahan data untuk menjawab permasalahan penelitian.
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Waktu Penelitian : Maret 2015-April 2015
3. Intensitas Pertemuan : 3 kali dalam seminggu
4. Jumlah Pertemuan : 14 kali pertemuan
Pelaksanaan penelitian dilakukan 3 kali dalam seminggu setara dengan
yang diutarakan oleh Juliantine, dkk. (2007, hlm. 3-5) mengatakan bahwa “Sebagai percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik pula dilaksanakan dalam frekuensi latihan 3 hari/minggu, sedangkan lamanya latihan paling sedikit 4-6 minggu”.
Pengaruh dari latihan dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
pertama, pengaruh yang relatif menetap sehingga disebut sebagai hasil belajar dan
pengaruh yang bersifat sementara (Mahendra, 2007). Oleh karena itu peneliti
melakukan pertemuan sebanyak 3 kali dalam seminggu dan penelitian ini akan
dilaksanakan kurang lebih selama 2 bulan dengan jumlah pertemuan sebanyak 14
kali pertemuan di dalam dan di luar jam pelajaran penjas. Diharapkan latihan yang
dilakukan dalam penelitian ini dapat membuat pengaruh dan perubahan yang
bersifat menetap sehingga bisa dilakukan dimasa berikutnya.
E. Populasi dan Sampel
Untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian diperlukan sumber data
dan informasi yang disebut populasi. Mengenai populasi, oleh Sudjana (1989, hlm. 6) dijelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah totalitas semua nilai mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif daripada
karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Lebih lanjut Sugiyono (2010, hlm. 117) menjelaskan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
objek dengan sifat-sifat umumnya. Sebagian yang diambil dari populasi disebut
sampel penelitian. Hal ini diperkuat oleh pengertian sampel menurut Arikunto
(1992, hlm. 107), bahwa:
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Berkaitan dengan hal ini, Arikunto (1992, hlm. 107) bahwa: “Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel secara keseluruhan dari jumlah siswa dan siswa
yaitu 30 orang.
Tabel 3.1 Persentase Populasi dan Sampel
POPULASI SAMPEL PERSENTASE
Siswa Putra dan Putri
kelas VIII MTs. Satu
Atap Kamasan
30 orang 100%
Pengambilan sampel dilakukan melalui sampel seadanya. Mengenai hal ini Sudjana (1989, hlm. 167) menjelaskan bahwa: “Pengambilan sebagian dari populasi berdasarkan seadanya data atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan kerepresentatifnya, dapat digolongkan ke dalam sampling seadanya”.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dibutuhkan untuk mengukur nilai variabel yang
akan diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
waktu aktif belajar siswa dan perkembangan aspek kerjasama pada siswa melalui
pengembangan permainan tradisional, maka peneliti langsung melaksanakan
observasi untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian untuk mengumpulkan
data adalah dengan cara observasi langsung.
1. Observasi
Pada penelitian ini peneliti menggunakan lembar observasi sebagai
instrument dalam mengumpulkan data. Lembar observasi dibuat berdasarkan
definisi konseptual yang menjelaskan tentang teori dari beberapa ahli dan
kemudian diambil intisarinya untuk membuat sebuah format observasi dalam
penelitian.
1.1Definisi Konseptual JWAB
1. Manajemen (M) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa
(lebih dari 50%) melakukan aktivitas yang bersifat manajerial. Misalnya ganti
pakaian, presensi, mendengarkan aturan-aturan dalam mengikuti pelajaran,
mendengarkan peringatan, mengambil dan menyimpan alat, pergantian bentuk
latihan.
2 Aktivitas Belajar (A) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa
(lebih dari 50%) melakukan aktivitas belajar secara aktif.
3 Intruksi dan Demontrasi (I) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar
siswa (lebih dari 50%) untuk mendengarkan informasi bagaimana melakukan
keterampilan (melihat demontrasi, mendengarkan intruksi (penampilan).
4 Lain-lain (L) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih
dari 50%) tetapi tidak termasuk dalam ketiga kategori di atas. Misalnya
menunggu giliran, sebagian besar siswa diam atau mengobrol dan tidak
melakukan kegiatan yang ditugaskan, menunggu guru untuk memberikan
intruksi.
Format observasi yang digunakan untuk waktu aktif belajar adalah
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Format Observasi Duration Recording
Hasil Observasi Jumlah Waktu Aktif Belajar
Tempat Observasi : ………. Hari/Tanggal Observasi :……….
Observer : ……….. Pertemuan : ………
Waktu ALOKASI FOKUS JUMLAH SISWA FOKUS
00.01
00.02
Dst.
Sumber: (Suherman, 2009, hlm. 30)
Dari keempat kategori perilaku siswa pada proses pembelajaran
pendidikan jasmani diambil indikator yang memuat penilaian:
a. Kategori manajemen, seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada
saat pembelajaran berlangsung yaitu, siswa memakai pakaian olahraga,
siswa mengambil dan menyimpan kembali peralatan, dan siswa
memperhatikan peringatan dari guru, mendengarkan aturan-aturan dalam
mengikuti pelajaran dan kehadiran.
b. Kategori intruksi, seluruh siswa mendengarkan penjelasan guru, siswa
mendengarkan informasi bagaimana melakukan keterampilan (melihat
demontrasi, mendengarkan intruksi penampilan).
c. Kategori aktivitas belajar, seluruh siswa melakukan aktivitas belajar secara
aktif.
d. Kategori lain-lain, aktivitas yang dilakukan siswa menunggu giliran, siswa
diam atau mengobrol, tidak melakukan kegiatan yang ditugaskan, dan
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.2Definisi Konseptual Kerjasama
Kerjasama merupakan kepedulian satu orang atau satu pihak dengan
orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu kegiatan yang menguntungkan
semua pihak dengan prinsip saling percaya, menghargai dan adanya norma yang
mengatur seluruh anggota (Zainuddin, (Website:
Al-Bandany-112.Blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.html)).
Kerjasama adalah dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas
bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu target atau
tujuan tertentu. (H. Kusnadi (2009) dalam Website:
http://id.shoovng.com/1943506-pengertian -kerja-sama).
Menurut Davis (2006, hlm. 1) berpendapat bahwa kerjasama adalah
keterlibatan mental dan emosional orang di dalam situasi kelompok yang
mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan tanggungjawab dalam
mencapai tujuan kelompok. (Dewi , dalam website:
http://indikator.kerjasama.com).
Format observasi yang digunakan untuk kerjasama adalah merujuk
kepada format indikator kerjasama. Dengan format indikator kerjasama
mengungkapkan yang menjadi bagian dari aspek kerjasama siswa adalah
sebagaimana yang dipaparkan oleh beberapa para ahli pada tabel 3.3 sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kerjasama
NO KOMPONEN SUB
KOMPONE N
Indikator
1. Suherman (2001, hlm. 86)
menyebutkan unsur penting
dalam kerjasama adalah:
- Mengikuti aturan
Kerjasama 1.Membantu teman
2.Ingin semua
bermain
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bisa
- Ingin semua bermain dan
berhasil
- Memotivasi orang lain
- Bekerja keras menerapkan skill
- Hormat terhadap orang lain
- Mengendalikan tempramen
- Memperhatikan orang lain
- Kerjasama meraih tujuan
- Menerima pendapat orang lain
- Bermain secara terkendali
Berdasarkan pendapat diatas maka setelah kisi-kisi dibuat lalu dijabarkan
ke dalam beberapa sub-indikator. Hal ini dilakukan agar observer lebih mudah
untuk memberikan penilaian terhadap nilai kerjasama siswa. Sehingga diharapkan
dengan menggunakan beberapa indikator yang telah dijabarkan lebih dapat
dipercaya dan sistematis. Penilaian yang dilakukan adalah dengan menggunakan
lembar observasi yaitu dengan menggunakan daftar cek (checklist). Menurut
Nursalim dan Eko (2011, hlm. 65-66) “Agar data yang dikumpulkan melalui
observasi ini dicatat dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan pedoman observasi”. Pada lembar observasi, observasi mengisi tanda checklist pada kolom-kolom nilai yang terdapat dalam lembar observasi. Pengamatan yang dilakukan
sesuai dengan keadaan yang terjadi sebenarnya di lapangan.
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selanjutnya disebut dengan variabel penelitian. Format indikator kerjasama yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Format Indikator Kerjasama
1.Membantu teman (B):
a. Mengajak teman untuk mengulang bersama-sama tugas gerak yang belum
dikuasai
b. Membantu teman yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas
gerak
c. Membantu menyiapkan perlengkapan pembelajaran
2.Ingin semua bermain (SB):
a.Tidak memilih teman saat bermain
b.Memberikan motivasi dan semangat kepada orang lain
c.Berbagi kesempatan dengan kawan satu tim ketika bermain
3.Memotivasi orang lain (M):
a.Memberikan penghargaan ketika teman melakukan tugas gerak yang lebih
bagus
b.Menghargai keberhasilan orang lain
c.Memberi perhatian dengan tindakan atau ucapan
4.Hormat pada orang lain (H):
a.Memperhatikan intruksi yang diberikan
b.Tidak berkata kasar ketika lawan melakukan pelanggaran saat pembelajaran
c.Senantiasa menghargai pendapat orang lain
5.Memperhatikan perasaan orang lain (PR):
a.Menerima pendapat atau masukan dari teman atau lawan bermain
b.Menghargai kemampuan orang lain
c.Tidak egois ketika bermain
6.Kerjasama meraih tujuan (K):
a.Bertanggungjawab terhadap kepentingan bersama
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7.Menerima pendapat orang lain (PD):
a.Mempertimbangkan saran dari siapapun ketika itu baik
b.Tidak tersinggung ketika mendapat kritik atau saran dari orang lain
c.Mendengarkan masukan dari orang lain
8.Bermain secara terkendali (BT):
a.Tidak emosi ketika bermain
b.Percaya kepada teman saat bermain
c.Bermain dengan tenang
Pertemuan :………Hari/Tgl :………...Observer:………
NO. Nama B SB M H PR K PD BT
1. A
2. B
3. C
4. D
Dst.
Jumlah
Presentase
Sumber: (Suherman, 2001, hlm. 86)
Tabel 3.5 Kategori Penilaian dengan Menggunakan Skala Likert
Sangat Baik 4
Baik 3
Tidak Baik 2
Sangat Tidak Baik 1
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bukti dari segala kegiatan yang dilaksanakan dalam
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan oleh peneliti maupun siswa serta kegiatan lain yang dianggap
mendukung dalam proses penelitian. Semua kegiatan tersebut direkam
menggunakan kamera.
G. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Mengumpulkan data merupakan kegiatan menganalisis dalam suatu
penelitian. Dengan menganalisisnya, maka dapat dibahas dan disimpulkan dengan
referensi yang dimiliki. Yang dimaksud dengan data adalah hasil pencatatan
penelitian baik berupa fakta maupun angka (Arikunto, 2006, hlm. 99). Dalam hal
ini perlu diingat bahwa kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan
data atau alat pengukurannya. Kalau alat pengambilan datanya cukup reliabel dan
valid, maka datanya juga akan valid. Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengamatan.
Pengamatan data ini akan dilaksanakan pada:
Bulan : Maret-April 2015
Jam : 08.00-selesai
Tempat : Lapangan olahraga MTs. Satu Atap Kamasan
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data maksudnya adalah mengolah data hasil eksperimen.
Selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian ini. Tujuan
analisis data ini adalah untuk menyederhanakan hasil data yang didapat ke dalam
bentuk yang mudah dimengerti dan ditafsirkan.
1. Menghitung Rata-rata (mean)
Menghitung skor rata-rata kelompok sampel menggunakan rumus sebagai
berikut:
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= Jumlah nilai data
n = Jumlah sampel
2. Standar Deviation (Simpangan Baku)
Standar deviation (simpangan baku) adalah suatu nilai yang
menunjukkan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar
penyimpangan reratanya. Rumus untuk kelompok kecil:
√
S = Simpangan baku yang dicari
n = Jumlah sampel
= Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Uji Normalitas
Uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji
statistik yang akan dipergunakan. Penulis menggunakan uji normalitas dengan
metode lilifors. Langkah kerja uji normalitas dengan metode lilifors menurut
Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006, hlm 289) sebagai berikut:
a. Susunlah data dari yang nilai kecil ke besar
b. Periksa data beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi
harus ditulis)
c. Dari frekuensi, susun frekuensi kumulatifnya
d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik
e. Hitung nilai z untuk mengetahui proporsi teori pada table z
f. Menghitung proporsi teori
g. Bandingkan proporsi empirik dengan proporsi teori. Kemudian carilah
selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi
h. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Uji Homogenitas
Peneliti menggunakan uji homogenitas kesamaan dua varians adalah
untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang
homogeny. Uji statistika yang akan digunakan adalah Microsoft office excel.
Kriteria yang peneliti gunakan adalah Fh > Fi maka Ho menyatakan varians
homogen ditolak dalam hal lainnya diterima. Rumus uji Statistik yang digunakan
adalah:
Langkah-langkah uji homogenitas kesamaan dua varians:
a. Inventarisasi data
b. Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat
c. Membuat hipotesis statistik
d. Mencari Fhitung
e. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
f. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel
g. Kesimpulan
5. Uji Hipotesis
Adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut:
a. Nyatakan hipotesis statistik (Ho dan Hi) yang sesuai dengan penelitian
b. Gunakan statistik uji yang tepat
c. Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul
d. Berikan kesimpulan
e. Menentukan (value)
Uji hipotesis ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam
penelitian diterima atau tidak. Untuk pengujian dalam penelitian ini menggunakan
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kriteria pengujiannya adalah:
a. Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ha diterima
b. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak
Pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang akan diuji adalah:
Ho : Tidak terdapat pengaruh permainan tradisional terhadap waktu aktif
belajar dan kerjasama pada siswa
Hi : Terdapat pengaruh permainan tradisional terhadap waktu aktif belajar
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Permainan tradisional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
waktu aktif belajar siswa di MTs. Satu Atap Kamasan.
2. Permainan tradisional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
sikap kerjasama siswa di MTs. Satu Atap Kamasan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat dan juga analisis data
yang telah dilakukan, serta kesimpulan yang telah diungkapkan, maka saran yang
dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Kepada guru pendidikan jasmani berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan bahwa penerapan permainan olahraga tradisional dapat
meningkatkan waktu aktif belajar siswa. Selain itu dapat membentuk
kerjasama siswa ketika permainan. Diharapkan dapat dikembangkan dan
dibawa hingga di luar pembelajaran. Sehingga penulis menyarankan untuk
mengaplikasikan permainan tradisional pada saat pembelajaran pendidikan
jasmani.
2. Bagi peneliti selanjutnya, berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan,
penulis sarankan agar dilakukan penelitian selanjutnya dengan harapan sikap
kerjasama dapat berkembang tidak hanya di dalam pembelajaran tetapi juga
diluar jam pelajaran.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis ungkapkan
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bermanfaat bagi penulis serta pembaca dan dapat memberikan kontribusi terhadap
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abduljabbar, B. (2009). Pembelajaran Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Abduljabbar, B. & Sudrajat, J. (2010). Aplikasi Statistika Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Abduljabbar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian SUatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Aziz. (2014). Pengaruh Pembelajaran Permainan Tradisional Terhadap Peningkatan Waktu Aktif Belajar dan Perilaku Sosial Siswa di kelas VIII SMPN 1 Rancakalong. (Skripsi S1). FPOK Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
Badan Nasional Standarisasi Pendidikan (BNSP). (2007). Paduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.
Fitri , Isminarsih (2012). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Melalui Permainan Tradisional Di Mi M Nogosari Kulon Progo Kelas V Tahun Ajaran 2012. S2 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.
Giri Lisyono R. 2014 Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Peningkatan Motivasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pada Siswa SMAN 12 Bandung FPOK UPI
Husdarta, J.S. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.
Juliantine, T., Yudiana, Y., & Subarjah, H. (2007). Modul Mata Kuliah Teori Latihan. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Mahendra, Agus. (2003). Teori Belajar Mengajar. Bandung: FPOK UPI.
Mahendra, Agus dkk. (2003). Model Pengembangan Olahraga Tradisional. Bandung: Setda Jawa Barat.
Metzler. (2000). Intructional Models for Physical Education Massachusetts. A person Education Company.
ARYAN PRADANA MUNANDAR, 2015
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR DAN KERJASAMA PADA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rahmat Subagja 2012 Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Pembentukan Kerjasama (Skripsi FPOK UPI)
Subroto, T. (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Olahraga Permainan. Bandung: FPOK UPI
Sucipto. 92006). Isu Krisis Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: Program Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sudjana, Nana., & Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukintaka. (1992). Teori Bermain Untuk D2 PGSD PENJASKES. Depdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Sunarya, Endang. (2007). Filsafat Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. Bandung: FPOK UPI
Supardi. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Jakarta: Change Publication
Taufiq Rahman 2014 Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Kerjasama dan Kemampuan Fisik pada siswa sekolah dasar. Skripsi FPOK UPI
Uhamisastra. (2010). Modul Olahraga Tradisional. Bandung: FPOK UPI.
UPI. (2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Yogi Suwardi 2012 Pengaruh Olahraga Tradisional Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa (FPOK UPI)
Internet:
Dewi. (2013). Indikator kerjasama. [Online]. http://indikator.kerjasama.com. [28 Desember 2014]